Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENGUATAN KOORDINASI TATAKELOLA UKM SEKUNDER

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat/
Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lansia
Program : Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Sasaran Program : Terwujudnya peningkatan kesehatan masyarakat
melalui pendekatan promotif dan preventif pada
setiap siklus kehidupan yang didukung oleh
peningkatan tata kelola kesehatan masyarakat
Indikator Kinerja Program : 1. Persentase Kabupaten/Kota yang
melaksanakan intervensi kesehatan keluarga
2. Persentase Kabupaten/Kota yang menerapkan
kebijakan GERMAS
Kegiatan : - Pendampingan, Pembinaan dan Koordinasi
LP/LS Pencegahan dan Pengendalian
Sasaran Kegiatan : Faktor Resiko dan Penyakit Tidak menular
Prioritas ( Diabetes Melitus, Hipertensi,
ganguan jantung, stroke) ke Puskesmas
- Pendampingan, Pembinaan dan Koordinasi
LP/LS Pencegahan dan Pengendalian
Faktor Resiko dan Penyakit Tidak menular
Prioritas ( Kanker Leher Rahim, kanker
Payudara, kanker Paru, kanker Usus)

Meningkatnya Kesehatan Usia Produktif


Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Persentase Kabupaten/Kota ……. Usia
Produktif
2. Persentase Usia Produktif yang mendapatkan
pelayanan kesehatan

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
● ICPD Kairo, Tahun 1994, tentang Kependudukan dan Pembangunan.
● Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran diperkuat
dengan Permenkes Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
● Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
● Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
● Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
● Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
● Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024.
● Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
● Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2019 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/pmk.02/2022 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2023.
● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang penanggulangan
Penyakit HIV/AIDS.
● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
● Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2021 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan
Kesehatan Seksual.

2. Gambaran Umum
Kesehatan Reproduksi
Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan tahun
1994 di Kairo menghasilkan kesepakatan bahwa fokus utama pelayanan kesehatan
reproduksi ditujukan pada pelayanan yang mengutamakan kesehatan untuk
pemenuhan hak-hak reproduksi individu, baik bagi laki-laki maupun perempuan
sepanjang siklus hidupnya, mulai dari masa konsepsi, bayi dan anak, remaja, usia
subur, sampai dengan usia lanjut. Sebagai tindak lanjut konferensi tersebut,
pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan Lokakarya Nasional Kesehatan
Reproduksi pada tahun 1996 dan 2003, dan komitmen pemerintah dalam
memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kemudian dituangkan dalam Undang-
undang Kesehatan Nomor 36 tentang Kesehatan Reproduksi.
Saat ini, Indonesia masih mempunyai banyak permasalahan dan tantangan
dalam upaya pelayanan kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi,
yang tercermin dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 305 per 100.000
kelahiran hidup (SUPAS 2015) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 24 per 1000
kelahiran hidup (SDKI 2017), serta masih rendahnya status kesehatan perempuan.
Berdasarkan Riskesdas 2018, Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada perempuan
usia 15-19 tahun sebesar 36,3% dan pada ibu hamil sebesar 17,3%. Sementara itu,
anemia
pada ibu hamil sebesar 48,9%. Pernikahan dan kehamilan remaja juga masih cukup
tinggi. Menurut SDKI 2017, sebanyak 17,4% perempuan usia 19 tahun telah menjadi
ibu atau sedang hamil anak pertama. Sedangkan angka fertilitas kelompok umur 15-
19 tahun sebesar 32/1000 perempuan umur 15-19 tahun (SKAP 2019).
Upaya untuk meningkatkan status kesehatan perempuan harus dilaksanakan
bukan hanya setelah terjadi kehamilan, tetapi juga harus dilaksanakan lebih ke hulu
lagi yaitu sejak masa remaja, dewasa muda/calon pengantin (catin), dan wanita usia
subur (WUS). Salah satu intervensi yang telah dilakukan yaitu pelaksanaan
pelayanan kesehatan reproduksi bagi catin, sehingga diharapkan catin akan siap
menjalani masa kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui secara sehat serta
melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
reproduksi bagi catin, Kementerian Kesehatan bersama lintas program, lintas sektor,
serta organisasi profesi terkait telah menyusun Pedoman Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil serta media KIE berupa Lembar Balik Kesehatan Reproduksi
Bagi Calon Pengantin dan Buku Saku Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin.
Selain itu, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Agama juga telah
menyusun buku saku bagi penyuluh pernikahan ‘Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin, Menuju Keluarga Sehat’. Dalam rangka Peningkatan Kapasitas Pengelola
Program dalam Pelaksanaan Pelayanan Kespro Catin Berkualitasdilakukan orientasi
pelayanan Kesehatan reproduksi catin kepada seluruh lintas program, dan
organisasi profesi yang terlibat di tingkat pusat. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kespro catin dan koordinasi dalam rangka
memperkuat pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi bagi catin.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan yang akan dilaksanakan, terdiri dari::
- Dinas Kesehatan
- Puskesmas
- LP/LS
- Mitra Potensial lainnya

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Pelaksana
Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kab.Tanah Bumbu
2. Metode ............................
3. Tahapan Pelaksanaan
- Persiapan
- Pelaksanaan Kegiatan
- Pelaporan

D. Strategi Pencapaian Keluaran


Tujuan kegiatan yaitu meningkatkan dukungan atau peran serta lintas program/lintas
sektor, organisasi profesi, LSM/NGO, RS rujukan terkait dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan reproduksi dan kesehatan lansia, pelayanan kesehatan korban kekerasan pada
perempuan dan anak, TPPO serta kesehatan penyandang disabilitas. Kegiatan dilakukan secara
luring (fullday) selama 3 hari dan dilakukan sebanyak 2 kali sesuai dengan banyaknya sasaran
yang ada di daerah. Sasaran kegiatan : lintas program/lintas sektor, organisasi profesi,
LSM/NGO, RS rujukan terkait, tenaga kesehatan di Puskesmas dan kader.

E. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Keluaran kegiatan akan dicapai dalam kurun waktu Januari - Deember tahun anggaran
2024.

F. Biaya Yang Diperlukan


Biaya bersumber dari Dana Alokasi Khusus Non Fisik Tahun 2024.

Batulicin, Agustus 2023


Kepala Dinas,

dr. M. Yandi Noor Jaya


NIP. 19790111 201001 1 0111

Anda mungkin juga menyukai