BOK PUSKESMAS
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERMS OF REFERENCE)
PENGUATAN INTERASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER (ILP)
TAHUN 2024
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa;
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
d. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Nasioal Tahun 2020 – 2024;
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Adat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan;
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan
Anggaran Tahun Anggaran 2022;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2022 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024.
2. Gambaran Umum
Pandemi COVID-19 yang mengguncang sistem kesehatan global telah mengantarkan
Indonesia pada pilihan menuju jalan perubahan. Kementerian Kesehatan telah bertekad untuk
menjalankan transformasi sistem kesehatan Indonesia melalui enam pilar
transformasi kesehatan. Salah satu pilar utama yaitu transformasi layanan primer yang
dijalankan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pencapaian indikator kesehatan
Nasional.
Data menunjukkan sampai tahun 2021, capaian 12 pelayanan pada SPM bidang
kesehatan kabupaten/kota belum ada yang berhasil mencapai target 100%. Masalah kesehatan
yang ada, antara lain; pelayanan ANC rendah, ibu hamil KEK tinggi, cakupan imunisasi
rendah, dan tingginya kematian ibu akibat pendarahan. Hal ini menyiratkan unit pemberi
layanan kesehatan belum cukup dekat dengan masyarakat untuk memenuhi standar pelayanan
minimal.
Transformasi layanan primer ini sejalan dengan arah kebijakan dan strategi bidang
kesehatan yang diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024 yaitu untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta, terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya
promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Transformasi layanan primer difokuskan untuk meningkatkan layanan promotif dan
preventif, seperti memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan,
membangun infrastruktur, melengkapi sarana, prasarana, SDM, serta memperkuat manajemen
di seluruh layanan primer di tanah air.
Perubahan mendasar pada transformasi layanan kesehatan primer terletak pada desain
layanan yang difokuskan pada kelompok sasaran (people center) yang diberikan
sampai ke tingkat dusun dan keluarga. Pada level kecamatan, desain ini memberikan paket
layanan untuk masing-masing siklus hidup di berbagai tingkatan layanan kesehatan yang ada
di Puskesmas, baik pelayanan di dalam gedung maupun luar gedung. Pelayanan dalam
gedung akan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai siklus kehidupannya.
Pelayanan yang semula berbasis program akan berubah menjadi berbasis siklus kehidupan
sebagai platform integrasi layanan kesehatan. Secara umum pelayanan di Puskesmas akan
terbagi menjadi 4 klaster yaitu Klaster Manajemen, Klaster Ibu dan Anak, Klaster Usia
Dewasa dan Lansia, dan Klaster Penanggulangan Penyakit Menular serta Lintas Klaster.
Perubahan ini akan mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan
dusun serta memperkuat pemantauan wilayah setempat melalui pemantauan dengan
dashboard situasi kesehatan di setiap desa. Pada level desa akan dirancang model Desa
melalui Puskesmas Pembantu (Pustu) yang memiliki jejaring berupa kegiatan layanan
kesehatan dalam bentuk kegiatan Posyandu di tingkat Dusun.
Tahun 2022 telah dilaksanakan uji coba penerapan konsep integrasi layanan
primer di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di 9 (sembilan) lokus. Puskesmas
yang dipilih sebagai lokasi uji coba, mewakili kategori Puskesmas perkotaan,
perdesaan, terpencil dan sangat terpencil yang berada di kawasan Sumatera
Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimatan Selatan, Sulawesi Selatan, NTB, NTT,
Maluku dan Papua. Pada tahun 2023 dan 2024 dilakukan scale up integrasI layanan
primer yang dilakukan replikasi di seluruh provinsi. Pelaksanan scale up integrasI
layanan primer agar sesuai perencanaan dan target yang diharapkan, perlu
dilakukan penguatan pelaksanaan ILP di puskesmas berupa pendampingan
teknis, transport kunjungan rumah kader, penyediaan anggaran langganan SIMPUS,
dan dukungan internet untuk dashboard ILP dan ASIK.
Tujuan
Tujuan Umum:
Dilakukannya penguatan pelaksanaan ILP di puskesmas, pustu, dan posyandu
dalam penerapan ILP.
Tujuan khusus:
a. Terlaksananya pendampingan penerapan ILP di kab .....
b. Tersedianya anggaran kunjungan rumah oleh kader posyandu.
c. Tersedianya anggaran untuk SIMPUS puskesmas.
d. Tersediangan dukungan internet dalam dashboard ILP dan ASIK untuk puskesmas dan
pustu.
B. Penerima Manfaat
1. Kementerian Kesehatan
2. Dinas Kesehatan Provinsi
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Puskesmas
5. Pustu
6. Posyandu
7. Pemerintah desa
8. Kader
9. Masyarakat
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Penguatan Integrasi Layanan Primer
(1) Pendampingan pelaksanaan ILP di pustu dan posyandu
Tujuan Kegiatan
Memberikan bimbingan teknis kepada petugas pustu dan posyandu dalam
pelaksanaan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer sesuai konsep ILP
Meningkatkan kapasitas petugas dalam melaksanakan integrasi pelayanan
kesehatan primer di pustu dan posyandu yang dapat dimanfaatkan oleh semua
sasaran sesuai siklus kehidupan.
Melakukan pendampingan tindak lanjut masalah kesehatan di wilayah kerjanya
Gambaran Kegiatan
Melakukan pendampingan pelaksanaan konsep ILP di pustu dan posyandu,
berupa kunjungan lapangan.
Melakukan pendampingan ke Posyandu dalam rangka meningkatkan
keterampilan dasar kader menjadi kader (Purwa/Madya/Utama)
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan konsep ILP di pustu
dan posyandu, serta kunjungan rumah.
Melakukan Pertemuan Diskusi Kelompok Terarah (FGD) untuk membahas hasil
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan ILP di pustu dan posyandu, serta hasil
kunjungan rumah.
Tenaga kesehatan puskesmas dan pustu melakukan kunjungan rumah bersama
kader dalam tindak lanjut masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
Pendampingan dilakukan 4 kali setahun /pertriwulan ke tiap desa. Pelaksana
pendampingan adalah tim puskesmas, lintas sektor, dan pemerintah desa.
Kegiatan pendampingan pelaksanaan ILP di pustu dan posyandu mengacu pada
Juknis ILP.
Sasaran : Tenaga kesehatan pustu, kader pustu, kader posyandu, lintas sektor,
dan pemerintah desa.
Output kegiatan adalah diperolehnya gambaran pelaksanaan ILP di pustu dan
posyandu, kunjungan rumah, masalah dan hambatan, serta rencana tindak lanjut.
4
Dukungan Internet
dalam Implementasi
Dashboard ILP dan
ASIK
E. Biaya Yang Diperlukan
Biaya yang diperlukan untuk Penguatan Tahun 2024 adalah sebesar Rp ……………
(………………….) bersumber dari dana Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Tahun Anggaran 2024.
......................................
7
8