A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Kerangka Acuan Kerja Bantuan Operasional Kesehatan (KAK BOK)
mengacupada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada Puskesmas
Perawatan Hila Tahun Anggaran 2024 adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
danDaerah
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
BidangKesehatan
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
2. GambaranUmum
Pemerintah Pusat telah membantu Puskesmas dan jaringan nya serta Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) untuk meringankan kebutuhan biaya operasional/kegiatan dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) dalam melaksanakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) menuju Sustainable Development Goals (SDGs). Bantuan Operasional Kesehatanini bersifat
suplemen dalam arti tidak dijadikan sumber pembiayaan utama bidang kesehatan di suatu wilayah,oleh karena
itu komitmen dan tindakan nyata Pemerintah Daerah tetap diperlukan untuk mengalokasikan anggaran
kesehatan yang memadai,terutama untukupayapromotif danpreventif.
BOK dimaksudkan untuk meningkat kankinerja Puskesmas agar berjalan optimal. Empat fungsi
Puskesmas yang dinilai belum berjalan optimal yaitu: Puskesmas sebagai pusat pembanguna nwilayah
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, dan
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Oleh karena itu diharapkan dengan adanya Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk
Puskesmas ini dapat memenuhi tujuan– tujuan pelayanan antara lain:
1. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif
untuk mewujudkan pencapaian target SPM bidang kesehatan
2. Menyediakan dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi
masyarakat
3. Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas, terutama dalam perencanaan tingkat Puskesmas dan
Lokakarya Mini Puskesmas dan Lintas Sektoral.
4. Meningkatkan upaya untuk menggerakkan potensi masyarakat dalam meningkat kan derajat kesehatannya
5. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif yang dilakukan oleh
Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu.
Sebagaimana tantangan yang dihadapi oleh semua bidang dan sector pembangunan di Maluku Tengah,
Bidang Kesehatan pun menghadapi situasi problematik masalah kesehatan yan/g relatif sama di seluruh wilayah
kerja Puskesmas. Keinginan kuat Pemerintah Daerah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang cepat, murah,
dan terjangkau namun tetap berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat yang tersebar pada berbagai pulau besar
dan pulau-pulau kecil di wilayah Kabupaten Maluku Tengah, masih memerlukan kerja keras dan kerja cerdas
untuk mewujudkannya. Untuk itu diperlukan upaya penyempurnaan dan penguatan terhadap pelayanan kesehatan,
diharapkan dengan adanya bantuan Operasional Kesehatan (BOK) oleh Pemerintah Pusat dapat menstimulus serta
mendukung upaya pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten
MalukuTengah.
2 Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang
Penyediaan bahan makanan tambahan Meningkatkan status gizi bagi balita gizi kurang
a.
berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang( melalui pemberian makanan tambahan berbasis pangan
Komponen Wajib ) lokal sesuai dengan standar
3. Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil KEK
Penyediaan bahan makanan tambahan Meningkatkan status gizi bagi ibu hamil KEK melalui
a. berbasis pangan lokal bagi ibu hamil KEK pemberian makanan tambahan berbasis pangan local
( Komponen Wajib ) sesuai dengan standar
II. UKM Esensial Primer
2.1 Penurunan AKI-AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Kunjungan lapangan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kunjungan Pembinaan Pelayanan ANC,
Persalinan, PNC bagi Posyandu Prima, Merupakan upaya meningkatkan starata,fungsi dan
a.
Praktik Mandiri, dan Posyandu kinerja posyandu agar dapat memberikan pelayanan
( Komponen Wajib ) yang berkualitas dan komprehensif.
Merupakan kegiatan yang di lakukan untuk mengurangi
Kunjungan lapangan bumil Kurang Energi
kejadian komplikasi kehamilan, bumil KEK, Bumil
Kronik, Anemia, Bumil risti, bayi Berat
resti, sehingga mengurangi resiko perdarahan, kematian
b. Lahir rendah, dan Bayi Balita dengan
pada ibu bersalin , BBLL, dan bayi balita dengan
masalah Gizi
masalah gizi
( Komponen Wajib )
2. Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita)
Pelaksanaan Kelas ibu hamil( Komponen Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
b.
Wajib ) ibu agar memahami tentang kehamilan , persalinan,
nifas, KB, dan info-info kehamilan lain.
3. Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
Meningkatkan kesehatan ,muut pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik yang tercermin dalam kehidupan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)dan lingkungan
a.
Pembinaan kesehatan sekolah (termasuk sekolah yangsehat sehingga memungkinkan peserta
skrining kesehatan) pada anak usia sekolah didik mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
dan remaja optimal
4. Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
Lokakarya pembuatan SOP tatalaksana balita
dengan masalah gizi dan tumbuh kembang: Menganalisis dan membahas istrumen tertulis yang
a. weight faltering, gizi kurang, gizi buruk, menjadi acuen tatalaksana penanganan masalah gizi
stunting termasuk rujukan balit termasuk Gizi Buruk Dan Stanting
( Komponen Pilihan )
Agar Orang Tua dapat mengetahui kebutuhan gizi Bayi
dan mengambarkan kemampuan bayi untuk menrima
berbagai makanan dengan berbagai rasa dan tektur yang
Pendampingan pe mberian MPASI Dan ASi
b. pada akhirnya mampu menerima makanan keluarga dan
Eklusif ( Komponen Pilihan )
meningkatkan ketahanan tubuh bayi dan mencegah bayi
terserang berbagai penyakit yang bias mengancam
kesehatan bayi
Merupakan upaya untuk memantau pertumbuhan dan
Pendampingan rujukan balita stunting/gizi
perkembangan bayi balita berdasarkan umur, BB, dan
c. buruk
TB sehingga resiko terjadinya stunting bias di cegah
( Komponen Pilihan )
sedini mungkin.
5. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Merupakan bagian yang dapat meningkatkan peran
aktif suami keluarga dan masyarakat dalam
Biaya Transport calon pendonor darah untuk merencanakan persalinan yang aman persiapan dalam
a.
mendukung P4K dari dan/ke UTD menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi serta
( Komponen Pilihan ) adanya dukungan sukarela dalam persiapan biaya
tranportasi calon pendonor dara
Rapat Koordinasi dengan OPD/perangkat Proses dukungan dan kerja sama guna Membahas salah
desa dan Masyarakat terkait Perencanaan satu upaya pencepatan penurunan angka kematian ibu
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dan dan bayi baru lahir melalui penigkatan akses dan
b.
(P4K), termasuk pemantauan ibu hamil risiko mutu pelanan antenatal, pertolongan persalinan,
tinggi pencegahan komplikasi dan keluarga berencana oleh
( Komponen Pilihan ) bidan dan perangkat desa.
6 Surveilans kesehatan Gizi dan KIA
Merupakan kegiatan pengamatan yang sistematis dan
Pelacakan dan pelaporan kematian dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang
a. pelaksanaan otopsi verbal kematian Ibu dan kejadian atau penyakit atau masalah kesehatan yang
Bayi/balita ( Komponen Wajib) dialami oleh Ibu hamil, bayi, balita dalam rangka
menurunkan AKI AKB.
Merupakan pertemuan dan salah satu upaya yang
sangat penting untuk bisa menghasilkan data yang
Pertemuan validasi dan evaluasi data Gikia berkualitas dan akurat, serta kesediaan data kesehatan
b.
(Komponen Wajib) rutin, data kesehatan rutin, data dasar puskesmas, data
sasaran program gizi-KIA data SPM yang tepat waktu
dan konsisten.
7. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan KB, Program KB merupakan merupakan program untuk
praktik P2GP dan kesehatan reproduksi, mengatur kelahiran anak jarak dan usia ideal, serta
a. pencegahan kekerasan pada perempuan dan Peningkatan perhatian terhadap kasus kekerasan
anak dan kesehatan penyandang disabilitas terhadap perempuan dan anak, serta penanganan
( Komponen Pilihan ) perhatian terhadap penyangdang disabilitas
2. Pelayanan Imunisasi
Memberikan pelayanan yang optimal serta perlindungan
Pelayanan Imunisasi (imunisasi rutin, antigen
terhadap penyakit yang dapat di cegah dengan
baru, BIAS, sweeping, DOFU, Catch up,
imunisasi,serta menurunkan angka
a. ORI, BLF, dll) di Posyandu/ Sekolah/ Pos
kematian,kecacatan,dan kematian akibat penyakit yang
Imunisasi Lainnya
dapat di cegah dengan imunisasi serta memperpanjang
( Komponen Wajib )
antibody atau kekebalan tubuh
Merupakan kegiatan yang di laksanakan untuk
menginvestigasi semua kejadian medis(sakit atau
Pertemuan kasus KIPI
b. kematian)yang tidak di inginkan yang terjadi setelah
( Komponen Wajib )
imunisasi sampai kurun waktu satu bulan setelah
imunisasi
Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta Program Pemberian Obat
3.
Pencegahan Masal (POPM)
Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Merupakan kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka
Filarasis/cacingan/schistosomiasis/frambusia mendeteksi dini tumbuh kembang penyakit serta secara
a. dan pemantauan minum oralit dan zinc bagi dini memutus mata rantai dan dapat memberikan
diare balita di masyarakat( Komponen pengobatan secara cepat dan tepat
Pilihan )
4. Penemuan kasus aktif penyakit menular
Penemuan kasus Pd3i (AFP, Campak rubella Melakukan Pemantauan Risiko KLB dengan upaya
a.
dan PD3I lainnya) penemuan kasus sedini mungkin dan memberikan
rekomendasi intervensi yang tepat.
Merupakan langka penting untuk mengurangi
b. penularan dan meningkatkan keberhasilan pengobatan
Deteksi dini HIV dan IMS HIV dan IMS makin cepat terdeteksi
Merupakan Pemeriksaan yang bertujuan untuk
c. Pelaksanaan mobile tes HIV dan IMS pada menujukkan jika seseorang terinveksi HIV dan IMS
populasi kunci atau tidak
Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhui
d. Tracing loss to follow up (ltfu dan terhadap lost to follow Up pada Pasien HIV dan
pendampingan minum obat bagi ODHIV Memantau Perkembangan saat Minu m Obat
Penemuan kasus hepatitis B ( HBsAg reaktif) Untuk mewujutkan tercapainya eliminasi penularan
e. pada bayi usia 9-12 bulan di masyarakat dan penyakit yang dapat ditularkan dari ibu ke anak dan
pemantauan ibu hamil reaktif HbsAg) pencegahan secara dini
Upaya untuk melakukan sosialisasinya penyakit kusta
Intensifikasi penemuan kasus kusta dan frambosia serta situasi dan kebijakan program
f.
frambusia serta tatalaksana kontak kasus pencegahan dan pengendaliandan tatalaksana nya kasus
kusta frambusia kusta dan frambosia
5. Penemuan kasus aktif TBC
Untuk memastikan penderita TB Paru minum obat
secara lengkap dan teratur serta melakukan pemeriksaan
Pemantauan minum obat dan terapi
a. dahak ulang sesuai jadwal serta mangkir atau putus
pencegahan TBC
berobat dan mengenali dengan cepat terjadinya efek
samping OAT pada penderita
Merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang
Penemuan kasus aktif TBC, investigasi bertujuan untuk menemukan dan memperoleh data
b. kontak TBC, pelacakan kasus mangkir mengenai penyakit-penyakit tersebut sehingga dari data
TBC( Komponen Wajib ) hasil penemuan kasus dapat di rencanakan langkah-
langkah atau kegiatan yang dapat di jalankan kedepan
Survey vector (dbd malaria dan leptosprirosis)dan pengendalian vector (pengasapan/fogging,
6.
penyemprotan diding ruma(IRS), larvasidasi DBD/Malaria Dan PSN)
a. Pelepas liaran nyamuk Aedes Ber wolbachia Merupakan kegiatan untuk menekan kasus demam
berdarah dan menurunkan angka kesakitan DBD
Merupakan semua kegiatan atau tindakan yang
Survei vektor malaria, DBD dan reservoar ditujukan untuk mengidentifikasi jenis vector sehingga
b. Leptospirosis dapat diketahui resiko terjadinya penularan penyakit
( Komponen Wajib ) Malaria dan DBD di suatu wilayah.
2 Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
3.
Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta Program Pemberian Obat
2.
Pencegahan Masal (POPM)
Penemuan kasus PD3I (AFP, campak rubela, Masyarakat, Ibu hamil, petugas
a. orang
dan PD3I lainnya) ( Komponen Pilihan ) Kesehatan
Deteksi Dini HIV dan IMS Bayi Balita, ibu hamil, petugas
b. orang
( Komponen Pilihan ) Kesehatan
Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan IMS pada
Masyarakat, Ibu hamil, Petugas
c. populasi kunci orang
kesehatan
( Komponen Pilihan )
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam penanggulangan permasalahan P2P dan
5.
Penyehatan Lingkungan
Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana
6.
air minum, dan Fasyankes
Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan pengendalian vector (pengasapan/fogging,
9
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan PSN)
2 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis) dan pengendalian vector (pengasapan/fogging, penyemprotan
9
dinding rumah (IRS), larvasidasi DBD/Malaria dan PSN)
II.1 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang
1. Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang
2. Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil KEK
Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil kek dan
3.
bakita gizi kurang tingkat kab/kota dan puskesmas
IV Penguatan Kolaborasi Puskesmas dengan Klinik Pratama dan TPMD dalam Pelayanan Program
V Manajemen Puskesmas
1. Persiapan alat
dan bahan
2. Pelaksanaan
kegiatan
Pendampingan pelaksanaan ILP di Dokumen 3. Waktu Pelaksanaan
a. 6 Puskesmas
posyandu prima/pustu dan posyandu pelaporan 6 kali dalam 12
bulan
4. Dokumentasi
Pencatatan &
Pelaporan
b. Transport kunjungan rumah kader Dokumen 6 Puskesmas /Posyandu 1. Persiapan alat dan
posyandu pelaporan bahan
2. Pelaksanaan
kegiatan
3. Waktu Pelaksanaan
6 kali dalam 12
bulan
4. Dokumentasi
Pencatatan &
Pelaporan
1. Persiapan alat
dan bahan
2. Pelaksanaan
kegiatan
Dokumen 3. Waktu Pelaksanaan
c. Langganan SIMPUS 12 Lapangan
pelaporan 6 kali dalam 12
bulan
4. Dokumentasi
Pencatatan &
Pelaporan
1. Persiapan alat
dan bahan
2. Pelaksanaan
kegiatan
Dukungan internet dalam implementasi Dokumen 3. Waktu Pelaksanaan
d. 12 Lapangan
dashboard ILP dan ASIK pelaporan
6 kali dalam 12
bulan
4. Dokumentasi
Pencatatan &
Pelaporan
VI. Upaya penguatan perencana melalui Mini Lokakarya
1. Persiapan alat dan
bahan
2. Pelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan Dokumen 3. Waktu Pelaksanaan
a. 12 Rapat
puskesmas pelaporan 6 kali dalam 12
bulan
4. Dokumentasi
Pencatatan &
Pelaporan
1. Persiapan alat dan
bahan
2. Pelaksanaan
kegiatan
Pelaksanaan lokakarya mini lintas Dokumen 3. Waktu Pelaksanaan
b. 4 Rapat
sektor triwulanan pelaporan
6 kali dalam 12
bulan
4. Dokumentasi
Pencatatan &
Pelaporan
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan selama 1 Tahun
1 Rp.16.800.000,
Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA
a. Pelacakan dan pelaporan kematian dan pelaksanaan otopsi Rp.9.000.000,-
verbal kematian Ibu dan Bayi/balita ( Komponen Wajib)
b. rapat validasi dan evaluasi data Gikia( Komponen Wajib) Rp 7.800.000,-
3. Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita) Rp 105.600.000
a. Pelaksanaan Kelas ibu hamil( Komponen Wajib ) Rp 45.120.000
1. Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi balita gizi kurang
Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil kek
3.
dan bakita gizi kurang tingkat kab/kota dan puskesmas