Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN

PENATAUSAHAAN KEUANGAN

PUSKESMAS TAMAN
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : dr. RACHMAD SUDARTO
NIP : 19680110 200801 1 009
Jabatan : Plt. Kepala Puskesmas Taman

Mengesahkan Pedoman Penatausahaan Keuangan

Sidoarjo, 03 Desember 2018


Plt. KEPALA PUSKESMAS TAMAN

dr. RACHMAD SUDARTO


NIP.19680110 200801 1 009

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Penatausahaan Keuangan
Puskesmas Taman. Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk
memberikan acuan dan petunjuk dalam pelaksanaan Penatausahaan Keuangan.
Akreditasi mempersyaratkan adanya kejelasan dalam semua pelaksanaan
kegiatan pelayanan melalui dokumentasi, penelusuran dan kejelasan pelayanan,
karena pada prinsip akreditasi, seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang tertulis
harus dikerjakan dengan sesuai. Pedoman ini berisi panduan tata kerja secara umum
Penatausahaan Keuangan Puskesmas Taman.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Pedoman Pedoman
Penatausahaan Keuangan Puskesmas Taman. Semoga dengan digunakannya
pedoman ini dapat mempermudah pelayanan yang dilakukan Penatausahaan
Keuangan Puskesmas Taman.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
B. TUJUAN PEDOMAN................................................................................... 1
C. SASARAN PEDOMAN................................................................................ 1
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN ................................................................... 2
E. BATASAN OPERASIONAL ........................................................................ 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN ........................................................................ 3
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA .................................................. 3
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN ...................................................................... 3
C. JADWAL KEGIATAN .................................................................................. 3
BAB III STANDAR FASILITAS .............................................................................. 4
A. DENAH RUANG ......................................................................................... 4
B. STANDAR FASILITAS................................................................................ 4
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ................................................................ 5
A. LINGKUP KEGIATAN ................................................................................. 5
B. LANGKAH KEGIATAN ............................................................................... 6
BAB V LOGISTIK .................................................................................................. 24
BAB IX PENUTUP................................................................................................. 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasar surat keputusan bupati Sidoarjo nomor 188/404.1.3.2/2015
tentang penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah
pada Pusat Kesehatan Masyarakat di kabupaten sidoarjo, Puskesmas telah
ditetapkan sebagai Unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (BLUD) di
lingkungan Pemerintah Kota Sidoarjo. Dengan demikian Puskesmas mendapat
keleluasaan dapat menggunakan langsung pendapatan Puskesmas untuk biaya
operasionalnya. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
pimpinan BLUD (Kepala Puskesmas) harus menyelenggarakan penatausahaan
keuangan BLUD yang dikelolanya. Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman
dalam penatausahaan dimaksud, yang meliputi penatausahaan penerimaan kas,
pengeluaran kas dan transaksi keuangan nonkas.
Pedoman penatausahaan ini digunakan untuk penatausahaan seluruh
penerimaan dan pengeluaran yang sumber dananya berasal dari jasa layanan,
hibah tidak terikat, hasil kerja sama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan
BLUD yang sah. Sedangkan penatausahaan untuk penerimaan dan pengeluaran
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, mengacu pada
Peraturan Walikota Sidoarjo Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah Kota Sidoarjo.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terwujudnya sistem administrasi dan manajemen yang baik di Puskesmas
Taman
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya pedoman dalam penatausahaan penerimaan kas, dan.
b. Tersedianya pedoman dalam penatausahaan pengeluaran kas
c. Tersedianya pedoman dalam penatausahaan transaksi keuangan
nonkas.

C. SASARAN PEDOMAN
1. Unit Tata Usaha
2. Bendahara Puskesmas

1
3. Penanggung Jawab Inventaris Puskesmas
4. Penanggung Jawab Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup pedoman penatausahaan keuangan Puskesmas meliputi
pelaksanaan penatausahaan penerimaan kas, pengeluaran kas dan transaksi
keuangan nonkas di Puskesmas Taman.

E. BATASAN OPERASIONAL
Sistem penyelenggaraan penatausahaan keuangan Puskesmas adalah
kegiatan yang meliputi perencanaan, pencatatan, pelaporan dan evaluasi yang
dilaksanakan dalam rangka mendukung penyelenggaraan pelayanan di
Puskesmas.

2
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Kepala sub bagian tata usaha, memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. Pendidikan minimal D3 di bidang kesehatan
b. Pernah mengikuti pelatihan kearsipan
c. Dapat mengoperasikan komputer
2. Bendahara Puskesmas, memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. Memahami alur perencanaan, pelaksanaan, pencairan dan pelaporan
keuangan
b. Memahami perpajakan
3. Penanggung jawab inventaris , memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. Pernah mengikuti pelatihan untuk pembantu pengurus barang
b. Dapat mengoperasikan aplikasi bendahara barang
4. Penanggung jawab sistem informasi puskesmas, memiliki kualifikasi sebagai
berikut :
a. Dapat mengoperasikan komputer
b. Mampu mengoperasikan aplikasi pelaporan puskesmas
c. Mampu menyajikan data yang diminta melalui aplikasi yang ada di
puskesmas

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Unit Tata Usaha terdiri dari:
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2. Bendahara Pengeluaran Pembantu
3. Bendahara Penerimaan Pembantu
4. Pembantu Pengurus Barang
5. Tenaga IT

C. JADWAL KEGIATAN
Penyelenggaraan pengelolaan Keuangan UPT Puskesmas Taman Tahun
Anggaran 2018.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Ruang Tata Usaha UPT Puskesmas Taman

B. STANDAR FASILITAS
Sumber Daya Manusia
No Ketenagaan Jumlah
1 Kasubag Tata Usaha 1
2 Bendahara Pengeluaran Pembantu 1
3 Bendahara Penerimaan Pembantu 1
4 Tenaga IT ( BLUD ) 1
5 Pembantu Pengurus Barang 2

Sarana dan Prasarana


No Alat Jumlah
1 Komputer 2
2 Laptop 4
3 Printer 4
4 Jaringan Internet 20 MB
5 Telephone 3 buah

4
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Penerimaan kas adalah transaksi atau kejadian yang mengakibatkan
terjadinya penerimaan kas, yaitu penerimaan kas dari pendapatan jasa layanan
kesehatan, alokasi dana APBD, pinjaman, tagihan piutang, dan/ atau pendapatan
lainnya.
Prosedur Penerimaan Kas adalah serangkaian proses mulai penerimaan
kas di kasir, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pertanggungjawaban
penerimaan kas atas pendapatan. Prosedur penerimaan kas ditetapkan dengan
tujuan untuk memastikan bahwa semua penerimaan kas telah dicatat dengan
benar dan lengkap sesuai dengan peraturan/tarif yang berlaku, diklasifikasikan
secara tepat serta untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas keamanan
fisik uang kas itu sendiri. Prosedur penerimaan kas dirancang dengan
semaksimal mungkin menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik
dan handal dengan melibatkan semua fungsi yang terkait dan menggunakan
dokumen/bukti transaksi sebagai berikut :
1. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada prosedur penatausahaan penerimaan kas, antara
lain:
a. Pengguna Anggaran
b. Kuasa Pengguna Anggaran
c. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
d. Bendahara Penerimaan
e. Pejabat Keuangan BLUD
f. Bendahara Penerimaan Pembantu
g. Bendahara Pengeluaran Pembantu
h. Kasir
i. Staf Admin keuangan
2. Bukti transaksi yang digunakan
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas mencakup:
a. surat tanda bukti pembayaran,
b. STS,
c. bukti transfer
d. SP2D (untuk penerimaan dari alokasi dana APBD)
3. Buku-Buku Yang Digunakan
Buku yang digunakan dalam penatausahaan penerimaan kas :

5
a. Buku Kas Umum
b. Buku Pembantu Rincian Obyek Penerimaan (untuk pendapatan non
APBD)
c. Rekapitulasi Penerimaan Harian (untuk pendapatan non APBD)
d. Buku kasir

B. LANGKAH KEGIATAN
1. PENERIMAAN KAS DARI JASA PELAYANAN KESEHATAN
Penerimaan kas dari pendapatan jasa pelayanan kesehatan
merupakan penerimaan yang diperoleh dari penerimaan pembayaran/tarif
atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat umum dan
peserta JKN yang berupa rawat jalan, rawat inap, obat-obatan/farmasi,
laboratorium, pemanfaatan ambulance, sebagai berikut:
a. Penerimaan rawat jalan/UGD.
Penerimaan dari rawat jalan/UGD adalah penerimaan jasa pelayanan
rawat jalan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, dan
pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal dirawat inap yang
dinyatakan dalam bentuk karcis harian sesuai layanan yang dituju.
Prosedur :
1) Pasien rawat jalan datang mendaftar di loket
2) Untuk pasien baru, petugas loket mendata identitas pasien serta
jenis layanan yang dituju dengan mencatat dalam buku Register
Pasien serta membuat Kartu Identitas Pasien dan Kartu berobat
sesuai dengan layanan yang dituju, sedangkan untuk pasien
lama, mendaftar dengan menunjukkan Kartu Identitas Pasien.
3) Pasien membayar administrasi karcis sesuai dengan tarif layanan
yang dituju di kasir.
4) Pasien menuju layanan yang dimaksud untuk mendapatkan
pemeriksaan/ pelayanan kesehatan. Apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan pasien tidak memerlukan tindakan lebih lanjut, maka
pasien diberi resep dan diarahkan untuk mengambil obat di unit
peayanan obat Puskesmas dan apabila pasien mendapat tindakan
medik di layanan yang bersangkutan, maka pasien dikenakan
biaya tambahan sesuai rincian tindakan dan dibayar di Kasir.
5) Atas pembayaran d, Kasir membuat kuitansi rangkap tiga :
a) Lembar : (warna putih) asli untuk pasien
b) Lembar 2 : (warna merah ) untuk layanan yang
bersangkutan

6
c) Lembar 3 : (warna kuning) Kasir/Bendahara Penerimaan
Pembantu
6) Apabila menurut keterangan dokter masih diperlukan pelayanan
penunjang (pemeriksaan laboratorium) maka pasien diberi
pengantar ke laboratorium.
7) Setelah dilaksanakan pelayanan laboratorium, petugas tempat
pelayanan membuat rincian biaya tersebut ke kasir dan kasir
menyiapkan kuitansi rangkap tiga :
a) Lembar 1 : (warna putih) asli untuk pasien.
b) Lembar 2 : (warna merah) untuk laboratorium (untuk
mengambil hasil pemeriksaan.
c) Lembar 3 : (warna kuning) Kasir/Bendahara Penerimaan
Pembantu.
8) Dengan menunjukkan kuitansi tersebut, pasien mengambil hasil
laboratorium dan diserahkan ke dokter yang memeriksanya.
9) Apabila menurut dokter yang memeriksanya penderita masih perlu
dikonsultasikan kepada dokter lain yang tidak dapat dilakukan di
puskesmas, maka kepada pasien diberi surat pengantar ke dokter
pada fasilitas kesehatan lanjutan dengan dibuatkan surat rujukan.
10) Secara harian pada akhir jam loket, Kasir membuat rekap
penerimaan, yaitu jumlah pasien (berdasarkan jumlah karcis dan
kuitansi) dan jumlah uang yang diterima, kemudian dicocokan
antara jumlah uang yang diterima dengan yang sesungguhnya
(antara catatan hasil rekap dan fisik uangnya) untuk kemudian
diserahkan kepada Bendahara Penerimaan Pembantu dan disetor
ke Bank Jatim Sidoarjo (rekening BLUD) dengan Surat Tanda
Setoran (STS) selambat-lambatnya 1x24 jam pada hari efektif.
b. Penerimaan rawat inap
Penerimaan dari rawat inap adalah penerimaan jasa pelayanan
kesehatan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati
ruang tempat tidur di Puskesmas.
Prosedur :
1) Pasien rawat inap datang dengan membawa surat keterangan
rawat inap dari layanan/IGD.
2) Pasien mendaftar ke Loket .
3) Petugas Loket mencatat dalam buku Register Pasien, membuat
Rekam Medik dan diberi nomor urut. Untuk pasien lama (re-

7
opname), petugas mengambilkan rekam medik yang lama.
4) Pada saat pasien akan pulang, petugas ruangan rawat inap
membuat rincian tindakan yang telah dilaksanakan rangkap dua
(lembar 1 untuk kasir, lembar 2 untuk arsip ruangan) dan
memberitahukan ke kasir bahwa pasien akan pulang.
5) Petugas kasir mencocokan data pasien dari Rekam Medik dan
membuat rincian biaya berdasar rincian tindakan dari petugas
ruangan, kemudian membuat kuitansi rangkap tiga :
a) Lembar 1 : (warna putih) asli untuk pasien
b) Lembar 2 : (warna merah ) untuk ruangan dimana pasien
Dirawat
c) Lembar 3 : (warna kuning) Arsip Kasir/ Bendahara
Penerimaan Pembantu.
6) Setelah pembayaran lunas, pasien diperkenankan pulang dengan
memberikan kuitansi lembar ke 2 kepada petugas ruangan.
c. Penerimaan obat-obatan (farmasi)
Penerimaan jasa pelayanan kesehatan dari obat-obatan/farmasi
merupakan penerimaan dari penjualan dan atau pemakaian barang
farmasi / alat kesehatan pakai habis dari pelayanan rawat inap maupun
rawat jalan untuk pasien umum serta peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
Prosedur :
1) Pasien menyerahkan resep ke petugas pelayanan penerimaan
resep.
2) Petugas membaca resep, melihat persediaan barang (Obat dan
Alkes) dan menghitung harga obat kemudian memberitahukan ke
pasien/ keluarga pasien jumlah harga obat yang harus dibayar.
3) Pasien membayar harga obat di kasir pembantu yang berada di
Farmasi dan mendapat obat yang dimaksud.
4) Untuk pasien rawat inap, petugas Farmasi merekap resep,
obat/Alkes selama masa perawatan (dari pasien mulai masuk
sampai pasien pulang).
5) Petugas Farmasi membuat laporan pemberian obat ke kasir
(untuk pasien rawat inap) .
6) Pada akhir jam kerja petugas kasir farmasi membuat rekap
penerimaan per hari dan mencocokan dengan jumlah penerimaan
uangnya kemudian menyetorkan kepada Bendahara Penerimaan
Pembantu.

8
7) Untuk pasien JKN mendapat pelayanan obat dan tidak dikenakan
biaya, namun biaya akan ditagihkan kepada BPJS (Non Kapitasi).
8) Pengajuan klaim (Non Kapitasi) diajukan oleh Pemimpin BLUD
kepada BPJS setelah diverifikasi oleh petugas yang menangani
JKN.
9) BPJS mentransfer ke rekening Kas BLUD dan mengirimkan
laporan pembayaran klaim kepada Dinas Kesehatan Kota Sidoarjo
cq Sub Bagian Keuangan
10) Bendahara penerimaan pembantu mengambil bukti transfer
pembayaran klaim dari BPJS ke Sub Bagian Keuangan Dinas
Kesehatan Kota Sidoarjo.
d. Penerimaan Laboratorium
Penerimaan jasa pelayanan kesehatan dari laboratorium merupakan
penerimaan pembayaran/tarif atas pelayanan pemeriksaan penunjang
diagnostik yang meliputi pemeriksaan laboratorium kepada pasien dari
dalam Puskesmas (pasien rawat jalan/IGD dan rawat inap) dan dari
luar atas permintaan sendiri untuk melengkapi penegakan diagnosis
atau terapi.
Prosedur :
1) Untuk pasien dari dalam Puskesmas (pasien rawat jalan/ IGD dan
rawat inap) mendapat surat pengantar dari dokter yang
memeriksanya, sedangkan untuk pasien dari luar Puskesmas
mendaftar di loket dan langsung menuju laboratorium.
2) Pasien menuju ruang laboratorium dengan membawa surat
pengantar dan kemudian mendapatkan pelayanan.
3) Setelah melakukan tindakan pelayanan, petugas laboratorium
membuat rincian tindakan (pasien umum) untuk diserahkan ke
kasir dan kasir menghitung biaya yang harus dibayar pasien.
4) Petugas kasir membuat kuitansi rangkap tiga :
a) Lembar 1 : (warna putih) untuk pasien
b) Lembar 2 : (warna merah) untuk mengambil hasil
pemeriksaan
c) Lembar 3 : (warna kuning) untuk arsip Kasir/Bendahara
Penerimaan Pembantu.
5) Setelah melakukan pembayaran, pasien mengambil hasilnya
dengan menyerahkan kuitansi lembar ke 2 sebagai bukti telah
membayar.
6) Untuk pasien JKN mendapat pelayanan laboratorium dan tidak

9
dikenakan biaya, namun biaya akan ditagihkan kepada BPJS
(Non Kapitasi).
7) Pengajuan klaim (Non Kapitasi) diajukan oleh Pemimpin BLUD
kepada BPJS setelah diverifikasi oleh petugas yang menangani
JKN.
8) BPJS mentransfer ke rekening Kas BLUD dan mengirimkan
laporan pembayaran klaim kepada Dinas Kesehatan Kota Sidoarjo
cq Sub Bagian Keuangan
9) Bendahara penerimaan pembantu mengambil bukti transfer
pembayaran klaim dari BPJS ke Sub Bagian Keuangan Dinas
Kesehatan Kota Sidoarjo.
10) Setiap bulan petugas laboratorium membuat rekapitulasi
penerimaan laboratorium dan melakukan konfirmasi ke Bendahara
Penerimaan Pembantu.
e. Penerimaan pemakaian mobil Ambulance.
Penerimaan Jasa Layanan Ambulance merupakan penerimaan dari
pemakaian mobil Ambulance milik Puskesmas oleh masyarakat.
Prosedur :
1) Untuk pasien dari dalam Puskesmas (pengantar pasien), petugas
ruangan membuat surat pengantar dan diberikan pada keluarga
pasien. Sedangkan untuk pasien dari luar Puskesmas (menjemput
pasien), keluarga pasien memberitahukan ke Puskesmas (antara
lain melalui telepon).
2) Keluarga pasien membayar biaya penggunaan jasa pemakaian
mobil Ambulance di kasir. Untuk penjemputan pasien, keluarga
pasien membayar setelah pasien sampai di Puskesmas atau di
rumah (pasien umum).
3) Petugas kasir membuat kuitansi rangkap tiga :
a) Lembar 1 : (warna putih) untuk pasien
b) Lembar 2 : (warna merah) untuk ruangan dimana pasien
dirawat
c) Lembar 3 : (warna kuning) untuk kasir/Bendahara
Penerimaan.
4) Untuk pasien yang membayar dirumah, sopir membawa kuitansi
pembayaran dan setelah dibayar, kuitansi ditandatangai keluarga
pasien, lembar ke 1 untuk pasien, lembar ke 2, dan ke 3 dibawa
petugas mobil Ambulance (sopir) untuk diserahkan ke kasir/
bendahara penerimaan pembantu berikut uangnya

10
f. Penerimaan kas dari jasa pemanfaat faslitas atau aset PUSKESMAS
Pemanfaatan fasilitas atau aset PUSKESMAS merupakan pemanfaatan
fasilitas atau aset milik PUSKESMAS antara lain dalam bentuk sewa,
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan.
Penerimaan kas dari pendapatan jasa pemanfaatan fasilitas/aset
PUSKESMAS adalah penerimaan kas Puskesmas karena adanya
pemanfaatan fasilitas atau aset PUSKESMAS oleh pihak ketiga
berdasarkan perjanjian sewa pemanfaatan fasilitas/aset.
Prosedur :
1) Calon pemakai mengirim surat permohonan menyewa fasilitas/
aset kepada Pemimpin BLUD
2) Pemimpin BLUD meneliti permohonan serta mempertimbangkan
untuk menerima atau menolak permohonan tersebut.
3) Apabila permohonan ditolak, dibuat surat jawaban penolakan atas
permohonan tersebut.
4) Apabila permohonan diterima, selanjutnya dibuat kesepakatan
bersama yang dituangkan dalam kontrak/ perjanjian pemanfaatan
fasilitas/aset.
5) Berdasarkan kontrak tersebut, calon penyewa melakukan
pembayaran ke Kasir/Bendahara Penerimaan Pembantu.
6) Petugas kasir menyiapkan kuitansi rangkap tiga ( lembar pertama
untuk penyewa; lembar ke 2 untuk Sub Bagian Tata Usaha,
lembar ke 3 untuk Kasir/Bendahara Penerimaan Pembantu)
g. Penerimaan Kas dari Kerjasama Dengan Pihak Ketiga
Penerimaan kas dari kerjasama dengan pihak ketiga adalah
penerimaan kas yang diperoleh dari hasil kerjasama operasional
maupun kegiatan tertentu yang didukung dengan adanya surat
perjanjian kerjasama maupun nota kesepakat.
Prosedur :
1) Calon mitra mengajukan proposal kegiatan/kerjasama operasi
kepada Pemimpin BLUD atau sebaliknya.
2) Pemimpin BLUD menelaah proposal tersebut dan apabila
mempunyai prospek yang bagus, maka dilakukan pembicaraan
dengan calon mitra.
3) Pembahasan dengan calon mitra meliputi bentuk kegiatan,
pembagian biaya dan hasil dari masing-masing pihak.
4) Setelah dicapai kesepakatan maka dibuat surat perjanjian
kerjasama operasional/nota kesepakatan.

11
5) Hasil dari kegiatan disetor oleh mitra kerja ke bendahara
penerimaan (untuk kegiatan) dan atau transfer ke rekening Kas
BLUD (Kerjasama operasional).
h. Penerimaan Kas dari Kapitasi JKN
Penerimaan kas dari kapitasi adalah penerimaan kas yang diperoleh
dari BPJS sesuai dengan jumlah kepesertaan JKN yang terdaftar di
puskesmas
Prosedur :
1) BPJS melakukan transfer ke rekening puskesmas di Bank Jatim
(Rekening Kas BLUD) sejumlah nilai yang di sesuaikan dengan
jumlah kepesertaan setiap bulan.
2) Bendahara Penerimaan Pembantu mencatat sejumlah dana
kapitasi yang diterima di buku kas umum penerimaan.
Terhadap penerimaan kas dari pendapatan tersebut di atas, bendahara
penerimaan pembantu melakukan penatausahaan sebagai berikut :
1) Bendahara penerimaan pembantu membukukan seluruh
penerimaan setiap hari pada buku kas umum, buku pembantu per
rincian obyek penerimaan dan buku rekapitulasi penerimaan
harian.
2) Bendahara Penerimaan pembantu setiap hari pada hari yang
sama menyetor seluruh penerimaan tersebut ke rekening kas
BLUD di Bank Jatim Sidoarjo dengan membuat bukti setor/Surat
Tanda Setoran (STS) rangkap dua (lembar ke 1 untuk Bank dan
lembar ke 2 untuk Arsip) dan melaporkan kepada pejabat
keuangan BLUD.
3) Setiap bulan paling lambat tanggal 5, bendahara penerimaan
pembantu membuat laporan bulanan penerimaan dan
disampaikan kepada bendahara penerimaan Dinas Kesehatan
Kota Sidoarjo, melalui Kuasa Pengguna Anggaran (Pemimpin
BLUD).
i. Penerimaan kas dari dana APBD Pemerintah Kota Sidoarjo
Penerimaan kas dari alokasi dana APBD merupakan penerimaan kas
yang diperoleh dari penarikan dana APBD untuk membiayai kegiatan
operasional Puskesmas. Kuasa Pengguna Anggaran terlebih dahulu
mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM TU dan LS) kepada kuasa
BUD melalui Pengguna Anggaran.
Prosedur :

12
1) Bendahara pengeluaran pembantu menerbitkan dan mengajukan
dokumen SPP-TU dan/atau` SPP-LS kepada kuasa pengguna
anggaran (melalui pejabat keuangan BLUD/ KaSub Bag. Tata
Usaha) untuk mendapat persetujuan
2) Atas nama kuasa pengguna anggaran (Pemimpin BLUD), KaSub
Bag. Tata Usaha (Pejabat Keuangan BLUD) meneliti kelengkapan
dokumen SPP-TU dan/atau SPP-LS.
3) Apabila dokumen SPP tersebut dinyatakan tidak lengkap, maka
KaSub Bag. Tata Usaha (Pejabat KeuanganBLUD)
mengembalikan dokumen SPP tersebut kepada bendahara
pengeluaran pembantu untuk dilengkapi.
4) Apabila dokumen SPP tersebut dinyatakan lengkap, maka kuasa
pengguna anggaran (Pemimpin BLUD) menerbitkan SPM (Surat
Perintah Membayar) dan mengajukan kepada kuasa BUD setelah
diverifikasi PPK SKPD Dinas Kesehatan untuk diterbitkan SP2D.
5) Pejabat keuangan BLUD/KaSub Bag. Tata Usaha mencatat
penerbitan SPP-TU dan SPP-LS serta SPM (TU/LS) dalam :
a) regsiter SPP-TU dan SPP-LS;
b) register SPM-TU/SPM-LS; dan
c) register surat penolakan penerbitan SPM
6) Berdasarkan SP2D yang diterima, bendahara pengeluaran
pembantu menguangkan SP2D tersebut ke Bank Jatim Sidoarjo.
7) Berdasarkan dokumen penerimaan kas tersebut, bendahara
pengeluaran pembantu mencatat dalam BKU.

2. PENGELUARAN KAS
Pengeluaran kas adalah transaksi atau kejadian yang
mengakibatkan terjadinya pengeluaran kas, misalnya pengeluaran kas untuk
pembayaran belanja pegawai dan belanja operasional Puskesmas lainnya,
pembayaran utang, penyetoran kepada pihak ketiga, penyertaan modal
ataupun pengembalian pendapatan.
Prosedur pengeluaran kas ditetapkan dengan tujuan untuk
memastikan bahwa semua pengeluaran kas telah dicatat dengan benar
sesuai dengan klasifikasi pengeluaran ataupun anggaran yang tersedia serta
untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas pengeluaran kas itu
sendiri. Prosedur pengeluaran kas dirancang dengan semaksimal mungkin
menerapkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik dan handal

13
dengan tetap memperhatikan fungsi yang terkait dan dokumen/bukti
transaksi yang digunakan, sebagai berikut :
a. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada sistem dan prosedur pengeluaran kas baik
yang berasal dari dana Fungsional (penerimaan dari pendapatan
Puskesmas) maupun dana yang bersumber dari APBD ditetapkan,
antara lain :
1) Pengguna Anggaran
2) Kuasa Pengguna Anggaran/pemimpin BLUD
3) PPK SKPD
4) Pejabat keuangan BLUD / Sub Bag Tata Usaha
5) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)/Pejabat Teknis
6) Bendahara Pengeluaran Pembantu
b. Bukti transaksi yang digunakan
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas
mencakup :
1) Nota Debit Bank
2) Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya

Pengelolaan dan Penatausahaan Pengeluaran Kas Yang Berasal Dari Dana


Fungsional (Pendapatan PUSKESMAS)
a. Pembayaran Belanja dengan SPP-UP/GU/TU
Pembayaran untuk suatu kegiatan/belanja yang dilakukan melalui
pengajuan SPP- UP/GU/TU. Pembayaran ini dilakukan langsung oleh
bendahara pengeluaran pembantu kepada PPTK atas suatu kegiatan
yang dilakukan tidak atas kontrak atau SPK
Prosedur :
1) Pada awal tahun anggaran bendahara pengeluaran pembantu
mengajukan SPP-UP sesuai kebutuhan pelaksanaan kegiatan
selama 1-2 bulan kepada pemimpin BLUD melalui Pejabat
Keuangan
2) Setelah uang persediaan tersedia (lihat prosedur penerimaan kas)
dan berdasarkan permintaan dana dari PPTK, bendahara
pengeluaran pembantu mendistribusikan dana kepada PPTK
untuk melakukan kegiatan opersional sesuai dengan kuitansi
(Panjar) rangkap 2 (satu lembar untuk PPTK dan satu lembar
arsip) kemudian bendahara pengeluaran pembantu mencatat
dalam buku panjar.

14
3) Setelah melakukan kegiatan dan pembayaran, PPTK
mempertanggung jawabkan pengeluaran definitif ke bendahara
pengeluaran pembantu dengan menyerahkan bukti-bukti asli
beserta sisa uangnya (jika ada) dan kuitansi panjar dicap sudah
dipertanggungjawabkan.
4) Atas pertanggung jawaban pengeluaran definitif tersebut
bendahara pengeluaran pembantu mencatat pengeluaran tersebut
dalam BKU serta kendali kegiatan dan menyiapkan SPP-GU
sebesar pengeluaran definitif.
5) SPP-GU disampaikan kepada Pejabat Keuangan untuk diterbitkan
SPM-GU, setelah SPM-GU disetujui oleh Pemimpin BLUD maka
diterbitkan cek untuk pencairan dari Kas BLUD, kemudian setelah
dana dicairkan maka diberikan kepada PPTK untuk operasional
berikutnya.
6) Apabila terdapat kegiatan yang memerlukan dana banyak dan
melebihi dari kebutuhan yang telah direncanakan maka PPTK
dapat mengajukan permintaan tambahan dana kepada Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
7) Bendahara pengeluaran pembantu mengajukan SPP-TU kepada
pemimpin BLUD melalui Pejabat Keuangan, Tambahan uang
tersebut harus dipertanggungjawabkan paling lama 1 bulan
kemudian.
8) Pada akhir kegiatan apabila masih terdapat saldo uang maka
saldo tersebut disetorkan ke Kas BLUD.
9) Pada akhir tahun anggaran apabila masih terdapat saldo kas di
bendahara pengeluaran pembantu, harus di setor ke kas BLUD.
b. Pembayaran Belanja dengan SPP-LS
1) Pembayaran Jasa Pelayanan
a) Petugas pembuat daftar penerima Jasa Pelayanan setiap
bulan membuat daftar dan perhitungan Jasa Pelayanan.
b) Berdasarkan daftar tersebut maka bendahara pengeluaran
pembantu mengajukan SPP-LS kepada pemimpin BLUD
melalui pejabat keuangan.
c) Setelah SPP-LS disetujui oleh pejabat keuangan dan
pemimpin BLUD menandatangani SPM-LS maka diterbitkan
cek.

15
d) Cek tersebut dicairkan dari Kas BLUD (PUSKESMAS) oleh
bendahara pengeluaran pembantu dan kemudian dibayarkan
kepada penerima sesuai daftar.
2) Pembayaran kepada pihak ketiga
Pembayaran langsung kepada pihak ketiga adalah untuk
pembayaran suatu kegiatan/belanja yang dilakukan secara
langsung kepada pihak ketiga berdasarkan kontrak dan atau Surat
Perintah Kerja.
Prosedur :
a) Pihak ketiga setelah menyelesaikan sebagian atau seluruh
pekerjaan mengajukan tagihan sesuai yang diatur dalam
Kontrak atau SPK kepada PPTK dengan dilampiri bukti-bukti
pendukungnya antara lain berita acara kemajuan
pekerjaan/berita acara penyelesaian pekerjaan, laporan
kemajuan kegiatan dan atau berita acara serah terima
barang/jasa.
b) PPTK meneliti terlebih dahulu kelengkapan tagihan, setelah
lengkap maka PPTK mengajukan kelengkapan dokumen
tagihan kepada bendahara pengeluaran pembantu.
c) Tagihan tersebut terlebih dahulu diverifikasi kelengkapan dan
keabsahannya serta dibuatkan kartu kendali kegiatan,
setelah dinyatakan lengkap maka bendahara pengeluaran
pembantu membuat SPP-LS.
d) SPP-LS diajukan kepada pemimpin BLUD melalui pejabat
keuangan BLUD untuk diterbitkan SPM-LS, setelah disetujui
oleh pejabat keuangan dan pemimpin BLUD, maka
diterbitkan Cek untuk diberikan kepada pihak ketiga.

3. PENGELOLAAN BARANG
Pengelolaan barang merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pengamanan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, serta
pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik Puskesmas Kota
Sidoarjo.
Untuk menunjang kegiatan operasional Puskesmas Taman Kota
Sidoarjo, barang dikelompokkan kedalam barang Inventaris, barang farmasi/

16
obat dan alat kesehatan pakai habis, bahan makanan kering dan bahan
pakai habis lainnya.
Barang inventaris adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk
siap pakai yang digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan Puskesmas
Kota Sidoarjo dan pelayanan publik, serta mempunyai masa manfaat lebih
dari satu periode seperti gedung/bangunan, alat angkutan, peralatan kantor,
komputer, meubelair, alat komunikasi, peralatan dapur tidak pakai habis,
alat-alat kedokteran, alat-alat laboratorium, alat-alat radiologi dan
sebagainya.
Barang farmasi/obat dan alat kesehatan pakai habis terdiri dari obat,
bahan kimia, dan alat kesehatan pakai habis.
Bahan makanan kering merupakan bahan untuk keperluan pasien,
terdiri dari beras, tepung, gula, teh, kacang hijau, susu dan sebagainya.
Bahan pakai habis lainnya antara lain terdiri dari persediaan alat tulis
kantor, perlengkapan rumah tangga (piring, sendok, garpu, gelas dan
sejenisnya), bahan dan peralatan kebersihan rumah tangga/kantor, alat-alat
listrik, karcis retribusi, barang cetakan lainnya serta barang tak habis pakai
seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai.
a. Barang Inventaris dan Pakai Habis
Barang inventaris dan barang pakai habis dikelola oleh Pengurus
barang, untuk melayani semua bagian pengguna barang yang
membutuhkan.
1) Perencanaan Kebutuhan Barang
Perencanaan kebutuhan barang adalah kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan barang untuk menghubungkan pengadaan
barang yang lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai
dasar untuk melakukan tindakan yang akan datang.
Prosedur :
a) Tiap unit kerja/bagian pengguna barang melakukan analisa
kebutuhan barang dan menyusun rencana kebutuhan barang
serta menyampaikan kepada pengurus barang.
b) Berdasarkan rencana kebutuhan barang dari unit kerja
kerja/bagian pengguna barang, Pengurus barang melakukan
analisa kebutuhan barang dan selanjutnya menyusun
Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD).
c) Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) yang
telah disusun diajukan kepada Pemimpin BLUD untuk
mendapat persetujuan dan apabila telah disetujui maka

17
RKBMD tersebut diusulkan menjadi Rencana Tahunan
Barang Milik Daerah.
d) Rencana Tahunan Barang Milik Daerah tersebut di
koordinasikan ke Dinas Kesehatan terutama kebutuhan
investasi yang bersumber dari dana APBD.
2) Permintaan Pengadaan Barang
a) Unit kerja/ bagian pengguna barang mengajukan usulan
permintaan barang kepada PPTK.
b) PPTK mengevaluasi permintaan untuk memilih barang yang
diprioritaskan untuk dibeli sesuai kebutuhan dan anggaran/
dana yang tersedia dan selanjutnya mengajukan rencana
kebutuhan barang tersebut kepada Pemimpin BLUD untuk
memperoleh persetujuan pembelian.
c) Berdasarkan rencana kebutuhan barang, Pemimpin BLUD
memerintahkan pengadaan barang kepada pejabat
pengadaan barang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3) Pengadaan Barang
Pengadaan barang adalah kegiatan untuk mendapatkan barang
yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan
Puskesmas Kota Sidoarjo melalui pembelian dalam bentuk siap
pakai dan atau dengan dibangun lebih dahulu baik secara
pembelian langsung maupun pelelangan/tender.
Prosedur :
a) Berdasarkan perintah pengadaan barang, pejabat
pengadaan barang, melaksanaan pengadaan barang sesuai
peraturan yang berlaku.
b) Untuk pengadaan barang di luar yang direncanakan, maka
unit kerja/bagian pengguna barang mengajukan permintaan
pengadaan dengan membuat Surat Pesanan/Usulan
Permintaan Barang (UPB) kepada Pemimpin BLUD.
c) Selanjutnya, Sub Bagian Bagian Tata Usaha meneliti dan
meneruskan UPB lembar lembar ke 2 ke Pengurus barang
untuk dievaluasi dan diverifikasi apakah sesuai perencanaan
kebutuhan Puskesmas dan anggaran serta kesiapan
pendanaannya.

18
d) Jika tersedia dananya, maka pejabat pengadaan barang
melaksanakan pengadaan barang sesuai peraturan yang
berlaku.
4) Penerimaan Barang
Prosedur :
a) Untuk peneriman barang ditunjuk pejabat
penerimaan/pemeriksaan barang.
b) Pada saat barang datang, pejabat penerimaan/pemeriksaan
barang mencocokan barang yang datang dengan pertinggal
surat pesanan, surat/faktur pengiriman barang dan atau
Berita Acara penyerahan barang tentang jumlah, jenis dan
spesifikasi barang yang dipesan dan kemudian dibuatkan
Berita Acara penerimaan barang atau dengan
menandatangani surat/faktur pengiriman barang.
c) Pejabat penerimaan/pemeriksaan menyerahkan barang
kepada pengurus barang beserta dokumen pendukungnya
(surat pesanan, pertanggal surat/faktur pengiriman barang
dsb).
d) Pengurus barang melakukan penyimpanan pada tempatnya
dan mencatat pada buku Penerimaan Barang dan Kartu
Barang.
5) Pengeluaran/ penggunaan Barang
Prosedur :
a) Unit unit kerja/bagian pengguna barang yang membutuhkan
barang mengajukan permohonan kepada pengurus barang
dengan membuat Surat/ Bon Permintaan disertai data
persediaan terakhir.
b) Setelah SPB diteliti dan dilihat ketersediaan barangnya,
kemudian Pengurus barang mengeluarkan barang sesuai
permintaan.
c) Setelah menyerahkan barang ke unit peminta barang dan
membuat bukti pengeluaran barang rangkap dua yang
ditandatangani pengurus barang dan unit peminta barang,
serta mencatat ke dalam buku dan kartu barang.
6) Penatausahaan Barang Inventaris
Terhadap penerimaan dan pengeluaran barang inventaris dan
pakai habis lainnya yang dibeli :

19
a) Dalam rangka penyusunan neraca, PPTK bersama Pengurus
barang melakukan penilaian terhadap barang inventaris
yang dibeli tersebut apakah akan diakui sebagai aset tetap
atau sebagai barang inventaris pakai habis dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut :
(1). Mempunyai masa manfaat (manfaat ekonomis yang
dapat diberikan barang tersebut) lebih dari 12 bulan
dan nilai perolehan diatas Rp 300.000,-
(2). Tidak dimaksud untuk dijual dalam operasi normal
(3). Diperoleh atau dibangun dimaksud untuk digunakan
(4). Biaya perolehan dapat diukur
(5). Barang telah diterima atau diserahkan kepemilikannya
kepada Puskesmas.
b) Untuk melakukan penilaian dan pengakuan apakah barang
tersebut termasuk aset tetap atau bukan, PPTK bersama
Pengurus barang membuat Dokumen Kapitalisasi rangkap
dua (lembar ke 1 untuk Pengurus Barang Dinas Kesehatan
dan lembar ke 2 untuk Sub Bagian Tata Usaha).
c) Untuk barang inventaris yang termasuk dalam kategori aset
tetap :
(1). Diberi kode barang
(2). Penempatan barang pada unit kerja dikendalikan
dengan Kartu Inventaris Ruangan (KIR) yang dipasang
di dalam ruangan dan dievaluasi/diganti yang baru
setiap terdapat mutasi dan atau satu tahun sekali dan
paling lama lima tahun sekali (sensus barang).
d) Dalam rangka pengamanan, dokumen kepemilikan barang
yang berada dalam penguasaan Puskesmas harus
diadministrasikan dengan tertib.
e) Pengurus barang mencatat penerimaan dan pengeluaran
barang pada buku Inventaris serta membuat laporan
pengurusan barang secara semester dan tahunan, berupa
laporan Pengadaan Barang, Laporan Barang Inventaris (Aset
Daerah) kepada Walikota BPKAD.
f) Pengurus barang sedikitnya setiap tiga bulan sekali
melakukan inventarisasi yaitu melakukan
pendataan/perhitungan barang (stock opname) dan
dibuatkan Berita Acara Perhitungan Barang yang

20
ditandatangani oleh pengurus barang dan atasan
langsungnya.
b. Barang Farmasi dan Alat Kesehatan Pakai Habis
Persediaan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, regensia, dan gas
medis serta alat kesehatan pakai habis yang dikelola oleh Farmasi dan
Laboratorium.
Prosedur :
1) Pada awal tahun Penanggungjawab Farmasi dan Laboratorium
membuat perencanaan kebutuhan obat/bahan obat dan alat
kesehatan pakai habis dalam satu tahun yang diajukan kepada
Pemimpin BLUD (Kepala Puskesmas) untuk memperoleh
persetujuan.
2) Berdasarkan rencana kebutuhan tersebut, Penanggungjawab
Farmasi dan Laboratorium melalui PPTK mengadakan
pemesanan melalui Pejabat pengadaan dengan membuat surat
pesanan kepada rekanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Pada saat penerimaan barang, petugas Penerima Barang
mencocokan antara faktur/bukti pengiriman barang dengan fisik
barangnya yang meliputi jumlah dan jenis barang. Selanjutnya
petugas penerima barang menandatangani surat pengiriman
barang dan meminta asli bukti pengiriman barang sebagai bukti
barang yang dipesan telah diterima.
4) Berdasarkan faktur pembelian dan surat/faktur pengiriman barang,
petugas farmasi, laboratorium/gudang mencatat dalam register
penerimaan barang dan kartu persediaan per jenis barang.
5) Permintaan barang ke farmasi/gudang oleh unit pelayanan
fungsional lainnya dilakukan berdasarkan surat Permintaan
Barang/Buku Bon Barang yang dibuat rangkap dua ( lembar ke 1
untuk gudang/ farmasi dan lembar ke 2 untuk arsip peminta
barang).
6) Berdasarkan SPB/Bon Barang, petugas farmasi/gudang
mengeluarkan dan menyerahkan/mengirimkan barang yang
dimaksud ke unit yang meminta barang dan mencatat
pengeluaran barang tersebut dalam Kartu Persediaan Barang
7) Setiap bulan terhadap persediaan di farmasi dan laboratorium
dilakukan stock opname.
8) Atas persediaan Obat-obatan dan Alkes pakai habis, farmasi dan
laboratorium membuat laporan :

21
a) Laporan stock Obat – per minggu
b) Laporan kuantitas pemakaian obat dan Alkes per bulan
c) Laporan stock obat – per triwulan
d) Daftar Persediaan Obat dan Peralatan per akhir tahun.
9) Untuk persediaan barang yang ada di farmasi dan Laboratorium,
berdasarkan duplikat surat/Bon Permintaan Barang dicatat dalam
buku/kartu persediaan. Sedangkan untuk pengeluaran/pemakaian
barang tidak menggunakan Bon/Surat Pengeluaran Barang dan
cukup dicatat dalam buku/kartu persediaan.
c. Bahan Makanan Kering
Bahan makanan kering merupakan bahan makanan untuk
konsumsi/akomodasi pasien/penderita dan karyawan, antara lain
berupa beras, tepung, gula, teh, kacang hijau, susu dan sebagainya
yang dikelola oleh Koordinator Gizi.
Prosedur :
1) Pada awal tahun Koordinator Gizi membuat perencanaan
kebutuhan makanan kering dalam satu tahun yang diajukan
kepada Pemimpin BLUD (Kepala Puskesmas) melalui PPTK untuk
memperoleh persetujuan, dan setelah mendapat persetujuan,
Koordinator Gizi mem-breakdown kedalam kebutuhan per minggu.
2) Berdasarkan rencana, Koordinator Gizi mengajukan permohonan
kebutuhan dana kepada bendahara pengeluaran pembantu
melalui PPTK dengan menggunakan Bon Sementara dan dilampiri
laporan pemakaian, persediaan dan bukti pembelian sebelumnya.
Sebelum dilakukan pembayaran, permohonan kebutuhan dana
tersebut diverifikasi terlebih dahulu oleh PPTK.
3) Pengadaan untuk keperluan makanan dan minuman dilaksanakan
oleh Gizi melalui pembelian langsung.
4) Untuk pemakaian bahan/barang tidak perlu menggunakan surat
permintaan barang dan atau surat bukti pngeluaran barang, cukup
dibuat catatan mengenai pembelian/penerimaan dan
pemakaiannya pada Kartu Persediaan bahan makan.
5) Petugas gizi sedikitnya setiap tiga bulan sekali melakukan
pendataan/ perhitungan barang (stock opname) dan dibuatkan
Berita Acara Perhitungan Barang.
6) Dalam rangka penyusunan neraca dan bahan perencanaan
pengadaan bahan makanan pada tahun berikutnya, pada akhir

22
tahun petugas gizi melakukan perhitungan barang (stock opname)
dan dibuatkan Berita Acara Perhitungan Barang.

4. Lokakarya Tribulanan Lintas Sektor


Lokakarya mini tribulanan adalah lokakarya yang dilakukan guna
pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral.

23
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik kegiatan penatausahaan keuangan di UPT Puskesmas


Taman didanai anggaran BLUD, BOK dan BHPR ( Bagi Hasil Pajak Rokok ).

24
BAB VI
PENUTUP

Dengan disusunnya pedoman Penatausahaan Keuangan ini, diharapakan


dapat menjadi panduan bagi semua pihak terkait dalam Pelaksanan Kegiatan
Penatausahaan Keuangan di UPT Puskesmas Taman.

25

Anda mungkin juga menyukai