Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PROGRAM IMUNISASI A.

PENDAHULUAN Imunisasi adalah suatu


upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan (Permenkes, 2017). Program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan umum untuk menurunkan
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap
(IDL) pada bayi sesuai target RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya Universal Child
Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh
desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (Permenkes RI, 2017) UPTD Puskesmas Kalampangan sudah melakukan berbagai upaya dalam
menghadapi adanya penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap seperti secara aktif bersama para
kader memberi ajakan kepada para ibu bayi agar mau datang ke Posyandu maupun Puskesmas untuk
mendapatkan Imunisasi. Selain itu juga tetap dilaksanakannya penyuluhan tentang pentingnya imunisasi
disaat bersamaan dengan pelayanan imunisasi. B. LATAR BELAKANG Program imunisasi di Indonesia
memiliki tujuan umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya,
tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN (target tahun 2019
yaitu 93%), tercapainya Universal Child Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat
IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Permenkes RI, 2017). Cakupan imunisasi di wilayah Asia
Tenggara baru mencapai 52% Cakupan imunisasi anak di negara-negara anggota WHO (World Health
Organization) telah mencapai 90%, diperkirakan 85% dari bayi diseluruh dunia telah mendapat imunisasi
dan masih terdapat 19,3% juta bayi dan anak-anak belum sepenuhnya mendapatkan vaksinasi dan tetap
berisiko terkena penyakit (WHO, 2011). Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di
Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 9,2 % bayi tidak melakukan imunisasi Upaya
imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa
penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974.
Mulai tahun 1977,upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam rangka
pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu
Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus, Haemophylus influenza tipe B serta Hepatitis B.
Kementerian Kesehatan memperkenalkan jenis antigen baru yang ditambahkan dalam program
imunisasi nasional yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Keempat jenis vaksin tersebut
adalah vaksin Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk mencegah pneumonia (radang paru), vaksin Human
Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim, vaksin Rotavirus (RV) untuk mencegah diare
berat, dan vaksin Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari
polio. wilayah Kerja UPT Puskesmas Kalampangan meliputi 4 (empat) kelurahan dengan luas wilayah ±
5.964, 25 Hektar yaitu: Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Bereng Bengkel, Kelurahan Kameloh Baru
dan Kelurahan Danau Tundai. Dari hasil penilaian kinerja tahun 2022 jumlah cakupan program Imunisasi
dengan rata-rata 60% Berdasarkan data tersebut diatas maka disususnlah kerangka acuan kerja program
Imunisasi UPTD Puskesmas Kalampangan tahun 2023. C. TUJUAN Memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan maksud menurunkan kematian dan kesakitan sertamencegah akibat buruk lebih lanjut dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio,
Tetanus, Haemophylus influenza tipe B serta HepatitisB. vaksin Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk
mencegah pneumonia (radang paru), vaksin Human Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker leher
rahim, vaksin Rotavirus (RV) untuk mencegah diare berat, dan vaksin Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV)
dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN No.
