Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDI PEKERTI LUHUR

“ KASUS PENERAPAN MORAL,UNMORAL,IMMORAL DAN BUDI

PEKERTI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”

Dosen Pegampu: Mundarti,S.Pd,S.SiT,M.Kes

KELOMPOK 2 KELAS CHAMOMILE:

NURUL AINI FAJRI (P1337424220012)

DHEA ANGGITA PUSPA (P1337424220013)

DWI AYU AMANAH (P1337424220014)

AINURROHMAH LATIFAH (P1337424220034)

ANANDA DWI RAHMAWATI (P1337424220035)

NUR AFIDHATUL MUMIN (P1337424220009)

EKA PUTRI WAHYU YULIANI (P1337424220010)

NADIYA APRIANA AMALIA (P1337424220040)

FINA TRI ROSILAWATI (P1337424220041)

FIKA SILSA IBNATAYYA (P1337424220042)

PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas


ke hadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “etika,
moral, dan akhlah” guna
memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan
agama.
Puji syukur kami panjatkan atas
ke hadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “etika,
moral, dan akhlah” guna
memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan
agama.
Puji syukur kami panjatkan atas
ke hadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “etika,
moral, dan akhlah” guna
memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan
agama.
Puji syukur kami panjatkan atas
ke hadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “etika,
moral, dan akhlah” guna
memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan
agama.
Puji syukur kami panjatkan atas
ke hadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “etika,
moral, dan akhlah” guna
memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan
agama.
Puji syukur kami panjatkan atas
ke hadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “etika,
moral, dan akhlah” guna
memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan
agama.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah,

Berkat rahmat dan bimbingan Allah SWT penulis telah mampu menyelesaikan tugas individu
pada Mata Kuliah Pendidikan Karakter Dan Budi Pekerti Luhur makalah berjudul “Kasus
Penerapan Moral,Unmoral,Immoral Dan Budi Pekerti Dalam Pelayanan Kebidanan”.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar Mata Kuliah Pendidikan Karakter Dan
Budi Pekerti Luhur atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat di selesaikannya makalah ini.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua, dalam hal
ini dapat menambah wawasan mengenai moral yang ditinjau dari aspek agama, khususnya bagi
penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Magelang, 5 Februari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
1. Pengertian Moral.................................................................................................................................5
2. Pengertian Imoral................................................................................................................................6
3. Pengertian Unmoral.............................................................................................................................7
4. Pengertian Budi Pekerti.......................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................................9
Kesimpulan..............................................................................................................................................9
SARAN...................................................................................................................................................9
BAB IV.....................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan
profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan pelayanan
berkualitas.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman tentang
etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam memberikan
asuhan kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan moral?

2. Apa yang dimaksud dengan amoral?

3. Apa yang dimaksud immoral?

4. Mengapa dalam pelayanan kebidanan harus menggunakan moral?

5. Bagaimana penerapan dalam pelayanan kebidanan?

1.3 Tujuan
1. Dapat menerapkan moral dalam pelayanan kebidanan.

2. Membedakan antara moral,amoral,dan immoral dalam pelayanan kebidanan.

3. Dapat mengetahui contoh penerapannya dalam praktik kebidanan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya
mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat- istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Widjaja (1985: 154)
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak).
Nilai moral mempunyai ciri sebagai berikut:

• Berkaitan dengan tanggung jawab Nilai moral berkaitan dengan pribadi khusus yang menandai
nilai moral adalah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.
Nilai moral mengakibatkan seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
• Berkaitan dengan hati nurani Nilai selalu mengandung suatu nasehat, tetapi pada nilai moral
tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai moral merupakan himbauan dari
hati nurani. Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini yang menimbulkan
suara hati nurani yang menuduh bila kita meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan
memuji kita bila kita mewujudkan nilai-nilai moral.

PENERAPAN NILAI MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

• Kebaikan dalam Bertanggung Jawab Bidan dalam memberikan pelayanan diwajibkan untuk
bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. Termasuk dalam memberikan pelayanan hal
ini dapat mengurangi terjadinya kesalahan atau hal yang tidak diinginkan.

• Kebaikan dalam Hati Nurani Bidan dalam memberikan pelayanan wajib memiliki hati nurani
karena pasien yang ditangani adalah masyarakat yang membutuhkan pengobatan selain itu
profesi bidan juga menjadi konseling bagi pasien yang membutuhkan saran dalam pra
perkawinan, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, serta masa menopause. Hati nurani
diwujudkan dengan sikap ramah, ulet, tekun, sabar serta penyayang. Sehingga pasien akan
merasa nyaman dan akan memberikan nilai positif pada bidan.

Kebaikan dalam Kewajiban Bidan memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan


dengan baik. Dalam memberikan pelayanan bidan harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan
sehingga kinerja bidan dibatasi oleh Undang Undang. Bidan wajib memberikan surat rujukan
pada pasien yang tidak sesuai dengan prosedur pelayanan. Bidan dilarang memaksakan untuk
menangani hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam tindakakan kebidanan.

2. Pengertian Imoral
Imoral adalah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang karena kurangnya
pengetahuan, memiliki kelainan, atau belum cukup umur. Sedangkan immoral adalah tindakantid
ak bermoral yang dilakukan oleh seseorang walaupun orang tersebut sudah mengetahui
bahwahal tersebut memang salah dan tetap melakukannya.

Berdasarkan Concise Oxford Dictionary kata amoral diterangkan sebagai unconcerned


with, out of the sphere of moral, non-moral. Jadi, amoral dapat berarti tidak berhubungan
dengankonteks moral, di luar suasana etis, non-moral. Dalam kamus yang sama immoral
dijelaskan sebagai ooposed to morality, morally evil, yang berarti bertentangan dengan moralitas
yang baik secara moral buruk, tidak etis.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) yang lama tidak
terdapatamoral atau immoral. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru tidak dimuat
immoral, tapiterdapat kata amoral yang dijelaskan sebagai tidak bermoral, tidak berakhlak dan
diberikan contoh

“memeras para pensiunan adalah tindakan amoral”. Penjelasan ini memang sejalan dengan apa

yang kadang kala dapat kita baca atau dengar, tapi sulit untuk dipertahankan
karena bercampuraduk amoral dan immoral sebagaimana dipakai dalam bahasa Inggris serta ban
yak bahasa modern lain dan akhirnya berasal dari bahasa latin. Kata amoral lebih diartikan sebag
ainetral dari sudut moral atau tidak mempunyai relevansi etis.

Istilah amoral dapat diartikan sebagai berikut :

 tidak mempunyai relevansi etis (Bertens, 2002:8),


 tidak berkaitan dengan masalah moral;
 bebas moral.Istilah Immoral juga dapat berarti:
 tidak etis,
 jahat,
 tidak bermoral;
 tidak berakhlak.

PENERAPAN NILAI AMORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

3. Pengertian Unmoral
Unmoral didefinisikan dalam kamus Oxford sebagai “kurangnya rasa moral, tidak peduli dengan
kebenaran atau kesalahan sesuatu”. Seperti yang ditunjukkan oleh definisi ini, amoral menunjukkan
tidak adanya sensibilitas moral atau ketidak pedulian terhadap moralitas. Unmoral juga dapat
didefinisikan sebagai tidak bermoral atau inmoral, istilah ini menunjukkan posisi netral terhadap
moralitas.

PENERAPAN NILAI UNMORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


4. Pengertian Budi Pekerti
Secara etimologi budi pekerti terdiri dari dua unsur kata, yaitu budi dan pekerti. Budi
dalam bahasa sangsekerta berarti kesadaran, budi, pengertian, pikiran dan kecerdasan. Kata
pekerti berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaan atau perilaku. Dengan demikian budi pekerti
berarti kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berprilaku.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai
tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan
akhlak, dalam kosa kata latin dikenal dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris
disebtu ethics.

Senada dengan itu Balitbang Dikbud (1995) menjelaskan bahwa budi pekerti secara
konsepsional adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan, diaktualisasikan atau
dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat,
bangsa dan negara.

Pengertian pendidikan budi pekerti menurut Haidar (2004) adalah usaha sadar yang
dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap
dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah)
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia
maupun dengan alam/lingkungan.

PENERAPAN NILAI BUDI PEKERTI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Altruistik (ketulusan) merupakan sikap dan perilaku yang senantiasa dituntut dari setiap
bidan dalam melakukan pelayanan profesinya. Ketulusan bidan dalam memberikan pelayanan
terlihat dari adanya dorongan perasaan rela untuk membantu orang lain dengan mengutamakan
kepentingan orang lain (ibu dan anak, keluarga dan masyarakat) melampaui kepentingan dirinya
sendiri. Indikasi ketulusan tersebut terlihat dari kemauan untuk berkorban (menanggung resiko),
menolong tanpa pamrih, berempati, menolong tanpa paksaan, menerima dan memberi kritik.
Model ketulusan bidan dalam memberikan pelayanan. Model ketulusan tersebut bermula dari
adanya permasalahan persalinan, kesehatan ibu, anak dan keluarga. Bidan memastikan adanya
permasalahan yang memerlukan pertolongan. Berdasarkan kompetensi dan kode etik selanjutnya
muncul tanggungjawab moral dan tanggungjawab profesi. Dengan mempertimbangkan
kebutuhan sumber daya pendukung yang dimiliki dan ketersediaan dana, maka bidan membuat
keputusan untuk memberikan pertolongan. Dalam proses pemberian pertolongan, perilaku tulus
terlihat dari senyum bidan, rela berkorban, tanpa pamrih, berempati dan melakukan pertolongan
tanpa paksaan. Pasca pemberian pertolongan, bidan merasakan adanya kepuasan melayani, dan
pada gilirannya perilaku ketulusan bidan dapat di rasakan, dialami dan diamati oleh ibu, anak,
keluarga dan masyarakat.

Bidan yang professional akan memahami perannya dan dapat melaksanakan tupoksinya
dengan penuh tanggung jawab serta sesuai dengan etika profesinya. Area yang paling rawan
menimbulkan konflik adalah aspek hukum. Hukum dan etika sering terlihat saling melengkapi,
namun terkadang juga saling bertentangan. Etika bersifat kompleks, tetapi harus dapat digunakan
untuk menunjang asuhan yang diberikan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan
kualitas praktik kebidanan yang diberikan oleh bidan.Bidan yang professional akan memahami
perannya dan dapat melaksanakan tupoksinya dengan penuh tanggung jawab serta sesuai dengan
etika profesinya

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
SARAN
Penerapan moral dalam praktik kebidanan sangat dianjurkan sehingga seorang bidan akan
terlindung dari kegiatan ataupun pelanggaran moral yang sedang berkembang di hadapan publik.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk00OqXQS3qvQx3zQp-
MaEjRyXYOb4w
%3A1612625180029&ei=HLUeYKmtAcHgrQHokoiwBA&q=nilai+moral+dalam+prakt
ik+kebidanan&oq=nilai+moral+dalam+praktik+kebidanan&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzI
GCAAQFhAeMgYIABAWEB46BwgAEEcQsAM6BAgjECdQxhZYzDlgrUBoAXABe
ACAAcABiAGkDpIBBDAuMTOYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6yAEIwAEB&sclient=p
sy-ab&ved=0ahUKEwipq4v4yNXuAhVBcCsKHWgJAkYQ4dUDCAw&uact=5
2. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-
Konsep-Kebidanan-dan-Etikolegal-dalam-Praktik-Kebidanan-Komprehensif.pdf
3. http://walidrahmanto.blogspot.com/2011/12/etika-moral-dan-nilai-dalam-praktik.html

Anda mungkin juga menyukai