SUB KEGIATAN PENGELOLAAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA
TAHUN ANGGARAN 2023
UNIT KERJA : Dinas Kesehatan Kabupaten OKU
BIDANG/SEKRETARIS : Kesehatan Masyarakat SUBAG/SEKSI/UPTD : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Program : Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat Hasil (outcome) : Menurunnya angka kematian Balita Kegiatan : Penyediaan Layanan Kesehatan Untuk UKM & UKP Rujukan Tingkat Daerah Kab/Kota Sub Kegiatan : Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita Indikator Kinerja Sub : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak Kegiatan dengan menguatkan deteksi dan pemantauan tumbuh kembang anak balita 2. Meningkatnya jumlah Kader posyandu dan Guru PAUD yang mampu melakukan deteksi dan pemantauan tumbuh kembang anak balita 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan pada Anak balita dan Prasekolah sesuai standar 4. Tersedia Prasarana Pencatatan dan Pelaporan Program Kesehatan Anak Balita
Jenis Keluaran (Output) : 1. Jumlah nakes yg dilatih penguatan pelayanan
(IKSK) Kesehatan Balita 2. Jumlah kader posyandu, Guru PAUD yg dilatih 3. Jumlah Poskesdes, PAUD di bina 4. Jumlah Instrumen KPSP, Formulir DDTK, Formulir MTBS, Register MTBS dan Kohort Anak Balita yang di cetak
Volume keluaran (Output) : 36
(IKSK) Satuan Ukur keluaran : Orang (Output) (IKSK) A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak b. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tahun 2019 c. Permenkes RI no 21 tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual 2. Pendahuluan Dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kualitas kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa, anak merupakan sasaran prioritas pembangunan nasional. Dalam UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 130 menegaskan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Pembinaan anak khususnya anak pra sekolah diupayaakan terutama dengan meningkatkan mutu gizi, pembiasaan awal dalam perilaku kehidupan beragama dan berbudi pekerti yang luhur, memberikan kesempatan bermain bersama, penumbuhan minat baca, menulis, berhitung dan belajar, serta penumbuhan kesadaran akan hidup sehat dan hidup bermasyarakat. Cakupan kunjungan anak balita di Kabupaten OKU tahun 2021 adalah sebesar 92,25% dan anak prasekolah adalah sebesar 92,67% dimana angka ini masih dibawah target yang diharapkan di tahun 202 yaitu sebesar 90%. Cakupan kunjungan anak balita dan prasekolah adalah cakupan pelayanan kesehatan yang diberikan pada anak balita dan prasekolah sesuai standar, yaitu setiap tahunnya mendapatkan skrining tumbuh kembang sebanyak 2 kali dan mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali. Masalah kesehatan bayi masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional bidang kesehatan. Hasil SDKI tahun 2017 menyatakan bahwa Angka Kematian Bayi 24/1.000 KH. Target RPJMN tahun 2024 adalah 16/1.000 KH dan target SDGs 12/1.000 KH untuk tahun 2030. Berdasarkan data hasil SKRT 2001, Studi Mortalitas 2005, Riskesdas 2007, Laporan Studi COD Badan Litbangkes 2013, dan sumber SRS 2016 maupun 2018 diperoleh informasi bahwa penyebab kematian bayi akibat Pneumonia dan Diare masih mendominasi. Kombinasi dari penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian bayi seringkali dilatarbelakangi oleh masalah gizi. Untuk mencegah penyebab utama kematian bayi dan balita, WHO dan UNICEF mengembangkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Pendekatan MTBS pada tatalaksana balita sakit telah memberikan kontribusi yang bermakna pada penurunan kematian balita global dari 15,6 juta tahun 1990 menjadi 6,6 juta tahun 2012. Di Indonesia, pelayanan kesehatan bayi dan balita sakit harus dilakukan melalui MTBS. Hal ini sejalan dengan Permenkes Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak dan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Dengan menerapkan MTBS diharapkan terjadi peningkatan penemuan kasus sehingga makin banyak bayi yang dapat dicegah dari kematian. Kegiatan orientasi ini dilakukan dalam rangka percepatan penurunan angka kematian bayi dengan fokus pada tatalaksana kasus penyebab kematian terbanyak bayi melalui pendekatan MTBS. 3. Gambaran Umum Saat ini di kabupaten OKU masih ada ibu balita yang tidak melakukan pemeriksaan tumbuh kembang balitanya sesuai standar (7,33%) karena kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan kelas ibu balita dan masih ada anak prasekolah yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan (24,07 %). Dan masih ada 7,42% balita yang tidak di lakukan SDIDTK. Hal ini dapat disebabkan Masih rendahnya kepedulian kader posyandu untuk menggerakkan ibu balita agar memeriksakan tumbuh kembang balitanya sesuai standar dan masih kurangnya kontrol dari perangkat desa, TP PKK desa terhadap ibu balita untuk memeriksakan tumbuh kembang balitanya dan mengikuti kelas ibu balita sesuai standar, menyebabkan tidak semua balita di kabupaten OKU mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Selain itu ibu balita yang tinggal di talang juga sulit menjangkau posyandu/poskesdes untuk memeriksakan tumbuh kembang balitanya dan mengikuti kelas ibu balita karena sulitnya transportasi Karena keterbatasan buku KIA, sehingga jumlah buku KIA tidak mencukupi untuk semua balita serta tidak semua poskesdes memilik sarana kesehatan yang lengkap untuk pelayanan kesehatan balita dan Bidan di Posyandu/poskesdes/ Puskesmas yang sudah dilatih penyelenggaraan kelas ibu Balita sering pindah tugas, menyebabkan kualitas pelayanan kesehatan kepada balita kurang optimal. 4. Tujuan Meningkatkan persentase Balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan Balita sesuai standar sebesar 100%.
B. Penerima Manfaat 1. Petugas MTBS Puskesmas 2. Pengelola Balita dan Prasekolah Puskesmas
C. Strategi pencapaian keluaran (Out came)
1. Metode pelaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara edukasi, skrining faktor risiko, penyuluhan kesehatan, kunjungan rumah dan pertemuan, melalui metode : Presentasi Diskusi dan Tanya Jawab Penggunaan partograf dalam persalinan
2. Tahap dan jadwal Pelaksanaan
RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA
Tahapan Kegiatan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bulan ke-
Balita 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Orientasi Deteksi Dini Penyakit Balita Melalui
Pemantauan Tumbuh Kembang dan MTBS Supervisi Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Cetak form Pelaynaan Kesehatan Balita
3. Tujuan dan sasaran
a) Tujuan: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak dengan menguatkan deteksi dan pemantauan tumbuh kembang anak balita 2. Meningkatnya jumlah Kader posyandu dan Guru PAUD yang mampu melakukan deteksi dan pemantauan tumbuh kembang anak balita 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan pada Anak balita dan Prasekolah sesuai standar 4. Tersedia Prasarana Pencatatan dan Pelaporan Program Kesehatan Anak Balita b) Sasaran: 1. Petugas MTBS Puskesmas 2. Pengelola Balita dan Prasekolah Puskesmas
D. Biaya yang diperlukan
Pelaksanaan kegiatan Program Pengelolaan Pelayanan Balita Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp 176.000.000,- ( Seratus Tujuh Puluh Enam Juta Rupiah) sebagaimana RAB/RKA terlampir yang bersumber dari dana APBD Dinas Kesehatan Kab. OKU.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis