Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN

PELAKSANAAN DOFU
UPT. PUSKESMAS SIDOMULYO
2021
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
DROP OUT FOLLOW UP / DOFU TAHUN 2021
UPT. PUSKESMAS SIDOMULYO

I. PENDAHULUAN

Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam
mencegah beberapa penyakit berbahaya. Sejarah telah mencatat besarnya peranan
imunisasi dalam menyelamatkan masyarakat dunia dari kesakitan, kecacatan bahkan
kematian akibat penyakit-penyakit seperti Cacar, Polio, Tuberkulosis, Hepatitis B yang
dapat berakibat pada kanker hati, Difteri, Campak, Rubela dan Sindrom Kecacatan Bawaan
Akibat Rubela (Congenital Rubella Syndrom/CRS), Tetanus pada ibu hamil dan bayi baru
lahir, Pneumonia (radang paru), Meningitis (radang selaput otak), hingga Kanker Serviks
yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus.
Dalam imunisasi terdapat konsep Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok.
Kekebalan Kelompok ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran
tinggi dan merata di seluruh wilayah. Kebalnya sebagian besar sasaran ini secara tidak
langsung akan turut memberikan perlindungan bagi kelompok usia lainnya, sehingga bila
ada satu atau sejumlah kasus Penyakit- penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) di masyarakat maka penyakit tersebut tidak akan menyebar dengan cepat dan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat dicegah. Konsep ini merupakan bukti bahwa program
imunisasi sangat efektif juga efisien karena hanya dengan menyasar kelompok rentan
maka seluruh masyarakat akan dapat terlindungi.
Dari sisi ekonomi, upaya pencegahan penyakit sejatinya akan jauh lebih hemat
biaya, bila dibandingkan dengan upaya pengobatan. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) sebagian besarnya merupakan penyakit- penyakit yang bila sudah
menginfeksi seseorang maka akan membutuhkan biaya pengobatan dan perawatan yang
cukup tinggi yang tentunya akan membebani negara, masyarakat serta keluarga. Biaya
yang dikeluarkan untuk program imunisasi sangat jauh lebih rendah dibandingkan total
potensi biaya yang harus dikeluarkan bila masyarakat terkena PD3I.
Masa pandemi COVID-19 yang telah menjangkiti sebagian besar negara pun
hendaknya tidak menyurutkan semangat tenaga kesehatan untuk tetap menggaungkan
pentingnya imunisasi dan melakukan langkah-langkah penting untuk memastikan setiap
anak yang merupakan kelompok rentan terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya
dengan imunisasi. Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan
lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I. Pelayanan imunisasi pada masa
pandemi COVID-19 dilaksanakan sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat,
berdasarkan analisis situasi epidemiologi penyebaran COVID-19, cakupan imunisasi rutin,
dan situasi epidemiologi PD3I. Pelayanan imunisasi dilaksanakan sesuai prinsip
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter. Dinas
kesehatan harus berkoordinasi dan melakukan advokasi kepada pemerintah daerah
setempat dalam pelayanan imunisasi pada masa pandemi COVID-19. Selain itu, petugas
kesehatan diharapkan dapat memantau status imunisasi setiap sasaran yang ada di
wilayah kerjanya.
Sehubungan dengan tujuan program imunisasi yaitu tercapainya kekebalan
komunitas. Hal ini terwujud jika lebih dari 80 % bayi disuatu komunitas telah memperoleh
imunisasi dasar lengkap atau Universal Child Imunization ( UCI ) sampai tingkat desa dan
dengan mutu program yang tinggi. Untuk itu diperlukan persiapan logistik yang mantap dan
sumber daya tenaga di bidang imunisasi yang profesional serta gerakan masyarakat dalam
mewujudkan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi.
Data dari UPT. Puskesmas Sidomulyo tahun 2020, 5 kelurahan di wilayah kerja UPT.
Puskesmas Sidomulyo, pencapaian IDL tidak mencapai target sebesar 92% yang menjadi
tujuan keberhasilan imunisasi di Indonesia, maka dari itu harus ada perbaikan di tahun 2021
ini dengan hasil minimal 93% atau seluruh kelurahan UCI diseluruh kecamatan Samarinda
Ilir.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kami berencana mengadakan Drop Out Follow
Up bila ada bayi (0-11 bulan) dan baduta atau sasaran imunisasi yang status imunisasi nya
belum lengkap, cara ini di nilai lebih efektif untuk menghindari bayi lolos dari imunisasi dasar
lengkap dan imunisasi lanjutan lengkap sehingga diharapkan capaian imunisasi dasar
lengkap ( IDL ) dan imunisasi lanjutan lengkap (ITL) didesa bisa sesuai target yaitu 93%
ditahun 2021 ini. “Keberhasilan upaya imunisasi telah terbukti dapat menyelamatkan jiwa
manusia dari penyakit infeksi berat seperti polio, difteri, pertusis, tetanus, campak rubella,
hepatitis, dll.

II. LATAR BELAKANG

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
pembangun nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
menurut UUD Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Imunisasi merupakan salah satu
upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu keegiatan
prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu kegiatan prioritas Kementrian
Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian
pada anak.

Kegiatan imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. mulai tahun 1977
kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Indonesia (PPI) dalam
rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Di cegah Dengan
Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta
Hepatitis B. beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan
komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara adalah eradikasi polio (ERAPO),
eliminasi campak dan rubela dan Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (ETMN).

Cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata di seluruh wilayah. Hal ini
bertujuan untuk menghindarkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB). untuk mendeteksi dini
terjadinya peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, Imunisasi perlu
didukung oleh upaya surveilans epidemiologi.

Pada masa pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, hendaknya pelayanan imunisasi
sebagai salah satu pelayanan pelayanan kesehatan esensial tetap menjadi prioritas untuk
dilaksanakan. Perlu dilakukan langkah-langkah penting untuk memastikan setiap sasaran
imunisasi, yaitu anak yang merupakan kelompok rentan menderita PD3I, terlindungi dari
penyakit-penyakit berbahaya dengan imunisasi.

III. TUJUAN

A. TUJUAN UMUM

Semua bayi 0 - 11 bulan mendapatkan Imunisasi dasar lengkap hingga semua desa
mencapai UCI diwilayah UPT. Puskesmas Sidomulyo, baduta 18 – 24 bulan
mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap, serta menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( PD3I ).

B. TUJUAN KHUSUS

Mempercepat UCI sampai dengan tingkat desa dengan upaya aktif untuk mencapai
dan melengkapi imunisasi bayi, agar 100% kelurahan mencapai UCI dengan cakupan
HBO, BCG, Pentavalen 3 kali, Polio 4 kali, dan campak rubella sebesar 100%, serta
imunisasi baduta 100% mencapai target.

IV. KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

Pelaksanaan DOFU 1. Persiapan


Imunisasi Dasar Lengkap a. Pendataan sasaran dan penjaringan
dan Lanjutan status imunisasi
b. berkoordinasi dengan kader posyandu
wilayah setempat mengenai jadwal
pelaksanaan DOFU
c. Persiapan Logistik
2. Pelaksanaan
a. Petugas mendatangi sasaran DOFU
b. Memberikan KIE tentang imunisasi
yang diberikan
c. penyuntikan
3. Pencatatan
a. Mengisi buku KIA klien
b. Mengisi Kohort
c. Membuat Askeb
d. Membuat laporan hasil kegiatan

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Lintas Program Lintas Sektor


Pelaksana DOFU Ket
Pokok Terkait Terkait
Pelaksanaa 1. Persiapan 1. Program 1. Kader Posyandu Sumber
n DOFU a. Pendataan Sasaran Perkesmas Mendata Pembiayaa
Imunisasi dan Penjaringan Koordinasi sasaran DOFU n BOK
Dasar status imunisasi mengenai dan Imunisasi
Lengkap b. Berkoordinasi jadwal mendampingi
dan dengan kader pelaksanaan pada saat
Lanjutan wilayah setempat DOFU pelaksanaan
mengenai jadwal DOFU
pelaksanaan DOFU
c. Persiapan Logistik 2. Program
1) Vaksin Kesling 2. Kelurahan
2) ADS Pengumpulan wilayah
3) Safety Box dan kecamatan
4) Handsanitizer pemusnahan Samarinda Ilir
5) Handscoon limbah medis Mendukung
6) Faceshield secara penuh
7) Tempat sampah pelaksanaan
medis & non DOFU dan
medis 3.Program membantu
2. Pelaksanaan Surveilans dalam
a. Petugas mendatangi Terkait penandatangana
sasaran DOFU penatalaksanaa n surat tugas
b. Memberikan KIE n Kipi jika
tentang Imunisasi terdapat kasus
yang diberikan Kipi
c. Penyuntikan
1) Penyiapan 4. PPI
sasaran Terkait dengan
2) Pemberian penerapan
Imunisasi prinsip PPI
dalam kegiatan
3. Pencatatan pelaksanaan
a. Mengisi buku KIA dan
klien ketersediaan
b. Mengisi kohort APD untuk
c. Membuat askeb kegiatan DOFU
d. Membuat Laporan
Hasil Kegiatan

VI. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan pelaksanaan DOFU adalah Bayi 0-11 bulan dan baduta 18 – 24 bulan yang
tidak lengkap imunisasinya di wilayah kerja UPT Puskesmas Sidomulyo, dengan
menggunakan dana BOK dengan rincian sebagai berikut :

Transport petugas dan kader :

- Kelurahan Sidomulyo : 3 org x 5 kegiatan x Rp. 50.000,-


- Kelurahan Sei Dama : 3 org x 5 kegiatan x Rp. 50.000,-
- Kelurahan Selili : 3 org x 5 kegiatan x Rp. 50.000,-
- Kelurahan Pelita : 3 org x 5 kegiatan x Rp. 50.000,-
- Kelurahan Sidodamai : 3 org x 5 kegiatan x Rp. 50.000,-
- Total dana yang dibutuhkan : Rp. 3.750.000,-

Penanggung jawab kegiatan adalah Pengelola Program Imunisasi, dengan rincian sebagai
berikut :

Petugas : 2 orang staff Puskesmas sesuai jadwal

Kader : 1 orang kader di wilayah sasaran

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan sweeping DOFU dilakukan di bulan Januari – Desember Tahun 2021

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Penanggung jawab upaya wajib melaporkan kegiatan yang dilakukan kepada Kepala
puskesmas, dinas kesehatan dan lintas sektoral terkait setiap kali selesai melaksanakan
kegiatan. Evaluasi dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan DOFU. Pelaporan setiap
tiga bulan sekali.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh pelaksana DOFU setelah kegiatan dilakukan. Pencatatan
dilakukan dengan menggunakan format yang ada antara lain Buku KIA klien, Kohort bayi,
buku bantu imunisasi, askeb dan laporan hasil kegiatan.
2. Pelaporan
Penanggung jawab upaya wajib melaporkan kegiatan yang dilakukan kepada Kepala
puskesmas, dinas kesehatan maupun lintas sektor terkait.
3. Evaluasi
Evaluasi kegatan di lakukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan.

02 Februari 2021
Mengetahui,
Kepala UPT Pengelola Program Imunisasi

dr. Solihin Wijaya Febriyanti Finelda, A.Md.Keb


NIP 196604141999031002 NIP 199502242019032008

Anda mungkin juga menyukai