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan 1. Pemberian imunisasi di posyandu Mengumpulkan sasaran di
posyandu dan memberikan suntikan imunisasi sesuai dengan kebutuhannya, diantaranya imunisasi
Hepatitis 0, BCG, OPV,RV, DPT-HB-HIB, PCV, IPV, Campak Rubella. Dilaksanakan setiap bulan sesuai
jadwal posyandu Sasaran : Bayi 0-11 bulan dan Batita (18-24 bulan) 2. Pemberian imunisasi pada anak
sekolah Mengunjungi SD/MI yang ada di wilayah kerja puskesmas untuk memberikan imunisasi campak,
Dt, Td, dan HPV Dilaksanakan 1x setahun setiap bulan November (Td, DT) dan Agustus (Campak/Rubela)
Sasaran : Kelas 1 : Campak Rubela, DT Kelas 2 : Td Kelas 5 : Td, HPV Kelas 6 : HPV 3. Sweeping Imunisasi
di Desa/Kel Mengunjungi desa/kel.yang rendah cakupan imunisasinya untuk memberikan imunisasi
pada bayi yang drop out imunisasinya. Sasaran : Bayi 0-11 bulan dan Batita E. CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN No. Kegiatan Pokok Pelaksanaan Program UKM Lintas Program Terkait Lintas Sektor Terkait
Ket. 1. Pemberian imunisasi di posyandu - Menyusun rencana kegiatan - Melakukan pendataan sasaran
imunisasi yang meliputi jumlah bayi, balita - Koordinasi dengan LP/LS - Menentukan tempat dan waktu
pelaksanaan kegiatan - Menyiapkan form Laporan - Menyiapkan bahan dan alat Imunisasi - Membuat
Laporan Kegiatan Program KIA - Menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan imunisasi di Posyandu Program
Promkes - Penyuluhan/sosi alisasi imunisasi Surveilans - Pelaksana dalam penemuan kasus KIPI
Kelurahan - Membentuk dan mengkoordinir Kader Kader - Koordinasi bayi/batita terkait pelaksanaan
program imunisasi di posyandu - Memantau keadaan bayi/batita - Membantu petugas kesehatan
Sumber Biaya BOK 2. Pemberian imunisasi pada anak sekolah - Menyusun rencana kegiatan - Melakukan
pendataan sasaran - Koordinasi dengan LP/LS - Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan -
Menyiapkan form Laporan Program Promkes - Penyuluhan/sosi alisasi imunisasi Surveilans - Pelaksana
dalam penemuan kasus KIPI Sekolah - Melakukan koordinasi anak sekolah untuk dilakukan imunisasi
Sumber Biaya BOK - Menyiapkan bahan dan alat Imunisasi - Membuat Laporan Kegiatan 3. Sweeping
Imunisasi di Desa/Kel - Menyusun rencana kegiatan - Koordinasi dengan LP/LS - Menentukan tempat
dan waktu pelaksanaan kegiatan - Menyiapkan form Laporan - Menyiapkan bahan dan alat Imunisasi -
Membuat Laporan Kegiatan Program KIA - Menyusun jadwal kegiatan Kader - Koordinasi bayi/batita
yang akan diimunisasi - Memantau keadaan bayi/batita - Memantau keadaan bayi/batita - Membantu
petugas kesehatan Sumber Biaya BOK F. SASARAN 1. Bayi 2. Batita 3. Anak Sekolah G. JADWAL
PELAKSANAAN KEGIATAN No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des 1. Pemberian
imunisasi di posyandu x x x x x x x x x x x x 2. Pemberian imunisasi pada anak sekolah x x 3. Sweeping x x
x x x Imunisasi di Desa/Kel H. EVALUASI - Kegiatan pemberian imunisasi terlaksana sesuai dengan jadwal
- Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui pertemuan penanggung jawabprogram
setiap bulan di Dinas Kesehatan Kab. dan melalui lokmin bulanan di puskesmas I. PENCATATAN DAN
PELAPORAN Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan
kepadakepala puskesmas dan dinkes kota setiap bulan. KERANGKA ACUAN KERJA KEJADIAN IKUTAN
PASCA IMUNISASI(KIPI) I. Latar Belakang Seiring dengan cakupan imunisasi yang tinggi maka
penggunaan vaksin juga meningkat dan sebagai akibatnya kejadian yang berhubungan dengan imunisasi
juga meningkat. Dalam menghadaapi hal ini penting diketahui apakah kejadian tersebut berhubungan
dengan vaksin yang diberikan ataukah terjadi secara kebetulan. Reaksi simpang yang dikenal dengan
kejadian ikutan pasca imunisasi(KIPI) adalah kejadian medic yang berhubungan dengan imunisasi dapat
berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, kesalahan prosedur ataupun koinsiden sampai ditentukanadanya
hubungan kausal. Untuk mengetahui hubungan antara imunisasi dengan KIPI diperlukan pencatatan dan
pelaporan semua reaksi simpang yang timbul setelah pemberian imunisasi. Surveilans KIPI tersebut
sangat membantu program imunisasi, khususnya untuk memperkuat keyakinan masyarakat akan
pentingnya imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling efektif. II. Tujuan a. Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan ini adalah untuk pemantauan KIPI b. Tujuan Khusus 1. Dapat memberikan
tanggapan segera jika ada pelaporan KIPI sehinggaprogram imunisasi harus mempunyai Perencanaan
rinci dan terarah 2. Agar ada pemantauan terhadap pelaporan KIPI karena kesalahan prosedur. 3. Agar
seluruh petugas baik yang berada dilapangan dapat memahami KIPIyang jelas dan instruksi yang rinci
perihal jalur pelaporan. III. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan 1
Melacak KIPI berkelompok - Menetapkan definisi KIPI - Lacak orang lain didaerah tersebut yang
mempunyai gejala penyakit yang serupa dengan definisi kasus tersebut. - Dapatkan riwayat imunisasi -
Tentukan persamaan paparan diantara KIPI tersebut. - Laporkan 2 Analisis KIPI - Klasifikasi penyebab,
terdiri dari: - Kesalahan prosedur/tehnik pelaksanaan - Reaksi suntikan - Induksi vaksin - Koinsiden -
Penyebab tidak diketahui 3 Tindak lanjut kasus - Pengobatan - Komunikasi - Perbaikan mutu pelayanan 4
Evaluasi - Evaluasi rutin - Evaluasi tahunan 5 Penanggulangan KIPI - Pencegahan primer - Penaggulangan
medic KIPI IV. Cara melaksanakan kegiatan 1. Mendapat pelaporan KIPI dari masyarakat 2. Melakukan
analisis penyebab dengan cara investigasi langsung ke lapangan. 3. Membuat pencatatan dan pelaporan
4. Dan segera menindak lanjuti kasus. V. Sasaran Sasaran dari program ini adalah seluruh sasaran dari
kegiatan imunisasi VI. Jadwal pelaksanaan kegiatan Kegiatan dilakukan bila ada pelaporan. VII. Evaluasi
pelaksanaan kegiatan dan pelaporan Evaluasi dilakukan untuk menilai evektivitas pemantauan
KIPI,dengan kriteria adalah: - Ketepatan waktu laporan - Kelengkapan laporan - Keakuratan laporan -
Kecepatan investigasi - Keadekuatan tindakan perbaikan yang dilakukan - KIPI tidak menggangu program
imunisasi VIII. Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan Pencatatan dilakukan setelah kegiatan
penemuan KIPI baik yang dilaporkan orang tua,masyarakat maupun petugas kesehatan. Laporan KIPI
dicatat oleh petugas kesehatan dalam formulir laporan KIPI, kemudian direkapitulasi setiap bulannya
dan dilaporkan dalam laporan rutin bulanan. KERANGKA ACUAN KERJA PENGELOLAAN RANTAI VAKSIN
( COLD CHAIN ) I. PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Imunisasi
merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu
kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai MDGs khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Untuk menjamin kualitas
keberhasilan pelayanan imunisasi, potensi vaksinsangat penting. Vaksin adalah produk biologis yang
bsangat mudah rusak dan kehilangan potensi bila tidak dikelola dengan benar. Peralatan rantai vaksin
dalam program imunisasi sangat menentukan potensi vaksin selama penyimpangan maupun
transportasi. Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menentukan secara cepat apakah vaksin
masih layak digunakan atau tidak. Adanya berbagai alat denganindikator yang sangat peka seperti
Vaccine Vial Monitor (VVM), Freeze Watch atau Freeze tag serta Time Temperature Monitor (TTM)
sangat membantu petugas dalam memantau suhu penyimpanan dan pengiriman vaksin ini. Dengan
menggunakan alat pantau ini,dalam berbagai studi diketahui bahwa telah terjadi berbagai kasus
paparan terhadap suhu beku pada vaksin yang peka terhadap pembekuan seperti Hepatitis B,
DPT/HB/Hib dan Td. Dengan adanya temuain ini maka telah dilakukan penyesuaian pengelolaan vaksin
untuk mencegah pembekuan vaksin. II. LATAR BELAKANG Dari hasil penilaian EVM (Effective Vaccine
Management) yang dilakukan oleh Kemenkes RI bersama UNICEF ahun 2011 dan 2012, diketahui banyak
peralatan rantai vaksin yang tidak dikelola secara benar sehingga banyak terjadi kerusakan vaksin.
Disamping penataan vaksin secara benar, suhu penyimpanan vaksin memerlukan pemantauan terus
menerus untuk menghindari kerusakan vaksin akibat paparan suhu yang tidak sesuai. III. TUJUAN a.
Tujuan Umum Melakukan pengelolaan peralatan rantai vaksin dan rantai vaksin yang memenuhi standar
yang telah ditetapkan. b. Tujuan Khusus 1. Memelihara kualitas vaksin sejak diterima di dinas kesehatan
dan keluarga berencana kota singkawang 2. Menggunakan dan merawat peralatan rantai vaksin 3.
Mencegah terjadinya kerusakan vaksin akibat pembekuan bagi vaksin yang peka terhadap pembekuan
serta akibat paparan panas berlebih bagi vaksin yang peka terhadap paparan panas. 4. Melakukan
pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses pengelolaan vaksin, mulai perencanaan,
penerimaan, pendistribusian, penyimpanan dan penggunaan vaksin IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
KEGIATAN No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan 1. 1. Pengelolaan rantai vaksin a. Merencanakan
kebutuhan vaksin b. Pengambilan vaksin c. Penyimpanan vaksin d. Pemantauan suhu V. CARA
MELAKSANAKAN KEGIATAN No Kegiatan Pokok Pelaksanaan Program Lintas Program Terkait Lintas
Sektor terkait Ket 1 Pengelolaan rantai vaksin 1. Petugas menentukan jumlah sasaran imunisasi 2.
Petugas menghitung kebutuhan vaksinsesuai sasaran imunisasi 3. Pengambilan vaksin: a. Petugas
mengambil vaksin di dinas kesehatan menggunaka n vaccine carrier cold Dinas kesehatan kota Palangka
Raya - Sebagai penyedi arantai vaksin pack b. Sebelum memasukka n vaksin kedalam vaccine carrier,
pastikan kondisiVVM masih menunjukka n A,B Vaccine carrier Yang sudah Berisi vaksin, selama
perjalanan dari dinas kesehatan kepuskesma s tidak boleh kena sinar matahari langsung. 4.
Penyimpanan vaksin: a. Semua vaksin disimpan pada suhu 2 oC – 8 oC Bagian bawah yang sudah di isi
lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu. b.
Penempatan vaksin HS (BCG, MR, Polio, IPV) diletakkan dekat evaporator c. Penempatan vaksin FS
(DPT/HB/Hib, Td, Hepatitis B) diletakkan lebih jauh dari evaporator d. Beri Jarak antara kotak vaksin
minimal 1-2 cm atau satu jari tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik e. Letakkan 1 buah
termometer dibagian tengah chold chain f. Pelarut vaksin campak danBCG disimpan pada suhu kamar
pelarut tidak boleh beku. 5. Pemantauan suhu a. Suhu dipantau setiap hari pagi dan sore b. Catat suhu
di buku grafik suhu. VI. SASARAN Rantai vaksin dan vaksin VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN No.
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des 1. Pengelolaan rantai vaksin x x x x x x x x x x
x x VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab
program imunisasi dan melaporkan hasil pemakaian vaksin ke Kepala UPTD. Puskesmas Kalampangan IX.
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN 1. Pencatatan : Penanggung jawab program
imunisasi dan jurim mencatat pengeluaran vaksin di buku pengeluaran vaksin dan buku register. 2.
Pelaporan : Penanggung jawab program imunisasi melaporkan hasil pemakain vaksin dan sisa vaksin ke
Kepala UPTD. Puskesmas Kalampangan dan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya 3. Evaluasi : Dilakukan
setelah dilaksanakannya kegiatan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai