30/2023
Revisi Ke 0
Berlaku Tgl 20 Januari 2023
Ditetapkan oleh:
Kepala UOBF Puskesmas Klotok
I. PENDAHULUAN
Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium
merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental. Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan
kualitas sumberdaya manusia yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek
perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan social dan aspek
perkembangan ekonomi.
Hasil Riskesdas tahun 2013, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah
tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai 77,1%,
yang mengonsumsi garam kurang mengandung yodium sebesar 14,8% dan yang
tidak mengandung yodium sebesar 8,1%. Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan Surat Edaran Nomor :
JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009, mengenai Percepatan
Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium yang antara lain
menginstruksikan kepada seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar
meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam peningkatan garam
beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul minyak yodium pada sasaran
(WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD/MI). Hal ini diperkuat dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman
Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah.
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan yaitu
meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 ( Proyeksi BPS, 2008) menjadi 72,
menurunkan angka kematian bayi dari 34 ( SDKI, 2007) menjadi 24 per 1000
kelahiran hidup, menurunkan angka kematian ibu dari 228 ( SDKI, 2007) menjadi
118 per 100 ribu kelahiran hidup dan menurunkan gizi kurang (termasuk gizi
buruk
) dari 18,4% (Riskesdas, 2007 ) menjadi kurang dari 15% dan menurunkan balita
pendek dari 36,8% ( Riskesdas, 2007) menjadi kurang dari 32%. Untuk mencapai
sasaran RPJMN 2010 – 2014 Bidang Kesehatan, Kementerian Kesehatan telah
menetapkan RENSTRA Kementerian Kesehatan 2010-2014, yang memuat
indikator keluaran yang harus dicapai. Salah satu dari 8 indikator keluaran di
bidang Perbaikan Gizi yang harus dicapai pada tahun 2014 yaitu 90 % rumah
tangga mengonsumsi garam beryodium dengan kadungan yodium cukup. Oleh
karena itu program penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatkan
konsumsi garam beryodium.
Untuk meningkatkan konsumsi garam beryodium tersebut perlu disusun Pedomam
Pemantauan Garam Beryodium di Rumah Tangga sebagai acuan para pengelola
program di pusat maupun daerah. Pedoman ini ini digunakan untuk menilai
keberhasilan program, perencanaan dan menetapkan kebijakan dalam rangka
penanggulangan GAKY melalui konsumsi garam beryodium dengan kadungan
yodium cukup.
III. TUJUAN
a. Umum:
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya garam yodium.
b. Khusus:
1. Untuk meningkatkan penggunaan garam yodium
2. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara penyimpanan
garam yodium.
VI. SASARAN
Sasaran Monitoring Garam Masyarakat diambil 26 sampel per desa..
PROGRAM PERAN
Bidan Desa Membantu mengkoordinasikan kegiatan
dan pelaksanaan kegiatan.
BULAN
No Jenis kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Monitoring Garam V
Masyarakat
XI. PEMBIAYAAN/ANGGARAN
Pembiayaan Kegiatan Monitoring Garam Masyarakat tidak dianggarkan melalui
anggaran dana Puskesmas Klotok Tahun 2023 atau swadaya.