Anda di halaman 1dari 16

PEMBENTUKAN JEJARING LAYAK

HAMIL ANC DAN STUNTING

DISAMPAIKAN : NOVA EKA WONDASARI, SST., M.KES


ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA BIDANG KESMAS PROV.
KALTENG
JEJARING ANC DAN STUNTING

• Pengertian :
Jejaring untuk memperkuat sistem pelayanan Antenatal pada ibu hamil dan
pencegahan stunting, dengan mengutamakan kerjasama dalam sistem rujukan
horizontal antara Puskesmas dengan FKTP Swasta dan Vertikal dengan FKRTL
yang melaksanakan pelayanan KIA dalam wilayah kerja Puskesmas dan
pembinaannya untuk mencapai cakupan layanan ANC 6X sesuai standar layanan
dan mendukung percepatan penurunan stunting.
• Target ANC 6X sesuai Standar : Tahun
2023 : 80% dan Tahun 2024 :
100%
• Tujuan :
1. Penyelenggaraan penguatan sistem pelayanan ANC berkualitas
2. Rujukan dalam pemeriksaan USG, Hb, PPIA dan pemeriksaan
lain
3. Pemantauan ibu hamil dengan penyulit/komplikasi
4. Penguatan deteksi dini dan rujukan balita bermasalah gizi
dalam rangka pencegahan stunting.
• Indikator Capaian diukur :
1. % K1 sesuai standar, pemeriksaan : BB, TD, Hb, 3E dan USG
2. % Ibu hamil dengan Anemia, Pre Eklamsia, HIV/Sifilis/Hep, TBC
ditangani/dirujuk.
3. % Balita ditimbang, Balita naik BB, Balita dengan BB/U<-2SD,
Balita BB/PB atau BB/TB <-2 sd -3 SD, Balita BB/PB atau BB/TB
<-3 SD, Balita PB/U <-2 SD
4. % Balita Weight faltering, underweight & gizi kurang mendapatkan
makanan tambahan
5. % Balita gizi buruk mendapatkan tatalaksana gizi
6. % Balita Stunting dirujuk
MENGAPA PENTING ??

1. Berdasar data monitoring (Cakupan ANC, Cakupan balita bermasalah


mendapatkan tatalaksana : belum mencapai target).
2. Penyelenggaraan holistic Continuum of care pada pelaksanaan ANC dan
tatalaksana balita bermasalah gizi belum sesuai standar.
3. Saat ini, laporan capaian ANC dan tatalaksana balita bermasalah gizi
berbasis PKM, sedangkan data menunjukan pelayanan ANC dan balita
lebih banyak di faskes swasta.
4. Masih terdapat kendala dalam system rujukan balita bermasalah gizi.
5. Perlu adanya kerjasama komprehensif antara jejaring layanan kesehatan
(Posyandu,Pustu/Polindes/Poskesdes, PKM/FKTP lainnya & FKRTL)
Jejaring ANC dan Stunting di Provinsi/Kabupaten/Kota dapat diatur kerjasamanya lewat Nota Kesepahaman dengan stakeholder terkait.

Dasar Hukum :
1. PMK 28 Tahun 2017 ttg Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan
2. PMK 29 Tahun 2019 ttg Penanggulangan Masalah Gizi bagi Anak & Akibat Penyakit
3. PMK 43 Tahun 2019 ttg Puskesmas
4. PMK 21 Tahun 2021ttg Pelayan Masa Sebelum Hamil, , Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggarakan
Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
5. Pepres 72 Tahun 2021 ttg Percepatan Penurunan Stunting
6. Permenkes 23 Tahun 2022 ttg HIV/AIDS dan IMS
7. Permenkes 27 Tahun 2022 ttg Pedoman Kemitraan Pemerintah dan Swasta
8. Permenkes 34 Tahun 2022 ttg Akreditasi Puskesmas, Klinik Pertama, Tempak Praktik Mandiri Dokter
9. Permenkes 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
10.Kepmenkes 1186 Tahun 2022 ttg Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di FKTP
11.Kepmenkes 1928 Tahun 2022 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Stunting
KEBUTUHAN

Agar jejaring ANC dan Stunting dapat terlaksana, termonitoring


dan tercatat baik, seluruh faskes harus menggunakan :
1. Pencatatan digital untuk melacak data yang sama dan
memudahkan analisis (e-Kohort, e-PPGBM, dll)
2. Sistem pengaturan logistic yang sama
3. Buku KIA untuk monitoring Program KIA, jika terjadi
perubahan untuk melacak bumil, balita yang berpindah dari
faskes yang satu ke faskes yang lain.
Kerangka Kerja :

1. Standar Pelayanan Antenatal berdasarkan Permenkes 21 Tahun 2021 :


2. Intervensi Penurunan Stunting meliputi :
Tahapan Pelaksanaan :

1. Asesment dan Pemetaan Kapasitas Faskes


• Dilakukan oleh Dinkes Kabupaten/Kota
Dipimpin Kadis, Koordinator Bidang Kesmas melibatkan Bidan Yankes, P2P,
Yanfar dan SDK
Melibatkan RS, PKM, Klinik Tempat Praktik Mandiri Dokter/Bidan, Organisasi
Fasyankes : PERSI, ARSADA, ARSSI, ASKLIN, OP : IDI, POGI, IBI
• Bertujuan : membuat pemetaan terhadap kapasitas pelayanan ANC dan intervensi
stunting di faskes wilayah kerja Dinkes Prov/Kab/Kota
• Hal yang dipetakan : Identitas Fasyankes, Jenis Faskes yang berjejaring, Jenis
layanan tersedia, Waktu layanan, Ketersediaan Nakes, Kapasitas Nakes,
Ketersediaan Peralatan, Ketersediaan Obat-obatan.
2. Pembuatan Peta Jejaring Layak ANC dan Alur Rujukan Pelayanan ANC
• Dilakukan secara kolaboratif Bersama mitra terkait seluruh faskes, Organisasi Faskes, OP
• Produk akhir yang dihasilkan adalah peta jejaring layanan ANC, alur rujukan pelayanan
ANC, peta jejaring layanan stunting, alur rujukan pelayanan stunting
3. Pembuatan PKS Jejaring ANC
• Pembuatan PKS Jejaring ANC dan Stunting dilakukan di 2 tingkatan yakni Tk. Kab/Kota
dan Tk. Puskesmas
• Ruang Lingkup kesepakatan Kerjasama ini meliputi pemenuhan kualitas Layanan ANC &
Stunting :
a. Alur rujukan ANC, data pelayanan bumil dan tatalaksana skrining bumil, kewajiban
laporan kematian dan audit
b. Deteksi Dini, tatalaksana dan alur rujukan stunting
c. Mekanismerujukan antar faskes pemerintah dan swasta, layanan ANC
(10T, USG, Skrining TB) dan layanan standar balita masalah gizi
d. Mekanisme distribusi logistik : Buku KIA, TTD, Vit A, Test lab HB,
protein urine, rapid test 3 E, malaria, kelambu, bubuk tabur gizi,
makanan tambahan bumil KEK dan balita gizi kurang, mineral mix, F
75, F 100.
e. Mekanisme pembiayaan pelayanan ANC dan Stunting
f. Mekanisme peningkatan kapasitan tenaga Kesehatan
g. Mekanisme monitoring, pendampingan dan evaluasi
h. Alur Pelaporan
4. Pelaksanaan Jejaring ANC dan Stunting
• Mekanisme Pembiayaan :
a. Sarana prasarana, obat, alat Kesehatan bisa mendapat pendanaan dari APBN, APBD,
Institusi/Perorangan, serta dana Kapitasi JKN
b. Konsultasi, Skrininf, test & Tindakan dapat menggunakan dana Non Kapitasi JKN, APBD,
Istitusi/perorangan
c. Kegiatan promotive preventif menggunakan dana APBD dan BOK
d. Faktor Pendukung (operasional kunjungan rumah, pendampingan px rujukan, biaya
survailans) dan penunjang operasional faskes lainnya menggunakan dana : Kapitasi JKN,
APBD, BOK serta Institusi/Perorangan
e. Biaya pelatihan dan pendampingan dana : BOK
f. Dimungkinkan untuk dana lain yang tidak mengikat.
• Mekanisme lpermintaan dan distribusi logistik :
a. Logistik yg dibagi ke mitra jejaring layanan Kesehatan swasta : TTD, Vaksin, Rapid Test (HIV,
Sifilis, Hepatitie), Rapid test malaria & kelambu untuk daerah endemis, Buku KIA, Vit. A.
b. Alur permintaan Logistik :
 Dinkes membuat perencanaan kebutuhan logistic sesuai di wilayah kerjanya sesuai jumlah
bumil dan balita).
PKM menghitung data sasaran rill kegiatan dalam/luar Gedung (bidan desa, bidan praktek
swasta, klinik bersalin, FKTP swasta) di wilayahnya,
Layanan luar Gedung wajib memberikan laporan kohort bumil yang mendapatkan ANC dan
kohort balita ke Puskesmas tiap bulan untuk mendapatkan pelayanan, skrining dan tatalaksana
sesuai kebutuhan
Puskesmas melakukan validasi dengan memeriksa laporan e-Kohort dan e-PPBGM
Puskesmas mengajukan jlh barang sesuai dengan data validasi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai