ANEMIA, BUMIL RESTI (RESIKO TINGGI), BAYI BBLR DAN BAYI BALITA GIZI KURANG
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga dengan bantuan
bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan
adalah ibu dan janin serta bayi baru lahir. Pelaksanaan pelayanan KIA mempunyai tugas untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan dan konseling terhadap ibu hamil serta keluarganya agar ibu hamil dapat melalui
kehamilannya dengan sehat dan selamat. Disamping melakukan pemeriksaan pada Ibu Hamil juga dilakukan
pemeriksaan dan pemantauan terhadap Bayi Baru lahir baik dari segi Kesehatan maupun asupan Gizi yang
baik.
Program gizi merupakan salah satu program UKM esensial di puskesmas yang dilaksanakan di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelacakan ibu hamil Kurang Energi Kronis, Anemia dan Resiko tinggi
merupakan program gizi yang bisa dilaksanakan di dalam gedung sekaligus di luar gedung. Setelah
dilakukan pelacakan selanjutnya adalah dilakukan upaya pendampingan pada ibu hamil dengan status
kurang energi kronis, Anemia dan Resiko tinggi.
Dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita, Kementrian Kesehatan telah
menetapkan kebijakan yang komprehensif, meliputi pencegahan, promosi atau edukasi dan penanggulangan
balita gizi buruk. Upaya pencegahan di lakasanakan melalui pemantaun pertumbuhan di posyandu.
Penanggulangan balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) sedangkan balita
gizi buruk harus mendapatkan perawatan sesuai tata laksana anak gizi buruk yang ada. Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan gizi dalam penanganan anak gizi buruk dilakukan melalui pelatihan
tatalaksana anak gizi buruk bagi tenaga kesehatan.
B. LATAR BELAKANG
Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa alasan. Oleh karena itu,
banyak ibu hamil resiko tinggi yang tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Masa nifas, yang berlangsung
selama 6 minggu setelah persalinan, merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi. Sekitar 60 %
kematian ibu terjadi segera setelah lahir, dan hampir 50 % dari kematian pada masa nifas terjadi 24 jam
pertama setelah persalinan. Hal ini tidak berbeda pada bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4
minggu pertama setelah kelahiran. Pemantauan ketat, perawatan ibu dan bayi, serta konseling oleh Bidan
akan sangat membantu dalam mencegah kematian tersebut.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memeriksa ibu-ibu hamil dan ibu nifas serta bayi baru lahir yang ada di fasilitas UKM
(Posyandu) di wilayah kerja Puskesmas, sehingga dapat mempersiapkan seoptimal mungkin fisik
dan mental ibu dan bayi selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan
bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
b. Diharapkan dengan pemberian PMT dan kunjungan rumah pada ibu hamil KEK dapat
meningkatkan status gizi (bertambahnya ukuran lila).
c. Diharapkan dengan memberikan konsultasi/penyuluhan/pengetahuan pada ibu hamil KEK dan
keluarga dapat meningkatkan status gizi.
d. Mengenali sejak dini faktor resiko dan resiko tinggi.
i. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehat berkaitan dengan kehamilan, nifas, laktasi
dan KB.
j. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
n. Dilakukannya pendampingan anak gizi buruk pasca rawat inap dan rawat jalan.
1. Kegiatan Pokok
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
1) Melakukan pencatatan ibu hamil resiko tinggi dengan KEK rujukan dari unit KIA dan Bidan
wilayah masing - masing desa.
2) Melakukan kunjungan rumah ibu hamil dengan Bidan wilayah masing-masing.
4) Melakukan anamnesa, meliputi food recall, riwayat ibu hamil, riwayat penyakit,
ekonomi, pendidikan/pengetahuan.
5) Melakukan pemberian PMT pada ibu hamil KEK.
4) Melakukan pemeriksaan.
9) Persiapan Rujukan.
4) Rujukan
5) Laporan
e. Pelayanan pada Bayi Balita Gizi Kurang
Di luar gedung setiap kegiatan Posyandu di kunjungan desa di tentukan oleh Bidan Desa pemegang
wilayah. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan ibu hamil dengan KEK, Anemia dan Resti
serta kasus bayi BBLR dan Gizi Kurang.
F. SASARAN
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah seluruh ibu hamil resti, ibu hamil KEK, Anemi, Resti,
BBLR dan Bayi Balita Gizi Kurang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Bojongmanik.
2023
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Kunjungan
Lapangan pada
V V V V V V V V V V V V
Bumil
KEK
2 Kunjungan
Lapangan pada
V V V V V V V V V V V V
Bumil
Anemia
3 Kunjungan
Lapangan pada
V V V V V V V V V V V V
Bumil
Resti
4 Kunjungan
Lapangan pada V V V V V V V V V V V V
BBLR
5 Kunjungan
Lapangan pada
Bayi Balita Gizi V V V V V V V V V V V V
Kurang
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak, baik positif maupun negatif Kunjungan
Lapangan pada Bumil KEK, Anemia, Bumil Resti, BBLR dan Bayi Balita Gizi Kurang berdasarkan
indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan
dan pengembangan Kunjungan Lapangan pada Bumil KEK, Anemia, Bumil Resti, BBLR dan Bayi Balita
Gizi Kurang berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/koordinator bidan) dilakukan pada setiap selesai
kegiatan pembinaan.
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan Kunjungan Lapangan pada Bumil KEK,
Anemia, Bumil Resti, BBLR dan Bayi Balita Gizi Kurang sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil
Kunjungan Lapangan pada Bumil KEK, Anemia, Bumil Resti, BBLR dan Bayi Balita Gizi Kurang dijadikan
sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak
yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan Kunjungan Lapangan pada Bumil
KEK, Anemia, Bumil Resti, BBLR dan Bayi Balita Gizi Kurang yang memuat tentang :
1. Waktu pelaksanaan
2. Jumlah peserta
3. Proses pertemuan
5. Hasil evaluasi