HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 3
1.1 Latar belakang…………………………………………………………… 3
1.2 Tujuan…………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………… 5
2.1 Pengertian Usaha Tani…………………………………………………… 5
3.2 Saran…………………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah untuk memenuhi Tugas Usaha Tani
yang berjudul “ Manajemen Usahatani ”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah membimbing kita menuju jalan kebenaran.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berusaha
membantu hingga terselesaikannya pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memperluas wawasan.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain
keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang
dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu
hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan
barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua
ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu
dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya
budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar
usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
1.2 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
untuk melaksanakan semua jenis usaha, tidak terkecuali suatu usahatani dengan skala
kecil sekalipun.
Manajemen adalah suatu seni, dimana setiap orang akan memiliki suatu hasil
yang berbeda dengan mengelola suatu usaha yang sama. Demikian pula dalam usahatani,
dengan modal dan hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi iklim
yang sama, suatu usahatani yang dikelola orang yang berbeda akan dapat mendatangkan
hasil yang berbeda. Hal ini terjadi karena pola pemikiran seseorang dalam mengambil
keputusan dan mengelola usaha tidak pernah sama antara orang per orang. Dan dalam
usahatani kemungkinan seseorang mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola,
adalah sangat besar.
6
2. Insentif dan kondisi yang kondusif agar petani mampu memanfaatkan sumber
permodalan dan sumber daya lainnya secara optimal.
1. Kondisi Petani
1. Inovasi Teknologi
Melalui inovasi teknologi, diyakini keuntungan usahatani persatuan luas
akan dapat terdongkrak, komoditas unggulan yang menggiurkan akan dapat
diciptakan. Akan tetapi, teknologi yang diintroduksi ke petani akan lebih disukai
jika teknologi tersebut mudah diaplikasikan, kurang intensif penanganannya, tidak
memerlukan pengamatan tiap hari dan tidak memerlukan kontrol terlalu ketat.
Teknologi semacam ini akan memberikan peluang bagi petani untuk dapat
meninggalkan usahtaninya, menyerahkan penanganannya pada orang lain dengan
hasil yang memuaskan. Contoh: teknologi yang diterapkan untuk tanaman tebu.
Setelah tanam dan pemupukan, petani bisa meninggalkan usahataninya dan
diserahkan orang lain untuk mengelola. Dengan demikian petani bisa akan kembali
lagi pada saat panen. Jika teknologi yang tersedia justru mengharuskan petani selalu
berada di lahan (menunggui), maka manajemen usaha kelompok secara bertahap
harus dirubah, yaitu dari manajemen konvensional menjadi kooperatif (cooperative
farming) atau menjadi korporasi (corporate farming). Manajemen ini
memungkinkan anggota kelompok tidak mengelola penuh usahataninya. Akan lebih
manfaat lagi jika teknologi yang tersedia dapat memberikan nilai tambah ekonomi
bagi petani.
7
3. Mobilisasi sumber daya pertanian (lahan, tenaga kerja dan modal) mudah, karena
sumber daya dikelola oleh tim manajer.
4. Pembagian keuntungan yang dihasilkan dari jenis lahan, tenaga dan modal
sebagai saham anggota, berdasarkan perjanjian.
3. Metode penyuluhan
Metode penyuluhan juga harus diubah disesuaikan pola manajemen modal
yang diterapkan kelompok. Terdapat tiga metode penyuluhan, yaitu pendektan
personal, pendekatan kelompok dan pendekatan masal. Pada waktu lalu strategi
dititik beratkan [pada pendekatan missal dan kelompok karena pendektan personal
terlalu mahal. Dengan penerapn manajemen koperasi maka metode pendekatan
penyuluhan difokuskan pada pendekatan personal. Tim mnajer yang hanya terdiri
dri beberapa orang merupkan target penyuluhan.kebutuhan materi pelatihan bgi
anggot kelompok diganti dengan kebutuhan materi pelatihan bagi tim manajer.
Materi pelatihn bagi tim difokuskan pada masalah manajemen , seperti pemasaran,
analisis keuangan, pengambilan keputusan, kewirausahaan, dan lain-lain. (Nugroho
Pangarso, 2006).
Salah satu kesulitan sosialisasi inovasi teknologi antara lain adanya
keterbatasan sumber daya petani. Dengan kelompok koperasi, maka teknologi dapat
lebih mudah diadopsi. Teknologi yang disosialisasikan bisa mulai dari yang mudah
diapliklasikan sampai canggih, karena yang menerapkan teknologi adalah tim
manajer, bukan anggota kelompok tani.
Teknologi pertanian organik, teknologi kultur jaringan, dan teknologi
persilangan untuk memproduksi benih yang selama ini cukup sulit diajarkan pada
kelompok tani, mungkin akan lebih mudah diajarkan pada kelompok dengan
manajemen korponasi. Kesulitan utama menerapkan manajemen korporasi bukan
pada masalah faktor fisik (lahan, tenaga, modal), tetapi lebih pada faktor psikologi,
yaitu ketidakrelaan petani (anggota kelompok) untuk mengakui kelebihan teman
petani lain sebagai manajer usaha.
Masih banyak kegiatan dalam program revitalisasi yang harus
disempurnakan, antara lain seperti kelembagaan penyuluhan, system penyuluhan
dan penyusunan program penyuluhan, tetapi untuk teknologi, manajemen usaha dan
metode penyuluhan harus mulai dirintis dari sekarang. Membuat rekayasa dan
sinkronisasi ketiga unsur tersebut cukup dilakukan oleh penyuluh yang dapat
memotivasi dan diterima di kelompok binaannya.
8
2.3 Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Tani
2. Pengembangan Kelembagaan
Upaya pemberdayaan petani diperlukan pengembangan kelembagaan baik
kelembagaan petani maupun pemerintah sebagai berikut :
1. Pengembangan kelompok tani melalui peningkatan kemampuannya tidak hanya
dari aspek budidayanya saja namun juga aspek agribisnis secara keseluruhan dan
kemampuan bekerja sama sehingga dapat berkembang menjadi kelompok usaha
9
baik dalam bentuk koperasi maupun unit usaha kecil mandiri dan tumbuh dari
bawah.
2. Peningkatan kualitas SDM, bantuan alat-alat prosessing, penyediaan kredit, dan
mengembangkan pola kemitran.
3. Pengembangan usaha Pelayanan Jasa Alsin (UPJA) dengan memperkuat dan
melakukan pembinaan terhadap petugas, manajer, operator, dan petani melalui
peningkatan fasilitas perbengkelan, kerjasama dengan swasta, pelayanan kredit dan
pelatihan.
4. Penguatan lembaga pemerintah seperti BPSB, BPTPH, balai benih maupun Brigade
proteksi sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat terutama
petani melalui upaya peningkatan profesionalisme terus operasional dan
admisnistrasi, serta peningkatan kerja sama antar petugas lapangan dan intansi
terkait melalui forum konsultasi dan konsolidasi.
Manusia tidak dapat berbuat banyak terhadap tanah dan iklim sehingga
langkah dalam pendekatan sebagai berikut :
1. Mengklasifikasikan tanah. berapa bagian yg ditanami padi, kedelai, ternak, ikan
dan lain lain.
2. Menyususun rencana tanaman dengan syarat :
1. Dapat menambah atau mempertahankan kesuburan tanah.
10
2. Saling mendukung satu sama lain, sehingga dapat memanfaatkan penggunaan
alat alat pertanian dan tenaga kerja.
3. Menggunakan tenaga kerja keluarga dengan efesien.
4. Permintaan pasar bagi usahatani yang bertujuan menjual hasilnya kepasar.
5. Perencanaan ternak
ternak dapat mengubah hasil tanaman menjadi makanan berkadar protein
tinggi melalui hasilnya yg berupa daging,susu,telur dqn lain lain. Ternak
dapat berfungsi sebagai tenaga kerja.
3. Perencanaan tenaga kerja dan alat alat pertanian .Pada waktu waktu kapan tenaga
kerja dan alat alat pertanian banyak/sering atau kurang diperlukan.Untuk
usahatani yg luas,lebih mudah mengkombinasikan tenaga kerja dan alat alat
pertanian.
4. Perencanaan biaya
Anggaran/ biaya usahatani terdiri dari taksiran pengeluaran total dan taksiran
penerimaan total yg disusun untuk jangka waktu pendek atau panjang. Tujuan
anggaran/biaya :
1. Memberikan dasar dasar untuk perbaikan usahatani.
2. Berfungsi sebagai peringatan atau penelitian rencana usaha.
3. Perencanaan dituangkan dalam bentuk rencana usaha anggota,rencana usaha
kelompok dan rencana usaha bersama.
2. Pengaturan
Pada umumnya petani telah tahu bagaimana memeperkecil resiko
usahataninya yaitu dengan jalan mengusahakan beberapa cabang usaha lebih dari satu
macam. Tanaman dan berbagai jenis ternak seperti sapi, unggas dan sebagainya. Hal
ini memperbaiki pendapatan musiman dan distribusi tenaga kerja sepanjang tahun.
Keuntungan lain adalah perbaikan tanah,pencegahan hama dan penyakit dan
sebagainya. Untuk membantu setiap petani dalam rangka pengaturan gunakan
langkah langkah sebagai berikut :
1. Teliti kondisi usaha tani .petani mencatat dimana, bagimana dan kapan tanaman
yang bermacam-macam diusahakan.bagaimana cara cara pengusahaan ternak.
2. Variasi dalam besarnya laba Mengatur penggunaan sarana produksi dan tenaga
kerja. Beberapa tanaman bersaing dalam dalam penggunaan tenaga kerja dan
tempat. Beberapa tanaman bersifat cocok untuk ditanam bersama sama dan
beberapa bersifat untuk ditanam saling menyusul. Pengaturan uang tunai yg
digunakan untuk usaha baik modal sendiri maupun kredit. Hal ini dapat
untukmembandingkan keuntungan dari berbagaimacam kombinasi tanaman.
3. Perubahan dalam factor factor social ekonomi petani, kelompok tani dan
gabungan kelompok tani dalam pengaturan tenaga kerja memperhatikan
kesibukan kesibukan masyarakat, seperti perbaikan irigasi, drainase, dan
sebagainya. Perubahan factor tata niaga, harga dan lainnya.
4. Analisa data input output pada cabang usahatani petani/ kelompoktani/
gapoktan diharuskan mempunyai catatan input output.
11
5. Pembagian tugas dalam kelompok/ gabungan kelompok dalam organisasi
kelompok/ gapoktan perlu dibuatkan seksi seksi, sekertaris dan bendahara.
Seksi bertugas dalam menjalankan salah satu kegiatan dari kelompok/
gabungan kelompok seperti seksi pemasaran, seksi sarana produksi, seksi simpan
pinjam dan lainnya. Sekretaris bertugas menjalankan fungsi administrasi
kelompok dan bendahara bertugas menjalankan pembukuan keungan
kelompok/gapoktan, cara pencatatan administrasi dan pembukuan keuangan
dijelaskan dalam bab yang lain.
3. Pelaksanaan
Petani sebagai manager dalam usahataninya memimpin pelaksanaan kegiatan
untuk usahataninya dibantu oleh keluarga dan tenaga kerja dari keluarga. Sebagai
seorang manager menggerakkan tenaga memperlancar proses produksi
tersebut,sekaligus mencatatnya seluruh pelaksanaan kegiatan usahatani tersebut.
Ketua kelompoktani/ gapoktan sebagai manager dalam kelompoknya
memimpin pelaksanaan kegiatan usaha kelompok dengan dibantu oleh seluruh
pengurus sesuai fungsinya sendiri-sendiri. Sekretaris mencatat kegiatan administrasi
dan Bendahara mencatat semua pengeluaran dan pemasukan kelompok.
Dalam proses produksi bisa terjadi penyimpangan atau gangguan seperti
serangan hama/penyakit,maka perlu dilakukan pertemuan kelompok/ gapoktan untuk
bersama sama menanggulanginya. Dalam pengambilan keputusan pilihan yang dipilih
adalah alternative yang dapat memberikan keuntungan yang paling menyenangkan
sesuai dengan input yang tersedia serta kemungkinan resiko yg timbul akibat pilihan
tadi. Jadi sekali keputusan diambil,maka pilihan tadi harus dilaksanakan dan sudah
harus siap dengan resiko yang timbul. Dengan dasar pengalaman masa lalu,maka
keputusan yang diambil diharapkan akan membuahkan keberuntungan.
4. Pengawasan
Pengawasan diperlukan dalam melihat apakah dari rencana yg telah
dilaksanakan tersebut dapat memenuhi sasaran sasaran yang telah dibuat atau belum.
Apakah teerjadi penyimpangan,mengapa terjadi penyimpangan tersebut, apakah ada
faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dalam proses produksi. Di dalam control perlu
diciptakan system control yang tetap, ajeg terhadap rencana yg dilaksanakan serta
terus dilaksanakan pemantauan tehadap kegiatan usaha tani. Hasil juga harus diukur
apakah sesuai dengan yang direncanakan.
Dengan cara ini maka dalam system manajemen yang benar selalu ada umpan
balik dari control kearah rencana yg telah dipilih berdasarkan informasi informasi
baru. Pencatatan data dalam suatu pembukuaan adalah salah satu system control yg
perlu dilaksanakan untuk dipakai sebagaai umpan balik yg berkesinambungan tanpa
data,suatu bisnis dapat diibaratkan seperti kapal tanpa kompas. Keempat fungsi
manajemen harus dilaksanakan agar usahatani dapat berhasil dengaan baik.
12
modul ini, akan ditekankan pada corak usahataninya karena sangat erat hubungannya
dengan faktor dan peran sosial yang dihadapi oleh seorang petani. Corak usahatani diukur
berdasarkan kriteria antara lain :
1. Nilai umum (sikap dan motivasi).
2. Tujuan produksi.
3. Pengambilan keputusan.
4. Tingkat teknologi serta derajat komersialisasi dari produksi dan input usahataninya.
5. Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan.
6. Pendayagunaan lembaga.
7. Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani serta tingkat dan keadaan
sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi.
13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manajemen adalah suatu seni, dimana setiap orang akan memiliki suatu hasil
yang berbeda dengan mengelola suatu usaha yang sama. Demikian pula dalam usahatani,
dengan modal dan hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi iklim
yang sama, suatu usahatani yang dikelola orang yang berbeda akan dapat mendatangkan
hasil yang berbeda. Hal ini terjadi karena pola pemikiran seseorang dalam mengambil
keputusan dan mengelola usaha tidak pernah sama antara orang per orang. Dan dalam
usahatani kemungkinan seseorang mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola, adalah
sangat besar.
Manajemen akan terlaksana dengan baik dengan memperhatikan unsur-unsur
yang terkait, yaitu :
1. Manusia yang melaksanakan manajemen
2. Seni untuk menjalankan manajemen.
3. Keberhasilan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam mendorong peran serta petani dalam
penyediaan modal/investasi untuk pengembangan usahatani antara lain:
1. Memberikan penyuluhan/informasi
2. Insentif dan kondisi yang kondusif agar petani mampu memanfaatkan sumber
permodalan dan sumber daya lainnya secara optimal.
2. Saran
14
Pemahaman mengenai manajemen usaha tani harus lebih didalami lagi agar saat
pembuatan makalah sudah banyak mengetahui mengenai konsep materi manajemen usaha
tani.
DAFTAR PUSTAKA
15
MAKALAH
MANAJEMEN USAHA TANI
NAMA : ULFA
16
NPM : 101-2017-005
PRODI : AGRIBISNIS
17