Anda di halaman 1dari 8

UTS MATA KULIAH TUMBUH KEMBANG ANAK

Pelaksanaan Imunisasi dan Deteksi Dini Pertumbuhan serta


Perkembangan Anak di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat

OLEH :

Suci Padma Risanti (1920332019)

DOSEN MATA KULIAH :

Dr. Asrawati, SpA (K)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN PROGRAM


PASCASARANA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,

saya dapat menyelesaikan tugas untuk UTS mata kuliah Tumbuh Kembang Anak

tentang Pelaksanaan Imunisasi dan Deteksi Dini Pertumbuhan serta Perkembangan

Anak di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Tidak lupa pula, saya mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan pengetahuan dan

semangatnya dalam menyelesaikan tugas ini.

Tiada gading yang tak retak, saya menyadari betul bahwa tugas ini belumlah

sempurna. Karena itu, kritik dan saran akan senantiasa diterima untuk perbaikan di

masa datang.

Padang, April 2021

Penulis
Pelaksanaan Imunisasi dan Pelaksanaan Deteksi Dini Pertumbuhan
Perkembangan Anak di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat

A. Pelaksanaan Imunisasi di Kota Padang, Sumatera Barat


Cakupan Imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan adalah jumlah bayi usia 0–
11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap dibagi jumlah sasaran bayi pada
wilayah tertentu dikali 100. Pencapaian cakupan imunisasi dasa lengkap bayi usia 0-11
bulan dari tahun ketahun di Provinsi Sumatera Barat menunjukan fluktuasi, berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota, trend capaian realisasi cakupan setiap tahunnya mulai dari
89% pada tahun 2011, pada tahun 2012, capaiannya tetap pada 89 %, tahun 2013 naik
menjadi 91% pada tahun 2014, turun menjadi 85.90% dan pada tahun 2015 ini turun
lagi menjadi 74.46%, namun tahun 2016 meningkat menjadi 82,85 % dan 2017 menjadi
81,4 % seperti terlihat pada grafik dibawah ini (Dinkes Provinsi Sumbar, 2017):
Trend Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Bayi usia 0-11 di Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2011 – 2017

Pencapaian indikator cakupan imunisasi dasar lengkap bayi 0-11 bulan, memiliki
indikator-indikator penilaian per antigen yaitu HbO, kontak pertama, dan kontak
lengkap. Untuk cakupan imunisasi Hepatitis B0 diberikan pada bayi 0-7 hari, mencapai
77,9% (target 80%). Untuk cakupan imunisasi kontak pertama (target 95%), BCG:
81,2%, Polio 1: 82,0%, DPT-HB1: 84,0%. Untuk cakupan imunisasi kontak lengkap
(Target 90%), Polio 4: 80,3%, DPT-HB3: 80,9%, Campak: 77,9%. Keenam cakupan
antigen ini tidak mencapai target yang sudah ditetapkan (Dinkes Provinsi Sumbar,
2017).
Berdasarkan data pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, Provinsi Sumatera
Barat memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 76,2%, dimana data ini lebih
rendah dari cakupan pada tahun 2017. Cakupan munisasi dasar lengkap Di Sumatera
Barat tahun 2019 berada di bawah cakupan nasional dan belum mencapa target yang
ditetapkan yaitu 93%.
Untuk Kota Padang capaian imunisasi kontak lengkap adalah untuk antigen
DPT/HB-Hib 3 sebesar 93,7%, Polio 4 sebesar 93,7% dan MR sebesar 94,1 dengan
capaian tertinggi pada Puskesmas Kuranji dan Puskesmas Ambacang (DPT/HB-Hib 3
102%, Polio 4 102,3% dan MR 100%) sedangkan terendah pada Puskemsas Lubuk
Buaya (DPT/HB-Hib 3 (69%) Polio 4 (100.2%) dan MR 93%. Berikut ini grafik
capainimunsiasi kontak lengkap pada bayi di Puskesmas sekota Padang tahun 2019
(Dinkes Kota Padang, 2020) :

Capaian untuk imunisasi dasar lengkap tahun 2019 di Kota Padang dapat melewati
target yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 93,2% , bila dibandingkan dengan tahun
2018 terjadi peningkatan capaian IDL dari 89% pada tahun 2018 menjadi 93,2% pada
tahun 2019 (Dinkes Kota Padang, 2020).
Kegiatan dan inovasi dalam pencapaian target indikator program imunisas dasar
lengkap yaitu (Dinkes Provinsi Sumbar, 2017):
1. Melaksanakan refreshing dan update informasi terkait imunisasi kepada jurim
koordinator dan bidan desa
2. Melaksanakan sosialisasi pengelolaan coldchain imunisasi kepada DPS dan
pengelola RS swasta dalam upaya menjaga kualitas vaksin
3. Melakukan talkshow TV dan radio spot tentang pentingnya imunisasi,
imunisasi lanjutan dan vaksin pentavalen untuk memperluas jangkauan
sosialisasi bagi masyarakat umum.
4. Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta melalui
imunisasi rutin dan terus menerus yang dilakukan pada periode waktu yang
telah ditentukan berdasarkan kelompok usia sasaran, imunisasi rutin dibagi
menjadi : rutin pada bayi, wanita usia subur, dan anak sekolah
5. Mengadakan Pekan Posyandu Tingkat Provinsi Sumatera Barat untuk kembali
mengkampanyekan dan membangun kesadaran dan peran serta masyarakat
akan pentingnya posyanduu
6. Membangun kemitraan dan jejaring kerja
7. Menjamin ketersediaaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat
suntik
8. Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk menentukan
prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan
9. Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih
10. Pelaksanaan sesuai dengan standard
11. Memanfaatkan perkembangan methoda dan tekhnologi yang lebih efektif
berkualitas dan efisien
12. Advokasi, fasilitasi dan pembinaan program terutama dalam hal pemetaan
masalah capaian program dan kualitas data imunisasi per kab/kota melalui
kegiatan Data Quality Assesment (DQS), Efecttive Vaksin Supply
Management (EVSM) dan supervisi suportif imunisasi.
13. Sosialisasi dan advokasi penerapan kebijakan vaksin pentavalen (DPT –Hb-Hib)
dan imunisasi tambahan di 2015
Kendala dalam pelaksanaan program adalah (Dinkes Provinsi Sumbar, 2017) :
1. Komitmen daerah tentang pentingnya imunisasi masih rendah di beberapa
kabupaten/kota
2. Menurunnya motivasi petugas
3. Dukungan dana terhadap program imunisasi semakin berkurang
4. Masih rendahnya peran lintas sektor dan lintas program terhadap program
imunisasi
5. Kunjungan ke posyandu relatif menurun terutam di daerah perkotaan
6. Promosi aktif terhadap program imunisasi mulai ditinggalkan di beberapa
daerah karena dianggap program rutin dan program lama
7. Sistim Pencatatan dan Pelaporan khususnya untuk skreening status TT bumil
dan WUS dilapangan belum optimal.
8. Cakupan BIAS yang tidak mencapai target
9. Masih berkembangnya isue halal haram dan vaksin inefektif dibeberapa
wilayah yang menurunkan kepercayaan dan keinginan masyarakat untuk
memberikan imunisasi dasar kepada bayi mereka.

B. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan di Kota Padang Sumatera


Barat
Stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak bawah dua tahun masih menjadi
permasalahan di Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 - 2021 , pravelensi stunting pada tahun 2015 adalah
31,58%, diharapkan pada tahun 2021 angka ini turun menjadi 25,6% (Dinkes Kota
Padang, 2020).
Untuk menangani masalah stunting dan permasalahan lainnya dilakukan
pelaksanaan deteksi dini terhadap tumbuh kembang bayi dan balita di Kota Padang,
Sumatera Barat. Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas
dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh
kembang balita melalui program SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, Paud, Kelas ibu
balita dll. Memberikan stimulasi yang memadai berarti kita sudah merangsang otak
balita sehingga perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak.
Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining
atau mendeteksi secara dini adanya penyimpanagn tumbuh kembang balita termasuk
menindaklanjuti setiap keluhan orangtua terhadap permasalahan tumbuh kembang
anaknya dengan menggunakan instrument Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
pada balita dan anak prasekolah. Hasil cakupan SDIDTK bayi dan balita Kota Padang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Dinkes Kota Padang, 2020) :
Capaian DDTK Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian Kota Padang untuk SDIDTK
bayi sudah mencapai target sementara. SDIDTK balita belum dapat mencapai target.
Adapun target capaian SDIDTK bayi maupun balita adalah sama dengan capaian
cakupan kunjugan bayi sesuai standar (97%) dan cakupan kunjungan anak balita sesuai
standar (85%). Terdapat 5 Puskesmas dengan capaian SDIDTK bayi Kontak IV lebih
tinggi daripada SDIDTK Kontak I dan 7 puskesmas dengan SDIDTK Anak Balita
Kontak II lebih tinggi daripada SDIDTK Anak Balita Kontak I. Hal ini menandakan
bahwa pelayanan yang dilakukan belum berkualitas dan belum sesuai standar serta
belum maksimalnya penggunaan kohor dalam pencatatan dan pelaporan (Dinkes Kota
Padang, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kota Padang. 2020. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun
2019. Padang : Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dinkes Provinsi Sumbar. 2017. Revisi Rencana Strategis DInas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2016 - 2021 . Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai