Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM


TAHUN 2023

UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP BOJONGMANIK


TAHUN 2023
a. Pendahuluan
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan
sebagai garam konsumsi harus memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) antara lain
mengandung yodium sebesar 3080 ppm (Depkes RI). Penggunaan garam beryodium
sangat penting bagi kesehatan keluarga. Iodium bermanfaat untuk memicu pertumbuhan
otak, menyehatkan kelenjar tiroid, menyehatkan proses tumbuh kembang janin,
mencerdaskan otak, dsb. Kekurangan iodium mengakibatkan penyakit gondok,
keterbelakangan mental, bayi lahir cacat, anak kurang cerdas, keguguran pada ibu hamil,
dsb.

Sehubungan dengan tata nilai yang di miliki Puskesmas Rawat Inap Bojongmanik
yang akan selalu tergambar dari setiap kerangka acuan kegiatan. Profesional tergambar
dari pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan perencanaa serta petugas yang memiliki
kompetensi. Inovatif tergambar dari selalu berusahanya puskesmas untuk memberikan
sesuatu hal yang baru kepada masyarakat. Bersih tergambar dari kejujuran yang
diterapkan petugas dalam melaksanakan kegiatan. Santun berarti dalam melaksanakan
kegiatan petugas selalu bersikap santun, ramah, sopan

b. Latar Belakang
Hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah
tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai 62,3%, yang
mengonsumsi garam kurang mengandung yodium sebesar 23,7% dan yang tidak
mengandung yodium sebesar 14,0%. Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan Surat Edaran Nomor: JM.03.03/BV/2195/09
tertanggal 3 Juli 2009, mengenai Percepatan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang
Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam
peningkatan garam beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul minyak yodium
pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD/MI). Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman
Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah.

Gondok dapat menampakkan diri dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu
dalam bentuk kretinisme (cebol) dari satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid pada sisi
lain. Gejala kekurangan iodium adalah malas, dan lamban, kelenjar tiroid membesar,
pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam
keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan
pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme.kekurangan iodium pada anak-anak
menyebabkan kemampuan belajar yang rendah (Almatzier, 2001).

c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1) Tujuan Umum : Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam
dengan kandungan yodium cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak
mengandung yodium.

2) Tujuan Khusus :
1. Jenis garam yang digunakan di rumah tangga.
2. Merk garam yang digunakan di rumah tangga
3. Konsumsi garam beryodium pada ibu hamil
4. Cara penyimpanan garam beryodium
5. Lokasi penyimpanan
6. Tempat membeli

d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan dan pengujian garam
beryodium.

e. Cara Melaksanakan Kegiatan


1) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada ibu rumah tangga atau yang mengetahui tentang
penggunaan garam sehari-hari di rumah tangga (pembantu rumah tangga, nenek,
anak atau bapak, kerabat). Wawancara meliputi identitas lokasi, identitas rumah
tangga dan pertanyaan terkait garam (Formulir 1).

2) Pengujian Garam:
1. Petugas meminta izin kepada ibu untuk mengambil garam yang biasa
digunakan memasak sehari hari.

2. Petugas mengambil ½ sendok teh garam setelah garam diaduk secara merata
3. Taruh garam di piring kecil (sebaiknya piring berwarna putih/bukan transparan).
4. Petugas meneteskan 2 – 3 tetes yodium tes pada garam
Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada garam seperti pada Tabel.
Tabel. Perubahan warna garam setelah ditetesi yodium tes

No. Warna garam Artinya


1. Ungu pekat Garam mengandung cukup yodium
2. Ungu pucat Garam tidak mengandung cukup
yodium
3. Putih (tidak berubah) Garam tidak mengandung yodium
Program yang terlibat antara lain program anak, imunsasi, kesling, remaja, ptm. Lintas
Sektor yang terlibat antara lain kader kesehatan sekolah, camat, lurah, tokoh masyarakat.

f. Sasaran
Sasaran pemantauan garam beryodium adalah sampling rumah tangga ibu balita yang
datang ke posyandu yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap
Bojongmanik.

g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan pemantauan garam beryodium dilakukan sesuai jadwal kegiatan
posyandu pada bulan Februari di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap
Bojongmanik.

h. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilaksanakan setelah dilaksanakan
kegiatan.

i. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan.


Pencatatan, pengolahan data dan pelaporan data kegiatan serta evaluasi kegiatan di
lakukan setiap bulan, triwulan, dan tahunan

Mengetahui Bojongmanik, 09 Februari 2023


Kepala Puskesmas
Rawat Inap Bojongmanik Pengelola Program Gizi

H. Wahid Hamdan, AM.Kep, S.Sos Wulan Desti Setia, Amd.Keb


NIP. 197305151992031002 NIP.

Anda mungkin juga menyukai