Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN PROGRAM

IMUNISASI
PUSKESMAS WISMA INDAH

TAHUN 2017
PUSKESMAS WISMA INDAH
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
BOJONEGORO

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya imunisasi diselengarakan di indonesia sejak tahun 1956.


Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost
effective. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi
dan indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974.
Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap pnyakit yang dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Yaitu , tuberkulosis, campak, difteri, pertusis,
campak,polio, tetanus serta hepatitis B.
Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah dapat menekan penyakit polio dan sejak
tahun 1995 tidak ditemukan lagi nirus polio liar yang berasal dari indonesia
(indigenous). Hal ini sajalah dengan upaya global untuk membasmi polio di dunia
dengan Program Eradikasi Polio (ERAPO).
Walaupun PD3I Sudah dapat ditekan,cakupan imunisasi harus di pertahankan
tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat kecakupan imunisasi yang
tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan atau kejadian Luar biasa (KLB) PD3I.
Untuk itu ,upaya imunisasi perlu disertai dengn upaya surveilans epidemiologi agar
terjadinya peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan
segera diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 kewenangan surveilans
epidemiologi. Termasuk penanggulangan KLB Merupakan kewenangan bersama
antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population
immunity (kekebalan masyarakat ) yang tinggi sehingga PD3I dapat dibasmi,
dieliminasi atau dikendalikan. Upaya imunisasi dapat semakin efektif , bermutu dan
efisien.

B.Tujuan Upaya Imunisasi


a. Tujuan Umum
Meningkatakan upaya kesehatan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
dan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematin akibat penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

2
b. Tujuan Khusus
1. Program imunisasi
 Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi
lengkap secara merata pada bayi di 100 % desa/kelurahan pada tahun 2017.
 Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal.
 Terbentuknya kekebalan tubuh anak terhadap suatu penyakit
 Mencegah penyakit menular

C. SASARAN PROGRAM
Adapun sasaran dari pedoman Imunisasi adalah :
1. Bayi ( di bawah satu tahun )
2. Anak sekolah tingkat dasar.
3. WUS Usia 15-49 tahun
4. Polindes
5. Masyarakat
6. Lintas program dan lintas sektor

D. KEGIATAN PROGRAM
1. Pengambilan vaksin
2. Penyimpanan vaksin
3. Penjagaan suhu vaksin
4. Uji kocok vaksin
5. Distribusi vaksin
6. Pendataan sasaran
7. Penyuluhan imunisasi
8. Skrening imunisasi
9. Pelaksanaan Imunisasi
10. Sweeping imunisasi
11. Pelaporan KIPI

E. TARGET PROGRAM KIA

a. Imunisasi HB 0-7 Hari pada bayi dengan target 95%


b. Imunisasi BCG pada dengan target 95%
c. Imunisasi Pentavalen 1 pada bayi dengan target 95%
d. Imunisasi Pentavalen 3 pada bayi dengan target 95%
e. Imunisasi Campak pada bayi dengan target 95%
f. UCI dengan target 100%

3
g. Imunisasi DT pada kelas 1 SD/MI dengan target 100%
h. Imunisasi Campak kelas 1 SD/MI dengan target 100%
i. Imunisasi Td pada kelas 2, 3 SD/MI dengan target 98%
j. Imunisasi TT5 pada WUS usia 15-49 tahun dengan target 85%
k. Memantau suhu lemari ES Vaksin dengan target 100%
l. Ketersediaan Vaksin dengan target 100%
m. Pencapaian imunisasi dasar lengkap dengan target 95%
n. Pencapaian imunisasi pentavalen lanjutan dengan target 95%
o. Pencapaian imunisasi campak lanjutan dengan target 90%

F. TATA NILAI PROGRAM:


1. Tanggung jawab : melaksanakan tugas sesuai tupoksi dengan tepat dan berani
menanggung resiko
2. Kerja sama : saling membantu dalam mewujudkan tujuan bersama
3. Disiplin : tepat waktu dalam pemberian imunisasi maupun jadwal
4. Kejujuran : jujur dalam perkataan dan perbuatan serta laporan
5. Kesabaran : kesabaran dalam mengahadapi anak-anak pada waktu BIAS

G. RUANG LINGKUP IMUNISASI


Pelayanan imunisasi di puskemas wisma indah meliputi : pelayanan
imunisasi didalam gedung (KIA)dan diluar gedung (Posyandu, Polindes, BPS).
Meliputi pelayanan imunisasi dasar lengkap, Imunisasi lanjutan, Imunisasi BIAS,
Imunisasi TT WUS, Imunisasi ibu hamil, Imunisasi RM (Rubella Meases).
Lingkup kegiatan program imunisasi meliputi perencanaan program,
pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi program, serta merencanakan
tindak lanjut program puskesmas wisma indah.
Pelaksanaaan kegiatan program imunisasi meliputi jaringan dan jejaring di
wilayah kerja puskesmas wisma indah . tujuan dari penyusunan pedoman imunisasi
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai acuan pelaksanaan kegiatan imunisasi untuk meningkatkan kualitas
program.
2. Sebagai bahan analisa kegiata imunisasi utuk meningkatkan kualitas program
3. Sebagai bahan acuan untuk melakukann evaluasi program mebuat rencana,
tindak lanjut, evaluasi tindak lanjut , perbaikan-perbaikan dan motivasi yang
perlu dilakukan untuk mencapai target yang telah disepekati.

H. BATASAN OPERASIONAL

4
1. Sosialisasi program imunisasi adalah rangkaian keagiatan yang bertujuan
untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif
petugas dan lingkungannya terhadap upaya pelayanan imunisasi
2. Penyuluhan adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan
imunisasi dan kesehatan
3. Pengadaan logistic adalah kegiatan untuk mengambil dan menyediakan vaksin
dengan tujuan agar tersedianya jenis dan jumlah vaksin sesuai kebutuhan
4. Pelaksanaan Imunisasi Rutin adalah pemberian imunisasi suatu upaya untuk
menimbulkan /mengingkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit. Pelaksanaan imunisasi rutin dilakukan pada bayi dan balita
5. Sweeping imunisasi adalah upaya pencarian sasaran yang belum lengkap
untuk dilengkapi
6. Skreening TT Wus adalah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana sasaran
sudah mendapatkan pelayanan imunisasi TT
7. Pelaksanaan Imunisasi TT Wus adalah suatu tindakan untuk memberikan
suatu kekebalan dengan cara memasukkan vaksin TT kedalam lengan kiri
bagian atas dengan dosis 0,5 ml
8. Pendataan sasaran IPV adalah kegiatan dalam pelaksanaan pendataaan
sasaran usia 4 bulan bersamaan dengan Pentavalen.
9. Pelaksanaan IPV adalah kegiatan pelaksanaan imunisasi ruti pada usia 4
bulan bersamaan dengan pentavalen
10. Pendataan Sasaran MR ( rubella meases)adalah kegiatan dalam
melaksanakan pendataan saasaran pada usia 9 bulan -15 tahun.
11. Pelaksanaan MR (Rubella Meases) adalah kegiatan pelakasnaan imunisasi
pada bulan agustus dan September.
12. Pendataan Sasaran BIAS adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendapatkan data sasaran anak sekolah SD/MI kelas 1,2,3 yang akan
mendapatkan campak DT dan Td.
13. Pelaksanaan Imunisasi BIAS Td adalah suatu tindakan untuk memberikan
suatu kekebalan dengan cara memberikan suntikan pada lengan kiri bagian
atas anak sekolah SD/MI kelas 2,3 untuk mencegah penyakit tetanus dan
difteri
14. Pelaksanaan Imunisasi BIAS DT adalah suatu tindakan untuk memberikan
suatu kekebalan dengan cara memberikan suntikan pada lengan kiri bagian
atas anak sekolah SD/MI kelas 1 untuk mencegah penyakit tetanus dan difteri
15. Pelaksanaan Imunisasi campak adalah memberikan imunisasi campak pada
kelas 1 SD/MI untuk mencegah penyakit campak.

5
16. Pelacakkan KIPI adalah tindakan untuk memastikan dan menemukan kasus
kejadian ikutan pasca imunisasi pada anak yang engalami sakit setelah
mendapatkan imunisasi. Kasus KIPI yang dilacak adalah kasus sedang dan
berat. Seperti
a) Anafilaksik syok
b) Menangis keras terus menerus lebih 3 jam
c) Reaksi local yang berat
d) Sepsis
e) Abses ditempat suntikan
f) Kejang
g) Encephalopati
h) Lumpuh layu
i) Neurotisbrachialis
j) Trombosittopenia
k) Limfadenitis
l) Infeksi BCG menyeluruh
m) Osteomyelitis
n) Kematian

6
BAB II
KETENAGAAN
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH TENAGA


YANG TERSEDIA
1 Koodinator Bidan DIII Kebidanan Bersetifikat
APN/CTU
2 Koordinator SPK Bersertifikat
Imunisasi Pelatihan
Imunisasi

2.2 Distribusi Ketenagaan


Pola Pengaturan ketenagaan di Program Imunisasi yaitu :
a) Untuk pelayanan dan administrasi :
Yang bertugas sejumlah 1(satu) orang dengan standar minimal berijazah
DIII Kategori : 1 orang Koodinator Imunisasi dan Penanggungjawab
Administrasi
b) Untuk Pemenuhan Logitisk ( Vaksin, Spuit, Safety Box, dll):
Yang bertugas seumlah 1 (satu) orang dengan standar minimal berijazah
SMA/Pekarya Kesehatan.
Kategori : 1 orang Penanggungjawab Logitik

2.3 Pengaturan Pelayanan


1. Pengaturan Jadwal Pelayanan di Imunisasi dibuat dan
dipertanggungjawabkan oleh coordinator imunisasi dan disetujui oleh kepala
puskesmas
2. Jadwal pelayanan dibuat untuk jangka waktu satu tahun dan dapat berubah
bila ada tambahan
3. Bila petugas imunisasi memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
petugas tersebut dapat digantikan oleh petugas lain dengan persetujuan
kepala puskesmas, disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
4. Setiap pemberi layanan imunisasi harus dengan syarat pendidikan minimal
DIII Kebidanan
5. Apabila ada tenaga bidan karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
melaksanakan pelayanan imunisasi sesuai jadwal yang telah
ditetapkan( terencana), maka bidan yang bersangkutan harus memberitahu
petugas coordinator imunisasi.

7
2.4 Pelaksana Program Imunisasi di Polindes , Posyandu, BPS
1. Polindes Jetak : Nur Azizah, AMd. Keb
2. Polindes Pacul : Atik Kusumawati, AMd. Keb
3. Polindes Sumbang : Novi Dyah, AMd. Keb
4. Polindes Klangon : Maria Ulfah, AMd. Keb
5. Polindes Ledok Wetan : Nurul Azizah, AMd. Keb
6. Polindes Ledok Kulon : Nanik Atrovul, AMd. Keb

8
BAB III
FASILITAS

3.1 Denah Ruang Imunisasi

U
1 2 3
4

7
9
6
8

Keterangan :
1. Kulkas
2. Tempat sampah Non Medis
3. Safety Box
4. Lemari Termos dan Logistik
5. Lemari Dokumen
6. Lemari Rak (Safety Box)
7. Meja
8. Kursi
9. Meja

3.2 Standar Fasilitasi


1. Cool chin
2. Vaksin carier
3. Tempat sampah injak
4. Lemari untuk vaksin carier dan buku
5. Meja
6. Kursi

9
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

I. Tata Laksana
1. Imunisasi DT Pada Anak sekolahkelas 1
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml)
mengandung tidak kurang dari 1000 infecto unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih
dari 180 mcg residu kanamycill dan 30 mcg residu enythromycin (Vademecum Bio
Forma Jan 2002)
Prosedur/ Langkah-langkah:
1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
2. Petugas Jelaskan imunisasi & efek samping
3. Petugas melakukan anamnesis & pemeriksaan fisik
4. Petugas mencuci tangan
5. Persiapan alat
6. Sedot pelarut dgn spuit
7. Memasukkan cairan pelarut dalam vial yang berisi vaksin campak
8. Mengambil vaksin yang sudah siap sebanyak 0,5 ml
9. Bersihkan kulit dgn kapas DTT
10. Petugas melakukan penyuntikan campak secara subcutan di lengan kiri
11. Tekan bekas suntikan
12. Petugas mencuci tangan
13. Catat waktu imunisasi
14. Petugas meminta pasien untuk membayar di kasir
15. Petugas memberkan resep paracetamol 3 x 1 cth kalau panas diminumkan
selama 1 hari, Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan
kunjungan ulang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

