PROGRAM
BANGGA KENCANA
PELATIHAN FUNGSIONAL DASAR (LFD)
PENYULUH KELUARGA BERENCANA
EDISI
2023
PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN FUNGSIONAL DASAR (LFD)
PENYULUH KELUARGA BERENCANA
Pengarah :
Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si
Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Uswatun Nisa, S.Sos, MAPS
Pelaksana Teknis :
Desnita Ekaratri Wulandari, SS., MPH
Iwan Tri Hariyanto, SPd
Tim Editor :
Tri Aryadi, S.Psi
Sri Agustien, SE
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
Modul Program Bangga Kencana
KATA SAMBUTAN
Dalam rangka untuk meningkatkan partisipasi pemerintah daerah dalam pelaksanaan program
Kependudukan dan Keluarga Berencana, maka dikeluarkanlah Undang - Undang nomor : 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah dimana pada pasal 12 ayat 2 menyebutkan bahwa pengendalian
penduduk dan keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh
pemerintah daerah. Pada lampiran Undang -Undang nomor : 23 tahun 2014 dalam urusan
pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana dicantumkan pada sub
urusan keempat tentang standarisasi pelayanan KB yang harus disiapkan oleh pemerintah pusat.
Berdasarkan Undang - Undang Nomor : 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah semakin
mempertegas kewenangan tersebut, dimana pada lampiran Undang - Undang Nomor : 23 tahun
2014 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren antara Pemerintah Pusat, daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten dan Kota pada huruf N (Pembagian Urusan Pemerintah Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) menegaskan kewenangan dalam pelaksanaan
urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang harus dilaksanakan oleh masing-
masing tingkatan pemerintah yaitu: (1) sub urusan Pengendalian Penduduk, (2) sub urusan
Keluarga Berencana, (3) sub urusan Keluarga Sejahtera, dan (4) sub urusan Sertifikasi dan
Standarisasi.
i
Modul Program Bangga Kencana
Penyusunan perangkat Pelatihan Fungsional Dasar (LFD) Penyuluh Keluarga Berencana yang
berkualitas di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam
rangka mendukung program Banggakencana, maka diperlukan suatu pelatihan yang secara
sistematis dirancang untuk mencapai tujuan penyusunan tersebut. Selanjutnya, Pelatihan yang
dilaksanakan di BKKBN peruntukkannya oleh tenaga Fasilitator yang akan membentuk Penyuluh
KB di lapangan menjadi lebih profesional.
Saya sangat menyambut baik diterbitkannya perangkat pelatihan ; Modul dan media/Bahan
Tayang Pelatihan Fungsional Dasar sebagai upaya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional sesuai dengan kebutuhan dalam mendukung program Banggakencana di lingkungan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan perkembangan terkini.
Akhirnya kepada semua pihak diucapkan terima kasih atas partisipasi, kontribusi, masukan, saran
dan koreksi, hingga tersusunnya Perangkat pelatihan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi
upaya kita dalam mendukung dan mengelola Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga secara profesional, hingga terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera. Berencana itu Keren.
ii
Modul Program Bangga Kencana
KATA PENGANTAR
Pelatihan Fungsional Dasar ini khususnya untuk memantapkan keterampilan peserta dalam
pelaksanaan Pengelolaan yang terkini dalam rangka mendukung program Banggakencana.
Perangkat pelatihan ini adalah acuan untuk menyelenggarakan Pelatihan Fungsional Dasar. Tujuan
pedoman pelatihan teknis ini adalah menciptakan panduan yang layak mengenai tahapan
pelaksanaan dan evaluasi yang harus dikerjakan oleh penyelenggara pelatihan yang dimasud untuk
mewujudkan good governance.
Untuk tercapainya tujuan pelatihan sebagaimana yang diharapkan, maka kurikulum dan bahan
pembelajaran Pelatihan Fungsional Dasar dilengkapi dengan berbagai media antara lain handout
slide, dan video yang secara terus menerus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Media
pembelajaran tersebut diharapkan dapat menguatkan proses belajar mengajar dan meningkatkan
kompetensi kepada peserta Pelatihan Fungsional Dasar bagi Penyuluh KB.
iii
Modul Program Bangga Kencana
Penyempurnaan dan pengembangan perangkat pelatihan kekinian tentunya akan terus dilakukan dan
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan wilayah, masyarakat, serta perkembangan program, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Penerbitan Paket Perangkat) Pelatihan Fungsional Dasar ditujukan untuk
lebih memantapkan Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan program Bangga kencana.
Semoga dengan diterbitkannya paket pembelajaran Pelatihan Fungsional Dasar bagi Penyuluh KB di
Kabupaten dan Kota, dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan Pengelolaan program
Banggakencana.
Akhir kata, penghargaan dan apresiasi yang setingi-tingginya serta ucapan terima kasih disampaikan
kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan Paket Perangkat Pelatihan ini. Semoga
paket pelatihan ini bermanfaat untuk menjamin terlaksananya penyelenggaraan Pelatihan Fungsional
Dasar yang berkualitas.
iv
Modul Program Bangga Kencana
DAFTAR ISI
v
Modul Program Bangga Kencana
vi
Modul Program Bangga Kencana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagaimana
diamanatkan pada Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, khususnya pada Pasal 56 ayat (1)
menyebutkan bahwa BKKBN memiliki tugas untuk melaksanakan pengendalian
penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Pada akhir tahun 2019 yang lalu,
BKKBN melakukan rebranding dengan mengemas dan memperkenalkan istilah
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
menjadi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana
atau yang disingkat menjadi Bangga Kencana.
Perubahan nama program dari KKBPK menjadi Bangga Kencana meiliki tujuan untuk
memudahkan penyebutan program, yang seringkali sulit untuk diucapkan. Penempatan
kata Pembangunan Keluarga di awal menunjukan bahwa BKKBN merupakan lembaga
yang ingin memberikan manfaat kepada seluruh keluarga Indonesia. Selain itu, BKKBN
harus dapat mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas,
kualitas, dan persebaran penduduk dan lingkungan hidup, serta meningkatkan kualitas
keluarga agar dapat timbul rasa tenteram dan harapan masa depan yang lebih baik atau
mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
1
Modul Program Bangga Kencana
Pada PN Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, BKKBN memiliki peran pada
PP Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Memperkukuh Ketahanan
Budaya Bangsa dan Membentuk Mentalitas Bangsa yang Maju, Modern, dan
Berkarakter, dengan KP pada Revolusi mental dalam sistem sosial untuk memperkuat
ketahanan, kualitas dan peran keluarga serta masyarakat dalam pembentukan
karakter.
Oleh sebab itu, sebagai langkah awal dalam pengenalan terhadap program Bangga
Kencana yang ada di BKKBN, maka modul ini disusun agar para peserta Pelatihan
Fungsional Dasar dapat memanfaatkan dan menggunakan modul ini dengan baik.
Dengan mempelajari seluruh pokok bahasan yang ada di dalam modul ini, diharapkan
pada pembaca, terutama peserta pelatihan mampu memahami ruang lingkup kebijakan
dan strategi yang ada di BKKBN.
B. Diskripsi Singkat
Selamat!
Anda sedang mempelajari modul pembelajaran Program Bangga Kencana. Modul ini
akan membahas dan memberikan penjelasan secara lengkap dan komprehensif
tentang sejarah program KB, perkembangan program, visi dan misi serta tujuan dan
sasaran program Bangga Kencana hingga kebijakan dan strategi yang dilakukan
2
Modul Program Bangga Kencana
C. Manfaat Modul
Setelah membaca modul ini peserta diharapkan dapat memiliki pemahaman mengenai
program Bangga Kencana mulai dari sejarah program KB, perkembangan program, visi
dan misi serta tujuan dan sasaran program Bangga Kencana hingga kebijakan dan
strategi yang dilakukan BKKBN. Peserta pelatihan dapat memanfaatkan modul ini
sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di wilayah kerja
masing-masing. Melalui modul ini diharapkan para peserta pelatihan maupun pembaca
dapat lebih memahami BKKBN beserta kebijakan dan strateginya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan mampu memahami tentang
peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang sejarah dan perkembangan
program KB di Indonesia, visi, misi, tujuan, kebijakan dan program Bangga Kencana
serta BKKBN di era yang sudah berubah.
3
Modul Program Bangga Kencana
E. Materi pokok
1. Sejarah dan perkembangan program Bangga Kencana
2. Visi dan Misi, Tujuan dan sasaran Program Bangga Kencana
3. Kebijakan dan Strategi Program Bangga Kencana
4. BKKBN di Era yang sudah berubah
F. Petunjuk Belajar
Agar dapat memahami isi modul ini dengan cepat, Anda perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Sebelum anda benar-benar paham tentang
materi pada tahap awal, jangan membaca materi pada halaman berikutnya.
Lakukan pengulangan pada halaman tersebut sampai anda benar-benar
memahaminya.
2. Jika anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub
bahasan tertentu, diskusikan dengan teman anda atau fasilitator yang sekiranya
dapat membantu untuk memahami materi modul ini.
3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya anda
mengerjakan latihan-latihan dengan menjawab soal-soal.
4. Lakukan pengulangan untuk mengerjakan soal latihan hingga Anda memahami
materi tiap bab.
4
Modul Program Bangga Kencana
BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PROGRAM KB
A. Sejarah Program KB
Tak kenal maka tak sayang... Istilah ini tentunya sangat melekat bagi seseorang
apabila dihadapkan pada sesuatu yang baru. Anda, sebagai peserta pelatihan dan
sebagai ASN di lingkungan BKKBN tentunya perlu memiliki pengetahuan mengetahui
sejarah bagaimana Program KB berkembang di Indonesia. Pada Bab ini akan dibahas
tentang sejarah program Keluarga Berencana di Indonesia berdasarkan periode
perkembangan dan sejarah munculnya program KB di Indonesia.
Membahas tentang penduduk dan kependudukan sangat erat kaitannya dengan
seorang ahli bernama Malthus. Malthus merupakan seseorang yang pertama kali
mengemukakan teori tentang penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus
beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, dimana nafsu
manusia tidak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan
makanan. Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk
dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan
hawa nafsu dan pantangan kawin) serta Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit,
kejahatan dan peperangan). (Bidadarti, 2020). Teori Malthus ini menuai kontroversi
karena mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal dan perencanaan
produksi. Pengikut Malthus (Neo Malthusionism) berpendapat bahwa salah satu upaya
untuk mencegah laju cepatnya peningkatan penduduk adalah denfan dilakukannya Birth
Control Method dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Sebelum abad ke-20, di negara barat sudah ada usaha pencegahan kelangsungan
hidup anak karena berbagai alasan. Beberapa cara yang dilakukan diantaranya dengan
membunuh bayi yang sudah lahir, melakukan abortus dan mencegah/mengatur
5
Modul Program Bangga Kencana
6
Modul Program Bangga Kencana
bulan Januari 1967 dan Kongres Nasional I PKBI di Jakarta pada tanggal 25 Februari
1967.
9
Modul Program Bangga Kencana
Dua tahun kemudian, pada tahun 1972 terbit Keppres No. 33 Tahun 1972
sebagai penyempurnaan terhadap organisasi dan tata kerja BKKBN yang telah
dibentuk sebelumnya. Status badan ini berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang berkedudukan langsung di bawah Presiden. Untuk melaksanakan
Program Keluarga Berencana di masyarakat dikembangkan berbagai pendekatan
yang disesuaikan dengan kebutuhan program dan situasi serta kondisi masyarakat.
Pada Periode Pelita I dikembangkan periode pendekatan Klinik (Clinical
Approach) karena pada awal program, tantangan terhadap ide Keluarga Berencana
(KB) masih sangat kuat, untuk itu pendekatan melalui kesehatan menjadi pendekatan
yang paling tepat. Pada saat pelaksanaan Pelita I ini, daerah program Keluarga
Berencana meliputi 6 propinsi yaitu Jawa Bali (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali). Provinsi tersebut diatas merupakan daerah
perintis dari BKKBN. Tahun 1974 muncul program-program integral (Beyond Family
Planning) dan gagasan tentang fase program pencapaian akseptor aktif. Berdasar
Keppres 38 tahun 1978 BKKBN bertambah besar jangkauan programnya tidak terbatas
hanya KB tetapi juga program Kependudukan.
Planning). Dalam kaitan ini pada tahun 1973-1975 mulai dirintis Pendidikan Kependudukan
sebagai pilot project.
masih sangat terbatas, maka untuk pelayanan KB LIMAS ini ditawarkan lebih banyak lagi
jenis kontrasepsi, yaitu ada 16 jenis kontrasepsi.
Pada periode ini ditetapkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dan Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 khususnya sub sektor Keluarga Sejahtera dan
Kependudukan, maka kebijaksanaan dan strategi Gerakan KB Nasional diadakan untuk
mewujudkan keluarga Kecil yang sejahtera melalui penundaan usia perkawinan,
penjarangan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan
keluarga.
Daerah yang selanjutnya disingkat BKKBD di tingkat provinsi dan kabupaten dan kota
yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki hubungan fungsional dengan
BKKBN (pasal 54 ayat 1 dan 2)
Peran dan fungsi baru BKKBN diperkuat dengan adanya Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Peraturan Kepala BKKBN Nomor
82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor
92/PER/B5/2011 tentang Organisasi Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana, sehingga perlu dilakukan
perubahan/penyesuaian terhadap Renstra BKKBN tentang Pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2010-2014 meliputi
penyesuaian untuk beberapa kegiatan prioritas dan indikator kinerjanya.
Sebagai tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, di mana
BKKBN kemudian direstrukturisasi menjadi badan kependudukan, bukan lagi badan
koordinasi, maka pada tanggal 27 September 2011 Kepala BKKBN, Dr. dr. Sugiri
Syarief, MPA akhirnya dilantik sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Selanjutnya, pada tanggal 13 Juni 2013 Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menetapkan mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Prof. Fasli Jalal sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) hingga tahun 2014.
Pada masa Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo, setelah mengalami
kekosongan selama delapan bulan, posisi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) akhirnya terisi oleh dr. Surya Chandra Surapaty, MPH,
PhD yang dilantik pada 26 Mei 2015. Selanjutnya masih pada Era Pemerintahan yang
sama, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dilantik menjadi Kepala BKKBN dimana
sebelumnya beliau menjabat sebagai Bupati Kulon Progo. Jabatan sebagai Kepala
BKKBN resmi diemban oleh beliau pada tanggal 1 Juli 2019.
14
Modul Program Bangga Kencana
Visi BKKBN menjadi keluarga berkualitas pada tahun 2015. Visi ini pun didukung
dengan misi yakni Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat,
berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui
pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan,
informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB.
Fisilosofi yang digunakan adalah menggerakkan peran serta masyarakat dalam keluarga
berencana. Selanjutnya Tugas pokok BKKBN adalah melaksanakan tugas pemerintahan
dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas pokok ini, BKKBN menjalan
setidaknya 5 (lima) grand strategy yakni:
15
Modul Program Bangga Kencana
Strategi yang dilakukan BKKBN untuk mencapai target dan sasaran kinerja
adalah:
1. Re-Establishment adalah membangun kembali sendi-sendi pogram KB nasional
sampai ke tingkat lini lapanngan pasca penyerahan kewenangan.
2. Sustainability adalah memantapkan komitmen program dan kesinambungan
dukungan oleh segenap stakeholders dari tingkat pusat sampai dengan tingkat
daerah.
16
Modul Program Bangga Kencana
C. Rebranding BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagaimana
diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, memiliki tugas untuk melaksanakan
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Akhir tahun 2019 BKKBN mengemas dan memperkenalkan istilah Program KKBPK
menjadi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau
yang disingkat menjadi Bangga Kencana.
Perubahan penyebutan dari program KKBPK menjadi program Bangga Kencana
tersebut bertujuan untuk memudahkan penyebutan program, yang seringkali agak sulit
untuk diucapkan. Peletakan kata Pembangunan Keluarga di depan menunjukan bahwa
BKKBN merupakan lembaga yang ingin memberikan manfaat kepada seluruh keluarga
Indonesia. Selain itu, BKKBN harus dapat mewujudkan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dan lingkungan
hidup, serta meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa tenteram dan
harapan masa depan yang lebih baik atau mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan lahir
dan kebahagiaan batin.
Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, BKKBN diberi
mandat untuk berkontribusi secara langsung terhadap 2 (dua) dari 7 (tujuh) agenda
Pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada RPJMN IV 2020-2024, yaitu untuk
“Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing”, serta
mendukung “Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan”.
Dalam PN Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya
Saing, BKKBN berperan dalam 3 Program Prioritas (PP) yang masing-masing memiliki
Kegiatan Prioritas (KP) sebagai berikut: 1) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola
Kependudukan, dengan KP; (1) Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan, dan (2)
Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Penduduk. 2) Penguatan
Pelaksanaan Perlindungan Sosial, dengan KP; Kesejahteraan Sosial. Rencana Strategis
BKKBN 2020-2024 2 3) Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan KP;
(1) Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan
Reproduksi, dan (2) Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat. Sedangkan pada PN Revolusi
Mental dan Pembangunan Kebudayaan, BKKBN memiliki peran pada PP Revolusi Mental
17
Modul Program Bangga Kencana
dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa dan
Membentuk Mentalitas Bangsa yang Maju, Modern, dan Berkarakter, dengan KP pada
Revolusi mental dalam sistem sosial untuk memperkuat ketahanan, kualitas dan peran
keluarga serta masyarakat dalam pembentukan karakter.
Selanjutnya, saat ini salah satu persoalan terkait SDM yang perlu mendapatkan
intervensi segera adalah stunting. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo
memberikan amanat melalui Peraturan Presiden Nomor: 72 tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting. Berdasarkan Perpres RI tersebut, BKKBN ditugaskan
sebagai koordinator pelaksanaan percepatan penurunan stunting di lapangan. Dalam
upaya penurunan stunting peran keluarga merupakan sesuatu yang perlu dioptimalkan.
Keluarga perlu memperhatikan periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam
pencegahan stunting dan perlu didampingi oleh pendampingan petugas BKKBN yang
bersinergi dengan Kader PKK maupun bidan, yang disebut sebagai pendamping
keluarga. Pembahasan lebih lengkap mengenai hal ini dibahas pada materi Kebijakan
Program Percepatan Penurunan Stunting.
D. Rangkuman
Sejarah munculnya dan berkembangnya Program Keluarga Berencana di Indonesia
pada dasarnya meliputi proses yang sangat panjang. Pada awalnya program ini tercetus
dari sebuah organisasi keluarga berencana yakni Perkumpulan Keluarga Berencana yang
berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia
Planned Parenthood Federation (IPPF). Upaya ini berkembang karena pemerintah, saat itu
Presiden Soeharto memasukkan program ini ke dalam program pemerintah. Bentuk
nyatanya adalah pada tahun 1967 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi
Kependudukan Dunia yang berisikan kesadaran betapa pentingnya menentukan atau
merencanakan jumlah anak, dan menjarangkan kelahiran dalam keluarga sebagai hak
asasi manusia. Sejak saat ini Program Keluarga Berencana berkembang hingga kini.
Bahkan dalam proses menuju pendewasaannya program yang diusung oleh BKKBN ini
telah di rebranding. Namun demikian tentunya tujuan pelaksanaan program ini tidak
berubah, yakni tentunya tetap bertujuan untuk melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
18
Modul Program Bangga Kencana
E. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Uraikanlah sejarah Program KB pada periode perintisan!
2. Uraikanlah bagaimana kondisi dari BKKBN pada era desentralisasi!
3. BKKBN adalah lembaga non kementerian yang bergerak dalam program
kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga. Jelaskanlah
dasar pertimbangan dibentuknya BKKBN!
4. Uraikanlah bagaimana perkembangan KB di Indonesia berdasarkan periodenya!
5. Jelaskanlah bagaimana konsekuensi dari diterbitkannya Undang-undang Nomor 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera terhadap BKKBN!
19
Modul Program Bangga Kencana
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM
BANGGA KENCANA BKKBN
Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan visi, misi, tujuan, dan sasaran program Bangga Kencana
20
Modul Program Bangga Kencana
21
Modul Program Bangga Kencana
D. Sasaran Strategis
Untuk menjamin dukungan BKKBN terhadap upaya pencapaian Visi, Misi dan Janji
Presiden 2020-2024 dan Prioritas Pembangunan Nasional yang tertera dalam RPJMN
2020-2024, serta untuk memastikan Visi, Misi dan Tujuan BKKBN yang telah ditetapkan
dapat tercapai, diperlukan suatu ukuran keberhasilan atas seluruh Program dan Kegiatan
Prioritas yang dilakukan dalam bentuk Sasaran Strategis. Dalam Renstra BKKBN 2020-
2024 ditetapkan Sasaran Strategis yang harus dicapai sebagai berikut:
22
Modul Program Bangga Kencana
1. Menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) dapat mencapai 2,26
pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 2,1 pada 2024.
2. Meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern
Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 61,78 persen pada tahun 2020 dan
ditargetkan menjadi 63,41 persen pada tahun 2024.
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/UnmetNeed 8,6 persen pada
tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 7,4 persen pada 2024.
4. Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19 tahun/Age
SpecificFertilityRatio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 25 per-1.000 kelahiran
pada tahun 2020 dan ditagetkan menjadi 18 per 1.000 kelahiran pada 2024.
5. Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) sebesar 53,57 pada tahun
2020 serta ditargetkan menjadi 61,00 pada tahun 2024.
6. Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama (MUKP) dari 21,9 tahun pada 2020 dan
menjadi 22,1 tahun pada 2024.
23
Modul Program Bangga Kencana
E. Rangkuman
Dalam pengelolaan Program Bangga Kencana yang lebih efektif dan efisien, dengan
memperhatikan kerangka waktu dalam pencapaian sasaran program/kegiatan prioritas,
baik selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, maupun di setiap tahunnya
(program/kegiatan jangka pendek/ tahunan), BKKBN mengacu kepada Renstra BKKBN
2020-2024. Pembangunan Program Bangga Kencana diharapkan mampu mengikuti
perkembangan isu dan lingkungan strategis sebagai rangkaian yang tidak terpisahkan
untuk pencapaian tujuan BKKBN.
F. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkanlah visi dan misi BKKBN (2020-2024)!
2. Jelaskanlah tujuan BKKBN salam rangka mencapai sasaran program prioritas
Presiden untuk periode 2020-2024!
3. Uraikanlah sasaran strategis yang dimiliki oleh BKKBN yang mengacu pada
prioritas pembangunan nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024 serta
memperhatikan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan!
4. Menurut pendapat Saudara, bagaimanakah cara Angka Kelahiran Total/Total
Fertility Rate (TFR) dapat mencapai target menjadi 2,1 pada 2024?
5. Menurut pendapat Saudara bagaimana visi dari BKKBN tersebut berkaitan dengan
tugas Saudara sebagai seorang PKB?
24
Modul Program Bangga Kencana
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi, Dan Kerangka
Kelembagaan.
25
Modul Program Bangga Kencana
27
Modul Program Bangga Kencana
28
Modul Program Bangga Kencana
Berbagai arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana tersebut diatas tentunya
memerlukan dukungan untuk membantu agar operasionalisasi Program Bangga
Kencana dapat berjalan dengan baik, diantaranya:
1. Dari sisi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Program BanggaKencana, arah
kebijakan yang diambil diantaranya untuk meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Inovasi, serta
Penguatan Kerjasama Global Program Bangga Kencana, yang dapat diwujudkan
melalui strategi:
a. peningkatan kualitas SDM Program Bangga Kencana melalui pendidikan dan
pelatihan yang terstandarisasi berbasis teknologi informasi;
b. peningkatan kualitas, pemanfaatan hasil Penelitian dan Pengembangan
Inovasi Program Bangga Kencana sebagai input/masukan atas rumusan
kebijakan;
c. peningkatan kemitraan dan kerjasama global di bidang pendidikan, pelatihan,
dan pengembangan untuk memperkuat kelembagaan.
2. Dari sisi Dukungan Manajemen, Sekretariat Utama memiliki arah kebijakan untuk
dukungan manajemen yang berkualitas dalam mendukung Penyelenggaraan
Program Bangga Kencana, yang dapat diwujudkan melalui strategi: Rencana
Strategis BKKBN 2020-2024 27
a. penyediaan dan sinkronisasi landasan hukum Kependudukan dan KB, serta
Pengelolaan Organisasi dan Tatalaksana;
b. peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan BMN;
c. penguatan Perencanaan Program dan Anggaran;
d. peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian dan
Pengembangan SDM Aparatur; dan e. penyediaan pelayanan administrasi
perkantoran dan kerumahtanggaan yang berkualitas.
3. Dari sisi pengawasan dan peningkatan akuntabilitas, Inspektorat Utama memiliki
arah kebijakan untuk meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Program Bangga
Kencana guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang akan
diwujudkan melalui strategi:
a. mendorong pengelolaan keuangan BKKBN secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, ekonomis, efisien, dan efektif;
29
Modul Program Bangga Kencana
Dalam menjabarkan arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana tertera diatas,
terutama dalam implemetasinya, BKKBN akan terus memperhatikan perkembangan
situasi/kondisi dan isu strategis nasional serta prioritas strategi pembangunan
nasional. Salah satu strategi pembangunan nasional yang perlu mendapat perhatian
adalah Pengarusutamaan Gender yang telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden
(Inpres) No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional. Pengarusutamaan Gender merupakan isu lintas sektor yang tanggung jawab
implementasinya harus didukung baik oleh Pemerintah Pusat (lintas K/L) maupun oleh
Pemerintah Daerah. BKKBN berkomitmen untuk memastikan setiap orang (laki-laki
dan perempuan) mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan Program Bangga
Kencana serta memperhatikan konsep Pegarusutamaan Gender dalam perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi Program/Kegiatan
Bangga Kencana yang inklusif gender.
Kerangka Regulasi
Untuk mengimplementasikan Program Bangga Kencana secara maksimal diseluruh
tingkatan wilayah, diperlukan dukungan kerangka regulasi selain dari apa yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang No. 52 Tahun 2009. Upaya implementasi Program Bangga
Kencana di seluruh tingkatan wilayah juga telah didukung dengan telah diterbitkannya
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah yang telah
memasukan kegiatan-kegiatan prioritas lapangan Program Bangga Kencana di Tk. Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Akan tetapi, integrasi kerangka regulasi dalam dokumen perencanaan
tetap harus disusun guna mensinergikan kerangka pendanaan dan kerangka pelayanan
30
Modul Program Bangga Kencana
umum dan investasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional dan Peraturan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Renstra
K/L Tahun 2020-2024, yang menyatakan bahwa Kerangka Regulasi adalah perencanaan
pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku
masyarakat dan penyelenggaraan negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Oleh sebab itu, kerangka regulasi BKKBN diarahkan untuk menjamin terwujudnya
pencapaian target/sasaran yang ditetapkan dalam RPJMN dan Renstra BKKBN 2020-2024.
Secara umum, diperlukan dukungan regulasi yang dapat memperkuat posisi dan pelaksanaan
Program Bangga Kencana, diantaranya:
1. Harmonisasi UU No. 52 Tahun 2009 dengan UU No. 23 Tahun 2014 terkait dengan
Kelembagaan Program Bangga Kencana di daerah Provinsi dan Kab/Kota serta
penguatan Program Bangga Kencana di Desa, sebagai dukungan untuk:
a. Kelembagaan Program Bangga Kencana di Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
sesuai dengan prinsip otonomi daerah.
b. Penyelenggaraan Program Bangga Kencana di Daerah, baik tingkat Provinsi,
Kabupaten /Kota, maupun Desa.
c. Penguatan implementasi Program Bangga Kencana oleh tenaga lini lapangan.
Hasil harmonisasi ini juga dapat menjadi acuan dalam merumuskan regulasi
lain (baik baru, revisi, maupun regulasi turunan) dari UU No.52 Tahun 2009 dan
UU No.23 Tahun 2014, yang sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
Program Bangga Kencana di seluruh tingkatan wilayah.
