Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE

SUB KEGIATAN PENGELOLAAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT


TAHUN ANGGARAN 2023

UNIT KERJA : Dinas Kesehatan Kabupaten OKU


BIDANG/SEKRETARIS : Kesehatan Masyarakat
SUBAG/SEKSI/UPTD : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
Program : Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
Hasil (outcome) : Meningkatkan persentase lansia yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 100%
Kegiatan : Penyediaan Layanan Kesehatan Untuk UKM & UKP
Rujukan Tingkat Daerah Kab/Kota
Sub Kegiatan : Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Indikator Kinerja Sub : 1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan Lansia
Kegiatan 2. Terlaksananya koordinasi LP LS
3. Meningkatnya jumlah Kader posyandu yang mampu
mendeteksi lansia beresiko
4. Meningkatnya persentase lansia yang
mendapatakan pelayanan Kesehatan
5. Tersedia Buku Kesehatan Lansia dan instrumen
pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)

Jenis Keluaran (Output) : 1. Jumlah Tenaga Kesehatan yang dilatih untuk


(IKSK) pelaksanaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
2. Jumlah Peserta Koordinasi Lintas Sektor
3. Jumlah Kader Posyandu Lansia yang dilatih untuk
pelaksanaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
4. Jumlah posyandu lansia dibina
5. Jumlah Buku Kesehatan Lansia dan instrumen
pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) dicetak

Volume keluaran (Output) : 18


(IKSK)
Satuan Ukur keluaran : Orang
(Output) (IKSK)
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tahun 2019
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Kesehatan lanjut
Usia Tahun 2020-2024
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 04 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2016 tentang Pencapaian Dearajat
Kesehatan Lansia
g. Kepmenkes Nomor 160 tahun 2010 tentang Renstra Kemenkes
h. Buku Pedoman Untuk Puskesmas dalam Pemberdayaan Lanjut Usia tahun 2019
2. Pendahuluan
Keberhasilan Pembangunan Nasional Memberikan dampak meningkatnya Umur
harapan Hidup (UHH) yaitu dari 68,6 tahun 2004 menjadi 70,6 pada tahun 2009.
Meningkatnya UHH menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia, dimana pada tahun
2020 diperkirakan 28,8 juta jiwa. Peningkatan Usia harapan Hidup (UHH) memiliki
korelasipositif terhadap peningkatan populasi lanjut usia (lansia). Sementara itu, sesuai
hasil Riset Kesehatan dasar tahun 2013, pola penyakit terbanyak pada lansia sudah
bergeser ke arah penyakit kronik degeneratif dan cenderung menderita penyakit lebih
dari satu (multi patologi). Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi
bersama, sehingga perlu upaya yang tepat dan intensif untuk mewujudkan lansia yang
sehat, mandiri aktif dan produktif.
Berdasarkan data susenas KOR tahun 2016, angka kesakitan pada lansia sebesar
27,46 %, sehingga terlihat bahwa 72,54 % lansia masih sehat. Selanjutnya berdasarkan
data sakernas tahun 2016 sebanyak 47,37 % lansia masih aktif bekerja dan 32,4 %
mengurus rumah tangga. Lansia laki-laki yang bekerja (62,98 %) lebih banyak dibanding
perempuan (50,10%), sementara perempuan lebih banyak menjadi ibu rumahtangga
(33,31%). Hal ini menunjukkan bahwa lansia masih potensial untuk dapat
berdayaguna. Maka dari itu, sudah saatnya lansia tidak hanya dipandang sebagai
objek, tetapi juga sebagai subjek yang dapat berperan dalam membantu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan khususnya kesehatan keluarga. Hal ini juga
bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia yang akan berpengaruh
terhadap kualitas hidup lansia.
Pemberdayaan lanjut usia (lansia) merupakan kegiatan atau proses peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan lansia untuk berperilaku sehat dan
mampu mengatasi masalah kesehatan bagi diri dan keluarga serta masyarakat
lingkungannya. Lansia yang berdaya guna akan menjadi subyek dalam meningkatkan
kesehatan keluarga termasuk kesehatan dirinya. Menurut beberapa sumber dikatakan
bahwa pemberdayaan lansia juga memiliki dampak positif bagi pemeliharaan fungsi
kognitif, bahkan berpengaruh pada perlambatan morbiditas dan mortalitas serta
terhadap peningkatan kualitas hidup lansia.
Pada tahun 2016 pemerintah mencanangkan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang menjadikan kegiatan pemberdayaan keluarga
sebagai prioritas. Sejalan dengan program tersebut salah satu strategi dalam Rencana
Aksi Nasional Kesehatan Lansia tahun 2016-2019 dan 2020-2024 adalah meningkatkan
peran lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pemberdayaan lansia harus dilakukan agar lansia mampu berperan dalam peningkatan
status kesehatan keluarga dan masyarakat tersebut. Pemberdayaan lansia
dikembangkan berdasarkan pertimbangan atas adanya potensi dan peran yang dimiliki
lansia baik yang masih sehat maupun yang sudah mengalami gangguan kesehatan
ringan. Karakter lansia yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan
kearifan membuat lansia memilki peran yang penting di dalam keluarga dan
masyarakat, karena mereka akan lebih didengar dan dihormati sehingga mampu
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, sikap dan perilaku keluarga dan
masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka perlu dilaksanakan kegiatan Pengelolaan
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut dalam Meningkatkan Status Kesehatan Lansia
bagi Petugas Puskesmas diantaranya mengelola advokasi dan koordinasi di wilayah
kabupaten Ogan Komering Ulu.
3. Gambaran Umum
Saat ini di kabupaten OKU masih ada Usia Lanjut yang belum mendapatkan
pelayanan kesehatan atau yang di skrining kesehatannya sesuai dengan standar karena
kurangnya kesadaran Lansia atau Caregiver dalam memotivasi Lansia tersebut untuk
memeriksakan kesehatannya ke Fasyankes atau Posyandu Lansia.
Masih rendahnya kepedulian kader posyandu lansia untuk menggerakkan lansia
agar memeriksakan kesehatnnya sesuai standar dan masih kurangnya kontrol dari
perangkat desa, TP PKK desa terhadap lansia untuk memeriksakan kesehatnnya dan
mengikuti Posyandu Lansia sesuai standar, menyebabkan tidak semua Lansia di
kabupaten OKU mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Selain itu lansia yang tinggal di talang juga sulit menjangkau posyandu untuk
memeriksakan kesehatannya karena sulitnya transportasi
Karena keterbatasan buku KMS Lansia, sehingga jumlah buku KMS Lansia tidak
mencukupi untuk semua Lansia yang ada di Poskesdes atau Posyandu serta tidak
semua posyandu memilik sarana kesehatan yang lengkap untuk pelayanan kesehatan
lansia menyebabkan kualitas pelayanan kesehatan kepada lansia kurang optimal.
4. Tujuan
Meningkatkan persentase lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar sebesar 100%.

B. Penerima Manfaat
1. Petugas Lansia di Puskesmas
2. Petugas Lansia di Kabupaten OKU
C. Strategi pencapaian keluaran (Out came)
1. Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara edukasi, skrining faktor risiko,
penyuluhan kesehatan, kunjungan rumah dan pertemuan, melalui metode :
 Presentasi
 Diskusi dan Tanya Jawab
2. Tahap dan jadwal Pelaksanaan
RENCANA KEGIATAN
PENGELOLAAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT

Tahapan Kegiatan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bulan ke-


Usia Lanjut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pertemuan Advokasi Program Pengembangan


Kesehatan Lansia
Cetak form Pelaynaan Kesehatan Usia Lanjut

3. Tujuan dan sasaran


a) Tujuan:
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan Lansia
2. Terlaksananya koordinasi LP LS
3. Meningkatnya jumlah Kader posyandu yang mampu mendeteksi lansia
beresiko
4. Meningkatnya persentase lansia yang mendapatakan pelayanan Kesehatan
5. Tersedia Buku Kesehatan Lansia dan instrumen pengkajian Paripurna Pasien
Geriatri (P3G)
b) Sasaran:
1. Petugas Lansia di Puskesmas
2. Petugas Lansia di Kab. OKU.
D. Biaya yang diperlukan
Pelaksanaan kegiatan Program Pengelolaan Pelayanan pada Usia Lanjut Tahun
Anggaran 2023 sebesar Rp 100.000.000,- ( Seratus Juta Rupiah) sebagaimana RAB/RKA
terlampir yang bersumber dari dana APBD Dinas Kesehatan Kab. OKU.

Baturaja, September 2022


Kepala Bidang Kesmas

Deddy Wijaya, SKM, M.Kes


NIP 19780206 200604 1 004

Anda mungkin juga menyukai