Anda di halaman 1dari 39

PERAN LINTAS SEKTOR DALAM MENDUKUNG UPAYA

PENURUNAN AKI DAN AKB MELALUI DANA DESA

Oleh : Ir. SUGENG RIYANTO, MS.c

Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Jawa Tengah
Semarang, 14 September 2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang

susunan
keanggotaan terdiri
atas lintas sektor
Dibentuk dan lintas program
Kelompok terkait yang
Kerja mempunyai tugas
Operasional untuk
(POKJANAL) mengkoordinasikan
Percepatan Dan Forum
Target Desa pelaksanaan
Desa/Kel. pengembangan Desa
Dan Siaga Aktif
Kelurahan dan Kelurahan Siaga
Siaga Aktif aktif di daerah

meningkatkan
membantu percepatan
TUJUAN koordinasi pembinaan,
pencapaian target
POKJANAL fasilitasi, advokasi,
pelaksanaan dan
DAN FORUM pemantauan dan
sustainibilitas Desa
DESA/KEL. evaluasi yang berkaitan
dan Kelurahan Siaga
SIAGA AKTIF dengan fungsi Desa dan
Aktif
Kelurahan Siaga Aktif

2
2
Kepmenkes RI Nomor :1529/MENKES/
SK/X/2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif

SE Mendagri RI Nomor 140/1508/SJ/2011


tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional
Dan Forum Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif.

SK Gub Jateng Nomor 440/92 Tahun 2012


tentang Pembentukan Forum Komunikasi
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif Provinsi Jawa Tengah

3
DEFINISI
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/kelurahan
yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah
pelayanan kesehatan dasar melalui PKD/PKM,serta
penduduknya mengembangkan Usaha Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat dan melaksanakan surveilans
berbasis masyarakat.

Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa atau


Kelurahan Siaga adalah kelompok kerja yang tugas dan
fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan
penyelenggaraan/pengelolaan Desa atau Kelurahan Siaga
yang berkedudukan di Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.

Forum Desa atau Kelurahan Siaga tingkat


Desa/Kelurahan adalah kelompok kerja yang tugas dan
fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan
penyelenggaraan/ pengelolaan Desa atau Kelurahan Siaga
dan anggota masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
lainya yang dipilih bersedia, mampu, dan memiliki waktu
untuk mengelola kegiatan yang ada diDesa atau Kelurahan
Siaga, berkedudukan di desa atau kelurahan. 4
Pokjanal Desa dan
Tingkat Kelurahan Siaga Aktif :
Provinsi o DINKES
o DISPERMADES
o BAPPEDA
Tingkat o AKADEMISI
Kabupaten o DLL

Tingkat
Kecamata
n Forum Desa dan
Kelurahan Siaga
Aktif
Tingkat
Desa

5
FKD RDS
Forum Kesehatan Rumah Desa Sehat
Desa
SE MENDAGRI No.140/1508/SJ
TAHUN 2011 tentang Pedoman Stratnas Konvergensi
Pelaksanaanpembentukan Stunting
Kelompok Kerja operasional
Dan Forum Desa Dan Kelurahan
Siaga Aktif

Perencanaan Dan
Penganggaran????? Penganggaran Desa

6
KONDISI DESA DI JAWA TENGAH

 29 Kabupaten & 6 Kota


 7.809 Desa & 753 Kel
 14 Kabupaten ,dalam
Kategori Miskin
- Brebes
- Pemalang
- Demak
- Grobogan
- Rembang
- Blora
- Sragen
- Klaten
- Purworejo
- Kebumen
- Wonosobo
- Banjarnegara
- Purbalingga
- Banyumas
7
KADER DI DESA (JAWA TENGAH)
Kader Pemberdayaan
1 Kader Pembangunan
Masyarakat (39.045 org) Manusia (7.809 org)
memfasilitasi pelaksanaan integrasi
menggerakkan masyarakat penurunan stunting di tingkat desa. Kader
berpartisipasi dalam pemberdayaan tersebut berasal dari masyarakat sendiri
masyarakat dan pembangunan seperti kader Posyandu, guru PAUD, dan
partisipatif kader lainnya yang terdapat di desa.

Kader Posyandu (228.142 org) Kader PAUD (10.068 org) Kader PKK ( 1.337.767org)
3 4 5
penggerak dan penyuluh kesehatan memberikan solusi terhadap
masyarakat, sehingga masyarakat tau, mau permasalahan tumbuh kembang
dan mampu menerapkan perilaku hidup anak yang dihadapi oleh
bersih dan sehat dalam mewujudkan
keluarga sehat sesuai dengan sosial
budaya setempat
8
Latar Belakang di Bentuknya Kader Pemba
ngunan Manusia (KPM)
Pertanyaan yang melatarbelakangi
dibentuknya KPM” mengapa Stunting
masih terjadi padahal lima paket
layanan prioritas sudah ada di desa
(KIA, Konseling Gizi terpadu, Air
bersih dan sanitasi, Janiman social
dan kesehatan, dan PAUD)”?

Jawabannya:

Terdapat kelompok sasaran, turutama


sasaran prioritas (1000 HPK) tidak
mendapatkan layanan karena tidak
terintegrasinya antar layanan.

9
Peran Strategis Kader Pembangunan Manu
sia (KPM)

 Untuk memastikan terjadinya integrasi


antar layanan dan kelompok sasaran pr
ioritas Ibu Hamil dan Baduta mendapat
kan layanan, diperlukan adanya pelaku/
pegiat di desa dengan peran utama:

1. Memastikan kelompok sasaran (1000 H


PK) menerima 5 paket layanan sesuai k
ebutuhannya.

2. Memastikan 5 paket layanan tersedia di


Desa dan diselenggarakan memenuhi S
PM (standar pelayanan minimal)

Lima paket layanan prioritas pencegahan


Stunting 10
Siapakah KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (K
PM)
Kementerian Desa telah
KPM Adalah bagian dari KADER DESA yang
menerbitkan buku Panduan
Umum Kader Pembangunan
mendapat tugas khusus terkait dengan “Program Kon manusia, sebagai pedoman
vergensi Pencegahan Stunting” kerja KPM

 Prasyarat sebagai KPM:


• Berasal dari desa setempat
• Berpengalaman sebagai kader masyarakat (kader posy
andu, Guru PAUD, kader kesehatan, dll)
• Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
• Dapat baca tulis, minimal Pendidikan SLTA

 Dipilih oleh forum musyawarah desa dan ditetapkan ol


eh Kepala Desa, dengan jumlah minimal 1 orang/desa

11
Lingkup Tugas KPM
1. Mensosialisasikan kebijakan integrasi pencegahan dan penurunan stunting kepada masyarakat desa d
an meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap stunting melalui pengukuran tinggi badan bayi dan
balita sebagai deteksi dini stunting.
2. Mendata dan mengidentifikasi sasaran rumah tangga 1.000 HPK melalui peta sosial desa dan Pengkaji
an Kondisi Desa (PKD).
3. Memantau layanan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi terhadap sasaran rumah tangga
1.000 HPK untuk memastikan setiap sasaran mendapatkan layanan yang berkualitas.
4. Menfasilitasi dan melakukan advokasi peningkatan belanja APBDes utamanya yang bersumber dari D
ana Desa untuk digunakan dalam membiayai pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi baik in
tervensi gizi spesifik dan sensitif.13
5. Memfasilitasi suami dan/atau bapak serta keluarga dari anak usia 0-23 bulan untuk mengikuti kegiata
n konseling gizi serta kesehatan ibu dan anak,
6. Memfasilitasi masyarakat desa untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksaaan, dan penga
wasan program/kegiatan pembangunan desa untuk pemenuhan layanan gizi spesifik dan sensitif, dan
7. Melaksanakan koordinasi dan/atau kerja sama dengan para pihak yang berperan serta dalam pelayan
an pencegahan dan penurunan stunting seperti bidan desa, petugas puskesmas (tenaga gizi, sanitaria
n), guru PAUD dan/atau perangkat desa.

12
Pola kerja Kader Pembangunan Manusia

Analisa & Advokasi kepada:


Pemetaan: Rekomendasi: • Pelaksana
• Sasaran • Sasaran tidak layanan
• Layanan
mendapatkan layanan • Pemerintah
• Permasalahan layanan Desa
Keluarga • Rembuk
Stunting

Posyand Pemantauan Kesapakatan &


u Layanan Tindaklanjut
• Score card (PMK
193/2018)

13
PAUD
Pemantauan layanan dengan score c
ard
 PMK 193/2018 tentang pengelolaan dana desa:
• Pemantauan layanan per kuartal
• Pencairan ketiga Dana Desa melampirkan laporan sore
card konvergensi pencegahan stunting desa

Form Isi
Form 1 Pendataan kondisi layanan dan Data progres
rekapitulasi status sasaran Nasional

Form 2A Pemantauan bulanan ibu hamil


Form 2B Pemantauan bulanan ana 0-2 tahun OMSPAN

Form Pemantauan layanan dan sasaran


2C PAUD anak >2-6 tahun Bahan pengendalian kabupaten
Form 3A Rekapitulasi hasi pemantauan 3 bulanan
ibu hamil
Form 3B Rekapitulasi hasil pemantauan 3
bulanan anak 0-2 tahun Bahan pembahasan pada Rapat Koordinasi 3
bulanan desa dan kecamatan 14
Form 4 scorecards konvergensi desa
Peran kabupaten dalam pembinaan KPM
 Bupati/Walikota mendelegasikan kewenangan kepada OPD yang bertanggung jawab terhadap urusan pemberdayaan
masyarakat dan desa untuk memberikan pembinaan kepada KPM melalui pemerintah desa.

 Langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah kabupaten/kota agar pembinaan KPM berjalan baik meliputi:

Penentuan tugas KPM Pengidentifikasian Pengembangan sistem Pensinergian kinerja KPM


dalam pelaksanaan ketersediaan sumber daya insentif berbasis dengan Dinas Layanan
integrasi pencegahan dan dan operasional peningkatan kinerja KPM. (OPD) terkait upaya
penurunan stunting di pembiayaan KPM. pencegahan dan
tingkat desa. penurunan stunting
Hal-hal yang perlu disamakan • Identifikasi ketersediaan • Sistem pembinaan dan • Konsolidasi data sasaran
persepsinya meliputi: sumber daya peningkatan kapasitas 1000 HPK dan kasus
• Peran strategis KPM • Identifikasi ketersediaan KPM stunting
pembiayaan operasional • Sistem pemberian • Rapat bulanan KPM
• Bentuk tugas yang dapat KPM insentif KPM berbasis dengan OPD layanan
dikerjakan oleh KPM, • Identifikasi ketersediaan kinerja • Fasilitasi penanganan
• Pola pembinaan yang dapat pembiayaan • Sistem keberlanjutan masalah pada layanan
dilakukan oleh setiap OPD peningkatan kapasitas KPM pencegahan dan
kepada KPM, KPM • Pengembangan peran penurunan stunting
• Mekanisme distribusi tugas kecamatan dalam
pembinaan KPM dan
dari OPD Kabupaten integrasi layanan
kepada KPM, dan penurunan stunting
• Pola pelaporan kegiatan desa
KPM. 15
Indikator Kinerja Aksi 5: Pembinaan KPM

Adanya regulasi Daerah dan Desa tentang Peran dan Tugas KPM

Adanya dukungan anggaran KPM oleh Daerah dan Desa

Adanya peningkatan kapasitas KPM oleh Daerah dan Desa

Laporan rutin KPM 3 bulanan yang terkonsolidasi di Kabupaten

Adanya Rakor 3 bulanan KPM ditingkat Kecamatan

Laporan Score Card

16
KADER SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN DESA

PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA


Penyusunan RPJMDes, RKPDesa, APBDesa.

MEMBERIKAN INPUT PENGAMBILAN


KEPUTUSAN DESA
Tahapan Musyawarah Desa
(Hal hal yang bersifat strategis
PENGGALIAN POTENSI DESA
desa).

PENGEMBANGAN DESA

PENGENDALIAN
Pemantauan pelaksanaan
Pembangunan desa.

17
TENAGA PENDAMPING
Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa memandatkan bahwa penyelenggaraan
pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan dengan
memberikan pendampingan dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa.
Pendampingan Desa dilakukan secara berjenjang sesuai
dengan kebutuhan. Pendampingan Desa pada level Desa
secara teknis dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota dan dapat dibantu oleh tenaga
pendamping profesional, kader pemberdayaan
masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga, sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan

 Koordinator Provinsi 10
 Tenaga Ahli (Kabupaten) 155
 Pendamping Desa (Kecamatan) 1287
 Pendamping Lokal Desa 1874
Total : 3326
Data 10 Desember 2020
18
DUKUNGAN
ANGGARAN
PERATURAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2021

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA


TAHUN 2022

19
A. LATAR BELAKANG

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menimbulkan korban jiwa, dan kerugian material yang semakin besar, sehingga
berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 telah
diprioritaskan untuk penanganan COVID-19. Kegiatannya berupa Desa tanggap Covid 19, Padat Karya Tunai Desa, dan Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa. Selanjutnya, untuk memperkuat adaptasi kebiasaan baru dan pemulihan ekonomi di Desa,
penggunaan Dana Desa Tahun 2021 juga difokuskan untuk membiayai Desa Aman COVID-19 dan Padat Karya Tunai Desa
(PKTD) untuk pemberdayaan ekonomi Desa melalui badan usaha milik desa.

Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 tetap diarahkan pada jaring pengaman sosial, Desa Aman COVID-19 dan pemulihan
ekonomi nasional yang mencakup sektor strategis nasional. Sektor strategis nasional antara lain meliputi komunikasi, pariwisata,
pencegahan stunting, Desa inklusif, dan mitigasi dan penanganan bencana.

C. PRINSIP-PRINSIP

Prioritas Penggunaan Dana Desa didasarkan pada prinsip :

1. Kemanusiaan adalah pengutamaan hak-hak dasar, harkat dan martabat manusia;

2. Keadilan adalah pengutamaan pemenuhan hak dan kepentingan seluruh warga Desa tanpa membeda-bedakan;

3. Kebhinekaan adalah pengakuan dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya dan kearifan lokal sebagai pembentuk
kesalehan sosial berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan universal;

4. Keseimbangan alam adalah pengutamaan perawatan bumi yang lestari untuk keberlanjutan kehidupan manusia; dan

5. Kebijakan strategis nasional berbasis kewenangan Desa sebagaimana tertuang didalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2022
dengan tetap memperhatikan kewenangan Desa.
1. Penanggulangan kemiskinan, untuk mewujudkan Desa tanpa
kemiskinan

2. Pembentukan, pengembangan, dan peningkatan kapasitas


pengelolaan badan usaha milik Desa/badan usaha milik Desa
bersama untuk mewujudkan ekonomi Desa tumbuh merata

Pemulihan Ekonomi Nasional Sesuai Kewenangan


Desa
Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan
ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa meliputi:

3. Pembangunan dan pengembangan usaha ekonomi produktif

Lampiran Permendesa No. 7 Tahun 2021


Penanggulangan kemiskinan, untuk mewujudkan Desa tanpa kemiskinan

Penurunan beban pengeluaran Peningkatan pendapatan antara 1.Meminimalkan wilayah kantong


antara lain pemberian bantuan lain pemberdayaan Usaha Mikro kemiskinan dengan
sosial berupa Bantuan Langsung Kecil dan Menengah (UMKM), meningkatkan / mendekatkan
Tunai (BLT), pemberian jaminan pengembangan ekonomi lokal, akses layanan dasar yang sesuai
sosial masyarakat miskin, usia penyediaan akses pekerjaan/Padat kewenangan Desa antara lain :
lanjut, difabel. Karya Tunai Desa. 2. 1. Membangun atau
mengembangkan Posyandu,
3. 2. Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes),
4. 3. Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD),
5. 4. Meningkatkan konektivitas
antar wilayah Desa antara lain
membangun jalan Desa, jalan
usaha tani, jembatan sesuai
kewenangan Desa.

Lampiran Permendesa No. 7 Tahun 2021


PENDATAAN DESA

PEMETAAN POTENSI DAN SUMBER DAYA PEMBANGUNAN


DESA

PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENGEMBANGAN DESA WISATA

PENGUATAN KETAHANAN PANGAN NABATI DAN HEWANI


PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PROGRAM
PRIORITAS NASIONAL SESUAI KEWENANGAN DESA
MELIPUTI :

PENCEGAHAN STUNTING DI DESA

PENGEMBANGAN DESA INKLUSIF


a. pendataan potensi dan
sumberdaya pembangunan
Desa;

b. pendataan pada tingkat


rukun tetangga; penyusunan peta potensi dan sumber
daya pembangunan Desa

c. pendataan pada tingkat pemetaan potensi dan sumber daya pemutakhiran peta potensi dan
pendataan Desa
keluarga; pembangunan Desa sumber daya pembangunan Desa

DAN
pemetaan potensi dan sumber daya
d. pemutakhiran data Desa A pembangunan Desa lainnya yang
sesuai kewenangan Desa dan
termasuk data kemiskinan; dan
DES diputuskan dalam Musyawarah Desa.

A
e. pendataan Desa lainnya yang
sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam
Musyawarah Desa.

Lampiran Permendesa No. 7 Tahun 2021


TAHAPAN PERENCANAAN PENGGUNAAN DANA DESA

KETERBUKAAN INFORMASI MUSYAWARAH


MUSYAWARAH DESA
PEMBANGUNAN DESA DUSUN/KELOMPOK

Desa menginformasikan a. warga Desa Penetapan Prioritas


secara terbuka kepada mendiskusikan rencana Penggunaan Dana Desa
masyarakat Desa hal- hal Prioritas Penggunaan dibahas dan disepakati
sebagai berikut: Dana Desa berdasarkan dalam Musyawarah Desa.
a. data Desa serta peta data dan informasi yang Masyarakat Desa wajib
potensi dan sumber daya diberikan oleh Desa mengawal usulan Prioritas
pembangunan Desa; melalui berbagai forum Penggunaan Dana Desa agar
b. dokumen RPJMDesa; diskusi. dibahas dan disepakati
c. program/proyek masuk b. tim penyusunan dalam Musyawarah Desa.
Desa; RPJMDesa atau tim Berita acara Musyawarah
d. besaran anggaran Desa penyusunan RKP Desa Desa menjadi pedoman
dan sumber pembiayaan menyelenggarakan dalam penyusunan
pembangunan Desa; dan musyawarah dokumen RPJMDesa, RKP
e. kebijakan Prioritas dusun/kelompok untuk Desa, dan APBDesa
Penggunaan Dana Desa mendiskusikan rencana
untuk pemulihan Prioritas Penggunaan
ekonomi nasional, Dana Desa.
program prioritas c. masyarakat Desa
nasional, dan mitigasi merumuskan usulan
dan penanganan program dan kegiatan
bencana alam dan yang diprioritaskan untuk
nonalam yang didanai dengan Dana
mendukung SDGs Desa. Desa; dan
d. hasil Musyawarah
dusun/kelompok menjadi
usulan warga dalam
Musyawarah Desa. Lampiran Permendesa No. 7 Tahun 2021
PRA MUSREMBANGDES
Di Harapkan……

POSYANDU
Rumah Desa
Sehat/ FKD
POS KPM Berperan aktif dalam
LANSIA
memberi usulan dan
Kader saran terkait
Kesehatan Program Kesehatan
untuk diusulkan
dalam APBDes
Gizi KB prioritas (dana desa)
Rumah Desa Sehat merupakan
Sekretariat Bersama Dalam
Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa

26
TAHAPAN PENYUSUNAN APBDESA

Pagu APBDesa Pencabutan PERDES Pembatalan Penyempurnaa Tidak sesuai dengan


tahun sebelumnya oleh Kades & BPD PERDES n
PERDES APBDesa kepentingan umum
APBDesa dan Perundang-
Selama 7 undangan yang lebih
Jika tidak ada
(tujuh) hari tinggi
penyempurnaan
kerja
selama 7 (tujuh) hari
kerja

Pelaksanaan Penetapan Bupati melalui


PERDES APBDesa PERDES Camat tidak
APBDesa memberikan hasil
Paling lambat 31 evaluasi
Desember Perbup tentang pendelegasian
Raperdes APBDesa kepada
camat (Permendagri No.
113/2014 Pasal 23 ayat 26)
3 hari
kerja
RPJM DESA Penyusunan Penyerahan
RKP DESA Raperdes Penyerahan kepada Musyawarah Desa
Raperdes
APBDesa BPD untuk bersama BPD &
APBDesa kepada
Juni -September Oktober dibahas/disepakati Masyarakat
Kades

27
13
PENDAPATAN ASLI DESA
 hasil usaha (bagi hasil BUMDesa)
 hasil aset (tanah kas Desa, tambatan perahu, pasar desa,
tempat pemandian umum, jaringan irigasi, dan hasil aset
lainnya sesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul
dan kewenangan lokal berskala Desa)
 swadaya, partisipasi dan gotong royong (penerimaan yang
 berasal dari sumbangan masyarakat Desa)
 pendapatan asli Desa lain (hasil pungutan Desa)

SUMBER PENDATRANSFER
 Dana Desa (DD) mendanai (pemerintahan, pembangunan,
PATAN DESA pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
 bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kab./kota;
 Alokasi Dana Desa (ADD);
 bantuan keuangan APBD Prov

PENDAPATAN LAIN. bantuan keuangan APBD Kab

 hasil kerja sama Desa


 bantuan perusahaan yang berlokasi di Desa;
 hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;
 koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang mengakibatkan penerimaan di kas Desa
pada tahunmanggaran berjalan;
 bunga bank;
 pendapatan lain Desa yang sah. 28
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2020
Permendes PDTT No. 11 tahun 2019

A. Bidang Pembangunan Desa


TERKAIT BIDANG KESEHATAN, antara lain :
Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
1 sarana prasarana Desa pemeliharaan sarana prasarana kesehatan, antara
lain:
Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan 1 Sarana Air Bersih Desa;
2 Sosial Dasar 2 Jambanisasi;
3 MCK;
Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan 4 Ambulance Desa;
3 sarana prasarana usaha ekonomi Desa 5 Balai pengobatan;
6 Posyandu;
Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
4 sarana prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup 7 Poskesdes/polindes;
8 Posbindu;
9 Tikar pertumbuhan (alat ukur tinggi badan
Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana prasarana untuk penanggulangan bencana alam dan/ untuk bayi) sebagai media deteksi dini stunting;
5 atau kejadian luar biasa lainnya 10 Kampanye Desa bebas BAB Sembarangan
(BABS); dan
11 sarana prasarana kesehatan lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan
dalam musyawarah Desa.

29
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2020
 Permendesa PDTT No. 11 Tahun 2019
TERKAIT PENURUNAN KEMATIAN IBU, BAYI DAN
STUNTING, antara lain :
B. BIDANG PEMBERDAYAAN
1 Peningkatan Kualitas dan Akses
terhadap Pelayanan Sosial Dasar
- bantuan insentif untuk kader posyandu dan kader pembangunan
manusia (KPM);
Pengelolaan sarana prasarana Desa - pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk
2 berdasarkan kemampuan teknis dan peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah;
sumber daya lokal yang tersedia - kampanye dan promosi hak-hak anak;
Pengelolaan usaha ekonomi produktif serta - praktek atau demo pemberian makanan bagi bayi dan anak
3 pengelolaan sarana dan prasarana (PMBA), stimulasi tumbuh kembang, PHBS, dll. di layanan
ekonomi kesehatan dan sosial dasar Desa Posyandu, BKB, PKK, dll);
Penguatan dan fasilitasi masyarakat Desa - pengelolaan balai pengobatan Desa dan persalinan;
4 dalam kesiapsiagaan menghadapi tanggap - perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil,
darurat bencana serta kejadian luar biasa
lainnya nifas dan menyusui, keluarganya dalam merawat anak dan lansia;
- penguatan Pos penyuluhan Desa (Posluhdes);
5 Pelestarian lingkungan hidup - pendampingan pasca persalinan, kunjungan nifas, dan kunjungan
neonatal;
- pendampingan untuk pemberian imunisasi, stimulasi
6 Pemberdayaan masyarakat Desa untuk
memperkuat tata kelola Desa yang perkembangan anak, peran ayah dalam pengasuhan, dll;
demokratis dan berkeadilan sosial - pelatihan kader kesehatan masyarakat untuk gizi, kesehatan, air
bersih, sanitasi, pengasuhan anak, stimulasi, pola konsumsi dan
lainnya;
- pelatihan kader untuk melakukan pendampingan dalam memberi
ASI, pembuatan makanan pendamping ASI, stimulasi anak;
- Pelaksanaan rembug stunting

30
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2021
Permendesa PDTT No. 13 Tahun 2020

UNTUK PROGRAM DAN/ATAU KEGIATAN PERCEPATAN PENCAPAIAN


SDGS DESA

PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL PROGRAM PRIORITAS NASIONAL ADAPTASI KEBIASAAN BARU DESA
SESUAI KEWENANGAN DESA SESUAI KEWENANGAN DESA

• pembentukan, pengembangan, • pendataan Desa, pemetaan potensi


dan sumber daya, dan
• mewujudkan Desa sehat
dan revitalisasi BUM
Desa/BUM Desma untuk pengembangan teknologi informasi dan sejahtera melalui
dan komunikasi sebagai upaya Desa Aman COVID-19
pertumbuhan ekonomi Desa
memperluas kemitraan untuk
merata pembangunan Desa; • mewujudkan Desa tanpa
• penyediaan listrik Desa untuk • pengembangan Desa wisata untuk
mewujudkan Desa berenergi
kemiskinan melalui
pertumbuhan ekonomi Desa
bersih dan terbarukan merata; Bantuan Langsung Tunai
• pengembangan usaha ekonomi • penguatan ketahanan pangan dan Dana Desa
produktif yang diutamakan pencegahan stunting di Desa untuk
dikelola BUMDesa/BUMDesma mewujudkan Desa tanpa kelaparan
untuk mewujudkan konsumsi • Desa inklusif untuk meningkatkan
dan produksi Desa sadar keterlibatan perempuan Desa,
lingkungan. Desa damai berkeadilan, serta
mewujudkan kelembagaan Desa
dinamis dan budaya Desa adaptif.

31
PENGGUNAAN DD TAHUN 2021
tetap diarahkan pada jaring pengaman sosial, Desa
Aman COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang
mencakup sektor strategis nasional.

1
SARANA/PRASARANA
2 3
SARANA/PRASARANA SARANA/PRASARANA PENCEGAHAN
4 5
PENGEMBANGAN
ENERGI. KOMUNIKASI PARIWISATA STUNTING DESA INKLUSIF

32
SDGs Desa

33
DANA DESA JATENG 2016-2020

Tahun

8.2
7.9
Trilyun Rupiah

6.7
6.4

2016 2017 2018 2019 2020

TAHUN 2016 2017 2018 2019 2020

DD 5.002.426.341.000 6.384.442.058.000 6.735.002.226.000 7.889.431.604.000 8.200.608.600.000

34
LAPORAN PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK UKBM
KABUPATEN/KOTA SE JAWA TENGAH TAHUN 2020

   
DANA DESA UNTUK KESEHATAN
TOTAL DANA DESA
JUMLAH JUMLAH TOTAL DANA DESA NON FISIK/
NO KABUPATEN / KOTA BID KESEHATAN %
KEC DESA TH 2020 ( Rp) FISIK ( Rp) PEMBERDAYAAN MASY ( FISIK + NON FISIK)
( Rp)
1 Kab Banjarnegara 20 266 265.128.597.000 5.544.259.700 10.754.635.929 16.298.895.629 6,15
2 Kab Banyumas 23 301 378.545.183.000 7.142.397.406 23.391.113.568 30.533.510.974 8,07
3 Kab Batang 15 239 193.031.345.000 6.977.913.331 15.354.728.440 22.332.641.771 11,57
4 Kab Blora 16 271 267.071.340.000 3.391.790.550 19.864.862.934 23.256.653.484 8,71
5 Kab Boyolali 22 261 216.981.458.000 4.860.219.820 12.661.634.516 17.521.854.336 8,08
6 Kab Cilacap 21 269 293.893.896.000 4.680.662.940 32.307.759.513 36.988.422.453 12,59
7 Kab Demak 14 243 284.463.387.000 4.459.545.100 22.942.122.528 27.401.667.628 9,63
8 Kab Grobogan 19 273 302.039.754.000 4.345.840.295 28.784.520.772 33.130.361.067 10,97
9 Kab Jepara 16 184 247.118.045.000 3.771.022.300 22.241.242.200 26.012.264.500 10,53
10 Kab Karanganyar 16 162 166.140.456.000 2.509.866.740 12.563.159.768 15.073.026.508 9,07
11 Kab Kebumen 26 449 405.025.869.000 2.864.903.632 8.741.970.676 11.606.874.308 2,87
12 Kab Kendal 19 266 248.445.837.000 3.523.364.103 24.248.946.616 27.772.310.719 11,18
13 Kab Klaten 26 391 380.846.601.000 4.963.239.522 11.266.858.933 16.230.098.455 4,26
14 Kab Kudus 9 123 147.823.461.000 3.728.816.209 24.499.989.550 28.228.805.759 19,10
15 Kab Magelang 21 367 391.044.109.000 3.026.143.782 9.447.107.473 12.473.251.255 3,19
16 Kab Pati 21 401 426.380.834.000 8.838.554.939 29.586.761.202 38.425.316.141 9,01
17 Kab Pekalongan 19 272 263.397.106.000 5.582.440.000 20.414.888.767 25.997.328.767 9,87
18 Kab Pemalang 14 211 327.255.484.000 6.044.610.020 25.881.949.834 31.926.559.854 9,76
19 Kab Purbalingga 18 224 245.675.204.000 5.798.935.230 19.870.453.329 25.669.388.559 10,45
20 Kab Purworejo 16 469 363.993.225.000 4.414.368.452 16.428.982.180 20.843.350.632 5,73
21 Kab Rembang 14 287 260.523.814.000 5.245.150.430 19.252.721.340 24.497.871.770 9,40
22 Kab Semarang 19 208 184.666.676.000 3.571.983.224 21.336.395.407 24.908.378.631 13,49
23 Kab Sragen 20 196 171.103.129.000 5.899.225.786 10.102.261.967 16.001.487.753 9,35
24 Kab Sukoharjo 11 150 145.041.437.000 3.070.763.475 10.992.453.223 14.063.216.698 9,70
25 Kab Tegal 18 281 358.311.953.000 1.276.132.750 2.873.757.540 4.149.890.290 1,16
26 Kab Temanggung 20 266 247.881.825.000 3.915.947.142 19.571.150.306 23.487.097.448 9,48
27 Kab Wonogiri 25 251 224.681.357.000 7.377.184.703 18.957.050.914 26.334.235.617 11,72
28 Kab Wonosobo 15 236 217.226.851.000 5.082.874.687 12.214.837.056 17.297.711.743 7,96
29 Kab. Brebes 17 292 492.478.504.000 4.598.149.790 19.763.102.666 24.361.252.456 4,95
30 Kota Magelang            
31 Kota Surakarta            
32 Kota Salatiga            
33 Kota Semarang             
34 Kota Pekalongan             
35 Kota Tegal             
  JUMLAH 530 7.809 8.116.216.737.000 136.506.306.058 526.317.419.147 662.823.725.205 8,17

35
PENGGUNAAN DD UNTUK PENANGANAN STUNTING DI
DESA TAHUN 2020
Realisasi Penggunaan Dana Untuk
Jumlah Pagu DD 2020 Kegiatan Stunting
No Kabupaten %
Desa (Rp)
DD Swadaya

1 Banjarnegara 266 265.128.597.000 14.453.191.540 - 5,45%


2 Banyumas 301 378.545.183.000 20.593.534.121 - 5,44%
3 Batang 239 193.031.345.000 2.921.453.836 - 1,51%
4 Blora 271 267.071.340.000 17.736.101.551 - 6,64%
5 Boyolali 261 216.981.458.000 5.836.760.782 - 2,69%
6 Brebes 292 492.478.504.000 22.833.525.700 - 4,64%
7 Cilacap 269 293.893.896.000 24.291.337.051 24.000.000 8,27%
8 Demak 243 284.463.387.000 37.552.595.732 5.000.000 13,20%
9 Grobogan 273 302.039.754.000 19.938.610.750 - 6,60%
10 Jepara 184 247.118.045.000 6.821.048.600 - 2,76%
11 Karanganyar 162 166.140.456.000 20.446.695.432 - 12,31%
12 Kebumen 449 405.025.869.000 25.760.923.133 - 6,36%
13 Kendal 266 248.445.837.000 15.283.110.640 - 6,15%
14 Klaten 391 380.846.601.000 20.589.524.796 5.063.500 5,41%
15 Kudus 123 147.823.461.000 5.376.217.038 - 3,64%
36
Realisasi Penggunaan Dana Untuk
Jumlah Pagu DD 2020 Kegiatan Stunting
No Kabupaten %
Desa (Rp)
DD Swadaya

16 Magelang 367 391.044.109.000 20.281.269.394 4.000.000 5,19%

17 Pati 401 426.380.834.000 24.670.893.701 - 5,79%

18 Pekalongan 272 263.397.106.000 21.110.953.217 8.000.200 8,01%

19 Pemalang 211 327.255.484.000 14.406.914.242 - 4,40%

20 Purbalingga 224 245.675.204.000 15.167.801.227 - 6,17%

21 Purworejo 469 363.993.225.000 16.774.558.708 - 4,61%

22 Rembang 287 260.523.814.000 21.359.275.115 - 8,20%

23 Semarang 208 184.666.676.000 6.793.139.616 - 3,68%

24 Sragen 196 171.103.129.000 9.291.272.904 5.000.100 5,43%

25 Sukoharjo 150 145.041.437.000 3.858.123.300 - 2,66%

26 Tegal 281 358.311.953.000 5.940.665.165 - 1,66%

27 Temanggung 266 247.881.825.000 15.721.429.174 45.600.000 6,34%

28 Wonogiri 251 224.681.357.000 26.319.505.973 11.528.000 11,71%

29 Wonosobo 236 217.226.851.000 15.925.361.535 - 7,33%

Jumlah 7.809 8.116.216.737.000 478.055.793.973 108.191.800 5,89%

37
STRATEGI

1. Mendorong memberikan advokasi kepada Desa untuk


mengalokasi DD untuk kegiatan kesehatan Ibu, Bayi dan
pencegahan stunting;
2. Meningkatkan kapasitas bagi Pemerintah Desa,
Kelembagaan Desa, masyarakat, kader kesehatan Desa
dan KPM untuk mampu melakukan Penurunan Kematian
Ibu, Bayi dan Stunting dan tata laksananya;
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat, kelompok
perempuan, anak dan warga berkebutuhan khusus
(difabel, stunting dll.) melalui penyelenggaraan
Musyawarah Khusus;
4. Melakukan pendampingan usulan kegiatan desa (bidang
kesahatan) agar dapat masuk pada Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDesa) dan APBDes.

38
Te r i m a K a s ih

Anda mungkin juga menyukai