2. Peraturan Bersama atau MoU antara Kepala BKKBN, Kementerian Dalam Negeri, dan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Rencana Strategis BKKBN
2020-2024 29 Transmigrasi tentang Penguatan Program Bangga Kencana di Desa,
sebagai dukungan untuk:
a. UU No. 6 Tahun 2014 terkait sistem pemerintahan desa yang mengambarkan
posisi yang equal/setara antara pemerintah desa dengan masyarakat desa dan
pengelola desa sebagai organ pemerintah dan organ kemasyarakatan. Dalam
hal ini, model kelembagaan untuk mendukung Program Bangga Kencana harus
menyesuaikan dengan desain pemerintahan desa. Kelembagaan yang masuk
dalam lingkup local self government agar keseluruhan program akan
mendapatkan dukungan politis dan operasional dari pemerintah desa.
31
Modul Program Bangga Kencana
32
Modul Program Bangga Kencana
a. Penerbitan landasan hukum dan penyerasian kebijakan yang saat ini belum
memadai, dimana masih terdapat beberapa peraturan pemerintah dari UU
nomor 52 tahun 2009 yang belum disusun dan ditetapkan, dan masih banyak
kebijakan pembangunan sektor lain yang belum sinergi dengan pembangunan
Program Bangga Kencana.
b. Penegasan komitmen dan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap
kebijakan Program Bangga Kencana yang masih relatif rendah. Diperlukan
regulasi untuk meningkatkan pemahaman pemerintah pusat dan daerah
tentang Program Bangga Kencana, sinergitas kebijakan perencanaan program
dan penganggaran yang terkait dengan Program Bangga Kencana di dalam
perencanaan daerah, dan peraturan perundangan yang mendukung penguatan
kelembagaan.
c. Penguatan koordinasi pembangunan Program Bangga Kencana dengan
program pembangunan lainnya, antara lain koordinasi dengan program
bantuan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan/ PKH, Jampersal dan
SJSN Kesehatan, serta penanganan atas kebijakan pembangunan Program
Bangga Kencana yang selama ini masih bersifat parsial. 4) Penerbitan
Peraturan Presiden tentang Pedoman Penyelenggaraan Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang merupakan amanat/perintah
dari Pasal 14 Peraturan Pemerintah 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem
Informasi Keluarga.
4. Standarisasi pelayanan KB yang mempertimbangkan aspek penggerakan, pelayanan
di fasilitas kesehatan yang merujuk pada Peraturan Perundangundangan yang berlaku
di Sistem Kesehatan Nasional dan aspek pembinaan kepesertaanber-KB. Program
Bangga Kencana merupakan upaya pokok dalam pengendalian jumlah penduduk dan
peningkatan kesejahteraan keluarga sebagai bagian integral pembangunan nasional.
Peraturan Kepala BKKBN Nomor: 55/HK-010/B5/2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota perlu
disesuaikan dengan perkembangan regulasi yang Rencana Strategis BKKBN 2020-
2024 31 ada (termasuk target/indikator kinerja 2020-2024). Selain itu, pengaturan
mengenai pelayanan KB juga perlu dilakukan pembaruan dan pengayaan materi yang
33
Modul Program Bangga Kencana
34
Modul Program Bangga Kencana
Kerangka Kelembagaan
Dalam rangka mendukung upaya pencapaian Visi, Misi dan Janji Presiden, BKKBN
harus didukung oleh perangkat organisasi, proses bisnis (tata laksana), dan sumber daya
aparatur yang mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepada BKKBN secara efektif
dan efisien baik di tingkat Kantor Pusat maupun di tingkat kantor perwakilan di wilayah.
Dalam perspektif ini kegiatan pengembangan dan penataan kelembagaan mutlak
dilaksanakan secara efektif, intensif, dan berkesinambungan. Dari sisi regulasi yang berlaku,
penataan kelembagaan BKKBN berangkat dari Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Keluarga, Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2010 tentang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Peraturan Presiden No.3 Tahun
2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, dan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Kedelapan atas Keputuan Presiden No. 110 Tahun 2001 Tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Lembaga Pemerintah Non Kementerian.
Memperhatikan bahwa permasalahan dan tantangan yang dihadapi BKKBN dewasa ini
dan dimasa mendatang semakin kompleks dan dinamis, pengembangan dan penataan
35
Modul Program Bangga Kencana
Rangkuman
Pengembangan dan penataan Kelembagaan BKKBN memerlukan proses yang cukup
panjang, selain harus mempertimbangkan arah kebijakan, strategi, tujuan, sasaran strategis
serta sasaran program dan Indikator Kinerja Utama per-unit Eselon I yang akan dicapai dalam
RPJMN dan Renstra BKKBN periode 2020- 2024, juga harus memperhatikan sinergitas lintas
sektor/lintas Kementerian/ Lembaga (KL) serta memperhatikan arahan Presiden RI terkait
penyederhanaan struktur organisasi K/L, pemangkasan alur birokrasi (pemangkasan Tk.
Eselon III dan Eselon IV), serta penambahan Jabatan Fungsional Aparatur Sipil Negara untuk
mempercepat pelaksanaan pelayanan fungsional sesuai dengan keahlian/ keterampilannya.
Untuk melaksanakan program bangga kencana ini maka perlu memperhatikan arah
kebijakan, strategi, kerangka regukasi serta kjerangka kelembagaan yang secara
keseluruhannya telah tercantum di dalam Renstra BKKBN 2020-2024.
36
Modul Program Bangga Kencana
Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1) Jelaskanlah arah kebijakan nasional Indonesia terkini yang diharapkan akan dapat
dicapai melalui strategi prioritas pembangunan nasional!
2) Jelaskanlah arah kebijakan dan strategi nasional di dalam RPJMN yang terkait
langsung dengan BKKBN!
3) Arah kebijakan dan strategi BKKBN secara umum mengacu pada arah kebijakan dan
strategi nasional yang dijabarkan dalam RPJMN 2020-2024, terutama dalam
menerjemahkan Prioritas Nasional melalui Program Prioritas (PP) dan Kegiatan
Prioritas (KP) yang menjadi arahan Presiden RI sebagai fokus penggarapan
Pembangunan Nasional Indonesia periode 2020-2024. Jelaskanlah Arah Kebijakan dan
Strategi BKKBN!
37
Modul Program Bangga Kencana
BAB V
BKKBN DI ERA YANG TELAH BERUBAH
Generasi milenial ini adalah penduduk yang lahir pada kisaran tahun 1980 hingga tahun
2000-an. Generasi milenial menjadi istimewa karena generasi ini sangat berbeda dengan
generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan konsep diri, konsep hidup,
dan penggunaan teknologi. Dari toal jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 265 juta
penduduk, terdapat 81 juta diantaranya merupakan generasi milenial atau berusia antara 15
hingga 39 tahun. Oleh sebab itu, maka pendekatan pelaksnaan program BKKBN perlu diubah.
Pendekatan lama yang dahulu digunakan untuk era Baby Boomer, yakni penduduk yang lahir
di antara tahun 1946 – 1955, menjadi tidak relevan untuk terus digunakan. BKKBN
memerlukan pendekatan jenis baru yang sesuai dengan sasaran saat ini, yakni generasi
milenial.
38
Modul Program Bangga Kencana
perencanaan keluarga dan kontrasepsi. Bahkan sebagian besar masyarakat masih hafal
slogan “Dua Anak Cukup”. Hal ini terutama dikesankan oleh generasi pra-milenial, yang
umumnya tumbuh pada masa kampanye KB begitu masih dilakukan oleh pemerintah
pada masa itu. Namun pada saat yang sama, masyarakat usia milenial muda dan generasi
Z (zillenials) tidak begitu mengenal BKKBN. Padahal jumlah kelompok tersebut
merupakan komposisi terbesar di Indonesia saat ini, dan mereka adalah sasaran dari
program- program BKKBN.
BKKBN ingin terus relevan dengan masyarakat. Jaman berubah, tantangan pun
berbeda dari masa ke masa. Saat ini, pilihan media lebih beragam dan dekat dengan
keseharian Milenial dan Zillenial, yang menjadi khalayak utama BKKBN. Generasi Milenial
dan Zillenial adalah generasi sangat aktif, pilihan aktivitasnya beragam, mengandalkan
internet dan gadgetsmartphone sebagai saluran interaksi dan aktualisasinya. Milenial
dan Zillenial adalah generasi yang hanya mau menerima sesuatu jika hal itu relevan
dengan hidup mereka. BKKBN yang pernah eksis dan diingat publik di era 70an-90an,
ingin eksis dan relevan dengan konteks kekinian bagi Milenial dan Zillenial.
Satu hal yang bisa membuat BKKBN tetap relevan dengan dunia Milenial dan Zillenial
adalah Rencana atau Perencanaan. Kata ‘rencana’ sendiri sudah tersirat dan tersurat
dalam kata ‘Berencana’ di nama ‘Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional’. Juga, tujuan ideal dari kata ‘Kependudukan’ hanya mungkin terwujud jika
masyarakat bisa diajak untuk punya orientasi perencanaan dalam hidup mereka,
utamanya bagi kalangan remaja. Dari masa remajanya hingga mereka beranjak
dewasa/tua dan nanti berkeluarga, Milenial dan Zillenial membutuhkan perencanaan
dalam hidupnya. Mereka perlu perencanaan dari hal kecil/sepele hingga perkara yang
penting dan menentukan hidup. Dengan kata lain, ‘perencanaan’ ingin dikomunikasikan
sebagai gagasan yang penting dan dirasa punya banyak manfaat bagi Milenial dan
Zillenial. Bukan sebagai anjuran dari sosok yang menempatkan diri lebih tua, lebih paham
dan punya kuasa tapi saran dari sosok yang dekat di hati dan dunia remaja. Bukan BKKBN
sebagai suara orang tua yang coba ‘sok muda’, tapi memang BKKBN adalah suara anak
muda itu sendiri.
‘Perencanaan’ sebetulnya merupakan konsep yang bisa dijadikan sebagai sikap hidup
atau mind-set. BKKBN ingin menyampaikan gagasan perencanaan dengan cara yang fun
39
Modul Program Bangga Kencana
bagi generasi remaja (Milenial dan Zillenial), bukan dengan cara top-down, menggurui,
taglineistik, jargonistik dan terkesan memerintah. BKKBN ingin dilihat sebagai teman
dan sahabat bagi generasi remaja dalam menjalani hidup mereka. BKKBN ingin diterima
sebagai teman kaum remaja merencanakan hidup mereka agar mereka bisa menikmati
hidup secara maksimal sesuai cita-cita mereka. Karenanya, perencanaan (dengan segala
spektrumnya) adalah kata kunci dan menjadi tema lomba ini. Rencana atau perencanaan
diharapkan bisa langsung terasa dari karya-karya yang dikirimkan.
40
Modul Program Bangga Kencana
sebagai “Sahabat yang membantu keluarga Indonesia dalam merencanakan kehidupan yang
berkualitas” dan mengembangkan tagline kampanye yang relevan sesuai zaman dan cocok
di seluruh karakteristik daerah di Indonesia yakni “Berencana Itu Keren”.
Untuk mendukung rebranding yang dilakukan oleh BKKBN, juga diluncurkan logo, tagline
dan jingle terbaru.
2. Logo BKKBN
Pada dasarnya BKKBN telah melakukan beberapa kali perubahan logo, yakni padatahun
1970, 2009 dan 2010. Masing-masing logo memiliki nilai filosofis tersendiri yang mewakili
visi dan misi serta tujuan dari program yang diselenggarakan oleh BKKBN. Berikut adalah
transformasi logo BKKBN yang pernah ada:
Tahun
1970
Tahun
2009
Tahun
2010
Setelah dilakukan rebranding, BKKBN turut melakukan perubahan logo. Berikut adalah
logo terbaru BKKBN pada tahun 2020:
41
Modul Program Bangga Kencana
Penggunaan logo ini didasarkan kepada Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional No. 1 Tahun 2020 tentang LOGO BKKBN. Makna dari simbol yang
tergambar di dalam simbol tersebut adalah sebagai berikut:
42
Modul Program Bangga Kencana
3. Program BKKBN
Agar masyarakat lebih mudah mengenali program yang diusung oleh BKKBN, maka juga
diilakukan perubahan singkatan dari program yang dilaksanakan. Sebelum rebranding
diketahui bahwa BKKBn memiliki program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga yang disingkat dengan Program KKBPK. Setelah dilakukan
Rebranding, program yang diusung oleh BKKBN adalah program Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yang disingkat menjadi Program
Bangga Kencana. Penyebutan nama program Bangga Kencana menjadi lebih mudah
diingat dan diucapkan. s
6. Tagline BKKBN
BKKBN mengajak target sasaran utama yakti generasi milenial dan zilenial agar dapat
merencanakan hidup agar menjadi manusia yang berkualitas. Beberapa hal yang harus
direncanakan antara lain pendidikan, finansial, pernikahan, rencana jumlah anak,
pekerjaan/ karir, liburan, pendidikan anak hingga persiapan di hari tua. Oleh sebab itu
BKKBN muncul dengan tagline yang lebih baru yakni “Berencana Itu Keren”.
44
Modul Program Bangga Kencana
C. Rangkuman
Dinamisnya perubahan zaman dan semakin besarnya tantangan masa kini dan
masa depan membuat BKKBN selalu ingin terus relevan dengan kebutuhan masyarakat.
BKKBN ingin menjadi lebih dekat dengan generasi Milenial dan Zilenial, yang saat ini
menjadi target sarasan utama BKKBN. BKKBN telah melakukan rebranding untuk
menjawab perubahan dan tantangan yang muncul. Rebranding adalah cara baru BKKBN
untuk menguatkan relevansinya dengan generasi baru zaman now, yaitu generasi remaja
(Milenial dan Zillenial). BKKBN adalah lembaga yang sangat strategis untuk menyiapkan
generasi baru yang unggul, agar Indonesia menjadi lebih maju.
D. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
45
Modul Program Bangga Kencana
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Program Keluarga Berencana di Indonesia pada dasarnya meliputi
proses yang sangat panjang. Pada awalnya program ini tercetus dari sebuah organisasi
keluarga berencana yakni Perkumpulan Keluarga Berencana yang berkembang menjadi
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood
Federation (IPPF). Upaya ini berkembang karena pemerintah, saat itu Presiden
Soeharto memasukkan program ini ke dalam program pemerintah. Bentuk nyatanya
adalah pada tahun 1967 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan
Dunia yang berisikan kesadaran betapa pentingnya menentukan atau merencanakan
jumlah anak, dan menjarangkan kelahiran dalam keluarga sebagai hak asasi manusia.
Sejak saat ini Program Keluarga Berencana berkembang hingga kini. Bahkan dalam
proses menuju pendewasaannya program yang diusung oleh BKKBN ini telah di
rebranding. Namun demikian tentunya tujuan pelaksanaan program ini tidak berubah,
yakni tentunya tetap bertujuan untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.Pembangunan
Program Bangga Kencana diharapkan mampu mengikuti perkembangan isu dan
lingkungan strategis sebagai rangkaian yang tidak terpisahkan untuk pencapaian
tujuan BKKBN.
46
Modul Program Bangga Kencana
melaksanakan program bangga kencana ini maka perlu memperhatikan arah kebijakan,
strategi, kerangka regukasi serta kjerangka kelembagaan yang secara keseluruhannya
telah tercantum di dalam Renstra BKKBN 2020-2024.
Perubahan zaman dan semakin besarnya tantangan membuat BKKBN selalu
ingin terus relevan dengan kebutuhan masyarakat. BKKBN ingin menjadi lebih dekat
dnegan generasi Milenial dan Zilenial, yang saat ini menjadi target sarasan utama
BKKBN. BKKBN telah melakukan rebranding untuk menjawab perubahan dan tantangan
yang muncul. Rebranding adalah cara baru BKKBN untuk menguatkan relevansinya
dengan generasi baru zaman now, yaitu generasi remaja (Milenial dan Zillenial). BKKBN
adalah lembaga yang sangat strategis untuk menyiapkan generasi baru yang unggul,
agar Indonesia menjadi lebih maju.
B. Evaluasi
Kerjakan soal latihan berikut untuk memperkaya pemahaman Anda!
1. Uraikanlah secara singkat sejarah program BKKBN!
2. Jelaskanlah visi dan misi yang dimiliki oleh BKKBN!
47
Modul Program Bangga Kencana
3. Uraikanlah sasaran strategis yang dimiliki oleh BKKBN yang mengacu pada
prioritas pembangunan nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024 serta
memperhatikan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan!
4. Jelaskanlah arah dan kebijakan strategi BKKBN!
5. Bagaimana menurut Saudara peran dan kedudukan BKKBN dalam pembangunan
manusia?
48
Modul Program Bangga Kencana
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
Peraturan BKKBN nomor 1 tahun 2020 tentang Logo Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional.
Peraturan BKKBN nomor 6 tahun 2020 tentang Rencana Strategis BKKBN tahun 2020-2024
Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
49
Modul Program Bangga Kencana
50
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta