Anda di halaman 1dari 23

Dinas Kesehatan

Kabupaten Bantaeng
JUDUL INOVASI
INOVASI PELAYANAN PUBLIK
TERMINAL DARAH PUSKESMAS
KABUPATEN BANTAENG
A. PENDAHULUAN.

1. Letak Geografis.

Wilayah Administrasi Kabupaten Bantaeng secara geografis terletak ±


120 km arah selatan Makassar, Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dengan
posisi 5°21’13’’ 5°35’26’’ Lintang Selatan dan 119°51’42’’-120°05’27’’ Bujur
Timur. Berada di kaki Gunung Lompobattang, Kabupaten Bantaeng memiliki
Topografi yang terdiri dari daerah pantai, daratan, dan pegunungan. Luas
wilayah daratan mencapai 395.83 km2 dan luas wilayah perairan mecapai
144 km2 . 59,33 km2 atau sekitar 14,99% dari wilayahnya merupakan daerah
pesisir dengan kemiringan 0-2 meter, 168,75 km2 atau sekitar 42,64% dari
luas wilayahnya merupakan daratan yang landai dengan kemiringan 2-15
meter, 81,86 km2 atau sekitar 20,68% dari luas wilayahnya merupakan
daratan dengan kemiringan 15-40 meter sedangkan 83,80 km2 atau sekitar
21,17% sisanya merupakan daerah daratan dengan kemiringan lebih dari 40
meter. Kabupaten Bantaeng terletak di bagian selatan propinsi Sulawesi
Selatan yang berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bulukumba.
Sebelah Timur : Kabupaten Bulukumba.
Sebelah Selatan : Laut Flores.
Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto.
Secara administratif, Kabupaten Bantaeng terbagi atas 8 Kecamatan
dengan jumlah desa/kelurahan 67 desa/kelurahan. Jumlah penduduk di
kabupaten Bantaeng tahun 2019 sebesar 187.626 jiwa.
Untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat kabupaten
Bantaeng pemerintah merumuskan visi dan misi yang akan dicapai lima
tahun kedepan sebagai berikut :
2. Visi Kabupaten Bantaeng.
Visi adalah suatu gambaran yang akan dicapai masyarakat Kabupaten
Bantaeng lima tahun kedepan. Adapun visi dan misi Kabupaten Bantaeng
yakni terwujudnya masyarakat Bantaeng yang sejahtera lahir bathin
berorientasi pada kemajuan, keadilan, kelestarian, dan keunggulan
berbasis agama dan budaya lokal.

3. Misi Kabupaten Bantaeng.


Untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Bantaeng yang sejahtera lahir
bathin berorientasi kemajuan, keadilan, kelestarian dan keunggulan
berbasis agama dan budaya lokal, pemerintah menetapkan enam (6) misi
sebagai berikut :
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
2. Meningkatkan akselerasi program pengentasan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja.
3. Meningkatkan akses pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan
dan pelayanan sosial lainnya.
4. Mengoptimalkan kualitas dan pemertaan pembangunan infrastruktur
yang berbasis kelestarian lingkungan.
5. Mengoptimalkan pengembangan pertanian , perkebunan, peternakan,
perikanan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
6. Mewujudkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.

B. LATAR BELAKANG.

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu indikator yang
menentukan derajat kesehatan masyarakat yaitu angka kematian ibu. Dimana
angka kematian ibu di indonesia cukup tinggi. Untuk tahun 2016 kasus
kematian ibu di indonesia 434 orang, sementara di Sulawesi Selatan 156
orang dan khusus di Kabupaten Bantaeng 1 orang. Penyebab kematian
terbanyak disebabkan karena pendarahan. Oleh karena itu diperlukan
beberapa langkah konkrit untuk mencegah terjadinya kematian ibu akibat
pendarahan. Salah satunya dengan dijaminnya ketersediaan darah di
puskesmas untuk ibu melahirkan.

Ketersediaan darah untuk ibu melahirkan selama ini juga menjadi


masalah di Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan data dari UTDRS tahun 2016
bahwa tidak ada satu orangpun masyarakat ke UTDRS untuk mendonorkan
darahnya dalam hal ketersediaan darah untuk ibu melahirkan. Olehnya itu
dibutuhkan suatu inovatif dalam rangka menjamin ketersediaan darah bagi
ibu melahirkan di Puskesmas untuk mendukung Visi dan Misi Kabupaten
Bantaeng. Adapun langkah-langkah yng harus dilakukan antara lain :
1. Dengan mengubah Juknis pelaksanaan program kerja puskesmas, UTD
dan Tumah Sakit dalam pelayanan darah untuk menurunkan AKI, dimana
sebelumnya kegiatan Donor Darah dilakukan d Rumah Sakit dipindahkan
ke Puskesmas agar jarak atau akses masyarakat lebih cepat, sehinggga
diharapkan partisipasi masyarakat tinggi untuk mendonorkan darahnya.
2. Selama ini kegiatan tindakan medis transfusi darah dilakukan di Rumah
Sakit, maka kedepan kita harapkan tindakan tersebut dapat dilakukan di
Puskesmas, dengan syarat sarana dan prasarana harus dipersiapkan
ditunjang dengan ketersediaan sumber daya mausia yang memiliki
kompetensi untuk melakukan tindakan tersebut. Harapannya pada saat
ibu melhirkan membutuhkan tindakan transfusi darah maka dapat segera
ditindaki di Puskesmas sehingga respon time bisa diperpendek.

C. DESKRIPSI JUDUL INOVASI.

Terminal berarti persinggahan sementara, sedangkan darah berarti


darah manusia yag terdiri dari komponen sel dan komponen lain berupa
plasma. Terminal darah puskesmas adalah persinggahan darah sementara di
Puskesmas. Dalam menunjang pelayanan kesehatan ibu melahirkan.
Hadirnya Terminal Darah di Puskesmas akan memberikan jaminan
ketersediaan darah.

a. Tujuan Inovasi.
1. Jangka pendek.
1.1. Terbentuknya kerjasama antara stakeholder.
1.2. Tersedianya darah untuk ibu melahirkan di 3 Puskesmas.
1.3. Terbentuknya Forum Pendonor Tetap beranggotakan 100
orang.
1.4. Terbentuknya kesiapsiagaan untuk memberikan pertolongan
pertama (prarujukan) tindakan medis transfuse darah di 3
Puskesmas.

2. Jangka menengah (3 bulan – 1 tahun)


2.1. Tersedianya darah untuk ibu melahirkan di 8 puskesmas.
2.2. Bergabungnya pendonor tetap menjadi 300 orang pada forum
pendonor tetap.
2.3. Terbentuknya kesiapsiagaan untuk memberikan pertolongan
pertama (prarujukan) tindakan medis transfusi darah di 8
puskesmas

3. Jangka panjaang (1 tahun keatas)


3.1. Tersedianya darah untuk ibu malahirkan di 12 puskesmas.
3.2. Bergabungnya pendonor tetap menjadi 500 orang pada forum
pendonor tetap.
3.3. Terbentuknya kesiapsiagaan untuk memberikan pertolongan
pertama(prarujukan). Tindakan medis transfuse darah di 12
puskesmas.
3.4. Menjadi rujukan nasional.

b. Manfaat.
Adapun manfaat yang diharapkan dari inovasi terminal darah ini adalah
sebagai berikut :
1. Memudahkan koordinasi antara stakeholder
2. Semakin tingginya animo masyarakat untuk donor darah (UTDRS
jemput bola)
3. Memberikan rasa aman kepada ibu melahirkan dan mudah
mendapatkan darah jik dibutuhkan.
4. Memepercepat pertolongan pertama proses tindakan medis transfusi
darah kepada ibu melahirkan yang mengalami pendarahan di
puskesmas (prarujukan).

c. Stakeholder.
Adanya Stakeholder yang terlibat dalam dalam inovasi ini
terbagi menjadi staeholder internal dan stake holder eksternal dengan
identifikasi berdasarkan kepentingan dan dukungan sebagai berikut:
1. Stakeholder internal.
Kepala Dinas Kesehatan, Kepala bidang lingkup dinkes, Kepala seksi
lingkup dinkes, Toma, toga, tokoh pemuda, Pendonor, Direktur rumah
sakit, UTDRS, Camat, Puskesmas, Kepala Desa, Kader kesehatan
Puskesmas.

2. Stakeholder Eksternal.
Kemenkes, Bupati Bantaeng, PMI, LSM, Media, DPKAD, BPJS,
SWASTA.

PETA PERAN DAN HUBUNGAN

LATENT PROMOTORS

BPKAD KEMENKES
BPJS BUPATI
TOMA, TOGA, DINAS KESEHATAN
TOKOH PEMUDA DIREKTUR RUMAH SAKIT
LSM PMI
MEDIA CAMAT
PUSKESMAS
KEPALA DESA
KADER
PENGARUH (INFLUENCE)

KEPENTINGAN (INTEREST)

DEFENDERS
APATHETIC

UTDRS
KEPALA BIDANG PENDONOR
DINKES IBU HAMIL/MELAHIRKAN
KEPALA SEKSI DINKES SWASTA
D. STRATEGI PELAKSANAAN INOVASI.

Dalam rangka melaksanakan inovasi terminal Darah ini , Dinas


Kesehatan melakukan beberapa hal yang dapat mendukung kebijakan ini,
sebagai berikut :
1. identifikasi Strategi
Sebelum melakukan Inovasi Terminal Darah Puskesmas, terlebih dahulu
melakukan kajian analisis SWOT dengan melihat Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman yang mungkin timbul dari Inovasi yang akan
diterapkan.
a. Strength ( Kekuatan )
1. Bagaimana Komitmen Stakeholder.
2. Sumber Daya Manusia Kesehatan tersedia
3. Sarana & Prasarana Ada
b. Weakness ( Kelemahan )
1. Kurangnya kesadaran untuk donor darah
2. Tidak adanya pendonor jika dilakukan di UTDRS ( untuk Ibu
melahirkan )
3. Tidak terjaminnya kebutuhan darah
4. Tidak ada kesiap siagaan melakukan pertolongan pertama di
Puskesmas.
c. Opportunities( Peluang )
1. Mitra kerja dengan LSM. Pers, Toma , Toga dan PMI.
2. Dukungan dana CSR Swasta.
d. Threat ( Ancaman )
1. Angka Kematian Ibu di Indonesia Tinggi.
2. Inovasi belum mendapat dukungan dari Kemenkes.
3. BPJS belum mendukung terkait pembiayaan di Puskesma

2. Advokasi di Kemenkes RI.


Konsultasi di laksanakan pada Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan) pada tanggal 16 – 17
Mei 2017, Dari hasil konsultasi pada dasarnya Kemenkes memberikan
apresiasi terhadap program inovatif terminal darah Puskesmas.
3. Pembuatan Surat Keputusan Bupati.
Setelah adanya sinyal dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dilanjutkan dengan pembuatan Kebijakan Bupati Nomor : 430
/336 /V / 2019 tentang Pembentukan TIM internal Terminal Darah pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dinas Kesehatan Kabupate
Bantaeng.

4. Pertemuan Tim Internal.


Maksud dari pertemuan ini adalah :
a. Pemaparan Inovasi Pelayanan Public terminal darah Puskesmas
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab pada tim internal terminal
darah.

5. Penandatangan MOU.
Dilakukan penandatangan MOU sebagai syarat agar Kegiatan ini berjalan
secara kontinyu sbb :
a. Penandatanganan MOU antara UTD RSUD Prof. Dr. Anwar
Makkatutu Bantaeng dengan Pusesmas yang ada di Kabupaten
Bantaeng.
b. Penandatanganan MOU antara Pendonor Tetap untuk ibu hamil
dengan Puskesmas yang ada di Kabupaten Bantang.

6. Advokasi ke Pihak Swasta.


Melakukan advokasi dengan Bank Mandiri dan kepada pihak BPJS
Kesehatan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan.

7. Penerbitan Leaflet dan buku Panduan Terminal Darah


Leaflet dan buku panduan terminal darah puskesmas disuun
berdasarkan persfektif islam dan nasrasi sebagai agama mayoritas yang
dianut masyarakat kabupaten Bantaeng.

8. Komunikasi Informasi Edukasi.


Komunikasi informasi dan Edukasi dilasanakan kepada masyarakat agar
masyarakat dapat menjadi pendonor tetap pada kegiatan terminal darah.

E. STANDAR OPERASIONAL (SOP) TERMINAL DARAH PUSKESMAS.


Pendonor diambil darahnya di Puskesmas oleh Tim UTDRS, dimana
sebelum pendonor diambil darahnya, mereka terlebih dahulu dicek
Kesehatannya, di ukur tekanan darahnya, diperiksa HB, di periksa Rhesus
darahnya oleh dokter dan laboran sebelum pengambilan darah. Kemudian
darah yang telah diambil di puskesmas dikirim ke UTDRS Prof. Anwar
Makkattu Bamtaeng untuk di Cros Mach dan di Screening untuk memastikan
apakah darah donor bebas dari penyakit seperti : hepatitis, HIV, Spilis dll.
Kemudian darah yang sudah di Screening dan dinyatakan bersih dari bibit
penyakit sebagian dikirim ke puskesmas untuk disimpan di kulkas darah
puskesmas dan sebagian lainnya dimanfaatkan di Rumah Sakit untuk
keperluan pasien lain yang membtuhkan.

SOP TERMINAL DARAH TINGKAT PUSKESMAS


KABUPATEN BANTAENG

PUSKESMAS
PUSKESMAS KULKAS DARAH
TIM UTDRS
BAGIAN LABORATORIUM
PENDAFTARAN
UTDRS
TRANSFUSI
DARAH ?
-IDENTITAS -CEK GOLDA
PENDONOR -CEK RHESUS PENGELOLAAN
-INFORMASI CONCENT -CEK HB DARAH
CALON PENDONOR
CROSS MATCH DAN
PEMERIKSAAN FISIK OLEH DOKTER SCRENING PENYAKIT
HEPATITIS, SYPHILIS,
LOKASI DONOR DARAH HIV/AIDS

DARAH SIAP PAKAI


PENGAMBILAN DARAH PENDONOR
UNTUK DIGUNAKAN

DIPAKAI UNTUK
KASUS KESEHATAN
YANG LAIN TRANSFUSI
PENDONOR DARAH
F. DASAR HUKUM INOVASI

Adapun Dasar Hukum untuk melaksanakan Inovasi Terminal Darah sebagai


azas legalitas suatu kegiatan sebagaiberikut :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor.29 Tahun 2014 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 Tentang Unit
Transfusi Darah Bank Darah Rumah Sakit dan Jejaring Pelayanan Darah
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Transfusi Darah
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016
tentang Pedoman Manejemen Puskesmas
8. Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 59 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan,Tugas,Fungsi,Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan
9. Surat Keputusan Bupati No.430/336/V/2017 Tentang pembentukan
Terminal Darah pada Fasilitas Kesehatan Kabupaten Bantaeng..

G. KELEMBAGAAN INOVASI.

Inovasi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bantaeng


Nomor : 430 / 336 / V / 2019 tentang Pembentukan Terminal Darah pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Dinas Kesehatan Kabupaten
Bantaeng yang memuat Susunan Kepengurusan Terminal Darah
Puskesmas.

H. SUMBER PENDANAAN.
Pendanaan Terminal Darah Puskesmas bersumber dari :
sumbangan biaya CSR perusahaan, biaya Operasional Kesehatan (BOK)
puskesmas dan biaya yang tidak mengikat lainnya. Besarnya biaya yang
digunakan dalam setahun kurang lebih Seratus Juta Rupiah
(Rp.100.000.000).

I. KONDISI SEBELUM INOVASI DILAKSANAKAN

Ketersediaan darah untuk ibu melahirkan selama ini juga menjadi


masalah di Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan data dari UTDRS tahun 2016
bahwa tidak ada satu orangpun masyarakat ke UTDRS untuk mendonorkan
darahnya dalam hal ketersediaan darah untuk ibu melahirkan. Olehnya itu
dibutuhkan suatu inovatif dalam rangka menjamin ketersediaan darah bagi
ibu melahirkan di Puskesmas.

J. KONDISI SETELAH INOVASI DILAKSANAKAN.

Terbentuknya Forum pendonor Darah tetap di Tingkat Puskesmas,


sehingga sampai saat ini setelah berjalannya Inovasi Terminal Darah
Puskesmas tidak ada lagi keluhan dari warga terkait kekurangan Darah di
Kabupaten Bantaeng akibat tidak adanya stok Darah . Ibu hamil, ibu bersalin
maupun nifas mendapatkan pelayanan darah yang cukup bila membutuhkan
transfusi Darah. Persedian Darah untuk Ibu hamil pada Terminal Darah yang
tidak terpakai dimanfaatkan oleh pasien lain yang memerlukan.

K. KELUARAN ATAU OUTPUT INOVASI.

Adapun Keluaran dari Inovasi Terminal sebagai berikut :


1. Terbentuknya Forum pendonor Darah tetap ibu hami ditiap wilayah
Puskesmas.
2. Terjalinnya Kerjasama antara pihak UTDRS Prof. Dr, Anwar Makkatutu
Bantaeng dengan Puskesmas melalui penandatanganan MOU.
3. Terjalinnya kerjasama antara pihak pendoor darah tetap dengan pihak
puskesmas
4. Ketersedian darah khususnya ibu hamil terpenuhi.
L. DAMPAK DARI INOVASI.

Adapun dampak dari Iinovasi Tterminal Darah sebagai berikut :


1. Ibu hamil tidak ragu lagi untuk bersalin di Puskesmas karena adanya
jaminan ketersediaan darah, terbukti meningkatnya persalinan di
Puskesmas dari 74,9% tahun 2017 menjadi 98,6 % tahun 2018.
2. Ibu hamil dan keluarga semakin mempercayai tenaga kesehatan terlatih
sebagai tenaga penolong persalinan, terbukti meningkatnya pertolongan
persalinan dari 91,9% tahun 2016 , menjadi 95,8% tahun 2018.
3. Ibu hamil yang pendarahan karena keguguran atau faktor lain dapat di
transfusi darah sehingga tidak sampai mengancam keselamatan nyawa
ibu.

M. KESIMPULAN.

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik setelah pelaksanaan Terminal Darah


berjalan kurang lebih dua tahun sebagai berikut :
1. Terminal Darah Puskesmas mendapat dukungan dari Tokoh
Masyarakat,Pihak Swasta,LSM,Karang Taruna dll.
2. Puskesmas Merupakan tempat Persinggahan Darah sementara, proses
Screening dilakukan di UTDRS
3. Darah yang tidak terpakai untuk pelayanan Persalinan dialihkan pada
Pasien yang Membutuhkan.
4. Pendonor Darah Tetap pada Terminal Darah Puskesmas terus meningkat
dari Tahun ketahun,2016 (0), 2017 (191org), 2018 (352org), 2019
(374org).
5. Terminal Darah Puskesmas dapat meningkatkan kepercayaan publik
terhadap pelayanan persalinan di Fasilitas Kesehatan Dasar.
6. Terminal Darah Puskesmas dapat meningkatkan kepercayaan publik
terhadap Pelayanan Persalinan Tenaga Kesehatan .
7. Kekurangan Stok Darah yang selama ini sering terjadi di Kab.Bantaeng
tidak terjadi lagi, bahkan saat ini sering mensubsidi Daerah tetangga
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. SK BUPATI BANTAENG NOMOR. 430/336/V/2017,TANGGAL 10 MEI 2017


TENTANG PEMBENTUKAN TIM INTERNAL TERMINAL DARAH PADA
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (PUSKESMAS)

2. PERKEMBANGAN PENDONOR TETAP TERMINAL DARAH PUSKESMAS


TAHUN 2017-2019

3. LAPORAN KEGIATAN DONOR DARAH DINAS KESEHATAN TAHUN 2018-


2019.

4. FOTO-FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN.


1. SK BUPATI BANTAENG TENTANG TERMINAL DARAH PUSKESMAS
2. Daftar Pendonor Darah Tetap.

DAFTAR PENDONOR DARAH TETAP PER PUSKESMAS DI KABUPATEN


BANTAENG TAHUN 2017 - 2019

PENDONOR DARAH TETAP


NO NAMA PUSKESMAS
TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
1 Bissappu 20 20 20
2 Loka 89 89 89
3 Kassi-Kassi 20 21 26
4 Dampang 24 30 30
5 Kota 38 30 30
6 Banyorang - 32 32
7 Moti - 24 30
8 Baruga - 11 15
9 Lasepang - 26 30
10 Ulugalung - 15 15
11 Pa'bentengang - 22 22
12 Campagaloe - 17 20
13 Sinoa - 15 15
TOTAL KAB.BANTAENG 191 352 374
3. Laporan Kegiatan Pelaksanaan Donor Darah.

LAPORAN KEGIATAN DONOR DARAH


DINAS KESEHATAN
TAHUN 2018-2019

TANGGAL
NAMA PELAKSANAAN JUMLAH YANG JUMLAH JUMLAH
NO
PUSKESMAS PENGAMBILAN DIPERIKSA DONOR KANTONG
DARAH DARAH
1 Campagaloe 6 Maret 2018 20 20 20
2 Bissappu 7 Maret 2018 28 28 28
3 Banyorang 8 Maret 2018 30 30 30
4 Pa'bentengang 17 April 2018 25 25 25
5 Lasepang 18 April 2018 8 8 8
6 Kota 19 April 2018 35 35 35
7 Dampang 14 Mei 2018 17 14 14
8 Moti 15 Mei 2019 20 17 17
9 Kassi-Kassi 3 Juli 2018 14 12 12
10 Baruga 4 Juli 2018 20 18 18
11 Sinoa 10 Juli 2018 15 13 13
12 Lasepang 9 Agustus 2018 16 16 16
13 Campagaloe 15 Agustus 2018 20 17 17
14 Ulugalung 23 Oktober 2018 15 15 15
15 Pa'bentengang 24 Oktober 2018 16 16 16
TANGGAL
JUMLAH
NAMA PELAKSANAAN JUMLAH JUMLAH
NO YANG
PUSKESMAS PENGAMBILAN DONOR KANTONG
DIPERIKSA
DARAH DARAH

16 Moti 25 Oktober 2018 20 20


23

17 Banyorang 13 Desember 2018 32 32


32

18 Loka 18 Desember 2018 32 32


32
19 Dampang 20 Desember 2018 26 26
25

20 Baruga 11 Februari 2018 14 14


17
21 Kassi-Kassi 19 Februari 2018 42 42
25
22 Bissappu 14 Februari 2018 23 23
19
Balai Latihan
23 19 Februari 2018 42 16 16
Kerja

24 Lasepang 26 Maret 2019 20 18 18

25 Campagaloe 28 Maret 2019 15 11 11

26 Pa'bentengang 1 April 2019 13 10 10

27 Moti 8 April 2019 24 20 20

JUMLAH 548 548


586
4. Dokumentasi Kegiatan

Advokasi di Kemenkes RI, 17 Mei 2019

Rapat Tim Internal, 13 Mei 2019

dd

Puskesmas Kota Puskesmas Loka

Puskesmas Dampang

Puskesmas Bissappu
Puskesmas Kassi-Kassi

Penandatanganan Mou
Advokasi Ke Swasta

Penyebarluasan Leaflet

Komunikasi Informasi Edukasi

Penyebarluasan Informasi Melalui Media Massa


Penyebarluasan Informasi Melalui Tokoh Agama

Pemeriksaan Hb Rhesus Ibu Hamil

Pelaksanaan Donor Darah

Peningkatan SDM Tenaga Pelaksana Terminal Darah Puskesmas


Persiapan Sarana Dan Prasarana

Anda mungkin juga menyukai