Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA


TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat /
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah
Program : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Sasaran Program : Meningkatnya Pelayanan pada Usia Lanjut
Indikator Kinerja Program : Persentase Penduduk Usia 60 tahun ke atas yang
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
Kegiatan : Orientasi Penggunaan Panduan Praktis Untuk Caregiver
Pada Perawatan Jangka Panjan (PJP) bagi Lansia
Sasaran Kegiatan : Petugas Lansia Puskesmas dan Kader
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Petugas dan Kader lansia yang terampil
Keluaran (Output) : Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Petugas dan
kader dalam Merawat,mamantau dan membina lansia.
Volume Keluaran (Output) : 34 orang (15 Puskesmas)
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Dokumen
Penandaan Anggaran (Tagging) : Prioritas Nasional Kesehatan

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor :38 Tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2016 tentang RAN Kesehatan
Lanjut Usia.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
e. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 pasal 25 tentang kesejahtraan lanjut usia

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan/atau Penugasan Tambahan


a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508)
b. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 06 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 Nomor 06);
c. Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 13 Tahun 2009
tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.

3. Gambaran Umum

a. Definisi Operasional
 Menurut UU No.13 tahun 1998 Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas
 Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
 Caregiver adalah orang yang memberi perhatian,merawat dan menjaga orang lanjut usia
meliputi melayani kebutuhan fisik (aktivitas mulai dari bangun tidur sampai tidur
lagi),Kebutuhan medis seperti minum obat,terapi fisik,kebutuhan sosial,kebutuhan
spiritual.
 Kader posyandu merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat,mau dan mampu bekerjasama dalam berbagai kegiatan masyarakat secara
sukarela.

1
.

b. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak paling mendasar bagi seluruh warga negara mulai dari
bayi,anak,remaja,dewasa hingga lanjut usia (lansia).salah satu Isu permasalahan kesehatan
yang masih minim penanganan dari pemerintah adalah penanganan Lanjut usia.
Di dunia saat ini, jumlah penduduk lanjut usia sudah mencapai sekitar 21% dari total populasi
dunia. Pada tahun 2025, diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar 1,2 miliar jiwa. Ini jelas
memerlukan satu perhatian khusus, termasuk di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, karena dari jumlah 1,2 milyar lanjut usia tersebut, sekitar 80% hidup di negara-
negara sedang berkembang. Indonesia sendiri kini menjadi lima besar negara dengan jumlah
lansia terbanyak di dunia. 

Upaya pemerintah saat ini yang dilakukan adalah dengan disahkannya peraturan menteri
kesehatan nomor 25 tahun 2016 tentang rencana aksi nasional kesehatan lanjut usia tahun
2016-2019. Dengan Visi terwujudnya lanjut usia yang sehat dan produktif tahun 2019. Di mana
program ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia
yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.

Tumbuh dan berkembangnya upaya kesehatan lansia bersumber daya dari masyarakat,
antara lain posyandu lansia, pelayanan geriatri di rumah sakit dan puskesmas.hal ini berkaitan
dengan fungsi petugas kesehatan lansia untuk membina, memantau, merencanakan dan
memajukan upaya pelayanan kesehatan lansia baik di Puskesmas maupun Rumah sakit.
Begitu juga peranan masyarakat yang terlibat seperti kader posyandu lansia dan stakeholder
yang ada dimasyarakat untuk menggerakan lansia dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Peningkatan angka harapan hidup dan bertambah jumlah lansia merupakan konsekuensi dan
tanggungjawab baik pemerintah maupun masyarakat  untuk memberikan perhatian lebih
serius  karena dengan  bertambahnya usia, kondisi dan kemampuan lanjut usia  untuk
beraktivitas semakin menurun. Sasaran dan tujuannya adalah secara berdaya guna dan tepat
dapat memenuhi target pencapaian tahunan sesuai dengan SPM dan  berguna sebagai bahan
evaluasi untuk program dimasa-masa mendatang.

Kegiatan Orientasi Penggunaan Panduan Praktis Untuk Carigiver Pada Perawatan Jangka
Panjang (PJP) dilaksanakan  agar peranan pengelola program lansia tingkat  puskesmas
dapat memajukan dan meningkatkan program kesehatan lansia, agar Kader Posyandu Lansia
sebagai motor dan lini terdepan dapat menggerakan masyarakat dalam peningkatan
Kesehatan Lansia., agar tercapainya peningkatan usia harapan hidup dan menciptakan lansia
yang mandiri dan memiliki kualitas hidup di masa tua dan terlaksanananya Perawatan Jangka
Panjang Lansia untuk meningkatkan usia harapan hidup lansia

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada perawatan
jangka panjang (PJP) bagi lansia adalah :
- Pengelola program lansia puskesmas
- Kader Lansia
- Lansia dan keluarga lansia

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada perawatan jangka panjang
(PJP) bagi lansia
a. Tujuan
Tujan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien setiap hari dan dalam periode
waktu yang cukup lama.
Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari efektif dengan waktu 16 JPL

b. Peserta Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada perawatan jangka
panjang (PJP) bagi lansia :
f. Pengelola Program Lansia Puskesmas 15 orang
g. Kader Lansia 19 orang

c. Narasumber/fasilitator Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada


perawatan jangka panjang (PJP) bagi lansia :

a) Fasilitator dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

2
d. Panitia : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli
.
e. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada perawatan jangka
panjang (PJP) bagi lansia dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten dan akan dilaksanakan di Kabupaten.

f. Tahapan, Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada


perawatan jangka panjang (PJP) bagi lansia

Mei
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX

Pendalaman Strategi Pencapaian/Metode Pelaksanaan sebagai berikut :

Jadwal
Kagiatan Jenis Belanja Pelaksanaan Penarikan
Bulan Minggu Bulan Minggu
Orientasi Belanja bahan Mei II Mei II
Penggunaan Belanja Jasa Mei II Mei II
Panduan Profesi
Praktis Untuk Belanja Mei II Mei II
Caregiver pd Perjalanan
perawatan Dinas
jangka panjang
bagi lansia

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan kegiatan ditargetkan di Bulan Mei Tahun 2020.
.
D. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia Rp. 100.546.300,- (Seratus juta lima ratus rempat puluh enam ribu Rupiah).
Biaya lebih rinci tercantum dalam RAB yang merupakan satu kesatuan dengan TOR.

Tolitoli,

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Tolitoli

Drs.Bakri Idrus,Apt,MM.
Nip.19670209 199302 1 001

3
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat /
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah
Program : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Sasaran Program : Meningkatnya Pelayanan pada Usia Lanjut
Indikator Kinerja Program : Persentase Lansia Yang mendapat pelayanan
Kegiatan : Orientasi Pemberdayaan Lansia Dalam Meningkatkan
Status Kesehatan Lansia
Sasaran Kegiatan : Petugas Lansia Puskesmas dan Kepala Desa
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Puskesmas/Desa yang melaksanakan pemberdayaan
lansia
Keluaran (Output) : Persentase Lansia yang mandiri,Aktif dan Produktif
Volume Keluaran (Output) : 35 orang (15 Puskesmas)
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Dokumen
Penandaan Anggaran (Tagging) : Prioritas Nasional Kesehatan

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor :38 Tahun 2007 tentang Urusan
Wajib Bidang Kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2016 tentang
RAN Kesehatan Lanjut Usia.
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 43 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten dan Kota
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.4 tahun 2019 tentang
standar teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal bidang
kesehatan

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan/atau Penugasan Tambahan

a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1508)
a. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 Nomor 06);
b. Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3. Gambaran Umum

a. Definisi Operasional
 Menurut UU No.13 tahun 1998 Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
ke atas
 Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
 Posyandu Lanjut Usia adalah Pos pelayanan terpadu untuk mayarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati,yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
 Pemberdayaan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok
melalui berbagai kegiatan pemberian keterampilan,pengembangan
pengetahuan,penguatan kemampuan atau potensi yang mendukung agar dapat
terciptanya kemandirian.

4
.

b. Latar Belakang

Dalam hidup mempunyai fase kehidupan yaitu yang semula kecil, remaja, dewasa
hingga menjadi tua dan itu sudah terjadi kepada semua orang. Dalam fase itu kita
bertumbuh sangat cepat tetapi dalam fase tersebut nanti kita akan di jumpai dengan
masa lanjut usia atau lansia di mana fase ini adalah fase yang mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku manula menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (kognitif) meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya
penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial
yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.

Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia di Indonesia akan berlipat ganda menjadi
28,9 juta atau naik menjadi 11,11 persen, meningkat dua kali lipat selama dua dekade
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini akan membawa dampak terhadap berbagai
kehidupan, baik bagi individu lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat, maupun
pemerintah. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan ketergantungan
lansia. Ketergantungan ini disebabkan oleh kemunduran fisik, psikis, dan sosial lansia
yang dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu kelemahan, keterbatasan fungsional,
ketidakmampuan, dan keterhambatan yang akan dialami bersamaan dengan proses
kemunduran akibat proses menua.

Dalam hal ini perlunya pemberdayaan terhadap mereka, serta pendampingan agar
mereka tetap bisa merasakan kasih sayang, dapat memenuhi keinginanya, membantu
menambah ekonomi, sehingga mereka bisa berdaya dan mendapat pelayanan yang
terbaik di Usia Lanjutnya.

B. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari Orientasi pemberdayaan lansia dalam meningkatkan status kesehatan
lansia adalah :
- Pengelola Program Lansia
- Kepala Desa
- Lansia dan Keluarga lansia

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

Orientasi Pemberdayaan Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan Lansia


a. Tujuan
Meningkatkan derajak kesehatan dan peran lansia di masyarakat.

b. Peserta Orientasi Pemberdayaan Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan Lansia:


- Pengelola Program Lansia Puskesmas 15 orang
- Kepala Desa/Lurah 20 orang

c. Narasumber Orientasi Pemberdayaan Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan Lansia


a) Fasilitator dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

d. Panitia : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli

e. Kegiatan Orientasi Pemberdayaan Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan Lansia


dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli dan akan dilaksanakan
di Kabupaten.

5
f. Tahapan, Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan Orientasi Pemberdayaan Lansia Dalam Meningkatkan Status


Kesehatan Lansia adalah :
Maret
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX

Pendalaman Strategi Pencapaian/Metode Pelaksanaan sebagai berikut :


Jadwal
Kegiatan Jenis Belanja Pelaksanaan Penarikan
Bulan Minggu Bulan Minggu
Orientasi Belanja bahan Maret II Maret II
Pemberdayaan Lansia Belanja Jasa Profesi Maret II Maret II
Dalam Meningkatkan Belanja akomodasi Maret II Maret II
Status Kesehatan dan transportasi
Lansia

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan kegiatan ditargetkan di bulan Maret tahun 2020.
.
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia Rp. 51.510.000,- (Lima puluh satu juta lima ratus sepuluh ribu rupiah Rupiah).
Biaya lebih rinci tercantum dalam RAB yang merupakan satu kesatuan dengan TOR.

Tolitoli,

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Tolitoli

Drs.Bakri Idrus,Apt,MM.
Nip.19670209 199302 1 001

6
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat /
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah
Program : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Sasaran Program : Meningkatnya Pelayanan pada Usia Lanjut
Indikator Kinerja Program : Persentase Lansia yang mendapat pelayanan
Kegiatan : Monitoring Pelaksanaan Pelayanan Screning Lansia
Sasaran Kegiatan : Lansia umur > 60 th
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase Lansia umur 60 tahun ke atas yang mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar
Keluaran (Output) : Terlaksananya Pelayanan Screning terhadap lansia umur >60 th
Volume Keluaran (Output) : 35 orang (15 Puskesmas)
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Dokumen
Penandaan Anggaran (Tagging) : Prioritas Nasional Kesehatan

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2016 tentang RAN Kesehatan Lanjut Usia.
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.4 tahun 2019 tentang standar teknis pemenuhan mutu
pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal bidang kesehatan
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan/atau Penugasan Tambahan


a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan RI (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1508)
b. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 Nomor 06);
f.Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional
 Menurut UU No.13 tahun 1998 Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas
 Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
 Posyandu Lanjut Usia adalah Pos pelayanan terpadu untuk mayarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati,yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
 Kader posyandu merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat,mau dan mampu bekerjasama dalam berbagai kegiatan masyarakat secara
sukarela.
 Screning lansia adalah deteksi dini pada lansia yang bertujuan untuk mengetahui secara
dini penyakit yang berpotensi menimbulkan kematian.

b. Latar Belakang

Peningkatan angka harapan hidup dan bertambah jumlah lansia merupakan konsekuensi
dan tanggungjawab baik pemerintah maupun masyarakat  untuk memberikan perhatian
lebih serius  karena dengan  bertambahnya usia, kondisi dan kemampuan lanjut usia 
untuk beraktivitas semakin menurun. Sasaran dan tujuannya adalah secara berdaya
guna dan tepat dapat memenuhi target pencapaian tahunan sesuai dengan SPM dan 
berguna sebagai bahan evaluasi untuk program dimasa-masa mendatang.

7
berdasarkan kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM), para lansia yang telah
berumur 60 tahun keatas, wajib minimal 1 kali untuk memeriksakan kesehatan
mencakup antara lain pemeriksaan kondisi fisik, pemeriksaan kadar kolesterol dan gula
darah.
Adapun tujuan kegiatan skrining kesehatan lansia adalah meningkatkan kesadaran pada
lansia untuk memelihara kesehatan sendiri, meningkatkan kemampuan dan peran serta
keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesehatan lansia, meningkatkan jenis dan
jangkauan pelayanan lansia serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.
Puskesmas sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatanmasyarakat maupun
perorangan diharapkan mampu melakukan upaya promotif,preventif,kuratif dan
rehabilitatif tingkat dasar bagi Lanjut Usia.Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di
puskesmas harus dilakukan secara profesional dan berkualitas,paripurna,terpadu dan
terintegrasi dengan memperhatikan aspek geriatri pada lanjut usia.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan monitoring pelaksanaan pelayanan scrining lanjut usia adalah :
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

Monitoring Pelaksanaan Pelayanan Scrining Lanjut Usia


a. Tujuan
Monitoring Pelaksanaan Pelayanan Scrining Lanjut Usia bertujuan untuk memantau
pelaksanaan scrining lanjut usia di puskesmas yang sesuai dengan standar

b. Pelaksana kegiatan :
Monitoring Pelaksanaan Pelayanan Scrining Lanjut Usia dilakukan Kepala bidang,kepala seksi
yang membawahi program lanjut usia dan pengelola program Lanjut Usia Kabupaten Tolitoli

c. Metode Pelaksanaan
Kegiatan monitoring ini, dilaksanakan dalam bentuk pembinaan teknis, monitoring evaluasi
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli.

d. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


i. Tahapan
ii. Persiapan pelaksanaan kegiatan, surat tugas dan SPPD
iii. Pelaksanaan kegiatan pembinaan teknis, monitoring evaluasi
iv. Pelaporan kegiatan

2) Waktu pelaksanaan

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun jul Agt sep Okt Nov
Monitoring X
Pelaksana
an
Pelayanan
Scrining
Lanjut
Usia

Pendalaman Strategi Pencapaian/Metode Pelaksanaan sebagai berikut :


Jadwal
Akun
Kegiatan Pelaksanaan Penarikan
Belanja
Bulan Minggu Bulan Minggu
Monitoring Perjalanan Juni I – IV Juni I - IV
Pelaksanaan dinas
Pelayanan dalam
Scrining Lanjut daerah
Usia

8
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Pelaksanaan kegiatan ditargetkan di bulan Juniuli tahun 2020.
.
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia Rp. 13.170.000,- (Tiga belas juta setarus tujuh puluh ribu rupiah). Biaya lebih
rinci tercantum dalam RAB yang merupakan satu kesatuan dengan TOR.

Tolitoli,

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Tolitoli

Drs.Bakri Idrus,Apt,MM.
Nip.19670209 199302 1 001

Anda mungkin juga menyukai