Anda di halaman 1dari 29

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PUSKESMAS ABCD

DINAS KESEHATAN KABUPATEN ABCD


PUSKESMAS ABCD
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmatNya dapat menyelesaikan Catatan Atas Laporan Keuangan
Puskesmas ABCD, Catatan Atas Laporan Keuangan Puskesmas ini merupakan
catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan
untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih
lanjut dan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan
keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi
keuangan Puskesmas. CALK mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan
usaha , piutang, kewajiban kontinjensi , atau informasi kontekstual untuk
menjelaskan angka-angka keuangan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Keuangan Pokok ini
masih banyak kekurangan, untuk itu dengan senang hati kami menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga Laporan Keuangan Puskesmas ABCD ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

EFGH, 1 Desember 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

SAMBUTAN ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan ............................................
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan ...........................
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan ..................
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA SKPD ..............................................................................
2.1. Ekonomi Makro...................................................................................
2.2. Kebijakan keuangan ...........................................................................
2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD…………………………………………
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NERACA
KEUANGAN PUSKESMAS ABCD .................................................................
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan .......................
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja ...
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI ..................................................................
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah .................................................
4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan ......
4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan ..
BAB V PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN .........................
5.1. Penjelasan per Pos Laporan Realisasi APBD ....................................
BAB VI PENUTUP .........................................................................................
Penutup ..............................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan keuangan Puskesmas ABCD ini disusun untuk menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai
Akuntabilitas dan sebagai dasar dalam membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan :
1) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan Puskesmas
ABCD periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran, serta
memberikan informasi realisasi pendapatan fungsional Puskesmas ABCD.
2) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber
daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang – undangan.
3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
Puskesmas ABCD yang digunakan dalam kegiatan serta hasil-hasil yang
telah dicapai.
4) Menyediakan informasi mengenai upaya Puskesmas ABCD dalam
mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas.
5) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah
Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang bersal dari pungutan
pajak dan pinjaman.
6) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Puskesmas
ABCD mengenai kenaikan atau penurunan Neraca, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan Puskesmas
ABCD ini menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset dan
kewajiban.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


1. Peraturan Bupati EFGH Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
2. Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2019 Tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan Puskesmas
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA SKPD
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan keuangan
2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NERACA
KEUANGAN PUSKESMAS ABCD
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
BAB V PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan
5.1.1. Pendapatan
5.1.2. Belanja
5.1.3. Aset
5.1.4. Kewajiban
5.2. Pengungkapan atas pos-pos Aset dan Kewajiban yang timbul
sebubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan
belanja rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas
pelaporan yang menggunakan basis akrual
5.2.1. Peristiwa setelah tanggal neraca
BAB VI PENUTUP
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1. Ekonomi Makro


Berdasar jalur lintas daerah, kondisi wilayah Kecamatan ABCD
merupakan wilayah perbatasan kabupaten EFGH dengan kabupaten
Karanganyar selain itu Kecamatan ABCD terdapat 2 puskesmas yaitu
puskesmas ABCD dan Puskesmas ABCDI. Khususnya wilayah
Puskesmas ABCD terdiri dari 5 desa, mempunyai 5 PKD dan 2 Puskesmas
Pembantu. Secara umum kondisi kependudukan di Puskesmas ABCD
menurut hasil registrasi kependudukan pada akhir tahun 2018 terdapat
26.287 jiwa terdiri laki-laki 12.885 jiwa dan perempuan 13.402 jiwa Keluarga
miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 BPS di
Puskesmas ABCD sekitar 9.515 atau 26,77% dari populasi dikategorikan
miskin atau layak mendapat tunjangan sosial seperti pendidikan, kesehatan
dan program pengentasan kemiskinan lainnya. Dengan kondisi ekonomi
yang terus membaik ini, tidak diikuti penurunan inflasi, sehingga
dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta adanya
kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan pendidikan,
sandang, pangan dan perumahan yang semakin meningkat, maka
dimungkinkan alokasi konsumsi kesehatan penduduk menurun, dan harga-
harga yang semakin naik akan menyebabkan meningkatnya unit cost
layanan kesehatan.
Dengan meningkatnya unit cost layanan kesehatan dimungkinkan
akan mengalami kenaikan mengikuti kondisi ekonomi yang ada, akan tetapi
Puskesmas ABCD dalam menentukan unit cost layanan kesehatan tetap
mengacu pada peraturan daerah nomor 1 tahun 2012 tentang retribusi
pelayanan kesehatan puskesmas.

2.2. Kebijakan keuangan


Pelayanan Kesehatan pada prinsipnya meliputi pelayanan klinik dan
pelayanan kesehatan masyarakat, dengan segmen yang berbeda, dimana
pelayanan klinik adalah pelayanan pada individi yang bersifat
privat/individual, dan pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan
kepada masyarakat yang bersifat publik. Pelayanan privat/individu pada
dasarnya adalah pelayanan kesehatan yang pembiayaanya menjadi
tanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan tanggung jawab
pemerintah adalah terhadap pelayanan publik dan jaminan kesehatan
untuk orang miskin dan hal ini sejalan dengan asas pemberdayaan
masyarakat. Kebijakan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah, memberi kesempatan sektor kesehatan untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas dan pemerataan. Kebijakan ini juga mempengaruhi
pergeseran sistem pembiayaan di puskesmas ke arah mandiri. Asumsi
yang mendasari yaitu adanya konsep otonomi puskesmas atau pemberian
wewenang pada puskesmas untuk mengelola sendiri sumber-sumber
pendapatan guna membiayai kegiatan puskesmas. Pasca desentralisasi
pemerintah daerah tidak mengharuskan semua pendapatan puskesmas
disetor ke kas negara. Pendapatan besar belum tentu alokasi untuk
lembaga kesehatan juga besar. Berkaitan dengan biaya penyelenggaraan
kesehatan, terdapat konsekuensi logis dengan diberlakukannya otonomi
yaitu pengelolaan anggaran didaerah menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah sepenuhnya, pemerintah pusat hanya memberikan alokasi dana
dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU). Komposisi dan jumlah DAU
yang diterima daerah, mau tidak mau harus diterima daerah untuk diatur,
diolah dan dikelola sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah.
Penyelenggaraan kesehatan yang selama ini selalu mendapatkan bantuan
dari pemerintah pusat dalam bentuk subsidi bantuan dalam bentuk sarana
dan prasarana kesehatan, baik pada Puskesmas maupun RSUD, dengan
berlakunya otonomi tentu saja tidak akan ada lagi. Subsidi ini untuk
selanjutnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, dengan
mempergunakan DAU yang diterimanya.
Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mengevaluasi dasar dan
jumlah subsidi yang diberikan bagi puskesmas dan apabila subsidi
pemerintah daerah tidak mencukupi tidak ada jalan lain bagi puskesmas
selain melakukan evaluasi terhadap struktur tarif yang ada. Hal ini harus
dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan puskesmas untuk
lebih maksimal. Struktur tarif di Puskesmas yang dapat untuk mengatasi
keterbatasan subsidi dan harga pasaran yang berlaku adalah dengan
pendekatan unit cost. Pengertian unit cost sendiri adalah penghitungan tarif
yang didasarkan pada biaya-biaya senyatanya yang dikeluarkan dalam
rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat. Perhitungan tarif
retribusi puskesmas yang didasarkan pada unit cost ini menggunakan nilai
indeks dan harga dasar hasil perhitungan unit cost pada jenis-jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan dengan disesuaikan pada harga
rupiah yang berlaku. Selain itu, puskesmas itu sendiri harus dituntut
“kreatif” untuk menggali potensi yang ada.

2.3. Pencapaian Target Kinaerja SKPD


Indikator pencapaian kinerja harus sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten EFGH yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan Daerah, meliputi jenis
pelayanan beserta indikatorkinerja dan target tahun 2019 terdiri dari :
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% pada tahun 2019
b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% pada tahun
2019
c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 90% pada tahun 2019
d. Cakupan pelayanan nifas 90% pada tahun 2019
e. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada
tahun 2019
f. Cakupan kunjungan bayi 90% pada tahun 2019
g. Cakupan desa / kelurahan Universak Child Immunization (UCI)
100% pada tahun 2019
h. Cakupan pelayanan anak balita 90% pada tahun 2019
i. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6 –
24 bulan keluarga miskin 100% pada tahun 2019
j. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun
2019
k. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pada
tahun 2019
l. Cakupan peserta KB aktif 70% pada tahun 2019
m. Cakupan penurunan dan penanganan penderita penyakit 100%
pada tahun 2019
1) P2DBD : IR <2%
: CFR <1%
: ABJ >95%
2) P2TB : CDR 70%
: CR 85%
3) P2 Kesh : Penemuan Penderita baru 100%
: RFT 100%
: Pend Cacat th II <5%
4) HIV/AIDS : Jumlah Kasus 100%
: ARV 100%
n. Cakupan Desa Siaga Aktif 100% pada tahun 2019
o. Pelayanan Kesehatan Rujukan
1) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin 100% pada tahun 2019
2) Cakupan pelayanan gawat darurat tingkat 1 yang harus diberikan
sarana kesehatan rumah sakit (RS) di kabupaten /kota 100%
pada tahun 2019
3) Cakupan Pelayanan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)tertangani < 24 Jam 100% pada tahun 2019

Tabel Pencapaian Target Kinerja SKPD


% Hasil
No Indikator Target
Capaian Teecapai Tidak
1 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 95% 68,14% √
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% 22,03% √
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
3 90% 72,47% √
kesehatan memiliki kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 90% 72,47% √
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi ditangani 80% 117,50% √
6 Cakupan kunjungan bayi 90% 70,05% √
7 Cakupan desa UCI 100% 83,20% √
8 Cakupan pelayanan anak balita 90% 65,50% √
9 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 0.00% √
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
10 100% 0.00% √
pada anak 6-24 bulan dari keluarga miskin
a. Bumil KEK PMT 100% 0.00% √
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 100.% √
12 Cakupan peserta KB aktif 70% 85,70% √
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit √
a. P2DBD : - IR <2% 0,07% √
: - CFR <1% 0,20% √
PJB : - ABJ > 95 % 93,34% √
: - HI <5% 2,79% √
b. P2TB : - CDR 70% 21,20% √
: - CR 85% 100,% √
c. P2 Kesh : - Penemuan Pend Baru 100% 0.00% √
: - RFT 100% 0,00% √
: - Pend cacat th II < 5% 0,00% √
d. HIV - AIDS : - Jumlah Kasus 100% 0,00% √
: - ARV 100% 0,00% √
14 Cakupan Desa Siaga Aktif 100% 100,% √
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin 100% 100%
16 Cakupan pelayanan gawat darurat tingkat 1 yang harus 100% 100% √
diberikan sarana kesehatan RS di Kabupaten / kota

Cakupan pelayanan dan penanggulangan kejadian luar


17 √
biasa (KLB) tertangani <24 jam 100% 0,00%
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
DAN
NERACA KEUANGAN PUSKESMAS ABCD

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


3.1.1. Pendapatan
Pendapatan Puskesmas ABCD yang diperoleh dari Jasa layanan,
subsidi dari APBD, APBN, dan Dana Kapitasi JKN. Serta
pendapatan Rawat Inap non Kapitasi. Pendapatan dari Jasa
pelayanan sampai dengan bulan Oktober 2019 sebesar Rp
1.138.831,- terdiri dari pendapatan pelayanan pasien umum sebesar
Rp. 113.662.500,-, dari dana klem kapitasi BPJS/JKN bulan januari
– April 2019 sebesar Rp 255.420.000,-, dan pendapatan Rawat Inap
non Kapitasi sebesar Rp 89.900.000,-. Pendapatan jasa pelayanan
tersebut kemudian disetor ke kas daerah, Untuk operasional
puskesmas mendapatkan subsidi dari APBD sebesar Rp
227.763.331,- Pendapatan puskesmas dari APBN sebesar Rp
71.000.000,- yang digunakan untuk menmpercepat pencapaian
program MDGs serta pendapatan dari dana kapitasi JKN bulan Mei
sampai dengan Oktober 2019 sebesar Rp 391.814.000,-
3.1.2. Belanja
Belanja Puskesmas ABCD Tahun Anggaran 2019 ditetapkan
sebesar Rp.1.360.324.950,- terealisasi sampai dengan bulan
Oktober 2019 adalah Rp.747.078.831,- atau baru 54,91%.
Dikarenakan dana kapitasi JKN belum bisa digunakan untuk belanja
dikarenakan menunggu Juknis.
Belanja/Operasional Puskesmas ABCD terdiri dari :
1. Belanja Pegawai
Anggaran Belanja pegawai anggaran tahun 2019 sebesar Rp.
508.101.600,- terdiri dari Belanja jasa Pelayanan sebesar Rp
488.301.600,- dan belanja Pekerja Harian sebesar Rp
19.800.000,- realisasi sampai dengan bulan Oktober sebesar
adalah Rp 155.735.400,- atau baru 30,65%. Ini disebabkan
karena belanja jasa pelayanan dari dana kapitasi belum
dilakukan sehubungan masih menunggu Juknis.
2. Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang dan Jasa anggaran tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp 365.722.550,- terealisasi sampai dengan 2019
sebesar Rp 132.360.931,- atau 36,19%
3. Belanja Modal
Anggaran Belanja modal anggaran tahun 2019 Puskesmas
ABCD sampai dengan bulan Oktober 2019 tidak melakukan
belanja modal
4. Beban APBD
Pendapatan Puskesmas Yang bersumber dari jasa pelayanan
sebesar Rp 486.982.500,- terealisasi sampai dengan bulan
Oktober 2019 sebesar Rp 458.982.500,- atau 94,34%
dibebankan diperoleh dari retribusi puskesmas yang harus
disetorkan ke Kas Daerah
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja
Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja
dapat dikelompokkan ada 2 faktor yaitu faktor internal, dan faktor eksternal.
3.2.1. Faktor Internal
Kendala faktor internal dalam pencapaian target kinerja keuangan
adalah :
 Dalam menjaga mutu pelayanan dan menjaga kepercayaan
pelanggan
 Ketersediaan sumberdaya langsung pelayanan pasien, seperti
belum adanya dokter spesialis anestesi, berakibat penurunan
jumlah kunjungan bedah dan tindakan bedah, yang secara
langsung berakibat pada tidak tercapainya target kunjungan
bedah dan berdampak pada penurunan pendapatan fungsional.
 Kurangnya komitmen diantara pelaku pelayanan terhadap
institusi, yang ditandai dengan sering terjadinya konflik internal
yang tidak perlu secara langsung menurunkan kinerja team dan
menghambat akses dan ketersediaan sarana-prasarana
pelayanan, mengurangi tingkat hunian dan kunjungan pasien.
 Kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan terhadap proses
pengadaan barang dan jasa serta penetapan dasar hukum untuk
bertindak yang terlambat menyebabkan beberapa kegiatan tidak
terlaksana karena sempitnya waktu, sementara kalau
mendahului, ada rasa ketakutan bila salah atau menyimpang dan
tidak taat asas.
3.2.2. Faktor Eksternal
Kendala dari faktor eksternal dalam pencapaian target kinerja
keuangan berasal dari antara lain :
 Pihak kedua yaitu pasien dan keluarganya dalam
mempercayakan pelayanan kepada Puskesmas ABCD
1. Adanya berita-berita miring terhadap kualitas pelayanan,
sedikit banyak menurunkan kredibilitas Puskesmas dan
kepercayaan pelanggan yang akhirnya berakibat pada
penurunan jumlah kunjungan dan berdampak pada
pendapatan.
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


1) Penyusnan laporan keuangan entitas pelaporan sebagaimana
dimaksud diatas dilaksanakan oleh Satuian Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)
2) Entitas Akuntansi adalah unti pemerintahan pengguna anggaran /
pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan
akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada
entitas pelaporan

4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan


a. Pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan menggunakan basis
kas.
b. Pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana menggunakan basis
akrual

4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan


a. Pengurukan pos-pos dalam laporan keuangan Pemerintah daerah
menggunakan perolehan historis
b. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut
c. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal
d. Inventasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan
e. Piutang dicatat sebesar nilai nominal
f. Persediaan dicatat sebesar :
1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
3) Nilai wajar apabila diperoleh cara lainnya seperti donasi
g. Inventasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk
biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan
yang sah atas inventasi tersebut.
h. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai
aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
i. Aset tetap diperoleh Tahun anggaran 2001 dan sebelumnya dinilai
sebesar harga pasar, harga pengganti, harga menurut Keputusan
Gubernur tentang standarisasi harga.
j. Aset tetap yang diperoleh Tahun Anggaran 2002 dan seterusnya dinilai
sebsar harga perolehan, dan apabila tidak diketahui harga perolehan
maka dinilai berdasarkan harga pengganti atau harga pasar.
k. Terhadap aset tepa yang tidak diketahui harga perolehan, harga pasar,
harga penggantu menurut Keputusan Gubernur tentang standarisasi
dinilai sebesar Rp 1,00 (Satu rupiah) untuk menyatakan bahwa aset
tersebut tercatat dalam daftar aset tetap.
l. Biaya perolehan suatu aset tetap berdiri dari harga belinya atau
kontruksinya, termasuk setiap biaya yang dapat didistribusikan secara
langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal ( initial
delivery) biaya simpan dan bongkar muat (handling cost) biaya
pemasangan (instalation cost), biaya prosefsional seperti arsitek dan
insinyur dan biaya konstruksi dalam membawa aset terebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
m. Tanah dicatat sebesar biaya perolehan
n. Peralatan dan mesin dicatat sebesar biaya perolehan
o. Gedung dan bangunan dicatat sebesar biaya perolehan
p. Jalan, irigasi dan jaringan dicatat sebesar biaya perolehan
q. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan
r. Nilai konstruksi dalam pekerjaan dicatat sebesar tingkat penyelesaian
pekerjaan
s. Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak
kontruksi meliputi :
1) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan
dengan tingkat penyelesaian pekerjaan
2) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung
dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada
tanggal pelaporan
3) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan
dengan pelaksanaan kontrak kontruksi. Aset tetap yang diperoleh
dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat
perolehan.
t. Biaya studi, penelitian dan pengembangan yang dikapitasisasi kedalam
aset dicatat sebesar harga perolehan
u. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
v. Kewajiban dicatat berdasar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang
asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran
mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal neraca.
w. Ekuitas dicatat sebesar nominal selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah
x. Pendapatan dicatat sebesar nominal penerimaan uang melalui rekening
kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak
daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah.
y. Belanja dicatat sebesar nominal pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah
dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh daerah
z. Pembiayaan dicatat sebesar nominal transaksi keunagan pemerintah,
penerimaan dan pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali.
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBD


5.1.1. Pendapatan
Pendapatan Puskesmas ABCD yang diperoleh dari Jasa layanan,
subsidi dari APBD, APBN, dan Dana Kapitasi JKN. Serta
pendapatan Rawat Inap non Kapitasi. Pendapatan dari Jasa
pelayanan sampai dengan bulan Oktober 2019 sebesar Rp
1.138.831,- terdiri dari pendapatan pelayanan pasien umum sebesar
Rp. 113.662.500,-, dari dana klem kapitasi BPJS/JKN bulan januari
– April 2019 sebesar Rp 255.420.000,-, dan pendapatan Rawat Inap
non Kapitasi sebesar Rp 89.900.000,-. Pendapatan jasa pelayanan
tersebut kemudian disetor ke kas daerah, Untuk operasional
puskesmas mendapatkan subsidi dari APBD sebesar Rp
227.763.331,- Pendapatan puskesmas dari APBN sebesar Rp
71.000.000,- yang digunakan untuk menmpercepat pencapaian
program MDGs serta pendapatan dari dana kapitasi JKN bulan Mei
sampai dengan Oktober 2019 sebesar Rp 391.814.000,-
5.1.2. Belanja
Belanja Puskesmas ABCD Tahun Anggaran 2019 ditetapkan
sebesar Rp. 1.360.324.950,- terealisasi sampai dengan bulan
Oktober 2019 adalah Rp.747.078.831,- atau baru 54,91%.
Dikarenakan dana kapitasi JKN belum bisa digunakan untuk belanja
dikarenakan menunggu Juknis.
Belanja/Operasional Puskesmas ABCD terdiri dari :
1. Belanja Pegawai
2. Anggaran Belanja pegawai anggaran tahun 2019 sebesar Rp.
508.101.600,- terdiri dari Belanja jasa Pelayanan sebesar Rp
488.301.600,- dan belanja Pekerja Harian sebesar Rp
19.800.000,- realisasi sampai dengan bulan Oktober sebesar
adalah Rp 155.735.400,- atau baru 30,65%. Ini disebabkan
karena belanja jasa pelayanan dari dana kapitasi belum
dilakukan sehubungan masih menunggu Juknis.
3. Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang dan Jasa anggaran tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp 365.722.550,- terealisasi sampai dengan 2019
sebesar Rp 132.360.931,- atau 36,19%
5. Belanja Modal
Anggaran Belanja modal anggaran tahun 2019 Puskesmas
ABCD sampai dengan bulan Oktober 2019 tidak melakukan
belanja modal
6. Beban APBD
Pendapatan Puskesmas Yang bersumber dari jasa pelayanan
sebesar Rp 486.982.500,- terealisasi sampai dengan bulan
Oktober 2019 sebesar Rp 458.982.500,- atau 94,34% ini
merupakan retribusi puskesmas yang harus disetor ke Kas
Daerah.
Realisasi s/d Lebih / (Kurang) dari
Anggaran
Uraian Oktober Anggaran
tahun 2019
2019 Rp. %
Belanja :

1. Pegawai 508.101.600 155.735.400 352.366.200 37,59

233.361.619 63,80
2. Barang dan jasa 365.722.550 132.360.931

0 0 0 0
3. Belanja Modal

Jumlah 842.860.200 288.096.331 585.727.819 69,49

Rincian belanja operasional (belanja pegawai, belanja barang dan


jasa serta belanja modal) sebagai berikut :
1) Belanja Operasional
1.1. Belanja Pegawai (belanja tidak langsung dan langsung)
Rincian belanja pegawai sebagai berikut :
Realisasi Lebih / (Kurang)
Anggaran
No Uraian s/d Okt dari Anggaran
dalam DPA
2019 Rp. %
1.1. BELANJA TIDAK 508.101.600 155.735.400 352.366.200 67.40
LANGSUNG
1.1.1. GAJI dan
TUNJANGAN
1.1.2. Honorarium PNS 488.301.600 139.235.400 349.066.200 67
1.1.3. Honorarium Non
PNS 19.800.000 16.500.000 3.300.000 83,33

1.1.4. Uang Lembur 0 0 0 0


1.1.5. Belanja kursus, 0 0 0 0
pelatihan
sosialisasi dan
bimbingan teknis
PNS
1.2. Rincian belanja barang dan jasa dari dana subsidi APBD
sebagai berikut.
Total anggaran untuk pengadaan barang dan jasa dari
anggaran subsidi APBD sebesar Rp.277.822.150,-
realisasi sampai dengan bulan Oktober 2019 sebesar
Rp.227.736.331 atau 81,97% dengan rincian :
Lebih
Anggaran
Uraian Realisasi kurang dari
dlm DPA
DPA
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Telepon 2.500.000 2.578.873 Lebih
Belanja Listrik 8.500.000 11.414.904 Lebih
Bahan&Alat Kebersihan 6.385.000 5.416.200 Kurang
Alat Tulis Kantor 7.000.000 6.089.800 Kurang
Cetak 4.000.000 4.000.000 Sesuai
Penggandaan 2.000.000 1.776.000 Kurang
Perbaikan Gedung 7.500.000 7.430.250 Kurang
Jasa Servise kendaraan 500.000 322.000 Kurang
Suku Cadang Kendr 3.500.000 3.214.500 Kurang
Oli 1.000.000 738.000 Kurang
BBM 8.910.000 7.424.590 Kurang
Manmin pasien 26.935.000 26.935.000 Kurang
Jasa Pelayanan 139.235.400 139.235.400 Kurang

1.3. Rincian belanja barang dan jasa dari dana subsidi APBN /
Dana BOK 2019 sebesar Rp 71.000.000,- realisasi sampai
dengan bulan Oktober 2019 sebesar Rp 60.360.000.,-
Rincian Pengeluaran terlampir
1.4. Rincian belanja dana kapitasi JKN sampai dengan bulan
oktober belum melakukan belanja dikarenakan masih
menunggu juknis

a) PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA


5.1.3. ASET LANCAR
a. Kas / setara kas Rp 391.814.000,-
Jumlah tersebut merupakan saldo Kas per 31 Oktober 2019
yang terdiri dari saldo bank sebesar Rp. 391.814.000,- dan kas
di bendahara sebesar Rp.0,-
b. Piutang Rp.0,-
Jumlah tersbeut merupakan salso piutang per Oktober 2019
dengan rincian sebagai berikut :
1) Piutang Pelayanan Askes : Rp.0
2) Piutang pelayanan Gaskin : Rp.0
3) Piutang pelayanan Jamkesos : Rp.0
4) Piutang Pelayanan Jamkesmas : Rp.0
Jumlah : Rp. 0
c. Persediaan
Jumlah tersebut merupakan saldo persediaan per Oktober 2019
dengan rincian sebagai berikut :
1) Persediaan ATK : Rp.0
2) Persediaan Bahan Pembersih : Rp.0
3) Persediaan Cetak : Rp.0
4) Persediaan bahan Makan pasien : Rp. 0
5) Persediaan bahan makan Pegawai : Rp.0
6) Persediaan Obat bahan medis habis pakai : Rp.0
Jumlah : Rp.0
Nilai persediaan tersebut dihitung berdasarkan pemeriksaan
fisik barang digudang per 31 Oktober 2019.

5.2.2. ASET TETAP


Jumlah tersebut merupakan saldo tetap per 31 Oktober 2019 dengan
rincian sebagai berikut :
1) Tanah Rp.23.800.000
2) Alat angkutan darat motor Rp.
3) Alat-alat Bengkel dan Alat ukur Rp.0
4) Alat-alat pertanian dan Peternakan Rp.0
5) Alat-alat kantor dan Rumah Tangga Rp.
6) Alat-alat studio dan kantor Rp.
7) Alat-alat Kedokteran Rp.
8) Alat-Alat Laboratorium Rp.
9) Bangunan Rp.
10) Bangunan Air / Irigasi dan Jaringan Rp.
11) Aset tetap lainnya Rp.0
Jumlah Rp.

5.2.3. ASET LAINNYA


Jumlah tersebut merupakan saldo aset lainnya per 31 Oktober 2019
dengan rincian sebagai berikut :
1) Buku dan Perpustakaan Rp.0
Jumlah Rp.0
Rincian lebih lanjut dari aset tetap tersebut adalah sebagai berikut :
a) Tanah :Rp.
Puskesmas ABCD terdiri dari :
Puskesmas Induk yang berada di wilayah desa Bendungan
dengan luas tanah 1.939,48 m2, didukung pula dengan 2
puskesmas Pembantu yang berada di wilayah desa Mojokerto
dan Wonorejo dengan luas tanah 350 m2. Adapun status
kepemilikan tanah adalah kas desa sehingga puskesmas hanya
mempunyai hak pakai dan hak kelola.

b) Alat-alat Angkutan : Rp.


Jumlah tersebut merupakan nilai perolehan per 31 Oktober 2019
kendaraan bermotor yang dimiliki dengan rincian sebagai berikut
:
1) Jenis roda 4
Tahun
Jenis Pembuatan Jumlah Nilai
No Merk
Kendaraan / Thn Barang Perolehan
Perolehan
1 Mitsubishi 1

2) Jenis Roda 2
Tahun
Jenis Pembuatan Jumlah Nilai
No Merk
Kendaraan / Thn Barang Perolehan
Perolehan

d) Peralatan dan Mesin : Rp.


Jumlah tersebut merupakan nilai peralatan dan mesin per 30 Juni
2019 dengan rincian sebagai berikut :
A. Alat Laborat
Tahun
Nilai
Jenis Alat- Pembuatan Jumlah
No Merk Perolehan
alat / Thn Barang
Rp.
Pengadaan

B. Alat Kantor dan Rumah Tangga


Merk / Tahun
Jenis Alat- Jumlah Nilai
No type / Pembuatan /
alat Barang Perolehan
bahan Pengadaan
C. Alat Kedokteran
Merk / Tahun
Jenis Alat- Jumlah Nilai
No type / Pembuatan /
alat Barang Perolehan
bahan Pengadaan
D. Alat Studio dan Komunikasi
Merk / Tahun
Jenis Alat- Jumlah Nilai
No type / Pembuatan /
alat Barang Perolehan
bahan Pengadaan

E. Gedung dan Bangunan


Jumlah tersebut merupakan nilai Gedung dan Bangunan per
30 Juni 2019 dengan rincian sebagai berikut :
Tahun
Nilai
No Nama Lokasi Pembuatan / Jumlah
Perolehan
Pengadaan

Sedangkan rincian lebih lanjut dari aset tetap lainnya tersebut


adalah sebagai berikut :
A. Buku dan Perpustakaan
Tahun
Jumlah Nilai
No Judul buku Penerbit Pembuatan /
Barang Perolehan
Pengadaan

5.1.4 KEWAJIBAN
1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK : Rp. 0,-

5.1.5 EKUITAS DANA


1. EKUITAS DANA LANCAR : Rp. 0
a. Cadangan Piutang : Rp. 0
b. Cadangan persediaan : Rp. 0
Jumlah : Rp. 0

2. EKUITAS DANA INVESTASI : Rp. 0


a. Diinvestasikan dalam aset tetap : Rp. 0
b. Diinvestasikan dalam aset lainnya : Rp. 0
BAB VI
PENUTUP

Dalam penyusunan catatan atas Laporan Keuangan (CALK) pada


Puskesmas ABCD sampai dengan bulan Oktober tahun 2019 ini merupakan
laporan lanjutan sekaligus sebagai laporan revisi atas laporan kuangan akhir
tahun 2019. Sehingga kami menyadari sepenuhnya bahwa Catatan atas laporan
keuangan yang telah kami sajikan ini masih belum sempurna dalam arti belum
seperti yang diharapkan. Dalam penyusunan Catatan atas laporan keuangan
tahun anggaran 2019 berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 juga memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
serta Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, walaupun belum sepenuhnya mengikuti sistem dan Prosedur Akuntansi
Keuangan Daerah sebagaimana diatur didalamnya.
Sehubungan dengan kondisi tersebut kami mengharapkan masukan dari
berbagai pihak dengan maksud untuk penyempurnaan dalam penyusunan catatan
Atas laporan keuangan Puskesmas ABCD sehingga dinas kesehatan Kabupaten
EFGH dan Pemerintah Daerah mempunyai data dasar laporan keuangan serta
penjelasannya.
Kami mengharapkan pada semua pihak yang paham, serta tahu
penyusunan laporan keuangan memberikan masukan saran dan perbaikan
sehingga untuk periode yang akan datang, kami dapat menyusun laporan
keuangan yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberikan bimbingan dan meridhoi upaya yang telah kami
lakukan.

Kepala Puskesmas ABCD

Nnnnnnn nnnnnnnnnnnnnn
NIP. 1111111 11111 1111
NERACA
PUSKESMAS ABCD
KABUPATEN EFGH
PER 30 JUNI 2019

URAIAN JUMLAH
ASET
ASET LANCAR
1 Kas
2 Piutang
3 Persediaan
Jumlah Aset Lancar

ASET TETAP
1 Tanah
2 Peralatan dan Mesin
Alat Laborat
Alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Kedokteran
Kendaraan
Alat Studio dan Komunikasi
3 Gedung dan Bangunan
4 Jalan, Jaringan dan Instalasi
5 Aset tetap lainnya

Jumlah Aset Tetap

Aset Lainnya
Buku dan Perpustakaan
JUMLAH ASET
PUSKESMAS ABCD
LAPORAN KEUANGAN REALISASI ANGGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 30 JUNI 2019

(dalam rupiah)
URAIAN ANGGARAN REALISASI
%

Anda mungkin juga menyukai