A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Bersama (SKB) 4 Kementerian tentang UKS nomor 6/X/PB/2014,
Nomor 73 tahun 2014, Nomor 41 tahun 2014 dn nomor 81 Tahun 2014 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
c. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tahun 2019
2. Pendahuluan
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan di dalam undang-
undang No. 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku
sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya perbaikan gizi dilaksanakan secara
bertahap dan prioritas pembangunan nasional. Sasaran jangka panjang yang ingin
dicapai adalah bahwa masalah gizi tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat,
berdasarkan ukuran-ukuran yang telah disepakati.
Surveilans Gizi merupakan kegiatan pengamatan secara teratur dan terus
menerus terhadap status gizi masyarakat sebagai dasar untuk membuat keputusan
dalam upaya meningatkan status gizi masyarakat dengan mengamati perkembangan
keadaan gizi anak melalui pengumpulan data, analisis data dan tindakan dari data
yang. Tujuan surveilans gizi adalah untuk: (1) perencanaan jangka panjang dalam
bidang pangan dan gizi; (2) Pengelolaan dan evaluasi program gizi; dan (3) Peringatan
dini (“early warning), dan sebagai dasar melakukan tindakan segera untuk pencegahan
terhadap memburuknya konsumsi makanan penduduk.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2016-
2021, upaya Pembinaan Gizi Masyarakat merupakan salah satu prioritas Pembangunan
Nasional. Sasaran pembinaan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya prevalensi
gizi kurang menjadi 15% dan menurunnya prevalensi balita pendek menjadi 32% pada
tahun 2014. Untuk mencapai sasaran tersebut di dalam Rencana Strategi Kementerian
Kesehatan telah ditetapkan 8 (delapan) indikator keluaran yaitu cakupan tatalaksana
gizi yang mendapat perawatan, cakupan ASI ekslusif bayi 0-6 bulan, cakupan rumah
tangga mengkonsumsi garam beryodium, cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A, cakupan ibu hamil Fe, cakupan kabupaten/kota melaksanakan surveilans
gizi, cakupan balita ditimbang dan penyediaan buffer stock MP-ASI untuk daerah
bencana.
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat
secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan perlu dilaksanakan Diseminasi
informasi gizi (surveilans gizi) hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana
kegiatan dan program gizi yang telah dilaksanakan di Kabupaten dan Puskesmas,
bagaimana akurasi dan validasi data gizi sehingga dapat terintegrasi dengan program
KIA dan rencana dan tindak lanjut apa yang akan dilaksanakan dimasa yang akan
datang terhadap kendala dan kelanjutan dari program gizi tersebut. Tentunya
diharapkan Diseminasi informasi gizi (surveilans gizi) yang dilaksanakan sebagai review
dan analisa program gizi untuk mengevaluasi pencapaian kinerja pembinaan gizi
3. Gambaran Umum
Tahun 2021 di Kabupaten OKU dari 27.360 balita, yang berhasil diukur 22.352
balita dan ditemukan 882 balita stunting (3,95 %). Masih ada balita yang belum
dilakukan pengukuran status gizinya. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya
kesadaran dari ibu balita mengenai gizi. Apabila dibiarkan terus menerus maka
keadaan ini akan semakinmeningkat dikarenakan faktor yang paling banyak
menyebabkan masalah gizi balita adalah ekonomi. Selain itu peran serta ibu balita dan
ibu hamil untuk datang ke posyandu masih rendah.
Keadaan ini juga berpengaruh pada pengambilan data yang dilakukan oleh
tenaga pelaksana gizi dimana petugas gizi tidak mendapat data balita yang ada di desa
karena balita yang masuk dalam sasaran tidak dating ke posyandu.
4. Tujuan
Meningkatnya persentase balita yang mendapat pelayanan posyandu dan masuk
dalam pendataan petugas gizi puskesmas.
B. Penerima Manfaat
1. Kader posyandu
2. Pimpinan OPD dan perusahaan swasta
3. Remaja putri
4. Lintas sektor di kecamatan dan di Kabupaten OKU