Anda di halaman 1dari 45

PROFIL PELAKSANAAN

MEKANISME OPERASIONAL
TAHUN 2022
Disampaikan oleh :
Ridwan Fadjri Nur
Koordinator Mekanisme Operasional Lini Lapangan
Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan
Tahun 2023
Sistematika
1. Pengertian,Kebijakan & Strategi
2. Jenis – Jenis Kegiatan Mekop & SOP
3. Analisa Pelaksanaan Mekop Semester 1
4. Analisa Pelaksanaan Mekop Semester 2
5. Analisa Pelaksanaan Minilokakarya
Stunting
Pengertian, Kebijakan, dan Strategi
Mekanisme Operasional
Pengertian Mekanisme Operasional
Mekanisme Operasional Program Bangga Kencana adalah langkah‐langkah operasional Program
Bangga Kencana yang bekerja dan berfungsi secara teratur, terencana dan terus‐menerus yang satu
sama lain saling berkaitan, berkesinambungan, bersinergi, dan berkelanjutan dengan melibatkan
seluruh potensi yang ada di kecamatan, desa/kelurahan, RW/dusun dan RT dalam upaya mencapai
sasaran Program Bangga Kencana.
KEBIJAKAN STRATEGI TEKNIS
 Memberdayakan seluruh potensi pemangku
 Peningkatan komitmen, peran serta pemangku  Meningkatkan kuantitas Advokasi Program kepentingan (stakeholder) dan mitra kerja
kepentingan (stakeholder) dan mitra kerja di semua Bangga Kencana kepada Pemerintah Daerah dalam penggerakan Program Pembangunan
tingkatan wilayah lini lapangan, yaitu di tingkat
di seluruh Indonesia; Keluarga, Kependudukan, Keluarga
kecamatan, desa/ kelurahan, hingga ke tingkat
dusun/RW/ dan RT; Berencana (Bangga Kencana) melalui
 Meningkatkan kualitas Advokasi Program kegiatan momentum;
 Peningkatan penggerakan Program Pembangunan Bangga Kencana kepada Pemerintah Daerah
 Meningkatkan dukungan operasional
Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana yang memiliki indeks pencapaian program
pelaksanaan kegiatan Program Bangga
di lini lapangan melalui Institusi Masyarakat Bangga Kencana yang rendah;
Pedesaan/ Perkotaan (IMP), yaitu para PPKBD, Sub- Kencana dalam rangka berjalannya
PPKBD, dan kader-kader Poktan; mekanisme operasional di lini lapangan
 Menggerakkan seluruh potensi pemangku melalui bantuan dana operasional KB
kepentingan (stakeholder) dan mitra kerja (BOKB);
 Peningkatan penggerakan
dalam penggerakan Program Pembangunan
Program Pembangunan
Keluarga, Kependudukan, Keluarga, Kependudukan, Keluarga  Meningkatkan kualitas data, serta
dan Keluarga Berencana Berencana (Bangga Kencana) untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
di lini lapangan melalui melaksanakan melalui Advokasi dan KIE; Program Bangga Kencana.
Kampung Keluarga
Berkualitas (Kampung KB).  Menggerakkan tenaga lini lapangan
 Meningkatkan kuantitas SDM lini lapangan (PKB/PLKB) untuk melaksanakan
melalui rekrutmen yang bersih dan
profesional. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
kepada kelompok masyarakat maupun
 Meningkatkan kualitas SDM lini lapangan individu yang dipandang memerlukan solusi
melalui pelatihan tepat guna. dari program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan, dan Keluarga Berencana.
Jenis-Jenis Kegiatan Mekanisme
Operasional & Standar Operasional
Prosedur
Kegiatan Pokok
Mekanisme Operasional
PEMBINAAN & MONITORING &
PENGEMBANGAN EVALUASI
Rakortek
Penyuluh

Pencatatn & Minilokarya


Pelayanan Stunting

Rakor
Pelayanan
Kecamatan

Rakor Desa
KIE
/Kelurahan

Pembinaan
Kader
Mekanisme Operasional
Berdasarkan Segmen Wilayah
1. STAFF MEETING SOP
Staff Meeting (dalam percepatan penurunan stunting: Rakor Teknis
Penyuluh / Rakortek Penyuluh) adalah pertemuan berbagai penyuluh
di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan bertujuan untuk
melakukan evaluasi dan perencanaan, pembinaan, konsultasi,
koordinasi serta pembahasan teknis pelaksanaan pencegahan kasus
stunting di wilayah binaan dengan teknis pelaksanaan pemaparan
hasil pelaksanaan penyuluhan, forum data dan penyampaian
informasi program teknis di masing-masing penyuluh sesuai dengan
tugas dan fungsi dari penyuluh tersebut.

Fokus Kegiatan:
Rencana operasional Program Bangga Kencana kecamatan untuk
bulan mendatang mencakup pembahasan persiapan mini lokakarya
serta rangkaian kegiatan mekanisme operasional kecamatan dan desa
lainnya.

Materi Pembahasan:
1. Evaluasi proses dan capaian
2. Pembahasan permasalahan dan upaya pemecahan
3. Penyusunan rencana kerja/kegiatan penyampaian informasi baru
2. RAKOR KECAMATAN SOP
Rakorcam adalah rapat rutin pengendalian program dan kegiatan
Bangga Kencana dalam percepatan penurunan stunting dan Program
Pembangunan lainnya di tingkat kecamatan yang diselenggarakan oleh
kecamatan selaku Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan
melibatkan lintas sektor dan pemangku kepentingan lainnya agar
penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan dapat terlaksana secara
efektif, efisien, konvergen dan terintegrasi.

Materi Pembahasan:
1. Terpaparnya Hasil Pelaksanaan Program Bangga Kencana di tingkat
Kecamatan
2. Evaluasi pelaksanaan PPS tingkat Desa dan Kecamatan
3. Pelaksanaan penggerakan dan pendampingan lapangan
4. Pendampingan perencanaan alokasi dana desa/kelurahan untuk
PPS
5. Pelaksanaan kemitraan dalam PPS
6. Pelaksanaan penyediaan data penyelenggaraan PPS di tingkat
Kecamatan
7. Penyelesaian kendala dan menyepakati tindak lanjut penyelesaian
kendala di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan
8. Dokumen Rencana Tindak Lanjut.
2. RAKOR KECAMATAN - lanjutan
Teknis Pelaksanaan: Mekanisme Pelaksanaan Rapat Koodinasi Kecamatan
1. Pembukaan oleh Ketua TPPS/Camat,
2. Penyampaian laporan Percepatan Penurunan Stunting oleh:
 Bidang Koordinasi Penggerakan Lapangan:
Disampaikan oleh Ketua TP.PKK/Tim Pendamping Keluarga
 Bidang Koordinasi Pelayanan Intervensi Spesifik dan
Intervensi Sensitif:
Disampaikan oleh Tenaga kesehatan
Puskesmas/Bidan/Tenaga Gizi
 Bidang Koordinasi Data:
Disampaikan oleh PKB/PLKB
3. Pembahasan target, proses dan capaian program/kegiatan
Percepatan Penurunan Stunting, serta penyusunan rencana
tindaklanjut.
4. Penutup
3. MINI LOKAKARYA
STUNTING
Mekanisme Pelaksanaan Minilok Stunting
Mini Lokakarya Stunting (minilok) merupakan kegiatan pertemuan di
kecamatan yang diinisiasi dan dipimpin oleh Camat selaku Ketua
Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan
dalam rangka mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan
pendampingan keluarga dan hasil pemantauan pendampingan
keluarga di tingkat kecamatan agar terwujud 3 (tiga) standar dan 4
(empat) PASTI

Peserta:
Camat, Kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, Bidan Puskesmas, PKK
Kecamatan, Ahli Gizi Puskesmas, TPPS Desa/Kelurahan, Satuan Tugas
(Satgas) Program Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota,
Satgas Teknis Percepatan Penurunan Stunting (Penyuluh KB/PLKB
dan/atau TPK).

