Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

ORIENTASI TENAGA KESEHATAN DALAM ANC TERPADU DI FASKES TINGKAT PERTAMA


TAHUN 2016
Kementerian Negara/ Lembaga

Kementerian Kesehatan RI

Unit Eselon I

Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Unit Eselon II

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Program

Program Bina Gizi dan KIA

Hasil

Diperolehnya kesepakatan dan RTL dalam Orientasi


tenaga kesehatan dalam ANC terpadu di faskes tingkat
pertama.

Unit Eselon II/Satker

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Kegiatan

Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi

Indikator Kinerja Kegiatan

Terlaksananya Orientasi tenaga kesehatan dalam


ANC terpadu di faskes tingkat pertama .

Satuan Ukur/ Jenis Keluaran

Laporan Kegiatan

Volume

1 (satu) laporan

A.

Latar Belakang
1. Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan
prioritas pembangunan nasional tahun 2010
3. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010, tentang Program Pembangunan
Yang Berkeadilan
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
5. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan RKAKN/L
6. Keputusan Menteri Kesehatan No.457/Menkes/SK/V/2008
Sasaran Grand Strategy Kemenkes RI

tentang 17

7. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2010 - 2014


B.

Gambaran Umum
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2015 2019 ditetapkan 3 indikator utama bidang kesehatan yang
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang status kesehatan
masyarakat secara menyeluruh yaitu Angka Kesakitan, Angka Kematian
(AKI, AKB, Kekurangan Gizi dan Stunting) serta Angka Kecacatan.
Angka Kematian Ibu ini sebelumnya juga merupakan salah satu indikator
dalam tujuan pembangunan Millennium Development Goals (MDGs).
Namun upaya yang telah dilakukan dalam pencapaian MDGs tersebut
masih belum optimal dimana berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran
hidup, dimana target MDG Indonesia sebesar 102/ 100.000 kelahiran hidup,
masih beum dapat dicapai.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu indikator yang harus dicapai dalam
peningkatan kesehatan ibu adalah cakupan pelayanan antenatal yaitu K1
dan K4. Saat ini, akses terhadap pelayanan pemeriksaan ibu hamil (K1)
telah mencapai 81,3%, sedangkan kunjungan antenatal K4 masih 70,0%
(data Riskesdas 2013). Besarnya kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa
pelayanan antenatal belum berjalan sebagaimana mestinya. Masih banyak
ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pertama kali (K1) tidak pada
trimester-1 dan ibu hamil yang telah memeriksakan kehamilannya ke
tenaga kesehatan masih banyak yang tidak meneruskan kunjungannya
untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4, artinya
kesinambungan pelayanan antenatal (continuum of care) belum berjalan
dengan baik.
Beberapa penyakit dan kelainan yang dapat memperberat ibu hamil antara
lain penyakit menular (misalnya : Kekurangan Energi Kronis dan Anemia
Gizi pada Ibu Hamil, Malaria pada ibu hamil, Tuberkulosis pada ibu hamil,
IMS & HIV/ AIDS pada ibu hamil, Sifilis, dll) dan penyakit tidak menular
(misalnya : Hipertensi pada ibu hamil, Diabetes pada ibu hamil, penyakit
jantung pada ibu hamil, dll). Hal ini perlu mendapat perhatian karena
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin yang dikandungnya, dan
kemungkinan timbulnya komplikasi kehamilan dan persalinan yang kelak
dapat mengancam nyawa ibu Apabila ibu hamil sudah terdeteksi sejak dini,
diharapkan akan mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat sehingga
kasus komplikasi dapat dihindari. Oleh karenanya perlu intervensi selama
kehamilan.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
dalam rangka meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal
agar dapat mencapai K4 adalah melalui pelaksanaan pelayanan antenatal
terpadu.
Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu ini merupakan
integrasi dari program KIA dengan program lain yang terkait sehingga
sangat diperlukan komitmen pengelola program mulai dari tingkat pusat
sampai daerah dan sistem koordinasi dalam pelaksanaannya termasuk
sistem pencatatan dan pelaporan.
Untuk itu, diperlukan adanya pertemuan untuk meningkatkan manajemen
dan teknis pelaksanaan pelayanan antenatal khususnya bagi pengelola
program baik di tingkat kabupaten/ kota maupun puskesmas perlu
dilakukan pertemuan review pelayanan antenatal
C.

Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
1. Pengelola program KIA, Gizi, P2, Imunisasi ,dan Yanfar Dinas Kesehatan
Provinsi
2. Pengelola program KIA, Gizi, dan P2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Kepala Puskesmas/ Bidan Koordinator dari puskesmas terpilih
Adapun rincian peserta pertemuan adalah sebagai berikut:
a) Peserta Provinsi sebanyak 5 orang yang terdiri dari :

2 orang Pengelola program KIA,

1 orang Pengelola program Gizi,

1 orang Pengelola program imunisasi,

1 orang Pengelola program P2, dan

b) Peserta Kabupaten/ Kota yang terdiri dari 3 orang yaitu:


- 1 (satu) orang pengelola program KIA,
- 1 (satu) orang pengelola program Gizi,
- 1 (satu) orang pengelola porgram P2,
c. Narasumber sebanyak 6 orang
1.
2.
3.
4.

Pengelola
Pengelola
Pengelola
Pengelola

KIA
( 3 orang )
P2
( 1 orang )
Gizi
(1 orang )
Imunisasi (1 orang )

Kegiatan pertemuan dilaksanakan di Provinsi dengan mengundang seluruh


kab/kota selama 4 hari
D. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan

Presentasi
Diskusi
Tanya jawab

2. Tahap dan Waktu Pelaksanaan.


a. Persiapan untuk menentukan sasaran provinsi, penanggungjawab
teknis dan administrasi pertemuan, narasumber dan acara
b. Pelaksanaan meliputi
Pemesanan tempat pertemuan
Pembuatan dan pengiriman surat ke Kadinkes Kabupaten/ Kota,
undangan peserta dan undangan narasumber
Penyusunan sambutan, instrumen rencana
tindak
lanjut,
penggandaan materi,
Penyiapan paket pertemuan, alat tulis kantor, alat pengolah data
dan kelengkapan pertemuan lainnya
dan penggandaan buku :
Pelaksanaan pertemuan

E. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1 laporan kegiatan untuk dicapai pada
tahun anggaran 2016, dengan waktu pelaksanaan :
APRIL
KEGIATAN M
1

M
2

Persiapan

Pelaksanaa
n
Penyusuna
n Laporan

M
3

MEI
M4

M
1

JUNI

M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4

X
X

F. Biaya yang dibutuhkan


Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Orientasi tenaga
kesehatan dalam ANC terpadu di Faskes Tingkat Pertama Rp
- sebagaimana
RAB terlampir.
KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAMBI

Dr.Hj.Andi Pada M.Kes


NIP.19623181989012002

Anda mungkin juga menyukai