Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M. A


DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANGAN MARIA 4 KAMAR 9
RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG

CHRISTINE ELISA IRENE NDUN


30190118092

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................................1
C. Metode Penulisan ...................................................................................................2
D. Sistematika Penulisan ............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................4
A. Konsep Dasar Medis ..............................................................................................4
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ....................................................................29
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................36
A. Pengkajian ............................................................................................................36
B. Pengelompokkan Data..........................................................................................51
C. Analisa Data..........................................................................................................51
D. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................53
E. Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................53
F. Implementasi Asuhan Keperawatan ....................................................................55
G. Evaluasi Asuhan Keperawatan ............................................................................58
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................60
A. Kesimpulan ..........................................................................................................60
B. Saran.....................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................61
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
“Asuhan Keperawatan Pada Tn. M.A Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi di Ruang
Maria 4 Kamar 9 Rumah Sakit Santo Borromeus”. Laporan kasus ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata ajar Praktek Klinik Keperawatan Dasar Profesi.

Dalam pembuatan Laporan kasus ini penulis menyadari bahwa Laporan kasus
ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan Laporan kasus ini dan untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang
keperawatan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyusunan Laporan kasus
ini. Kiranya segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak
selama penyusunan Laporan kasus ini dapat diterima bagi kita sekalian.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Bandung, 18 Oktober 2018

Penyusun
Christene E. I. Ndun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Nutrisi adalah zat – zat gizi atau zat – zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisannya. Masalah nutrisi erat kaitannya
dengan dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor – faktor
yang mempengaruhinya. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena
apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa
menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus
memperbanyak nutrisi.
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi – fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Metabolisme dapat berupa anabolisme
(membangun) dan katabolisme (pemecah).
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan
minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet
yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada
pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar
nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini
dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance
(RDA).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memahami gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada Tn. M.A
dengan gangguan kebutuhan nutrisi : Observasi Febris + vomitus di ruang
Maria 4 Kamar 9 Rumah Sakit Santo Borromeus.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan kasus ini adalah agar penulis mampu :
a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. M.A dengan gangguan
kebutuhan nutrisi : Observasi Febris + vomitus di ruang Maria 4
Kamar 9 Rumah Sakit Santo Borromeus.
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn. M.A dengan
gangguan kebutuhan nutrisi : Observasi Febris + vomitus di ruang
Maria 4 Kamar 9 Rumah Sakit Santo Borromeus.

4 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada Tn. M.A dengan
gangguan kebutuhan nutrisi : Observasi Febris + vomitus di ruang
Maria 4 Kamar 9 Rumah Sakit Santo Borromeus.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah disusun pada Tn. M.A dengan gangguan
kebutuhan nutrisi : Observasi Febris + vomitus di ruang Maria 4
Kamar 9 Rumah Sakit Santo Borromeus.
e. Mampu melakukan evaluasi Keperawatan pada Tn. M.A dengan
gangguan kebutuhan nutrisi : Observasi Febris + vomitus di ruang
Maria 4 Kamar 9 Rumah Sakit Santo Borromeus.

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan studi kasus
ini adalah metode deskriptif studi kasus dengan mengguanakan teknik
pengumpulan data melalui :
1. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan pengumpulan data melalui
pengamatan langsung terhadap pasien.
2. Pengukuran dan pemeriksaan fisik
Pengukuran dan pemeriksaan fisik merupakan cara untuk memperoleh data
dengan melakukan pemeriksaan fisik melalui inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara memperoleh data melalui catatan medik dan
perawatan seperti pengobatan dan perawatan yang didapat.
4. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan pencarian data dengan cara mempelajari
buku-buku, majalah, dan dokumen skripsi yang ada kaitannya dengan
penulisan laporan kasus ini.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan studi kasus ini terdiri dari empat Bab
yaitu Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan
penulisan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, metode penulisan
dan sistematika penulisan. Pada Bab II adalah Tinjauan Teoritis dan Tinjauan
Kasus, pada tinjauan teoritis menguraikan tentang konsep dasar nutrisi yang
meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, komponen – komponen nutrisi,

5 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


karakteristi status nutrisi, faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan
nutrisi, macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada pemenuhan
nutrisi, pentalaksanaan, konsep dasar asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Bab III adalah Tinjauan Kasus. Dan Bab IV merupakan tentang Penutup yang
terdiri atas kesimpulan dan saran.

6 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kebutuhan Nutrisi


1. Defenisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam
aktifitas tubuh (Alimul, 2006).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan
(Wikipedia Indonesia, 2008).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,
aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit. ( Tarwoto & Wartonah 2010).

2. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalahsistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

7 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


www.google.com

a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan
oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari
berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian
kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.

8 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


b. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan
kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
c. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian
atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot
yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang
mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kacang keledai.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui
otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa
menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
2) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman

9 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum
yang panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus
besar terdiri dari rectum, colon dan rectum yang kemudian bermuara
pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-
kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime
(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient,
potassium, bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan
berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai
rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi
menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan
mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua
kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi
padat sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu gerakan maju
ke anus yang berupa gelombang. Makanan yang sudah melewati usus
halus : Chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah
chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.
f. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air
dari feses.
Usus besar terdiri dari :
1) Kolon asendens (kanan)
2) Kolon transversum
3) Kolon desendens (kiri)
4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

10 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat
penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal
dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare.
g. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan
material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbahkeluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dansebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang
merupakan fungsi utama anus.

3. Komponen – komponen Nutrisi


Tubuh memerlukan nutrisi untuk kelangsungan fungsi – fungsi
tubuh. Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi
organuntuk pergerakan, serta kerja fisik. Sebagian zat gizi berperan
dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh serta berperan
sebagai pelindung dan pengatur.
Komponen nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.

11 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh.
Karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian di
manfaatkan tubuh dan kehilangan glukosa akan di simpan di hati
dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
1) Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat di
golongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida,
dan poliskarida.
 Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
paling sederhana dan merupakan molekul yang paling
kecil. Dalam bentuk ini karbohidrat dapat di serap oleh
pembuluh darah di usus. Jenis monosakarida adalah
glukosa, dektrosa yang terdapat pada buah buahan dan
sayur sayuran frutkosa yang banyak terdapat pada buah –
buhan, sayuran dan madu, serta galaktosa yang merupakan
pemecah dari disakarida.
 Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Sukrosa dan maltosa banyak terdapat pada makanan nabati,
sedangkan laktosa merupaka jenis gula dalam air susu baik
pada susu ibu maupun susu hewan.
 Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul
monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen,
dan selulosa.
2) Fungsi karbohidrat
 Sumber energi yang murah
 Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
 Cadangan untuk tenaga tubuh
 Pengaturan metabolism lemak

12 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


 Efisiensi penggunaan protein
 Memberikan rasa kenyang
3) Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok,
umumnya berasal dari tumbuh tumbuhan seperti beras, jagung,
kacang, sagu, singkong, dan lain lain. Sedangan karbohidrat
pada hewani berbentuk glikogen
4) Pencernaan karbohidrat
Pencernaan karbohidrat dilakukan secara mekanik dan
kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan gerakan otot
otot, untuk mengunyah, merobek, mendorong, dan menelan
makanan sehingga menjadi bagian bagian kecil atau halus.
Pencernaan karbohidrat secara mekanik terjadi di mulut,
lambung, dan usus halus. Pencernaan karbohidrat secara kimia
melalui bantuan enzim amilase saliva yang diaktifkan oleh
HCL, enzim enterokinase yang di hasilkan oleh usus dengan
mengaktifkan maltose, laktosa, dan sukrosa untuk mengubah
untuk menjadi gula sederhana. Enzim lain yang berperan dalam
pencernaan karbohidrat adalah pankreatik alfa amilase yang di
hasilkan oleh pakreas dan berfungsi mencegah pati menjadi
maltose yang selanjutnya akan di ubah menjadi glukosa
5) Absorbsi karbohidrat
Karbohidrat belum dapat di absorbsi oleh usus sebelum di
pecah menjadi bagian bagian kecil atau di cerna. Pencernaan
karbohidrat menghasilkan disakarida dan trisakarida dan
selanjutnya akan diubah menjadi glikogen engan pengaruh
insulin.
6) Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energy
utama tubuh. Hamper 80% energy dihasilkan dari karbohidrat.
Setiap 1 gram karbohidrat akan dihasilkan 4 kilokalori (kkal).
Glukosa dapat berasal dari zat tepung dan gula, asam amino,

13 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


serta gliserol. Di dalam tubuh, glukosa tersimpan dalam plasma
darah dalam bentuk glukosa darah, dan kelebihan glukosa akan
disimpan di hati dan di otot dalam bentuk glikogen. Setelah
kebutuhan energy terpenuhi, kelebihan glukosa akan diubah
menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa. Glukosa
darah dipertahankan secara optimal untuk kebutuhan energy
seperti otak dan fungsi organ yang lain.
Untuk dapat dimanfaatkan oleh sel dan jaringan,
karbohidrat harus diubah terlebih dahulu menjadi glukosa.
Proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2
mekanisme utama, yaitu melalui proses aerob dan anaerob.
Proses metabolism aerob berlangsung dengan menggunakan
enzim di dalam mitokondria dan dengan bantuan oksigen,
sedangkang metabolism anaerob berlangsung di dalam
sitoplasma. Glukosa berada dalam sel tubuh dengan cara difusi
yang dibantu oleh hormone insulin. Insulin merupakan
hormone yang berfungsi dalam mempertahankan glukosa
darah. Jika insulin tidak ada atau kadarnya berkurang, maka
glukosa darah akan meningkat. Kelainan yang ekstrem glikosa
darah dapat menimbulkan penurunan kesadaran, koma, dan
meninggal.
Metabolisme karbohidrat terjadi melalui empat proses sebagai
berikut.
1. Glikogenolisis, yaitu perubahan dari katabolisme glikogen
menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air. Ketika glukosa
darah turun, maka glikogen akan dipecah dengan bantuan
enzim glikogen fosforilase menjadi glukosa 1-fosfat,
selanjutnya menjadi glukosa 6-fosfat yang kemudian
dengan bantuan oksigen diubah menjadi energy.
2. Glikogenesis merupakan proses anabolisme atau
pembentukan glikogen dari glukosa. Ketika glukosa masuk
dalam sel kemudian di fosforisasi menjadi glukosa – 6 –

14 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


fosfat, kemudian di ubah menjadi glukosa – 1 – fosfat,
selanjutnya melalui bantuan enzim glikogen sintase akan di
ubah menjadi glikogen. Sintesis dan penyimpanan glikogen
terjadi di hati dan sel otot skeletal.
3. Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
protein dan lemak misalnya dari asam amino dan gliserol.
Ketika cadangan energy dan karbohidrat menurun, maka
untuk mempertahankan glukosa darah terjadi pemecahan
lemak dan protein
4. Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi
asam piruvat dan molekut atp. Pada proses glikolisis 1
molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada
rantainya (C6H12O6) akan terpecah menjadi 2 molekul
piruvat yang memiliki 3 atom karbon (C6H3O3). Proses
glikolisis terjadi di sitosol sel yang di percepat oleh enzim
spesifik.

b. Protein
Protein merupakan jenis unsur zat gizi yang sangat
berperan dalam penyusunan senyawa senyawa penting seperti
enzim, hormon, dan antibodi.
1. Jenis protein
Protein adalah senyawa kompleks, tersusun atas asam
amino atau peptida. Pada manusia terkandung 22 jenis
asam amino yang berbeda. Bentuk sederhana dari protein
adalah asam amino. Berdasarkan sumbernya, asam amino
di kelompokkan menjadi dua macam yaitu asam amino
esensisal dan asam amino non esensial. Asam amino
esensial hanya terdapat di peroleh dari luar tubuh seperti
makanan karena tidak dapat disintesiskan dalam tubuh,
misalnya lisin, triptofan, fenilalanin, dan leusin. Sedangkan
asam amino non esersial merupakan asam amino yang

15 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


dapat disintesis oleh tubuh dari senyawa lain, misalnya
glutamine, alanin, hidroksisilin dan piruvat.
Tabel jenis asam amino

Asam amino esensial Asam amino non esensial


Histidin Alanin
Isoleusin Arginin
Leusin Asam aspartat
Lisin Sitrulin
Metionin Sistein
Fenilalanin Sistine
Treonin Asam glumamat
Triptofan Glisin
Valin Hidroksilisin
Hidroksiprolin
Serin dan tiroksin
Berdasarkan susunan kimianya protein di golongkan
menjadi tiga golongan yaitu :
 Protein sederhana, yaitu jenis protein yang tidak
berkaitan dengan senyawa lain seperti albumin dan
globulin.
 Protein bersenyawa protein ini dapat membentuk
ikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemobglobin
membentuk kromoprotein.
 Turunan atau derivate dari protein, termasuk dalam
turunan protein misalnya albuminosa, pepton dan
gelatin.
2. Fungsi protein
 Daam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan
cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik
koloid serta keseimbangan asam dan basa
 Perubahan dan pemelihraan jaringan tubuh
 Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon

16 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


 Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak
( lipid )
 Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai
tempat menyimpan dan meneruskan sifat sifat
keturunan.
3. Sumber protein
 Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan
seperti susu, daging, telur, hati, udang, kerang, ayam
dan sebagainya.
 Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari
tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, tepung
terigu, dan sebagainya.
4. Pencernaan protein
Jika ada makanan yang mengandung protein masuk ke
lambung, maka akan menstimulasi produksi peptinogen
oleh sel utama (chief cell ) lambung. Pepsinogen dengan
bantuan HCl diaktifkan dengan cepat menjadi pepsin pada
pH di bawah 5,0 dan akan efektif pada pH 2,0. Produksi
pepsinogen di pengaruhi oleh adanya hormon asetilkolin,
gastrin, dan sekretin selama ada makanan dan kerjanya di
hambat oleh keadaaan alkali seperti pada keadaan keasman
di usus. Pepsin mengubah protein menjadi polipeptida,
yaitu albuminosa dan pepton. Di susus, albuminosa dan
pepton akan di ubah menjadi asam amino dengan bantuan
enzin tripsin dan pancreas.
5. Absorbsi protein
Setiap hari sekitar 200 gr asam amino di absorbsi
melalui ileum dan masuk ke kapiler kalpiler darah vilis
melalui proses difusi, selanjtnya di bawa ke vena
portahekatika. Karena protein dapat larut dalam air
sehingga umumnya penyerapan dapat terjadi secara

17 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


sempurna, maka hamper tidak tersisa protein makanan
dalam fases.
6. Metabolisme protein
Protein merupakan sumber energy selain karbohidrat
dan lemak. Setiap 1 gr protein akan menghasilkan 4 kkal.
Setelah asam amino diserap di usus dan masuk ke aliran
darah menuju ke hati, selajutnya akan di seber keseluruh
jaringan tubuh dan di manfaatkan untuk mengganti sel sel
yang rusak, pembentukan protein plasma darah, serta
pembentukan enzim dan hormon.
Asam amino yang tidak dapat dipergunakan akan di
transportasikan kembali ke hati untuk kemudian di lakukan
katabolisme dengan dilepaskan ikatan nitrogennya
sehingga terpecah menjadi senyawa asam organik dan
amoniak (NH3). Asam organic seperti asam keton akan di
manfaatkan kembali untuk pembentukan asam amino
lainnya, sedangkan amoniak akan di ubah menjadi urea dan
di buang melalui ginjal.
Apabila asam amino dari makanan berlebihan atau
melebihi kebutuhan tubuh, maka kelebihan atau sisanya
tidak dapat di timbun, tetapi akan di ubah menjadi lemak
sebagai cadangan kalori tubuh.
7. Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein
adalah berikut ini.
 Berat badan seseorang. Semakin besar berat badanya
kebutuhan akan protein juga lebih bersar, hal ini sangat
terkait dengan semakin banyaknya jumlah sel dan
jaringan yang harus di pertahankan dan memperbaiki
jaringan yang rusak.
 Aktivitas. Aktivitas membutuhkan tambahan energi
yang di antaranya berasal dari protein.

18 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


 Keadaan pertumbuhan. Bayi : 3 gr/kg BB, anak anak :
1,75 – 2,5 gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan
usia lanjut kebutuhan protein 1,25 – 1,75 gr/kg BB.
 Pada wanita hamil ditambah 10 gr/ hari
 Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari
 Keadaan atau kondisi kesehatan, misalnya sakit atau
terjadi infeksi.
c. Lemak ( Lipid )
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang
menghasilkan jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat
dan protein.
1. Jenis lemak
Berdasarkan ikatan kimianya lemak di bedakan menjadi :
 Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak
dan gliserol. Asam lemak bebas dapat dengan mudah
menembus membrane sel melalui proses difusi.
 Lemak yang berikatan dengan unsur lain seperti
fosfolipid merupakan senyawa ikatan lemak dengan
garam fosfor, glikolipid (senyawa ikatan lemak dengan
glikogen ), serta lipoprotein ( senyawa antara lipid dan
protein ).
2. Fungsi lemak
 Sebagai sumber energi, memberikan kalori dimana
dalam 1 gr lemak pada peristiwa oksidasi akan
menghasilkan kalori sebanyak 9 kkal.
 Melarut vitamin sehingga dapat di serap oleh usus.
 Untuk aktivitas enzim seperti enzim fosfolipid
 Penyusun hormon seperti biosintesis hormon teroid.
3. Sumber lemak
Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani, lemak
nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti pada kacang kacanagan, kelapa, dan lain lain.

19 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak
jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing, dan lain lain
4. Pencernaan lemak
Pencernaan lemak di mulai di mulut dengan bantuuan
enzim lipase saliva yang di hasilkan di sublingual,
kemudian di lambung dan duodenum dengan bantuan enzim
lipase yang di hasilkan oleh pancreas. Enzim lipase di
aktivkan oleh adanya garam empedu yang masuk ke duo
denum. Lemak di cerna menjadi asam lemak,
monogsiklerida, dan kolesterol dengan bantuan garam
garam empedu dan lipase lalu di serap ke darah menuju
hati.
5. Absorbsi lemak
Sekitar 80 gr/ hari lemak diabsorbsi dalam usus
khususnya di duodenum melalui mekanisme difusi pasif.
Asam lemak dengan rantai pendek ( terdiri atas 10 – 12
atom karbon ) masuk ke jaringan kapiler dan selanjutnya di
bawa ke vena porta hepatika sebagai asam lemak bebas.
Sedangkan asam lemak dengan rantai panjang ( Lebih dari
12 atom karbon) di sintesis kembali menjadi tridliserida,
kemudian bergabung bersama liprotein, kolerol, dan
fosfolipid membentuk silomikron selanjutnya akan di
absorbsi oleh lakteal dari villi. Dari lakteal kemudian masuk
ke sirkulasi limfatik dan selanjutnya masuk ke sirkulasi
darah
6. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak terjadi di hati, ketika lemak di
absorbsi di usus halus atau di lepaskan dari jaringan
adiposa, gliserol, yang merupakan bagian dari lemakndi
pecah menjadi piruvat, asam lemak, dan komponen lemak
lainnya.

20 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Ketika terjadi penurunan gula darah, dimana cadangan
karbohidrat dan protein menurun, maka lemak di ubah
menjadi glukosa. Pada kondisi tertentu oksidasi lemak
menjadi tidak sempurna dan menghasilkan keton dalam
darah lebih cepat dari yang diutuhkan sel untuk sumber
energi maka terjadi ketosis. Karena keton berupa asam
maka dapat mengakibatkan asidosis metabolik dimana pH
darah menjadi turun. Pada kondisi ini pernafasan pasien
menjadi cepat untuk membuang lebih banyak ion hydrogen.
Kondisi ketosis merupakan keadaan kegawatan dimana
orang yang mengalami keracunan dan menurunnya
kesadaran sehingga dapat mengalami kematian.
Jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak dalam
tubuh akan disimpan dan akan di pergunakan sebagai:
 Cadangan energi atau tenaga
 Bantalan alat alat tubuh seperti ginjal dan bola mata
 Mempertahankan panas tubuh karena lemak sebagai
penghambat panas ( konduktor yang buruk )
 Perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat kimia
yang berbahaya
 Pembentuk postur tubuh seperti orang yang terlihat
gemuk atau kurus karena adanya lemak.
d. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organic yang di butuhkan
tubuh dalam jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam
tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme
karena fungsinya sebagai katalisator.
1) Jenis vitamin
Vitamin dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
 Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B
kompleks, B1 (Tiamin), B2 ( Riboflavin), B3 (niasin),
B5 (Asam pontotenat), B6 (Piridoksin), B12

21 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


(kobalamin), Asam fosfat, dan vitamin C. Jenis
vitamin ini dapat larut dalam air sehingga
kelebihannya akan dibuang melalui urine.
 Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
lemak seperti vitamin A,D,E,dan K
2) Sumber dan fungsi vitamin
 Vitamin B1, banyak terdapat pada biji bijian tumbuhan
seperti padi, kacang tanah, kacang hijau, gandum ,
roti , sereal, jaringan tubuh hewan, ginjal hati, dan
ikan. Fungsinya adalah mencegah terjadinya penyakit
beri beri, neuropati perifer, gangguan konduksi sitem
syaraf, dan ensefalopati wernicke.
 Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hari, ginjal,
susu, keju, kacang almond, dan yoghurt. Fungsinya
adalah memperbaiki kulit, mata serta mencegah
terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang
mendapatkan fototerapi
 Vitamin B3, banyak terdapat pada berbagai jenis
makanan dari hewani dan nabati seperti sereal, beras,
kacang – kacangan. Fungsi vitamin ini adalah
menetralisasi zat racun, berperan dalam sintesis lemak,
memperbaiki kulit dan syaraf, serta sebagai koenzim
pada banyak enzim dehidroginase yang terdapat dalam
sitosol dan mitokondria.
 Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah di berbagai
jenis makanan, baik di tumbuhan maupun di hewani,
sehingga jarang terjadi kekurangan vitamin B5,
fungsinya sebagai katalisator reaksi kimia dalam
pembentukan koenzim A yang berperan dalam
pembentukan energi (ATP).
 Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati,
ikan, daging, telur, pisang, dan sayuran. Fungsinya

22 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


berperan dalam proses metabolisme asam amino,
proses glikogenolisis pembentukan antibodi, serta
regenerasi sel darah merah. Kekurangan vitamin ini
dapat mengakibatkan dermatitis, bibir pecah pecah,
sariawan, anemia, dan kejang.
 Vitamin B12, vitamin ini banyak terdapat pada daging,
ikan, kepiting, telur, susu, dan tempe. Fungsinya
membantu pembentukan sel darah merah, mencegah
kerusakan sel darah merah, mencegah kerusakan sel
syaraf, dan membantu metabolisme protein.
 Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah
seperti jeruk, mangga, tomat, stoberi, asparagus, kol,
susu, mentega, ikan dan hati. Fungsinya membantu
pembentukan tulang, otot,dan kulit, membantu
penyerapan zat besi, serta melindungi tubuh dari
radikal bebas.
 Asam folat, sumbernya terdapat pada hati, daging,
sayuran hijau, kacang kacangan. Fungsinya dalam
membantu metabolisme, khususnya asam amino,
pematangan sel darah merah, serta mencegah
terjadinya penyakit jantung bawaan. Kekurangan dapat
mengakibatkan anemia megaloblastik.
 Vitamin D, sumber vitamin ini adalah ikan, telur susu,
keju, tahu, tempe. Fungsinya adalah meningatkan
penyerapan kalsium, fosfor untuk kekuatan tulang dan
gigi, pengaturan produk hormon, serta pengaturan
kadar kalsium darah.
 Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging,
hati, susu, wortel, labu, dan bayam. Fungsinya
membangun sel sel kulit, melndungi sel retina dari
kerusakan. Kekurangan vitamin ini dapat

23 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


mengakibatkan gangguan penglihatan pada senja hari (
Rabun senja )
 Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak
sayur, alpukat, kacang kacangan, sayuran, daging,
telur, susu, ikan. Manfaat vitamin ini adalah sebagai
anti oksidan dengan cara memutuskan berbagai rantai
radikal bebas
 Vitamin K, vitamin ini banyak tedapat pada jaringan
tanaman, sayuran, dan hewan sebagai bahan makanan,
produksi oleh bakteri usus. Fungsinya adalah
membantu dalam proses pembekuan darah dan jika
terjadi kekuranagan dapat mengakibatkan penyakit
perdarahan.

3) Absorbsi Vitamin
Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan
vitamin C, mudah di absorbsi dalam epithelium mukosa
usus melalui proses difusi, kecuali vitamin B12 yang hanya
dapat di absorbsi dengan bantuan intrinsic faktor yang
dihasilkan oleh sel pariental lambung. Vitamin B12,
diabsorbsi pada ileum terminal. Sedangkan vitamin yang
larut dalam lemak seperti vitamin A,D,E,dan K akan
diabsorbsi dalam lemak seperti vitamin A,D,E,K dan B12
yang di absorbsi dari darah di simpan dalam hati dan
kemudian dipergunakan kembali jika di perlukan oleh
tubuh.
e. Mineral
Mineral adalah ion organik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan
vitamin tidak menghasilkan energy, tetapi merupakan elemen
kimia yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.

24 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


1. Jenis mineral
Berdasarkan kebutuhannya dalam tubuh, mineral di
kelompokan menjadi dua yaitu :
 Makromineral yaitu jumlah kebutuhan mineral tubuh
terdiri dari 100mg/hari seperti natrium (Na), kalsium
(Ca), fosfor (P), kalium (K), klorida (Cr), dan
magnesium (Mg)
 Mikromineral, yaitu jumlah kebutuhan mineral kurang
dari 100mg/hari, seperti zat besi(Fe), seng (Zn),
kronmium ( Cr), mangan (Mn), tembaga (Cu), fluor
( F), dan Yodium ( I ).
2. Fungsi mineral
Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini.
 Pertukaran konsentrasi osmotic cairan tubuh, misalnya
natrium dan klorida yang berperan dalam
mempertahankan cairan ekstrsel. Kalium sangat
penting dalam mempertahankan konsentrasi osmotic
intrasel.
 Proses fisiologis, variasi dari ion ion berperan dalam
berbagai proses fisiologis seperti mempertahankan
transmembran potensial, pembentukan dan
mempertahankan tulang, kontraksi otot, pembentukan
neurotransmitter, pembentukan hormon, pembekuan
darah,transport gas, dan sistem penyangga ( Buffer).
 Sebagai kofaktor esensial berbagai reaksi enzimatik,
seperti pada calcium – dependent ATPase pada tulang
yang membutuhkan ion magnesium. ATPase untuk
mengubah glukosa menjadi asam piruvat
membutuhkan ion kalium dan magnesium.
3. Absorbsi mineral
Terjadi melalui proses difusi dan transport aktif.
Meningkatkan absorbsi sodium di pengaruhi oleh intake

25 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


makanan yang tinggi natrium dan pengaruh hormon
aldosteron. Peningkatan absorbsi di pengaruhi oleh
hormone paratiroid. Ion klorida, yodium, bikarbonat, dan
nitrat diabsorbsi melalui proses difusi, sedangkan sulfat
dan fosfat masuk ke epitel usus hanya dengan transport
aktif .
f. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting
dalam kehidupan sel sel tubuh. Setiap hari sekitar 2 liter air
masuk ke tubuh kita melalui minum, sedangkan cairan digestif
yang di produksi oleh berbagai saluran organ pencernaan
sekitar 8 – 9 liter, sehingga sekitar 10 – 11 liter cairan beredar
dalam tubuh. Namun demikian dari 10 – 11 liter cairan yang
masuk hanya 50 – 200 ml yang dii keluarkan melalui fases
selebihnya direabsobsi
Absobsi air terjadi pada usus halus dan usus besar
dan terjadi pada saat proses difusi
 Jejunum : 5 – 6 liter/hari
 Ileum : 2 liter/hari
 Kolon : 1,5 liter/hari

4. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body
Mass Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan
ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan
sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over
weight) dan obesitas.

26 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


BB (kg)
Indeks Masa Tubuh =
TB × TB (m)

BB (kg)
TB × TB (m)
Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT
Kekurangan berat badan
Kurus < 17,0
tingkat berat
Kekurangan berat badan
17,0 ─ 18,5
tingkat sedang
Norma
18,5 ─ 25,0
l
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk >25,0 – 27,0
ringan
Kelebihan berat badan tingkat
>27,0
berat
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan
perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter
dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)

5. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan


Nutrisi Manusia
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi
dapat mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat

27 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah
dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun
energy basal relative konstan.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di
bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0
kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
d. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas
permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin
besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal
tubuh juga menjadi lebih besar.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang
tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
f. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia
(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek
samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan
persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat.

28 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang
(mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan
kekuatan).

6. Macam – macam Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas
kekurangan dankelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes
Melitus, Hipertensi, JantungKoroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami
seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standard
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau
intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

29 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm
pada wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau
monoton.
Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan
sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi,
pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas
dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai
berikut :
 PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
 PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur
s/d 80 % BB Normal.
 PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
2) Kwashiorkor

30 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak
adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi.
Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema,
otot-otot tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi
yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat
akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga
disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang
sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan
merokok. Saat ini,penyakit jantung koroner sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidupyang tidak sehat, obesitas dan lain-
lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan
secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya
kontipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan.

7. Penatalaksanaan
a. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
b. Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi

31 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


c. Pemberian asupan nutrisi : Oral
d. Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
e. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
nutrisi meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan. Pengkajian Fokus :
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka
bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal,
tekanan darah  rendah/tinggi.

32 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
 Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
BB (kg)
 BMI (Body Mass Index):
TB × TB (m)
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml) (Tarwoto & Wartonah, 2006)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolic

33 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare Gangguan sensasi rasa
5) Kehilangan rambut berlebihanKelemahan otot pengunyah
6) Kelemahan otot untuk menelan
7) Kerapuhan kapiler
8) Kesalahan informasi
9) Kesalahan persepsi
10) Ketidakmampuan memakan makanan
11) Kram abdomen
12) Kurang informasi
13) Kurang minat pada makanan
14) Membran mukosa pucat Nyeri abdomen
15) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
16) Sariawan rongga mulut
17) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)

b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm
untuk pria

34 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka
tubuh ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial,
sepanjang hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan
(misalnya: memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.
(NANDA International, 2010)

3. Rencana Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:

1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu


2) Peningkatan status nutrisi

Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2010):


Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk
melalui: meningkatkan nafsu
a. Mengurangi gangguan makan
dari lingkungan seperti
berisik, dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan ruangan
(barang-barang seperti
sputum pot, urinal tidak
berada dekat dengan
tempat tidur)
d. Berikan obat sebelum

35 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut pasien 2. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu
makan
3. Bantu pasien makan jika tidak 3. Membantu pasien makan
mampu
4. Sajikan makanan yang mudah 4. Meningkatkan selera
dicerna, dalam keadaan makan dan intake makan
hangat, tertutup, dan berikan
sedikit-sedikit tapi sering
5. Selingi makan dengan minum 5. Memudahkan makanan
masuk
6. Hindari makanan yang 6. Mengurangi rasa nyaman
banyak mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan 7. Observasi kebutuhan
timbang berat badan nutrisi
8. Lakukan latihan pasif dan 8. Menambah nafsu makan
aktif
9. Kaji tanda vital, sensori, 9. Membantu mengkaji
bising usus keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti 10. Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit, albumin,
hemoglobin, kolaborasi
dengan dokter

b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria Hasil:

1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol


2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan dating
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2010):
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian 1. Informasi dasar untuk
kembali pola makan perencanaan awal dan

36 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


pasien validasi data
2. Diskusikan dengan pasien 2. Membantu mencapai tujuan
dengan kelebihan makan
3. Diskusikan motivasi untuk 3. Membantu memecahkan
menurunkan berat badan masalah
4. Kolaborasi dengan ahli 4. Menentukan makanan yang
diet yang tepat sesuai dengan pasien
5. Ukur intake makanan 5. Mengetahui jumlah kalori
dalam 24 jam yang masuk
6. Buat program latihan 6. Meningkatkan kebutuhan
untuk olahraga energi
7. Hindari makanan yang 7. Makanan berlemak banyak
banyak mengandung menghasilkan energi
lemak
8. Berikan pengetahuan 8. Memberikan informasi dan
kesehatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan

4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap
pencanaan.

5. Evaluasi Keperwatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi

37 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang.

