Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BALONGSARI
Jalan Balongsari Tama No.1 Telp. (031) 7417104
SURABAYA

KERANGKA ACUAN KERJA


KEGIATAN MONITORING GARAM BERYODIUM
TINGKAT MASYARAKAT
PUSKESMAS BALONGSARI TAHUN 2016

I. Pendahuluan
Puskesmas Balongsari sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat memiliki
program kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan di Puskesmas Balongsari
dijalankan untuk mewujudkan visi yang ditetapkan. Sebagaimana dijabarkan dalam
misi Puskesmas yaitu: memberdayakan masyarakat di bidang; kesehatan, dan
menjadi pusat informasi kesehatan, maka kegiatan yang dilakukan perlu kerangka
acuan, komunikasi lintas sektor yang baik sehingga dihasilkan pelayanan yang
bermutu berbasis keselamatan pasien dan sasaran program.
Kerangka acuan ini, akan mengatur tekhnis pelaksanaan, sasaran, jadwal, petan
lintas sektor dan lintas program serta cara onitoring evaluasi kegiatan. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan harus dilakukan sesuai tata nilai Puskesmas yaitu:
Bertaqwa, Disiplin, Tanggung Jawab, Jujur, Ikhlas dan Ramah Tamah.
II. Latar Belakang
GAKY atau Gangguan Akibat Kekurangan Yodium merupakan sekumpulan
gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus
menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Yodium adalah mineral yang terdapat di
alam, baik di tanah maupun di air yang merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh
tubuh manusia untuk membentuk hormon Tiroksin yang berfungsi untuk mengatur
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber
daya manusia yang mencakup aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan
sosial dan aspek perkembangan ekonomi.
Upaya penanggulangan GAKY ditempuh melalui fortifikasi garam konsumsi,
dimana program ini disebut yodisasi garam. Garam yang sudah difortifikasi dengan
yodium disebut garam beryodium.
Penggunaan garam beryodium yang masih kurang di masyarakat antara lain
dikarenakan belum optimalnya penggerakan masyarakat dan kampanye dalam
mengkonsumsi garam beryodium serta belum rutinnya pelaksanaan pemantauan garam
beryodium di masyarakat secara terus menerus.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memantau penggunaan garam
beryodium di tingkat masyarakat, sekaligus menggerakkan masyarakat untuk
mengkonsumsi garam beryodium.dengan memperhatikan aspek pemberdayaan
masyarakat dengan dukungan lintas sector. untuk melaksanakan program ini sesuai
dengan tata nilai Puskesmas Balongsari yaitu bertaqwa, disiplin, tanggung jawab, jujur,
iklas dan ramah.agar target monitoring garam beryodium tercapai 100%.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran penggunaan garam beryodium di tingkat masyarakat.

b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kualitas kandungan yodium dalam garam yang dikonsumsi
masyarakat.
2. Mengetahui merk garam yang dikonsumsi masyarakat.
3. Mengetahui bentuk garam yang dikonsumsi masyarakat.
4. Mengetahui prosentase keluarga yang menggunakan garam beryodium.
5. Mengetahui prosentase kelurahan yang menggunakan garam beryodium
IV. Lokasi
29 Posyandu balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Balongsari
V. Sasaran dan Waktu Pelaksanaan
a. Sasaran Program:
Target monitoring garam beryodium tercapai 100%.
b. Sasaran Kegiatan
26 ( dua puluh enam ) KK dari peserta Balita dari masing masing posyandu
(29 posyandu) sewilayah kerj Puskesmas Balongsari

c. Waktu Pelaksanaan
Nama Keg Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Monitoring √ √
garam

Keterangan :
Monitoring garam beryodium dilaksanakan Bulan Maret dan Agustus 2016.
VI. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Puskesmas melakukan sosialisasi monitoring garam ke kader di 29 Posyandu.
2. Monitoring garam di laksanakan di 29 Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Balongsari.
3. Jumlah sampel yang di ambil adalah 26 KK per Posyandu.dengan cara di kopyok
seperti arisan.
4. Pada hari pelaksanaan peserta yang sudah terpilih membawa garam yang
dikomsumsi tiap hari 1 sendok makan dan ditulisi merk garamnya dan bentuk
garam, lalu petugas memeriksa kandungan garam dengan menggunakan Iodina
test.
5. Posyandu dengan garam beryodium baik, jika dari 26 KK maksimal 2 yang tidak
beryodium baik
VII. Peran Lintas Program
1. Bidan Pembina Posyandu : membantu mengumpulkan sampel dari posyandu
2. Bidan kelurahan : membantu sosialisasi kegiatan monitoring garam dan
membantu mengumpulkan sampel dari posyandu
VIII. Peran Lintas Sektor
1. TOMA : membantu sosialisasi kegiatan monitoring garam di wilayahnya
2. Kader : membantu sosialisasi kegiatan monitoring garam, membantu mengumpulkan
sampel dari posyandu balita binaannya
IX. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
1. Membuat laporan hasil kegiatan Monitoring garam beryodium untuk dilaporkan
ke Dinas
2. mengevaluasi hasil pemeriksaan garam samapi dimana tingkat kesadaran
masyarakat untuk mengkomsumsi garam beryodium diwilayah kerja Puskesmas
Balongsari
3. membuat Rencana Tindak Lanjut dari hasil evaluasi kegiatan agar memenuhi
target 100%.
X. Evaluasi program serta pencatatan dan pelaporan
Monitoring dilakukan dalam lokakarya mini sedangkan evaluasi dilakukan setelah
berakhirnya periode program
Demikian, Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, atas perhatian dan kerjasamanya
disampaikan terima kasih

Mengetahui
Kepala Puskesmas Balongsari Penanggungjawab Program

dr. Sri Hawati Tutik cahyaningsih, Amd.Gz.


NIP 19621214 200501 2 006 NIP. 19661028 200701 2 018

Anda mungkin juga menyukai