Anda di halaman 1dari 8

DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI

PUSKESMAS LABIBIA
Jl. Imam Bonjol, Kel. Labibia, Kec. Mandonga-Kendari
Email: labibiapuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM

A. Pendahuluan
Dalam upaya mengatasi masalah yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Labibia
yaitu masalah penggunaan garam yodium ditingkat rumah tangga dengan pengadaan
penyuluhan pada tingkat SD, dengan diadakan penyuluhan pada anak sekolah dan
pengambilan sampel untuk pengguna garam beryodium bertujuan untuk mengetahui berapa
banyak siswa yang mendapatkan garam beryodium dan penggunaan garam beryodium
dirumah mereka.
Penyuluhan ini ditujukan untuk anak sekolah agar dapat dipahami dan dapat
memberikan informasi kepada orang tua mereka masing-masing. Petugas gizi berencana
melakukan kegiatan meliputi : pengertian garam beryodium, gangguan akibat kekurangan
yodium, manfaat dari garam beryodium, bahan makanan yang mengandung tinggi natrium,
cara mengetes garam yang mengandung yodium dengan cara tradisional, dan cara
menggunakan garam yodium pada saat pemasakan. Kegiatan ini dilakukan dengan
penyuluhan garam beryodium

B. Latar Belakang
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau telah mengalami
fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm. Dan penambahan ini
dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di
Indonesia. Garam beryodium berfungsi untuk kecerdasan pada anak.
Berdasarkan hal tersebut, penyuluhan garam beryodium pada anak sekolah dasar
untuk mengasah pengetahuan anak sekolah dan memberikan pengertian yang mudah
dipahami oleh siswa sehingga penggunaan garam beryodium dapat diinformasikan kepada
orang tua mereka bagaimana manfaat dan pentingnya mengkonsumsi garam beryodium.
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan Umum;
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan pemantauan garam beryodium
diharapkan warga masyarakat mampu memahami & mengerti tentang pentingnya
mengkonsumsi garam beryodium. Mencegah terjadinya defisiensi/kekurangan yodium pada
anak-anak.

Tujuan Khusus;
1. Anak-anak dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Garam Beryodium.
2. Anak-anak dapat mengetahui pentingnya yodium bagi tubuh dan kesehatan.
3. Anak-anak dapat menyebutkan makanan yang mengandung yodium.

D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1. Pemantauan Garam Beryodium • Melakukan Persiapan berupa penyediaan alat
Iodium Test dan media penyuluhan
 Melakukan penyuluhan dan Pemeriksaan
garam beryodium

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Menyampaikan maksud kedatangan, serta merangkum semua materi yang telah
disampaikan, memberi kesempatan kepada sasaran untuk bertanya.

F. Sasaran
Sasaran kegiatan anak sekolah dasar (SD)
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
dua kali dalam setahun untuk melakukan penyuluhan dan test garam beryodium.
Kegiatan Pelaksanaan kegiatan Tahun 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
1.
Pemantauan Garam
Yodium √ √

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Monitoring kegiatan dilaksanakan pada saat kegiatan dan Evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilaksanakan setelah dilaksanakan kegiatan

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan data kegiatan serta evaluasi kegiatan dilakukan setiap satu
kali dalam setahun.

J. Sumber Dana
Biaya kegiatan ini akan dibebankan pada Pembiayaan BOK Tahun anggaran 2018.
Labibia, Januari 2018

Mengetahui
Kepala Puskesmas Labibia

Ida Miswati, SKM.,MM.Kes


NIP. 19690609 198903 2 010

Materi penyuluhan

PENTINGNYA GARAM BERYODIUM

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau telah mengalami
fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm. Dan penambahan ini dikarenakan
masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia.
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius
seperti gondok, kretin atau kerdil dll. Perlu kita ketahui kekurangan unsur yodium dalam
makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.

Akibat jangka panjang jika kekurangan yodium mengakibatkan rendahnya


kemampuan berpikir anak. Selain itu rendahnya konsumsi yodium berdampak langsung terhadap
menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati atau cacat bawaan
pada bayi, anak dengan IQ rendah, serta mempercapat penurunan fungsi tubuh seperti cepat
pikun, tuli atau buta sebelum usia tua.

Berdasarkan hasil penelitian, orang yang tidak mengonsumsi garam yodium, daya
pikirnya akan mengalami penurunan 3,5 persen saat usia 12 tahun. Sejalan dengan bertambahnya
usia, 40 tahun ke atas penurunannya mulai tajam yakni 13 persen/tahun.

Untuk antisipasi sejak dini yaitu dihimbau kepada masyarakat untuk


menggunakan garam beryodium, apalagi pada saat ini sangatlah mudah mendapatkan garam
beryodium.

Untuk memenuhi kebutuhan kita akan yodium dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga mereka wajib minum
kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian kapsul yodium untuk bayi
berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-laki berumur 6-20 tahun cukup dengan
2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu
tahun dan pada wanita usia 6-35 tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.

Konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hipertiroid yaitu kondisi


suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam
darah dalam jumlah yang berlebihan. Didalam garam beryodium terdapat unsur natrium, maka
konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu
timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih, merupakan faktor resiko terjadinya
stroke. Gejala lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat,
gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur.
Penggunaan garam beryodium yang dianjurkan yaitu tidak lebih dari 6 gram
garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari. Tetapi dalam
kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan maka dianjurkan mengkonsumsi garam
sampai 10 gr atau 2 sdt per orang perhari, dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan laut
yang kaya kandungan

Banyak cara untuik mengetahui ada tidaknya yodium pada garam dapur, yaitu
dengan Test Kit Yodina yang banyak tersedia di Puskesmas dan Apotik. Cara untuk mengetes
yaitu ambil Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul
dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik akan
menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.

Selain menggunakan test kit yodina ada cara yang lebih simpel, gunakan tepung
kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah
menjadi keunguan, itu artinya mengandung yodium.

Ada juga dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut : singkong
(ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan
singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan
diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu
beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung
yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Sebab, garam yang tak beryodium
tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan
singkong parut.

Semakin tua warnanya semakin baik mutunya, tidak ada perlakuan khusus hanya
saja Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak tembus pandang.
Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari. Kandungan
yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan matahari. Juga perhatikan tempat garam
sebaiknya tutup dengan rapat, jika membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.

Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam yang
dibubuhkan kedalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak begitu masakan kurang
sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium
garam akan hilang ketika terkena panas mendidih tersebut.

“Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat kuku saja sehingga
kandungan yodiumnya tetap utuh, kalau membubuhinya saat dingin, boleh saja, itu malah lebih
baik tetapi kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap selain itu dianjurkan utnuk
menjadikan garam beryodium sebagai garam meja.

Hanya untuk informasi bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


Puslitbang Gizi yaitu yodium masih terkandung di dalam makanan yang dibubuhi garam
beryodium hanya saja sebagian besar yodium hilang pada proses pemasakan, terutama bila
dimasak menggunakan cabe atau ditambahkan cuka.

Memang sulit merubah kebiasaan membubuhnkan garam pada saat memproses


makanan. Namun untuk tetap mendapatkan asupan yodium yang cukup masih tetapbisa
dilakukan dengan cara lain tanpa harus mengubah perilaku. Caranya yaitu dengan
mengkonsumsi makanan laut seperti ikan, kerang, cumi dan rumput laut. Dan keuntungan
mengkonsumsi garam beryodium melalui makanan laut adalah elemen yodium tersebut tidak
hilang selama proses pemasakan. Selain itu jumlah yang dikonsumsi biasanya juga lebih tinggi
sehingga asupan yodium yang didapat juga lebih banyak (bila kita mengkonsumsi 50 gr ikan laut
berarti yodium yang masuk setara 100 mikrogram yodium)

Salah satu tahap awal adalah membeli merk tertentu dalam jumlah sedikit atau
bungkus kecil saja dulu, untuk dilakukan uji kandungan yodium. Dan ada beberapa tips untuk
memilih garam beryodium yaitu sebagai berikut :

1. Pilihlah garam yang dikemas dan berlabel “Garam Beryodium”


2. Isi/berat kemasan, kandungan yodium 30-80 ppm, nama produsen
3. Pilihlah kemasan yang rapi dan tidak rusak
4. Pilihlah garam yang putih dan kering, tidak lembab atau basah
5. Hindari memilih garam bata/briket apalagi yang tidak dikemas, kecuali telah anda ujipada
setiap bagian
6. Apabila sudah dilakukan uji terhadap merk tertentu, pembelian selanjutnya tidak
memerlukan lagi dilakukan pengujian
7. Pilihlah kemasan kecil agar penyimpanan di rumah tidak terlalu lama, untuk menghindari
proses pelembaban akibat terbukanya kemasan

Berdasarkan temuan yang terbaru yaitu GAKY seperti gondok dan kretin bisa
timbul tidak hanya karena akibat kekurangan yodium tetapi banyak faktor seperti polusi udara
dan air tanah juga menemukan bahwa gangguan akibat kekurangan yodium juga bisa dipicu oleh
pemakaian alat kontrasepsi hormonal seperti implant, pil, dan suntik. Pemakaian alat-alat
kontrasepsi semacam ini dapat menekan kadar hormon tiroksin dalam tubuh manusia. Dengan
begitu, maka ibu yang menderita gondok diharapkan tidak memakai alat kontrasepsi jenis ini.

Selain polutan dan alat kontrasepsi, gangguan-gangguan akibat kekurangan


yodium ini juga bisa terjadi kurang asupan yodium, terlalu banyak mengonsumsi sayuran yang
mengandung zat goitrogenik seperti singkong, pete, dan jengkol, serta keberadaan blocking agent
dalam tanah. Blocking agent adalah zat-zat tertentu seperti zat besi dan kalsium berlebihan, yang
kemudian mengikat yodium dalam air tanah. Sehingga, pada air yang diminum, kadar
yodiumnya sangat rendah.

Dahulu GAKY mayoritas diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerah


pegunungan dan sekarang kita yang berada di kota juga bisa terkena GAKY. Jadi untuk
mengantisipasi timbulnya GAKY masyarakat diwajibkan untuk mengkonsumsi yodium dalam
kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai