Anda di halaman 1dari 32

KJ/FM/PEG-20

No. Revisi: 00

NOTULEN RAPAT

Hari : Musrenbang Tingkat Kecamatan Koja


Tanggal : 07 Februari 2022
Waktu : 10.00 – 16.00 Selesai WIB
Tempat : Zoom Meting
Meeting ID : 293 457 5571
Passcode: 123456

Pimpinan Rapat : Bapak Camat Kecamatan Koja (Ade Himawan , MSI)


Acara : Rapat Koordinasi Membahas Persiapan
Musrenbang Tingkat Kecamatan Koja Kota
Administrasi Jakarta Utara Tahun 2022

Acara : 1 Pembahasan Usulan Musrenbang Tiingkat Kecamatan


2. Proses Penyusunan dan Pengajuan Usulan serta Penjelasan
Dari sectoral terkait untuk Usulan Perencanaan Tahun 2023

Peserta Rapat : 1. Pimpinan Kecamatan , Sekcam dan Wakil Camat serta Seksi
Kesra
2. Kepala Kelurahan se –wilayah Kecamatan Koja
( 7 Kelurahan).
3. Para Ketua RW dari seluruh kelurahan
4. Kader dasawisma
5. Pimpinan SKPD Terkait ( Sudin Pendidikan, sosial , lingkungan
Hidup , sudin perhubungan , Suban Penko tingkat Kota,
Puskesmas Kecamatan/kelurahan, suku dinas SDA, sudin
Citata, sudin dukcapil, sudin tenaga kerja,sudin Olahraga, sudin
Parekraf, dll )
6. Perwakilan DPRD di wilayah Kecamatan Koja
Semua Peserta Rapat sebanyak 160 Orang di Zoom Meting

A. BAHASAN MATERI RAPAT


1. Pembukaan oleh Bapak Camat Kecamatan koja
2. Penjelasan dan Penjabaran Hasil Musrenbang untuk usulan Tahun 2023 Oleh
Bapak Camat / Kasie Kesra dipandu Oleh Bapak Suban Penko Kota Jakarta
Utara ( Bapak Qodir ) Proses Tanya Jawab & Penjelasan
a. Proses Penyusunan Hasil Musrenbang ini sudah dimulai sejak akhir Bulan
Desember Tahun 2021 dan di perkuat lagi Dari Usulan dari masing-masing RT
dan RW di 7 Wilayah Kelurahan yang ada di Kecamatan Koja serta di rangkum
sejak Bulan januari 2022.
b. Pada Proses Penyusunan Musrenbang Ini lebih banyak usulan tentang
Kebutuhan sarana prasarana Fisik di sebagian besar wilayah seperti pembuatan
Gorong-gorong saluran air kedinas Sumber daya air, Pembuatan rambu
Petunjuk jalan di beberapa RT ke suku dinas perhubungan , pengajuan sarana
olahraga ke sudin Olahraga dan Pengajuan Program Pelatihan yang diusulkan
melalui dinas sosial ataupun sudin tenaga kerja.
c. Untuk usulan terhadap kesehatan beberapa RT / RW mengajukan kebutuhan
alat kesehatan yang berdasarkan pertimbangan tidak dapat di setujui kaerana
alat-alat tersebut memerlukan kalibrasi secara Rutin setiap tahun dan bukan
dalam bentuk alat kesehatan yang dihibahkan karena di peruntukan untuk
skrining kesehatan Rutin yang di gunakan berdasarkan standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan untuk masing-masing penduduk usia tertentu anak
sekolah, Usia Produktif ataupun Lanjut Usia di lakukan hanya satu kali selama
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

satu tahun dan bila memang memerlukan intervensi lanjutan di arahkan untuk
mengakses secara rutin ke fasilitas kesehatan / Puskesmas terdekat dengan
Lokasi tempat tinggal.
d. Berikutnya usulan ini akan di masukan ke dalam sistem anggaran serta kan di
supervise oleh suban Penko setelah di setujui oleh masing-masing SKPD
Terkait

B. TINDAK LANJUT

1. Hasil Musrenbang Ini akan di lanjutkan pembahasannya di Tingkat Kota administrasi


Jakarta Utara.
2. Diharapkan SKPD Segera menginput hasil pembahasan Musrenbang Ini kedalam
sistem perencanaan anggaran masing-masing
3. Setelahnya menunggu proses validasi dari Suban Penko
4. Dokumentasi kegiatan dan hasil Musrenbang ini terlampir dalam Laporan ini.

Demikian hasil notolensi kegiatan ini dibuat sebagai bahan laporan kegiatan . Atas perhatian dan
kerjasamanya di ucapkan terima kasih.

Jakarta, 8 Februari 2021

Mengetahui Notulis
Ka Puskesmas Kecamatan Koja

dr. Sri Puji Wahyuni, MKM Ns Syaiful Anwar S.Kep, MKM


NIP. 197011042002122002 NIP. 197310301999031003
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

19/3 17.39] .: Pengarahan Gubernur DKI Jakarta dalam Musrenbang Kota


Administrasi Jakarta Utara 2019
Selasa 19 Maret 2019
Ruang Pola Walikota Jakarta Utara Blok P lantai 2

___

Betapa pentingnya membicarakan perencanaan karena prosesnya panjang


karena harus dipikirkan dan memasukan banyak asumsi secara khusus.
Apresiasi kepada seluruh peserta Musrenbang. Hal yang terpenting bagaimana
mempertemukan antara 2 atas yaitu kenyataan di lapangan dengan
perencanaan dan tantangan yang diketemukan di lapangan. Forum ini
kesempatan untuk me.pertemukam keduanya. Jakarta Utara memiliki tantangan
yang cukup besar dan menahun, harus maju dan berkembang Karen inilah cikal
bakalnya Jakarta. Kemudian bergerak ke arah Selatan. Jika ditanya dimana awal
mulanya Jakarta yah ada di Jakarta Utara. Karen yang paling awal maka
memiliki masalah yang paling mendasar. Pada masalah air yang paling banyak
merasakan adalah warga di Jakarta Utara. pemerintah harus memikirkan
bagaimana menyediakan air bersih untuk masyarakat bukan air alkohol.
Sebelumnya kit membicarakan saham dan menempatkan uang negara harus
pada unsur pembangunan dan ada fungsi BUMN dan BUMD dan say belum
pernah mendengar memproduksi air alkohol adalah bagian dari pembangunan
untuk masyarakat. Untuk itu butuh dukungan dewan dalam hal ini.

Tahun lalu kita meminta uang 1,2 T dan bisa dimanfaatkan untuk pembangunan
pipa air bersih dan berharap para forum ini masalah yang dihadapi melalui
RPJMD setiap masalah disambungkan

Tema dari pembangunan tahun 2020 adalah Memacu Pertumbuhan yang


Berkualitas lalu apa yang tumbuh? Kita ingin perekonomian kita maju,
indikatornya apa? Dikatakan berkualitas jika yang merasakan adalah semua
komponen dan jika hanya sebagian maka tidak berkualitas. Sama sama ekonomi
tumbuh 6,5 persen sementara pada satu bagian yang tumbuh hanya satu sektor
sementara pada bagian lain tumbuh pada banyak sektor dan yang baik adalah
yang tumbuh pada banyak sektor.

Jika angka pengangguran menurun maka tingkat kesekahteraan meningkat, jika


hal ini terjadi agar masyarakat bersyukur karena kesejahteraan nya meningkat
sehingga pemerintah harus memudahkan aspek perizinan bagi masyarakat.

Pertumbuhan yang ada justru menimbulkan ketimpangan, sebagian tumbuh dan


sebagian tertinggal dan hal tersebut tidak baik untuk kota. Tren ketimpangan
dengan yang lain menipis namun ketimpangan di dalam kota melebar. Hal ini
menjadi faktor bisa jadinya nanti tahun 2020 bahan eksekusi di lapangan.

Kita menyadari persis apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Walikota telah
menyebutkan hal-hal yang perlu dikerjakan. Pagi tadi saya ada di sidang kabinet
dan saya yang harus hadir dan Alhamdulillah paparannya diterima dengan baik.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Bocorannya pilihannya Jakarta mau dibangun selama ini bertahap atau digenjot.
Secara bertahap bisa 30 tahun dan jika digenjot bisa 10 tahun. Jika digenjot
maka MRT akan dibangun 231Km tidak hanya Sudirman Thamrin tapi semua
kampung baik yang makmur ataupun belum makmur. Jejaring ini yang akan
dijual. LRT akan dibangun sekitar 200km. Transjakarta 21.000km dan kita harus
ambisius jangan sampai meninggalkan masalah untuk keturunan kita. Jangan
sampai musrenbang sepuluh tahun lagi masih membahas hal yang sama.

Seqerage system' diharapkan 2030 selesai 80% perlu waktu dan membutuhkan
anggaran 571 T merupakan angka fantastis. Jika dibangun selama 10 tahun
maka hanya 5,7 T kita bisa selesaikan untuk seluruh DKI Jakarta untuk masalah
dasar. Hal ini sudah diketok di Pusat dan diharapkan satu bahasa.

Harapannya dengan seperti itu maka pekerjaan rumah yang besar kit bisa
bereskan dan jika tidak kita akan memiliki persoalan dasar yang tak patut untuk
DKI Jakarta. Jakarta levelnya global dan masalah dasar harus beres karena DKI
Jakarta adalah anggota G20 maka Ibukotanya harus mencerminkan kota yang
maju dan modern artinya ada kesetaraan untuk semuanya

Melalui forum ini diharapkan tantangan di lapangan dapat diselesaikan. Semua


harus open minded karena ini forum untuk mendengar dan level kerjasamanya
adalalevel ke4 dimana warga dan masyarakat bukan konsultasi, bukan
partsisipasi, tetapi kita Kharis mencapai kolaborasi, yang dikerjakan sama dan
dikerjakan secara bersama-sama. Forum ini harus dijadikan sebagai forum
kolaborasi dimana masyarakatnya sudah melakukannya di lapangan. Pekerjaan
rumahnya ada di pemerintah karena terbiasa dengan sosialisasi dan konsultasi.
Sehingga diharapkan kolaborasi yang dilakukan dalam semua aspek dan jangan
takut memunculkan ide baru. Belanja lah ide sebanyak-banyaknya. Saat ini kita
Alhamdulillah punya google, contohnya dalam menata kampung Urban Renewal
Developing Coubtries dan akan diketemukan rancangan unik yang mungkin kita
belum pernah lihat. Saat ini kita sering sharing ide rancangan dari desain yang
berbeda agar suasana berubah dan membawa kebaruan. Forum ini diharapkan
dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Agenda yang dilaksanakan dalam forum ini agar dapat berdampak pada
masyarakat karena mereka yang merasakan impkikasi langsung. Proses yang
dilaksanakan topdown belum tentu nyambung dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat.

Mudah mudahan acara 2 hari ini meemberikan manfaat untuk 2020. PR nya
masih banyak apalagi di Jakarta Utara. Tahun lalu kita grounbreaking stadion
sehingga Jakarta Utara harus siap siap menjadi tuan rumah sepak bola
internasional. Apalagi didukung dengan MRT yang akan lewat sana. ITF di
Sunter akan menjadi ITF pertama di Indonesia yang baru kit groundbreaking
juga. Selain itu ada pembangunan IPAL dan zona 2 dan 5 akan butuh
komunikasi banyak dengan masyarakat.

Jika membicarakan limbah maka harus berbicara serius. Dalam mengelola


rumah kita jangan hanya mengurus ruang tamu ruang tengah dan dapur tetapi
kita juga harus urus karena mandi, jika tidak maka tidak akan menjadi rumah
yang baik. Sekali lagi bolanya ada di Jakarta Utara.

Penataan cagar budaya rumah si Pitung dan masjid Al Alam, kawasan


permukiman di Kalibaru dan Cilincing. PR nya memang banyak tapi yakin jika
diselesaikan dengan kolaborasi dapat diselesaikan dengan baik.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

10 Langkah Lakukan FMEA


by
Redaksi
posted on
Jan 7, 2013
0

Failure mode and effect analysis (FMEA) adalah salah satu


tool yang paling sering digunakan dalam praktek business
performance improvement, dan merupakan teknik yang
pertama diciptakan untuk menganalisa kesalahan (failure) pada
proses.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Pertama dirumuskan pada tahun 1950-an, FMEA melibatkan sebanyak mungkin


komponen, sub-sistem, dan perangkat untuk mengidentifikasi kesalahan, termasuk
penyebab dan efek yang ditimbulkannya dalam proses. Setiap komponen, kesalahan, dan
efek yang ditimbulkan dalam sistem akan dituliskan dalam lembar kerja khusus FMEA.
Metode ini diterapkan dalam product development, system engineering dan manajemen
operasional.

Beberapa Tipe FMEA

Terdapat tiga tipe utama FMEA yaitu:

 System FMEA – Digunakan untuk menganalisa keseluruhan sistem atau sub-


sistem pada saat penyusunan konsep di fase Design (dalam siklus DMAIC)
 Design FMEA – Digunakan untuk menganalisa rancangan produk sebelum
dirilis/diproduksi oleh manufaktur.

 Process FMEA – Jenis yang paling sering digunakan, dan di banyak kasus
merupakan metode yang paling mudah diterapkan dibanding dua jenis lainnya.

10 Langkah FMEA

Untuk melakukan FMEA, sangat disarankan untuk membuat tabel yang akan membantu
analisa anda. Format tabel dapat bervariasi. Anda dapat menemukan salah satu
template FMEA pada tautan di akhir artikel ini.

1. Tulis semua langkah utama pada proses dalam kolom pertama. Langkah-langkah
inilah yang menjadi kerangka proses.
2. Buat daftar potensi kesalahan (failure mode) untuk setiap langkah proses. Analisa
dan temukan titik-titik kesalahan yang mungkin terjadi di setiap tahapan proses.

3. Buat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar sebelumnya.
Jika terjadi kesalahan, perkirakan efek yang akan dirasakan oleh process owner (anda)
dan oleh pelanggan anda.

4. Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil. Beri angka 1
untuk yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang efeknya paling besar. Pastikan tim
memahami dan menyetujui rating tersebut sebelum anda memulai. Masukkan angka
pada kolom ‘SEV’ (severity).

5. Identifikasi penyebab dari failure mode (kesalahan) sehingga menimbulkan efek


tersebut. Buatlah rating seperti yang anda lakukan pada daftar efek diatas yang
mengidentifikasi penyebab mana yang paling mungkin dan mana yang paling tidak
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

mungkin. Beri angka 1 untuk yang paling rendah kemungkinannya dan 10 untuk yang
paling tinggi kemungkinannya. Masukkan dalam kolom ‘OCC’ (occurence).

6. Identifikasi kontrol yang ada untuk mendeteksi isu-isu kesalahan yang ada dalam
daftar anda, dan buat rating berdasarkan efektifitasnya dalam mendeteksi dan
mencegah kesalahan. Nilai 1 artinya anda memiliki kontrol yang dapat dibilang
sempurna, dan angka 10 berarti anda tidak memiliki kontrol apapun terhadap failure,
atau memiliki kontrol namun sangat lemah. Masukkan dalam kolom ‘DET’ (detection).
Jika ada SOP yang teridentifikasi, catatlah nomor SOP tersebut.

7. Kalikan angka-angka pada kolom severity (SEV), occurence (OCC),


dan detection (DET) dan masukkan hasilnya pada kolom ‘risk priority number’ (RPN).
Kolom ini akan menghasilkan angka-angka yang akan membantu tim anda untuk
menetapkan prioritas fokus. Jika, misalnya, anda memiliki poin severity 10 (paling
besar efeknya), occurence 10 (terjadi setiap waktu), dan detection 10 (tidak terdeteksi),
nilai RPN menjadi 1000. Ini berarti kondisi telah sangat serius.

8. Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan mendesak untuk
segera ditangani. Tim harus membuat prioritas fokus.

9. Tetapkan tindakan spesifik yang akan dilakukan dan delegasikan kepada orang yang
bertanggung jawab di area tersebut. Jangan lupa untuk menentukan deadline tanggal,
kapan tindakan ini harus mulai/selesai dilakukan.

10. Setelah tindakan dilakukan, hitung ulang nilai occurence dan detection. Dalam


banyak kasus, nilai severity tidak perlu diubah kecuali jika pelanggan memutuskan
bahwa hal tersebut bukanlah isu yang penting.

Baca juga  7 Kemampuan yang Wajib Dimiliki Pemimpin Masa Depan

Kesalahan dalam Pembuatan FMEA

Satu kesalahan besar yang sering dilakukan dalam pembuatan FMEA adalah menghabiskan


waktu membuat dokumentasi dan kemudian hanya menyimpannya dalam laci atau
lemari. FMEA adalah dokumen yang dinamis, yang tetap diperlukan dan harus digunakan
selama proses atau produk yang terkait dengannya masih berjalan/diproduksi. Maka,
gunakanlah!

FMEA Template
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)


20 Oktober 2016

Latar Belakang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tidak terlepas dari peraturan
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Hal ini disebabkan kondisi pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara Negara
dewasa ini dirasa belum memuaskan masyarakat, contohnya,

1. dalam memberikan pelayanan tidak cepat namun terjadi prosedur yang berbelit-
belit (kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah?, bukannya kalau bisa dipermudah
mengapa dipersulit?);
2. adanya diskriminasi pelayanan, kalau masyarakat yang bersangkutan mempunyai
jabatan atau uang, akan cepat dilayani, akan tetapi kalau masyarakat biasa (miskin)
entar dulu;

3. biaya tidak transparan, katanya gratis tetapi kenyataan di lapangan masih harus
bayar, membayarnyapun tidak ada standarnya;

4. adanya budaya kerja aparatur yang belum baik, hal ini disebabkan adanya
anggapan bahwa kalau sudah jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), kerja tidak kerja gajinya
sama;

5. waktu penyelesaian pemberian pelayanan yang tidak jelas, katanya kalau mengurus
KTP dapat selesai dua hari, kenyatan di lapangan bisa sampai dua minggu;

6. banyaknya praktek pungutan liar, ini yang sampai saat ini masih susah di
tanggulangi, alasannya klasik “ gaji” kurang, yang menjadi pertanyyan apa iya gaji
kurang? Apakah bisa dijamin remunerasinya tinggi pungli tidak ada?

Kondisi tersebut memberikan citra negative terhadap penyelenggara pelayanan di mata


masyarakat. Sehingga akan berdampak pada rendahnya daya saing bangsa dan juga
pertumbuhan ekonomi nasional, kenapa? Karena investor tidak mau lagi menanamkan
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

modalnya di Indonesia, belum-belum sudah dipalak sehingga mengakibatkan biaya tinggi.


Akibatnya banyak yang lari ke Negara lain seperti Vietnam, Singapura dan lain-lainnya.

Seperti kita ketahui, ada tiga jenis lembaga di pemerintah daerah yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

1. Public goods, yaitu pelayanan yang diberikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang operasionalnya seluruhnya dengan APBD, sifatnya tidak mencari
keuntungan (non profit);
2. Quasi Public Goods, yaitu perangkat daerah yang dalam operasionalnya sebagian
dari APBD dan sebagian lagi dari hasil jasa layanan yang diberikan, sifatnya tidak
semata-mata mencari keuntungan (not for profit); dan

3. Private Goods, yaitu lembaga milik pemerintah daerah yang biaya operasionalnya
seluruhnya berasal dari hasil jasa layanan (seperti BUMD, Perusahaan daerah) dan
bersifat mencari keuntungan (profit oriented).

Konsep pendanaan ke depan bagi perangkat daerah yang bersifat quasi public goods,
adalah lembaga tersebut diberi kemudahan dalam pengelolaan keuangannya, khususnya
yang berasal dari jasa layanan, dengan konsekuensi lambat laun pendanaan yang
bersumber dari APBD presentasenya semakin dikurangi. Sehingga diharapkan dikemudian
hari bisa mandiri.

Alokasi anggaran berasal dari APBD yang selama ini dipergunakan untuk membiayai
perangkat daerah tersebut dialihkan untuk membiayai perangkat daerah yang bersifat
public goods, misal untuk pembangunan sekolahan, menambah kesejahteraan guru
(kaitannya dengan mencerdaskan kehidupan bangsa), membangun jalan, irigasi (kaitannya
dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat). Sehingga ke depan APBD hanya fokus
untuk digunakan pada pelayanan masyarakat yang bersifat public goods.

Selanjutnya, yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada
perangkat daerah yang secara operasional memberikan pelayanan langsung pada
masyarakat.

Sekarang yang menjadi pertanyaan, kenapa dengan BLUD? 

Esensi dari BLUD adalah peningkatan pelayanan dan efisiensi anggaran. Hal ini dapat
dilihat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, disebutkan bahwa BLUD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.

Makna dari pengertian ini adalah:

1. BLUD merupakan perangkat daerah, mempunyai pengertian bahwa BLUD asetnya


merupakan aset daerah yang tidak dipisahkan;
2. Perangkat daerah yang dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD
adalah SKPD (sebagai Pengguna Anggaran) atau Unit Kerja pada SKPD (sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran);

3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau


jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, mempunyai pengertian
bahwa SKPD atau Unit Kerja tersebut memberi pelayanan langsung kepada masyarakat
dan tidak semata-mata mencari keuntungan;

4. Kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, mempunyai arti


bahwa BLUD dterapkan dalam rangka efisiensi anggaran dan peningkatan pelayanan
pada masyarakat.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa BLUD masuk dalam perangkat
pemerintah daerah yang bersifat quasi public goods.

Selanjutnya, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut juga disebutkan bahwa
BLUD merupakan Pola Pengelolaan Keuangan yang diterapkan pada SKPD atau Unit Kerja
dengan diberikan fleksibilitas, yaitu berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Dari pengertian tersebut, SKPD atau Unit Kerja dapat disebut BLUD kalau SKPD atau Unit
Kerja sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD). Hal ini untuk
menepis adanya pemahaman bahwa BLUD merupakan suatu “kelembagaan”, padahal
hanya merupakan Pola Pengelolaan Keuangan saja.

Untuk itu, kalau mau menerapkan PPK-BLUD “lembaganya harus ada terlebih dahulu”.
Pengaturan kelembagaan di daerah dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah, dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Persyaratan Menerapkan PPK-BLUD


Dalam Permendagri tersebut juga disebutkan bahwa untuk menerapkan PPK-BLUD harus
memenuhi beberapa persyaratan. Pemerintah Daerah harus selektif dan obyektif dalam
menetapkan SKPD atau Unit Kerja untuk menerapkan PPK-BLUD. Sehingga tidak semua
SKPD atau Unit Kerja yang memberikan pelayanan pada masyarakat dapat menerapkan
PPK-BLUD.

Persyaratan untuk menerapkan PPK-BLUD, meliputi: (1) substantif; (2) teknis; dan (3)
administratif.

Persyaratan substantif dipenuhi kalau SKPD atau Unit Kerja tersebut menurut tugas dan
fungsinya memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk (a) penyediaan
barang dan jasa, seperti penyediaan layanan dalam bidang kesehatan (Rumah Sakit
Daerah, Puskesmas, dan Laboratorium), pendidikan (sekolahan, pendidikan dan
pelatihan), transportasi (terminal, jasa penyeberangan, jasa transportasi), pariwisata
(pengelolaan wisata daerah), perdagangan (pasar tradisional), kebersihan (pengelolaan
sampah, limbah), penyediaan bibit/pupuk, dan lain-lainnya; (b) pengelolaan
wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau
layanan umum, seperti pengelolaan kawasan ekonomi di suatu wilayah; (c) pengelolaan
dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengelolaan dana bergulir, pengelolaan dana perumahan.

Persyaratan teknis terpenuhi, apabila SKPD atau Unit Kerja tersebut kinerja pelayanan di
bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD,
serta kinerja keuangannya sehat.

Persyaratan administratif, apabila SKPD atau Unit kerja menyampaikan dokumen


persyaratan, yang meliputi (1) surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat; (2) pola tata kelola; (3) rencana
strategis bisnis; (4) standar pelayanan minimal; (5) laporan keuangan pokok atau
prognosa/proyeksi laporan keuangan; dan (6) laporan audit terakhir atau pernyataan
bersedia untuk diaudit secara independen.

Dari ketiga persyaratan tersebut, persyaratan administratif yang sangat menentukan


dapat tidaknya SKPD atau Unit Kerja menerapkan PPK-BLUD. Hal ini disebabkan dari
dokumen administratif tersebut akan dinilai oleh tim penilai yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah, yang anggotanya paling sedikit terdiri dari: (1) Sekretaris Daerah, sebagai ketua
merangkap anggota; (2) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), sebagai sekretaris
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

merangkap anggota; (3) Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sebagai


anggota; (4) Inspektorat Daerah, sebagai anggota; (5) Tenaga ahli (kalau diperlukan)
sebagai anggota.

Dari tim penilai ini dikeluarkan rekomendasi kepada Kepala Daerah, layak tidaknya usulan
SKPD atau Unit Kerja tersebut untuk menerapkan PPK-BLUD. Untuk itu, tim penilai harus
betul-betul memahami konsepsi BLUD. Kalau tidak paham, penerapan BLUD hanya
sekedar ganti nama belaka dan tidak akan tercapai tujuan BLUD.

Untuk itu, dalam memudahkan tim penilai dalam menilai dokumen administratif, Menteri
Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 900/2759/SJ tanggal 10
September 2008 perihal Pedoman Penilaian Penerapan PPK-BLUD. Setelah Kepala Daerah
menerima hasil penilaian dari tim penilai, Kepala Daerah memutuskan menerima atau
menolak usulan SKPD atau Unit Kerja untuk menerapkan PPK-BLUD. Kalau usulan
diterima, penetapan penerapkan PPK-BLUD dengan Keputusan Kepala Daerah (tidak
dengan Peraturan Kepala Daerah atau Peraturan Daerah).

Penetapannya dengan Status BLUD Penuh atau BLUD Bertahap, yang membedakan dari
status BLUD tersebut adalah dalam pemberian fleksibilitasnya. Untuk BLUD dengan status
penuh, diberikan seluruh fleksibilitas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri tersebut. Sedangkan BLUD Bertahap, diberikan fleksibilitas pada batas-batas
tertentu berkaitan dengan jumlah dana yang dapat dikelola langsung, pengelolaan barang,
pengelolaan piutang, serta perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur
pengelolaan keuangan serta tidak diberikan fleksibilitas dalam hal pengelolaan investasi,
pengelolaan utang, dan pengadaan barang dan/atau jasa.

Fleksibilitas BLUD
SKPD atau Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLUD diberikan fleksibilitas dalam Pola
Pengelolaan Keuangannya, antara lain:

1. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan dapat digunakan langsung untuk
membiayai kegiatannya, sehingga tidak masuk kas daerah terlebih dahulu. Hal ini
sangat terasa pada Rumah Sakit Daerah, kalau Rumah Sakit Daerah tidak menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, pendapatan harus disetor ke Kas Daerah (tidak
boleh digunakan langsung). Kita mungkin perlu merenung, apa yang akan terjadi kalau
sebuah RSD memerlukan obat bagi pasiennya dengan sangat segera, sementara obat di
RSD tersebut sudah tidak mencukupi atau mungkin sudah tidak ada. Kalau RSD tersebut
belum menerapkan PPK-BLUD maka pencairan dananya harus melalui mekanisme
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

dalam APBD sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berapa waktu yang harus
diperlukan sampai tersedianya obat-obatan tersebut? Bisa jadi pasiennya tidak
tertolong jiwanya. Selain itu, penerimaan yang bersumber dari APBD atau APBN dapat
diberlakukan sebagai pendapatan BLUD, hal ini mempunyai makna bahwa BLUD yang
telah memberi jasa layanan pada masyarakat, namun pemerintah (melalui APBN) atau
pemerintah daerah (melalui APBD) yang membayar untuk jasa layanan tersebut. Dalam
hal ini Pemerintah atau Pemerintah Daerah membeli jasa layanan yang telah diberikan
oleh BLUD. Sehingga APBN atau APBD tersebut dapat diberlakukan sebagai pendapatan
BLUD.

2. Dalam pelaksanaan belanja (biaya), BLUD boleh melampaui pagu yang telah ditetapkan
(flexsible budget) sepanjang pendapatan atau belanjanya bertambah atau berkurang.
Sementara kalau SKPD biasa tidak boleh melampaui anggaran yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

3. BLUD boleh melakukan utang/piutang, investasi, dan kerjasama. Utang atau pinjaman
dan investasi jangka panjang harus dengan persetujuan Kepala Daerah. Sementara
kalau SKPD biasa tidak boleh melakukan utang/piutang, investasi dan kerjasama, yang
diperbolehkan adalah Pemerintah Daerah.

4. Pengadaan barang dan jasa untuk pendapatan yang berasal selain dari APBD atau APBN
boleh tidak dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau perubahannya. Makna dari
pemberian fleksibilitas dalam pengadaan barang dan jasa dimaksud, adalah untuk
mempercepat pelayanan yang diberikan. Namun tetap dengan prinsip efisien, efektif,
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat.

5. Pengelolaan barang, BLUD boleh menghapus aset tidak tetap. Sebagai contoh, RSD yang
telah menerapkan BLUD, boleh menghapus aset-aset yang sudah tidak produktif atau
sudah tidak efisien lagi. Seperti tempat tidur pasien yang sudah reyot, dari pada
memenuhi ruangan/gudang lebih baik dijual. Hasil dari penjualan aset tersebut
merupakan pendapatan BLUD.

6. Pejabat Pengelola dan pegawai BLUD, boleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Non PNS.
Pegawai Non PNS diperlukan sepanjang BLUD yang bersangkutan sangat
membutuhkan dan dalam rangka peningkatan pelayan. Kriteria pengelola dan pegawai
BLUD baik PNS maupun Non PNS harus yang betul-betul profesional, jangan sampai
pegawai yang ada di BLUD karena titipan dari para pejabat yang berpengaruh di daerah
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

tersebut. Pemimpin BLUD harus mempunyai komitmen dan berani menolak kalau
memang tidak masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan. Perlu disadari, bahwa setiap
tahun antara pemimpin BLUD dengan kepala daerah menandatangani perjanjian
kinerja (contractual performance agreement). Apa makna dari perjanjian kinerja
dimaksud? Kepala daerah menugaskan pemimpin BLUD untuk menyelenggarakan
kegiatan pelayanan umum dan berhak mengelola dana sesuai yang tercantum dalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD. Apa sanksi kalau kinerjanya tidak
tercapai? Pemimpin BLUD bisa dicopot dari jabatannya. Untuk itu, pengelola dan
pegawai BLUD harus yang benar-benar profesional, karena jabatan taruhannya.
Sehingga jadi pemimpin BLUD, seperti duduk di kursi panas, setiap tahun bisa
dilengserkan.

7. BLUD boleh mengangkat Dewan Pengawas, sepanjang asset maupun omsetnya


memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Untuk
saat ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang
Dewan Pengawas Badan Layanan Umum. Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut,
disebutkan bahwa Dewan Pengawas dapat berjumlah 3(tiga) orang kalau nilai asetnya
sebesar 75 (tujuh puluh lima) miliar rupiah sampai dengan 200 (dua ratus) miliar rupiah,
atau nilai omsetnya antara 15 (lima belas) miliar sampai dengan 30 (tiga puluh) miliar
rupiah setahun. Sementara itu, Dewan Pengawas dapat berjumlah antara 3 (tiga) atau 5
(lima) orang kalau nilai asetnya diatas 200 (dua ratus) miliar rupiah atau nilai omsetnya
di atas 30 milai rupiah setahun. Lalu siapa yang berhak jadi Dewan Pengawas? Untuk
BLUD-SKPD adalah Sekretaris Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dan Tenaga
Ahli. Sedangkan BLUD Unit Kerja, terdiri dari Kepala SKPD induk, Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah, dan Tenaga Ahli. Bolehkah Kepala Daerah menjadi Dewan
Pengawas? jawabannya tidak. Karena dilihat dari tugas Dewan Pengawas salah satunya
adalah melaporkan kepada Kepala Daerah tentang kinerja BLUD. Kalau Kepala Daerah
menjadi Dewan Pengawas, maka Kepala Daerah tersebut melaporkan kepada dirinya
sendiri, bisa diistilahkan jeruk makan jeruk.

8. Remunerasi pejabat pengelola BLUD, dewan pengawas, sekretaris dewan pengawas dan
pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan
tuntutan profesionalisme yang diperlukan. Sehingga tidak lagi pengaturannya seperti
PNS, kalau golongan dan masa kerja sama, gaji yang diterima setiap bulan akan sama.
Namun kalau sudah jadi BLUD besaran remunerasi dapat dihitung berdasarkan
indikator penilaian antara lain: (1) pengalaman dan masa kerja (basic index); (2)
ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index); (3) resiko kerja (risk
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

index); (4) tingkat kegawatdaruratan (emergency index); (5) jabatan yang disandang
(position index); dan (6) hasil/capaian kinerja (performance index).

9. Penetapan tarif BLUD, ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (bukan dengan
Peraturan Kepala Daerah). Kenapa? Karena untuk mempercepat proses penetapan dan
efisiensi biaya. Namun demikian, penetapan tarif harus mempertimbangkan kontinuitas
dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat. Selain
itu, dalam penetapan tarif, Kepala Daerah dapat membentuk tim untuk mengkaji
kelayakan besaran tarif yang akan ditetapkan, yaitu dengan melibatkan pembina teknis,
pembina keuangan, unsur perguruan tinggi dan lembaga profesi. Penetapan tarif pada
BLUD mestinya berdasarkan unit cost. Untuk itu, perlu dipahami oleh jajaran
pemerintah daerah, bahwa SKPD atau Unit Kerja yang sudah menerapkan PPK-BLUD,
kewajiban pemerintah daerah dalam hal ini APBD masih tetap diperlukan dalam
meningkatkan pelayanannya. Karena pendapatan BLUD itu minimal sama dengan
belanja/biayanya.

10. Dalam menyusun Laporan Keuangan, BLUD merupakan perangkat daerah yang tidak
dipisahkan. Untuk itu laporan keuangan BLUD merupakan bagian dari laporan
keuangan SKPD atau Pemerintah Daerah. BLUD akuntansinya wajib menggunakan
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
sementara laporan Keuangan Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, maka di sini perlu adanya konsolidasian
dalam menyusun laporan keuangan BLUD.

Dengan adanya kemudahan/fleksibilitas yang diberikan sebagaimana tersebut di atas,


hendaknya menerapkan PPK-BLUD jangan hanya mengejar fleksibilitas dimaksud. Namun
harus disadari, menerapkan PPK-BLUD karena mempunyai kemauan untuk meningkatkan
kinerja keuangan, kinerja manfaat dan kinerja pelayanan. Dilain pihak, dalam
implementasinya sampai saat ini masih ada keragu-raguan dari para pejabat di daerah
tentang keberadaan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
dimaksud, karena di dalam hirarki perundang-undangan Peraturan Menteri tidak
termasuk di dalamnya. Sehingga sering muncul pertanyaan, “masa Permendagri
menabrak Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”.

Untuk itu, dapat kami jelaskan bahwa keberadaan Peraturan Menetri Dalam Negeri 61
Tahun 2007 tersebut ada karena amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, khususnya Pasal 150, dimana disebutkan
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

“Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan Menteri Keuangan”. Untuk itu,
keberadaan Peraturan Menetri Dalam Negeri tersebut sangat kuat. Oleh karena itu, dalam
membaca Peraturan Menetri Dalam Negeri tersebut hendaknya bersamaan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, karena antara keduanya merupakan satu
kesatuan.

Keberhasilan Implentasi Penerapan BLUD


Apa yang harus dipersiapkan daerah dalam menunjang keberhasilan implementasi BLUD?

1. Perlunya peningkatan kapasitas SDM, perubahan pola pikir (maindset), semangat


kewirausahaan (enterpreneurship) bagi stakeholder terkait mulai dari kepala daerah,
sekretaris daerah, PPKD, Kepala BAPPEDA, Inspektur Daerah dan pejabat pengelola
BLUD.
2. Perlunya penyiapan regulasi dan instrumen pendukung sebagai penjabaran dari
ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 untuk digunakan
sebagai pedoman operasional implementasi PPK-BLUD, antara lain penetapan Tim
Penilai, Standar Pelayanan Minimal, dan Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah
terkait dengan fleksibilitas yang diberikan.

3. Perlu adanya pemahaman tentang konsepsi mengenai Rencana Strategis (RENSTRA)


Bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA), Tata Kelola, Standar Pelayanan Minimal,
Standar Akuntansi Keuangan (SAK), konsolidasian RBA dan laporan keuangan dengan
APBD.

Kesimpulan
1. Menerapkan PPK-BLUD harus selektif dan obyektif oleh Pemerintah Daerah, tidak
semua SKPD atau Unit Kerja yang memberi pelayanan pada masyarakat dapat
menerapkan PPK-BLUD, harus dilihat kesiapan SDM-nya dan perangkat pendukungnya;

2. Penerapan PPK-BLUD jangan hanya mengejar fleksibilitas yang diberikan, tetapi dalam
rangka peningkatan kinerja pelayanan, kinerja manfaat, dan kinerja keuangan;

3. BLUD merupakan quasi public goods, sehingga peran APBD masih tetap diperlukan
dalam peningkatan pelayanan; dan

4. Untuk keberhasilan implementasi BLUD, perlunya peningkatan kapasitas SDM,


perubahan pola pikir (maindset), semangat kewirausahaan (enterpreneurship) bagi
stakeholder terkait, penyiapan peraturan pendukung, serta pemahaman tentang
konsepsi BLUD.

 
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Ditulis oleh Ir. Bejo Mulyono. MML


Pemerhati Keuangan Daerah
bije59@yahoo.co.id – blud-mulyono.blogspot.co.id

ATURAN PAKAI:

1. UNTUK 500ML (BOTOL KEMASAN SEDANG ) AIR BESIH DI BERIKAN 2-4 TUTUP BENING
BOTOL DALAM KEMASAN Note:BUKAN TUTUP HIJAU
2. DI KOCOK TERLEBIH DAHULU SUPAYA TERCAMPUR RATA.
3. PEMBERIAN BEST BREEDING DI BERIKAN SETIAP HARI.
4. AIR MINUM YANG SUDAH DI BERIKAN BEST BREEDING DI SARANKAN HABIS DALAM
SEKALI PEMBERIAN MINUMAN, TIDAK DI SARANKAN RACIKAN AIR MINUM YANG SUDAH
DI CAMPURKAN BEST BREEDING DI SIMPAN TERLALU LAMA ATAU DI BERIKAN UNTUK
KE ESOK HARINYA.
4. PEMBERIAN AIR RACIKAN BEST BREEDING DAPAT DI BERIKAN KEPADA SEMUA JENIS
BURUNG TIDAK TERPAKU PADA SALAH SATU JENIS BURUNG TERTENTU.
5. BEST BREEDING DAPA DI BERIKAN UNTUK ANAKAN MAUPUN INDUKAN SEMUA JENIS
BURUNG.

MANFAAT PENGUNAAN BEST BREEDING

1. MENINGKATKAN STAMI…
Untuk memaksimalkan hasil dari budidaya murai batu akan saya bahas menjadi 5
facktor utama
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

1 . Penghawaan, pencahayaan, dan pemilihan posisi kandang ternak .

Pertama, yang harus kamu lakukan adalah menentukan lokasi kanda7ng murai batu.
Kandang memiliki fungsi untuk memudahkan peternak murai batu dalam pemberian
pakan, minum, pengelolaan kotoran, dan perkawinan.

Penempatan kandang penangkaran murai batu sangat berkaitan erat dengan


keberhasilan penangkaran. Kandang yang salah akan menyebabkan murai batu tidak
mau bertelur.

Umumnya lokasi penangkaran murai batu berada diluar rumah, seperti di samping
rumah ataupun perkarangan rumah. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah
tempat yang dijadikan kandang suasananya cukup tenang dan jarang ada gangguan…

Menu pakan dan takarannya masa penjodohan atau masa kawin


Jangkriknya. : sekitar 20 -25 tiap hari
Kroto. : 2-3 hari sekali
Ulat hongkong : 10 tiap hari
Cacing. : 7 sampai 10 tiap hari

Vitamin best breeding jangan lupa dioleskan kejangkrik sekitar 10 -15 ekor, sekitar 1ml
vitamin dan pastikan jangkrik dimakan burung

Pakan pada masa mengeramin


Jangkriknya. : sekitar 20 -25 tiap hari
Kroto. : 3 hari sekali
Cacing. : 5 tiap hari

Pakapan pada masa ngeloloh

Jangkriknya. : sekitar 25 -30 tiap hari


Kroto. : setiap hari
Cacing. : 10 tiap hari

Untuk mencukupi kalsium burung di dalam kandang di sediakan cangkang telur


puyuh yg sudah kering sekitar 15 biji dan ser…

 Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS

Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS

PENGERTIAN :

Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 telah diatur ketentuan tentang


perkawinan yang berlaku bagi segenap warga negara dan penduduk Indonesia,
tentu termasuk didalamnya adalah warga negara yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil wajib memberikan contoh yang baik
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

kepada bawahannya dan menjadi teladan sebagai warga negara yang baik
dalam masyarakat, juga dalam menyelenggarakan kehidupan berkeluarga.  

Dalam Undang-Undang Perkawinan telah ditentukan bahwa:

 "Perkawinan sah ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga/rumah  tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan 
Ketuhanan Yang Maha Esa yang  dilakukan  menurut  hukum masing-
masing agamanya/kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
dan dicatat  menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku."

Tentunya perkawinan yang kekal menjadi dambaan semua keluarga, namun


tidak menutup kemungkinan terjadinya perceraian dalam penyelenggaraan
kehidupan berumah tangga. Oleh karenanya bagi PNS telah diatur mengenai
Ijin perkawinan dan perceraiannya.

DASAR HUKUM :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45


Tahun 1990  tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri  Sipil.
2. Surat Edaran Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 08/SE/1983 dan
Nomor 48/SE/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
45 Tahun 1990 jo Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin
Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil.

PERKAWINAN :

 Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang melangsungkan perkawinan pertama wajib


melaporkan kepada pejabat secara hirarkhis selambat-lambatnya 1 tahun sejak
tanggal perkawinan.Ketentuan ini juga berlaku bagi PNS yang berstatus janda
atau duda yang melangsungkan perkawinannya kembali.
 Laporan perkawinan dibuat rangkap tiga dan dilampiri :

1. Salinan sah Surat Nikah /Akte Perkawinan  untuk tata naskah masing-masing
instansi.

2. Pas foto isteri/suami ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar

 SANKSI: PNS yang tidak memberitahukan perkawinan pertamanya secara


tertulis kepada Pejabat dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun
setelah perkawinan dilangsungkan, dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 (sekarang Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010).

PERCERAIAN :

 PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh ijin secara tertulis atau
surat keterangan terlebih dahulu dari pejabat. PNS yang berkedudukan sebagai
penggugat harus memperoleh ijin dari Pejabat, sedangkan bagi PNS yang
berkedudukan sebagai tergugat cukup mendapat surat keterangan dari Pejabat.

Alasan PNS Dapat Melakukan Perceraian sbb.:

 Salah satu pihak berbuat zina


KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

 Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat atau penjudi yang sukar
disembuhkan

 Salah satu pihak meninggalkan selama 2 tahun berturut-turut tanpa ijin dan
tanpa alasan sah atau hal lain di luar kemampuannya/kemauannya

 Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 (lima) tahun/hukuman yang


lebih berat

 Salah satu pihak melakukan kekejaman/ penganiayaan berat

 Antara suami/isteri terjadi perselisihan terus menerus dan tidak ada harapan
untuk rukun kembali.

Permintaan Ijin Untuk Bercerai Ditolak,  apabila:

 Bertentangan dengan ajaran /peraturan agama yang dianut.


 Tidak ada alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (1) PP No. 10 Tahun
1983

 Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Alasan perceraian yang dikemukakan bertentangan dengan akal sehat.

Permintaan Ijin untuk Bercerai Diberikan,  apabila:

 Tidak bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianutnya.


 Ada alasan sebagai mana tercantum dalam Romawi III angka 2 SE BAKN No.
08/SE/1983.

 Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku

 Alasan perceraian yang dikemukakan tidak bertentangan dengan akal sehat.

Perceraian Terjadi Atas Kehendak PNS Pria, maka :

a.    Apabila anak mengikuti bekas isteri, maka pembagian gaji ditetapkan sbb:

 1/3 gaji untuk PNS.


 1/3 gaji untuk bekas isteri.

 1/3 gaji untuk anak yang diterimakan kepada bekas isterinya.

b. Apabila perkawinan tidak menghasilkan anak maka gajinya

       dibagi dua, yaitu :

 ½ untuk PNS .
 ½ untuk bekas isterinya.

c.  Apabila anak mengikuti PNS pria, maka pembagian gaji ditetapkan sbb :

 1/3 gaji untuk PNS pria.


 1/3 gaji untuk bekas isterinya.

 1/3 gaji untuk anaknya yang diterimakan kepada PNS pria.

d.  Apabila sebagian anak mengikuti PNS  yang bersangkutan dan sebagian


mengikuti bekas isteri, maka 1/3 gaji yang menjadi hak anak dibagi menurut
jumlah anak.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

 Hak atas bagian gaji untuk bekas isteri sebagaimana dimaksud di atas tidak
diberikan apabila perceraian terjadi karena isteri terbukti telah berzinah atau
isteri terbukti telah melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir
maupun batin terhadap suami, dan atau isteri terbukti menjadi pemabuk,
pemadat, dan penjudi yang sukar disembuhkan dan atau isteri terbukti telah
meninggalkan suami selama dua tahun berturut-turut tanpa izin suami dan
tanpa alasan yang sah.
 Meskipun perceraian terjadi atas kehendak isteri yang bersangkutan, hak atas
bagian gaji untuk bekas isteri tetap diberikan apabila ternyata alasan isteri
mengajukan gugatan cerai karena dimadu, dan atau karena suami terbukti telah
berzinah, dan atau suami terbukti telah melakukan kekejaman atau
penganiayaan berat baik lahir maupun batin terhadap isteri, dan atau suami
telah terbukti menjadi pemabuk, pemadat dan penjudi yang sukar disembuhkan,
dan atau suami telah meninggalkan isteri selama dua tahun berturut-turut tanpa
izin isteri dan tanpa alasan yang sah.

Apabila Perceraian Terjadi Atas Kehendak Bersama Suami Isteri,  maka


pembagian gaji diatur sbb.:

 Apabila perkawinan tidak menghasilkan anak, maka pembagian gaji berdasarkan


kesepakatan bersama.
 Dengan tidak mengurangi ketentuan di atas, apabila semua anak mengikuti
bekas isteri, maka 1/3 gaji untuk anak dan diterimakan pada isteri.

 Apabila sebagian anak mengikuti PNS ybs dan sebagian mengikuti bekas isteri
maka 1/3 gaji dibagi jumlah anak (sebagian ikut isteri/suami).

SANKSI : PNS dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkanPeraturan


Pemerintah Nomor   30 Tahun 1980 (sekarang Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010) bila :

1. Melakukan perceraian tanpa memperoleh izin dari Pejabat bagi yang


berkedudukan sebagai Penggugat atau tanpa surat keterangan bagi yang
berkedudukan sebagai Tergugat, terlebih dahulu dari Pejabat.
2. Apabila menolak melaksanakan pembagian gaji dan atau tidak mau
menandatangani daftar gajinya sebagai akibat perceraian

3. Tidak melaporkan perceraiannya kepada Pejabat dalam jangka waktu selambat-


lambatnya satu bulan setelah terjadinya perceraian.

4. Setiap atasan yang tidak memberikan pertimbangan dan tidak meneruskan


pemintaan izin atau pemberitahuan adanya gugatan perceraian untuk
melakukan perceraian, dan atau untuk beristri lebih dari seorang dalam jangka
waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah ia menerima permintaan izin
atau pemberitahuan adanya gugatan perceraian.

5. Pejabat yang tidak memberikan keputusan terhadap permintaan izin perceraian


atau tidak memberikan surat keterangan atas pemberitahuan adanya gugatan
perceraian, dan atau tidak memberikan keputusan terhadap permintaan izin
untuk beristri lebih dari seorang dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan setelah ia menerima izin atau pemberitahuan adanya gugatan
perceraian.

PNS Pria Yang Akan Beristri Lebih Dari Seorang:

 PNS yang akan beristri lebih dari seorang, wajib memperoleh izin tertulis lebih
dahulu dari Pejabat.
 Setiap atasan yang menerima surat permintaan izin untuk beristri lebih dari
seorang, wajib memberikan pertimbangan kepada Pejabat.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

 Setiap atasan yang menerima surat permintaan izin untuk beristri lebih dari
seorang, wajib menyampaikan kepada pejabat melalui saluran hirarki selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima surat permintaan
izin tersebut.

 Setiap pejabat harus mengambil keputusan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan


terhitung mulai tanggal ia menerima surat permintaan izin tersebut.

 Izin untuk beristri lebih dari seorang hanya dapat diberikan oleh Pejabat apabila
memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat alternatif dan ketiga syarat
kumulatif, yakni :

Syarat alternatif (salah satu harus terpenuhi) :

 Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya, karena menderita sakit


jasmani/rokhani.
 Isteri mendapat cacat badan/penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan.

 Isteri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-kurangnya


10 tahun.

Syarat komulatif (semua harus terpenuhi) :

 Ada persetujuan tertulis secara iklas dari isteri dan disahkan atasannya.
 PNS pria mempunyai penghasilan yang cukup.

 PNS pria berlaku adil terhadap isteri-isterinya dan anaknya.

SANKSI : PNS dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkan


Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 (sekarang Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010) bila:

1. Beristri lebih dari seorang tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari Pejabat.
2. Tidak melaporkan perkawinanya yang kedua/ketiga/keempat kepada Pejabat
dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun setelah perkawinan
dilangsungkan.

PNS Wanita Tidak Diijinkan Menjadi Isteri Kedua,  Ketiga,  Keempat:  

 PNS wanita tidak diizinkan menjadi isteri kedua/ketiga/keempat.


 Seorang wanita yang berkedudukan sebagai isteri kedua/ketiga/keempat
dilarang menjadi PNS.

 PNS wanita yang akan menjadi istri kedua/ketiga/keempat dari pria bukan PNS
wajib memperoleh ijin tertulis dari Pejabat dan memenuhi syarat sesuai Romawi
V angka 3SE BAKN No. 08/SE/1983.

 SANKSI :PNS Wanita yang menjadi istri kedua/ketiga/keempat dijatuhi


hukuman disiplin berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1980.

Hidup Bersama Di Luar Ikatan Perkawinan Yang Sah:

 PNS dilarang hidup bersama diluar ikatan perkawinan yang sah.


 Yang dimaksud hidup bersama diluar perkawinan yang sah adalah melakukan
hubungan sebagai suami isteri dengan wanita yang bukan isterinya atau dengan
pria yang bukan suaminya yang seolah-olah merupakan suatu rumah tangga
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

 SANKSI :PNS dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat berdasarkanPeraturan


Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 (sekarang Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010) bila melakukan hidup bersama di luar ikatan perkawinan yang sah
dengan wanita yang bukan isterinya atau dengan pria yang bukan suaminya.

Syarat Pengajuan  Perceraian Bagi PNS:

1. Surat Pengantar dari SKPD


2. Surat Panggilan kedua belah pihak dari SKPD

3. BAP/Keterangan Kronologis Gugat Cerai dari SKPD

4. Surat Keterangan Gugat Cerai dari Lurah diket. Camat (asli)

5. Surat Keterangan Gugat Cerai dari BP4 (asli)

6. Surat Panggilan 1 & 2 untuk kedua belah pihak dari BKD

7. BAP/Keterangan Kronologis Gugat Cerai dari BKD

8. Data Pendukung :

o - Fotocopy Surat Nikah, KK, KTP Suami/Istri

o - Fotocopy Keputusan Pangkat Terakhir

      9. Masing2 dibuat 2 rangkap.


KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

1.Nama : Nurpadilah
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 23 April 2020
Keterangan : sudah sembuh

2.Nama : Setiawan Adi Sugoro


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 04 Mei 2020
Keterangan : sudah sembuh

3.Nama : Farida Nur Hidayati


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 02 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

4.Nama : Firman Satahi Hutabarat


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 25 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

5.Nama : Laeni Rahmayanti


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 25 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

6.Nama : Ahmad Jayadi


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 26 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

7.Nama : Meita Ayu Damayanti


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Keterangan : sudah sembuh

8.Nama : Purwanti Ningsih


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 27 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

9.Nama : Yulianti
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 28 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

10.Nama : Adi Gunawan


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 28 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

11.Nama : drg. M. Eko Wicaksono


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 28 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh

12.Nama : Putri Novia Ayudhini


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 06 Juli 2020
Keterangan : sudah sembuh

13.Nama : M. Taufiq Abrian


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 06 Juli 2020
Keterangan : sudah sembuh

14.Nama : dr. Romauli Veranica Girsang


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 12 Juli 2020
Keterangan : sudah sembuh

15.Nama : Ramadhan Anggu Putra


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Keterangan : sudah sembuh

16.Nama : Septi Kaharaningsih


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 23 Juli 2020
Keterangan : sudah sembuh

17.Nama : M. Ridwan Alansyah


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 12 Juli 2020
Keterangan : sudah sembuh

18.Nama : Tyas Wahyuningsih


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 24 Juli 2020
Keterangan : sudah sembuh

19.Nama : M. Ghozali
NIP/NRK/: 196601011988031046
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 15 Agustus 2020
Keterangan : sudah sembuh

20.Nama : Irma Fariati


NIP/NRK/: 196812161988032003
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 22 Agustus 2020
Keterangan : sudah sembuh

21.Nama : Juniwarti
NIP/NRK/: 196406251989032005
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 30 Agustus 2020
Keterangan : sudah sembuh

22.Nama : Sugiharti
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 08 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

23.Nama : Daniel Setiadi


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri


Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 04 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

24.Nama : Setiawan Adi Sugoro


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 04 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

25.Nama : dr. Dina Ariyani


NIP/NRK/: 198603152014032003
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 04 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

26.Nama : Arny Pujianingsih


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 05 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

27.Nama : Maryanah
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 08 September 2020
Keterangan : masih isolasi sampai dengan 30 september 20

28.Nama : Santi Manurung


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 08 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

29.Nama : Suhayati
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 08 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

30.Nama : Dali
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 10 September 2020
Keterangan : sudah sembuh

31.Nama : Maharani Anjarsari


NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) :rawat di rs. Cempaka putih isolasi.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 10 September 2020


Keterangan : sudah sembuh

RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT

Yang saya hormati bp. Doktor ED Suryadarma SKM.MDM Ketua LPPKM UI dan
Tim , dan para undangan semuanya.

Pertama tama saya mengajukan permohonan maaf kepada bapak ibu


semuanya, karena acara ini seyogiayanya di buka oleh ibu Dr.Sri Puji Wahyuni
Kepala Puskesmas Kecamatan Koja, karena ada undangan dari Walikota
Jakarta Utara yang sifatnya of line, maka saya ditugaskan untuk mewakili Ibu
ka.Puskesmas untuk membuka acara ini, mudah 2 an

Survey direncanakan dilaksanakan pada bulan oktober 2020 dengan data data
awal yang dibutuhkan sudah kami sampaikan ke tim LPPKM UI oleh PJ Mutu
kami .
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama : dr. Randy Anwar
CPNS GOL. III
Angkatan 75
Judul aktualisasi:
OPTIMALISASI PELAYANAN PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH PUSKESMAS
KECAMATAN KOJA DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN
DAN PERAN PNS DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA DKI JAKARTA

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama: dr. Nurul Prawitasari
CPNS Gol.III
Angkatan 73
Judul aktualisasi:
“Optimalisasi Pelayanan Kesehatan yang Bersifat Promotif dengan Penerapan
Edukasi, Sosialisasi dan Publikasi Untuk Meningkatkan Pemahaman dari
Orangtua Balita Akan Pentingnya Pemeriksaan SDIDTK”

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama: Yusti Anggit Pras Pangesti
CPNS Gol.III
Angkatan 1
Judul aktualisasi :
"Optimalisasi Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Gudang Farmasi Puskesmas
Kecamatan Koja”

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama: Rahma Mustika Wulandari
CPNS Gol.II
Angkatan 6
Judul aktualisasi:
“Menurunkan Kasus Anemia pada Ibu Hamil melalui Forum Informasi Gizi
MAMAMIA (Mama Mia) di Puskesmas Kecamatan Koja Jakarta Utara"

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama : Nur Indah Permatasari
CPNS Gol. IIIa
Angkatan 1
Judul aktualisaai
"Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian DBD
dipuskesmas Kec. Koja"

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama : Wahyu Pravita Ulfa, S.Gz
CPNS Gol. IIIa
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

Angkatan 9
Judul aktualisasi
“Upaya Menurunkan Obesitas Remaja Usia SMP Melalui Gerakan Remaja Sehat
(GEMAS) Millenial Koja di Puskesmas Kecamatan Koja”

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama: dr Nailul Authoriyah
CPNS Gol.III
Angkatan 40
Judul aktualisasi :
"Percepatan Intervensi Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Kecamatan
Koja"

[13:05, 10/13/2020] Reny A Koja:


Nama: dr. Reizty Dwiyanda Putri
CPNS Gol.III
Angkatan 03
Judul aktualisasi :
"Optimalisasi Pencegahan Kejadian Seks Pranikah Pada Remaja Putri Akibat
Kurangnya Kemampuan Menolak Dorongan dan Paksaan Seksual di Puskesmas
Kecamatan Koja Provinsi DKI Jakarta"
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00

[17:57, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Selamat sore Pak,
Izin menanyakan ... tadi Ibu mengatakan boleh rekrut untuk pengganti dr. Leony,
dr. Yusra Dina dan dr. Kriswati. Apakah boleh dimulai Pak proses seleksinya
berdasarkan lamaran yg masuk?
[17:58, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Atau bagaimana...?
[17:58, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Mohon konsul Pak
[19:41, 1/4/2021] Supriyanta: selamat sore dok, maaf baru buka Hp, kebetulan
tadi sata dapet info dari ka.tu pademangan yg pindah Tanah abang kata plt.
waka Dinas untuk cari pengganti pegawai yg mengundurkan diri atau purna
tugas boleh rekrut yg penting sudahvdianggarkan dok, terus kapsn mulai
prosesnya dok, ada dokter dari pademangan kalau koja buka lamaran pingin
nglamar ke koja, saya gak tahu nama dan orangnya
[20:07, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Ada Pak... dari Pademangan
WMM nya .. menurut dr. Carla sudin sih oke.. sdh saya minta masukkin
lamarannya... mungkin Jumat kita terakhir Pak? Minggu depan kita test tertulis
bertahap jam nya?
[20:08, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Tetap kita wawancara dan test
ya Pak... karena dr. Kase mantan wmm biasanya masuk pagi, jdi kita tanyakan
juga nanti kesiapannya jika seandainya masuk di 24 jam atau nanti harus
dukkeslap
[06:01, 1/5/2021] Supriyanta: ok dok

Anda mungkin juga menyukai