A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor :38 Tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2016 tentang RAN Kesehatan
Lanjut Usia.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
e. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 pasal 25 tentang kesejahtraan lanjut usia
3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional
Menurut UU No.13 tahun 1998 Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
Caregiver adalah orang yang memberi perhatian,merawat dan menjaga orang lanjut usia
meliputi melayani kebutuhan fisik (aktivitas mulai dari bangun tidur sampai tidur
lagi),Kebutuhan medis seperti minum obat,terapi fisik,kebutuhan sosial,kebutuhan
spiritual.
Kader posyandu merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat,mau dan mampu bekerjasama dalam berbagai kegiatan masyarakat secara
sukarela.
1
.
b. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak paling mendasar bagi seluruh warga negara mulai dari
bayi,anak,remaja,dewasa hingga lanjut usia (lansia).salah satu Isu permasalahan kesehatan
yang masih minim penanganan dari pemerintah adalah penanganan Lanjut usia.
Di dunia saat ini, jumlah penduduk lanjut usia sudah mencapai sekitar 21% dari total populasi
dunia. Pada tahun 2025, diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar 1,2 miliar jiwa. Ini jelas
memerlukan satu perhatian khusus, termasuk di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, karena dari jumlah 1,2 milyar lanjut usia tersebut, sekitar 80% hidup di negara-
negara sedang berkembang. Indonesia sendiri kini menjadi lima besar negara dengan jumlah
lansia terbanyak di dunia.
Upaya pemerintah saat ini yang dilakukan adalah dengan disahkannya peraturan menteri
kesehatan nomor 25 tahun 2016 tentang rencana aksi nasional kesehatan lanjut usia tahun
2016-2019. Dengan Visi terwujudnya lanjut usia yang sehat dan produktif tahun 2019. Di mana
program ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia
yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.
Tumbuh dan berkembangnya upaya kesehatan lansia bersumber daya dari masyarakat,
antara lain posyandu lansia, pelayanan geriatri di rumah sakit dan puskesmas.hal ini berkaitan
dengan fungsi petugas kesehatan lansia untuk membina, memantau, merencanakan dan
memajukan upaya pelayanan kesehatan lansia baik di Puskesmas maupun Rumah sakit.
Begitu juga peranan masyarakat yang terlibat seperti kader posyandu lansia dan stakeholder
yang ada dimasyarakat untuk menggerakan lansia dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Peningkatan angka harapan hidup dan bertambah jumlah lansia merupakan konsekuensi dan
tanggungjawab baik pemerintah maupun masyarakat untuk memberikan perhatian lebih
serius karena dengan bertambahnya usia, kondisi dan kemampuan lanjut usia untuk
beraktivitas semakin menurun. Sasaran dan tujuannya adalah secara berdaya guna dan tepat
dapat memenuhi target pencapaian tahunan sesuai dengan SPM dan berguna sebagai bahan
evaluasi untuk program dimasa-masa mendatang.
Kegiatan Orientasi Penggunaan Panduan Praktis Untuk Carigiver Pada Perawatan Jangka
Panjang (PJP) dilaksanakan agar peranan pengelola program lansia tingkat puskesmas
dapat memajukan dan meningkatkan program kesehatan lansia, agar Kader Posyandu Lansia
sebagai motor dan lini terdepan dapat menggerakan masyarakat dalam peningkatan
Kesehatan Lansia., agar tercapainya peningkatan usia harapan hidup dan menciptakan lansia
yang mandiri dan memiliki kualitas hidup di masa tua dan terlaksanananya Perawatan Jangka
Panjang Lansia untuk meningkatkan usia harapan hidup lansia
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada perawatan
jangka panjang (PJP) bagi lansia adalah :
- Pengelola program lansia puskesmas
- Kader Lansia
- Lansia dan keluarga lansia
b. Peserta Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada perawatan jangka
panjang (PJP) bagi lansia :
f. Pengelola Program Lansia Puskesmas 15 orang
g. Kader Lansia 19 orang
2
d. Panitia : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli
.
e. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver pada perawatan jangka
panjang (PJP) bagi lansia dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten dan akan dilaksanakan di Kabupaten.
Mei
KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
Rapat XXX
Persiapan XXX
Pelaksanaan XXX
Penyusunan Laporan XXX
Jadwal
Kagiatan Jenis Belanja Pelaksanaan Penarikan
Bulan Minggu Bulan Minggu
Orientasi Belanja bahan Mei II Mei II
Penggunaan Belanja Jasa Mei II Mei II
Panduan Profesi
Praktis Untuk Belanja Mei II Mei II
Caregiver pd Perjalanan
perawatan Dinas
jangka panjang
bagi lansia
Perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia Rp. 100.546.300,- (Seratus juta lima ratus rempat puluh enam ribu Rupiah).
Biaya lebih rinci tercantum dalam RAB yang merupakan satu kesatuan dengan TOR.
Tolitoli,
Drs.Bakri Idrus,Apt,MM.
Nip.19670209 199302 1 001
3
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN ANGGARAN 2020
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1508)
a. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2008 Nomor 06);
b. Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional
Menurut UU No.13 tahun 1998 Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
ke atas
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
Posyandu Lanjut Usia adalah Pos pelayanan terpadu untuk mayarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati,yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pemberdayaan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok
melalui berbagai kegiatan pemberian keterampilan,pengembangan
pengetahuan,penguatan kemampuan atau potensi yang mendukung agar dapat
terciptanya kemandirian.
4
.
b. Latar Belakang
Dalam hidup mempunyai fase kehidupan yaitu yang semula kecil, remaja, dewasa
hingga menjadi tua dan itu sudah terjadi kepada semua orang. Dalam fase itu kita
bertumbuh sangat cepat tetapi dalam fase tersebut nanti kita akan di jumpai dengan
masa lanjut usia atau lansia di mana fase ini adalah fase yang mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku manula menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (kognitif) meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Dengan adanya
penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial
yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia di Indonesia akan berlipat ganda menjadi
28,9 juta atau naik menjadi 11,11 persen, meningkat dua kali lipat selama dua dekade
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini akan membawa dampak terhadap berbagai
kehidupan, baik bagi individu lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat, maupun
pemerintah. Dampak utama peningkatan lansia ini adalah peningkatan ketergantungan
lansia. Ketergantungan ini disebabkan oleh kemunduran fisik, psikis, dan sosial lansia
yang dapat digambarkan melalui tiga tahap, yaitu kelemahan, keterbatasan fungsional,
ketidakmampuan, dan keterhambatan yang akan dialami bersamaan dengan proses
kemunduran akibat proses menua.
Dalam hal ini perlunya pemberdayaan terhadap mereka, serta pendampingan agar
mereka tetap bisa merasakan kasih sayang, dapat memenuhi keinginanya, membantu
menambah ekonomi, sehingga mereka bisa berdaya dan mendapat pelayanan yang
terbaik di Usia Lanjutnya.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari Orientasi pemberdayaan lansia dalam meningkatkan status kesehatan
lansia adalah :
- Pengelola Program Lansia
- Kepala Desa
- Lansia dan Keluarga lansia
5
f. Tahapan, Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan
Perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia Rp. 51.510.000,- (Lima puluh satu juta lima ratus sepuluh ribu rupiah Rupiah).
Biaya lebih rinci tercantum dalam RAB yang merupakan satu kesatuan dengan TOR.
Tolitoli,
Drs.Bakri Idrus,Apt,MM.
Nip.19670209 199302 1 001
6
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
TAHUN ANGGARAN 2020
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional
Menurut UU No.13 tahun 1998 Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
Posyandu Lanjut Usia adalah Pos pelayanan terpadu untuk mayarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati,yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kader posyandu merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat,mau dan mampu bekerjasama dalam berbagai kegiatan masyarakat secara
sukarela.
Screning lansia adalah deteksi dini pada lansia yang bertujuan untuk mengetahui secara
dini penyakit yang berpotensi menimbulkan kematian.
b. Latar Belakang
Peningkatan angka harapan hidup dan bertambah jumlah lansia merupakan konsekuensi
dan tanggungjawab baik pemerintah maupun masyarakat untuk memberikan perhatian
lebih serius karena dengan bertambahnya usia, kondisi dan kemampuan lanjut usia
untuk beraktivitas semakin menurun. Sasaran dan tujuannya adalah secara berdaya
guna dan tepat dapat memenuhi target pencapaian tahunan sesuai dengan SPM dan
berguna sebagai bahan evaluasi untuk program dimasa-masa mendatang.
7
berdasarkan kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM), para lansia yang telah
berumur 60 tahun keatas, wajib minimal 1 kali untuk memeriksakan kesehatan
mencakup antara lain pemeriksaan kondisi fisik, pemeriksaan kadar kolesterol dan gula
darah.
Adapun tujuan kegiatan skrining kesehatan lansia adalah meningkatkan kesadaran pada
lansia untuk memelihara kesehatan sendiri, meningkatkan kemampuan dan peran serta
keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesehatan lansia, meningkatkan jenis dan
jangkauan pelayanan lansia serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.
Puskesmas sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatanmasyarakat maupun
perorangan diharapkan mampu melakukan upaya promotif,preventif,kuratif dan
rehabilitatif tingkat dasar bagi Lanjut Usia.Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di
puskesmas harus dilakukan secara profesional dan berkualitas,paripurna,terpadu dan
terintegrasi dengan memperhatikan aspek geriatri pada lanjut usia.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan monitoring pelaksanaan pelayanan scrining lanjut usia adalah :
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten
b. Pelaksana kegiatan :
Monitoring Pelaksanaan Pelayanan Scrining Lanjut Usia dilakukan Kepala bidang,kepala seksi
yang membawahi program lanjut usia dan pengelola program Lanjut Usia Kabupaten Tolitoli
c. Metode Pelaksanaan
Kegiatan monitoring ini, dilaksanakan dalam bentuk pembinaan teknis, monitoring evaluasi
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli.
2) Waktu pelaksanaan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun jul Agt sep Okt Nov
Monitoring X
Pelaksana
an
Pelayanan
Scrining
Lanjut
Usia
8
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Pelaksanaan kegiatan ditargetkan di bulan Juniuli tahun 2020.
.
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia Rp. 13.170.000,- (Tiga belas juta setarus tujuh puluh ribu rupiah). Biaya lebih
rinci tercantum dalam RAB yang merupakan satu kesatuan dengan TOR.
Tolitoli,
Drs.Bakri Idrus,Apt,MM.
Nip.19670209 199302 1 001