No. Revisi: 00
NOTULEN RAPAT
Peserta Rapat : 1. Pimpinan Kecamatan , Sekcam dan Wakil Camat serta Seksi
Kesra
2. Kepala Kelurahan se –wilayah Kecamatan Koja
( 7 Kelurahan).
3. Para Ketua RW dari seluruh kelurahan
4. Kader dasawisma
5. Pimpinan SKPD Terkait ( Sudin Pendidikan, sosial , lingkungan
Hidup , sudin perhubungan , Suban Penko tingkat Kota,
Puskesmas Kecamatan/kelurahan, suku dinas SDA, sudin
Citata, sudin dukcapil, sudin tenaga kerja,sudin Olahraga, sudin
Parekraf, dll )
6. Perwakilan DPRD di wilayah Kecamatan Koja
Semua Peserta Rapat sebanyak 160 Orang di Zoom Meting
satu tahun dan bila memang memerlukan intervensi lanjutan di arahkan untuk
mengakses secara rutin ke fasilitas kesehatan / Puskesmas terdekat dengan
Lokasi tempat tinggal.
d. Berikutnya usulan ini akan di masukan ke dalam sistem anggaran serta kan di
supervise oleh suban Penko setelah di setujui oleh masing-masing SKPD
Terkait
B. TINDAK LANJUT
Demikian hasil notolensi kegiatan ini dibuat sebagai bahan laporan kegiatan . Atas perhatian dan
kerjasamanya di ucapkan terima kasih.
Mengetahui Notulis
Ka Puskesmas Kecamatan Koja
___
Tahun lalu kita meminta uang 1,2 T dan bisa dimanfaatkan untuk pembangunan
pipa air bersih dan berharap para forum ini masalah yang dihadapi melalui
RPJMD setiap masalah disambungkan
Kita menyadari persis apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Walikota telah
menyebutkan hal-hal yang perlu dikerjakan. Pagi tadi saya ada di sidang kabinet
dan saya yang harus hadir dan Alhamdulillah paparannya diterima dengan baik.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
Bocorannya pilihannya Jakarta mau dibangun selama ini bertahap atau digenjot.
Secara bertahap bisa 30 tahun dan jika digenjot bisa 10 tahun. Jika digenjot
maka MRT akan dibangun 231Km tidak hanya Sudirman Thamrin tapi semua
kampung baik yang makmur ataupun belum makmur. Jejaring ini yang akan
dijual. LRT akan dibangun sekitar 200km. Transjakarta 21.000km dan kita harus
ambisius jangan sampai meninggalkan masalah untuk keturunan kita. Jangan
sampai musrenbang sepuluh tahun lagi masih membahas hal yang sama.
Seqerage system' diharapkan 2030 selesai 80% perlu waktu dan membutuhkan
anggaran 571 T merupakan angka fantastis. Jika dibangun selama 10 tahun
maka hanya 5,7 T kita bisa selesaikan untuk seluruh DKI Jakarta untuk masalah
dasar. Hal ini sudah diketok di Pusat dan diharapkan satu bahasa.
Harapannya dengan seperti itu maka pekerjaan rumah yang besar kit bisa
bereskan dan jika tidak kita akan memiliki persoalan dasar yang tak patut untuk
DKI Jakarta. Jakarta levelnya global dan masalah dasar harus beres karena DKI
Jakarta adalah anggota G20 maka Ibukotanya harus mencerminkan kota yang
maju dan modern artinya ada kesetaraan untuk semuanya
Agenda yang dilaksanakan dalam forum ini agar dapat berdampak pada
masyarakat karena mereka yang merasakan impkikasi langsung. Proses yang
dilaksanakan topdown belum tentu nyambung dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat.
Mudah mudahan acara 2 hari ini meemberikan manfaat untuk 2020. PR nya
masih banyak apalagi di Jakarta Utara. Tahun lalu kita grounbreaking stadion
sehingga Jakarta Utara harus siap siap menjadi tuan rumah sepak bola
internasional. Apalagi didukung dengan MRT yang akan lewat sana. ITF di
Sunter akan menjadi ITF pertama di Indonesia yang baru kit groundbreaking
juga. Selain itu ada pembangunan IPAL dan zona 2 dan 5 akan butuh
komunikasi banyak dengan masyarakat.
Process FMEA – Jenis yang paling sering digunakan, dan di banyak kasus
merupakan metode yang paling mudah diterapkan dibanding dua jenis lainnya.
10 Langkah FMEA
Untuk melakukan FMEA, sangat disarankan untuk membuat tabel yang akan membantu
analisa anda. Format tabel dapat bervariasi. Anda dapat menemukan salah satu
template FMEA pada tautan di akhir artikel ini.
1. Tulis semua langkah utama pada proses dalam kolom pertama. Langkah-langkah
inilah yang menjadi kerangka proses.
2. Buat daftar potensi kesalahan (failure mode) untuk setiap langkah proses. Analisa
dan temukan titik-titik kesalahan yang mungkin terjadi di setiap tahapan proses.
3. Buat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar sebelumnya.
Jika terjadi kesalahan, perkirakan efek yang akan dirasakan oleh process owner (anda)
dan oleh pelanggan anda.
4. Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil. Beri angka 1
untuk yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang efeknya paling besar. Pastikan tim
memahami dan menyetujui rating tersebut sebelum anda memulai. Masukkan angka
pada kolom ‘SEV’ (severity).
mungkin. Beri angka 1 untuk yang paling rendah kemungkinannya dan 10 untuk yang
paling tinggi kemungkinannya. Masukkan dalam kolom ‘OCC’ (occurence).
6. Identifikasi kontrol yang ada untuk mendeteksi isu-isu kesalahan yang ada dalam
daftar anda, dan buat rating berdasarkan efektifitasnya dalam mendeteksi dan
mencegah kesalahan. Nilai 1 artinya anda memiliki kontrol yang dapat dibilang
sempurna, dan angka 10 berarti anda tidak memiliki kontrol apapun terhadap failure,
atau memiliki kontrol namun sangat lemah. Masukkan dalam kolom ‘DET’ (detection).
Jika ada SOP yang teridentifikasi, catatlah nomor SOP tersebut.
8. Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan mendesak untuk
segera ditangani. Tim harus membuat prioritas fokus.
9. Tetapkan tindakan spesifik yang akan dilakukan dan delegasikan kepada orang yang
bertanggung jawab di area tersebut. Jangan lupa untuk menentukan deadline tanggal,
kapan tindakan ini harus mulai/selesai dilakukan.
FMEA Template
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
Latar Belakang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tidak terlepas dari peraturan
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Hal ini disebabkan kondisi pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara Negara
dewasa ini dirasa belum memuaskan masyarakat, contohnya,
1. dalam memberikan pelayanan tidak cepat namun terjadi prosedur yang berbelit-
belit (kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah?, bukannya kalau bisa dipermudah
mengapa dipersulit?);
2. adanya diskriminasi pelayanan, kalau masyarakat yang bersangkutan mempunyai
jabatan atau uang, akan cepat dilayani, akan tetapi kalau masyarakat biasa (miskin)
entar dulu;
3. biaya tidak transparan, katanya gratis tetapi kenyataan di lapangan masih harus
bayar, membayarnyapun tidak ada standarnya;
4. adanya budaya kerja aparatur yang belum baik, hal ini disebabkan adanya
anggapan bahwa kalau sudah jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), kerja tidak kerja gajinya
sama;
5. waktu penyelesaian pemberian pelayanan yang tidak jelas, katanya kalau mengurus
KTP dapat selesai dua hari, kenyatan di lapangan bisa sampai dua minggu;
6. banyaknya praktek pungutan liar, ini yang sampai saat ini masih susah di
tanggulangi, alasannya klasik “ gaji” kurang, yang menjadi pertanyyan apa iya gaji
kurang? Apakah bisa dijamin remunerasinya tinggi pungli tidak ada?
Seperti kita ketahui, ada tiga jenis lembaga di pemerintah daerah yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
1. Public goods, yaitu pelayanan yang diberikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang operasionalnya seluruhnya dengan APBD, sifatnya tidak mencari
keuntungan (non profit);
2. Quasi Public Goods, yaitu perangkat daerah yang dalam operasionalnya sebagian
dari APBD dan sebagian lagi dari hasil jasa layanan yang diberikan, sifatnya tidak
semata-mata mencari keuntungan (not for profit); dan
3. Private Goods, yaitu lembaga milik pemerintah daerah yang biaya operasionalnya
seluruhnya berasal dari hasil jasa layanan (seperti BUMD, Perusahaan daerah) dan
bersifat mencari keuntungan (profit oriented).
Konsep pendanaan ke depan bagi perangkat daerah yang bersifat quasi public goods,
adalah lembaga tersebut diberi kemudahan dalam pengelolaan keuangannya, khususnya
yang berasal dari jasa layanan, dengan konsekuensi lambat laun pendanaan yang
bersumber dari APBD presentasenya semakin dikurangi. Sehingga diharapkan dikemudian
hari bisa mandiri.
Alokasi anggaran berasal dari APBD yang selama ini dipergunakan untuk membiayai
perangkat daerah tersebut dialihkan untuk membiayai perangkat daerah yang bersifat
public goods, misal untuk pembangunan sekolahan, menambah kesejahteraan guru
(kaitannya dengan mencerdaskan kehidupan bangsa), membangun jalan, irigasi (kaitannya
dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat). Sehingga ke depan APBD hanya fokus
untuk digunakan pada pelayanan masyarakat yang bersifat public goods.
Selanjutnya, yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada
perangkat daerah yang secara operasional memberikan pelayanan langsung pada
masyarakat.
Esensi dari BLUD adalah peningkatan pelayanan dan efisiensi anggaran. Hal ini dapat
dilihat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, disebutkan bahwa BLUD
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa BLUD masuk dalam perangkat
pemerintah daerah yang bersifat quasi public goods.
Selanjutnya, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut juga disebutkan bahwa
BLUD merupakan Pola Pengelolaan Keuangan yang diterapkan pada SKPD atau Unit Kerja
dengan diberikan fleksibilitas, yaitu berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
Dari pengertian tersebut, SKPD atau Unit Kerja dapat disebut BLUD kalau SKPD atau Unit
Kerja sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD). Hal ini untuk
menepis adanya pemahaman bahwa BLUD merupakan suatu “kelembagaan”, padahal
hanya merupakan Pola Pengelolaan Keuangan saja.
Untuk itu, kalau mau menerapkan PPK-BLUD “lembaganya harus ada terlebih dahulu”.
Pengaturan kelembagaan di daerah dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah, dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
Persyaratan untuk menerapkan PPK-BLUD, meliputi: (1) substantif; (2) teknis; dan (3)
administratif.
Persyaratan substantif dipenuhi kalau SKPD atau Unit Kerja tersebut menurut tugas dan
fungsinya memberi pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk (a) penyediaan
barang dan jasa, seperti penyediaan layanan dalam bidang kesehatan (Rumah Sakit
Daerah, Puskesmas, dan Laboratorium), pendidikan (sekolahan, pendidikan dan
pelatihan), transportasi (terminal, jasa penyeberangan, jasa transportasi), pariwisata
(pengelolaan wisata daerah), perdagangan (pasar tradisional), kebersihan (pengelolaan
sampah, limbah), penyediaan bibit/pupuk, dan lain-lainnya; (b) pengelolaan
wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau
layanan umum, seperti pengelolaan kawasan ekonomi di suatu wilayah; (c) pengelolaan
dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengelolaan dana bergulir, pengelolaan dana perumahan.
Persyaratan teknis terpenuhi, apabila SKPD atau Unit Kerja tersebut kinerja pelayanan di
bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD,
serta kinerja keuangannya sehat.
Dari tim penilai ini dikeluarkan rekomendasi kepada Kepala Daerah, layak tidaknya usulan
SKPD atau Unit Kerja tersebut untuk menerapkan PPK-BLUD. Untuk itu, tim penilai harus
betul-betul memahami konsepsi BLUD. Kalau tidak paham, penerapan BLUD hanya
sekedar ganti nama belaka dan tidak akan tercapai tujuan BLUD.
Untuk itu, dalam memudahkan tim penilai dalam menilai dokumen administratif, Menteri
Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 900/2759/SJ tanggal 10
September 2008 perihal Pedoman Penilaian Penerapan PPK-BLUD. Setelah Kepala Daerah
menerima hasil penilaian dari tim penilai, Kepala Daerah memutuskan menerima atau
menolak usulan SKPD atau Unit Kerja untuk menerapkan PPK-BLUD. Kalau usulan
diterima, penetapan penerapkan PPK-BLUD dengan Keputusan Kepala Daerah (tidak
dengan Peraturan Kepala Daerah atau Peraturan Daerah).
Penetapannya dengan Status BLUD Penuh atau BLUD Bertahap, yang membedakan dari
status BLUD tersebut adalah dalam pemberian fleksibilitasnya. Untuk BLUD dengan status
penuh, diberikan seluruh fleksibilitas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri tersebut. Sedangkan BLUD Bertahap, diberikan fleksibilitas pada batas-batas
tertentu berkaitan dengan jumlah dana yang dapat dikelola langsung, pengelolaan barang,
pengelolaan piutang, serta perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur
pengelolaan keuangan serta tidak diberikan fleksibilitas dalam hal pengelolaan investasi,
pengelolaan utang, dan pengadaan barang dan/atau jasa.
Fleksibilitas BLUD
SKPD atau Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLUD diberikan fleksibilitas dalam Pola
Pengelolaan Keuangannya, antara lain:
1. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan dapat digunakan langsung untuk
membiayai kegiatannya, sehingga tidak masuk kas daerah terlebih dahulu. Hal ini
sangat terasa pada Rumah Sakit Daerah, kalau Rumah Sakit Daerah tidak menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, pendapatan harus disetor ke Kas Daerah (tidak
boleh digunakan langsung). Kita mungkin perlu merenung, apa yang akan terjadi kalau
sebuah RSD memerlukan obat bagi pasiennya dengan sangat segera, sementara obat di
RSD tersebut sudah tidak mencukupi atau mungkin sudah tidak ada. Kalau RSD tersebut
belum menerapkan PPK-BLUD maka pencairan dananya harus melalui mekanisme
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
dalam APBD sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berapa waktu yang harus
diperlukan sampai tersedianya obat-obatan tersebut? Bisa jadi pasiennya tidak
tertolong jiwanya. Selain itu, penerimaan yang bersumber dari APBD atau APBN dapat
diberlakukan sebagai pendapatan BLUD, hal ini mempunyai makna bahwa BLUD yang
telah memberi jasa layanan pada masyarakat, namun pemerintah (melalui APBN) atau
pemerintah daerah (melalui APBD) yang membayar untuk jasa layanan tersebut. Dalam
hal ini Pemerintah atau Pemerintah Daerah membeli jasa layanan yang telah diberikan
oleh BLUD. Sehingga APBN atau APBD tersebut dapat diberlakukan sebagai pendapatan
BLUD.
2. Dalam pelaksanaan belanja (biaya), BLUD boleh melampaui pagu yang telah ditetapkan
(flexsible budget) sepanjang pendapatan atau belanjanya bertambah atau berkurang.