BAB III
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi

38 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


a. Identitas Klien
1) Nama : Tn M.A
2) Umur : 18 tahun 5 bulan 17 hari
3) Jenis Kelamin : Laki - laki
4) Agama : Islam
5) Suku/Kewarganegaraan : Betawi/ WNI
6) Pendidikan : Perguruan Tinggi
7) Pekerjaan : Mahasiswa ITB
8) Status marital : Belum Kawin
9) Tanggal,Jam pengkajian : 16 Oktober 2018 / 09.00 WIB
10) Tanggal,Jam masuk : 15 Oktober 2018 / 23.00
11) Diagnosa Medis : Observasi Febris + Vomitus
12) Alamat : Jl. Cisitu Indah II No. 16, Bandung
b. Identitas Keluarga/Penanggung jawab
1) Nama : Tn. S.A
2) Umur : 47 Tahun
3) Jenis kelamin : Laki - laki
4) Pekerjaan : Konsultan
5) Hubungan dengan klien : Ayah Kandung
6) Alamat : Jakarta

2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang/saat ini:
(1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan demam naik turun sejak hari jumat
tanggal 12 oktober yang lalu, pasien juga mengatakan mual
muntah 6 X dan BAB 3 X sehingga pasien datang ke
Rumah sakit dan disarankan dokter untuk dirawat di Rumah
Sakit.
(2) Keluhan Utama
Pasien mengatakan pusing
(3) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)

39 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Pada saat pengkajian Pasien mengatakan pusing, mual,
tidak nafsu makan dan BAB sudah 3 kali cair dan BAK
sudah 5 kali pada pagi hari, pasien juga mengatakan sudah
tidak demam dan muntah lagi. Pusingnya seperti berputar-
putar dan terjadi pada saat beraktivitas. Pusingnya sedikit
berkurang pada saat pasien tidur.
(4) Keluhan menyertai
Tidak ada

b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu


(1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah mengalami sakit panas, batuk
dan pilek
(2) Riwayat rawat inap sebelumnya
Pasien mengatakan pasien belum pernah masuk Rumah
Sakit
(3) Riwayat obat dan alergi
Pasien mengatakan alergi obat cefat dan reaksinya gatal -
gatal
(4) Riwayat operasi
Pasien mengatakan belum pernah dioperasi sebelumnya
(5) Riwayat Transfusi
Pasien mengatakan belum pernah melakukan transfusi
(6) Riwayat pengobatan rutin
Pasien mengatakan tidak ada pengobatan rutin

a. Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit turunan maupun menular
b. Keadaan kesehatan lingkungan rumah

40 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Pasien mengatakan tinggal di perumahan padat penduduk tapi
lingkungan rumah nyaman dan bersih. Kondisi ventilasi juga
cukup baik sehingga udara mampu bertukar dari luar kedalam.

3. Pola kesehatan fungsional


11 Pola yang dikaji sebeum sakit dan saat sakit
1. Pola pengelolaan kesehatan dan persepsi kesehatan
a) Arti sehat dan sakit bagi klien, gaya hidup atau hal yang
mempengaruhi kesehatan (Merokok, minum alkohol, kopi, obat
penenang atau narkoba)
Pasien mengatakan sehat adalah suatu anugerah dari Tuhan
yang harus dijaga dan sakit yang dialaminya adalah ujian dari
Tuhan.
Pasien juga mengatakan bahwa pasien sering merokok dengan
jenis kretek dan menghabiskan 1 bungkus perhari.
b) Pengetahuan status kesehatan klien saat ini
Pasien mengatakan tidak tau penyebab dari demam, mual,
muntah dan pusing yang dialaminya
c) Perlindungan terhadap kesehatan
Pasien mengatakan pasien selalu menjaga pola makan dengan
baik dan saat ini pasien hanya bisa melakukan apa yang sudah
menjadi kaharusan bagi seorang pasien.
d) Pemeriksaan diri sendiri
Pasien mengatakan jika sakit pasien pergi memeriksakan diri ke
klinik kesehatan untuk mendapatkan obat

e) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan


Pasien mengatakan sebelum sakit pasien sering olahraga
mengangakat beban (20 Kg) dan saat ini pasien mengikuti
terapi obat yang diberikan

41 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


2. Pola nutrisi metabolik
a) Kebiasaan makan dan kudapan, jenis dan jumlah makanan
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mampu makan sehari
3 kali dalam 1 porsi setiap kali makan dengan jenis nasi, sayur
dan daging. Saat ini pasien hanya mampu menghabiskan ½
porsi makan karena merasa mual dengan jenis bubur.
b) Pola makan dalam 3 hari terakhir atau dalam 24 jam terakhir,
porsi yang di habiskan
Pasien mengatakan saat masuk Rumah Sakit baru pasien
merasakan tidak ada nafsu makan karena mual
c) Kepuasan akan berat badan saat ini
Pasien mengatakan merasakan ada penurunan berat badan
d) Factor pencernaan
Pasien mengatakan nafsu makan menurun karena mual

3. Pola eliminasi
a) Kebiasaan buang air kecil (BAK):
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAK 3 – 4 kali dalam
sehari dengan jumlah ± 200 cc, berwarna kuning jernih dan bau
khas air kencing. Saat ini pasien mengatakan BAK sudah 3 kali
dengan jumlah ± 200cc, berwarna kuning jernih, bau khas air
kencing dan tidak ada nyeri.
b) Kebiasaan buang air besar (BAB):
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning. Saat ini
pasien mengatakan sudah BAB 3 kali dengan konsistensi cair
dan berwarna kuning.
c) Keyakinan budaya dan kesehatan
Pasien mengatakan pasien percaya bahwa kesehatan adalah
pemberian Tuhan
d) Kemampuan perawatan diri

42 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Pasien mengatakan mampu merawat diri sendiri sebelum sakit.
Saat ini pasien butuh bantuan perawat dan keluarganya
e) Penggunaan bantuan untuk eliminasi
Tidak ada

4. Pola aktivitas dan latihan


a) Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas secara mandiri
sebelum sakit. Saat ini pasien membutuhkan bantuan dari
keluarga dan temannya – temannya.
b) Olahraga :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien menyukai olahraga
angkat beban 20 Kg. Saat ini pasien hanya bisa terbaring diatas
tempat tidur.
c) Kebiasaan mengisi waktu senggang dan hobby yang dilakukan :
Pasien mengatakan jika habis kuliah pasien senang berkumpul
bersama teman-temannya dan pasien hobby bermain game. Saat
ini pasien hanya bisa terbaring diatas tempat tidur.
d) Keyakinan tentang aktivitas dan olahraga :
Pasien mengatakan dengan berolahraga membuat pasien jadi
lebih sehat dan segar. Saat ini pasien tidak bisa berolahrga
karena sakit.

e) Kemampuan untuk merawat diri sendiri :


Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi/personal hygiene √
Toileting √

43 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Berpakaian √
Berpindah √
Ket: 0=mandiri, 1= menggunakan alat bantu, 2= di bantu orang
lain, 3= dibantu orang lain dan alat,4= ketergantungan penuh

5. Pola istirahat tidur


a) Kebiasaan tidur sehari-hari :
Pasien mengatakan jika pulang kuliah masih sempat untuk tidur
siang pasien tidur ± 2 jam dan tidur malam tidak menentu jika
mengerjakan banyak tugas pasien hanya tidur ± 5 – 6 jam.
Setelah sakit pasien terkadang terbangun saat malam hari
karena merasa tidak nyaman.
b) Menggunakan alat (music) atau obat untuk mempermudah
tidur:
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat tidur dan
tidak pernah mencoba terapi musik.
c) Jadwal istirahat dan relaksasi :
Pasien mengatakan jika ada waktu istirahat pasien berkumpul
bersama teman-temannya
d) Gejala gangguan pola tidur :
Pasien mengatakan suka terbangun karena merasa tidak
nyaman
e) Factor yang berhubungan :
Pasien mengatakan cemas karena sakit pada saat sedang UTS
dan tidak bisa mengikutinya ditambahkan dengan banyak tugas
yang belum diselesaikan.