Metode:
 Minilok diinisiasi dan dipimpin oleh camat dan wajib dihadiri oleh
kepala atau unsur dari FKTP/FKRTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama/Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan)
 tatap muka/pertemuan virtual;
 Anggaran: BOKB
3. MINI LOKAKARYA STUNTING - lanjutan
Agenda Pembahasan : Tiga standar:
1. Verifikasi data kasus dan data sasaran risiko 1. Tim Pendamping Keluarga yang terlatih,
Stunting di tingkat desa/kelurahan dan 2. Tersedia alat ukur/aplikasi pengukuran untuk sasaran
kecamatan, Stunting, dan
2. Monitoring dan evaluasi berkala pelaksanaan 3. Tersedia dan terlaksananya Prosedural Operasional
Standar Operasional Pelayanan Percepatan Penurunan Stunting
pendampingan keluarga berisiko Stunting,
Empat Pasti:
3. Monitoring dan evaluasi mekanisme
pelaksanaan pencatatan dan pelaporan 1 1. Memastikan semua sasaran terdata,
Pendampingan Keluarga, 2. Memastikan semua sasaran memperolah pelayanan,
4. Pelaksanaan pembinaan Tim Pendamping 3. Memastikan semua sasaran memanfaatkan intervensi
Keluarga yang terlatih, dari pelayanan, dan
5. Pelaksanaan inventarisasi sarana dan 4. Memastikan semua pelaksanaan dan pendampingan
prasarana pendampingan keluarga berisiko 4
tercatat dan terlaporkan.
Stunting (alat ukur, metode, aplikasi
Frekuensi: Paling sedikit dilaksanakan 1 bulan Output:
penunjang, dsb);
sekali atau sewaktu-waktu
2
6. Menentukan kasus yang layak diaudit dan 1. Laporan pelaksanaan 3 (tiga) Standar dan 4 (empat)
ditatalaksana di tingkat kabupaten/kota. Tempat: Puskesmas, Kantor Camat, tempat lainnya PASTI,
7. Pembahasan hambatan dan tantangan 2. Verifikasi dan Validasi data kasus Stunting dan keluarga
pelayanan pendampingan keluarga berisiko 5 berisiko Stunting,
Stunting. 3. Daftar rencana kerja dan target yang akan dilakukan
8. Penyusunan rencana tindak lanjut dalam rangka pengawalan dan evaluasi pelaksanaan
pelaksanaan pencegahan Kasus Stunting pendampingan keluarga dan pembinaan tim
lintas sektor dan lintas pihak. pendamping keluarga.
3. MINI LOKAKARYA STUNTING - lanjutan
Teknis Pelaksanaan :

A. Kepala FKTP/FKRTL menyampaikan pelaksanaan pencegahan Stunting B. Penyuluh KB/PLKB memberikan laporan pelaksanaan
antara lain: pendampingan keluarga Berisiko:

1. Pemeriksaaan kesehatan calon pengantin, 1. Jumlah sasaran keluarga berisiko Stunting menurut sasaran,
2. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan masa nifas, 2. Pelaksanaan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga, baik
3. Pemeriksaan kasus rujukan anak berisiko tinggi Stunting, penyuluhan, rujukan maupun pemberian bantuan kepada sasaran
4. Pelaksanaan Posyandu dan hasilnya; 1 Percepatan Penurunan Stunting (catin, ibu hamil dan ibu menyusui,
5. Pemberiaan tablet tambah darah, vitamin, pemberian bantuan baduta dan balita).
makanan tambahan dan pelayanan lain, termasuk pemberian edukasi 3. Target dan capaian pelaksanan Program Bangga Kencana pendukung
kesehatan lingkungan; Percepatan Penurunan Stunting (penyuluhan dan pelayanan kontrasepsi,
6. Pelaksanaan pembinaan kepada kader di masyarakat, terutama Tim penggerakan kelompok kegiatan Bina Keluarga);
Pendamping Keluarga; 4. Pelaksanaan 4pembinaan kepada Tim Pendamping Keluarga dan kader oleh
7. Kasus kejadian Stunting, penyuluh di tingkat desa.
8. Sarana dan prasarana pendukung pelayanan pencegahan Stunting; 5. Hambatan dan Tantangan dalam pelaksanaan pendampingan dan
9. Hambatan dan tantangan pelaksanaan pelayanan kepada2 keluarga Percepatan Penurunan Stunting.
berisiko Stunting ;
10. Pemberian materi penguatan tentang komposisi makanan bagi ibu
hamil, pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita, ASI Eklusif dan 5
MPASI.
4. RAKOR DESA/KELURAHAN SOP
Rakor Desa/Kelurahan merupakan rapat pengendalian program dan
kegiatan Bangga Kencana dalam percepatan penurunan stunting dan
program pembangunan lainnya di tingkat desa/kelurahan yang
merupakan rapat rutin bulanan dengan penyelenggara kegiatan
adalah desa/kelurahan.

Teknis Pelaksanaan:

Penyampaian laporan pelaksanaan kegiatan


oleh kader Pembangunan Manusia (KPM),
Tim Pendamping Keluarga (TPK), Penyuluh
Keluarga Berencana (PKB/PLKB) dan Sub
Bidang di TPPS (Bidang Data)
Output Kegiatan:
Mekanisme Pelaksanaan
1. Laporan kegiatan di tingkat dusun/RW Rakor Desa/Kelurahan
dan RT
2. Rencana teknis pelaksanaan program
dan kegiatan antara pemangku
kepentingan dan mitra strategis di
tingkat desa/kelurahan
5. PEMBINAAN KADER/POKTAN SOP
Pembinaan kader/poktan merupakan pertemuan yang dilaksanakan
oleh Penyuluh KB dan diikuti oleh kader secara periodik yang
membahas pelaksanaan dan penguatan peran dan fungsi kader di
masyarakat dalam mendukung program dan kegiatan Bangga Kencana
dalam pembinaan penguatan materi tentang Stunting dan/atau
program Bangga Kencana serta program kesehatan lainnya.

Pelaksana:

1. Penyuluh (KB/PLKB, Kesehatan, Agama, Sosial, Pertanian),


2. UPT Pendidikan,
3. Pendamping Desa/pendamping program sectoral,
4. penyuluh/tim pendampingan masyarakat lain,
5. Pemangku kepentingan lain (LSM, media, akademisi dll).
5. PEMBINAAN KADER/POKTAN -
lanjutan
OUTPUT
SASARAN PEMBINAAN MATERI
1. Meningkatnya peran, wawasan dan
TPK, Penilik PAUD/PKG (PAUD), Kader 1. Penguatan peran dan fungsi kader dalam
keterampilan teknis kader masyarakat
(KPM, IMP, Posyandu, Dasawisma), Ketua mendukung program dan kegiatan PPS dari
dalam pengelolaan program dan
RW/RT, Tenaga UPTD, Karang Taruna, penyuluh kepada kader dibawah binaanya;
2. Materi tentang Stunting dan/atau materi kegiatan PPS di desa/kelurahan,
Kelompok Agama, Kelompok Keluarga,
sesuai dengan tugas dan fungsi dari sektor RW/dusun dan RT;
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
atau pihak terkait; 2. Meningkatnya pencapaian program
adat, kader lain terkait.
3. Pembahasan teknis pelayanan; dan kegiatan PPS di desa/kelurahan
dan RW/dusun;
METODE 4. Dukungan program (dana, daya, sarana, data
3. Meningkatnya keberadaan dan peran
basis, pencatatan dan pelaporan).
• Dilaksanakan paling sedikit 1 kali setiap bulan; kader yang mengacu pada peran
• diinisiasi dan dipimpin masing-masing penyuluh institusi;
dan dapat dilakukan bersamaan dengan 4. Terlaksananya pemutakhiran data
pelaksanaan penyuluhan program sektor berbasis sasaran program dan
terkait; kegiatan sektor terkait melalui upaya
• dapat dilakukan secara bersama-sama atau PPS;
sendiri-sendiri dengan jadwal yang telah 5. Terselenggaranya pengelolaan
disepakati pada rakortek penyuluh;
program dan kegiatan
• dapat dilaksanakan secara tatap muka/ virtual;
sektor/pemangku kepentingan terkait
• Anggaran bersumber dari dinas/lembaga
dalam PPS sesuai dengan jadwal yang
pengampu penyuluh, dan/atau sumber lainya;
disepakati bersama.
6. KIE/PENYULUHAN SOP
KIE/Penyuluhan merupakan kegiatan penyuluhan yang dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan, memperbaiki sikap, mengubah
perilaku sasaran, serta meningkatkan dukungan masyarakat terhadap
program Bangga Kencana dan berbagai upaya percepatan penurunan
kasus stunting dengan harapan meningkatnya jumlah keluarga,
terutama keluarga yang berisiko stunting yang terpapar wawasan dan
pengetahuan pelbagai program dan kegiatan pencegahan stunting.

PELAKSANA
• Penyuluh (KB/PLKB, Kesehatan, Agama, Sosial, Pertanian),
• TP. PKK,
• PAUD,
• Tim Pendamping Keluarga (TPK),
• Kader (KPM, IMP (PPKBD dan Sub PPKBD), Posyandu, Kader
Dasawisma),
• Kelompok-kelompok kegiatan di masyarakat (Karang Taruna, BKB,
BKR, BKL, UPPKA, kelompok perempuan dst.), dan
• Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat.
6. KIE/PENYULUHAN - lanjutan
MATERI METODE
• Materi pencegahan Stunting serta materi • Diinisiasi dan dipimpin oleh penyuluh
kesehatan lainnya dari sektor/pengampu terkait dan dapat dilakukan bersamaan
terkait; dengan penyuluhan program sektor atau
pihak terkait;
• Materi Pendampingan Keluarga Berisiko • dapat dilakukan secara bersama-sama
Stunting dengan fokus sasaran: calon atau sendiri-sendiri antar penyuluh dan
pengantin (catin), ibu hamil, ibu pasca salin kader sektoral dengan jadwal sasaran yang
(masa interval) serta pengasuhan baduta dan telah disepakati pada rakortek penyuluh;
balita); • Tatap muka/virtual, memanfaatkan
kegiatan momentum dan/atau dengan
OUTPUT media komunikasi yang tepat sesuai
SASARAN dengan situasi dan kondisi serta sumber
Meningkatnya jumlah keluarga, terutama
daya;
Keluarga dan Masyarakat keluarga yang berisiko Stunting yang terpapar • Anggaran: dana sektor/dinas pengampu
wawasan dan pengetahuan pelbagai program dan/atau sumber lainya;
dan kegiatan pencegahan Stunting.
7. PELAYANAN
(PENDAMPINGAN KELUARGA) SOP
Pelayanan (Pendampingan Keluarga) merupakan kegiatan pelayanan
Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting oleh
pengelola Program Bangga Kencana dan mitra kerja terkait, kegiatan
pelayanan dengan pendekatan keluarga berisiko Stunting oleh lintas
sektor, dan para pemangku kepentingan terkait.

Pelaksana Pelayanan:
TPK, TP. PKK, Posyandu, Pusat pelayanan kesehatan masyarakat,
Penyuluh, Kepala dusun/RW, Ketua RT, PAUD, Kader, Tokoh
masyarakat/tokoh agama/tokoh adat, dan Organisasi/perkumpulan di
tingkat dusun dan RT.

Fokus Sasaran:
1. Calon pengantin (catin),
2. Ibu hamil,
3. Ibu pasca salin (masa interval),
4. Baduta, dan
5. Balita.
7. PELAYANAN (PENDAMPINGAN KELUARGA) - lanjutan

Pelaksanaan Pelayanan:
Output:
1. Diinisiasi oleh sektor atau pihak terkait
dengan berkoordinasi dengan TPPS
Meningkatkan akses informasi dan pelayanan
Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
3 kepada keluarga dan/atau keluarga berisiko
2. Dapat dilakukan secara bersama-sama
1 Stunting.
atau sendiri-sendiri dengan jadwal
sasaran yang telah disepakati dalam
Rakorcam;
3. Secara tatap muka atau melalui
pertemuan virtual (seperti Anggaran:
4
telemedicine) dan memanfaatkan
Pelaksanaan pelayanan bersumber dari sektor
kegiatan momentum sesuai dengan
2 atau pihak pengampu dan/atau sumber lainya.
situasi dan kondisi serta sumber daya.
8. PENCATATAN & PELAPORAN SOP
Pencatatan & Pelaporan merupakan kegiatan pencatatan terhadap
pelaksanaan kegiataan di poktan maupun kegiatan lainnya yang
berhubungan dengan program Bangga Kencana pada formulir yang
telah ditetapkan dan melaporkan sesuai dengan siklus pelaporan
reguler/rutin.

Pelaksana pencatatan dan pelaporan:


1. Petugas/kader di tempat pelayanan (TPK, kader posyandu, kader
IMP, kader dasawisma, kader pembangunan manusia, pusat
pelayanan kesehatan, dst);
2. TPPS kecamatan (pengelolaan data dan pelaporan di tingkat
kecamatan);
3. TPPS desa/kelurahan (pengelolaan data dan pelaporan di tingkat
desa/kelurahan);

Output:
Tersedianya Satu Data Percepatan Penurunan Stunting
yang up to date, real time dan reguler/rutin.
Analisa Pelaksanaan Mekanisme
Operasional Lini Lapangan
Semester 1
Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Januari – Juni 2022

Sumber : Monev Mekop Virtual bulan Januari – Juni 2022


Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Januari – Juni 2022

Sumber : Monev Mekop Virtual bulan Januari – Juni 2022


Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Januari – Juni 2022

Sumber : Monev Mekop Virtual bulan Januari – Juni 2022


Realisasi Pelaksanaan Mekop (Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan)
Januari – Juni 2022

Sumber : Data SIGA 2022


Realisasi Pelaksanaan Mekop (Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan)
Januari – Juni 2022

Sumber : Data SIGA 2022


Realisasi Pelaksanaan Mekop (Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan)
Januari – Juni 2022

Sumber : Data SIGA 2022


Catatan Pelaksanaan Mekanisme Operasional Semester 1
No. Wilayah/Provinsi Keterangan

1 Sumatera a) Pelaksanaan rakor sudah baik dan sesuai pedoman mekanisme operasional, hanya ada satu kecamatan di Provinsi Kepri yang paparannya
dilakukan oleh OPD KB, yang seharusnya pemaparan dilakukan oleh PKB/PLKB.
b) Frekuensi pelaksanaan kegiatan masih banyak dilakukan 3 (tiga) bulan sekali dan sedikit sekali kecamatan yang melakukan 1 (satu) bulan sekali
atau regular.
2. Jawa a) Pelaksanaan rakor sudah berjalan sangat baik dan sesuai pedoman mekanisme operasional, dari beberapa kecamatan dan desa/kelurahan yang
diamati terlihat dalam rakor terjadi diskusi mendalam antar pelaku pelaksana program di kecamatan dan desa/kelurahan yang membahas
permasalahan dan solusi terhadap pelaksanaan kegiatan yang selanjutnya dilakukan rencana tindak lanjut untuk di tindaklanjuti oleh masing-
masing pihak sesuai dengan tugas dan fungsi pelaksana program di kecamatan, desa/kelurahan.
b) Masih terdapat pelaksanaan rakor dipimpin oleh OPD KB, yang mana seharusnya dalam rapat koordinasi desa dipimpin oleh kepala desa selaku
pemangku kebijakan di tingkat desa.
3 Kalimantan a) Pelaksanaan rakor di beberapa kecamatan sudah berjalan cukup baik, walaupun dari hasil monev virtual masih ditemukan rapat koordinasi
kecamatan yang dipimpin oleh Kadis OPD KB atau Perwakilan BKKBN Provinsi, yang seharusnya rakor kecamatan tersebut dipimpin oleh camat.
b) Belum berperan aktifnya PKB/PLKB dalam menyampaikan laporan hasil pelayanan, penyuluhan dan kegiatan terkait Program Bangga Kencana
seperti data jumlah PUS, PA, PB, dan unmeet need pada wilayah binaan, sedangkan peran kader PKK di kecamatan sudah terlihat baik dalam
keterlibatan di pelayanan posyandu dan pelayanan kesehatan lainnya termasuk pendampingan kepada keluarga berisiko stunting.
4 Sulawesi a) Pelaksanaan rakor di beberapa kecamatan sangat baik, dengan pemahaman kepala desa dalam Program Bangga Kencana di tingkat desa baik
sekali, peran PKB/PLKB dalam rakor tersebut sangat besar dengan memaparkan semua pelayanan, penyuluhan sampai dengan tingkat
dusun/RW terhadap kegiatan poktan cukup detail, sehingga pemangku kepentingan di kecamatan dan desa terinfo jelas dengan pelaksaan
program yang telah dilaksanakan, begitu pula dengan kampung KB berbagai kegiatan berjalan baik, pokja-pokja sudah menjalankan perencanaan
yang telah disusun untuk diimplentasikan dalam kegiatan di kampung KB tersebut.
5 Timur a) Pelaksanaan rakor di beberapa kecamatan di Wilayah Timur cukup baik, kendala yang dihadapi adalah signal yang tidak stabil di wilayah tempat
kegiatan, sehingga membuat pemaparan tidak terlalu jelas terdengar oleh peserta di zoom meeting, kendala signal ini menjadi catatan tersendiri
bagi wilayah yang memang sulit signal atau sama sekali tidak tercakup signal dalam pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting based
on Aplikasi Elsimil. Terkait pelaksanaan di daerah lain selain Papua Barat, berdasarkan pengamatan sudah berjalan cukup baik dengan
melibatkan sektor-sektor terkait untuk pelaksanaan Program Bangga Kencana dalam percepatan penurunan stunting, peran kader dalam
pelaksanaan program sangat membantu.
Analisa Pelaksanaan Mekanisme
Operasional Lini Lapangan
Semester 2
Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Juli – Agustus 2022
Pelaks anaan

Jumlah Pemimpin Unsur Materi yang


Provinsi Kegiatan Kesimpulan
Pelaksanaan Rapat Peserta disampaikan
Sumatera Bangga Kencana
1 Rakorcam Camat Sesuai Interaksi perserta cukup baik dengan diskusi yang mendalam terhadap kendala yang di hadapi di lapangan.
Selatan & Stunting
Sumatera Bangga Kencana Rakor berjalan baik, dengan pemaparan secara detail oleh PKB yang dilanjutkan oleh Satgas Stunting dan diskusi dengan
1 Rakorcam Sekcam Sesuai
Utara & Stunting KUA dan peserta lain mengenai aplikasi Elsimil
Kepala Berjalan baik dengan kendala signal cukup mengganggu pertemuan, paparan dilakukan hanya oleh PKB yang
Papua 1 Rakorcam Tidak sesuai Bangga Kencana
kampung menyampaikan data poktan dan UPPKA.
Kalimantan Bangga Kencana Berjalan baik dengan pemaparan dari PKB mengenai data pelayanan KB dan kepala puskesmas mengenai kurang nya
1 Rakordes Kepala desa Sesuai
Utara & Stunting antropometri di posyandu untuk pengukuran badan, dan terakhir penyampaian oleh KUA tentang pernikahan dini.
Bangga Kencana
Berjalan sangat baik dengan pemaparan dari puskesmas dan berbagai peserta berdiskusi secara baik membahas
Bengkulu 1 Rakordes Kepala desa Sesuai (PK22) dan
ketahanan keluarga, PK21 dan percepatan kegiatan terkait stunting.
Stunting
Berjalan baik, dengan pemaparan dari PKB mengenai stunting dan kegiatan berhubungan dengan poktan, dilanjutkan
Bangga Kencana
Jambi 1 Rakordes OPD KB Sesuai dengan pemaparan dari sekretaris desa tentang penanggulangan stunting di desa dan penguatan peran TPK dalam
& Stunting
pendampingan keluarga berisiko stunting.
Berjalan baik, pemaparan dilakukan oleh OPD KB, Kepala Desa, dengan pembahasan antara lain pelaksanaan
Kepala
Rakordes & pendampingan, kendala pelaksanaan pendampingan dan kondisi wilayah daerah pendampingan dengan menyajikan
Kalimantan desa, Kabid Bangga Kencana
2 Staff Sesuai beberapa data terkait stunting serta implementasi kegiatan terkait realisasi anggaran BOKB, sedangkan dalam staff
Selatan Dalduk OPD & Stunting
meeting meeting dibahas tentang jumlah kegiatan yang dilakukan pada poktan serta jumlah TPK sekaligus rencana tindak lanjut
KB
dari hasil diskusi.
Berjalan baik, dengan pemaparan dilakukan oleh kader TPK, Kader PKK dan Kader KB yang menyampaikan terkait data
Sumatera Bangga Kencana
1 Rakordes Wali nagari Sesuai KB,pendampingan ibu hamil, program stunting yang telah dilaksanakan, pedampingan catin dan jumlah kasus stunting
Barat & Stunting
di desa.

Sumber : Monev Mekop Virtual bulan Juli – Agustus 2022


Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Juli – Agustus 2022
Jumlah Pemimpin Unsur Materi yang
Provinsi Kegiatan Kesimpulan
Pelaksanaan Rapat Peserta disampaikan
Bangga
Jawa Staff Berjalan baik yang dipimpin oleh camat, dengan pembahasan terkait pelayanan KB sejuta akseptor, target dan
1 Camat Sesuai Kencana &
Tengah Meeting realisasi pelayanan KB, serta pendampingan kepada catin, bumil dan baduta.
stunting

Berjalan dinamis, dengan menyampaikan hasil pelayanan KB, data unmet need dan pendampingan yang dilakukan
Bangga
Staff oleh TPK ke kelompok sasaran, kendala yang ada antara lain belum meratanya bantuan anak stunting yang dilakukan
DIY 1 PKB Sesuai Kencana &
Meeting oleh lazizmu sehingga membuat desa lain menjadi iri. Sedangkan dari puskesmas sudah melakukan penanganan
stunting
balita stunting dengan mendatanginya langsung dan memberikan susu khusus untuk anak gizi buruk.

Rembug Bangga Berjalan baik, pelaksanaannya digabung dengan pelaksanaan minilokarya, hal yang disampaikan antara lain sudah
Banten 1 Stunting Camat Sesuai Kencana & berjalannya pemberian PMT untuk ibu hamil dan balita, pengertian stunting dan penyebabnya disampaikan oleh OPD
Desa stunting KB, serta hasil pendampingan keluarga yang dilakukan oleh TPK dan hal lain yang terkait stunting.

Berjalan baik, dengan diawali pemaparan oleh PKB yang menyampaikan data hasil pelayanan kB dan kegiatan
Bangga
Rakorca peningkatan kapsitas TPK oleh PKB dengan kendala beberapa TPK yang masih gaptek dalam penggunan android dan
Lampung 1 Camat Sesuai Kencana &
m aplikasi, serta harapannya untuk kader yang lain dapat pula untuk membantu dalam percepatan penurunan stunting
stunting
(KPM, Kader Kesehatan dsb)

Berjalan baik dengan pemaparan diawali oleh lurah yang menyampaikan kegiatan pemberian bantuan makanan ke
Rakor Bangga
keluarga berisiko stunting tiap bulan, dilanjutkan dengan paparan PKB yang menyampaikan data pelayanan KB dan
Babel 1 Keluraha Lurah Sesuai Kencana &
pendampingan yang dilakukan oleh TPK dengan beberapa masukan terkait masih rendahnya operasional
n stunting
pendampingan yang diberikan pada TPK dalam pelaksanaan pendampingan ke sasaran risiko.

Sumber : Monev Mekop Virtual bulan Juli – Agustus 2022


Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Juli – Agustus 2022
Jumlah Pemimpin Unsur Materi yang
Provinsi Kegiatan Kesimpulan
Pelaksanaan Rapat Peserta disampaikan
Rakor
Bangga Berjalan baik, dengan paparan awal dilakukan oleh sekdes yang melaporkan kasus stunting di wilayahnya beserta
Desa & Sekretaris
Bali 2 Sesuai Kencana & treatment yang diberikan guna untuk memutus rantai stunting, paparan kedua dilakukan oleh PKB yang
Staff Desa
Stunting menyampaikan data pelayanan KB dan hasil pendampingan yang dilakukan oleh TPK
Meeting
Berjalan baik, PKB memaparkan kondisi geografis wilayah binaan dan data basis keluarga beresiko stunting, untuk
Bangga
Rakor pembahasan data pelayanan bangga kencana lebih sedikit di sampaikan di banding dengan kegiatan terkait stunting,
Jawa Barat 1 Lurah Sesuai Kencana &
Kelurahan sedangkan dari puskesma menyampaikan program jum’at minum table FE kepada remaja dan beberapa kegiatan
Stunting
seperti membuat juknis pengukuran dan promosi PHBS.

Bangga Berjalan baik, dengan paaran dari PKB, provinsi, dan Puskesmas, dengan beberapa pembahasan di antara nya tentang
Rakor
DKI Jakarta 1 Lurah Sesuai Kencana & regulasi TPPS dan TPK jadi satu di Provinsi,pengeolaan dahsat, dan capain KB dan beberapa intervensi stunting yang
Kelurahan
Stunting di sampaikan puskesmas.
Berjalan baik,paparan di sampaikan oleh PKB terkait program bangga kencana dan stunting, TPK menyampaikan ada
Bangga
Kalimantan Staff beberaoa bumil yang enggan untuk di damping, bumil yang bekerja dan bumil yang pulang kampong karena ingin
1 Sekcam Sesuai Kencana &
Timur Meeting melahirkan di kampong halaman nya,sedangkan utk catin masih banyak catin yang enggan untuk ke puskemas guna
Stunting
pemeriksaan kesehatan.
Bangga
Staff
NTT 1 OPD KB Sesuai Kencana & Materi yang di sampaikan terkait KB, Poktan, Kampung KB dan Stunting.
meeting
Stunting
Bangga
Kalimantan Staff Diskusi PKB terkait pendampingan yang belum berjalan dikarenakan operasional yang tidak mencukupi dengan
1 PKB Sesuai Kencana &
Utara Meeting wilayah yang sualit di jangkau.
Stunting
Berjalan baik, dengan pemaparan dilakukan oleh PKB dan kepala puskesmas terkait materi tentang verval PK 22,
Rakor
Camat, kegiatan terkait stunting (grebek stunting), kendala dalam penginputan elsimil oleh TPK, serta rencana tindak lanjut
Kalimantan Kelurahan Bangga Kencana
2 Kabid Sesuai terhadap kendala yang telah di bahas, sedangkan dalam pembahasan staaf meeting lebih kepada pemanfaatan BOKB
Tengah & Staff & Stunting
dalduk serta peran TPPS di kab, kecamatan, desa/kelurahan dalam pelaksanaan stunting dan juga di singgung tentang kendala
Meeting
yang ada di lapangan.
Sumber : Monev Mekop Virtual bulan Juli – Agustus 2022
Catatan Pelaksanaan Mekanisme Operasional Semester 2
No. Wilayah/Provinsi Keterangan

1 Sumatera Pelaksanaan beberapa rakor di wilayah Sumatera dari pengamatan secara virtual berjalan baik dan sudah berpedoman pada pelaksanaan
mekanisme operasional, pengamatan yang dilakukan adalah pada kegiatan rapat koordinasi kecamatan (Rakorcam) dan rapat koordinasi desa
(Rakordes) dengan hasil sebagai berikut :
a) Pelaksanaan Rakorcam seluruhnya dipimpin oleh camat dengan pembahasan diskusi terkait data hasil pelayanan KB, data pelaksanaan poktan,
data pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting, dan kendala serta tindaklanjutnya, sedangkan dari puskesmas menyampaikan hal-
hal terkait posyandu dan kegiatan terkait stunting seperti pemberian tablet tambah darah serta data-data lain yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat di wilayah kerja, dalam penanganan stunting terutama pendampingan kepada catin ada beberapa KUA yang memang
sudah mengetahui aplikasi elsimil dan KUA mendorong catin untuk mendowload aplikasi elsimil sebelum melangsungkan pernikahan, dan
beberapa temuan yang diamati dari pelaksanaan rakor di tingkat kecamatan ini masih banyaknya Tim Pendamping Keluarga yang belum mahir
dalam penggunaan gadget/android untuk pelaporan pelaksanaan pendampingan yang telah dilakukan, sehingga sedikit banyak menghambat
dalam pelaksanaan tugas.
b) Pelaksanaan Rakordes dipimpin oleh kepala desa/lurah, dari hasil pengamatan masih adanya perangkat desa/unsur desa yang belum mengerti
standart pelaksanaan rakor desa/kelurahan yang tertuang dalam pedoman mekop PPS lini lapangan, dimana dalam standart tersebut
paparan/laporan dilakukan oleh pelaksana program seperti TPK, PKB/PLKB, Bidang di TPPS desa/kelurahan yang menyampaikan dan melaporkan
data hasil kegiatan terkait stunting kepada kepala desa/lurah dalam hal ini berkedudukan selaku Pembina/Ketua dalam struktur TPPS di
desa/kelurahan, akan tetapi masih ada paparan/laporan disampaikan oleh kepada desa/lurah atau unsur yang mewakili.
2. Jawa Pelaksanaan beberapa rakor di wilayah Jawa dari pengamatan secara virtual berjalan baik dan sudah berpedoman pada pelaksanaan mekanisme
operasional, pengamatan yang dilakukan adalah pada kegiatan rapat staff meeting dan rapat koordinasi desa (Rakordes) dengan hasil sebagai
berikut
a) Pelaksanaan Staff Meeting dipimpin oleh camat selaku pemangku kepentingan setempat, dalam pelaksanaan kegiatan ini berjalan baik dimulai
dari paparan koordinator PKB yang dilanjutkan diskusi tentang kegiatan yang telah dilakukan sekaligus membuat rencana kerja dan tindaklanjut
dari hasil diskusi, dari pelaksaan staff meeting sudah sesuai dengan pedoman mekanisme operasional PPS lini lapangan.
b) Pelaksanaan Rakordes/kel di beberapa wilayah dilakukan di desa/kelurahan yang dipimpin oleh kades/lurah dengan menyajikan hasil pelayanan
program bangga kencana, stunting dan data-data lain yang terkait hasil pelayanan di poktan dan posyandu, dari pelaksanaan kegiatan ini sudah
sesuai dengan pedoman mekanisme operasiona PPS lini lapangan.
Catatan Pelaksanaan Mekanisme Operasional Semester 2
No. Wilayah/Provinsi Keterangan

3 Kalimantan Pelaksanaan beberapa rakor di wilayah Kalimantan dari pengamatan secara virtual berjalan baik dan sudah berpedoman pada pelaksanaan
mekanisme operasional, pengamatan yang dilakukan adalah pada kegiatan rapat staff meeting dan rapat koordinasi desa (Rakordes) dengan hasil
sebagai berikut
a) Pelaksanan staff meeting dipimpin oleh PKB yang membahas tentang program bangga kencana termasuk stunting.
b) Pelaksanaan Rakordes/Kel dipimpin oleh OPD KB dan ini belum sesuai dengan pedoman mekop PPS lini lapangan.

4 Sulawesi Tidak ada catatan dikarenakan tidak ada kegiatan yang terjadwal.

5 Timur Pelaksanaan beberapa rakor di wilayah Timur dari pengamatan secara virtual berjalan baik dan sudah berpedoman pada pelaksanaan mekanisme
operasional, pengamatan yang dilakukan adalah pada kegiatan rapat staff meeting dan rapat koordinasi desa (Rakordes) dengan hasil sebagai
berikut
a) Pelaksanaan staff meeting dipimpin oleh PKB yang menyampaikan data poktan, kegiatan di kampung KB dan stunting, untuk wilayah Timur
memang terkendala dengan signal saat dilakukannya virtual meeting akan tetapi point-point yang disampaikan dapat disimpulkan, pada saat
pelaksaan di provinsi papua dihadiri oleh 3-4 orang PKB/PLKB,
b) Pelaksanaan Rakorcam dipimpin oleh kepala kampung atau camat, beberapa point yang bisa disampaikan untuk pelaksaan rakorcam di wilayah
Timur adalah perlunya peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan terhadap program bangga kencana dan stunting, dikarenakan masih
terbatasnya informasi dan pengetahuan tentang program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting.
Analisa Pelaksanaan Mekanisme
Operasional Lini Lapangan
Mini Lokakarya Stunting
Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Minilokakarya Stunting
September – Desember 2022
Pelaks anaan

Jumlah Pemimpin Unsur Materi yang


Provinsi Kegiatan Kesimpulan
Pelaksanaan Rapat Peserta disampaikan
Camat
Miniloka (selaku ketua Berjalan baik, dengan membahas kasus stunting yang ada sekaligus membuat intervensi yang akan
Banten 1 Sesuai Stunting
karya TPPS dilakukan dengan pemetaan sasaran sekaligus rencana pencegahan ke depan nya.
Kecamatan)
Camat
Sulawesi Miniloka
1 (ketua TPPS Sesuai Stunting Paparan dilakukan oleh OPD KB terkait minilok yang dilanjutkan oleh Sekdis OPD KB terkait data verval.
Barat karya
Kecamatan)
Camat Berjalan dinamis, dengan di awali paparan PKB yang menyampaikan hasil verval PK 21, dan dilanjutkan
Miniloka
Aceh 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting dengan papaan kapuskes terkait data jumlah ibu hamil,dan kegiatan penanganan stunting yang telah
karya
Kecamatan) dilakukan.

Nusa Camat Berjalan baik, akan tetapi tidak sesuai dengan pedoman mekop PPS, paparan dilakukan oleh camat yang
Miniloka
Tenggara 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting menyampaikan kondisi geografis serta data kependudukan di wilayahnya, dilanjutkan paparan puskesmas
karya
Timur Kecamatan) tentang capaian pelayanan kesehatan termasuk KB, pembahasanan sekitar BAAS dan PMT.

Nusa Camat Berjalan baik, paparan di lakukan oleh camat dan OPD KB terkait perpres 72 dan 3 standar 4 pasti,
Miniloka
Tenggara 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting sedangkan PKB hanya melengkapi dan menjawab beberapa pertanyaan di dalam diskusi, sedangkan
karya
Barat Kecamatan) puskesma memaparkan tentang jumlah anak stunting.
Camat
Miniloka
Jawa Timur 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting Berjalan baik dan sudah sesuai dengan pedoman mekop PPS
karya
Kecamatan)
Camat
Kalimantan Miniloka
1 (ketua TPPS Sesuai Stunting Paparan lebih banyak di lakukan dri OPD KB, yang seharusnya lebih detail dari PKB dan puskesmas.
Barat karya
Kecamatan)
Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Minilokakarya Stunting
September – Desember 2022
Pelaks anaan

Jumlah Unsur Materi yang


Provinsi Kegiatan Pemimpin Rapat Kesimpulan
Pelaksanaan Peserta disampaikan
Camat
Sulawesi Miniloka Berjalan sangat baik, diskusi lebih mengarah pada bagaimana penanganan stunting dilakukan termasuk
1 (ketua TPPS Sesuai Stunting
Tenggara karya kegiatan dan evaluasi pelayanan perbaikan gizi di wilayah kecamatan dan desa.
Kecamatan)
Nusa Camat Berjalan baik dengan pemahaman camat selaku ketua pelaksana sangat baik dengan memahami apa yang
Miniloka
Tenggara 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting akan dilakukan termasuk mengarahkan masing masing bidang dan pihak terkait dalam percepatan
karya
Barat Kecamatan) penurunan stunting.
Camat Berjalan baik, dan belum sesuai dengan pedoman mekop pps ( OPD KB menjadi leading dalam diskusi dan
Sulawesi Miniloka
1 (ketua TPPS Sesuai Stunting lebih banyak paparan di bandingkan dengan PKB dan puskesmas, sedangkan materi yang di bahas terkait
Barat karya
Kecamatan) stunting dalam hal pelaksanaan pendampingan dan intervensi yang dilakukan.
Berjalan baik dan belum sesuai mekanisme pelaksanaan minilok, acara di buka oleh camat yang dilanjutkan
Camat dengan paparan terkait profile wilayah kecamatan,Verval KRS, pendampingan keluarga resiko stunting dan
Miniloka
Jawa Barat 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting BAAS, sedangkan paparan dari PKB lebih kepada detail pelaksanaan pendampingan oleh TPK, sedangkan
karya
Kecamatan) unsur Puskesmas sama sekali tidak ada yang di paparkan pelayana kesehatan terkait stunting. hanya
menyampaikan respon terhadap pertanyaan dalam diskusi.
Berjalan baik, di awali dan sesuai dengan mekanisme pelaksanaan minilok, kegiatan di buka oleh camat
Camat dengan memaparkan pelaksaan kegiatan stunting tahun sebelumnya yang memang sudah di lakukan
Jawa Miniloka
1 (ketua TPPS Sesuai Stunting sebelum perpres 72 tahun 2021,selanjutnya PKB/PLKB memaparkan verval PK 21 di wilayahnya dan
Tengah karya
Kecamatan) pelaksanaanpendampingan keluarga, terakhir paparan oleh puskesmas tentang pelayanan kesehatan
mulai dari penyuluhan kepada remaja, ibu hamil, dan imunisasi dasar lengkap serta PMT.
Camat
Miniloka Berjalan baik. Di awali dengan paparan camat yang menyampaikan gambaran umum pelaksanaan
Kalsel 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting
karya pendampingan kepada keluarga beresiko stunting, dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta rapat.
Kecamatan)
Realisasi Pelaksanaan Mekop Virtual Minilokakarya Stunting
September – Desember 2022
Pelaks anaan

Jumlah Unsur Materi yang


Provinsi Kegiatan Pemimpin Rapat Kesimpulan
Pelaksanaan Peserta disampaikan
Kasie
pembangunan Pembukaan oleh camat dilanjutkan dengan paparan PKB yang memaparkan tentang materi umum
Sumatera Miniloka
1 Sesuai Stunting stunting, diskusi di pimpin oleh Satgas stunting, kepala puskesmas memaparkan data anak stunting di
Utara karya (ketua TPPS wilayahnya.
Kecamatan)
Kasie
Sulawesi Miniloka pembangunan Di buka oleh camat dilanjutkan paparan terkait data data PK2 dan verval, data carin, ibu hamil yang
1 Sesuai Stunting
Tenggara karya (ketua TPPS beresiko yang di damping oleh TPK, data balita gizi buruk dan lainya.
Kecamatan)
Kasie Pembukaan dilakukan oleh canat dengan beberapa arahan antara lain terkait data sasaran yang masih
Miniloka pembangunan belum bisa di dapatkan sehingga untuk perencanaan menjadi terkendala, dilanjutkan paparan oleh
Aceh 1 Sesuai Stunting
karya (ketua TPPS PKB terkait pendampingan keluarga resiko stunting dan dilanjutkan paparan oleh puskesmas terkait
Kecamatan) audit kasus stunting dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada catin dan ibu hamil.
camat Sudah di sampaikan data terkait keluarga beresiko stunting yg di sampaikan oleh PKB dilanjutkan
Miniloka
Lampung 1 (ketua TPPS Sesuai Stunting dengan paparan dari puskesmas data capaian EPPGBM yang berdasarkan data cukup baik dalam
karya
Kecamatan) penanganan stunting.
camat Pertemuan di buka oleh camat dan dilanjutkan oleh OPD KB kab/kota dan PKB yang memaparkan hasil
Jawa Miniloka pendampingan ke keluarga resiko stunting, audit kasus stunting, laporan penimbangan diposyandu
1 (ketua TPPS Sesuai Stunting
Tengah karya mengenai TB/U (0-59 bulan) dan penjelasan detail kegiatan dan apa yang dilakukan, dilanjutkan
Kecamatan) dengan KUA yang menyampaikan alur pendaftaran pernikahan yang akan dilakukan oleh catin.
camat Pertemuan di buka oleh camat dan setelah itu rapat sepnuhnya di pimpin oleh satgas stunting lalu
Sulawesi Miniloka
1 (ketua TPPS Sesuai Stunting dilanjutkan paparan oleh PKB yang menjelaskan tentang hasil PK22, dan diskusi tentang pembayaran
Tenggara karya
Kecamatan) operasional TPK (paket data/pulsa).
Catatan Pelaksanaan Minilokakarya Stunting
No. Wilayah/Provinsi Keterangan
1. Pelaksanaan kegiatan mekop virtual tematik minilokakarya stunting tingkat kecamatan secara umum berjalan baik dan dari beberapa hasil monev virtual di beberapa
provinsi sebagian besar sudah sesuai dengan pedoman dan hanya ada 1-2 provinsi di wilayah kecamatan terpilih yang masih belum sesuai dengan standart pelaksaan
minilokakarya, merujuk pedoman mekop penggerakan percepatan penurunan stunting lini lapangan terutama untuk pelaksanaan minilokarya peran camat dan kepala
puskemas menjadi sangat penting dalam kegiatan tersebut, camat selaku ketua TPPS di kecamatan dan Kepala Puskesmas selaku wakil ketua TPPS wajib
mengkoordinasikan pelaksanaan implementasi kegiatan stunting di wilayah desa/kelurahan yang menjadi wewenang nya untuk menemukan anak stunting dan mencari
penyebab terhadap kejadian stunting tersebut (audit stunting) bersama lintas sektor di wilayah kecamatan (Forkompimca) yang berguna sebagai intervensi untuk
menimalisir dan mencegah kejadian stunting berikutnya.
2. Dari hasil pengamatan dalam mekanisme pelaksanaan minilokakarya,ada kecamatan yang kepala puskesmas atau unsur yang mewakili tidak berpendapat atau memberikan
penguatan dalam pelaksanaan tugas TPK atau untuk menambah pengetahuan peserta rapat yang hadir sehingga terpapar terkait pelayanan intervensi spesifik seperti
pencegahan anak kurang gizi, dan hal hal terkait kesehatan ibu dan balita terutama dalam 1000 HPK yang merupakan masa emas dalam pertumbuhan anak yang di mulai
dari janin sampai dengan 2 tahun.
3. Minilokakarya di kecamatan berfokus pada forum data pelaksanaan pendampingan yang dilakukan oleh TPK, termasuk diskusi terkait kendala yang ditemukan saat
pendampingan, dan dari sekian banyak pelaksanaan minilokakarya yang sudah dilaksanakan, belum terdapat pembahasan khusus akan kasus stunting yang di temukan di
desa/kelurahan, walaupun didalam pertemuan telah disampaikan beberapa kasus stunting yang terjadi, dan kasus tersebut tidak dibahas secara detail faktor penyebab nya
dan seharusnya ini menjadi point terpenting dalam pelaksanaan minilokakarya stunting kecamatan,
4. Pelaksanaan minilokakarya stunting di kecamatan belum membahas secara detail by name by address (PK 21/verval 22) ataupun berapa jumlah keluarga beresiko stunting
yang sudah di intervensi dalam pemberian bantuan makanan tambahan bagi ibu hamil, baduta serta remaja atau inovasi kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh desa
dalam percepatan penurunan stunting.
5. Pembahasan minilok secara umum masih membahas intervensi spesifik (faktor penyebab yang berhubungan lansung) belum ada pembahasan apa saja yang telah
dilakukan oleh desa/kelurahan atau OPD terkait untuk intervensi sensitive (faktor yang berhubungan tidak langsung) seperti air bersih, jamban yang tidak layak dan rumah
yang tidak layak huni dari keluarga beresiko stunting di wilayah tersebut.
Target dan Capaian Pelaksanaan
Mekanisme Operasional
TARGET
Data tercatat hingga 31 Desember sebagai berikut:
MEKOP
Target Realisasi/Capaian
2022 Indikator
Tahun 2022 Tahun 2022
Penguatan

40%
(dari jumlah seluruh kecamatan
Pelaksanaan
Mekanisme
Operasional
(40%)
1774 Kecamatan
(82%)
3553 Kecamatan

Sumber : Aplikasi Monalisa


yang melaksanakan kegiatan
mekanisme operasional,
berdasarkan data pada aplikasi
Monalisa)

Kesimpulan:
Target telah tercapai lebih dari seratus persen. Pelaksanaan kegiatan mekanisme operasional
secara kuantitas di kecamatan, desa/kelurahan, dusun/RW telah dilakukan oleh tenaga lini
lapangan (PKB/PLKB,PPKBD/SubPPKBD).
SARAN
1. Penguatan program kerja TPPS kabupaten/kota, TPPS Kecamatan, TPPS Desa/Kelurahan yang menyasar langsung pada
kegiatan operasional pemberian pelayanan kepada keluarga berisiko stunting di lini lapangan berdasarkan data Verval PK22.
2. Belum optimalnya partisipasi dinas-dinas terkait dalam percepatan penurunan stunting di kabupaten/kota, oleh karena itu
perlunya Bupati/Walikota menetapkan pembagian tugas wilayah binaan bagi masing masing Dinas/OPD dalam percepatan
penurunan stunting.
3. Peningkatan kapasitas terhadap pemahaman stunting bagi Dinas/OPD KB, Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Tim Pendamping
Keiuarga.
1. Tata Kelola 4. Penganggaran pembiayaan pelaksanaan konvergensi di tingkat kecamatan, desa/kelurahan (Rakor teknis penyuluh, Rakor
Kelurahan) dan dukungan operasional bagi kader di tingkat RW/Dusun.
5. Penguatan tim pendamping keluarga agar tidak terjadi turn over TPK di desa/kelurahan, yang akan berakibat terhambatnya
pelaksanaan pendampingan keluarga risiko stunting, dikarenakan TPK yang baru harus diilatih dan penyesuaian hal yang baru
dalam pelaksanaan tugasnya.
6. Meningkatkan realisasi DAK BOKB dengan mengacu pada Juknis DAK BOKB yang sudah ada (tidak menambah persyaratan
yang sudah ada dalam juknis).
1. Penguatan penganggaran pemerintah daerah dalam perbaikan jamban bagi masyarakat yang sering BAB sembarangan.
2. Masih kurangnya kepemilikan Buku KIA untuk memantau kesehatan ibu dan anak.
2. Intervensi Sensitif 3. Peningkatan cakupan pendampingan calon pengantin (catin) melalui penetapan Surat Keputusan Bupati/Walikota perihal
pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan bagi calon pengantin.

1. Penguatan pelayanan pemberian bantuan makanan door to door bagi masyarakat kurang mampu yang tidak bisa datang
langsung pada saat pelayanan di posyandu.
3. Intervensi Spesifik 2. Meningkatkan variasi dalam pemberian makanan tambahan (PMT) melalui pemberdayaan makanan lokal.
3. Meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap di posyandu.
PENUTUP
Konvergensi percepatan penurunan stunting dalam mekanisme operasional penggerakan lini lapangan penting dilakukan
secara terus-menerus atau rutin (1 bulan sekali) di tingkat kecamatan, desa/kelurahan.

Kegiatan ini adalah ruang bagi Ketua TPPS Kecamatan dan Ketua TPPS Desa/Kelurahan dalam memonitoring dan
mengevaluasi pelaksanaan percepatan penuruan stunting di wilayahnya, hal ini dimaksudkan agar para pemangku
kepentingan terkait dapat terinfo secara baik sejauh mana pelaksanaan kegiatan intervensi spesifik dan intervensi sensistif
dengan sasaran keluarga dapat terlayani dan bilamana terdapat kendala dan hambatan yang ditemukan oleh tenaga lini
lapangan dalam melakukan pendampingan kepada keluarga berIsiko stunting dapat segera dicarikan solusi bersama di
berbagai forum yang telah ada dalam mekanisme operasional sehingga implementasi kegiatan pendampingan dapat berjalan
secara baik di tingkat dusun/RW/RT.
TERIMA KASIH
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta

BERENCANA ITU KEREN

Anda mungkin juga menyukai