2. Imunisasi Campak pada anak sekolah kelas 1


Vaksin DT ( Difteri dan Tetanus) adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri dan
tetanus yang telah dimurnikan dan teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat.
Indikasi untuk pemberian kekebalan stimultan terhadap difteri dan tetanus
Prosedur/Lankah – langkah :
1. Jelaskan ttg imunisasi & efek samping
2. Anamnesis & pemeriksaan fisik
3. Petugas menyiapkan alat

10
4. Petugas mengambil vaksin DT dari vial setelah dikocok sehinggga larutan vaksin
menjadi homogen sebanyak 0,5 ml
5. Petugas membersihkan kulit dgn kapas DTT
6. Lakukan penyuntikan pd 1/3 lengan atas bag. luar secara intra muskuler
7. Tekan bekas suntikan dgn kapas DTT
8. Petugas cuci tangan
9. Petugas mencatat hasil imunisasi baik di balngko imunisasi
Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

3. Imunisasi TT/Td PadaAnakKelas 2 dan 3


Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah di murnikan
dan terabsorbsi kedalam 3 mg/dl aluminium fosfat. Vaksin TT digunakan untuk
mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dan WUS ( Wanita Usia Subur )
Prosedur/Langkah – langkah
1. Jelaskan ttg imunisasi & efek samping
2. Anamnesis & pemeriksaan fisik
3. Petugas menyiapkan alat
4. Petugas mengambil vaksin TT dari vial setelah dikocok sehinggga larutan
vaksin menjadi homogen sebanyak 0,5 ml
5. Petugas membersihkan kulit dgn kapas DTT
6. Lakukan penyuntikan pd 1/3 lengan atas bag. luar secara intra muskuler
7. Tekan bekas suntikan dgn kapas DTT
8. Petugas cuci tangan
9. Petugas mencatat hasil imunisasi baik di reg. Imunisasi, kartu status TT
maupun di status pasien
10. Petugas menulis resep obat paracetamol tablet 3 x 1 selama 1 hari
11. Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

2. Imunisasi Pada Bayi


a) HB 0
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahuu agar suspnsi menjadi
homogen. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
pemberian suntikan scara intra muscular pada paha bagian anterolatral.
Pemberian sbanyak 3 dosis . dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis
selanjutnya dengan interval 4 minggu (1 bulan).

11
Langkah-langkah pemberian imunisasi :
a. Jelaskan kepada pasien tentang maksud dan tujuan prosedur
b. Melakukan anamnesis
c. Petugas memberi informed concent
d. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
e. Petugas mengambil vaksin hepatitis B
f. Lakukan disinfeksi dengan kapas DTT
g. Lakukan penyuntikan pada 1/3 paha bagian atas luar
h. Bekas suntikan tekan dengan kapas yang sudah direndam air DTT
i. Beritahu pasien bahwa imunisasi telah selesai dilakukan
j. Catat di buku catatan bahwa pasien sudah diberi imunisasi HB
k. Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
 Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit , kemrahan dan pembengkakan disekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan akan sembuh
setelah 2 hari.
b) BCG
Sebelum digunakan vaksin BCG harus dilarutkan trlebih dahulu. Melarutkan dengan
alat suntik steril (ADS 0,05 ml). Dosis pemberian 0,05 ml sebanyak 1 kali. Vaksin
yang sudah dilarutkan harus digunakan seblum lewat 3 jam.
Langkah-langkah pembrian :
1. Menjelaskan ttg manfaat imunisasi & efek samping
2. Anamnesa ,pemeriksaan fisik &informed concent sebelum tindakan imunisasi
3. Petugas cuci tangan
4. Persiapan alat
5. Sedot pelarut dgn spuit
6. Memasukkan cairan pelarut dlm vial yang berisi vaksin BCG
7. Mengambil vaksin yang sdh siap sebanyak 0,05 ml
8. Bersihkan kulit dgn kapas DTT
9. Lakukan penyuntikan di 1/3 lengan kanan bag. Atas
10. Usap bekas suntikan dgn kapas DTT
11. Petugas mencuci tangan
12. Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
 Efek samping :

12
Imunisasi BCG tidak menyebabkan raksi yang bersifat umum seperti dmam.
Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan ditmpat suntikan
yang brubah sperti pustula , kmudian pecah mnjadi luka. Luka tidak prlu
pengobatan dan akan smbuh secara spontan dan mninggalkan tanda parut.
Kadang –kadang terjadi pembsaran kelenjar regional diketiak dan atau di
leher, terasa padat, tidak sakitdan tidak m,enimbulkan dmam. Reaksi ini
normal yidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan
sendirinya.
c) DPT/HB (PENTABIO)
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid-tetanus yang dimurnikan
dan pertusis yang inaktfasi – serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit
vaksin virus yang mengandung Hb murni dan bersifat non infectious.
Langkah – LangkahPembinaan :
1. Jelaskan ttg imunisasi & efek samping
2. Anamnesis & pemeriksaan fisik
3. Petugas menyiapkan alat
4. Petugas mengambil vaksin DPT dari vial setelah dikocok sehinggga larutan
vaksin menjadi homogen sebanyak 0,5 ml
5. Petugas membersihkan kulit dgn kapas DTT
6. Lakukan penyuntikan pd 1/3 paha atas bag. luar secara intra muskuler
7. Tekan bekas suntikan dgn kapas DTT
8. Petugas cuci tangan
9. Petugas mencatat hasil imunisasi baik di reg. bayi,KMS maupun di status
pasien
10. Petugas menulis resep obat paracetamol syrup 3 x 1 cth selama 1 hari
11. Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
d) POLIO
Imunisasi polio merupakan vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent
yang terdiri dari suspensi Virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 (Strain sabin), yang
sudah dilewatkan di dalam berkembangbiakan diri
Langkah – LangkahPengerjaan
1. Petugas memanggil pasien sesuai urutannya
2. Petugas mencocokan identitas pasien
3. Petugas anamnesis & pemeriksaan fisik,hasilnya ditulis pada status pasien
4. Petugas menjelaskan tentang manfaat dan efek samping dari imunisasi polio
5. Petugas memberikan lembar persetujuan ttg tindakan yang akan dilakukan

13
6. Petugas mencuci tangan
7. Petugas menyiapkan vaksin(membuka vaksin dan memasang penetes pada
vaksin
8. Petugas memberikan imunisasi polio 2 tetes ke dalam mulut bayi
9. Petugas menjelaskan kapan bayi diberi minum setelah diberi vaksin polio
10. Petugas mencatat hasil imunisasi
11. Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanyaPetugas menjelaskan
waktu kunjungan ulangJika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus
melakukan kunjungan ulang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
e) CAMPAK
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5
ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infecto unit virus strain CAM 70 dan tidak
lebih dari 180 mcg residu kanamycill dan 30 mcg residu enythromycin
(Vademecum Bio Forma Jan 2002)
Langkah – LangkahPengerjaan
1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
2. Petugas Jelaskan imunisasi & efek samping
3. Petugas melakukan anamnesis & pemeriksaan fisik
4. Petugas mencuci tangan
5. Persiapan alat
6. Sedot pelarut dgn spuit
7. Memasukkan cairan pelarut dalam vial yang berisi vaksin campak
8. Mengambil vaksin yang sudah siap sebanyak 0,5 ml
9. Bersihkan kulit dgn kapas DTT
10. Petugas melakukan penyuntikan campak secara subcutan di lengan kiri
11. Tekan bekas suntikan
12. Petugas mencuci tangan
13. Catat waktu imunisasi
14. Petugas meminta pasien untuk membayar di kasir
15. Petugas memberkan resep paracetamol 3 x 1 cth kalau panas diminumkan
selama 1 harijikadiperlukan control
ulang.makapasienharusmelakukankunjunganulangsesuaidenganprosedur
yang telahdisiapkan

f) PENTABIO ULANGAN
(Pentabioulangandiberikanpadabayiusia 18 – 24 Bulan)

14
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid-tetanus yang dimurnikan
dan pertusis yang inaktfasi – serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit
vaksin virus yang mengandung HbSAg murni dan bersifat non infectious. Bertujuan
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan
hepatitis B.
Langkah – LangkahPembinaan :
1 Jelaskan ttg imunisasi & efek samping
2 Anamnesis & pemeriksaan fisik
3 Petugas menyiapkan alat
4 Petugas mengambil vaksin DPT dari vial setelah dikocok sehinggga larutan
vaksin menjadi homogen sebanyak 0,5 ml
5 Petugas membersihkan kulit dgn kapas DTT
6 Lakukan penyuntikan pd 1/3 paha atas bag. luar secara intra muskuler
7 Tekan bekas suntikan dgn kapas DTT
8 Petugas cuci tangan
9 Petugas mencatat hasil imunisasi baik di reg. bayi,KMS maupun di status pasien
10 Petugas menulis resep obat paracetamol syrup 3 x ¼ selama 3 hari
11Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

g) CAMPAK ULANGAN
(Diberikankepadabayiusia 24 – 36 Bulan)
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5
ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infecto unit virus strain CAM 70 dan tidak
lebih dari 180 mcg residu kanamycill dan 30 mcg residu enythromycin (Vademecum
Bio Forma Jan 2002). Tujuannya Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit campak pada bayi
Langkah – LangkahPengerjaan
1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
2. Petugas Jelaskan imunisasi & efek samping
3. Petugas melakukan anamnesis & pemeriksaan fisik
4. Petugas mencuci tangan
5. Persiapan alat
6. Sedot pelarut dgn spuit
7. Memasukkan cairan pelarut dalam vial yang berisi vaksin campak
8. Mengambil vaksin yang sudah siap sebanyak 0,5 ml
9. Bersihkan kulit dgn kapas DTT

15
10. Petugas melakukan penyuntikan campak secara subcutan di lengan kiri
11. Tekan bekas suntikan
12. Petugas mencuci tangan
13. Catat waktu imunisasi
14. Petugas meminta pasien untuk membayar di kasir
15. Petugas memberkan resep paracetamol 3 x ¼ kalau panas diminumkan
selama 1 harijikadiperlukan control
ulang.makapasienharusmelakukankunjunganulangsesuaidenganprosedur
yang telahdisiapkan.
3. IMUNISASI TT WUS & IBU HAMIL
1. TT/Td
2. Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan
dan terabsorbsi kedalam 3 mg/dl aluminium fosfat. Vaksin TT digunakan untuk
mencegah tetanus pada wanitausiasubur dan WUS ( Wanita Usia Subur
3. Prosedur/Langkah – langkah
1. Jelaskan ttg imunisasi & efek samping
2. Anamnesis & pemeriksaan fisik
3. Petugas menyiapkan alat
4. Petugas mengambil vaksin TT dari vial setelah dikocok sehinggga larutan vaksin
menjadi homogen sebanyak 0,5 ml
5. Petugas membersihkan kulit dgn kapas DTT
6. Lakukan penyuntikan pd 1/3 lengan atas bag. luar secara intra muskuler
7. Tekan bekas suntikan dgn kapas DTT
8. Petugas cuci tangan
9. Petugas mencatat hasil imunisasi baik di reg. Imunisasi, kartu status TT
maupun di status pasien
10. Petugas menulis resep obat paracetamol tablet 3 x 1 selama 1 hari
11. Jika diperlukan kontrol ulang , maka pasien harus melakukan kunjungan ulang
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
II. Pelaksanaan
Berdasarkan RPK yang telah disusun oleh penanggungjawab melaksanakan
kegiatan melalui tahapan :
1) Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan
2) Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal
3) Sosialisasi jadwal kegiatan
4) Pelaksanaan kegiatan
Penanggungjawab melaksanakan kegiatan dengan cara :

16
 Mengorganisasi tim pelaksana kegiatan
 Mempesiapkan kebutuhan logistic kegiatan seperti jenis dan jumlah vaksin,
spuit, safety box dll.
Melaksanakan koordinasi dengan sasaran program dan lintas program bila
ada jadwal perubahan jadwal kegiatan. Selesai pelaksanaan kegiatan,
penanggungjawab upaya membuat laporan dan mendokumentasikan seluruh
kegiatan.

III. Monitoring
Monitoring pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh tim mutu meliputi :
 Kesesuian jadwal
 Kesesuian proses pelaksanaan kegiatan
 Capaian hasil kegiatan
Monitoring dilaksanakan setiap bulan melalui audit internal dan dibahas dalam
rapat tinjauan management /RTM dan Mini lokakarya bulanan.
IV. Evaluasi
Setiap akhir kegiatan penanggungjawab mmebuat evaluasi pelaksanaan kegiatan
meliputi :
 Kesesuian pelaksanaan kegiatan dengan rencana
 Hambatan dan masalah selama pelaksanaan kegiatan
 Masukan atau umpan balik dari sasaran program.
V. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi, penanggungjawab membuat RTL untuk perbaikan
kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan dating. Laporan kegiatan, hasil
evaluasi, dan RTL dilaporkan kepada kepala puskesmas.

17
BAB V
LOGISTIK
Peralatan (logistic) yang tersedia diruang pelayanan mengacu kepada buku
pedoman pelayanan imunisasi departemen kesehatan RI untuk menunjang kegiatan
pelayanan meliputi :
1) Vaksin Karier Standar (21 buah )
2) Cool Box (2 buah )
3) Safety Box ( cukup)
4) Tempat sampah medis (1 Buah)
5) Tempat sampah Non Medis (1 buah )
6) Spuit 10 ml ( cukup)
7) Spuit 3 ml ( cukup )
8) Spuit 0,5 ml( cukup )
9) Spuit 0,05 ml( cukup )
10)Vaksin HB Uniject ( cukup)
11)Vaksin Polio dan pipet ( Cukup)
12)Vaksin BCG dan Pelarut ( Cukup)
13)Vaksin Pentavalen (cukup)
14)Vaksin Campak ( cukup)
15)Vaksin TT ( cukup) sebagai penggantinya Td (cukup)
16)Vaksin IPV ( cukup)
17)Vaksin MR ( Rubella Meases) cukup
Penanggung jawab memenuhi kebutuhan logistik sesuai target sasaran.

18
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM
Keselamatan kerja adalah sarana utama mencegah kecelakaan, cacat dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan yang baik adalah pintu gerbang bagi
keamanan tenaga kerja. Keselamatan kerja merupakan kegiatan prefentiv terhadap
kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja.
Tujuan keselamatan kerja
1) Melindungi keselamatan pekerja dalam pekerjaannya sehingga tercapai
kesejahteraan hidupnya.
2) Menjamin keselamatan orang laun yang berada ditempat kerja
3) Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Hal- hal yang perlu diperhatikan :
a) APD dilengkapi sesuai standar
b) PI dilaksanakan sesuai standar
c) SOP dilaksanakan sesuai standar

19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan pelayanan dipuskesmas Wisma Indah dilaksanakan dengan


senantiasa program imunisasi memperhatikan keselamatan kerja khususnya tenaga
kesehatan.
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5( Lima) kegiatan poko yaitu
1) Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
2) Pemakaian alat perlindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3) Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4) Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5) Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
Landasan Hukum
a) Undang- Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
b) Undang – Undang No 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
c) Undang- Undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen
d) Kep Menkes No 161/ Menkes/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan
Imunisasi
e) Kep Menkes No 1626/ Menkes/ SK/ XII/2015 tentang pedoman pemantauan dan
penanggulangan kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Sasaran mutu pelayanan (UKM) ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas berdasarkan
Acuan Target yang ditetapkan oleh dinas kesehatan dengan memperhatikan kemampuan
sarana dan tenaga yng dimiliki puskesmas serta capaian kegiatan sebelumnya . sasaran
mutu dipantau melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian sasaran mutu
dibahas dalam rapat tinjauan management dan dilaporkan kepada kepala puskesmas.

21
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman program imunisasi disusun guna menjadi pedoman bagi bidan
pengelola imunisasi baik dipuskesmas, polindes dan BPS. Pelayanan UKM yang baik
merupakan salah satu tolak ukur kinerja dipuskesmas dan diperlukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan puskesmas wisma indah.

22
DAFTAR PUSTAKA

1) Peraturan menteri kesehatan RI No 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan


imunisasi
2) Pedoman Teknis Imunisasi tingkat puskesmas Depkes RI, Jakarta 2005
3) Modul materi dasar 1 kebijakan program imunisasi ( pelatihan tenaga pelaksana
imunisasi puskesmas Depkes RI,tahun 2006
4) Modul latihan petugas imunisasi tahun 2000
5) Pedoman pemantaun dan penanggulangan kejadian ikutan pasca imunisasi.

23

Anda mungkin juga menyukai