6. Pola persepsi kognitif


a) Fungsi dan penggunaan alat bantu indra :
Pasien mengatakan tidak menggunakan kacamata
b) Persepsi ketidaknyamanan nyeri :
Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri
c) Keyakinan terhadap nyeri :

44 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Tidak ada
d) Tingkat pengetahuan pasien terhadap nyeri :
Tidak ada

7. Pola konsep diri-persepsi diri:


a) Keadaan social :
Pasien mengatakan pasien senang bersosialisasi dengan banyak
orang
b) Identitas personal:
Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang pelajar
c) Gambaran diri:
Pasien sadar bahwa dia adalah seorang laki-laki yang harus
membanggakan orangtuanya
d) Harga diri :
Pasien mengatakan bahwa dia mau dihargai sebagai sesama
manusia
e) Ancaman terhadap konsep diri:
Pasien mengatakan takut penyakitnya tambah parah dan
menyusahkan keluarganya.
f) Riwayat perubahan konsep berhubungan dengan fisik:
Pasien merasakan bahwa dirinya lemah dan terbeban karena
harus merepotkan keluarga dan temannya untuk beraktivitas
karena sakit.

8. Pola hubungan peran:


a) Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman dan
pekerjaan:
Pasien mengatakan bahwa ia adalah anak kos dan sibuk dengan
kuliahnya.
b) Kepuasan menjalani peran:

45 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Pasien mengatakan sebelum sakit pasien merasa senang dapat
melakukan aktivitasnya seperti biasa. Saat ini dia tidak mampu
menjalani peran sebagai seorang mahasiswa.
c) Efek terhadap status kesehatan:
Pasien mengatakan sudah merepotkan teman dan keluarganya.
d) Pentingnya keluarga bagi klien:
Pasien mengatakan keluarga sangat penting, tanpa keluarga
pasien tidak bisa apa-apa.
e) Struktur dan dukungan keluarga :
Pasien mengatakan keluarga selalu menemani dan membantu
pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
f) Proses pengambilan keputusan keluarga :
Pasien mengatakan pengambilan keputusan pasien selalu
berdiskusi dengan orang tuanya.
g) Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga :
Pasien mengatakan orang tua mengasuhnya sejak dilahirkan
dan pada saat beranjak dewasa orang tua mempercayainya
untuk mandiri.
h) Klien tinggal dengan :
Pasien mengatakan bahwa dia adalah anak kos yang tinggal
dalam 1 lingkungan yang sama dengan teman-temannya namun
dengan kamar yang berbeda.

9. Pola reproduksi-seksuslitas:
a) Masalah terkait seksual :
Tidak ada
b) Menstruasi :
Tidak ada
c) Gambaran prilaku seksual :

46 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Tidak ada
d) Pengetahuan tentang seksual :
Tidak ada

10.Pola toleransi terhadap stress dan mekanisme koping:


a) Sifat pencetus stress :
Pasien mengatakan stres jika mual dan muntah
b) Tingkat stress yang dirasakan :
Pasien merasakan cemas jika harus dirawat semakin lama
c) Respon terhadap stress :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan
d) Strategi mengatasi stress :
Pasien mengatakan mengatasi dengan tidur
e) Strategi koping :
Pasien selalu meminta bantuan kepada keluarga dan perawat

11.Pola keyakinan-nilai:
a) Latar belakang budaya :
Pasien mengatakan bahwa ia adalah orang indonesia dan asli
dari jakarta namun lahir di tanggerang
b) Status ekonomi :
Pasien mengatakan orang tua selalu memenuhi kebutuhan
ekonominya karena pasien belum bekerja dan masih kuliah.

c) Tujuan kehidupan bagi klien :


Pasien mengatakan bahwa hidup adalah anugerah yang harus
disyukuri dan harus berguna serta dapat membanggakan orang
tuanya
d) Pentingnya agama bagi klien :
Pasien mengatakan bahwa pasien selalu rutin sholat 5 waktu.

47 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


e) Dampak kesehatan terhadap spiritualitas :
Pasien mengatakan saat ini ia percaya bahwa Tuhan yang akan
memulihkan keadaannya.

4. Data Biologi
a. Keadaan umum
Penampilan umum : pasien tampak sakit sedang, kesadaram
compos mentis, akral teraba hangat, pasien terpasang infus Asering
500 cc/ 12 di tangan kiri.
b. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
S : 36,9 ̊ C
N : 98 X/ menit
RR : 18 X/ menit
Nyeri : 0/10
c. Berat badan sebelum sakit: 65 Kg
Tinggi badan : 165 Cm
IMT : 23,9
Berat Badan sekarang : 62 Kg
Tinggi badan : 165 Cm
IMT : 22,8

d. Pemeriksaan fisik :
1) Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala pasien bersih,
distribusi rambut merata dan tidak rontok, tidak ada benjolan
dan tidak ada keluhan.
2) Wajah

48 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Wajah tampak simetris, tidak ada edema
3) Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
dan pupil isokor
4) Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih dan tidak
terdapat sekret
5) Telinga
Telinga tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua
telinganya, pendengaran baik
6) Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir tampak kering, tidak ada stomatitis dan mulut
bersih
7) Leher
Tidak ada edema, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
tidak ada nyeri tekan
8) Dada
Bentuk dada simetris. Tidak terdapat retraksi dada, tidak ada
edema dan jaringan parut,suara nafas normal, suara ucapan
(vocal resonans) normal, tidak ada suara tambahan.
Perkusi jantung normal, bunyi jantung reguler.
9) Abdomen
Tampak datar, umbilikus berada ditengah, tidak ada nyeri
tekan, terdengar bising usus 7x/menit.

10) Genetalia
Tidak terkaji
11) Rectum
Tidak terkaji
12) Punggung
Tidak ada kelainan, tampak normal

49 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


13) Ekstremitas
Bentuk simetris, tidak terdapat edema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih
5. Data psikologi
a) Status emosi:
Tampak stabil
b) Gaya komunikasi:
Pasien tampak kooperatif saat diajak bicara
c) Kegiatan agama yang diikuti :
Pasien mengatakan rutin sholat 5 waktu
d) Pandangan klien tentang peran Tuhan dalam kehidupannya, peran
doa dalam kehidupannya, kematian dan relasi dengan Tuhan :
Pasien mengatakan sakit adalah ujian hidup baginya dan pasien
percaya akan mendapat kesembuhan jika klien rajin berdoa

6. Data penunjang
1) Laboratorium
Pemeriksaan tanggal 15 – 1- 2018
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hematologi
Darah lengkap 15.6 g/dl 13.2 – 17.3
Hemoglobin 48.1 % 40.0 – 54.0
Hematokrit 5.78 Juta/µL 4.50 – 5.90

50 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Eritrosit 83 fL 80 – 96
MCV L 27 pg/mL 28 – 33
MCH L 32 g/dL 33 – 36
RDW-CV 13 % 11 – 16
Lekosit H 12.59 10^3/µL 4.4 – 11.0
Trombosit 211 Ribu/µL 150 – 450
MPV H 11.2 fL 6.8 – 10.6

Hitung Jenis
Basofil 0.0 % 0.0 – 1.0
Eosinofil 4.0 % 2.0 – 4.0
Neutrofil segmen H 84.0 % 50.0 – 70.0
Limfosit L 5.0 % 20.0 – 40.0
Monosit 7.0 % 2.0 – 8.0

Kimia klinik
SGPT (ALT) 36 µL <41

Pemeriksaan tanggal 17 – 10 -2018

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Hematologi
Lekosit 6.35 10^3/µL 4.4 – 11.0
Trombosit 175 Ribu/µL 150 – 450

Hitung Jenis
Basofil 0.0 % 0.0 – 1.0
Eosinofil 3.0 % 2.0 – 4.0
Neutrofil segmen 65.0 % 50.0 – 70.0
Limfosit L 19.0 % 20.0 – 40.0
Monosit H 13.0 % 2.0 – 8.0
normoblas 0 /100 Lekosit

Kimia klinik
Ureum darah 25 Mg/dL 19.44

eGFR
Kreatinin darah H 1.2 Mg/dL < 1.2
eGFR 78,9 mL/min/1.73 m^2
Natrium (sodium) 136 mmol/L 136-145
Kalium 3.8 mmol/L 3.5 – 5.1
(pottasium)

2) Radiologi
Tidak ada

51 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


3) Ekg
Tidak ada
4) Terapi obat:
Injeksi

a) Nama Obat: Tamoliv


Dosis : 1g
Golongan : analgesik dan antipirektik
Indikasi : terapi jangka pendek untuk demam dan nyeri derajat
ringan - sedang
Kontraindikasi : hipersensitif dengan gangguan hati berat
Efek Samping : malaise, kadar transaminase, ruam, reaksi
hipersensitif, hepetotoksik (overdosis)
Mekanisme kerja obat : dengan menurunkan sintesa prostlagandin
di sentral, sehingga dapat menghasilkan efek analgesik dan
antipirektik
b) Nama Obat: Vomceran
Dosis : 2 X 8 mg
Golongan : ondansentron
Indikasi : penanganan mual dan muntah yang berkaitan dengan
kemoterapi dan radioterapi
Kontraindikasi : hipersensitif
Efek Samping : sakit kepala, demam, menggigil, konstipasi, sensasi
panas pada daerah kepala, nyeri epigastrium, nyeri
muskuloskeletal,nyeri dada, rasa lemas, ansietas, hipotensi,gatal,
parestesia, sedasi dan diare.
Mekanisme kerja obat : meningkatkan kondisi pasien dengan
melakukan fungsi memblokir serotonin 5-HT3 receptor
c) Nama Obat: Pranza
Dosis : 1 X 40 mg
Golongan : proton pump inhibitor

52 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Indikasi : ulkus lambung, ulkus duodenum, refluks esofagitis
derajat sedang dan berat serta kondisi hipersekresi patologis seperti
sindrom zollinger-ellison atau keganasan lainnya.
Kontraindikasi : hipersensitif
Efek Samping : sensasasi berputar dan kehilangan keseimbangan,
peningkatan resiko patah tulang, diare, sakit kepala, pusing, gatal
pada kulit
Mekanisme kerja obat : menghambat sekresi asam lambung melalui
kerja spesifik pada pompa proton sel parietal.
Oral
a) Nama Obat: sumagesic
Dosis : 3 X 1 tab
Golongan : analgetik dan antipirektik
Indikasi : menurunkan demam serta meredakan sakit kepala,
sakit gigi, nyeri otot dan sendi
Kontraindikasi : gangguan fungsi hati
Efek Samping : kerusakan hati akibat pemberian jangka panjang
dan dosis besar, reaksi hipersensitivitas
Mekanisme kerja obat : menyembuhkan rasa sakit degan cara
bekerja pada pusat rasa sakit dalam otak dan mencegah timbulnya
rangsangan rasa sakit pada tempat-tempat bersangkutan.
5) Diit:
Lunak
6) Acara infus:
Asering 500 cc/12 jam
7) Mobilisasi
Bedrest

B. PENGELOMPOKAN DATA

Data Subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan lemas  Klien tampak sakit sedang
 Klien mengatakan pusing jika  Kesadaran compos mentis
beraktivitas  Akral teraba hangat
 Klien mengatakan mual  Klien tampak lemas

53 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


 Klien mengatakan tidak nafsu  Mukosa bibir kering
makan karena mual  Kulit pasien terlihat kering dan
 Klien mengatakan berat badan Turgor tidak elasitis
menurun  Makan ½ porsi
 Klien mengatakan BAB sudah 3  Hasil TTV :
kali dan cair  TD : 90/70 mmHg
 Klien mengatakan BAK sudah 5  S : 36, 9 ̊ C
kali pada pagi hari  N : 98 x/ menit
 RR : 18 x/menit
 Bising usus : 7 kali / menit
 Berat badan sebelum sakit : 65 Kg
 Berat badan setelah sakit : 62 Kg
 Terpasang infus asering 500 cc/ 12
jam

C. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

54 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


DS : Faktor infeksi Resiko tinggi
 Klien mengatakan ketidakseimbangan
mual Masuk melalui makanan yang nutrisi kurang dari
 Klien mengatakan tercemar kebutuhan tubuh
tidak nafsu makan
 Klien mengatakan Berkembang dalam usus
berat badan menurun
Melepas enteroktosin
DO :
 Klien tampak sakit Mengiritasi otot dan lapisan mukosa
sedang intestinum
 Kesadaran compos
mentis Menstimulasi fleksus submukosa dan
 Akral teraba hangat fleksus mienterik
 Makan ½ porsi
Mempercepat peristaltik usus
 Hasil TTV :
 TD : 90/70 mmHg
Hiperperistaltik usus
 S : 36, 9 ̊ C
 N : 98 x/ menit
Menekan lambung
 RR : 18 x/menit
 Berat badan sebelum Merangsang reflek mual muntah
sakit : 65 Kg
 Berat badan setelah Mual muntah
sakit : 62 Kg
 Terpasang infus Nafsu makan menurun
asering 500 cc/ 12 jam

Resiko ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
DS : Faktor infeksi Resiko tinggi
 Klien mengatakan kekurangan volume
BAB 3 kali cair Masuk melalui makanan yang cairan
 Klien mengatakan tercemar
BAK sudah 5 kali pada
pagi hari Berkembang dalam usus
 Klien mengatakan
mual Melepas enteroktosin
 Klien mengatakan
pusing Mengiritasi otot dan lapisan mukosa
intestinum
DO :
 Klien tampak sakit Menstimulasi fleksus submukosa dan
sedang fleksus mienterik
 Kesadaran compos
mentis Mempercepat peristaltik usus

55 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


 Akral teraba hangat
 Klien tampak lemas Hiperperistaltik usus
 Mukosa bibir kering
 Kulit pasien terlihat
kering dan Turgor Frekuensi BAB meningkat
tidak elasitis
 Hasil TTV : Peningkatan kehilangan cairan dan
 TD : 90/70 mmHg elektrolit
 S : 36, 9 ̊ C
 N : 98 x/ menit Resiko kekurangan volume cairan
 RR : 18 x/menit
 Terpasang infus
asering 500 cc/ 12 jam
DS : Faktor infeksi Intoleransi aktivitas
 Klien mengatakan
lemas Masuk melalui makanan yang
 Klien mengatakan tercemar
pusing jika beraktivitas
DO : Berkembang dalam usus
 Klien tampak sakit
sedang Melepas enteroktosin
 Kesadaran compos
mentis
 Akral teraba hangat Mengiritasi otot dan lapisan mukosa
 Klien tampak lemas intestinum
 Hasil TTV :
Menstimulasi fleksus submukosa dan
 TD : 90/70 mmHg
fleksus mienterik
 S : 36, 9 ̊ C
 N : 98 x/ menit
Mempercepat peristaltik usus
 RR : 18 x/menit
 Terpasang infus
Hiperperistaltik usus
asering 500 cc/ 12 jam
Menekan lambung

Merangsang reflek mual muntah

Mual muntah

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

56 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
MASALAH

1. Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual dan tidak nafsu makan
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran
cairan berlebihan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


No Tanggal
Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1 16 - 10 - 2018 Resiko tinggi Setelah dilakukan a) Kaji tanda a) Membantu
ketidakseimba tindakan vital dan status mengetahui
ngan nutrisi keperawatan dalam 3 nutrisi keadaan pasien
kurang dari X 24 jam diharapkan b) Anjurkan b) Mulut yang
kebutuhan nutrisi klien untuk menjaga bersih
tubuh terpenuhi dengan kebersihan meningkatkan
berhubungan Kriteria hasil : mulut nafsu makan
dengan mual  Terjadi c) Anjurkan c) Mencegah mual
dan tidak nafsu peningkatan makan sedikt d) Mengidentifikasi
makan berat badan tapi sering ketidakseimbang
sesuai batasan d) Ukur intake an nutrisi
waktu makanan dan e) Mempercepat
 Peningkatan timbang berat proses
status nutrisi badan penyembuhan
e) Kolaborasi

57 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


dengan ahli
gizi untuk diet
yang tepat bagi
pasien dan
dengan dokter
dalam
pemberian
obat
2 16 - 10 - 2018 Resiko tinggi Setelah dilakukan a) Kaji intake dan a) Menentukan
kekurangan tindakan output pasien kehilangan dan
volume cairan keperawatan dalam 3 b) Motivasi kebutuhan
berhubungan X 24 jam diharapkan pasien untuk pasien
dengan masalah pasien dapat makan b) Memenuhi
pengeluaran teratasi dengan c) Kaji Keadaan kebutuhan
cairan Kriteria hasil : umum pasien makan dan
berlebihan  Membrane d) Kolaborasi minum pasien
mukosa lembab dengan tim c) Mengetahui
 Turgor kulit baik medis dalam perubahan
 BAB 1-2 pemberian keadaan dari
kali/hari dengan obat pasien
kosistensi d) Mempercepat
lembek proses
 TTV normal penyembuhan

3 16 - 10 - 2018 Intoleransi Setelah dilakukan a) Kaji tingkat a) Mengetahui


aktivitas tindakan kemampuan tingkat aktivitas
berhubungan keperawatan dalam 3 aktivitas pasien
dengan X 24 jam diharapkan b) Anjurkan b) Membantu
kelemahan pasien bertoleransi keluarga untuk pasien dalam
fisik terhadap aktivitas membantu memenuhi
dengan Kriteria hasil memenuhi kebutuhan
: kebutuhaan pasien sehari-har
a) Pasien dapat pasien c) Membantu
berpartisipasi dalam c) Tingkatkan pasien untuk
aktivitas aktivitas memenuhi
b) Pasien dapat secara kebutuhan
memenuhi bertahap pasien secara
kebutuhan pasien sesuai mandiri
secara mandiri toleransi d) Menambah
d) Jelaskan pengetahuan
pentingnya pasien dan
istirahat dan keluarga
aktivitas dalam
proses
penyembuhan

58 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TGL JAM NO.DK IMPLEMENTASI NAMA & TTD


16 - 10 - 2018 09.00 1 Mengkaji TTV dan status IRENE
nutrisi pasien
Respon : pasien mengatakan
pusing, mual dan tidak nafsu
makan
Hasil TTV :
 TD : 90/70 mmHg
 S : 36, 9 ̊ C
 N : 98 x/ menit
 RR : 18 x/menit
Berat badan sebelum sakit : 65
Kg
Berat badan setelah sakit : 62
Kg
1 Mengukur intake makanan dan IRENE
timbang berat badan
Respon : pasien menghabiskan
bubur hanya ½ porsi
Berat badan sebelum sakit : 65
Kg
Berat badan setelah sakit : 62
Kg
3 Mengkaji tingkat kemampuan
aktivitas
Respon : pasien mengatakan
lemas dan pusing jika
beraktivitas
09.15 3 Menganjurkan keluarga untuk IRENE
membantu memenuhi
kebutuhan pasien
Respon : keluarga tampak
mengerti dan mau
melakukannya
2 Memotivasi pasien untuk IRENE
makan
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
11.45 2 Mengkaji intake dan output IRENE
pasien
Respon : Pasien mengatakan
tidak nafsu makan, makan
hanya habis ½ porsi, minum 3
gelas = ± 750 cc, BAB cair 3x,
BAK = ± 700cc

59 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


1 Memberikan obat peroral IRENE
Sumagesic 3 x 1 tab
1 Menganjurkan pasien makan IRENE
sedikit tapi sering
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
1 Menganjurkan pasien untuk IRENE
menjaga kebersihan mulut
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
17 - 10 - 2018 08.00 2 Mengobservasi keadaan umum IRENE
pasien :
Respon : pasien mengatakan
masih pusing dan masih mual,
BAB berkurang
2 Memotivasi pasien untuk IRENE
makan
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
08.05 3 Menganjurkan keluarga untuk IRENE
membantu memenuhi
kebutuhan pasien
Respon : keluarga tampak
mengerti dan mau
melakukannya
1 Menganjurkan pasien makan IRENE
sedikit tapi sering
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
Menjelaskan pentingnya
istirahat dan aktivitas dalam
proses penyembuhan
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
11.55 1 Mengkaji TTV dan status IRENE
nutrisi pasien
Respon : pasien mengatakan
pusing berkurang, mual
berkurang
Hasil TTV :
 TD : 90/60 mmHg
 S : 36, 5 ̊ C
 N : 92 x/ menit
 RR : 20 x/menit
12.00 2 Mengkaji intake dan output IRENE
pasien
Respon : Pasien mengatakan
nafsu makan sedikit membaik,

60 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


makan habis ¾ porsi, minum 3
gelas = ± 750 cc, BAB cair 1x,
BAK 1x = ± 250 cc
1 Menganjurkan pasien untuk IRENE
menjaga kebersihan mulut
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
3 Mengkaji tingkat kemampuan IRENE
aktivitas
Respon : pasien mengatakan
pusing berkurang dan mampu
melakukan aktivitas sendiri
18 - 10 - 2018 13.30 2 Mengobservasi keadaan umum IRENE
pasien :
Respon : pasien mengatakan
sudah tidak pusing, mual sudah
tidak ada, nafsu makan
membaik
13.35 1 Menganjurkan pasien untuk IRENE
menjaga kebersihan mulut
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
2 Memotivasi pasien untuk IRENE
makan
Respon : pasien mengerti dan
mau melakukannya
3 Mengkaji tingkat kemampuan IRENE
aktivitas
Respon : pasien mengatakan
pusing berkurang dan mampu
melakukan aktivitas sendiri
16.15 1 Mengkaji TTV dan status IRENE
nutrisi pasien
Respon : pasien mengatakan
sudah tidak pusing, mual sudah
tidak ada
Hasil TTV :
 TD : 90/60 mmHg
 S : 36, 7 ̊ C
 N : 88 x/ menit
 RR : 19 x/menit
2 Mengkaji intake dan output IRENE
pasien
Respon : Pasien mengatakan
nafsu makan kembali normal,
makan habis 1 porsi, minum 4
gelas = ± 1000 cc, BAB cair
1x, BAK 2 kali = ± 500 cc

61 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Melepas infus pasien IRENE
Respon : pasien mengatakan
keadaanya sudah membaik,
pasien akan pulang
16.30 3 Menganjurkan banyak istirahat IRENE
untuk membantu proses
pemulihan

G. EVALUASI KEPERAWATAN

TGL NO. SOAP NAMA & TTD


DK
16 - 10 - 2018 1 S: pasien mengatakan pusing, mual IRENE
dan tidak nafsu makan
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, Hasil TTV : TD : 90/70
mmHg, S : 36, 9 ̊ C, N : 98 x/ menit,
RR : 18 x/menit, Berat badan sebelum
sakit : 65 Kg, Berat badan setelah
sakit : 62 Kg

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan
2 S: Pasien mengatakan tidak nafsu IRENE
makan, makan tidak habis
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, makan hanya habis ½
porsi, minum 3 gelas = ± 750 cc,
BAB cair 3x, BAK = ± 700cc
terpasang terapi infus Asering 500
cc/ 12 jam
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
3 S: pasien mengatakan lemas dan IRENE
pusing jika beraktivitas
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, Klien tampak lemas dan
terbaring di atas tempat tidur,
terpasang terapi infus Asering 500
cc/ 12 jam, tampak sebagian
aktivitas dibantu keluarga
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
17 - 10 - 2018 1 S: pasien mengatakan pusing IRENE
berkurang dan mual berkurang
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, Hasil TTV : TD : 90/60

62 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


mmHg, S : 36, 5 ̊ C, N : 92 x/ menit,
RR : 20 x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2 S: Pasien mengatakan nafsu makan IRENE
sedikit membaik
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, makan habis ¾ porsi,
minum 3 gelas = ± 750 cc, BAB
cair 1x, BAK 1x = ± 250 cc,
terpasang terapi infus Asering 500
cc/ 12 jam
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
3 S: pasien mengatakan pusing IRENE
berkurang dan mampu melakukan
aktivitas sendiri
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, Klien tampak terbaring
diatas tempat tidur dan terpasang
terapi infus Asering 500 cc/ 12 jam,
tampak pasien mampu melakukan

aktivitas sendiri dengan baik


A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
18 - 10 - 2018 1 S: pasien mengatakan sudah tidak IRENE
pusing, mual sudah tidak ada, nafsu
makan membaik
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, Hasil TTV : TD : 90/60
mmHg, S : 36, 7 ̊ C, N : 88 x/ menit,
RR : 19 x/menit
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 S: Pasien mengatakan nafsu makan IRENE
kembali normal
O: Kesadaran : Compos Mentis, akral
hangat, makan habis 1 porsi,
minum 4 gelas = ± 1000 cc, BAB
cair 1x, BAK 2 kali = ± 500 cc,
infus dilepas
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien
pulang.

63 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi
dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
(Tarwoto & Wartonah 2010).

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan


dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi

64 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di
imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus
dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul. H. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nanda International. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015. Mediaction: Yogyakarta
Tarwoto dan Wartanah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

65 |GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

Anda mungkin juga menyukai