DISUSUN OLEH:
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES NEGERI BENGKULU PRODI DIII
JURUSAN GIZI
TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
salah satu syarat dalam menempu mata kuliah Program perencanaan gizi yang
mendapat imbalan yang luar biasa dari Allah SWT, dan semoga Proposal ini
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
C. Definisi Operasional .................................................................................. 31
D. Tempat dan Waktu Kegiatan ..................................................................... 33
E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 33
F. Teknik Kegiatan ........................................................................................ 33
1. Pengumpulan Data ................................................................................ 34
2. Alat Pengumpul Data ............................................................................ 34
3. Pengolahan Data .................................................................................... 35
4. Analiss Data .......................................................................................... 35
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Tempat Kegiatan ............................................ 37
B. Rencana Intervensi ..................................................................................... 38
C. Intervensi .................................................................................................... 38
D. Tabel Rekap ................................................................................................ 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 44
B. Saran ......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup sering kali tidak bisa dipenuhi oleh
tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor
yang terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi
selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur
maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah.
Baik ibu maupun bapak danorang-orang terdekat si bayi juga harus selalu
tahun.
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung didalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
5
maupun susu formula yang sesuai. Sebagai orang tua pengasuh harus mampu
menjaga agar masa balita ini tidak terjadi hal-hal yang menyebabkan balita
tumbuh dengan baik. Pola pengasuhan anak berupa sikap dan perilaku ibu
sesuai umur dan kebutuhan, memberi kasih sayang dan sebagainya (Supariasa
et al 2002). Pola asuh merupakan interaksi anak dengan orang tua dalam
2006).
Penerapan pola asuh orang tua sangat penting karena seorang ibu
interpersonal dengan anak (Wong 2008). Namun saat ini masih banyak orang
tua menerapkan pola asuh yang kurang baik pada anaknya, terbukti adanya
tindakan otoriter seperti orang tua yang bersikap keras dan tidak peduli akan
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui determinan kelompok
rawan gizi pada bayi balita atau mengetahui gambaran kelompok rawan
gizi pada bayi dan balita di wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing
kota Bengkulu tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan perencanaan program gizi adalah :
1. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
di wilayah di wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing kota
Bengkulu tahun 2017.
2. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan pendidikan
ibu dan ayah di wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing kota
Bengkulu tahun 2017.
3. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan ibu
dan ayah di wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing kota Bengkulu
tahun 2017.
4. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan umur ibu dan
ayah di wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing kota Bengkulu
tahun 2017.
5. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi
bayi berdasarkan BB/U
6. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi
bayi berdasarkan PB/U
7
7. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi
bayi berdasarkan BB/PB
8. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan frekuensi bayi
yang di berikan ASI eksklusif
9. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan pengetahuan
ibu tentang ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Kuala
Lempuing kota Bengkulu tahun 2017.
10. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan Energi bayi
11. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan Protein bayi
12. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan Lemak bayi
13. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan Karbohidrat bayi
14. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan pengetahuan
ibu tentang MP-ASI di wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing
kota Bengkulu tahun 2017.
15. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi
balita berdasarkan BB/U
16. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi
balita berdasarkan PB/U
17. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan status gizi
balita berdasarkan BB/PB
18. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan pola asuh
pada balita di wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing kota
Bengkulu tahun 2017.
19. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan Energi balita
20. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan Protein balita
8
21. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan Lemak balita
22. Mengetahui gambaran distribusi penduduk berdasarkan tingkat
kecukupan karbohidrat balita.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Puskesmas
Sebagai salah satu informasi mengenai status gizi bayi dan balita sehingga
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu informasi mengenai status gizi bayi dan balita sehingga
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat–zat gizi, di bedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih
perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Penentuan status gizi
bayi dan balita dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan
B. Indeks Antrpometri
Menurut (WHO 2005) Status gizi bayi dan balita diukur berdasarkan
umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Berat badan anak
ditimbang dengan timbangan dacin yang memiliki presisi 0,1 kg, panjang
badan diukur dengan length-board dengan presisi 0,1 cm, dan tinggi badan
yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Supariasa, 2014).
