Anda di halaman 1dari 9

TAKEHOME UJIAN BLOK

ART AND SCIENCE OF MIDWIFERY I

Dosen Pengampu : DR. Yanti, M.Keb

Oleh :
Fatmah Zakaria
201420102014

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN


STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
2015

1.

Sebutkan beberapa model pelayanan kebidanan yang saudara ketahui, yang


diterapkan di Indonesia saat ini! (Beri penjelasan tentang masing-masing
model tersebut)
Model Pelayanan Kebidanan yang diterapkan di Indonesia saat ini :
a. Community Midwifery/Home Birth
Asuhan kebidanan komunitas disediakan untuk sebagian besar
perempuan selama antenatal dan periode postnatal. Pentingnya kontak di
awal periode antenatal adalah bahwa memberikan lebih banyak waktu untuk
pilihan informasi dalam perencanaan perawatan mereka dan memastikan
wanita dapat mengambil keuntungan dari semua dukungan dan tes.
b. Midwifery-led Care
Pilihan untuk model kebidanan yang dipimpin kebidanan termasuk yang
terletak sebagai model berdiri sendiri dalam komunitas local (bidan Delima)
atau sepanjang sisi rumah sakit (misalnya bidan praktik mandiri dan Rumah
Sakit, sebagai pusat rujukan antar PONED). Unit-unit ini memiliki potensi
untuk memberikan aman, perawatan berkualitas untuk wanita dan bayi
mempromosikan filosofi persalinan normal dan natural jika strategis
terorganisir. Model ini memerlukan dukungan stakeholder yang kuat untuk
didengar di kelompok kebijakan dan perencanaan nasional. Kebidanan
memimpin unit pada situs rumah sakit saat ini operasional di empat Negara.
Namun, pola perawatan yang tersedia dapat bervariasi untuk mencerminkan
kebutuhan lokal. A Cochrane review (2009) yang melibatkan 12.276 wanita
dimana bidan yang dipimpin dibandingkan dengan model lain dari
perawatan dan diperiksa aspek kontinuitas , normalitas dan keamanan.
c. Obstetric-led care
Untuk para wanita yang diklasifikasikan sebagai kelompok berisiko
tinggi. Model konsultan yang dipimpin adalah pilihan paling aman dan
karena itu harus disediakan dalam sistem bersalin modern untuk
mempromosikan keselamatan bagi ibu dan anak di kelompok berisiko tinggi.
Meskipun memimpin profesional adalah dokter kandungan, seluruh wanita
hamil, koordinasi dan kontinuitas perawatan disediakan oleh bidan dan

berbagai profesional lainnya yang mungkin termasuk anestesi dan dokter


anak.
d. General Practitioner (GP)-led care
Internasional, keterlibatan Dokter Umum (dokter) dalam perawatan
bersalin berkurang secara signifikan, alasan yang sama yang dikutip sebagai:
gangguan gaya hidup dan gangguan rutinitas kantor; takut litigasi dan biaya
asuransi malpraktik; pelatihan tidak cukup dan jumlah kasus untuk
mempertahankan kompetensi. Promosi masa depan model ini perawatan
bersalin akan memerlukan kemitraan yang lebih besar dan kolaborasi dengan
bidan, terutama diprogram perawatan bersama, namun saran dari NICE
(2008) menekankan bahwa dokter harus merujuk semua wanita hamil untuk
layanan bersalin sesegera mungkin.
Saat ini sudah diterapkan pada antenatal terpadu di KIA untuk ibu hamil
minimal diperiksa 1 kali oleh dokter umum, dokter gigi, ahli gizi dan
kesehatan lingkungan.
e. Non-NHS midwifery care
Bagi wanita memilih untuk memiliki perawatan bersalin di luar apa
yang disediakan oleh NHS, berbagai perawatan harus dibuat tersedia. Bidan
independen adalah bidan terdaftar yang telah memilih untuk bekerja bersama
NHS dalam kapasitas wiraswasta (Bidan Prakteik Swasta atau Mandiri).
Bidan mandiri sepenuhnya mendukung prinsip-prinsip NHS dan saat ini
bekerja untuk memastikan bahwa semua perempuan memiliki akses ke
berbagai layanan yang tersedia. Peran bidan independen meliputi perawatan
wanita dan bayi selama kehamilan, kelahiran dan minggu-minggu awal ibu.
Wanita yang mengakses bidan mandiri juga berhak untuk NHS perawatan
ketika mereka membutuhkannya. Perawatan non-NHS juga harus tersedia
dari dokter kandungan untuk para wanita yang ingin mengaksesnya.
Beberapa bidan sekarang mengeksplorasi pengembangan model usaha sosial
perawatan.
f. Multidisciplinary care

Sejumlah

tim

multi-profesional

pendekatan

untuk

pengelolaan

kehamilan kompleks yang muncul dalam literatur perawatan bersalin. Ada


juga telah menjadi bidan memainkan peran mendengarkan kunci dengan
perempuan dan mendorong perempuan untuk melihat ke depan untuk aspek
biasa dari kehamilan dan menjadi orang tua di tengah-tengah peningkatan
kompleks dalam jumlah unit bersalin. Laporan dari pendekatan multiprofesional untuk pengelolaan sub kelompok lain dari wanita dengan
kehamilan yang kompleks menyoroti pentingnya komunikasi, dengan bidan
bertindak sebagai penghubung antara disiplin ilmu, dan bagaimana
kehamilan dan kelahiran (misalnya di Rumah Bersalin, Rumah Sakit Ibu dan
Anak bidan mempunyai peran yang sangat besar).
g. Partnership Model
Model perawatan dimana bidan dan wanita berada dalam kemitraan
selama periode kelahiran kehamilan, kelahiran dan pasca persalinan. Filsafat
adalah sama sebagai model kebidanan perawatan dengan wanita pusat
perawatan dan pembuat keputusan yang sama diseluruh asuhannya dengan
bidan. Partnership model merupakan model asuhan bidan yang bermitra
dengan perempuan dan keluarga, dengan konsep perempuan sebagai
pengambil keputusan.
(Kuliah pakar DR. Yanti, M.Keb, 2015)
h. Model Asuhan Home Based
Dasar asuhan kebidanan berdasarkan home based merupakan unsur
therapeutic yang terdiri dari sebuah kesadaran dan menjaga hubungan yang
dibangun atas dasar kepercayaan dan dibentuk untuk memfasilitasi asuhan
yang berkualitas. Tanggungjawab dan kejujuran merupakan hal yang harus
dibangun dalam hubungan antara bidan dank klien. Proses persalinan
dirumah (Home Birth) sejak lama telah menggunakan konsep "early
discharge" sebagai bagian dari Home Based Midfwifery Care.
Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang
berpusat pada wanita.kontinuitas dari asuhan kebidanan dapat membentuk
waktu yang efektif dalam pemantauan selama kunjungan prenatal sehingga

dapat terjalin hubungan therapeutic secara personal antara bidan dan


keluarganya.
Asuhan yang berkelanjutan (continuity of care) dapat membuat bidan
dan keluarga belajar satu sama lain untuk menentukan rencana dan
memberikan asuhan yang baik sesuai dengan kebutuhan, khusunya untuk
klien. Dengan proses ini akan terbuka komunikasi dan membangun
komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan masalah dan
membuat keputusan bersama. Partisipasi secara alami dalam home based
midwifery care dapat memberikan kewsempatan pada calon orangtua untuk
mempelajari cara-cara mengasuh bayinya. Keterampilan ini komponen yang
penting dalam pendidikan prenatal karena bidan tidak selalu mendampingi
ibu.
Hubungan therapeutic dan dukungan secara "team" yang ditetapkan
dalam home based midwifery care telah digunakan bertahun-tahun lalu.
Dengan pendekatan ini diharapkan klien bisa mandiri secara dini. Hal ini
yang telah menunjukan hasil yang baik, dimana resiko yang terjadi pada ibu
bisa segera diketahui. Kemandirian dari klien atau komponen integral dari
home based midwifery care dan dapat ditetapkan sebagi sebuah model pada
wanita yang memilih melahirkan di rumahsakit (Javanica, 2013).

2.

Bagaimana pandangan saudara tentang model pelayanan kebidanan di


Indonesia tersebut bila dilihat dari filosofi asuhan kebidanan yang telah
disepakati secara International? (Kemukakan alasannya)
Standar pendidikan bidan dari International Confederation of Midwifery
(ICM), menyatakan bahwa filosofi pendidikan bidan harus konsisten dengan
filosofi asuhan kebidanan. Dimana bidan dalam memberikan asuhan didasari
pada keyakinan bahwa :

a. Proses persalinan merupakan pengalaman yang sangat penting bagi


perempuan, keluarga dan komunitas
b. Kelahiran adalah proses yang normal
c. Asuhan kebidanan akan memberdayakan perempuan untuk kesehatan
keluarganya dan dirinya
d. Asuhan kebidnan merupakan kombinasi ilmu dan seni
e. Asuhan kebidanan melakukan kemitraan dengan perempuan dan personalia,
berkesinambungan dan tidak otoriter
f. Asuhan kebidanan dilakukan secara holistik berdasarkan bukti asuhan terkini
g. Bidan harus percaya diri, bida dipercaya dan respect tterhadap wanita agar
mereka mampu menjalani proses persalinan.
(Kuliah pakar DR. Yanti, M.Keb, 2015)
Menurut saya model pelayanan kebidanan di Indonesia jika dilihat dari
filosofi kebidanan masih belum optimal dalam melakukan asuhan secara
berkelanjutan. Walaupun saat ini asuhan kebidanan yang berkelanjutan sudah
diupayakan melalui pemberian buku KIA sebagai alat bantu pemantauan
kesehatan ibu dan bayinya, sekalipun ibu pindah pelayanan. Namun, keberadaan
buku KIA yang diberikan kepada ibu hamil pada kenyataannya belum bisa
menjamin terdeteksinya komplikasi baik dalam kehamilan, persalinan, maupun
nifas dan berujung pada keterlambatan penanganan, sehingga mengakibatkan
kematian ibu. Hal ini masih terlihat dengan tingginya angka kematian ibu yang
seharusnya pada tahun 2015 ini menurun sesuai dengan target MDGs.
Permasalahan yang sering dijumpai dalam kasus kejadian kematian ibu
maupun bayi dengan istilah 3T yaitu : terlambat mengenali masalah, terlambat
mengambil keputusan yang tepat dan terlambat memperoleh penanganan.
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa system pelayanan kesehatan ibu dan
anak belum berjalan dengan baik. Diharapkan dengan adanya model-model
pelayanan kebidanan yang terus dperbaharui, bidan-bidan di Indonesia mampu
dan dapat melaksanakan model asuhan kebidanan yang berfokus pada perempuan
(women centered care) sehingga dapat memonitoring keadaan fisik, psikologis
spiritual dan sosial perempuan dan keluarganya sepanjang siklus reproduksinya,
menyediakan kebutuhan perempuan seperti pendidikan, konseling dan asuhan

keahmilan; pendamping asuhan berkesinambungan selama,kehamilan, persalinan


dan periode post partum, meminimalkan intervensi, mengidentifikasi serta
merujuk perempuan yang

memiliki tanda bahaya dan mengurangi kejadian

trauma dan kesakitan pada bayi dan operasi sectio caesarea. Sehingga dapat
mewujudkan kesejahteraan Ibu dan Anak serta bisa menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu, bayi dan anak.

3.

Kemukakan satu usulan model pelayanan kebidanan yang sesui dengan


filosofi asuhan kebidanan yang dapat diterapkan di Indonesia! (Jelaskan
secra terperinci bagaimana model tersebut dapat dilaksanakan)
Model pelayanan kebidanan yang sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan
yang dapat diterapkan di Indonesia yaitu Continuity of Care (CoC) dengan
melakukan asuhan kebidanan yang berkelanjutan. Praktik kebidanan dalam
Continuity of Care model secara mendasar didasarkan pada women centred care :
a. Tujuan utama CoC model adalah menyediakan asuhan kebidanan oleh bidan
yang sama sepanjang rentang hamil-bersalin-nifas.
b. Antenatal care dapat dilakukan diberbagai seting: community, hospital,
home.
c. Bidan menyediakan dukungan maupun sharing informasi selama kehamilan
(planning, involving the whole family, around birth and postnatal care).
d. Perempuan mengenal bidan yang akan menolong persalinannya.
e. Tempat bersalin adalah dimanapun sesuai yang dipilih perempuan yg
tersedia dan terjangkau klien.
f. Postnatal and newborn care dapat dilakukan di komunitas (rumah klien).

Continuity of Care merupakan perawatan kebidanan pada seorang wanita


dan mampu mengembangkan hubungan dengan bidan untuk bekerja dalam
kemitraan untuk penyediaan perawatannya selama kehamilan, kelahiran tenaga
kerja dan periode postnatal. Meskipun ada banyak cara dimana perawatan
kebidanan dapat diatur, bidan dapat berfungsi mandiri sebagai penyedia layanan
kesehatan primer dan melakukannya dengan tujuan untuk personalisasi
(individualising) peduli setiap wanita, memberikan arahan kepada para
profesional kesehatan lainnya jika diperlukan. Model pelayanan kebidanan group
praktek dan tim memberikan. Dengan CoC dapat memberikan asuhan kebidanan
yang berkelanjutan sehingga bisa mengurangi pemberian obat-obatan dan
tindakan dengan intervensi (pembedahan).
CoC dapat diterapkan pada mahasiswa kebidanan dan memiliki level-level
kewenangan untuk tiap tingakatan mahasiswa yaitu : tingakat I (observasi),
tingkat II (didampingi penuh), tingkat III (dilepas). Terlebih dahulu mahasiswa
dibekali dengan teori yang memadai pada tiap level tersebut.
Continuity of Care dapat diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan
standar praktik yang sama filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship
dengan

perempuan

dan

setiap

bidan

mempunyai

komitmen

untuk

mengembangkan hubungan yang baik dengan pasien sejak hamil, mampu


memberikan pealyanan yang aman secara individu, memberikan dukungan pada
pasien dalam persalinan, serta memberikan perawatan yang komprehensif kepada
ibu dan bayi.
4.

Sebutkan contoh-contoh model asuhan kebidanan yang sesuai dengan


filosofi kebidanan!
Contoh-contoh model asuhan kebidanan yang sesuai dengan filosofi
kebidanan yaitu sebagai berikut :
a. Traditional Maternity Care
b. Moving To Continuity Models
c. Women Centred Model
d. Informed Choice
e. Continuity of Care

f. Team Midwifry Care


g. Caseload Midwifery Care
(Kuliah pakar DR. Yanti, M.Keb, 2015)

DAFTAR PUSTAKA
Javanica,

2013.
Model
Pelayanan
Kebidanan.
http://materi-kuliahkebidanan.blogspot.co.id/2013/10/teori-model-kebidanan.html Diakses
25 November 2015

Yanti, 2015. The Midwifery Models of Care. Kuliah Pakar Program S2 Kebidanan
STIKES Aisyiyah Yogyakarta. 15 September 2015
Yanti, 2015. Perkembangan Filosofi Dan Model Asuhan Kebidanan. Kuliah Pakar
Program S2 Kebidanan STIKES Aisyiyah Yogyakarta. 22 September
2015

Anda mungkin juga menyukai