Anda di halaman 1dari 17

Januari 2023

LAPORAN HASIL MONEV

MONOTORING DAN
EVALUASI
PELATIHAN TPK
PROVINSI NTT

Perwakilan BKKBN NTT


Bidang Pelatihan dan Pengembangan
Januari 2023
1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 3
B. DASAR HUKUM ......................................................................................................... 4
C. TUJUAN MONEV ...................................................................................................... 4
1. Tujuan Umum ........................................................................................................ 4
2. Tujuan Khusus ....................................................................................................... 4
D. SASARAN MONEV ................................................................................................... 4
E. RUANG LINGKUP ...................................................................................................... 4

BAB II MEKANISME KEGIATAN


A. PERSIAPAN TEKNIS ................................................................................................ 5
B. PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................................................................... 5
C. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN ......................................................................... 5

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN


A. PERSIAPAN .............................................................................................................. 6
B. PELAKSANAAN ........................................................................................................ 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL MONEV ......................................................................................................... 7
B. DISKUSI HASIL MONEV .......................................................................................... 8-17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 18
B. SARAN ………………………………………………………………………………… . 18

LAMPIRAN
Foto Kegiatan

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guna mencapai angka prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2022, maka
pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting, salah satu prioritas kegiatan yang termuat dalam Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) adalah pelaksanaan pendampingan
keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin/calon Pasangan
Usia Subur (PUS) dan surveilans keluarga berisiko stunting. Strategi khusus yang
terkandung dalam RAN PASTI yaitu “Pendekatan Keluarga Berisiko Stunting". Salah
satu kegiatan strategis dalam pendekatan keluarga beresiko stunting adalah
pendampingan keluarga berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan Tim


Pendamping Keluarga (TPK) dalam proses pendampingan keluarga berisiko stunting di
lini lapangan, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan ToT (Training of Trainer) Pelatihan
Teknis Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
bagi Fasilitator Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2022.

Setelah pelatihan TPK, maka para peserta pelatihan tidak boleh dibiarkan begitu
saja. Mereka harus dipantau secara terus-menerus agar apa yang mereka sudah
dapatkan saat pelatihan, bisa benar-benar terimplementasikan dalam kegiatan harian
mereka. Untuk itu, bidang Latbang melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Pelatihan/Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Tk. Kabupaten/Kota.

Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN No. 11 Tahun 2020, Tentang Organisasi


dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dijelaskan
bahwa Bidang Pelatihan dan Pengembangan (Latbang) mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. Selanjutnya, salah
satu fungsi utama dari Bidang Latbang adalah pelaksanaan monitoring/pemantauan dan
evaluasi di bidang Pelatihan dan Pengembangan. Atas dasar itulah, maka Bidang
Pelatihan dan Pengembangan perlu melaksanakan pemantauan dan evaluasi pasca
pelatihan. Hal ini sebagai salah satu bagian manajemen pelatihan untuk mengevaluasi
kualitas pelatihan dengan kompetensi peserta pelatihan.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi
pasca pelatihan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sangat penting dalam
pengembangan pelatihan serta penjaminan mutu pelatihan. Kegiatan monitoring dan
evaluasi pasca pelatihan bertujuan untuk memantau sekaligus mengevaluasi
ketercapaian tujuan, proses, progres, output, outcome, dan impact dari para alumni
pelatihan. Hasil dari kegiatan ini, akan menjadi rujukan, evaluasi, dan dianalisis lebih
lanjut demi penyempurnaan penyelenggaraan pelatihan berikutnya.

3
B. DASAR
a) Undang-undang RI Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga;
b) Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting;
c) Surat Edaran Sekretaris utma Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Mekanisme
Pelaksanaan Orientasi Kader Tim Pendamping Keluarga;

C. TUJUAN MONEV
1. Tujuan Umum
Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelatihan Teknis Tim TPK dalam Upaya
Percepatan Penurunan Stunting bertujuan untuk memantau sekaligus mengevaluasi
ketercapaian tujuan, proses, progres, output, outcome, dan impact dari pelatihan
TPK yang sudah dilakukan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku,
serta kinerja dari TPK itu sendiri.

2. Tujuan Khusus
• Mengetahui dampak Pelatihan/Orientasi terhadap peningkatan Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku TPK
• Mengetahui dampak Pelatihan/Orientasi terhadap Kinerja TPK.

C. SASARAN MONEV
Yang menjadi sasaran kegiatan monitoring dan evaluasi adalah para Tim
Pendamping Keluarga (TPK) yang berada di 22 Kab./Kota, serta para pemangku
kebijakan (Kadis, Kades/Lurah, PKB, atau admin Elsimil Kab./Kota)

D. RUANG LINGKUP MONEV


1. Verivikasi dan Validasi Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting
2. Aplikasi Elsimil bagi Catin dan TPK
3. Variabel Pemantauan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan

4
BAB II
MEKANISME KEGIATAN

A. PERSIAPAN TEKNIS

Sebelum pelaksanaan kegiatan Monev, dilakukan berbagai persiapan diantaranya:

1. Melakukan koordinasi dengan OPD Kabupaten/Kota untuk menyiapkan sasaran monev


yang akan diwawancarai.
2. Menyiapkan administrasi berupa Surat Tugas, dan Surat Perjalanan Dinas (SPD) untuk
dibawa dan disampaikan kepada OPD Kab./Kota.
3. Menyiapkan instrumen monev pasca pelatihan.
4. Menyiapkan administrasi pertanggungjawaban kegiatan monev.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Metode:
Pelaksanaan kegiatan monev pasca pelatihan menggunakan metode wawancara
terbuka, ketika Tim monev turun langsung ke lapangan. Sedangkan metode pengisian
instrumen menggunakan paper-based dan G-form, yang dibagikan ke TPK ketika
pemonev sudah kembali ke tempat kedudukan. Tujuannya adalah agar sampel sasaran
bisa lebih banyak (terwakilkan).
Instrumen monev yang dipakai, dijadikan sebagai pedoman, dan ketika berhadapan
langsung dengan sasaran, pertanyaan yang ada dalam instrumen disesuaikan dengan
bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh TPK.
Pengambilan data monev secara langsung dilakukan menggunakan paper-based dan
sebagian lagi menggunakan G-Form. Hal-hal yang ditanyakan dalam monev adalah
mengenai Penggunaan Aplikasi Elsimil bagi TPK dan Catin, Praktik Verifikasi dan
Validasi data Keluarga Beresiko Stunting, serta Praktik Pengisian Variabel Pemantauan
ibu hamil dan ibu Pasca Persalinan melalui G-Form.
2. Alat bantu:
Alat bantu dalam kegiatan monev pasca pelatihan ini adalah instrumen monev yang
sudah dibuat dalam bentuk paper-based maupun G-Form.

C. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu Monev : Bulan Juli s/d November 2022
Tempat Monev : 18 Kab./Kota (dari total 22 Kab/kota yang tersebar di Provinsi NTT)
dengan Sampel 4 Tim (TPK) per Desa/Kelurahan.

5
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PERSIAPAN
1. Menuju Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB)
Kabupaten/Kota untuk melapor diri dan membicarakan persiapan monev.
2. Bersama OPD KB, menyiapkan instrumen dan sasaran monev yang akan ditemui.

B. PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan monev pasca pelatihan secara langsung (tatap muka),
dengan sasaran Tim (TPK) yang beragam sesuai persiapan yang dilakukan. Kegiatan
monev dalam suatu kabupaten melibatkan 4 (empat) tim pendamping keluarga yang
berasal dari desa dan kecamatan yang berbeda.
Banyak kegiatan awal yang harus dilakukan, khususnya pada bulan Agustus,
terjadi bersamaan dengan Bulan Timbang, sehingga, Setelah kegiatan bulan timbang
selesai, barulah Tim Monev berkesempatan bertemu dengan TPK yang hadir juga dalam
kegiatan penimbangan di Posyandu. Tim Monev berbincang banyak tentang aktivitas
TPK yang sudah/sedang dilakukan sejauh ini. Terdapat banyak hal yang Tim peroleh
dari hasil monev yang dilakukan saat itu. Hasil yang didapatkan diulas dalam BAB
selanjutnya.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN MONEV

Aktivitas pendampingan yang dilakukan oleh TPK merupakan tugas utama yang harus
dilaksanakan secara tepat dan berkelanjutan. Walau demikian, berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi yang dilakukan, masih terdapat banyak hal baru yang harus diperbaiki dan diberi atensi
serius, secara umum oleh Perwakilan BKKBN Provinsi NTT (cq. Bidang Latbang), dan secara
khusus oleh OPD KB di masing-masing Kabupateb/Kota.

Monitoring dan evaluasi pada Tim pendamping Keluarga secara langsung (tatap muka)
dilakukan pada 72 Tim (TPK) dari 18 Kab./Kota, Keseluruhan anggota TPK yang berhasil dimonev
berjumlah 216 Orang. Memang belum semua anggota TPK di setiap Kecamatan berhasil dimonev.
Sehingga belum bisa dikatakan dapat mewakili populasi TPK yang ada di NTT. Akan tetapi, dari
jumlah yang terpantau, dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang
dijabarkan sebagai berikut:

1. Karakteristik Sasaran Monitoring dan Evaluasi


a. Jabatan Tim Pendamping Keluarga (TPK)

JABATAN TPK

28,2%
BIDAN
32,6%
KADER TP PKK
39,1% KADER KB

Diagram 1: Sasaran Monev berdasarkan Jabatan TPK


Berdasarkan diagram jabatan TPK, terlihat bahwa jumlah anggota TPK yang
paling banyak berasal dari Kader TP PKK (39,1%). Kemudian Bidan 32,6% dan
Kader KB 28,2%.
Beberapa alasan yang ditemui dilapangan, mengapa belum semua anggota
TPK berhasil dimonev, karena ketika pemonev turun ke lapangan, ternyata pada saat
yang bersamaan, para TPK khususnya kader KB, sedang bekerja disejumlah tempat
untuk menggerakan sasaran balita agar datang ke Posyandu. Itu sebabnya, mereka
sulit ditemui. Selain itu, para anggota TPK, khususnya Bidan sedang sibuk mengurus
para balita yang hendak ditimbang di Posyandu.

7
b. Kesertaan Ber-KB dari TPK

Kesertaan Ber-KB

YA
39,1%
60,8% TIDAK

Diagram 3: Sasaran Monev berdasarkan Kesertaan Ber-KB


Dari grafik di atas, diketahui 39,1% TPK bukan merupakan akseptor KB. Hal ini
disebabkan karena mereka belum menikah dan sudah melewati usia reproduktif.
Sedangkan 60,8% anggota TPK sudah ber-KB dari jumlah sasaran Monev 216
0rang.

c. Karakteristik Umur TPK


UMUR JUMLAH %
21 – 35 tahun 117 54,1%
35 – 49 tahun 73 34,6%
>49 tahun 26 12,3%
TOTAL 216

2. Dampak Pelatihan/Orientasi terhadap Sikap, Pengetahuan, dan Perilaku TPK


Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan Tim Pendamping
Keluarga (TPK) dalam proses pendampingan keluarga berisiko stunting di lini lapangan,
Perwakilan BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan training of trainer
(ToT) Pelatihan Teknis Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Upaya Percepatan
Penurunan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2022. Pelaksanaan
pelatihan ini sudah dilakukan di 22 Kabupaten/Kota di NTT, mulai dari tanggal 30 Mei s/d 4
Juni 2022. Kegiatan pelatihan ini, merupakan hal urgen yang penting bagi peningkatan SDM
peserta pelatihan, secara khusus bagi para TPK sehingga mereka bisa memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melakukan aktivitas pendampingan kepada
sasaran yang menjadi prioritas.
Di 22 Kab./Kota, pelaksanaan orientasi TPK tingkat Kecamatan, sudah dilaksanakan
juga secara serentak. Berikut hasil monev terkait dampak pelatihan dan orientasi terhadap
sikap, pengetahuan, dan perilaku TPK:

8
a. Penilaian TPK terhadap pelaksanaan pelatihan/orientasi

Diagram 1: Penilaian TPK terhadap pelaksanaan pelatihan/orientasi


Dari diagram di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut anggota TPK,
pelaksanaan pelatihan dan orientasi TPK sudah berjalan baik.

b. Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan TPK

Dari gambar di atas, diketahu bahwa dengan adanya pelatihan, telah terjadi
peningkatan pemahaman yang dimiliki para TPK, khususnya cara mempraktekan
aplikasi elsimil. Selain itu, mereka juga lebih memahami Tupoksi TPK secara
baik. Walau demikian, masih terjadi kekurangan pada pengetahuan TPK terkait
mekanisme pendampingan kepada ibu hamil dan ibu nifas. Hal inilah yang mejadi
catatan penting dan perlu mendapat perhatian serius dari bidang Latbang.

c. Pengetahuan tentang Peran TPK.


Pada aspek pengetahuan tentang peran TPK, diperoleh jawaban yang beragam.
Secara keseluruhan TPK dapat menjelaskan dengan cukup baik tentang peran
TPK. Sehingga dapat disimpulkan bahwa TPK sudah mengetahui dengan baik
tugas TPK yaitu :
▪ Mendampingi keluarga beresiko stunting di mana keluarga yang memiliki
Ibu hamil, Ibu pasca melahirkan, ibu Nifas dan keluarga yang memiliki
Balita.

9
▪ Mendapingi keluarga dari calon pengantin sampai hamil melahirkan dan
Pasca persalinan.
▪ Memberikan Penyuluhan atau penyampaian informasi Kesehatan ibu
anak dan Keluarga berencana.
▪ Memberikan motivasi agar Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan,
melahirkan di Fasilitas Kesehatan, memberikan ASI Ekslusif, Menyusui
sampai usia 2 tahun dan mengikuti KB pasca persalinan.

d. Fungsi utama penggunaan Aplikasi ELSIMIL bagi Catin dan TPK


Terkait pengetahuan TPK tentang aplikasi ELSIMIL baik bagi Catin maupun TPK
juga diperoleh jawaban yang beragam. Masih terdapat TPK yang belum
memahami dengan baik fungsi penggunaan Elsimil sebagai alat bantu skrining
calon pengantin. Hal ini disebabkan karena TPK belum berhasil mendaftar
sebagai petugas pendamping pada aplikasi ELSIMIL karena beberapa sebab
diantaranya:
▪ Praktik ELSIMIL pada saat kegiatan Pelatihan tidak berjalan dengan baik
karena aplikasi yang eror sehingga hanya dijelaskan Langkah
penggunaan dengan bahan tayang power point.
▪ Terdapat TPK yang sudah mengunduh aplikasi ELSIMIL tapi tidak bisa
dibuka.
▪ Terdapat TPK yang sudah memotivasi Calon pengantin untuk mengunduh
dan registrasi ELSIMIL namun tidak mendapat respon yang baik dari
Catin. Adapun alasannya penolakan adalah, tidak punya HP dan tidak
punya paket data.
▪ Terdapat catin yang menghapus/uninstall aplikasi Elsimil dengan alasan
memori Hp berat/penuh.
▪ Terdapat TPK yang tidak memiliki Hp android

3. Dampak Pelatihan/Orientasi terhadap Kinerja TPK

a. .Bentuk peningkatan kinerja TPK setelah mengikuti pelatihan.

Dari gambar di atas, diketahui bahwa setelah mengikuti pelatihan TPK, kinerja TPK
meningkat signifikan. Hal ini terbukti dari keaktifan mereka dalam melakukan aktivitas
pendampingan kepada Keluarga Beresiko Stunting. Selain itu, mereka juga memiliki

10
komitmen yang kuat dalam melakukan pendampingan. Hal ini dibuktikan dengan sikap
loyal para TPK yang masih berjuang untuk bekerja sampai sekarang. Para TPK juga
memiliki antusias yang tinggi, di mana aktivitas pendampingan mereka menjadi lebih
meningkat, khususnya ketika ada monev seperti ini. Kendati demikian, masih banyak
TPK yang ingin agar pelatihan/orientasi TPK bisa dilakukan refreshing.

b. Frekwensi aktivitas/kegiatan pendampingan kepada CATIN yang terdaftar di aplikasi


ELSIMIL

Merujuk pada grafik lingkaran di atas, diketahui bahwa frekuensi aktivitas pendampingan
kepada Catin melalui aplikasi Elsimil masih belum dilakukan sepenuhnya. Hal ini
dikarenakan banyak TPK yang belum terdaftar di Elsimil sebagai petugas pendamping.
Selain itu, ada juga kasus di mana Catin melakukan uninstall (menghapus) aplikasi
Elsimil yang sudah mereka download, dengan alasan karena memori HP sudah penuh.
Ini yang mengakibatkan aktivitas pendampingan menjadi terhambat. Ada lagi beberapa
Catin yang sudah punya anak, dan ada beberapa desa/kelurahan yang tidak ada catin
sama sekali.

c. Aktivitas pendampingan kepada IBU HAMIL yang diinput melalui G-Form dan/atau
pencatatan manual.

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwaa aktivitas pendampingan yang dilakukan


TPK kepada ibu hamil secara keseluruhan sudah dilakukan. Hanya saja, ada banyak
alasan yang dikemukakan oleh TPK, salah satunya adalah ada ibu hamil yang tidak mau
ditemui. Walau demikian, secara keseluruhan, para TPK selalu berkreasi untuk bisa

11
menemui ibu hamil tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan datang
langsung ke kebun atau ke rumah dan kemudian bercerita hal lain (menarik minat ibu
hamil agar mau bercerita). Setelah itu. barulah TPK masuk ke inti bahwa ibu hamil harus
mendapat perhatian penuh. Minimal harus selalu dirujuk untuk memeriksa
perkembangan kehamilan setiap bulannya.
Selain itu, masih banyak ibu hamil yang belum diinput ke dalam G-form. Masih dicatat
secara manual yang data-datanya dipegang dengan lengkap oleh TPK khsusnya Bidan.

d. Aktivitas pendampingan kepada IBU NIFAS (PASCA PERSALINAN) (diinput melalui G-


Form dan pencatatan menggunakan Format Manual).

Mengenai aktivitas pendampingan kepada ibu nifas, dari gambar di atas, diketahui
bahwa rata-rata pendampingan kepada ibu nifas oleh TPK sudah berjalan. Akan tetapi
masih banyak juga (30,4%) yang belum melakukan pendampigan. Hal ini karena fokus
TPK masih ke ibu hamil. Nemun dengan adanya monev, mereka menjadi paham bahwa
pendampingan ke ibu nifas, harus terus dilakukan sebanyak 2x sampai ibu nifas tersebut
menggunakan KB (minimal KB MKJP). Ini memang pekerjaan yang membutuhkan
ketekunan dan keuletan dalam mendampingi. Para TPK sudah berusaha memberikan
KIE secara berkelanjutan agar dalam waktu 40 hari setelah melahirkan, para ibu nifas
harus segera menggunakan KB MKJP.

e. Cara atau strategi TPK dalam melakukan tugas pendampingan

12
Berdasarkan wawancara dan observasi kepada Sebagian TPK ketika melakukan monev,
diketahui bahwa kegiatan pendampingan pada calon pengantin belum dilaksanakan
dengan baik. Hal ini karena banyak catin yang tidak bisa ditemui, dan banyak juga catin
yang dalam waktu tidak lama, sudah hamil. Namun khusus untuk TPK dari unsur Bidan
sudah memberikan pelayanan pada calon pengantin tetapi belum dalam bentuk
pendampingan yang ideal karena belum melakukan skrining melalui aplikasi ELSIMIL.
Untuk ibu hamil dan ibu nifas, tentu sudah dilakukan TPK seperti yang tertera pada
diagram di atas. Bahwa strategi pendampingan yang dilakukan TPK lebih banyak
dilakukan melalui kunjungan ke rumah sasaran, kemudian KIE kepada sasaran dan
memotivasi sasaran dengan mencontohi tetangga lain.

f. Kreativitas dan inovasi TPK dalam melakukan aktivitas pendampingan.

Kreativitas dan Inovasi TPK


Pekarangan Pangan Lestari (P2L
belajar dari tetangga
Bentuk Kelas Bumil
KIE ke sasaran
Pendekatan kekeluargaan
Sidak di kebun

0 2 4 6 8 10 12

Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa salah satu kreativitas dan inovasi yang
paling banyak dilakukan TPK adalah dengan mangajak keluarga sasaran, untuk
memanfaatkan pekarangan/halaman rumah untuk ditanami beragam sayuran dan buah.
Aktivitas ini biasa disebut P2L atau Pekarangan Pangan Lestari. Tujuannya agar ibu
hamil, ibu nifas maupun catin bisa mendapat asupan gizi yang seimbang. Selain itu, ada
juga TPK yang membentuk kelas ibu hamil, untuk memastikan bumil mendapat
perhatian penuh sejak dini. Kreativitas lainnya adalah para TPK biasanya langsung sidak
ke kebun jika keluarga sasaran tidak ditemui di tempat untuk langsung memberikan KIE.

g. Dukungan/bantuan dari OPD, Kecamatan, dan/atau Puskesmas

13
Dari diagram di atas, diketahui bawa TPK memang sudah mendapat dukungan dari
OPD, dari Kecamatan, maupun dari Puskesmas. Di mana terbangunnya komunikasi
yang terbuka dan intens, serta TPK mendapat motivasi dalam bekerja. Walaupun ada
TPK yang belum sepenuhnya mendapat bantuan dan dukungan tersebut. Dukungan
yang paling nyata dari Puskesmas adalah pemberian layanan kesehatan kepada
keluarga beresiko. Sedangkan dari apparat Desa ataupun kecamatan, belum terlihat
secara nyata bentuk dukungan seperti apa yang diterima TPK.
Bentuk dukungan dari OPD KB Kab./Kota kepada TPK, terutama dalam bentuk
pencairan pulsa data. Khusus untuk pulsa data ini masih ada TPK yang belum mendapat
pulsa dengan alasan kesalah nomor. TPK bersangkutan sudah melakukan upaya
koordinasi ke OPD.

4. Monitoring dan Evaluasi pada OPD, Desa/Lurah, PKB, dan Stakeholder Lain

1. Penilaian terhadap aktivitas pendampingan yang dilakukan oleh TPK

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa aktifitas pendampingan TPK dinilai aktif
oleh Lurah, oleh OPD KB maupun oleh PKB. Akan tetapi masih juga terdapat banyak
TPK yang belum memahami tupoksi mereka dan menjalankannya sesuai aturan. Hal ini
terlihat dari capain pendampingan calon pengantin di aplikasi ELSIMIL yang masih

14
sangat rendah, dan aktivitas pendampingan kepada bumil maupun bunifas yang masih
belum banyak dilakukan.
Pemahaman terhadap Tugas Pendampingan Keluarga Beresiko Stunting
Pemahaman terhadap tugas TPK dinilai sudah sepenuhnya dipahami karena sudah
menjalankan tugas di lapangan. Sedangkan OPD KB dan PKB menilai bahwa TPK
belum sepenuhnya memahami indikator capaian pendampingan catin dan laporan
manual pendampingan ibu hamil dan ibu Nifas.

2. Dukungan OPD KB dan perangkat desa/Lurah kepada TPK

Berdasarkan grafik di atas, ditemukan bahwa dukungan OPD KB dan perangkat


Desa/Lurah kepada TPK adalah pemberian dana, sarana prasarana, dan pemberian
data sasaran keluarga beresiko stunting yang terupdate. Bahkan ada juga inovasi lain
yang dilakukan yakni bersama-sama Pemerintah Desa melakukan kunjungan ke rumah
sasaran.
3. Mini Lokakarya tingkat Kecamatan, dan Audit Kasus Stunting tingkat Kabupaten/Kota

Untuk Minilokakarya tingkat Kecamatan, rata2 sudah sudah terlaksana. Sedangkan


untuk Audit Kasus Stunting, belum dilaksanakan. Masih dalam proses persiapan. Masih
mempelajari Kertas Kerja yang harus diisi oleh Tim Pakar. Rencananya akan dilakukan
pada Bulan Desember 2022. Dan menurut data terakhir, AKS sudah dilakukan 1x untuk
18 Kab./Kota yang dikunjungi.

4. Kemampuan konsultasi dan koordinasi antara TPK dengan TPPS

15
Secara umum, derdasarkan diagram di atas, ditehaui bahwa kemampuan konsultasi dan
koordinasi sudah berjalan maksimal. Walau demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa
masih ada persoalan lain di mana ada Desa/Kelurahan yang belum selesai membuat SK
TPPS. Hal lain, yakni kegiatan pendampingan kepada sasaran ini, baru berjalan
beberapa bulan sehingga belum terjalin koordinasi yang baik.

5. Kemampuan kerja sama/relasi sesama TPK dalam menjalankan aktivitas pendampingan


secara bersama-sama

Kemapuan kerja sama antar anggota TPK dinilai sudah cukup baik. Hal ini karena antara
kader dan tenaga Kesehatan sudah sering bekerja sama dalam pelayanan Kesehatan
Ibu dan anak, serta Keluarga Berencana. Namun karena pendampingan ini
membutuhkan pelaporan secara digital sehingga masih membutuhkan waktu untuk
saling menyesuaikan dan melengkapi.

6. Dukungan OPD-KB dan Perangkat Desa/Lurah terhadap aktivitas pendampingan yang


dilakukan TPK
OPD KB dan perangkat Desa/Lurah sangat mendukung kegiatan pendampingan
keluarga oleh TPK. Bentuk dukungan berupa pemberian informasi data sasaran,
memfasilitasi pelayanan Kesehatan di wilayah setempat dan memfasilitasi pembayaran
paket data yang sudah dilakukan untuk beberapa bulan sebelumnya.
BAB V
PENUTUP

16
A. KESIMPULAN
1. Persiapan kegiatan monev terlaksana dengan baik dan lancar
2. Sasaran monev bisa memahami dengan baik, bagaimana cara melakukan verifikasi dan
validasi data keluarga beresiko stunting tingkat RT.
3. Sasaran monev juga dapat memahami cara pendampingan bagi ibu hamil dan ibu pasca
persalinan.
4. Pelaksanaan praktik aplikasi Elsimil masih belum sepenuhnya dipahami oleh TPK. Hal ini
disebabkan karena kendala jaringan.

B. SARAN
1. Kegiatan monev ini perlu dilakukan lebih intens dan berkelanjutan, agar aktivitas
penampingan TPK bisa benar-benar terlaksana secara tepat.
2. Diharapkan agar aplikasi Elsimil ini bisa dibuat dalam bentuk offline, (paper based)
mengingat ada banyak tempat yang tidak ada jaringan internet. (Sudah ada)
3. Perlu monitoring dan evaluasi secara berjenjang, dalam hal ini, para PKB perlu selalu
hadir bersama TPK agar bisa terpantau sudah sejauh mana pelaksanaan pendampingan
yang sudah dilakukan setiap hari.
4. Honor/pembiayaan untuk setiap TPK sebagai ujung tombak kegiatan pendampingan
perlu ditambahkan/dinaikan.
5. Honor/pembiayaan operasional untuk staff pada OPDKB, dalam membantu pelaksanaan
monev, termasuk biaya operasional kegiatan monev ketika turun ke kecamatan, perlu ada
(ditambahkan).

Demikian laporan hasil kegiatan Monev Pelatihan Teknis Tim Pendamping


Keluarga (TPK) dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota.
Semoga dapat menjadi acuan pada keberlanjutan kegiatan pendampingan keluarga
beresiko stunting oleh TPK di wilayah masing-masing.

Kupang, Januari 2023


TIM Pelaksana Monev Bidang LATBANG

17

Anda mungkin juga menyukai