Anda di halaman 1dari 6

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO

PUSKESMAS WRINGIN
Jln. Raya Wringin Arak-Arak Tlp (0332)7701441
WRINGIN 68252
KECAMATAN WRINGIN – BONDOWOSO

KERANGKA ACUAN
MONITORING GARAM BERYODIUM
DI WILAYAH PUSKESMAS WRINGIN
TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah


kesehatan masyarakat yang perlu ditanggulangi secara sungguh-sungguh. Penduduk
yang tinggal di daerah kekurangan iodium akan mengalami GAKI kronis yang
menyebabkan pertumbuhan fisik terganggu dan keterbelakangan mental yang tidak dapat
disembuhkan sehingga menjadi beban masyarakat. GAKI mengakibatkan penurunan
kecerdasan dan produktivitas penduduk sehingga menghambat pengembangan
sumberdaya manusia.
Gangguan Akibat KekuranganYodium (GAKI) merupakan masalah gizi yang
disebabkan karena kekurangan yodium, akibat kekurangan yodium ini dapat
menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan temui di masyaraka tadalah
Gondok. Dimana akibat defisiensi iodium ini merupakan suatu spektrum yang luas dan
mengenai semua segmenusia, dari fetus hingga dewasa. Dengan demikian jelaslah
bahwa gondok tidak identik dengan GAKI. Dengan demikian kepentingan klinisnya
tidak saja didasarkan atas akibat desakan mekanis yang ditimbulkan oleh gondok, tetapi
justru gangguan fungsi lain yang dapat dan sering menyertainya seperti gangguan
perkembangan mental dan rendahnya IQ, hipotioridisme, dan kretin. Gondok adalah
pembesaran kelenjar tiroid yang melebihi normal. Hipotioridi adalah kondisi di mana
tubuh tidak memperoleh cukup hormon tiroid. Kondisi ini mengakibatkan penderita
menjad imalas, mengantuk, kulit kering, tidal (tahan dingin dan konstipasi). Hormon
tiroid berperan dalam proses pertumbuhan otak dan sistim saraf. Olehkarena itu anak
penderita hipotiroid mengalami hambatan dalam pertubuhan fisik dan keterbelakangan
mental. Keterbelakangan fisik dan mental yang dikenal, akan tetap iseringkali kondisi ini
ringan hingga sulit diketahui kecuali dengan diagnosis yang baik.
Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium yang berada
dalam tubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak, karena bias
menurunkan 11-13 nilai IQ anak. Diantara penyakit akibat kekuranga iodium adalah
gondok dan kretininisme. Ada 2 tipe terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurologi
seperti kekerdilan yang digolongkan dengan mental, kelumpuhan dan butatuli. Ada pula
kretinisme hipoteroid lokasi dan struktur teroid (gondok) dimana kelenjar teroid yang
terletak dibawah larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea mengekskresi tiroksin,
triodotironin dan beberapa hormone beryodium lain yang dihubungkan dengan
pertumbuhan yang kerdil dan retardasi mental yang lambat. Selama masa pertumbuhan
dan perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu dipenuhi.
Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus mengancam. Baik bayi, anak, remaja,
bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit gondok, gangguan
fungsi mental dan fisik maupun kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan
berbagai kelainan lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsurkimia berlambang I ini,
kini disebut dengan GAKY. Selain akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, yang
kita tahu selama ini, kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar
gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang bisa juga muncul, misalnya saja
kekurangan yodium yang dialami janin akan mengakibatkan keguguran maupun bayi
lahir meninggal, atau meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan tidak sedikit
bayi yang terganggu perkembangan system sarafnya sehingga mempengaruhi
kemampuan spikomotoriknya.
Olehsebab itu, mengingat pentingnya dampak dari terjadinya GAKY yang
begitu mendasar dalam kehidupan kita saat ini, monitoring garam beryodium sangatlah
diperlukan diwilayah Kecamatan WRINGIN guna mengurangi dampak tersebut.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengurangi dampak terjadinya Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)

b. Tujuan Khusus
1. Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap dampak terjadinya Gangguan
Akibat Kurang Yodium (GAKY) di wilayah Kecamatan WRINGIN
2. Peningkatan pengetahuan masyarakat dalam hal pentingnya mengkonsumsi
garam beryodium dalam kehidupan sehari–hari
3. Mengurangi dampak terjadinya Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) di
wilayah Kecamatan WRINGIN

II. RENCANA KEGIATAN


A. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan Monitoring Garam beryodium dilaksanakan dengan :
1. Penyuluhan
2. Survey
B. Pengorganisasian Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan oleh Koordinator dan Pelaksana wilayah
Desa Nama Pelaksana Bidan

Wringin Suliyani, SST


Banyuwulu Siti Sulastri, SST
Sumber Canting Yayuk Sri Wahyuni, SST
Banyuputih Hera Rahmasari, Amd. keb
Sumber Malang Ita Sunik R, Amd. Keb
Gubrih Aprilia Puspa Dewi, Amd. Keb
Jatisari Ana Khairul B, SST
Ampelan Nunuk Agustina P, Amd. Keb
Jambewungu Novi Intan W, Amd. Keb
Ambulu Lusianti, Amd. Keb
Glingseran Mumik Dwi M D, Amd. Keb
Bukor Supiyah, SST
Jatitamban Paratika E S, Amd. Keb

2. Peran Pihak Terkait


Pihak Terkait Peran
1.1 Lintas Program
a) Program KIA Konsultasi dan Koordinasi tentang
penyuluhan Garam berYodium
b) Promkes Koordinasi tentang pelaksanaan
penyuluhan Garam berYodium
1.2 Lintas Sektor
a) Kepala desa Memberikam dukungan akan
berjalannya program monitoring
garam yodium di desa
b) Institusi / Sekolah Memberikan dukungan akan
berjalannya program monitoring
garam beryodium
c) Kader Kesehatan Membantu dalam memonitoring
konsumsi garan beryodium di
masyarakat setempat
C. Sasaran
Sekolah Dasar di 8 desa di kecamatan WRINGIN ( 26 siswa setiap sekolah untuk
dijadikan sampel )
D. Output
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak terjadinya
Gangguan Akibat Kurang Yodium ( GAKY ) di wilayah kecamatan
WRINGIN
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam hal pentingnya mengkonsumsi
garam beryodium dalam kehidupan sehari – hari
3. Menurunnya dampak terjadinya Gangguan Akibat Kurang Yodium ( GAKY )
di wilayah kecamatan WRINGIN
E. Penutup
1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan monitoring garam beryodium dilakukan pada saat survey
yang dilaksanakan di sekolah dasar di 8 desa di wilayah kecamatan
WRINGIN
2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan dilaksanakan setelah kegiatan selesai dilakukan dengan
format yang telah tersedia dan dilengkapi dengan hasil kegiatan dan
dokumentasi
3. Evaluasi
a) Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilaksanakan setelah kegiatan monitoring garam
yodium selesai dilakukan meliputi kriteria desa baik dan desa tidak baik
dalam mengkonsumsi garam beryodium. Kegiatan evaluasi dicatat dalam
buku evaluasi .
b) Evaluasi Tahunan
Evaluasi kegiatan tahunan dilaksanakan sebagai tolak ukur untuk melihat
pencapaian target dan kinerja program selama satu tahun serta menjadi
dasar penilaian Dinas Kesehatan kabupaten
4. Rencana Tindak Lanjut
RTL ( Rencana Tindak Lanjut ) dilaksanakan setelah dilakukan analisis
pencapaian target dan kinerja program. Analisis dimaksud dalam hal ini
adalah adanya beberapa kendala dan masalah sehingga hasil kegiatan tidak
sesuai target atau adanya kegiatan lain yang dapat menunjang dan
mendukung kegiatan ini untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya.
III. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Monitoring Garam Yodium dilaksanakan pada bulan Agustus 2016
IV. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dana BOK Tahun 2016 dengan rincian :
4 petugas (4 desa) x Rp. 15.000,00 = Rp. 60.000
1 petugas x 13 desa x 15.000,00 = Rp. 195.000
9 petugas (9 desa) x Rp. 10.000,00 = Rp. 90.000

Bondowoso, 2 Mei 2016


Kepala Puskesmas WRINGIN Pelaksana Kegiatan

Dr. Hj. Tutik Kusdarwati Rubiyatun, SST


NIP. 19670613 200604 2 009 NIP. 19720625 200012 2 004

Anda mungkin juga menyukai