Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM IMUNISASI
PUSKESMAS BENTIRING

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH
TAHUN 2022
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Puskesmas Bentiring terdiri dari 6 desa dan 8 posyandu, Total jumlah
penduduk 7.030 ( berdasarkan data dari desa tahun 2022). Dengan jumlah
sasaran ibu hamil 138 dan sasaran bayi 120. Pada tahun 2021 masih ada
beberapa indikator program imunisasi yang masih belum mencapai target
diantaranya : Unijek, Polio 3, Campak,Boster Pentavalen,dan Boster campak.Hal
iini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya masih ada ibu-ibu yang takut
untuk mengimuisasikan anaknya, Ini menunjukkan bahwa masih ada masyaarakat
yang kurang memahami tentang manfaat dari imunisasi. Hal ini dilihat dari tingkat
pendidikan dan social ekonomi.

Pembangunan bidang kesehatan di indonesia saat ini mempunyai beban


ganda (double burden).Penyakit menular masih merupakan masalah,sementara
penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah.Penyakit menular tidak
mengenal wilayah administrasi,sehingga menyulikan pemberantasannya.Dengan
tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu,maka tindakan
pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dapat dilakukan dalam waktu
relatif singkat dan dengan hasil yang efektif
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan
“Indonesia Sehat 2020” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai
kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku
sehat.Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep
“Paradigma Sehat”yaitu paradigma pembangunan kesehatan yang memberikan
prioritas utama pada peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif)
dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.Menurut
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,Paradigma sehat
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan penyakit.salah
satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan
(imunisasi).
Program imunisasi merupakan salah satu teknologi yangsangat efektif dalam
mencegah terjadinya PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) yang
secara langsung berhubungan dengan menurunkan angka kematian bayi dan
balita.
Kualitas pelayanan imunisasi yang kurang optimal tentunya akan membuat
sia-sia sumberdaya yang telah dikeluarkan seperti biaya
operasional,vaksin,logistik,tenaga dan waktu.Bahkan yang paling memprihatinkan
untuk kita semua adalah kegagalan imunisasi akan mengancam terjadinya
kesakitan,kecacatan,atau kematian pada anak yang di akibatkan PD31.Karenanya
untuk mendukung kualitas pelayanan imunisasi diperlukan peningkatan kualitas
sumberdaya yang handal.
Penyelenggaran program imunisasi di Lingkungan FKTP. harus dimaksimalkan
karena cakupan imunisasi yang tinggi dapat memberikan gambaran status
kekebalan bayi terhadap penyakit yang merupakan salah satu gambaran status
kelangsungan hidup disamping cakupan dan angka-angka kematian ibu, bayi dan
status gizi yaitu dapat memberikan gambaran keberhasilanpembangunan
kesehatan kedepan terhadap kelangsungan hidup anak atau generasi yang akan
datang di suatu wilayah. Jadi apabila cakupan imunisasi rendah misalnya hanya
mencapai 60% dengan tingkat kekebalan yang didapat hanya 85 % ini artinya
hanya sekitar 50 % anak balita dalam suatu wilayah yang mempunyai kekebalan
comunitas/populasi, 50 % anak balita yang tidak kebal akan beresiko untuk
menderita penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, disamping itu
juga penyakit-penyakit lainnya misalnya diare, ISPA akan dengan mudah
menjangkiti anak-anak balita.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan
untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat (population immunity) yang tinggi
sehingga dapat memutus mata rantai penularan PD3I.Dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi upaya imunisasi dapat semakin efektif dan efisien
dengan harapan dapat memberika sumbangan yang nyata bagi kesejahteraan
anak,ibu serta masyarakat lainnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum program imunisasi adalah turunnya angka kesakitan, kecacatan
dan kematian akibat Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan Khusus
 Memberikan kekebalan terhadap penyakit menular tertentu sehingga biaya
pengobatan tidak diperlukan
 Bayi atau balita tahan terhadap penyakit berbahaya ,maka akan tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang sehat.
 Bayi dan ibu yang akan melahirkan dapat terlindung dari penyakit menular
yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi keduanya.
C. Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Validasi data sasaran terpadu - Melakukan validasi data sasaran
imunisasi imunisasi dengan data di desa
meliputi jumlah bayi, baduta, ibu
hamil dan WUS
- Merencanakan kebutuhan vaksin
dan logistic
- Mengambil vaksin dan logostik ke
dinas kabupaten
- Menyusun laporan
2 Pelayanan Imunisasi - Memberikan imunisasi pada bayi dan
balita sesuai jadwal pemberian
- Menyusun laporan tiap bulan
3 Sweeping Imunisasi dan Dovu - Mendata sasaran sweeping
- Melakukan sweeping follow up DO
jika ada bayi dan balita yg tidak
mendapakkan imunisasi baik di
posyandu maupun di puskesmas
- Menyusun laporan tiap bulan
4 Pendataan Sasaran BIAS - Mendata sasaran anak sekolah yaitu
kelas I,II dan III
- Menyusun Laporan
5 BIAS Campak - Memberikan imunisasi Campak pada
siswa kelas I
- Menyusun Laporan
6 BIAS Dt dan Td - Memberikan imunisasi DT pada
siswa kelas I
- Memberikan imunisasi Td pada
siswa kelas II dan III
- Menyusun Laporan

7 Pelacakan kasus KIPI - Melakukan penemuan kasus KIPI


- Melakukan pelacakan kasus KIPI
- Melakukan pelaporan kasus KIPI

D. Cara melaksanakan kegiatan


1. Identifikasi tata nilai masyarakat di wilayah binaan dengan memperhatikan
data hasil pelaksanaan kegiatan komunikasi dengan masyarakat melalui :
SMD, MMD, Survey Kepuasan dan pengamatan langsung kemudian
berkoordinasi dengan kader/kepala dusun dan kepala desa terkait dengan
kegiatan yang akan dilakukan di masyarakat.
2. Penyesuaian metode implementasi program dengan tata nilai masyarakat di
wilayah binaan
3. Melakukan komunikasi dengan pihak lintas sektor terkait untuk mendukung
pelaksanaan program, melalui surat dan komunikasi langsung tentang rencana
pelaksanaan kegiatan. Adapun identifikasi peran lintas sektor terkait adalah
sebagai berikut.
4. Prosedur / Langkah- langkah

a. Imunisasi Pada Bayi Dan Balita


1. Tahap pra interaksi
 Petugas Melakukan verifikasi data tentang program pemberian
imunisasi yang akan dilakukan
 Petugas Mencusi tangan
 Petugas Menyiapkan obat imunsasi dengan mengecek jenis dan
tanggal kadarluasa obat imunisasi
 Petugas Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
 Petugas Menjaga prifasi pasien
 Atur pencahayaan yang baik
2. Tahap Orientasi
 Petugas Memberikan salam kepada pasien dan keluarga
 Petugas Mengklarifikasi nama pasien yang akan di imunisasi
 Petugas Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga
atau pasien
 Petugas Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
 Petugas Melibatkan keluarga dalam pemberian imunisasi
3. Tahap Kerja
 Petugas melakukan pemakaian handscoen
 Petugas melakukan pengaturan posisi pasien sesuai lokasi
penyuntikan
 Petugas melakukan penentuan lokasi penyuntikan dengan bebenar
sesuai dengan jenis imunisasinya
 Petugas melakukan pembebasan daerah yang akan di injeksi dari
pakaian
 Petugas melakukan pembersihan kulit dengan kaps alcohol,
melingkar dari arah dalam keluar dan kapas alcohol dibuang ke
bengkok
 Petugas melakukan pengambilan obat imunisasi dan membuka
penutup spuit
 Petugas melakukan penegangan kulit dengan ibujari dan telunjuk
 Petugas melakukan penyuntikan, sbb:
1) Sudut 90⁰ dari ,permukaan kulit, kedalan jarum 2/3 dari seluruh
panjang jarum untuk imunisasi pada area vastus lateralis untuk
imunisasi HepB, Pentavalen, dan IPV
2) Sudut 45⁰ dari permukaan kulit untuk imunisasi area Deltoid(SC)
yaitu imunisasi Campak, TT
3) Sudut 15⁰ dari permukaan kulit untuk iminisasi daerah Deltoid
(Intrakutan) yaitu BCG
4) Petugas melakukan aspirasi untuk imunisasi lemat intramuscular
(vastus lateralis) dan Subcutan (Deltoid)
5) Petugas melakukan penyuntikan obat secara perlahan
6) Petugas melakukan pencabutan jarum dari tempat penusukan
7) Petugas melakukan penekanan daerah penusukan dengan kapas
desinfektan untuk imunisasi kecuali imunisasi BCG cukup di usap
secara perlahan
8) Petugas melakukan pembuangan spuit kedalam safetybox
4. Tahap terminasi
 Petugas Melakukan evaluasi tindakan
 Petugas melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Petugas melakukan pemberesan alat-alat
 Petugas mencatat dalam buku register
b. Imunisasi Di Luar Gedung ( BIAS)
1. Petugas melakukan cuci tangan Sebelum pelaksanaan petugas
memastikan bahwa pihak sekolah dan orang tua / wali murid sudah
mendapatkan informasi dan kesiapan imunisasi BIAS
2. 30 menit sebelum kesekolah petugas memastikan semua vaksin dan
logistic dalam kondisi baik, tidak kadarluasa dan jumlah sesuai dengan
sasaran dan siap untuk dibawa.
3. Petugas membawa surat tugas dan pencatatan hasil imunisasi
4. Setiba di sekolah petugas meletakkan semua logistic di tempat yang
aman
5. Petugas harus meletakkan vaksi carrier pada meja yang tidak terpapar
sinar matahari langsung.
6. Petugas meletakkan safety box dan plastic sampah di bawah meja.
7. Petugas melakukan skrining sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya
8. Petugas mencuci tangan
9. Petugas memakai handscoen
10. Petugas mengambil vaksin dan pastikan kondisi VVM dalam keadaan
baik
11. Untuk vaksin yg membutuhkan pelarut, petugas melarutkan vaksi
terlebih dahulu
12. Petugas mengambil alat suntik
13. Petugas membuka tutup jarum suntik
14. Petugas menusukkan jarum suntik kedalam botol vaksin kemudian
ambil dosis`sesuai kebutuhan
15. Petugas membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas alcohol
16. Petugas melakukan pemasukan obat
17. Petugas membuang alat suntik ke dalam safety box

c. Pelacakan Kasus KIPI

1. KIPI Non Serius

a. Petugas mencatat hasil imunisasi pada buku yang tersedia.


b. Lakukan rekapitulasi laporan kipi dari setiap tempat pelayanan
imunisasi dengan menggunakan formulir kipi non serius
c. Laporkan rekapitulasi tersebut ke kabupaten/ kota setiap tanggal 5
bersamaan dengan laporan rutin cakupan imunisasi

2. KIPI Serius
a. Lakukan laporan sementara via telvon secara berjenjang dalam
waktu 24 jam setelah laporan kipi serius kipi diterima (mulai dari
penerima laporan-kepala puskesmas/ coordinator imunisasi
puskesmas-seksi imunisasi dinkes kabupaten/kota-seksi imunisasi
dinkes provinsi-subdit imunissi kemkes R.I )
b. Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan
c. Lengkapi formulir kipi serius dan formulir investigasi
d. Lakukan koordinasi dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah di isi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan kipi tersebut
e. Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur
h. Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke subdit imunisasi
kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan
oleh komnas pp-kipi

d. Kunjungan rumah sesuai jenis kegiatan meliputi sweeping follow up


DO
1. Petugas melakukan pendataan sasaran sweeping dengan melihat
pedoman di buku laporan kegiatan.
2. Petugas mengelompokkan data bayi dan balota yg belum mendapatkan
imunisasi berdasarkan desa.
3. Melakukan sweeping follow up DO jika ada bayi dan balita yg tidak
mendapakkan imunisasi baik di posyandu maupun di puskesmas
dengan cara turun langsung ke desa.
4. Menyusun laporan kegiatan.

e. Penyuluhan/konseling dengan melibatkan lintas program terkait,


adapun identifikasi peran lintas program terkait adalah sebagai
berikut:

NO SEKTOR RINCIAN PERANAN


TERKAIT
1 Aparat Desa - Sebagai pemegang wilayah
- Menyediakan Data Dasar
- Mendorong partisipasi warga dalam kegiatan
pelayanan imunisasi di posyandu
- Mengkoordinir kader untuk membantu
pelaksanaan kegiatan.
2 Sekolah - Menyediakan data sasaran untuk pelaksanaan
kegiatan BIAS
- Menyiapkan siswa untuk pelaksanaan BIAS
3 Kader - Melakukan pelaporan kasus kesehatan terutama
kejadian KIPI
- Membantu dalam menyediakan sasaran
kegiatan
- Membantu petugas/darbin dalam kegiatan
sweeping imunisasi

Jenis Kegiatan

NO KEGIATAN PROGRAM RINCIAN PERANAN


TERKAIT
1 BIAS Promkes Sebagai pelaksana
dalam kegiatan
sosialisasi BIAS kepada
orang tua siswa
2 Pelayanan Imunisasi di Bidan desa Sebagai pelaksana
Posyandu Daerah Binaan dalam kegiatan
pelayanan imunisasi di
posyandu
3 Pemantauan KIPI Surveylans Sebagai pelaksana
dalam penemuan kasus
KIPI dan penyelidikan
lingkungan sekitar
terhadap penemuan
kasus
E. Sasaran
Sasaran dari program imunisasi adalah bayi, balita, anak usia sekolah tingkat
dasar, ibu hamil dan WUS

F. Jadwal pelaksanaan kegiatan

No Kegiatan Tahun 2022


J P M A M J J A S O N D
Validasi data sasaran terpadu X
1
imunisasi
2 Pelayanan Imunisasi X X X X X X X X X X X X
Sweeping Imunisasi dan X X X X
3
Dovu
4 Pendataan Sasaran BIAS X
5 BIAS Campak X

6 BIAS Dt dan Td X

7 Pelacakan Kasus KIPI Jika Ditemukan

G. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan setelah
kegiatan tersebut dilaksanakan

H. Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan


Hasil pengolahan dan analisa data mutu, dituangkan dalam bentuk laporan
yang kemudian akan dilaporkan kepada Unit Penjamin Mutu (UPM) setiap bulan
sekali. Rapat Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan membahas hasil capaian
indikator mutu dan keselamatan pasien.

Mengetahui, Penanggung Jawab Program


Kepala UPT. Puskesmas Bentiring Imunisasi

Jurniwati, SKM Sirmas Siregar. Amd.Keb


NIP . 19770123 200604 2 012 NIP.19660104199103 2 002

Anda mungkin juga menyukai