Anda di halaman 1dari 5

, DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR

PUSKESMAS GEKBRONG
JL. Raya Cianjur-Sukabumi Km 15 (0266) 260442

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )


IMUNISASI

Program : Upaya Kesehatan Masyarakat


Kegiatan : Imunisasi
Capaian Program : Menurunnya angka kematian dan kecacatan pada bayi.
Input ( masukan ) : Data balita.
Output : Terlaksananya kegiatan imunisasi.
Outcome ( Hasil ) : Meningkatnya pelayanan imunisasi

1. Pendahuluan
Landasan Hukum Tugas Fungsi/ Kebijakan
a. Undang - undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
b. Undang - undang No. 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit Menular.
c. Keputusan menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.
d. Keputusan Menkes No.1626/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Pemantauan dan penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
e. ( KIPI ) Himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target
eliminasi tetanus maternal dan neonatal ( MNTE ) pada tahun 2005 di Negara
berkembang.
f. Himbauan dari who bahwa Negara dengan tingkat endemisitas tinggi > 8 % pada
tahun 1997 dihartapkan telah melaksanakan program imunisasi herpatitis B ke
dalam program imunisasi rutin.
g. The millennium development goal ( MDG ) pada tahun 2003 yang meliputi goal 4
: tentang reduce child mortality, goal 5 : tentang improve maternal health. Goal 6
: tentang combat HIV/AIDS .
h. Resolusi WHO 56.20.28 Mei 2003 tentang reducing global measles mortality,
mendesak Negara-negara anggotanya untuk melaksanakan The WHO-UNICEF
strategic plan for measles mortality reduction 2001-2005 dinegara-negara
dengan angka kematian campak tinggi sebagai bagian EPI: UU No 36 tahun 2009
pasal 126 dan pasal 131 tentang kesehatan ibu dan anak.
2. Latar Belakang
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling
mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat, Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
bidang kesehatan adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu Imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan
semenjak tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap penyakit,
diantaranya TBC, Difteri,pertusis,tetanus, hepatitis B, Haemophilus Inflenza, Campak,
Polio, .
Di Indonesia program imunisasi diatur oleh Kementrian Kesehatan Rebublik
Indonesia. Pemerintah Bertanggung Jawab menetapkan sasaran jumlah penerima
imunisasi. Kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran.
Pelaksanaan program imunisasi dilakukan di unit pelayanan kesehatan pemerintah
dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi sepanjang
memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan

3. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan Imunisasi PD3I

Tujuan Khusus
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80 % secara merata pada bayi di 100 % desa/ kelurahan
pada tahun 2016.
2. ERAPO ( eradikasi polio ) diharapkan untuk tidak ada lagi virus polio di
Indonesia pada tahun 2014
3. Tercapainya reduksi campak dimana angka kesakitan campak turun sampai
95 % disbanding sebelum ada program Imunisasi.
4. Mutu pelayanan standar WHO.
5. Pemerataan Pelayanan sampai kedesa-desa.
6. Tercapainya komitmen global.

4. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh Puskesmas Gekbrong
a. Fungsi dan peran puskesmas.
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab di wilayah kerjanya. Bidan/ tenaga
kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan imunisasi.
b. Fasilitator dan pelaksana
Fasilitator imunisasi adalah petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan
imunisasi.

c. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan imunisasi adalah
Ruangan imunisasi kira-kira 4m x 5m dengan ventilasi dan pencahayaan yang
cukup.
Alat tulis menulis
Buku KIA
Buku pegangan fasilitator
Vaksin,spruit, alcohol, safety box.
Bantal kursi bila ada
Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas , namun
apabila tidak ada ruangan khusus , dimanapun tempatnya bias dilaksanakan
sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator.

d. Tahapan Pelaksanaan Imunisasi


Fasilitator atau pelaksana kelas ibu balita. Fasilitator imunisasi adalah petugas
yang telah mendapat pelatihan imunisasi.
Sosialisasi kelas imunisasi pada tokoh agama, tokoh masyarakat sebelum
imunisasi dilaksanakan.

e. Persiapan pelaksanaan imunisasi


Hal hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan imunisasi:
Melakukan identifikasi/ mendaftar semua balita yang akan dilakukan imunisasi di
wilayah kerja.
Mempersiapkan tempat dan saran pelaksanaan imunisasi misalnya tempat
puskesmas,. Poskesdes, posyandu, atau dirumah salah satu warga masyarakat.
Mempersiapkan peserta materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal imunisasi
Persiapan peserta balita yang akan diimunisasi mengundang ibu balita.

5. Sasaran
Bayi dibawah umur 1 tahun ( 0-11 Bulan ) untuk imunisasi dasar
Balita umur 18 bulan-3 tahun booster dpt/ hb/hib
Balita imur 24 bulan-3 tahun booster campak
Wanita usia subur ( calon mempelai wanita )
Ibu hamil ( awal kehamilan 8 bulan )
Anak sekolah dasar ( kelas 1,2,3 )
6. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Imunisasi Dasar rutin dan booster untuk bayi dan balita dilaksanakan diposyandu
setiap bulan.
Untuk anak sekolah pelaksanaan Imunisasi dilaksanakan setahun 2 kali yaitu
pada bulan agustus dan Oktober.

7. Rencana pembiayaan Program


Rencana Pembiayaan kegiatan imunisasi diambil dari anggaran bok dan Jkn.

8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan untuk melihat dampak baik positif maupun negative pelaksanaan
imunisasi berdasarkan indicator. Dari hasil evaluasi tersebut bias dijadikan sebagai
bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan imunisasi
berikutnya.

9. Pencatatan dan pelaporan evaluasi kegiatan


Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian serta
masalah dalam pelaksanaan imunisasi. Hasil monitoring dapat dijadikan bahan
acuan untuk perbaikan dan pengembangan Imunisasi selanjutnya. Kegiatan
monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat desa,
kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Monitoring ditingkat provinsi dan
kabupaten dilakukan minimal setiap 3 bulan sekali.
Hal yang perlu dimonitor :
a. Peserta ( minat peserta ), kehadiran peserta, keaktifan peserta.
b. Sarana, prasana ( tempat fasilitas belajar ).
c. Fasilitator
d. Waktu ( mulai tepat waktu efektif )

Evaluasi
Evaluasi kemampuan fasilitator pelaksanaan imunisasi.
a. Untuk mengetahui kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi pelaksanaan
imunisasi dilakukan evaluasi harian/ setiap pertemuan
b. Evaluasi dilakukan setiap akhir pertemuan.
c. Evaluasi dilakukan oleh coordinator imunisasi atau coordinator bidan atau
dinas.
Pelaporan
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi sebaiknya dibuatkan
laporan . Pelaporan hasil pelaksanaan imunisasi dijadikan sebagai dokumen
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-
pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan
imunisasi.
Isi laporan minimal memuat tentang
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/ tenaga kesehatan
pelaksana imunisasi ke puskesmas, ke dinas kesehatan kabupaten lalu dinas
kesehatan provinsi terakhir ke kementrian kesehatan. Pelaporan oleh bidan /
pelaksana imunisasi dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan
pelaksanaan imunisasi . Kabupaten dan provinsi pelaporan disusun setiap 3 bulan
sekali dan laporan tahunan.

Anda mungkin juga menyukai