Sementara kalau SKPD biasa tidak boleh melampaui anggaran yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
3. BLUD boleh melakukan utang/piutang, investasi, dan kerjasama. Utang atau pinjaman
dan investasi jangka panjang harus dengan persetujuan Kepala Daerah. Sementara
kalau SKPD biasa tidak boleh melakukan utang/piutang, investasi dan kerjasama, yang
diperbolehkan adalah Pemerintah Daerah.
4. Pengadaan barang dan jasa untuk pendapatan yang berasal selain dari APBD atau APBN
boleh tidak dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau perubahannya. Makna dari
pemberian fleksibilitas dalam pengadaan barang dan jasa dimaksud, adalah untuk
mempercepat pelayanan yang diberikan. Namun tetap dengan prinsip efisien, efektif,
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat.
5. Pengelolaan barang, BLUD boleh menghapus aset tidak tetap. Sebagai contoh, RSD yang
telah menerapkan BLUD, boleh menghapus aset-aset yang sudah tidak produktif atau
sudah tidak efisien lagi. Seperti tempat tidur pasien yang sudah reyot, dari pada
memenuhi ruangan/gudang lebih baik dijual. Hasil dari penjualan aset tersebut
merupakan pendapatan BLUD.
6. Pejabat Pengelola dan pegawai BLUD, boleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Non PNS.
Pegawai Non PNS diperlukan sepanjang BLUD yang bersangkutan sangat
membutuhkan dan dalam rangka peningkatan pelayan. Kriteria pengelola dan pegawai
BLUD baik PNS maupun Non PNS harus yang betul-betul profesional, jangan sampai
pegawai yang ada di BLUD karena titipan dari para pejabat yang berpengaruh di daerah
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
tersebut. Pemimpin BLUD harus mempunyai komitmen dan berani menolak kalau
memang tidak masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan. Perlu disadari, bahwa setiap
tahun antara pemimpin BLUD dengan kepala daerah menandatangani perjanjian
kinerja (contractual performance agreement). Apa makna dari perjanjian kinerja
dimaksud? Kepala daerah menugaskan pemimpin BLUD untuk menyelenggarakan
kegiatan pelayanan umum dan berhak mengelola dana sesuai yang tercantum dalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD. Apa sanksi kalau kinerjanya tidak
tercapai? Pemimpin BLUD bisa dicopot dari jabatannya. Untuk itu, pengelola dan
pegawai BLUD harus yang benar-benar profesional, karena jabatan taruhannya.
Sehingga jadi pemimpin BLUD, seperti duduk di kursi panas, setiap tahun bisa
dilengserkan.
8. Remunerasi pejabat pengelola BLUD, dewan pengawas, sekretaris dewan pengawas dan
pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan
tuntutan profesionalisme yang diperlukan. Sehingga tidak lagi pengaturannya seperti
PNS, kalau golongan dan masa kerja sama, gaji yang diterima setiap bulan akan sama.
Namun kalau sudah jadi BLUD besaran remunerasi dapat dihitung berdasarkan
indikator penilaian antara lain: (1) pengalaman dan masa kerja (basic index); (2)
ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index); (3) resiko kerja (risk
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
index); (4) tingkat kegawatdaruratan (emergency index); (5) jabatan yang disandang
(position index); dan (6) hasil/capaian kinerja (performance index).
9. Penetapan tarif BLUD, ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (bukan dengan
Peraturan Kepala Daerah). Kenapa? Karena untuk mempercepat proses penetapan dan
efisiensi biaya. Namun demikian, penetapan tarif harus mempertimbangkan kontinuitas
dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat. Selain
itu, dalam penetapan tarif, Kepala Daerah dapat membentuk tim untuk mengkaji
kelayakan besaran tarif yang akan ditetapkan, yaitu dengan melibatkan pembina teknis,
pembina keuangan, unsur perguruan tinggi dan lembaga profesi. Penetapan tarif pada
BLUD mestinya berdasarkan unit cost. Untuk itu, perlu dipahami oleh jajaran
pemerintah daerah, bahwa SKPD atau Unit Kerja yang sudah menerapkan PPK-BLUD,
kewajiban pemerintah daerah dalam hal ini APBD masih tetap diperlukan dalam
meningkatkan pelayanannya. Karena pendapatan BLUD itu minimal sama dengan
belanja/biayanya.
10. Dalam menyusun Laporan Keuangan, BLUD merupakan perangkat daerah yang tidak
dipisahkan. Untuk itu laporan keuangan BLUD merupakan bagian dari laporan
keuangan SKPD atau Pemerintah Daerah. BLUD akuntansinya wajib menggunakan
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
sementara laporan Keuangan Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, maka di sini perlu adanya konsolidasian
dalam menyusun laporan keuangan BLUD.
Untuk itu, dapat kami jelaskan bahwa keberadaan Peraturan Menetri Dalam Negeri 61
Tahun 2007 tersebut ada karena amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, khususnya Pasal 150, dimana disebutkan
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
“Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan Menteri Keuangan”. Untuk itu,
keberadaan Peraturan Menetri Dalam Negeri tersebut sangat kuat. Oleh karena itu, dalam
membaca Peraturan Menetri Dalam Negeri tersebut hendaknya bersamaan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, karena antara keduanya merupakan satu
kesatuan.
Kesimpulan
1. Menerapkan PPK-BLUD harus selektif dan obyektif oleh Pemerintah Daerah, tidak
semua SKPD atau Unit Kerja yang memberi pelayanan pada masyarakat dapat
menerapkan PPK-BLUD, harus dilihat kesiapan SDM-nya dan perangkat pendukungnya;
2. Penerapan PPK-BLUD jangan hanya mengejar fleksibilitas yang diberikan, tetapi dalam
rangka peningkatan kinerja pelayanan, kinerja manfaat, dan kinerja keuangan;
3. BLUD merupakan quasi public goods, sehingga peran APBD masih tetap diperlukan
dalam peningkatan pelayanan; dan
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
ATURAN PAKAI:
1. UNTUK 500ML (BOTOL KEMASAN SEDANG ) AIR BESIH DI BERIKAN 2-4 TUTUP BENING
BOTOL DALAM KEMASAN Note:BUKAN TUTUP HIJAU
2. DI KOCOK TERLEBIH DAHULU SUPAYA TERCAMPUR RATA.
3. PEMBERIAN BEST BREEDING DI BERIKAN SETIAP HARI.
4. AIR MINUM YANG SUDAH DI BERIKAN BEST BREEDING DI SARANKAN HABIS DALAM
SEKALI PEMBERIAN MINUMAN, TIDAK DI SARANKAN RACIKAN AIR MINUM YANG SUDAH
DI CAMPURKAN BEST BREEDING DI SIMPAN TERLALU LAMA ATAU DI BERIKAN UNTUK
KE ESOK HARINYA.
4. PEMBERIAN AIR RACIKAN BEST BREEDING DAPAT DI BERIKAN KEPADA SEMUA JENIS
BURUNG TIDAK TERPAKU PADA SALAH SATU JENIS BURUNG TERTENTU.
5. BEST BREEDING DAPA DI BERIKAN UNTUK ANAKAN MAUPUN INDUKAN SEMUA JENIS
BURUNG.
1. MENINGKATKAN STAMI…
Untuk memaksimalkan hasil dari budidaya murai batu akan saya bahas menjadi 5
facktor utama
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
Pertama, yang harus kamu lakukan adalah menentukan lokasi kanda7ng murai batu.
Kandang memiliki fungsi untuk memudahkan peternak murai batu dalam pemberian
pakan, minum, pengelolaan kotoran, dan perkawinan.
Umumnya lokasi penangkaran murai batu berada diluar rumah, seperti di samping
rumah ataupun perkarangan rumah. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah
tempat yang dijadikan kandang suasananya cukup tenang dan jarang ada gangguan…
Vitamin best breeding jangan lupa dioleskan kejangkrik sekitar 10 -15 ekor, sekitar 1ml
vitamin dan pastikan jangkrik dimakan burung
PENGERTIAN :
kepada bawahannya dan menjadi teladan sebagai warga negara yang baik
dalam masyarakat, juga dalam menyelenggarakan kehidupan berkeluarga.
"Perkawinan sah ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa yang dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya/kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
dan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku."
DASAR HUKUM :
PERKAWINAN :
1. Salinan sah Surat Nikah /Akte Perkawinan untuk tata naskah masing-masing
instansi.
PERCERAIAN :
PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh ijin secara tertulis atau
surat keterangan terlebih dahulu dari pejabat. PNS yang berkedudukan sebagai
penggugat harus memperoleh ijin dari Pejabat, sedangkan bagi PNS yang
berkedudukan sebagai tergugat cukup mendapat surat keterangan dari Pejabat.
Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat atau penjudi yang sukar
disembuhkan
Salah satu pihak meninggalkan selama 2 tahun berturut-turut tanpa ijin dan
tanpa alasan sah atau hal lain di luar kemampuannya/kemauannya
Antara suami/isteri terjadi perselisihan terus menerus dan tidak ada harapan
untuk rukun kembali.
a. Apabila anak mengikuti bekas isteri, maka pembagian gaji ditetapkan sbb:
½ untuk PNS .
½ untuk bekas isterinya.
c. Apabila anak mengikuti PNS pria, maka pembagian gaji ditetapkan sbb :
Hak atas bagian gaji untuk bekas isteri sebagaimana dimaksud di atas tidak
diberikan apabila perceraian terjadi karena isteri terbukti telah berzinah atau
isteri terbukti telah melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir
maupun batin terhadap suami, dan atau isteri terbukti menjadi pemabuk,
pemadat, dan penjudi yang sukar disembuhkan dan atau isteri terbukti telah
meninggalkan suami selama dua tahun berturut-turut tanpa izin suami dan
tanpa alasan yang sah.
Meskipun perceraian terjadi atas kehendak isteri yang bersangkutan, hak atas
bagian gaji untuk bekas isteri tetap diberikan apabila ternyata alasan isteri
mengajukan gugatan cerai karena dimadu, dan atau karena suami terbukti telah
berzinah, dan atau suami terbukti telah melakukan kekejaman atau
penganiayaan berat baik lahir maupun batin terhadap isteri, dan atau suami
telah terbukti menjadi pemabuk, pemadat dan penjudi yang sukar disembuhkan,
dan atau suami telah meninggalkan isteri selama dua tahun berturut-turut tanpa
izin isteri dan tanpa alasan yang sah.
Apabila sebagian anak mengikuti PNS ybs dan sebagian mengikuti bekas isteri
maka 1/3 gaji dibagi jumlah anak (sebagian ikut isteri/suami).
PNS yang akan beristri lebih dari seorang, wajib memperoleh izin tertulis lebih
dahulu dari Pejabat.
Setiap atasan yang menerima surat permintaan izin untuk beristri lebih dari
seorang, wajib memberikan pertimbangan kepada Pejabat.
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
Setiap atasan yang menerima surat permintaan izin untuk beristri lebih dari
seorang, wajib menyampaikan kepada pejabat melalui saluran hirarki selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima surat permintaan
izin tersebut.
Izin untuk beristri lebih dari seorang hanya dapat diberikan oleh Pejabat apabila
memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat alternatif dan ketiga syarat
kumulatif, yakni :
Ada persetujuan tertulis secara iklas dari isteri dan disahkan atasannya.
PNS pria mempunyai penghasilan yang cukup.
1. Beristri lebih dari seorang tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari Pejabat.
2. Tidak melaporkan perkawinanya yang kedua/ketiga/keempat kepada Pejabat
dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun setelah perkawinan
dilangsungkan.
PNS wanita yang akan menjadi istri kedua/ketiga/keempat dari pria bukan PNS
wajib memperoleh ijin tertulis dari Pejabat dan memenuhi syarat sesuai Romawi
V angka 3SE BAKN No. 08/SE/1983.
8. Data Pendukung :
1.Nama : Nurpadilah
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 23 April 2020
Keterangan : sudah sembuh
9.Nama : Yulianti
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 28 Juni 2020
Keterangan : sudah sembuh
19.Nama : M. Ghozali
NIP/NRK/: 196601011988031046
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 15 Agustus 2020
Keterangan : sudah sembuh
21.Nama : Juniwarti
NIP/NRK/: 196406251989032005
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 30 Agustus 2020
Keterangan : sudah sembuh
22.Nama : Sugiharti
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 08 September 2020
Keterangan : sudah sembuh
27.Nama : Maryanah
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : rawat inap
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 08 September 2020
Keterangan : masih isolasi sampai dengan 30 september 20
29.Nama : Suhayati
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 08 September 2020
Keterangan : sudah sembuh
30.Nama : Dali
NIP/NRK/: -
Unit Kerja : Puskesmas Kec. Koja
Status positif Covid-19 *) : isolasi mandiri
Positif sejak/tanggal meninggal dunia: 10 September 2020
Keterangan : sudah sembuh
Yang saya hormati bp. Doktor ED Suryadarma SKM.MDM Ketua LPPKM UI dan
Tim , dan para undangan semuanya.
Survey direncanakan dilaksanakan pada bulan oktober 2020 dengan data data
awal yang dibutuhkan sudah kami sampaikan ke tim LPPKM UI oleh PJ Mutu
kami .
KJ/FM/PEG-20
No. Revisi: 00
Angkatan 9
Judul aktualisasi
“Upaya Menurunkan Obesitas Remaja Usia SMP Melalui Gerakan Remaja Sehat
(GEMAS) Millenial Koja di Puskesmas Kecamatan Koja”
[17:57, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Selamat sore Pak,
Izin menanyakan ... tadi Ibu mengatakan boleh rekrut untuk pengganti dr. Leony,
dr. Yusra Dina dan dr. Kriswati. Apakah boleh dimulai Pak proses seleksinya
berdasarkan lamaran yg masuk?
[17:58, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Atau bagaimana...?
[17:58, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Mohon konsul Pak
[19:41, 1/4/2021] Supriyanta: selamat sore dok, maaf baru buka Hp, kebetulan
tadi sata dapet info dari ka.tu pademangan yg pindah Tanah abang kata plt.
waka Dinas untuk cari pengganti pegawai yg mengundurkan diri atau purna
tugas boleh rekrut yg penting sudahvdianggarkan dok, terus kapsn mulai
prosesnya dok, ada dokter dari pademangan kalau koja buka lamaran pingin
nglamar ke koja, saya gak tahu nama dan orangnya
[20:07, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Ada Pak... dari Pademangan
WMM nya .. menurut dr. Carla sudin sih oke.. sdh saya minta masukkin
lamarannya... mungkin Jumat kita terakhir Pak? Minggu depan kita test tertulis
bertahap jam nya?
[20:08, 1/4/2021] Dr. Juliet Tantri Kasatpel Ukp: Tetap kita wawancara dan test
ya Pak... karena dr. Kase mantan wmm biasanya masuk pagi, jdi kita tanyakan
juga nanti kesiapannya jika seandainya masuk di 24 jam atau nanti harus
dukkeslap
[06:01, 1/5/2021] Supriyanta: ok dok