Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BULU
Jalan Raya Bulu-Jatirogo No 04 (0356)411070
Email : puskesmasbulu@yahoo.com
TUBAN 62353

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SOSIALISASI IMUNISASI

I. PENDAHULUAN
Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang
dengan cara memberikan vaksin. Dengan Imunisasi, seseorang akan memiliki
kekebalan terhadap penyakit. Sebaliknya, jika tidak diimunisasi, seseorang akan
mudah terkena penyakit. Pada dasarnya, semua orang perlu diimunisasi, terutama
orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit; seperti bayi, anak usia balita,
anak sekolah, wanita hamil, wanita usia subur (WUS).
Terdapat 7 penyakit berbahaya bagi anak/bayi yang dapat ditangkal secara
mudah dengan imunisasi. Penyakit-penyakit tersebut adalah Hepatitis B,
Tuberkulosis, Polio (poliomyelitis), Difteri, Pertusis,Tetanus, Campak.
Program imunisasi memang mutlak memerlukan dukungan  semua pihak
untuk menggerakan sasaran terutama ibu-ibu bayi dan balita ke Posyandu,
Puskesmas, atau sarana kesehatan lainnya. Kekebalan tubuh yang diharapkan
dari pelaksanaan Imunisasi tidak hanya terkait kekebalan secara individu, namun
kekebalan komunitas. Jika dalam sebuah komunitas terdapat beberapa bayi dan
Balita yang belum diimunisasi, maka resiko penularan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi masih tinggi.

II. LATAR BELAKANG


Saat ini pemerintah (Kementerian Kesehatan) telah mengeluarkan
kebijakan penggunaan vaksin baru Pentavalen bagi sasaran imunisasi di
Indonesia. Sebelumnya vaksin kombinasi sudah sukses digunakan dengan jenis
Vaksin DPT-HB (gabungan 4 jenis vaksin dalam satu kali pemberian). Sesuai
dengan namanya, Penta (Lima) valen terdiri dari gabungan 5 jenis vaksin dalam
satu kali pemberian. Kelima jenis vaksin tersebut antara lain  vaksin DPT-HB
ditambah Hib.
Vaksin Pentavalen tersebut berfungsi untuk mencegah penyakit Difteri,
batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak
(meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib
(Haemophylus influenzae tipe b). Keuntungan pemberian Vaksin Pentavalen
adalah untuk memberikan perlindungan lebih baik bagi anak terhadap penyakit-
penyakit di atas sehingga akan tumbuh lebih sehat. Vaksin Pentavalen diberikan
saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5
tahun, dengan satu suntikan lanjutan (booster). Imunisasi lanjutan memastikan
kekebalan maksimal. Jadi, selain imunisasi 3 kali sebelum anak berusia 1 tahun,
pastikan anak mendapatkan imunisasi lanjutan sekali lagi saat berusia 1,5 tahun.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Saat ini pemerintah (Kementerian Kesehatan) telah
mengeluarkan kebijakan penggunaan vaksin baru Pentavalen bagi sasaran imunisasi di
Indonesia. Sebelumnya vaksin kombinasi sudah sukses digunakan dengan jenis Vaksin
DPT-HB (gabungan 4 jenis vaksin dalam satu kali pemberian). Sesuai dengan namanya,
Penta (Lima) valen terdiri dari gabungan 5 jenis vaksin dalam satu kali pemberian. Kelima
jenis vaksin tersebut antara lain  vaksin DPT-HB ditambah Hib.
Vaksin Pentavalen tersebut berfungsi untuk mencegah penyakit Difteri, batuk rejan atau
batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru
(pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b).

Keuntungan pemberian Vaksin Pentavalen adalah untuk memberikan perlindungan lebih


baik bagi anak terhadap penyakit- penyakit di atas sehingga akan tumbuh lebih sehat.
Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan
ketika anak berusia 1,5 tahun, dengan satu suntikan lanjutan (booster). Imunisasi lanjutan
memastikan kekebalan maksimal. Jadi, selain imunisasi 3 kali sebelum anak berusia 1
tahun, pastikan anak mendapatkan imunisasi lanjutan sekali lagi saat berusia 1,5 tahun.

Imunisasi Pentavalen bisa didapatkan secara gratis di semua Posyandu, Puskesmas atau
fasilitas kesehatan pemerintah lainnya.
Wilayah kecamatan Sokobanah terutama di wilayah kerja puskesmas Bulu
terdapat 6 desa, diperlukan upaya membuat terobosan yang benar-benar memiliki
daya ungkit bagi meningkatnya derajat kesehatan bagi seluruh masyarakat
didasari dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Puskesmas merupakan
pusat penggerak pemberdayaan kesehatan masyarakat, untuk itu kami mencoba
langkah pendekatan edukatif sebagai fasilitator untuk mengembangkan desa di
wilayah kerja Puskesmas Bulu.
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dilakukan atas dasar untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta menjadi pengerak
dalam pembangunan kesehatan. Kemandirian bermakna sebagai upaya
kesehatan dari, oleh, dan untuk masyarakat sehingga mampu untuk
mengoptimalkan dan menggerakkan segala sumber daya setempat serta tidak
bergantung kepada pihak lain.
Untuk itulah dilakukan Survei Mawas Diri, yaitu kegiatan pengenalan,
pengumpulan dan pengkajian masyarakat kesehatan  yang dilakukan oleh kader
dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan
petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa). Survei Mawas Diri
adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran dan kemampuan
untuk mengetahui dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri
sehingga meningkatkan derajat kesehatannya
b. Tujuan Khusus
1. Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan,
lingkungan  dan perilaku.
2. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku yang paling menonjol di masyarakat.
3. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan.
4. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka
masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat di Desa Siaga.
IV. KELUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Terkumpulnya masalah dan harapan masyarakat
2. Masyarakat ikut berpartisipasi mengenali masalah kesehatan dan
mencari solusinya
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat

V. TAHAPAN KEGIATAN
No Tahapan Kegiatan
1 Persiapan - Menyusun daftar pertanyaan :
1. Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui
di Puskesmas & Desa (data sekunder)
2. Dipergunakan untuk memandu pengumpulan
data
3. Pertanyaan harus jelas, singkat, padat &
tidak bersifat mempengaruhi responden
4. Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan
menjaring
5. Menampung juga harapan masyarakat
- Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah,
lingkungan sekitarnya.
- Menentukan Kriteria responden, termasuk
cakupan wilayah & jumlah KK
2 Pelaksanaan - Pelaksanaan interview/wawancara terhadap
Responden
- Pengamatan terhadap rumah-tangga &
lingkungan
3 Pelaporan - Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
/Evaluasi
- Merangkum, mengolah & menganalisis data yang
telah dikumpulkan
1. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat
2. Prioritas masalah
3. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan
serta aktif dalam pemecahan masalah
- Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk
MMD

VI. TEMPAT DAN WAKTU PENYELENGGARAAN


Kegiatan Survei Mawas Diri akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu, 13 April 2016
Jam : 09.00 - 15.00
Tempat : 1. Desa Tamberu Laok
2. Desa Tamberu Timur

VII. PESERTA
Peserta kegiatan ini terdiri dari :
a. Kader kesehatan sebagai pengumpul data
b. Masyarakat Desa Tamberu Laok dan Tamberu Timur sebagai sasaran
sumber data
c. Bidan desa dan Programer promosi kesehatan sebagai pengolah data

VIII. METODOLOGI
Wawancara dengan metode tanya jawab, pengisian formulir, observasi dan
pemeriksaan fisik rumah dan anggotanyab rainstorming/curah pendapat,
penyusunan kebijakan

IX. JADWAL PENYELENGGARAAN


Waktu Kegiatan Pembicara/PJ
X. ALAT DAN BAHAN PENUNJANG
PERSIAPAN
25 Februari
2020
Koordinasi dengan dinas dr. Rabbi Natiqah
12.00 – 13.00
kesehatan (PJ Promkes)
12 April 2016
09.00 – 12.00 Koordinasi dengan bidan desa
PENYELENGGARAAN
13 April 2016
08.00 – 15.00 Pengumpulan data Kader kesehatan
EVALUASI
13 April 2016
Kader kesehatan
08.00 – 15.00 Pengolahan data Bidan
Programer Promkes
Form Survei Mawas Diri, ATK

XI. BIAYA
RENCANA ANGGARAN
Anggaran biaya kegiatan MMD berasal dari anggaran kegiatan dinas
kesehatan Kabupaten Tuban tahun 2016.

XII. LAPORAN/EVALUASI
Pelaporan proses dan hasil kegiatan serta notulen setiap
pertemuan/kegiatan, administrasi keuangan, dokumentasi disampaikan
saat miniloka bulanan di puskesmas.

XIII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)/TOR ini dimaksudkan sebagai
acuan bagi pihak terkait dengan harapan agar pelaksanaan kegiatan ini
dapat terlaksana sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai