DINAS KESEHATAN
Jalan Raya Raci KM 15 Bangil – Pasuruan 67153 Jawa Timur Telp. (0343) 748909 Fax. (0343) 747919
A. LATAR BELAKANG
Di dunia kanker merupakan penyebab kematian tertinggi kedua dengan 10 juta
kematian pada tahun 2020. Hampir 70% kematian akibat kanker terjadi di negara
berkembang termasuk Indonesia. Hal ini sangat disayangkan, karena sesungguhnya
menurut penilitian bahwa 30-50% kematian akibat kanker dapat dicegah dengan cara
menghindari faktor risiko dan deteksi dini secara berkala.
Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim saat ini menempati urutan pertama dan
kedua terbanyak pada kanker perempuan di Indonesia yaitu sebanyak 58.256 (30,9%)
untuk kanker Payudara dan 32.469 (17,2%) untuk kanker Leher Rahim (Globocan, 2018).
Data BPJS Kesehatan tahun 2018 menunjukan bahwa pembiayaan yang dibutuhkan untuk
pengobatan kanker mencapai 3,4 triliyun, hal ini menunjukan kenaikan yang signifikan
disbanding tahun sebelumnya.
Di Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim adalah dua kanker terbanyak
dengan jumlah kasus sebanyak 65,858 dan 34,783 kasus pada tahun 2020. Kanker menjadi
beban kesehatan, bukan hanya karena angka kejadiannya yang cukup tinggi tetapi juga
karena beban biaya dan dampak sosial yang ditimbulkan. Berdasarkan data BPJS
Kesehatan tahun 2020, kanker merupakan penyakit katastropik dengan pembiayaan
terbesar kedua, yaitu sekitar 3.5 triliun rupiah.
Pada stadium awal, kanker tumbuh setempat dan tidak menimbulkan keluhan
ataupun gejala. Kondisi ini seringkali menyebabkan seseorang tidak menyadari jika dirinya
sudah menderita kanker. Terlebih lagi, penderita datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
berada dalam kondisi stadium lanjut sehingga menyulitkan penanganannya. Oleh karena
itu, upaya yang efektif untuk mencegah peningkatan insidensi, morbiditas, dan kematian
dini akibat kanker, melalui upaya pencegahan dengan skrining, deteksi dini, penemuan dini
kasus kanker dan imunisasi. Untuk mendukung pencapaian target sasaran dari kegiatan
ini, perlu dilakukan promosi kesehatan dan kampanye sosial yang masif dan
berkesinambungan.
Oleh karena itu, upaya penanggulangan kanker diselenggarakan secara komprehensif
dan terintegrasi melalui pendekatan sistem berbasis bukti. Berbagai kegiatan yang
dilakukan dalam penanggulangan kanker meliputi promosi kesehatan, pencegahan faktor
risiko dan perlindungan khusus, skrining dan deteksi dini, penatalaksanaan melalui
kerjasama multidisiplin, serta dukungan surveilans dan paliatif kanker. Dengan demikian,
Upaya penanggulangan kanker tidak hanya terbatas ditujukan kepada penderita kanker
saja, melainkan juga terhadap populasi yang masih sehat maupun yang sudah berisiko.
Melalui dukungan dan komitmen seluruh pihak terkait, maka efektivitas penanggulangan
kanker merupakan hal yang tidak mungkin untuk dapat diwujudkan dalam rangka
penurunan insidensi, morbiditas, dan kematian dini akibat kanker di Indonesia.
Pemerintah telah mengembangkan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode
Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) dan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan
payudara secara klinis (Sadanis). Pemeriksaan IVA dan sadanis dapat dilakukan di
Puskesmas atau di luar gedung oleh dokter dan bidan terlatih deteksi dini kanker payudara
dan leher rahim. Pada saat ini puskesmas di Kabupaten Pasuruan sudah memiliki tenaga
terlatih sebanyak 33 bidan terlatih dan 20 dokter Fungsional terlatih per puskesmas, jadi
puskesmas tersebut sudah mampu melakukan deteksi dini kanker payudara sebanyak
1461 orang dan leher rahim sebanyak 938 orang pada tahun 2021 di Puskesmas wilayah
Kabupaten Pasuruan, IVA kit disposible yang sudah di distribusikan ke Puskesmas Tahun
2021 sebanyak 33 Puskesmas yang sudah digunakan untuk pemeriksaan Gebyar IVA , pada
tahun 2022 pemenuhan kebutuhan IVA Kit tidak ada pada anggaran.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian kanker leher rahim dan payudara di
puskesmas wilayah kabupaten Pasuruan, maka DAK fisik tingkat kab/kota tahun 2023 di
alokasikan pada 30 puskesmas yang belum mendapatakan Paket IVA kit. Sehingga
diharapkan dengan adanya DAK Fisik tersebut dapat meningkatkan capaian deteksi dini
kanker, pada wanita usia 30-50 tahun atau pernah menikah dilakukan deteksi dini kanker
dengan target SPM 100% pertahun, sedangkan untuk target renstra adalah kab kota yang
melakukan deteksi dini penyakit kanker ≥ 80% pada wanita usia 30-50 tahun dan pernah
melakukan hubungan seksual, sedangkan target capaian deteksi dini Pemeriksaan IVA
pada tahun 2023 sebanyak 55 % dari kumulatif capaian tahun 2021,2022 dan tahun 2023.
B. TUJUAN
Dalam rangka deteksi dini dan pencegahan penyakit kanker leher
rahim dan pencapaian indikator standar pelayanan minimal 100% pertahun
dan target Renstra ≥ 80 % pada wanita usia 30 – 50 tahun dan yang pernah
melakukan hubungan seksual dengan total sasaran wanita usia 30 – 50
tahun sebanyak 269.795 orang yang akan dilakukan pemeriksaan IVA sesuai
standar, diperlukan pengadaan IVA KIT yang cukup agar dapat melakukan
pemeriksaan IVA sesuai dengan target yang ditetapkan.
D.PENERIMA MANFAAT
TOTAL 29
E. INDIKASI KEBUTUHAN DANA DAN LOKASI KEGIATAN
H. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan Pengadaaan IVA Kit ini dilakukan dengan pengadaan langsung melalui E-Katalog
dan dilaksanakan melalui E-Purchasing sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16
tahun 2018 tentang PengadaanBarang/JasaPemerintah
dr ANI LATIFAH.M.Kes
Pembina Utama Muda
NIP. 19660916 199602 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS KESEHATAN
Jalan Raya Raci KM 15 Bangil – Pasuruan 67153 Jawa Timur
Telp. (0343) 748909 Fax. (0343) 747919
dr ANI LATIFAH.M.Kes
Pembina Utama Muda
NIP. 19660916 199602 2 001
RENCANA DISTRIBUSI KE PUSKESMAS
PENGADAAN IVA KIT
TAHUN 2023
1 1 1
PURWODADI
2 1 1
NONGKOJAJAR
3 1 1
SUMBERPITU
4 1 1
PUSPO
5 1 1
TOSARI
6 1 1
LUMBANG
7 1 1
PASREPAN
8 1 1
KEJAYAN
9 1 1
AMBAL-AMBIL
10 1 1
WONOREJO
11 1 1
KARANGREJO
12 1 1
PRIGEN
13 1 1
BULUKANDANG
14 1 1
SUKOREJO
15 1 1
PANDAAN
16 1 1
SEBANI
17 1 1
GEMPOL
18 1 1
KEPULUNGAN
19 1 1
BANGIL
20 1 1
REMBANG
21 1 1
KRATON
22 1 1
NGEMPIT
23 1 1
POHJENTREK
24 1 1
REJOSO
25 1 1
WINONGAN
26 1 1
GRATI
27 1 1
KEDAWUNGWETAN
28 1 1
LEKOK
29 1 1
NGULING
TOTAL 29 29
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS KESEHATAN
JAPAN RAYA RACI KM 15 BANCIL PASURUAN CAWA TIMUR 67153
Telp (0343) 748909 Fax. (0343) 747919 email : dinkes@pasuruankab.go.id
1. Latar Belakang
Untuk mewujudkan dcrajat kesehatan masyarakat yang sctinggi tingginya bagi
masyarakat diselenggaraknn upaya kesehatan yang tcrpadu dan menyeluruh dalam
bentuk iipaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
disclenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan proinotit, prcventif, kuratif
dan rehabililatif yang dilaksanakan secara terpadu, nicnyeluruh, dan berkesinambungan.
Dinas Kesehatan melalui UPT Puskesinas sebagai pemberi pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif inenempati peran penting dalam system pelayanan kesehatan.
Sebagaiman diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar teknis Pemenuhan Mutu pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang meliputi 12 jenis layanan dan mutu
kabupaten dan kota antara lain yaitu pelayanan kesehatan pada usia produktif, pelayanan
kesehatan pada penderita hipertensi dan pelayanan kesehatan pada penderita diabetes
melitus. Pada tahun 2020 kabupaten Pasuruan melaksanakan upnya penjaringan faktor resiko
Penyakit Tidak Menular melalui pelayanan di Posbindu yang sudah tersebar di semua desa
atau kelurahan.
2. Tujuan Kegiatan
a. Mendeteksi Dini Faktor Resiko PTM
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dengan membentuk dan mengembangkan
Pos Pembinaan terpadu penyakit Tidak Menular
c. Meningkatkan promosi kesehatan di masyarakat
3. Hasil Kegiatan
a. Tahun 2020 dari 795.260 pasien yang mendapatkan layanan pengukuran tekanan
darah didapatkan 293.260 pasien = 36,8 % yang mcnderita Iliperlensi.
b. Tahun 2020 dari 795.260 pasien yang mcndnpatkon layanan pemeriksaan gula
darah didapatkan 25.929 pasien = 32,5 % yang menderita Diabetes Melitus.
c. Pelaksanaan posbindu pada tahun 2020 tetnp berjalan dcngon menggunakan protokol
kesehatan.
4. Kesimpulan / Saran Pcrbaikan
Kegiatan Posbindu Penyakit Tidak. Menular terus dilakukian di desa atau kclurahan
dengan tetap
Memperhatikan Protokol kesehatan, banyak masyarakat yang masih belum mau untuk
datang ke tempat Pelayanan Kesehatan karena masih dalam masa Pandemi