Anda di halaman 1dari 5

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir (INC)
Kode Mata Kuliah : Bd. 6. 302
Topik : Problem Solving dalam Asuhan Kebidanan
Waktu : 100 menit
Dosen : Rully Hevrialni, SST, M.Keb
Objektif Perilaku Siswa (OPS)
1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat memahami secara baik dan benar
tentang problem solving dalam asuhan kebidanan sesuai dengan penjelasan yang
diberikan.
2. Mahasiswa mampu menerapkan problem solving dalam memberikan asuhan kebidanan
sesuai dengan penjelasan yang telah diberikan.

Referensi :
Sweet, Betty R, 1997, Mayes Midwifery, London : Bailliere Tindal and Lange, India
Prawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Jakarta : YBP
Varney, H.1997, Varney Midwifery 3th ed. Jones and Barlett Publisher
Sumarah, dkk, Perawatan Ibu Bersalin, 2009
Penny Simpkin, Pregnancy Childbirth and the Newborn The Complete Guide,1991
Klein, A Book for Midwife, 1995
Myles, Text Book for Midwifery, 2000

MATERI
PROBLEM SOLVING DALAM ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengertian Problem Solving
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat
diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu
pendekatan dengan cara problem identifikasi untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis
yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya
komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah
berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan
langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan
spesifik.
Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan
penemuan yang pada dasarnya pemecahan nasalah. Apabila solvingng yang diharapkan
tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal
sehingga setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk
mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.

B. Langkah-Langkah Problem Solving


Penulis perlu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga langkah untuk problem
solving, dengan demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah terbukti
keberhasilannya. Adapun tiga langkah problem solving adalah :
1. Mengidentifikasi masalah secara tepat
Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap
antara nerja actual dan targetkinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik
dapat dituliskan bersamaan; M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang
professional harus terlebih dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana
kinerja actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu
mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada
tingkat mana kinerja actual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.

2. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah


Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-
sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk
menghilangkan masalah-masalah tersebut.

3. Solusi masalah secara efektif dan efisien.


Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:
a. Mendefinisikan secara tertulis
b. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan : a) akar
penyebab dari masalah itu, b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan,
namun dapat diperkirakan
c. Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat .
sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat
itu secara tersendiri
d. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan
mempertimbangkan :
1) Pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab –penyebab itu,
2) Tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita, dan
3) Memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
e. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan
(Vincent Gasper sz, dan Qruztyan)

Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir
itu menjadi dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-
hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai
pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.

Selain di atas menurut Dewey langkah-langkah dalam problem solving yaitu sebagai
berikut: kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan
merumuskan hipotesa-hipotesa itu dan kemudian menerima hipotesa yang benar. Tetapi
problem solving itu tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-
meloncat antara macam-macam lankah tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha
memecahkan masalah yang kompleks. Misalnya: masalah-masalah pendidikan telah dikenal
orang bertahun-tahun yang lalu, dan telah banyak hipotesa pemecahan dirumuskan dan
dicoba. Tetapi, orang masih berusaha merunuskan masalah-masalah itu secara lebih tepat
dan mengusahan pengerjaan pemecahan masalah yang lain agar dapat ditemukan
pemecahan yang lebih baik.
Metode problem solving ini menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah
secara berkelanjutan. “kelebihan metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah,
praktis, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan
terbuka. Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua
materi pelajaran mengandung masalah memerlukan perencanaan yang teratur dan matang,
dan tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan empat
langkah proses pemecahan masalah matematika yaitu dengan :
1. Memahami masalah
2. Merencanakan pemecahan masalah
3. Melaksanakan pemecahan masalah, dan
4. Memeriksa kembali

1. Problem Solving dalam Asuhan Persalinan Kala I


Yang perlu dikaji dan diperiksa oleh bidan adalah:
a. Anamnesa
Dari anamnesa, bidan mendapatkan data riwayat ibu, baik keluarga, kehamilan,
persalinan, penyakit dan lain-lain.
b. Pemeriksaan
Bidan melakukan pemeriksaan kepada ibu yang berupa inspeksi , palpasi, auskultasi
dan perkusi. Dan hasil yang didapat pada ibu masih berada dalam kala I

Pengkajian Data
• Subjektif:
HPHT dan TP, sejak pukul berapa ibu merasa mulas, kontraksi yang dirasakan makin
lama makin teratur dan kuat, cairan yang keluar dari kemaluan berwarna bening
merembes hingga kasur ibu dan berbau amis
• Objektif:
TTV, bidan melakukan pemeriksaan abdomen, kontraksi, palpasi, presentasi janin,
perlimaan dan DJJ serta pemeriksaan VT.
• Analisa:
Diagnosa, masalah serta kebutuhan yang sesuai dengan masalah yang dialami.
• Penatalaksanaan :
 Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin
 Memberikan dukungan dengan menghadirkan pendamping persalinan
 Memenuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi dan eliminasi.
 Mengurangi rasa sakit dengan menyuruh suami untuk memijat pinggul ibu
 Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar.
 Persiapan persalinan

2. Problem Solving dalam Asuhan Persalinan Kala II


Bidan melakukan pemeriksaan, apakah ibu telah mengalami tanda dan gejala kala
II, yaitu vulva dan anus telah membuka , perineum sudah menonjol dan adanya tekanan
pada sfingter ani, kontraksi/ HIS teratur.
• Subjektif:
Pukul berapa ibu merasakan mules seperti rasa ingin BAB yang tidak bisa ditahan
dan ingin meneran, apakah kontraksinya lebih kuat dan teratur, dan apakah ketuban
sudah pecah atau belum.
• Objektif:
Pemeriksaan umum
 TTV
 Abdomen: TFU, bagian-bagian yang terletak pada perut ibu, presentasi kepala
janin, palpasi perlimaan dan kontraksi.
 Ano-genetalia: Inspeksi = vulva dan anus telah membuka, blood slym semakin
banyak, adannya tekanan pada sfingter ani, serta perineum menonjol.
 Palpasi = arah sumbu porsio, effacement, porsio teraba atau tidak, pembukaan,
ketuban (-/+), presentasi dan posisi, serta penurunan.
• Analisa:
Parturien Kala II
• Penatalaksanaan :
 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
 Melakukan persiapan persalinan
 Memimpin persalinan
 Tetap menghadirkan pendamping persalinan
 Memberi pujian saat ibu meneran dengan baik
 Menganjurkan ibu meneran pada saat kontraksi dan istirahat pada saat kontraksi
mereda
 Tetap memenuhi kebutuhan nutrisi, hidrasi dan eliminasi
 Menolong kelahiran bayi.

3. Problem Solving dalam Asuhan Persalinan Kala III


Bayi sudah lahir dan bidan melakukan persiapan melahirkan plasenta.

• Subjektif:
Ibu merasa senang, bayi lahir dengan selamat. Namun ibu merasa kelelahan dan
masih terasa mules. Ibu masih merasa khawatir.
• Objektif:
Bayi sudah lahir dan telah dilakukan penilaian awal. Tali pusat belum dipotong, dan
plasenta belum lahir. Bidan memeriksa tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
perdarahan pervaginam, kandung kemih, dan keadaan umum ibu.
• Analisa:
Parturien Kala III
• Penatalaksanaan :
 Memberikan pujian kepada pasien atas keberhasilannya dalam melahirkan
janinnya
 Melakukan IMD
 Melakukan manajemen aktif kala III
 Memantau kontraksi uterus
 Memberi dukungan mental pada pasien
 Memberikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien dan
pendamping agar proses kelahiran plasenta lancar
 Menjaga kenyamanan pasien dengan menjaga kebersihan tubuh bagian bawah
(perineum)

4. Problem Solving dalam Asuhan Persalinan Kala IV


Persalinan berjalan dengan normal dan kini telah memasuki kala IV. Pada kala IV,
bidan melakukan pemantauan secara komprehensif.

• Subjektif:
Ibu mengatakan senang bahwa bayinya telah lahir dengan selamat namun perutnya
masih terasa sedikit mules.
• Objektif:
 Kelengkapan Plasenta
 TFU
 Kontraksi uterus
 Jumlah pengeluaran darah pervaginam
 Tekanan darah
 IMD
• Analisa:
Parturien kala IV
• Penatalaksanaan :
 Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
 Memeriksa laserasi jalan lahir
 Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan cara menilai
kontraksi
 Membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu dengan yang bersih
 Membereskan alat-alat dan lakukan dekontaminasi alat dan tempat persalinan
 Melakukan pemantauan kala IV
 Melakukan perawatan bayi baru lahir
 Memberikan suntik Vitamin K 1 mg (IM) pada bayi dan salap mata antibiotik
profilaksis
 Memberikan imunisasi hepatitis B pada 1 jam setelah bayi lahir
 Memberikan bayi kembali pada ibunya untuk disusui dan rawat gabung.

LATIHAN SISWA
1. Apa yang dimaksud dengan problem solving? Jelaskan!
2. Beri contoh penerapan problem solving pada ibu bersalin!

Anda mungkin juga menyukai