10
Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi
cepat atau lebih lambat badan menurut umur digunakan sebagai salah
Kategori BB/U :
11
3. Kategori Gizi Baik, jika Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0
kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tingii badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
(1973) indeks TB/U dapat memberikan status gizi masa lampau dan
Kategori TB/U :
12
Perhitungan angka prevalensi dilakukan sebagai berikut :
balita) x 100
balita) x100%
x 100%
balita) x 100%
d) IMT / U
Kategori IMT/U :
C. Survei Konsumsi
status gizi secara tidak langsung dengan cara mengukur kualitas dan kuantitas
13
makanan yang dikonsumsi baik tingkat individu, rumah tangga dan
masyarakat.
konsumsi makanan sering digunakan untuk mengukur status gizi secara tidak
Di Indonesia metode ini sudah banyak digunakan mulai tahun 1970an dan
sampai sekarang.Hal ini dapat terlihat pada penelitian Riset Kesehatan Dasar
Bayi
dan jumah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang
lalu. Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh (bila anak masih
tidur malam harinya atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan
ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur ke belakang
14
sampai pukul 07.00, pagi hari sebelumnya.Wawancara dilakukan oleh
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam
data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu,
gelas, piring, dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan
sehari-hari.
optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian
Balita
perbaikan jaringan, dan ASI dapat memberikan semua kebutuhan gizi bagi
pertama akan memuaskan, pada umur 5-6 bulan berat badan bayi akan
menjadi 2 kali lipat daripada berat badan lahir. Maka sampai umur 4-5
15
bulan tidak perlu memberi makanan tambahan pada bayi, kecuali sedikit
D. Bayi
1. Pengertian
hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan
ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali
sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat. Pemberian ASI
kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir
berikut :
pertama),
tajin, air teh, madu, pisang ) kepada bayi sebelum diberikan ASI,
16
ASI diberikan sesuai kemauan bayi tanpa perlu dibatasi waktu dan
frekuensinya ( pagi, siang dan malam hari ) dan memberikan ASI saja
Komposisi ASI pada satu ibu akan berbeda dengan komposisi ASI
sendiri
maupun kuantitasnya
Bayi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan
17
ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi
terdapat dalam ASI namun sangat sedikit pada susu sapi, yaitu
taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega
3, omega 6)
dan anak
Contoh kasus :
kg, PB 85 cm, asi yang diberikan hanya sore-malam hari dengan frekuensi
4 kali dengan lama waktu tiap kali pemberian ASI ±20 menit.
Perhitungan :
12
18
Kalori : 58,3 x 62 =36,14
100
100
100
100
E. MP-ASI
1. Pengertian MP-ASI
atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau
anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI
yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini, tetapi
19
dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya
pada bayi. Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu
sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan
makanan.
yang terbaik bagi bayi, namun setelah usia tersebut bayi mulai
tujuan memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita
optimal, selain itu untuk mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan makan
20
MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi
kebiasaan makan yang baik [13]. Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk
menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak
nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI.
KEP, terlebih bayi berusia enam bulan ke atas dengan harapan MP-ASI ini
zat gizi.
3. Persyaratan MP-ASI
lagi hanya dengan pemberian ASI. MP-ASI hendaknya bersifat padat gizi,
kandungan serat kasar dan bahan lain yang sukar dicerna seminimal
Selain itu juga tidak boleh bersifat kamba, sebab akan cepat
memberi rasa kenyang pada bayi. MP-ASI jarang dibuat dari satu jenis
21
nilai gizi yang tinggi. Pencampuran bahan pangan hendaknya didasarkan
suplementasi vitamin, mineral serta energi dari minyak atau gula untuk
yang sesuai perkembangan usia balita. Terkadang ada ibu-ibu yang sudah
memberikannya pada usia dua atau tiga bulan, padahal di usia tersebut
ASI, dan bila terlambat akan menyebabkan bayi kurang gizi. Sebenarnya
pencernaan bayi sudah mulai kuat sejak usia empat bulan. Bayi yang
22
Umur yang paling tepat untuk memperkenalkan MP-ASI adalah
enam bulan, padaumumnya kebutuhan nutrisi bayi yang kurang dari enam
bulan masih dapat dipenuhi oleh ASI.Tetapi, stelah berumur enam bulan
bayi umumnya membutuhkan energi dan zat giziyang lebih untuk tetap
bertumbuh lebih cepat sampai dua kali atau lebih dari itu, disamping itu
pada umur enam bulan saluran cerna bayi sudah dapat mencerna sebagian
empat bulan akanmengalami risiko gizi kurang lima kali lebih besar
dalam masyarakat seperti pemberian pisang, madu, air tajin, air gula, susu
formula dan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan. Adapun resiko
23
besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah, tetapi
infeksi.
15 mg/100 ml), namun jika masukan dari diet bayi dapat meningkat
dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap
makanan.
F. Pemberian Makanan Anak Umur 0-24 Bulan Yang Baik Dan Benar
bayi menerima makanan, maka makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan
24
1. Makanan bayi umur 0-6 bulan
terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja
sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui
- Berikan kolostrum
keluarga
- Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah
dan lain-lain.
25
3. Makanan bayi umur 12-24 bulan
- Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah
sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan.
makanan. Misalnya nasi diganti dengan mie, bihun, roti, kentang dan
lain-lain. Hati ayam diganti dengan telur, tahu, tempe dan ikan. Bayam
diganti degan daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu diganti
- Pada prinsipnya makanan tambahan untuk bayi atau yang biasa dikenal
tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi.
26
G. Balita
1. Pengertian Balita
Anak balita adalah sebagai masa emas atau “golden ade” yaitu insan
manusia yang berusia 0-5 tahun (UU No. 20 Tahun 2003), meskipun
sebagian pakar menyebut anak balita adalah anak dalam rentang usia 0-8
2. Pola Asuh
mengatakan bahwa salah satu aspek kunci dalam pola asuh gizi adalah
penyapihan.
perlindungan yang aman dan nyaman bagi anak. Masa lima tahun
27
Praktek menyusui dan pemberian MP-ASI
ASI berarti menumbuhkan kasih sayang antar ibu dan bayinya seperti
6 bulan, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai
usia 24 bulan. Makanan tambahan bagi bayi ini harus menjadi pelengkap
dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Jadi makanan tambahan bagi bayi
ASI (Waryana,2010).
Pengasuhan psiko-sosial
antara ibu dan anak. Meningkatkan kedekatan ibu dan anak ditentukan
28
perkembangan anak adalah dengan membentuk kebersihan diri dan
paparan sinar matahari yang minim, sirkulasi udara yang tidak lancar,
akan berdampak buruk bagi proses tumbuh kembang anak. Apalagi jika
Nanang D, 2010).
29
BAB III
METODE KEGIATAN
A. Desain Kegiatan
pada responden.
B. Variabel
2. Status gizi bayi dan balita berdasarkan 3 indeks yaitu BB/U, PB/U dan
BB/PB
6. Pengetahuan MP-ASI
30
C. Definisi operasional
31
2=kurus -3 SD
sampai dgn <
-2 SD
3=gemuk > 2SD
6 ASI ESKLUSIF Asi esklusif Wawancara Questioner 0=tidak ASI Nomi
adalah ekslusif jika nal
pemberian ASI memberikan
saja pada bayi MP-ASI
tanpa tambahan sebelum
apa pun sampai umur 5 bulan
usia 5 bulan 29 29 hari
hari. 1=ASI ekslusif
jika bayi tidak
mendapat
asupan makanan
apapun sebelum
usia 5 bulan 29
hari
7 Pengetahuan Pengetahuan ibu Wawancara Questioner 0=kurang jika - Nomi
ASI eksklusif tentang asi 60 nal
eksklusif. 1=baik >60
8 Pengetahuan Makanan Wawancara Questioner 0=kurang jika - Nomi
MP-ASI Pendamping Air 60 nal
Susu Ibu (MP- 1=baik >60
ASI) adalah
makanan atau
minuman yang
diberikan selain
ASI. Setelah
usia bayi men
9 Asupan energy Konsumsi Wawancara Questioner 0=kurang jika Nomi
energy dari <90% AKG nal
responden 1=baik, jika 90-
120% AKG
2=lebih jika
>120% AKG
1 Asupan Konsumsi Wawancara Questioner 0=kurang jika Nomi
0 karbohidrat karbohidrat dari <90% AKG nal
responden 1=baik, jika 90-
120% AKG
2=lebih jika
>120% AKG
1 Asupan lemak Konsumsi lemak Wawancara Questioner 0=kurang jika Nomi
1 dari responden <90% AKG nal
1=baik, jika 90-
32
120% AKG
2=lebih jika
>120% AKG
1 Asupan protein Konsumsi Wawancara Questioner 0=kurang jika Nomi
2 protein dari <90% AKG nal
responden 1=baik, jika 90-
120% AKG
2=lebih jika
>120% AKG
1 Pola asuh Pola asuh adalah Wawancara Questioner 0=kurang jika - Nomi
3 pola perilaku 60 nal
yang diterapkan 1=baik >60
oleh orang tua
pada anaknya.
1. Populasi
2. Sampel
33
F. Tenik Kegiatan
1. Pengumpulan Data
a. Data Primer
ayah, pekerjaan ibu dan ayah, status gizi BB/U, PB/U, BB/PB, ASI
eksklusif, MP-ASI, dan pola asuh). Status gizi bayi dan balita dengan
dan microtoise.
b. Data Sekunder
keadaan umum tempat kegiatan serta makanan yang dimakan oleh Bayi
dan Balita.
2. Timbangan Injak
3. Microtoise
34
3. Pengolahan Data
ibu dan ayah, pekerjaan ibu dan ayah, status gizi BB/U, PB/U, BB/PB,
Data yang diperoleh seperti data identitas bayi, balita, ayah dan
ibu. pendidikan ibudan ayah, pekerjaan ibu dan ayah, status gizi BB/U,
PB/U, BB/PB, ASI eksklusif, MP-ASI, dan pola asuh di rekap menjadi
kesalahan pada entri data. Data yang tidak lengkap dikeluarkan dari
35
master data. Data-data yang sudah didalam table diperiksa kembali dan
4. Analisis Data
a. Analisis Univariat
univariat dalam kegiatan ini adalah variabel pendidikan ibu dan ayah,
pekerjaan ibu dan ayah, status gizi BB/U, PB/U, BB/PB, ASI eksklusif,
MP-ASI, dan pola asuh. Hasil analisis univariat ini akan diketahui
tahun 2017.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
37
Data yang telah diperoleh diolah dan dianalisis secara univariat untuk
menunjukkan distribusi masing-masing variabel.
B. Rencana intervensi
Berdasarkan masalah gizi yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Kuala
Lempuing sejumlah 10 Desa maka disusun beberapa rencana intervensi gizi
diantaranya adalah :
1. Asi Eksklusif masih rendah dari target nasional yaitu 45%, maka kegiatan
yang akan dilakukan adalah :
a. Penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif
b. Promosi gizi tentang Asi Ekslusif dengan metode penyebaran leaflet di
wilayah kerja puskesmas Kuala Lempuing
c. Pembentukan kelompok kader
d. Pelatihan/penyegaran kader dalam pemberian Asi eksklusif
2. Asupan makanan zat gizi makro (Protein, Lemak, Karbohidrat) masih
rendah
3. Status gizi :
a. Gizi Kurang, rencananya adalah :
1) Pemberian PMT gizi pada bayi
2) Lomba Makanan sehat untuk bayi dan balita
b. Gizi Buruk
1) Dirujuk ke rumah sakit
c. Gizi Lebih
1) Penyuluhan dan edukasi gizi kepada orang tua bayi dan balita
2) Kegiatan olahraga untuk balita
4. Pengetahuan Ibu yang kurang tentang pola asuh pada bayi :
a. Penyuluhan dan edukasi gizi tentang pola asuh yang baik
38
C. Intervensi
Berdasarkan data yang didapat maka rencana intervensi nya adalah :
1. Pada bayi dan balita gizi kurang diberikan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan)
2. Bayi dan balita diberikan makanan tambahan untuk balita dengan status gizi
kurang
3. Edukasi gizi pada ibu bayi dan balita tentang ASI dan MP-ASI
4. Penyuluhan tentang ASI Eksklusif (Hasil yang didapat sebesar 30% hal ini
menandakan bahwa ASI Eksklusif masih rendah jika dibandingkan dengan
cakupan persentase program pemerintah sebesar 40%)
D. Tabel Rekap
Jenis kelamin
Umur Laki-laki Perempuan
F % F %
Bayi 0-11 bulan
Balita 12-60
2. Bayi
a. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan ayah/ibu
Jenis kelamin
Pendidikan Laki Perempuan
F % F %
Belum sekolah
TK
SD
SMP
SMA
PT
39
b. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan ayah/ibu
Jenis kelamin
Pekerjaan Laki Perempuan
F % F %
PNS
ABRI
Petani
Buruh
Supir
Dadang
Pegawai swasta
Pensiunan
Wira usaha
Tidak bekerja
Belum bekerja
Total
Kurang
Baik
Total
40
e. Distribusi frekuensi bayi berdasarkan status gizi BB/PB
Kurang
Baik
Total
41
j. Distribusi frekuensi bayi berdasarkan asupan Zat Gizi Makro ( Protein )
2. Balita
a. Distribusi frekuensi balita berdasarkan Pola Asuh
42
c. Distribusi frekuensi balita berdasarkan Asupan Zat Gizi Makro
Asupan Frekuennsi %
Asupan Energi
Lebih
Baik
Kurang
Asupan Karbohidrat
Lebih
Baik
Kurang
Asupan Lemak
Lebih
Baik
Kurang
Asupan Protein
Lebih
Baik
Kurang
TOTAL
43
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
44