Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas adalah fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) tang bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
dinyatakan bahwa puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin
Timur,sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan memacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan pemerintah daerah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Agar Puskesmas Sampit dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan
dalam mencapai tujuannya, maka puskesmas Sampit harus menyusun rencana kegiatan untuk periode
5 Tahunan, yang selanjutnya akan dirinci lagi kedalam rencana tahunan Puskesmas Sampit sesuai
siklus perencanaan anggaran daerah. Semua rencana kegiatan baik 5 tahunan maupun rencana
tahunan, selain mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Kabuoaten Kotawaringin Timur
juga disusun berdasarkan analisa situasi dan prediksi kedepan yang mungkin terjadi serta harapan
masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sampit.

B. PENGERTIAN
Dalam penyelenggaraan upaya wajib kesehatan pengembangan harus menerapkan zas
penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas pertangungjawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar Upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus melaksanakan
manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian. Control bertujuan
untuk mencapai sasaran/tujuan puskesmas secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
yang diharapkan dapat dicapai melalui proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan
benar serta bermutu, berdasarkan hasil analisa situasi yang didukung dengan data dan informasi yang
akurat. Sedangkan efesien berarti bagaimana puskesmas memanfaatkan sumber daya yang tersedia
untuk dapat melaksanakan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat
mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan.

Perencanaan tinfkat puskesmas disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat


berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat, maka akan
dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan puskesmas dalam mencapai sasaran dan
tujuan. Dalam Upaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat yang harus dilayani, serta
mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka pelayanan kesehatan harus dapat
dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas sector. Puskesmas harus mampu
membangun kersajama dan mengkoordinasikan program di internal puskesmas dan eksternal dengan
mitra lintas sector koordinasi dengan lintas sector sangat diperlukan, karena factor penyebab dan
latar belakang masalah kesehatan tentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan bersama mitra lintas
sector, contohnyta masalah ODF/Stop BABS dan PHBS rumah tangga di wilayah kerja puskesmas
Sampit.

Peran pemerintah daerah sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan di


masyarakat, oleh karenanya puskesmas Sampit perlu mencari dukungan dari pemerintah daerah yang
dimulai dari tingkat kelurahan, kecamatan dan kabupaten. Pross perencanaan Puskesmas Sampit
harus integrasi kedalam system perencanaan daerah melalui forum musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang) yang di susun secara top down dan bottom Up.

Puskesmas Sampit juga akan melaksanakan program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga pada tahun 2018 dengan tujuan untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas Sampit dengan
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan dalam gedung,
melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerja.
Pendekatan keluarga merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan dari
pusksmas dan perluasan dari upaya kesehatan masyarakat (perkesmas) yang meliputi :
1. .kunjungan rumah untuk pendataan/pengumpulan data kesehatan keluarga
2. Kunjungan rumah dalam rangga promosi kesehatan sebagai upaya preventif dan promotif
3. Kunjungan rumah untuk menindak lanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung
4. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pemberdayaan masyarakat
dan manajemen puskesmas.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Untuk meningkatkan kemampuan manajermen PUskesmas dalam menyusun perencanaan
kegiatan tahunan berdasar fungsi dan azaz penyelenggaraannya.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Tersusunya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam
upaya mengatasi masalaha tatau sebagian masalah kesehatan masyarakat
b. Tersusunya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterim anya alokasi sumber data
untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.

D. METODE PENYUSUNAN
Penyusunan perencanaan tingkat puskesmas dilakukan mulai 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
1. TAHAP PERSIAPAN
Tahap ini mempersiapkan staff puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan perencanaan
tingkat puskesmas agar memperoleh persamaan pandangan dan pengetahuan untk melaksanakan
tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara:
a. Kepala puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas yang
anggotanya terdiri dari staff puskesmas.
b. Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman perencanaan tingkat puskesmas kepada tim
perencanaan rtingkat puskesmas agar dapat memahami pedoman tersebut dan demi
keberhasilan penyususn perencanaan tingkat puskesmas.
c. Tim puskesmas mempelajari kenijakan dan arahan yang telah ditetapkan oleh dinas
kesehatan kabupaten, standar pelayanan minimal tingkat kabupaten, target yang disepakati
bersama dinas kesehatan kabupaten kotawaringin timur.

2. TAHAP ANALISIS SITUASI


Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang
dihadapi puskesmas melalui proses analisis data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oelh
kepala puskesmas melakuakn pengumpulan data. Dimana data yang dikumpulkan adalah:
I Data dasar yang mencakup : Identita puskesmas, wilayah kerja puskesmas, sumber
daya puskesmas.
II Data UKM Essensial : Promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan
Gizi KIA-KB, penceegahan dan pengendalian
penyakit menular dan tidak menular.
III Data UKM Pengembangan : Upaya kesehatan sekolah, ksehatan jiwa, kesehatan
lanjut usia, pelayanan kesehatan peduli remaja.
IV Data UKP : Kunjungan puskesmas, pelayanan umum, kesehatan
gigi dan mulut.
V Data keperawatan Kesehatan masyarakat, data laboratorium, data
kefarmasian.
Selanjutnya data akan dianalisis.
Gambaran analisis tersebut harus dapat menggambarkan:
I. Kecenderungn pencapaian status kesehatan masyarakat dan hasil kinerja puskesmas
II. Ketersdiaan dan kemampuan sumber daya puskesmas
III. Prediksi status kesehatan dan tingkst kinerja puskesmas dengan target pencapaian, baik
prediksi untuk pencapaian target kinerja dan status kesehatan masyarakat maupun
kesenjangan pencapaian serta antisipasi yang perlu diperhatikan terhadap kemungkinan
penyebab dan hambatan yang ada.
IV. Factor yang mendukung kemungkinan adanya suatu perubahan, antara lain:
Factor yang mendukung:
 Penerapan kepemimpinan
 Kemapuan memanfaatkan data dan informasi
 Kemapuan melihat hubungan masalah antara satu program dengan program lain
 Kemampuan merumuskan strategi dan langkah 2
 Kemampuan mengelola sumber daya dan mengembangkan potensinya
 Dukungan dari dinak kesehatan dan lintas sector
 Ketepatan membuat pemetaan masyarakat
 Kemampuan menghadapi kondisi dan situasi yang dihadapi masyarakat

Factor yang menghambat:


 Kurang mampunya kepala puskesmas dalam menggerakkan staff
 Kurang mampunya memanfaatkan data/informasi
 Kurang memperhatikan/melalaikan kesenjangan pencapaian kinerja dan tidak melakukan
tindakan korektif
 Ketidakmampuan dalam mengatasi kondisi matra

3. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN(RUK)


Penyusunan rencana usulan kegiatan puskesmas (RUK) dilaksanakan dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Menyusun recana usulan kegiatan (RUK), dilaksanakan untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang bermasalah
b. Menytusun rencana kegiatan yang baru yang disesuyaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas
c. Menyususn rencana usulan kegiatan (RUK) dengan memperhatikan masukan dari
masyarakat.,
Dalam tahap penyusunan RUK terdiri dari dua tahap yaitu:
 Analisa masalah meliputi: identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah, mencari
akar masalah dan menetapkan alternative pemecahan masalah
 Menyusun RUK

4. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)


Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik untuk upaya kesehatan jiwa, upaya
kesehatan pengembangan, upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan penunjang maupun
inovatif dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi disesuaikan dengan skala prioritas
dan anggaran yang tersedia. Hal ini sesuai dengan aza penyelenggaraan puskesms yang
keterpaduan.
Penyusunan RPK terintegrasi kedalam system perencanaan dengan tahapan:
a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang diusulkan.
c. Menyusun rancangan awal, rincian kegiatan dan volume kegiatan yang aka dilaksanakan.
d. Mengadakan lokakarya mini bulanan pertama untuk membahas RPK.
e. Membuat RPK tahunan yang telah disusun dalam bentuk matriks
f. RPk dirinci menjadi RPK bulanan.
g. RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu bila dijumpai
kondisi tertentu dengan pendampingan Dinas Kesehatan.
h. Semua kegiatan yang dilaksanakan agar dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

E. RUANG LINGKUP
Pusat Kesehatan Masyarakat yang seanjutnay disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya keehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan prepentif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggiinya di wilayah kerjanya.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti Puskesmas Sampit bertanggungjawab


menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas
meliputi:
1. Upaya kesehatan masyarakat adalah upaya pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabikan penyebab
penyakit dan pemulihan kesehatan meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan yaitu:
a. Upaya kesehatan masyarakat esensial. Yang terdiri dari:
1. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelayanan kesehatan KIA/KB yang bersifat UKM
4. Pelayanan perbaikan Gizi yang bersifat UKM
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan terdiri dari:
1. Pelayanan PKPR
2. Pelayanan kesehatan usia lanjut
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
a. Pelayanan Rawat Jalan Umum
b. Pelayanan Rawat Jalan Anak/MTBS
c. Pelayanan Rawat Jalan Gigi dan Mulut
d. Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP
e. Pelayanan Imunisasi
f. Pelayanan Pemeriksaan Haji
g. Pelayanan Pemeriksaan IVA
h. Pelayana Obat
i. Pelayanan Laboratorium
j. Konseling (Gizi,Sanitasi, PKPR)

F. VISI DAN MISI STRATEGI


1. Visi Puskesmas Sampit
Visi Puskesmas Sampit
“Mewujudkan Kemandirian masyarakat hidup sehat di wilayah Puskesmas Sampit yang
sejahtera, berkeadilan dan jaya”
2. Misi Puskesmas Sampit
Misi Puskesmas Sampit yaitu:
a. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan semua pihak untuk
menerapkan perilaku hidup sehat di wilayah Puskesmas Sampit
b. Memberikan pelayanan kesehatan dasar paripurna yang bermutu dan profesional
c. Memberdayakan sumber daya kesehatan sesuai dengan kompetensinya
3. Tujuan Strategis Puskesmas sampit
Tujuan Strategis Puskesmas Sampit yaitu:
“Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ramah, santun, cepat dan tepat
4. Tata Nilai Puskesmas Sampit
a) Kedisiplinan
Dengan adanya kedisiplinan maka akan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
b) Kerjasama Tim
Dengan Kerja Sama Tim yang baik maka sebesar apapun permasalahan akan dapat
dipecahkan untuk mencapai tujuan yang diiinginkan.
c) Integritas yang tinggi
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, setiap anggota (pegawai dan Kepala)
harus memiliki ketulusan, kejujuran, berkepribadian yang teguh dan untuk mewujdkan visi
dan misi dengan berbagai nilai dasar yang dijadikan pegangan dan dijiwai bagi seluruh
karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, di Puskesmas Sampit
menetapkan motto yaitu:
 A = Aman
 R = Ramah
 S = Sejuk
 E = Ekonomis
 L = Langsung
a. Aman : Bahwa pelayanan yang diberikan Puskesmas Sampit mengutamakan
keamanan untuk pasien dan seluruh staff Puskesmas Sampit sebagai
pemberi pelayanan

b. Ramah : Dalam emberikan pelayanan selalu dengan ramah dan keikhlasan


c. Sejuk : Senantiasa berusaha memberikan kenyamanan untuk setiap
pengunjung
d. Ekonomis : Playanan yang murah dan terjangkau
e. Langsung : Semua pengunjung yang datang dilayani sesuai dengan ketentuan
yang berlaku

5. Kebijak Mutu
a. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas Sampit berkomitmen “Kami
bangga melakukan perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas
Sampit”
b. Meningkatkan kebijakan mutu Puskesmas sebagai berikut:
1. Berorientasi pada kepuasan pelanggan
2. Memberikan pelayanan yang beekualitas dan profesional
3. Mengadakan perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan secara kontinyu dan
berkesinambungan
4. Mematuhi peraturan dan standar yang berlaku
5. Menetapkan sasaran mutu dan mengevaluasi hasil pencapaian
6. Budaya Mutu Kesehatan Pasien Puskesmas Sampit
1. Kesadaran
a. Seluruh staf Puskesmas harus sadar untuk bekerja dengan hati-hati.
b. Seluruh staf puskesmas mampu mengenali kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut
serta mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
2. Terbuja dan Adil
Bagian yang cukup mendasar dari suatu organisasi dengan budaya keselamatan adalah
menjamin adanya keterbukaan dan adil, berbagai informasi secara “terbuka dan bebas” dan
perlakuan yang adil terhadap staf sewaktu terjadi insiden. Adapun konsekuensinya menjadi
“terbuka dan adil” adalah:
a. Staf harus terbuka tentang insiden yang melibatkan mereka
b. Staf dan puskesmas harus bertanggungjawab (akuntabel) terhadap tindakan mereka
c. Staf merasa mampu berbicara kepada teman sejawat dan atasannya tentang insiden yang
terjadi
d. Puskesmas terbuka dengan pasien, masyarakat dan staf
e. Staf diperlakukan secara adil dan didukung bila terjadi insiden
3. Pendekatan Sistem
Memiliki budaya keselamatan akan mendorong terciptanya lingkungan yang
mempertimbangkan semua komponen sebagai faktor yang akan berkontribusi terhadap
insoden yang terjadi. Hal ini menghindari kecenderungan untuk menyalahkan
individu/seseorang dan lebih melihat kepala sistem dimana individu tersebut bekerja. Inilah
yang disebut pendekatan sistem (systems approach).
BAB II
GAMBARAN UMUM

I. KONDISI GEOGRAFIS
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Sampit terletak di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Merupakan salah satu dari 6kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Kotawarinign Timur,
dengan batas wilayah sebagao berikut:
Utara :
Selatan :
Timur :
Barat :
Luas wilayah Kecamatan diSampit secara keseluruhan mencapai ......, terdiri dari 25%daratan dan
75% rawa.
Sampit mempunyai 20 puskesmas yaitu:
1. Puskesmas Samuda
2. Puskesmas Bagendang
3. Puskesmas Bapinang
4. Puskesmas Ujung pandaran
5. Puskesmas Ketapang 1
6. Puskesmas Ketapang 2
7. Puskesmas Baamang 1
8. Puskesmas Baamang 2
9. Puskesmas Pasir Putih
10. Puskesmas Mentaya Seberang
11. Puskesmas Kota Besi
12. Puskesmas Cempaka Mulia
13. Puskesmas Pundu
14. Puskesmas Parenggean 1
15. Puskesmas Parenggena 2
16. Puskesmas Tumbang Sangai
17. Puskesmas Kuala Kuayan
18. Puskesmas Tumbang Kalang
19. Puskesmas Tumbang Penyahuan
20. Puskesmas sebabi

II. SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2017


Tabel 1. Sasaran Program Kesehatan di Puskesmas Sampit Tahun 2017
Berdasarkan jumlah penduduk
Kelurahan Kelurahan
Total
ketapang baamang
Jumlah jiwa
Laki-laki
Perempuan
bayi
Ibu hamil
ibu hamil resiko tinggi
Ibu nifas
Pus

III. DATA JUMLAH SEKOLAH WILKER


Tabel 1.2. data jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas Sampit tahun 2017
KELURAHAN JUMLAH
NO SEKOLAH
KETAPANG BAAMANG
1 PAUD
2 TK
3 SD/Sederajat
4 SMP
5 SMK/SMA
IV. LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI
Puskesmas Sampit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan bermutu terhadap
8.764 jiwa terdiri dari laki-laki 4.562 jiwa dan perempuan 4.201 jiwa. Data jumlah kunjungan
yanga da di Puskesmas Sampit menurut jenis-jenis jaminan kesehatan yang dimiliki dapat dilihat
pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Data Jumlah Kunjungan yang Memiliki Kartu Jaminan Kesehatan di Puskesmas Sampit tahun 2017

No Jenis Kartu Laki-laki Perempuan Total

1 UMUM 8.566 10.044 18.610


2 BPJS 4.021 5.027 9.048
Jumlah 27.658

Jumlah kunjungan yang ada di Puskesmas Sampit jaminan kesehatan adalah 27.658 jiwa yang
terdiri dari Pasien Umum sejumlah 18.610 jiwa dan jaminan kesehatan BPJS sejumlah 9.048 data
dari SIKDA Generik dimana data ini belum seluruh total kunjungan karena belum semua
datakunjungan dapat di entri dalam SIKDA.

V. PERILAKU MASYARAKAT
Peran promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar
terbebas dari masalah-masalah kesehatan. Promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya puskesams
melaksanakan pemberdayaan kepad amasyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan setiap inidvidu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber masyarakat.

Tabel 4. Jumlah dan materi penyuluhan dilakukan Puskesmas Sampit Tahun 2017

No Materi Penyuluhan yang diberikan Jumlah


1 PHBS Rumah Tangga 5
2 PHBS Sekolah 12
3 Penyakit Tidak Menular 22
4 Hygine Sanitasi Pangan 6
5 Kelas Ibu Hamil 16
6 HIV/AIDS 2
7 Kesehatan Reproduksi 14
8 NAPZA 4
9 Pendidikan Pra Nikah 1
10 Kesehatan Gigi dan Mulut pada ana Sekolah (UKGS) 20
11 Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Balita 5
12 Rokok dan Kesehatan (Gerakan Rumah Tanpa Asap 4
Rokok)
13 TB Paru 3
14 PSN/DBD 11
15 Diare dan ISPA 11
16 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim /IVA 6
17 Garam Beryodium 16
18 Tumbuh Kembang Balita / ASI Wkslusif 9
19 Diit Hipertensi 1
20 Gizi pada Lansia 1
21 Kelas Ibu Balita 8
22 Cuci Tangan Pakai Sabun 12
TOTAL 189
VI. LINGKUNGAN KESEHATAN
Data Sarana Tempat-tempat Umum (TTU) Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dan Tempat
Penyimpanan, Penjualan dan Pengolahan Pestisida (TP3) Sebagai Berikut:

Tabel 5. Data Sarana TTU, TPM, TP3 di Puskesmas Sampit Tahun 2017
Jumlah Sarana
TTU TPM TP2
No Kelurahan (Tempat Tempat (Tempat (Tempat
Umum) Pengelolaan Pengelolaan
Makanan) Pestisida)
1 Ketapang 90 94 2
2 Baamang 7 26 0
Total 97 120 2
Jumlah sarana Tempat-Tempat Umum (TTU) paling banyak berada di Kelurahan Ketapang
sebanyak 90 tempat, jumlah tempat pengolahan makanan seperti warung-warung, restaurant paling
banyak juga terdapat di kelurahan Ketapang. Sedangkan untuk TP2 sebanyak 2 tempat terdapat di
Ketapang.

Data jumlah kepemilikan Jamban yang ada di wilayah Puskesmas Sampit sebagai berikut:
Tabel 6. Data Jumlah Kepemilikan Jamban di Wilayah
Puskesmas Sampit tahun 2016
Kelurahan Jamban Keluarga MCK Umum Belum Berjamban
Ketapang 1230 0 85
Baamang 122 0 381
Total 1352 0 436

Data Jumlah Kepemilikan Jamban di Wilayah


Puskesmas Sampit tahun 2017
Kelurahan Jamban Keluarga MCK Umum Belum Berjamban
Ketapang 1247 0 63
Baamang 173 0 298
Total 1420 0 360

Dari tabel diatas terjadi peningkatan Jamban Khususnya di Kelurahan Raja dari 85 yang tidak
memiliki Jamban pada tahun 2016 menjadi 62 KK pada tahun 2017, terjadi peningkatan 23 KK
yang memiliki jamban kelurahan di Ketapang dan di Kelurahan Baamang dari 351 KK yang tidak
memiliki jamban pada tahun 2016 menjadi 298 KK pada tahun 2017, terjadi peningkatan 53 KK
yang memiliki Jamban.

VII. SARANA KESEHATAN


Sarana kesehatan di wilayah UPTD Puskesmas Sampit ada 1 buah Puskesams induk, 1 buah
puskesmas pembantu, 1 buah Klinik TNI AD, 1 buah Klinik Swasta, 21 buah bidan praktek swasta,
1 orang Dokter gigi praktek swasta, 2 uah apotek, 3 buah toko obat, 5 buah posyandu, 4 posbindu
Lansia, 1 Posbindu PTM.

Tabel 7. Keadaan Sarana Kesehatan Puskesmas Sampit Tahun 2017


Kondisi
Jumla Rusak
No Jenis Sarana Lokasi
h Baik Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
1 Puskesmas Induk 1 √ - - - Kel.Ketapang
2 Puskesmas Pembantu 1 √ - - - Kel. Baamang
3 Poskesdes - - - - -
4 Rumah Dinas - - - - -
5 Puskesmas Keliling Roda 4 1 - - √ -
6 Ambulance - - - - -
7 Sepeda Motor 8 - √ - √ Puskesmas

Puskesmas Sampit perlu menyempurnakan sarana-prasarana pendukung berupa penambahan


ruang pelayanan maupun ruang pertemuan/Aula yang saat ini dirasa sudah tidak memadai lagi
dengan bertambahnya jumlah kunjungan pasien dan bertambahnya program-program
pengembangan serta kegiatan-kegiatan lintas sektor dan kegiatan promosi kesehatan yang
mengikat, sementara kapasitas ruang yang ada saat ini sangat terbatas.
VIII. SUMBER DAYA MANUSIA
Puskesmas Sampit di dukung oleh ketenagaan/sumber daya manusia yang terdapat pada tabel
berikut:
Tabel 8. Sumber Daya Manusia yang Terdapat di Puskesmas Sampit tahun 2017
Jumlah tenaga puskesams Jumlah tenaga yang
No SDM (Sumber Daya Manusia) menurut PMK 75 tahun ada di Puskesmas
2014 Sampit
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Dokter Umum 1 3
3 Dokter Gigi 1 1
4 Bidan 4 6
5 Perawat Umum 5 7
6 Perawat gigi - 2
7 Nutrisionis 1 1
8 Sanitarian 1 1
9 Laboratorium 1 4
10 Pelayanan Obat 1 4
11 Administrasi 3 5
12 Pekarya 2 4
13 Pelaksana Pustu Baamang - 1
14 Pendaftaran dan rekam Medik - 3
15 Pelayanan Kebersihan Puskesmas - 1
16 Jaga Malam - 1
17 Sopir - 1

IX. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kesehatan berasal dari dana Operasional rutin BOK. Pengelolaan keuangan
ditangani oleh 1 Bendahara penerimaan pebantu, 1 orang Bendahara pengeluaran pembantu, dan
dibantu oleh dua orang pengelola JKN. Dana Operasional dipergunakan untuk Kegiatan UKP dan
Manajemen Mutu Puskesmas. Sedangkan dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
dipergunakan untuk kegiatan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat), dan JKN untuk kegiatan UKP
dan UKM.
Total dana anggaran di Puskesmas Sampit adalah dengan rincian sebagai berikut:
No Kegiatan Jumlah Sumber Dana
1 BOK 392.281.200 APBN
2 JAMPERESAL - APBN
3 Operasional Puskesmas 256.487.797 APBD
JKN SUMBER DANA
4 625.162.050
LAIN
5 Retribusi 236.090.000 APBD
Total 1.509.021.047
BAB III
ANALISA SITUASI DAN CAKUPAN PROGRAM

A. USAHA KESEHATAN PERSEORANGAN

1. Kunjungan Puskesmas
Jumlah kunjungan Puskesmas Sampit pada tahun 2017 sebanyak 27.658 pasien data dari
SIKDA generik. Adapun jumlah rata-rata kunjungan per hari di Puskesmas Sampit pada tahun
2017 sebanyak 100-110 kunjungan.

2. Data Jaminan Kesehatan


Data jumlah kunjungan yang ada di Puskesmas Sampit mwnurut jenis-jenis jaminan
Kesehatan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 10. Data Jumlah Kunjungsn yang Memiliki Karju Jaminan Kesehatan di
Puskesmas Sampit Tahun 2017
No Jenis Kartu Laki-laki Perempuan Total
1 Umum 8.566 10.044 18.610
2 BPJS 4.021 5.027 9.048
JUMLAH 27.658

Jumlah kunjungan yang ada di Puskesmas Samit tahun 2017 adalah 27.658 jiwa. Yang
terdiri dari pasien umum sejumlah 18.610 kunjungan, jaminan kesehatan BPJS sejumlah 9.048
Kunjungan.

3. Sepuluh Penyakit Menular


Gambaran status kesehatan masyarakat di wilayh Puskesmas Sampit dapat di gambarkan
melalui data 10 besar penyakit pada tahun 2017 dan jumlah kunjungan pasien yang berobat di
Puskesmas Sampit selama periode 1 tahun terakhir yaitu sebanyak 27.658 pasien.

Tabel 11. 10 Besar Penyakit di wilayah Puskesmas Sampit Tahun 2017


No ICD X Nama Penyakit Total
1 J06.9 ISPA 1179
2 I10 HIPERTENSI ESENSIAL 1039
3 K30 DYSPEPSIA 367
4 M79.1 MYALGIA 305
5 J02.9 ACUTE PHARINGITIS 411
6 K04.1 NEKROSIS PULPA 496
7 E11.9 DM TIPE II 538
8 J03.9 ACUTE TONSILITIS 24
9 K00 GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN ERUPSI 830
GIGI
10 100 NASOFARINGITIS AKUT 424

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyakit tidak menular masuk dalam 10 penyakit
terbanyak di Puskesmas Sampit, antara lain: Hipertensi urutan kedua dengan 1.039 kunjungan,
selain itu dyspepsia, myalgian, dan diabetes melitus tipe 2. Sedangkan penyakit gigi antara lain
nekrosis pulpa dan gangguan pertumbuhan dan erupsi gigi juga masuk dalam urutan ke 6 dan ke
9. Hal ini menunjukkan bahwa pola penyzkit telah berubah, penyakit-penyakt infeksi bukan lagi
yzng mendominzsi 10 penyakit terbanyak di puskesmas seperti dulu, hal ini mungkin juga
terjadi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat.
4. Data Kematian Bayi dan Balita
Pada tahun 2017 jumlah kematian balita ada I (satu) di kelurahan Baamang meninggal
karena tenggelam, yang tercermin pada grafik berikut:
Grafik 1. Jumlah Kematian Bayi Puskesmas Sampit Tahun 2017

Kematian Balita
3

2
2.5 Series 1
1

0 0
KetapangBaamang

5. Penemuan Kasus TB
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikrobakterium tuberculosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Penyakit TBC biasanya menular melalui udara
yang tercemar dengan bakteri mikrobakterium tuberculosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi pada umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa.
Grafik 2. Jumlah Penemuan TB BTA (+) di Wilayah Puskesmas Sampit Tahun 2017

Jumlah Penemuan TB BTA (+)


8

4 8 Jumlah Penemuan TB
BTA (+)
2
2
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
Mei
Jan
Feb

Sep

Des
Nov
Apr

Aug

Okt
Mar

Jul
Jun

6. Kasus Penemuan Pneumonia Balita


Penyakit infeksi saluran napas pneumonia yang terjadi pada anak balita biasanya lebih
sering disebabkan oleh virus yang ada pada pernafasan dan biasanya terjadi pada mereka yang
berusia 2-5 tahun. Penemuan penderita Pneumonia di Puskesmas Sampit Tahun 2017 dapat
dilihat dalam grafik sebagai berikut:

Grafik 3. Penemuan Penderita Pneumonia Puskesmas Sampit Tahun 2017

Jumlah Penemuan Pneumonia Di


Wilayah Puskesmas Sampit
15

10

5 13 Jml Penemuan
8 10 11
3 2 4 6 10 Pneumonia
0 3 6
Jan
Feb

1
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
7. Penemuan Kasus Diare

Grafik 4. Jumlah Puskesmas Penderita di Puskesmas Sampit

Jumlah Penemuan Penderita Diare


Di Wilayah Puskesmas Sampit
30

20
22
10 21 25 27 27 Jumlah Penemuan
7 12 9 12 17 20 Penderita Daire
0 13
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
Penyakit Diare sampai saat ini masih menjadi Masalah kesehatan Masyarakat, walaupun
secara umum angka kesakitan masih fluktuatif. Diare pada balita merupakan hal yang sangat
berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian. Jumlah total penemuan penderita diare dalam
satu tahun ada 458 kasus.

8. Data Pengobatan Gigi

Tabel 12. Jumlah dan jenis Pelayanan Gigi Puskesmas Sampit Tahun 2017
NO JENIS KUNJUNGAN JUMLAH
1 Kunjungan Rawat Jalan Gigi Baru dan Lama 2253
2 Kunjungan Rawat Jalan Gigi Apras 223
3 Kunjungan Baru Apras 206
4 Kunjungan Rawat Jalan Bumil Ke BP Gigi 4
5 Jumlah Kunjungan Bumil KIA 4
6 Jumlah Murid SD + MI Mendapatkan Yankes Gigi 830
7 Jumlah Murid SD + MI Perlu Perawatan Gigi 830
8 Jumlah Penambahan Gigi Tetap 74
9 Jumlah Pencabutan Gigi Tetap 496
10 Jumlah Pasien BP Gigi Yang Dirujuk 18
JUMLAH 4930

9. Data Obat
Secara keseluruhan stok obat di Puskesmas Sampit belum tercukupi unutk pemenuhan
kebutuhan Pasien, sebagian dari droping Dinas Kesehatan Kabuoaten Kotawaringin Timut
selebihnya dipenuhi dari pembelian obat penggunakan dana JKN Puskesmas. Kesulitan yang
dialami dalam pengellaan obat di Puskesmas Sampit adalah kurangnya Sember Daya Manusia
(SDM) dikarenakan pelaporan obat yang mermacam-macam, pelaksanaan SIKDA yang belum
optimal, tugas rangkap petugas dan terdapat kegiatan luar gedung serta kunjungan pasien yang
banyak sehinga di usulkan untuk penambahan tenaga di pelayanan Obat.
10. Data Pelayanan Laborat

Ttabel 13 Laporan Tahunan aboratorium Puskesas Sampit Tahun 2017


LAPORAN TAHUNAN LABORATORIUM PUSKESMAS SAMPIT
TAHUN 2017

NO PEMERIKSAAN JUMLAH
1 HEMOGLOBIN
2 ANGKA LEKOSIT 662
3 HITUNG JENIS 218
4 LED -
5 HEMATOKRIT 2
6 ANGKA TROMBOSIT 195
7 ANGKA ERITROSIT 207
8 GOLONGAN DARAH -
9 WIDAL 554
10 HBs Ag 145
11 GLUKOSA DARAH -
12 CHOLESTEROL 1612
13 TRIGLICERID 1064
14 ASAM URAT -
15 PP TES 148
16 PH. PROT, RED, DLL 240
17 SEDIMENT 240
18 FAESES RUTIN -
19 PEM JAMUR 14
20 VDRL -
21 PEMERIKSAAN GARAM 24
22 MALARIA 49
23 BTA 49
24 RDT MALARIA -
25 RDT DENGUE 44
26 RDT HIV 251
JUMLAH 6465

11. Data MTBS


Tabel 14. Data MTBS Hasil Kegiatan MTBS Puskesmas Sampit Tahun 2017
HASIL KEGITAN MTBS PUSKESMAS SAMPIT TAHUN 2017

NO INDIKATOR HASIL
1 Jumlah Kunjungan
a. Umur Bayi < 2 Bulan 83
b. Bayi Umur 2-5 Tahun 3793
2 Jenis Kunjungan
a. Kunjungan Baru 3738
b. Kunjungan Lama 151
3 Klasifikasi
a. Pneumonia berat/penyakit sangat berat 2
b. Pneumonia 111
c. Batuk bukan pneumonia 1754
d. Diare dehidrasi berat 0
e. Diare dehidras ringan/sedang 3
f. Diare tanpa dehidrasi 513
g. Diare persisten berat 0
h. Diare persisten 0
i. Disentri 3
j. Penyakit berat dengan demam 0
k. Malaria 0
l. Demam mungkin bukan malaria 78
m. Campak dengan komplikasi 0
n. Campak dengan komplikasi mata/mulut 0
o. Campak 28
p. DBD 2
q. Mungkin DBD 0
r. Demam munkin bukan DBD 200
s. Mastoditis 0
t. Infeksi Telinga Akut 32
u. Infeksi Telinga Kronis 10
v. Tidak ada infeksi Telinga 0
w. Gizi buruk dan atau anemia berat 0
x. BGM 9
y. Tidak BGM dan tidak anemia 0
z. Klasifikasi lain 0
4 Jumlah ditangani 3889
5 Jumlah Dirujuk 69

B. USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


1. Cakupan Kinerja

Tabel 15. Hasil Pencapaian Kinerja Puskesmas Sampit Tahun 2017


JML
TARGET PENCAPAIAN
NO INDIKATOR SASARAN PENCAPAIAN
% %
(ABSOLUT)

I. KIA dan KB
1 Kunjungan bumil K1 196 100% 198 101
2 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 196 100% 189 96,43
3 Cakupan komplikasi kebidanan yang
39 85% 33 84,18
ditangani
4 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 187 100% 178 95
5 Cakupan pelayanan nifas 187 100% 179 95,7
6 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 173 100% 180 104
7 Cakupan neonates komplikasi yang di
26 80% 20 77
tangani
8 Cakupan peserta KB aktif 1315 80% 1162 88
9 Cakupan kunjungan bayi 173 92% 184 106
10 Cakupan pemeriksaan IVA 156 75% 136 87
II Cakupan
1 Pencapaian UCI Desa 2 100% 2 100
2 Cakupan penemuan penderita penyakit
12 100% 8 66,7
TB paru BTA+
3 Cakupan Follow up bulan ke 2, 5 dan 6 12 100% 14 73,7
4 Pengeobatan dengan Oat sesuai standar 14 100% 20 100
5 Cakupan Balita dengan Pneumonia
86 70% 78 90,7
yang ditangani
6 Cakupan penderita diare yang d tangani 370 75% 211 57
7 Cakupan penderita DBD yang di
7 100% 8 100
tangani
8 Pelayanan kesehatan orang dengan
215 100% 238 110,7
resiko terinfeksi HIV
9 Cakupan kelurahan yang mengalami
KLB deilakukan penyedikan 0 100% 0 -
epidemologi
10 Rabies/gigitan binatang penular rabies 3 100% 3 100
11 Cakupan penderita dengan
0 100% 0 -
chikungunya yang ditangani
12 Pelayanan kesehatan penderitaDiabetes
605 100% 114 18,8
Melitus
13 Pelayanan kesehatan hipertensi 302 100% 387 100
14 Pelayanan kesehatan pada usia
5962 100% 4587 75,9
produktif (15-59 Tahun)
15 Penyuluhan penyakit tidak menular 22 100% 22 100
III PROMOSI KESEHATAN
1 Posyandu
- Pratama
- Madya 5 60% 3 60
- Purnama 5 40% 2 40
- Mandiri
2 Cakupan rumah tangga sehat 1759 70% 999 56,79
3 Cakupan keluarga siaga aktif 2 100% 2 100
4 Pelayanan kesehatan pada usia 915 100% 933 101,97
pendidikan sekolah dasar dan lanjutan
5 Pelatihan dokter kecil 12 100% 11 91,67
6 Pelatihan guru UKS 17 100% 12 70,59
7 Penyuluhan UKGS dan sikat gigi masal 20 100% 20 100
IV KESEHATAN LINGKUNGAN
1 JUMLAH Desa/kelurahan yang
2 100% 2 100
melaksanakan STBM
2 Persentase Sarana Air Minum yang
1407 40% 572 40,65
dilakukan Pengawasan
3 Persentase tempat-tempat umum (TTU)
97 54% 61 62,89
yang memenuhi syarat kesehatan
4 Persentasa tempat pengelolaan
makanan (TPM) yang memenuhi syarat 120 20% 35 29,17
kesehatan
5 Persentase rumah yang dilakukan
1759 70% 1250 71,66
pengawasan
Persentase TP pestisida yang dilakukan
2 100% 2 100
6 pengawasan
7 Cakupan Kelurahan ODF 2 50% 0 -
V GIZI
1 Pencapaian Vitamin A febuari dan
agustus
- Bayi 6-12 bulan 87 85% 80 91,9
- Balita 12-60 bulan 670 85% 644 96,1%
2 Cakupan kapsul vitamin A bufas 187 90% 179 95,2%
3 Balita yang ditimbang berat badannya
843 85% 566 67,1%
D/S
4 Pemantauan garam beryodium
221 90% 221 100%
memenuhi syarat
5 Cakupan ibu hamil yang mendapatkan
196 90% 189 96,4%
tablet tambah darah (TTD) min
6 Cakupan balita gizi buruk yang
0 100% 0 0
mendapat perawatan
7 Cakupan remaja putri mendapat TTD 484 20% 891 184%
8 Pelayanan kesehatan Balita 183 100% 1030 122%
9 Cakupan ibu hamil KEK yang
39 65% 10 25,6%
mendapat PMT
10 Balita kurus yang mendapat PMT 843 80% 17 100%
11 Cakupan bayi lahr yang mendapat IMD 173 44% 168 97,1%
12 Presentase BBLR 26 <8% 2 7,7%
13 Balita yang mempunyai KMS 843 95% 843 100%
14 Balita ditimbang yang naik BB (N/D) 843 90% 201 35,5%
15 Balita ditimbang yang tidak naik BB
843 <24% 84 14,8%
(T)
16 Balita ditimbang yang tidak naik BB
843 <24% 6 1%
berturut-turut 2x (2 T)
17 Balita di bawah garis merah (BGM) 854 <4,5% 9 1,6%
18 Cakupan ibu hamil Anemia 196 <28% 64 32,6%
19 Bayi usia kurang dari 6 bulan
86 44% 17 61,8%
mendapat ASI eksekutif
VI LANSIA
1 Posbindu Lansia 48 85% 48 85%
2 Senam lansia 44 90% 46 94%
3 Pemberian susu lansia 11 90% 15 122,7%
4 Pelayanan kesehatan pada lansia (>60
687 100% 715 104%
thn)
VII PKPR
1 Pelatihan kader PKPR 50 100% 50 100%
2 Penyuluhan Kespro 17 80% 21 80%
3 Pembinaan kader PKPR 50 100% 50 100%
4 Konseling PKPR 5 orrang/bulan 5 60% 5 80%
2. Program Kesehatan Ibu dan Anak

Tabel 16. PWS KIA Puskesmas Sampit Tahun 2017


PWS KIA TAHUN 2017

NO KEGIATAN HASIL (%)


1 K1 101%
2 K4 96,43%
3 Persalinan Nakes 95%
4 Kunjungan Nifas 95,7%
5 Bumil Resti yang ditangani 84,18%
6 Pemeriksaan IVA 87%
7 Neonatus komplikasi yang dilayani 77%
8 KN1 104%
9 KN Lengkap 104%
10 Kunjungan Bayi 107%
11 Pelayanan Anak Balita 153%
12 Pelayanan KB 80%

3. Program Keluarga Berencana

Grafik 5. Cakupan Peserta KB aktif di Wilayah Puskesmas Sampit tahun 2017

Cakupan

100

50 95
90 Cakupan
62.6
0
Ketapang
Baamang
Puskesmas

Pelayanan KB Aktif di Puskesmas Sampit Tahun 2017 sudah mencapai target yang
diharapkan. Target yang di harapkan 80% dan pencapaian 90%.

4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Grafik 7. Status Gizi Balita (BB/U) Tahun 2017 Puskesmas Sampit


Dari data status Gizi grafik BB/U untuk Wilayah kerja Puskesmas Sampit ditemukannya
kasus gizi kurang sebesar 12,4%, status gizi baik sebesar 75,8%, status gizi lebih mencapai
11,7%, dan tidak ditemukan kasus gizi buruk.

80 74 75.8

70

60

50 Kurang
36.8 Baik
40
Lebih
30
Buruk
20 12.2 13.7 13.5 12.4 11.7
10 3
0
Ketapang Baamang Puskesmas
Grafik 8. SKDN Puskesmas Sampit Tahun 2017
100
95.9
100 90.9
90
80 70.4
67
70 62.3
D/S
60 49.5
45 K/S
50
40 35.4 N/D'

30 BGM/D
20
10 0 0.6 1.6
0
Ketapang Baamang Puskesmas

Dari grafik diatas perkembangan kegiatan Penimbangan tahun 2017 di wilayah kerja
Puskesmas Sampit diberoleh data K/S untuk semua balita sudah terdaftar dan mempunyai KMS
sebesar 100%, untuk tingkat partisipasi masyarakat D/S 67%, sedangkan untuk N/D’
pertumbuhan balita 35% dan BGM/S <1,6% sudah dikatakan baik sesuai dengan target
indikator kinerja program gizi adalah <4,5%.

5. Program Kesehatan Lingkungan


a. Kondisi Bangunan Rumah

Tabel 17. Jumlah Bangunan Rumah Per Desa Wilayah Puskesmas Sampit Tahun 2017
NAMA SEMI TIDAK
NO PERMANEN TOTAL
KELURAHAN PERMANEN PERMANEN
1 Ketapang 1334 - - 1334

2 Baamang 425 - - 425


JUMLAH 1759
Dari tabel diatas jumlah bangunan rumah yang ada semuanya permanen.

b. Sarana Air Bersih


Sarana air bersih yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Sampit adalah seperti di tabel di
bawah ini:

Tabel 18. Jumlah KK Mengakses Air Bersih Per-Jenis Sarana Wilayah Kerja
Puskesmas Sampit Tahun 2017
Sumur Mata Saringan Sumur
No Kelurahan PAM SPT PMA
Gali Air Air Artetis
1 Ketapang 353 676 84 - - - -
2 Baamang 14 275 5 - - - -
Jumlah 367 951 89 - - - -

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa sarana air bersih yang banyak digunakan diwilayah
Kerja Puskesmas Sampit adalah PAM (753).
c. Jamban Keluarga
Data jumlah kepemilikan jamban yang ada di wilayah Puskesmas Sampit sebagai berikut:
Grafik 9. Jumlah Kepemilikan Jamban di wilayah Puskesmas Sampit tahun 2017

1400 1247
1200

1000

800 Jamban Keluarga


MCK Umum
600
Belum Berjamban
400 289
173
200 62
2 1 0
0
Ketapang Baamang

Dari data diatas kelurahan yang belum memiliki jamban paling banyak adalah Baamang
sebanyak belum berjamban atau kurang lebih 69% belum memiliki jamban.

d. Tempat-tempat Umum
Data sarana tempat-tempat umum (TTU), Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dan Tempat
Pengelolaan Pestisida (TP2) sebagai berikut:

Grafik 10. Data Sarana TTU, TPM, TP2 di Puskesmas Sampit Tahun 2017

94
100 90

80

60 TTU
TPM
40 26 TP2
20 7
2 0
0
Ketapang Baamang

Jumlah sarana Tempat-tempat Umum (TTU) paling banyak berada di kelurahan Ketapang
sebanyak 89 tempat, jumlah tempat pengolahan makanan seperti warung-warung makan,
restaurant paling banyak juga terdapat di Kelurahan Ketapang. Sedangkan untuk TP2
sebanyak 2 tempat hanya terdapat di kelurahan Ketapang.

6. Program Promosi Kesehatan


Grafik 11. Jumlah Tingkat Kemandirian Posyandu Puskesmas Sampit tahun 2017

2
2

1.5
Pratama
1 1 1
Madya
1
Purnama

0.5 Mandiri

0 0
0
Ketapang Baamang
Dari data diatas 5 posyandu yang ada di Puskesmas Sampit, tingkat kemandirian posyandu
purnama 40% atau sebanyak 2 posyandu dan 60% posyandu tingkat madya. Belum ada
posyandu Tingkat posyandu mandiri. Hal ini disebabkan masih kurangnya posyandu yang
mempunyai bangunan sedniri, perdana mandiri juga belum berjalan, program yambahan juga
belum ada. Kedepan puskesmas Sampit mempunyai tugas untuk meningkatkan strata posyandu
yang ada di Puskesmas Sampit.

Grafik 16. Cakupan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskemas Sampit Tahun 2017
100 100
100
90
80
68.38
70
60
Dipantau
50
Ber PHBS
40 28.88
30
20
10 1
0
Ketapang Baamang

Dari data cakupan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Sampit Tahun 2017 belum
mencapai target 70% karena pencapaiab Puskesmas Sampit hanya 56,79%. Ada peningkatan
cakupan PHBS dari tahun 2016 yaitu 51,17%. Progres cakupan PHBS rumah tangga masih
rendah, disebabkan 10 indikator PHBS rumah tangga harus terpenuhi untuk kategori rumah sehat
ber PHBS, 2 indikator yang menjadi permasalahan yaitu PHBS tidak merokok dalam rumah dan
jamban sehat, penyuluhan yang tidak tepat sasaran, dan dukungan dari lintas sektor terhadap
PHBS di wilayah kerja Puskesmas Sampit.

7. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Tabel 19. Evaluasi Hasil Kgiatan P2M Puskesmas Sampit Tahun 2017
PENCAPAIAN TH
NO KEGIATAN TARGET
2017
1 Penemuan penderita 10% x Balita (860) = 86 78 Penderita Pneumonia
Pneumonia Balita Bslita 90,7%
2 Penemuan Pasien baru TB 64/100.000 x Penderita 8 Penderits BTA positif
BTA Positif (%) (8.362) = 5.351. Pasien BTA 66,7%
positif x 70% - 12

3 Penemuan Penderita 423/1000 x penderita (8764) 211 penderita Diare


Diare (%) x 10% = 370 Pasien Diare 57%

Dari data diatas penderita Pneumonia Balita sudah tercapai dari target yaitu 86% dan
sudah mencapai 90,7%. Penemuan pasien baru TB BTA positif masih kurang dari target yaitu
90% dan baru tercapai 66,7%. Hal ini disebabkan masih kurang kesadaran masyarakat tentang
penyakit TB Paru, dan kurangnya survei kontak disebabkan penderita dengan BTA + yang
berasal dari luar wilayah kerja tidak bisa dilakukan survey kontak.
Penemuan penderita diare sebanyak 57% belum mencapai target yang seharusnya 1005.
Penyebabnya adalah fasilitas kesehatan swasta di wilayah puskesmas Sampit cukup banyak dan
data dari fasilitas kesehatan swasta tidak bisa di dapatkan.
8. Program Kespro dan PKPR

Tabel 20. Hasil Kegiatan Kepro dan PKPR Puskesmas Sampit Tahun 2017
No Kegiatan Target Pencapaian
1 Pelatihan kader PKPR 100% 100%
2 Pembinaan kader PKPR 100% 100%
3 Penyuluhan Kespro 80% 80%
4 Konseling PKPR 5 org/bulan 60% 80%
Dari tabel diatas Hasil Kegiatan Kespro dan PKPR Puskesmas Sampit Tahun 2017 sudah
memenuhi target yang diharapkan.

9. Program Usila

Tabel 21 Usila Puskesmas Sampit Tahun 2017 menurut golongan umur


No Golongan Umur Hasil Jumlah
1 L 707 1284
45-59
P 577
2 L 290 558
60-69
P 268
3 L 67 135
>70
P 68
TOTAL 1977

Dari tabel diatas Puskesmas Sampit memiliki usia lanjut ada 1977. Menurut golongan umur (45-
59) jumlah lansia 1284, menurut golongan umur (60-69) jumlah lansia 558, menurut golongan
umur (>70) jumlah lansia 135.

10. Program Jiwa


Tabel 22. Program Jiwa Puskesmas Sampit Tahun 2017
No Program Pencapaian Target
1 Deteksi Dini masalah kesehatan jiwa 100% 100%
dan napza
2 Pendampingan Penderita Gangguan 100% 100%
Jiwa dan Napza

Dari tabel diatas Penemuan kasus gangguan jiwa tahun 2017 ada 14 kasus, kunjungan rumah
untuk penderita gangguan jiwa pencapaian 39 kali.

C. Hasil Kinerja Puskesmas


Grafik 12. Hasil Kinerja Penilaian Kinerja Puskesmas Sampit Tahun 2017

REKAPITULASI PERHITUNGAN CAKUPAN KOMPONEN KEGIATAN


KINERJA PUSKESMAS
Puskesmas : Sampit
Kabupaten/Kota : Kotawaringin Timur
Tahun : 2017
Hasil Pencapaian
No Komponen Kegiatan
(%)
1 Upaya Promosi Kesehatan 96,46
2 Upaya Kesehatan Lingkungan 82,68
3 Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak Termasuk Keluarga Berencana 90,19
4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 80,16
5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 88,38
6 UKM Pengembangan 95,73
7 UKP 93,76

Sampit, 13 Januari 2018

Mengetahui:
Kepala Dinas Kesehatan Kepala Puskesmas
Kabupaten Kotawaringin Timur

dr. FAISAL NOVENDRA CAHYANTO, M.Kes .....................


Pembina Tingkat I
NIP.
REKAPITULASI CAKUPAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS SAMPIT TAHUN 2017

Cakupan Pelayanan Manajemen


KETERANGAN
% Kelompok % Kelompok
PUSKESMAS SAMPIT 89,62 Kinerja Baik 9,96 Kinerja Baik

KINERJA PUSKESMAS SAMPIT 2017


Series 1

KIA DAN KB
100
95 90
UKP94 90 96
PROMKES
85
80
75
70
83
UKM PENGEMBANGAN
96 KESLING
80
88
P2P GIZI

cakupan pelayanan bumil dan bufas tahun 2017


LKM
140
120
KN1 100 K4
80
60
40
20 Ketapang
0
Baamang
KB AKTIF IBU KOMPLIKASI

BUFAS PN
% cakupan pelayanan imunisasi bayi tahun 2017

DPTI + HB1
120
100
80 DPT3 + HB3
60
40
20 Ketapang
0
IMUNISASI DASAR Baamang
CAMPAK
LENGKAP

POLIO 4 BCG

Hasil rekapitulasi penilaian kinerja Puskesmas Sampit tahun 2017 : Cakupan pelayanan, dan
manajemen semuanya masuk dalam kelompok kinerja baik.

D. Hasil IKM
Hasil pelaksanaan survei IKM di Puskesmas Sampit yang dilaksanakan dua kali setahun
yaitu periode April dan Oktober 2017 diperolehan hasil sebagai berikut:

Tabel 23. Hasil IKM di Puskesmas Sampit Tahun 2017


No Unsur Pelayanan NRR

1 Prosedur Pelayanan 3173

2 Persyaratan Pelayanan 3140

3 Kejelasan dan Kepastian Petugas Pelayanan 3180

4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 3160

5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 3221

6 Kemampuan Petugas Pelayanan 3235

7 Kecepatan Pelayanan 3020

8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan 3200

9 Kesopanan Keramahan Petugas 3207

10 Kewajaran Biaya Pelayanan 3300

11 Kepastian Biaya Pelayanan 3393

12 Ketepatan Jadwal Pelayanan 3280

13 Kenyamanan Lingkungan 3287

14 Keamanan Pelayanan 3280

Rata-rata 3200

Nilai IKM 8001


No Unsur Pelayanan NRR

1 Prosedur Pelayanan 3173

2 Persyaratan Pelayanan 3141

3 Kejelasan dan Kepastian Petugas Pelayanan 3243

4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 3268

5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 3201

6 Kemampuan Petugas Pelayanan 3267

7 Kecepatan Pelayanan 3403

8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan 3248

9 Kesopanan Keramahan Petugas 3289

10 Kewajaran Biaya Pelayanan 3289

11 Kepastian Biaya Pelayanan 3507

12 Ketepatan Jadwal Pelayanan 3447

13 Kenyamanan Lingkungan 3393

14 Keamanan Pelayanan 3407

Rata-rata 3317

Nilai IKM 8245

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan nilai IKM periode oktober meningkat dibandingkan
bulan april 2017, ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam hal mutu pelayanan yang diberikan oleh
puskesmas sampit yang berdampak dengan terjadinya peningkatan kepuasan pelanggan pengguna layanan
di puskesmas sampit. Masih ada unsur yang masih ahrus ditingkatka yaitu: persyaratan pelayanan: 3141
dan tanggungjawab petugas pelayanan 3201 menjadi tugas seluruh staff puskesmas untuk bekerja secara
bertanggung jawab dan meningkatkan sosialisasi tentang persyaratan pelayanan seperti yang diharapkan
pelanggan.
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH

PERUMUSAN MASALAH

I. SURVEY MAWAS DIRI TAHUN 2017

A. IDENTIFIKASI MASALAH DARI HASIL SMD


NO UPAYA TARGET PENCAPAIAN MASALAH

UKM ESENSIAL

1 PROMKES
Rendahnya PHBS tidak 70% 50,9% - Masih rendahnya PHBS tidak merokok
merokok dalam rumah dalam rumah yaitu 50,9% dari 316
rumah tangga yang dilakukan survei
oleh 65,2% masyarakat Kelurahan
Ketapang dan Kelurahan Baamang
sebanyah 42,4% masyarakat elurahan
Ketapang yang masih merokok di dalam
rumah
- Waktu : januari 2017
- Tempat : kelurahan Ketapang dan
Klurahan Baamang
- Sasaran : Masyarakat/seluruh anggota
keluarga yang belum menerapkan PHBS
tidak merokok dalam rumah.
- Alasan : sudah menjadi kebiasaan
merokok dalam rumah, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang
bahaya/akibat merokok dalam rumah,
kurangnya sosialisasi dan media promosi
kepada sasaran bapak-bapak tentang
penerapan rumah tanpa asap rokok.
Keaktifan masyarakat ke 85% 71,8% - Rendanya keaktifan masyarakat
posyandu kelurahan Ketapang dan Kelurahan
Maamang ke posyandu yaitu 71,8%, dari
316 rumah tangga yang di survei oleh
67,9% masyarakat kelurahan Ketapang,
dan 82% masyarakat kelurahan
Baamang yang aktif ke posyandu.
- Waktu : Januari 2017
- Tempat : kelurahan Ketapang dan
Kelurahaan Baamang
- Sasaran : masyarakat/rumah tangga yang
tidak aktif ke posyandu
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya posyandu, faktor ibu/kelurga
sibuk bekerja, kurangnya daya tarik
posyandu, kurangnya dukungan
lingkungan sekitat terkait.
ASI ekslusif 70% 57,8% - Rendahnya pemberian ASI ekslusif pada
bayi 0-6 bulang yaitu 57,8%. Dari 316
rumah tangga yang di survei 0leh 76
rumah tangga yang memiliki bayi dan
sebanyak 54,2% masyarakat kelurahan
Ketapang dan 100% masyarakat
kelurahan Baamang bayinya pada sasat
usia 0-6 bulan diberikan ASI Ekslusif.
- Waktu : 7 januari 2017
- Sasaran : rumah tangga yang memiliki
bayi berusia 0-6 bulan yang tidak
diberikan ASI ekslusif.
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya ASI ekslusif, faktor ibu
bekerja, kurangnya dukungan keluarga.
2 KIA-KB
Kunjungan ANC 100% 77% - Dari 316 rumah tangga yang di survei
minimal 4 kali (K4) diperoleh data sebanyak 44 ibu hamil.
Dari 44 ibu hamil ada 34 ibu hamil yang
rutin periksa minimal 4 kali dan 10 yang
tidak periksa rutin.
- Waktu : januari 2017
- Sasaran : ibu hamil
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya periksa kehamilan secara
rutin.
Responden yang 80% 50,3% - Dari 316 rumah yang disurvei, diperoleh
mengetahui informasi data 50,3% responden yang mengetahui
tentang pemeriksaan informasi tentang pemeriksaaan IVA
IVA dan 49,7% yang tidak mengetahui
informasi tentang pemeriksaan IVA.
- Waktu : januari 2017
- Sasaran :wanita usia subur yang sudah
berkeluarga
- Alasan : sosialisasi yang belum
maksimal mencakup seluruh sasaran,
kurangnya media informasi tentang
pemeriksaan IVA.
Partisipasi ibu hamil 70% 4,5% - Dari 316 rumah tangga yang disurvei
dalam kelas ibu hamil dibperoleh data ibu hamil sebanyak 44
ibu hamil. Dari 44 ibu hamil yang
disurvei, diperoleh 4,5% (2 ibu hamil)
yang ikut serta aktif dalam kelas ibu
hamil.
- Waktu : januari 2017
- Sasaran : ibu hamil
- Alasan : ibu sudah mendapatkan
konseling ketika melakukan ANC di
faskes, partisipsi ibu hamil masih kurang
karena banyak yang bekerja.

3 GIZI
ASI Ekslusif 44% 57,8% - Dari 316 rumah tangga yang disurvei ada
76 rumah tangga yang memiliki bayi.
Hasil pemberian ASIekslusif pada bayi
0-6 bulan diperoleh 57,8%. Masih ada
sekitar 42,2% yang tidak diberikan ASI
ekslusif.
- Waktu : Januari 2017
- Sasaran : kelurahan Ketapang dan
Kelurahan Baamang.
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya ASI ekslusif, kurangnya
dukungan keluarga.
Balita ditimbang tiap 85% 71,8% - Dari 316 rumah tangga yang di survei
bulan ada 142 rumah tangga yang memliki
balita. Dari hasil responden bahwa balita
yang ditimbang tiap bulan diperoleh
71,8%. Masih ada sekitar 28,2% yang
tidak menimbang balitanya setiap bulan.
- Waktu : januari 2017
- Tempat : kelurahan ketapang dan
kelurahan baamang
- Sasaran : balita yang tidak di timbang
tiap bulannya.
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menimbang balita
setiapbulan, orang tua balita tidak
membawa anaknya ke posyandu karena
merasa sudah diimunisasi lengkap.
Vitamin A 85% 87,5% - Dari 316 rumah tangga yang disurvei ada
142 rumah tangga yang memiliki balita.
Dadri hasil responden bahwa balita ang
mendapatkan Vitamin A diperoleh
87,%%. Masih ada sekitar 22,5% yang
tidak mendapatkan vitamin A pada bulan
Februari dan Agustus 2017.
- Waktu : januari 2017
- Tempat : kelurahan ketapang dan
kelurahan baamang
- Sasaran : balita yang tdak mendapat
vitamin A
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemberian Vitamin A.

4 P2P
Status Imunisasi Dasar 100% 96,5% - Dari 316 rumah tangga yang disurvei ada
Lengkap 113 rumah tangga yang memiliki bayi.
Dari hasil surbey, bayi yang sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
sebanyak 96,4% (109 bayi)
- Waktu : januari 2017
- Tempat : kelurahan ketapang dan
kelurahan baamang
- Sasaran : bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemberian imunisasi dasar
lengkap.
Cakuan Pengetahuan 80% 51,6% - Masih rendahnya pengetahuan
tentang TB Paru (51,6%) masyarakat tentang penyakit TB Paru.
Dari 316 rumah tangga yang di survei di
peroleh 51,5% yang mengetahui tentang
TB Paru.
- Waktu : januari 2017
- Temat : kelurahan ketapang dan
kelurahan baamang
- Sasaran : masyarakat
- Alasan : sosialisasi yang kurang
maksimal, kurangnya kerjasama
masyarakat dalam kegiatan penyuluhan,
media informasi tentang penyakit TB
Paru masih minim.
Cakupan Penderita PTM 100% 73,5% - Masih rendahnya cakupan penderita
melakukan pengobatan PTM yang melakukan pengobatan
secara teratue (73,5%) secara rutin dan teratur. Dari 316 rumah
tangga yang di survei diperoleh 87 orang
penderita PTM dan sebanyak 64 orang
(73,5%) yang berobat secara rutin/teratur
ke fasilitas kesehatan.
- Waktu : januari 2017
- Tempat : Kelurahan Ketapang dan
kelurahan Baamang.
- Sasaran : masyarakat usia .15 tahun.
- Alasan : rendahnya pengetahuan (53,8%)
dan media informasi masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaaan dini terhadap
penyakit tidak menular.

5 KESLING
Rendahnya Cakupan BAB 100% 82,9% - Rendahnya cakupan BAN di jamban
di Jamban Sehat sehat yairu 82,9%. Dari 316 rumah
tangga yang disurvei diperoleh 39,1%
masyarakat kelurahan Baamang dan 8%
masyarakat kelurahan Ketapang yang
masih BAB sembarangan.
- Waktu : januari 2017
- Tempat : kelurahan ketapang dan
kelurahan baamang
- Sasaran : masyarakat yang masih BAB
sembarangan
- Alasan : kebiasaaan yang sudah turun
temurun, faktor ekonomi dan kondisi
geografis di bantaan tepi sungai.
Rendahnya Cakupan 90% 76,5% - Dri 316 rumah tangga yang di survei
Pengolahan Sampah diperoleh data 22,8% masyarakat
Rumah Tangga kelurahan baamang dan 98,6%
masyarakat kelurahan ketapang yang
masih buang sampah sembarangan di
sungai dan pekarangan.
- Waktu : Januari 2017
- Tempat : kelurahan ketapang dan
kelurahan baamang
- Sasaran : masyarakat yang perilakunya
masih buang sampah sembarangan.
- Alasan : kebiasaan masyarakat yang
masih membuangsampah sembarangan,
belum ada sarana TPS sementara di
daerah Sungai.
Rendahnya Pengelolaan 90% 56,4% - Dari 316 rumah tangga yang di survei
Air Limbah Rumah diperoleh 91,2% masyarakat kelurahan
Tangga Yang Sehat Baamang dan 41,9% masyarakat
kelurahan ketapang yang pengolahan air
limbah rumah tangganya tidak
memenuhi syarat.
- Waktu : januari 2017
- Tempat : kelurahan ketapang dan
kelurhan baamang.
- Sasaran : masyarakat yang pengolahan
air limbah rumah tangganya tidak
memenuhi syarat.
- Alasan : kurangnya pengetahuan dan
kesadaran, faktor ekonomi, kondisi
rumah panggung dan sekitar sungai.

6 UKP
Kecepatan Pelayanan 20 33,33% - Dari 316 rumah tangga yang disurvei
(waktu tunggu pelayanan diperole sebanyak 31,66% masyarakat
mulai dari pendaftaran yang membutuhkan pelayanan kesehatan
hingga pasien yang cepat, tanpa harus menunggu lama.
mendapatkan Obat) - Waktu : januari 2017
- Tempat : Puskesmas Sampit
- Sasaran : masyarakat/pasien
- Alasan : pasien menunggu terlalu lama
karena:
a. Jumlah pegawai di beberapa unit
pelayanan yang kurang/terbatas
sehingga tidak dapat memberikan
pelayanan yang cepat.
b. Penggunaan aplikasi SIKDA
bridging P-Care disebua unit
pelayanan.
c. Jumlah kunjungan pasien yang
banyak dalam satu waktu sehingga
menyebabkan petugas kewalahan
dalam melayani pasien.

Prosedur Pelayanan (Tata 13 21,66% - Dari 316 rumah tangga yang di survei
cara dan kemudahan diperoleh sebanyak 21,66% masyarakat
pasien dalam mendapatkan yang membutuhkan prosedur pelayanan
pelayanan ) yang mudah
- Waktu : januari 2017
- Tempat : Puskesmas Sampit
- Sasaran : masyarakat/pasien
- Alasan : kurangnya sosialisasi dari
petugas kepadapasien/masyarakat
tentang prosedur, administrasi, tata cara
pelayanan mulai dari pendaftaran hingga
mendapatkan obat.
Petugas pemberi layanan 4 6,66% - Dri 316 rumah tangga yang di survei,
(perilaku petugas dalam diperoleh sebanyak 6,66% masyarakat
memberikan pelayanan yang membutuhkan pelayanan yang
kepada pasien) ramah, ikhlas dan sepenuh hati.
- Waktu : Januari 2017
- Tempat : Puskesams Sampit
- Sasaran ; pasien/masyarakat
- Alasan : petugas yang memberikan
pelayanan kepad apasien kurang ramah
karena mungkin petugas sedang dalam
kondisi emosional yang kurang baik.
Fasilitas Pelayanan 4 6,66% - Dari 316 rumah tangga yang disurvei
(Kelengkapan sarana, alat diperoleh sebanyak 6,66% masyarakat
medis dan non medis yang yang membutuhkan kelengkapan sarana,
ada dipuskesmas Sampit alat medis dan non medis dalam
sebagai penunjang menunjang pelayanan.
pelayanan kepada pasien) - Waktu : januari 2017
- Tempat : Puskesmas Sampit
- Sasaran : pasien/masyarakat
- Alasan : kelengkapan sarana, alat medis
dan non medis yanga ada di puskesmas
juga tergantung dari Dinas Kesehatan
Kabupaten, selain itu karena
keterbatasan anggaran puskesmas tidak
mampu melengkapi peralatan yang ada
di puskesmas
Jaminan Kesehatan (pasien 19 31,66% - Dari 316 rumah tangga yang disurvi,
yang belum memiliki diperoleh sebanyak 31,66% masyarakat
Jaminan Kesehatan yang membutuhkan kartu Jaminan
Nasiona (JKN) Kesehatan/Kartu JKN/kartu BPJS/kartu
jamkesmas.
- Waktu : januari 2017
- Tempat : Puskesams Sampit
- Sasaran : pasien/masyarakat
- Alasan : banyaknya masyarakat
kelurahan Ketapang dan kelurahan
Baamang yang belum mendapatkan
kartu karena pendataan yang dilakkan
perangkat desa belum menyeluruh dan
adanya pengurangan kuota penerima
kartu BPJS (PBI)

B. PRIORITAS MASALAH
Dengan melihat adanya kesenajangan antara target dan hasil yang dicapai dari kegiatan
program puskesmas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah dan penentuan prioritas
masalah sebagai berikut:

a. Promkes

Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3


Rendahnya PHBS Rendahnya
Rendahnya keaktifan
tidak merokok pemberian ASI
ke posyandu
dalam rumah Eksekutif
Tingkat Urgensi (U) 4 2 3
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 3 3
(G )
UxSxG 64 18 27
Peringakat I III II

b. Kesehatan Lingkungan

Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3


Penggolongan Penggolongan Air
Cakupan BAB di
Sampah Rumah Limbah Rumah
Jamban Sehat
Tangga Tangga
Tingkat Urgensi (U) 4 3 2
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 2
Tingkst Perkembangan
4 3 2
(G )
UxSxG 64 27 8
Peringakat I II III
c. KIA dan KB

Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3


Responden yang
Kunjungan ANC Partisipasi Ibu Hamil
mengetahui informasi
minimal 4 Kali dalam Kelas Ibu
mengenai pemeriksaan
(K4) Hamil
IVA
Tingkat Urgensi (U) 4 4 2
Tingkat Keseriusan (S) 3 3 3
Tingkst Perkembangan
3 4 3
(G )
UxSxG 36 48 18
Peringakat II I III

d. P2P

Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3


Cakupan Cakupan Penderita
Pengetahuan Status Imunisasi PTM Melakukan
masyarakat tentang Dasar Lengkap Pengobatan Secara
TB Paru (51,6%0 Teratur (73,5%)
Tingkat Urgensi (U) 4 3 2
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 4 3
(G )
UxSxG 64 36 18
Peringakat I II III

e. Program Gizi

Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3


Responden yang
Kunjungan ANC Partisipasi Ibu Hamil
mengetahui informasi
minimal 4 Kali dalam Kelas Ibu
mengenai pemeriksaan
(K4) Hamil
IVA
Tingkat Urgensi (U) 4 3 3
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 3 4
(G )
UxSxG 64 27 36
Peringakat I III II

f. UKP

Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3


Responden yang
Kunjungan ANC Partisipasi Ibu Hamil
mengetahui informasi
minimal 4 Kali dalam Kelas Ibu
mengenai pemeriksaan
(K4) Hamil
IVA
Tingkat Urgensi (U) 4 3 4
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 2 3
(G )
UxSxG 64 18 36
Peringakat I III II
C. MENCARI AKAR MASALAH
PROMKES FISH BONE

1. SARANA:
Media promosi tentang PHBS tidak merokok
dalam rumah (-)
Tempat untuk melkukan sosialisasi masih
belum
2. MANUSIA:
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
RENDAHNYA PHBS TIDAK pentingnya rumah tanpa asap rokok.
MEROKOK DALAM RUMAH
Prilaku BABS yang sudah menjadi tradisi.
3. DANA:
Anggaran sosialisasi/penyuluhan (+)
4. METODE:
Penyuluhan yang belum tepat sasaran
5. LINGKUNGAN:
Dukungan lingkungan sekitar

KIA dan KB
1. SARANA:
Ruangan kurang memadai
2. MANUSIA:
Kurang oengetahuan dan kesadaran ibu hamil
tentang pentingnya kelas ibu hamil, ibu
merasa sudah mendapatkan konseling pada
saat pemeriksaan ANC di Fiskes.
PARTISIPASI IBU HAMIL DALAM Petugas kurang mensosialisasikan tentang
KELAS IBU HAMIL BELUM kelas ibu hamil.
TERCAPAI (4,5%)
3. DANA:
Cukup memadai
4. METODE:
Waktu pelaksanaan kelas ibu hamil belum
maksimal (belum optimal)
5. LINGKUNGAN:
Dukungan jejaring (+)

KESEHATAN LINGKUNGAN

1. SARANA:
Keterbatasan lahan untuk septic tank
2. MANUSIA:
Tingkat pendidikan masih kurang terutama
dari segi kesehatan lingkungan.
Kurangnya kesadaran amsyarakat untuk
bergotong royong membuat jamban.
Kebiasaan tentang BABS di sungai sedah
menajdi tradisi turun temurun
CAKUPAN KK YANG MENGAKSES
JAMBAN SEHAT (82,9%) 3. DANA:
Tingkat ekonomi yang kurang mampu
4. METODE:
Belum ada metode yang tepat untuk
pembuatan jamban terutama untuk daerah
bantaran tepi sungai
5. LINGKUNGAN:
Keadaan geografi yang berada fi tepi sungai
dan mengalami pasang surut
GIZI

1. SARANA:
Tempat posyandu kurang menarik dan fasilitas
kurang memadai.
2. MANUSIA:
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat untuk datang ke posyandu.
Sosialisasi oleh petugas perlu di tingkatkan.
BALITA DITIMBANG TIAP BULAN 3. DANA:
(71,85) Tidak ada dana untuk pemeliharaan posyandu

4. METODE:
Penyuluhan belum efektif

5. LINGKUNGAN:
Kebersihan (-)
Kenyamanan (-)
Dukungan lingkungan sekitar terkait (-)
D. PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
ALTERNATIF PEMECAHAN
PRIORITAS PENYEBAB
NO PEMECAHAN MASALAH
MASALAH MASALAH
MASALAH TERPILIH
- Kesadaran Pendampingan Penyuluhan PHBS tidak
masyarakat masyarakat/rumah tangga merokok daam rumag
kurang tidak sehat, penyuluhan bekerja sama dengan Tim
- Dukungan PHBS tidak merokok dalam penggerak rumah tanpa
PROMKES: lingkungan rumah bekerja sama dengan asap rokok (sasaran
sekitar kurang Tim Penggerak rumah tanpa bapak-bapak perokok)
1 PHBS tidak merokok
- Penyuluhan tidak asap rokok, penyuluhan advokasi tingkat
dalam rumah (50,9%) tepat sasaran PHBS rumah tangga, kelurahan dan MMK
- Media promosi advokasi tingkat kelurahan. (kerjasama lingkungan
kurang sekitar), pendampingan
masyarakat/rumah tangga
tidak sehat.
- Keadaan ekonomi - Kerja sama lintas sektor - Kerjasama dengan
masyarakat yang dengan pihak swasta pihak wasta/CSR untuk
kurang CSR, Dinas PU, Dinas bantuan material
- Kebiasaan BABS Kesehatan dan Koramil berupa semen,
di sungai - Sosialisasi tentang mengirimkan data KK
- Keadaan pentingnya merubah yang masih BABS di
geografis di tepi perilaku untuk tidak Kelurahan Ketapang
KESEHATAN sungai BABS sembarangan di dan kelurahan
sungai dengan pemutaran Baamang ke Dinas PU
LINGKUNGAN
video testimoni warga dan Koramil untuk
2 Rumah tangga yang yang sudah menggunakan membantu tenaga.
mengakses jamban sehat jamban sehat - Monitoring pasca
(82,9%) - Monitoring pasca pemicuan untuk warga
pemicuan untu warga yang masih BAB
yang masih BAB sembarangan.
sembarangan - Koordinasi dengan
- Mencari teknologo yang Dinas Kesehatan
tepat guna untuk bisa tentang teknologi yang
ditetapkan di wiayah tepi tepat guna untuk daerah
sungai bantaran tepi sungai )
- Pengetahuan ibu - Melakukan pendataan - Sosialisasi tentang keas
tentang kelas ibu jumlah ibu hamil di ibu hamil pad asaat
hamil masih wilyah kerja PKM pelayanan ANC di
KIA dan KB kurang - Sosialisasi tentang kelas puskesmas dan di
Partisipasi ibu hamil - Sosialisasi oelh ibu hamil pada saat pertemuan kader.
3 petugas masih pelayanan ANC di - Membuat metode kelas
dalam kelas ibu hamil
(4,5%) kurang puskesmas dan di ibu hamil menjadi lebih
pertemun kader menarik.
- Membuat metode kelas - Bekerjasama dengan
ibu hamil pihak swasta dalam
- Kurangnya - Melakukan sosialisasi - Melakukan sosialisasi
pengetahuan dan kepada masyarakat untuk kepada masyarakat
kesadaran membawa anaknya ke untuk membawa
masyarakat posyandu. anaknya ke posyandu.
datang ke - Meningkatkan peran serta - Meningkatkan peran
posyandu. kader pada kegiatan serta kader pada
- Sosialisasi posyandu. kegiatan posyandu.
penyuluhan - Melakukan pembinaan - Melakukan pembinaan
petugas belum kepada ibu balita pada kepada ibu balita pada
GIZI efektif. kelas ibu balita. kelas ibu balita.
4 Balita ditimbang tiap - Sarana dan - Memasukkan usulan - Memasukkan usulan
bulan (71,8%) prasarana belum sarana dan prasarana asrana dan prasarana
memadai. posyandu dalam posyandu dalam
- Dukungan perencanaan musrenbang. perencanaan
lingkungan - Menyampaiakan musrenbang.
sekitar belum hambatan capaian - Menyampaikan
maksimal program pada kegiatan hambatan capaian
lokmin linsek untuk program pada kegiatan
mendapatkan dukungan. lokmin linsek untuk
mendapatkan
dukungan.
Sosialisasi belum - Melakukan penyuluhan - Melakukan penyuluhan
maksimal, tentang penyakit TB Paru tentang penyakit TB
kurangnya di masyarakat (sasaran Paru di masyarakat
kerjasama dalam bapak-bapak). - Melibatkan peran kader
P2P kegiatan - Melibatkan peran kader dalam kegiatan
5 Pengetahuan tentang TB penyuluhan, dalam kegiatan sosialisasi sosialisasi ke
Paru (68%) penyuluhan tidak ke masyarakat. masyarakat.
tepat sasaran, - Memasang media - Memasang media
penyebaran media informasi mengenai TB informasi mengenai TB
informasi TB masih di kelurahan dan di kelurahan dan
kurang. posyandu. posyandu.
Jumlah pegawai - Mengajukan pengusulan - Mengajukan
UKP yang terbatas, penambahan pengusulan
6 Pelayanan yang terlalu kunjungan pasien tenaga/pegawai sesuai penambahan tenaga /
lama (33,33%) yang banyak, dengan analisis beban pegawai sesuai dengan
penggunaan aplikasi kerja (ABK). analisis beban kerja
SIKDA yang sering - Koor dinasi dengan Dinas (ABK).
terhambat. Kesehatan tentang - Koordinasi dengan
pelaksanaan aplikasi Dinas Kesehatan
SIKDA agar tidak tentang pelaksanaan
menghambat pelayanan. aplikasi SIKDA agar
- Membatasi kunjungan tidak menghambat
pasien ke puskesmas pelayanan.
sampit.

II. PENCAPAIAK KINERJA TAHUN 2017


A. IDENTIFIKASI MASALAH
NO PROGRAM PENCAPAIAN TARGET PERMASALAHAN
1 PROMKES
Rumah Tangga PHBS 56,79% 70% Belum Tercapai
Posyandu Purnama 40% 40% Tercapai
Cakupan Kelurahan Siaga 100% 100% Tercapai
UKS
Screnning Anak Sekolah 100% 100% Tercapai
Pembinaan Sekolah
100% 100% Tercapai
SD (Pelatihan dokter kecil dan
pembinaan guru UKS)
Penyuluhan UKGS

Penyuluhan PSN

Penyuluhan PHBS
100% 100% Tercapai
Penyuluhan ISPA

Penyuluhan Diare

KESEHATAN
2
LINGKUNGAN
Sarana TTU yang memenuhi
57,73% 54% Tercapai
syarat kesehatan
Sarana TPM yang memenuhi
27,50% 20% Tercapai
syarat kesehatan
Akses penduduk terhadap
54,67% 40% Tercapai
sarana air bersih/minum
Kualias air minum yang
100% 80% Tercapai
memenuhi syarat kesehatan
KK yang mengakses jamban
79,53% 100% Belum Tercapai
sehat
Rumah yang memenuhi syarat
59,68% 70% Belum Tercapai
kesehatan
3 KIA DAN KB
Kunjungan Bumil K1 100% 101% Tercapai
Cakupan kunjungan ibu hamil
100% 96,43% Tidak Tercapai
K4
Cakupan komplikasi kebidanan
85% 84% Tidak Tercapai
yang ditangani
Pelayanan kesehatan ibu
100% 95% Tidak Tercapai
bersalin
Cakupan pelayanan Nifas 100% 95,7% Tidak Tercapai
Pelayanan kesehatan bayi baru
100% 104% Tercapai
lahir
Cakupan neonates komplikasi
80% 77% Tidak Tercapai
yang di tangani
Cakupan peserta Kbaktif 80% 80% Tidak Tercapai
Cakupan kunjungan bayi 92% 106% Tercapai
Cakupan peme
75% 80% Tidak Tercapai
riksaan IVA
PELAYANAN
4
KESEHATAN GIGI
Penyuluhan sikat gigi masal 100% 100% Tercapai
UKGS Th I, II 100% 100% Tercapai
Pasien perhari 15org/hari 15org/hari Tercapai
PELAYANAN
5
KESEHATAN JIWA
Cakupan kunjungan rumah
94% 100% Belum Tercapai
gangguan jiwa
6 IMUNISASI
Cakupan imunisasi
89% 85%
HB 0
99% 95%
Dcg
92,2% 90% Tercapai
DPT-HB-HIB 3
93% 90%
POLIO 4
95% 90%
CAMPAK
Imunisasi Sekolah
Campak 98.9% 95% Tercapai
DT-TD 98,8% 95%
Tidahk ada kasus KIPI
KIPI Berat 0
Berat
7 SURVAILANS
Laporan W2 dikirim tepat
<100% 100% Belum Tercapai
waktu
8 P2P
Kinerja Penemuan Pleumonia
90,7% 70% Tercapai
Balita
Cakupan Diare 57% 75% Belum Tercapai
Cakupan BTA + 66,7% 100% Belum Tercapai
Pengobatan dengan OAT
100% 100% Tercapai
standar
Belum Tercapai
Cakupan Follow Up bulan 2,5
73,7% 100% (pengobatan masih
dan 6
berjalan)
Cakupan DBD 100% 100% Tercapai
Cakupan Penderita Cikungunya 100% 100% Tercapai
Cakupan Penderita Gigitan
100% 100% Tercapai
Hewan Penular Rabies
9 PROGRAM GIZI
Balita yang ditimbang berat
67,12% 85% Tidak Tercapai
badannya D/S
Balita yang ditimbang berat
35,46% 90% Tidak Tercapai
badannya (N/D)
Balita di bawah garis merah
1,5% 4,5% Tercapai
(BGM)
Bayi usia kurang dari 6 bulan
61,8% 44% Tercapai
mendapat ASI Ekslusif
Balita ditimbang yang tidak
14,86% <24% Tercapai
naik BB (T)
Presentase BBLR 7,68% <8% Tercapai
Konsultasi Gizi (Pelayanan) 75% 80% Tidak Tercapai
Pemantauan garam beryodium 100% 90% Tercapai
Anemia bumil 32,65% <28% Tidak Tercapai
Cakupan Vitamin A Bufas 95% 90% Tercapai
Cakupan Vitamin A pada Bayi 91% 85% Tercapai
Cakupan Vitamin A pada balita 96% 85% Tercapai
Cakupan ibu hamil TTD 96% 90% Tercapai
Cakupan remaja putri mendapat
184% 20% Tercapai
TTD
10 PEMANTAUAN HAJI
Pemeriksaan kesehatan calon 100% 100% Tercapai
jemaah haji tahap I
Pemeriksaaan kesehatan calon 100% 100% Tercapai
jemaah haji tahap II
Pelacakan K3JH 0% 100% Belum Tercapai

B. PRIORITAS MASALAH
Dengan melihat adanya kesenjangan antara target dan hasil yang dicapai dari kegiatan program
Puskesas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah dan penentuan prioritas masalah sebagai
berikut:
a. Promkes
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Rumah Tangga Cakupan desa Siaga
Posyandu Purnama
PHBS Aktif
Tingkat Urgensi (U) 4 2 3
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 3 3
(G )
UxSxG 64 18 27
Peringakat I III II

b. Kesehatan Lingkungan
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Rumah yang
KK yang mengakses Cakupan angka bebas
Memenuhi Syarat
jamban sehat jentik
kesehatan
Tingkat Urgensi (U) 4 3 2
Tingkat Keseriusan (S) 4 4 3
Tingkst Perkembangan
4 3 3
(G )
UxSxG 64 36 27
Peringakat I II III
c. KIA dan KB
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Kunjungan ANC
Kelas Ibu Hamil Pemeriksaan IVA
minimal 4 kali (K4)
Tingkat Urgensi (U) 4 4 3
Tingkat Keseriusan (S) 3 4 3
Tingkst Perkembangan
3 4 3
(G )
UxSxG 36 64 27
Peringakat II I III

d. P2P
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Pelayanan Kesehatan
Cakupan BTA + Cakupan Diare
Usia Produktif
Tingkat Urgensi (U) 4 3 2
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 4 3
(G )
UxSxG 64 36 18
Peringakat I II III

e. Program Gizi
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Balita yang
Balita yang ditimbang
ditimbang berat Anemia Bumil
yang naik BB (N/D)
badannya D/S
Tingkat Urgensi (U) 4 2 3
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 3 3
(G )
UxSxG 64 18 27
Peringakat I III II
f. UKP
Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3
Kecepatan Jaminan
Prosedur Pelayanan
Pelayanan Kesehatan/JKN
Tingkat Urgensi (U) 4 3 4
Tingkat Keseriusan (S) 4 3 3
Tingkst Perkembangan
4 2 3
(G )
UxSxG 64 18 36
Peringakat I III II

C. MENCARI AKAR MASALAH


PROMKES FISH BONE

1. SARANA:
Media informasi masih kurang.

Asbak rokok dan stiker kawasan tanpa rokok


masih terbatas
2. MANUSIA:
Kurangya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya rumah tanpa asap rokok
RUMAH TANGGA PHBS HANYA
(56,79%) Perilaku BABS yang sudah menjadi tradisi

3. DANA:
Tingkat sosial ekonomi masyarakat

4. METODE:
Penyuluhan yang belum tepat sasaran

5. LINGKUNGAN:
Dukungan linsek

KIA DAN KB

1. SARANA:
Belum tersedia tempat untuk persalinan di
Faskes di kelurahan Baamang.
2. MANUSIA:
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu
hamil untuk bersalin dengan Nakes.

Petugas kurang pemantauan terhadap wilayah


kerja
PERSALINAN DENGAN NAKES
BELUM TERCAPAI (95%) 3. DANA:
Cukup memadai

4. METODE:
Kunjungan rumah penyuluhan.

Pembinaan belum optimal.

5. LINGKUNGAN:
Dukungan Jejaring (+)
KESEHATAN LINGKUNGAN

1. SARANA:
Keterbatasan lahan untuk septic tank
2. MANUSIA:
Tingkat pendidikan masih kurang terutama
dari segi kesehatan lingkungan.

Pola pikir masyarakat aka program jamban


gratis tapa biaya apapun.

Kebiasaan tentang BABS di sungai sudh


KK YANG MENGAKSES JAMBAN menjadi tradisi turun temurun.
SEHAT (79,53%)
3. DANA:
Tingkat ekonomi yang kurang mampu.

4. METODE:
Sudah ada metode yang tepat untk pembuatan
jaman di daerah bantaran tepi sungai namun
dana yang dibutuhkan sangat mahal

5. LINGKUNGAN:
Keadaan geografis yang berada di tepi sungai
dan mengalami pasang surut.

GIZI

1. SARANA:
Jumlah posyandu masih kurang.

Sarana dan prasarana posyandu masih minim.


2. MANUSIA:
Petugas : penemuan kasus secara aktif belum
maksimal, penyebab: kurang koordinasi
dengan petugas pustu dan kader untuk
penemuan kasus.

Masyarakat: kurang memahammi tentang


CAKUPAN D/S (67,12%) penyakit TB Paru.

3. DANA:
Dana sudah mencukupi.

4. METODE:
Mengaktifkan penemuan kasus secara aktif
case finding.

5. LINGKUNGAN:
Keadaan geografis yang berada di tepi sungai
dan mengalami pasang surut.
P2P

1. SARANA:
Sudah memadai

2. MANUSIA:
Petugas: penemuan kasus secara aktif belum
maksimal , Penyebab: kurang koordinasi
dengan petugas pustu dan kader untuk
penemuan kasus

Masyarakat kurang memahami tentang


penyakit TB Paru
CAKUPAN BTA+ (66,7%)
3. DANA:
Dana sudah mencukupi.

4. METODE:
Mengaktifkan penemuan kasus secara aktif
case finding

5. LINGKUNGAN:
Kebersihan lingkungan masih kurang,
masyarakat kurang peduli

UKP

1. SARANA:
Memadai

2. MANUSIA:
Jumlah petugas yang terbatas (SDM kurang
memadai)

3. DANA:
Dana sudah mencukupi
PELAYANAN DALAM GEDUNG
YANG TERLALU LAMA (33,33%)
4. METODE:
Pelaksanaan apliksi SIKDA disemua unit
pelayanan yang sering terhambat dan bridging
P-Care yang belum mencukupi seluruh unit
pelayanan.

5. LINGKUNGAN:
Dukungan lingkungan terhadap proses
pelayanan gedung cukup baik.
D. PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
ALTERNATIF PEMECAHAN
PRIORITAS PENYEBAB
NO PEMECAHAN MASALAH
MASALAH MASALAH
MASALAH TERPILIH
- Kesadaran Penggerakan Penggerakan
masyarakat kurang keluarga/masyarakat untuk keluarga/masyarakat untuk
- Dukungan mendukung program rumah mendukung program rumah
lingkungan sekitar tanpa rokok, pendamoingan tanpa rokok, pendamoingan
PROMKES: kurang masyarakat/rumah tangga masyarakat/rumah tangga
- Penyuluhan tidak tdak sehat, penyuluhan PHBS tdak sehat, penyuluhan
PHBS tidak merokok
1 tepat sasaran rumah tangga, advokasi PHBS rumah tangga,
dalam rumah - Media promosi tingkat kelurahan, monitoring advokasi tingkat kelurahan,
(50,9%) kurang evaluasi pemasangan asbak monitoring evaluasi
pokok, cetak banner/spanduk, pemasangan asbak pokok,
leaflet rumah tanpa asap cetak banner/spanduk,
rokok leaflet rumah tanpa asap
rokok
- Keadaan ekonomi - Kerja sama lintas sektor - Kerjasama dengan pihak
masyarakat yang dengan pihak swasta CSR, wasta/CSR untuk bantuan
kurang Dinas PU, Dinas Kesehatan material berupa semen,
- Kebiasaan BABS di dan Koramil mengirimkan data KK
sungai - Sosialisasi tentang yang masih BABS di
- Keadaan geografis pentingnya merubah Kelurahan Ketapang dan
KESEHATAN di tepi sungai perilaku untuk tidak BABS kelurahan Baamang ke
sembarangan di sungai Dinas PU dan Koramil
LINGKUNGAN
dengan pemutaran video untuk membantu tenaga.
2 Rumah tangga yang testimoni warga yang sudah - Monitoring pasca
mengakses jamban menggunakan jamban sehat pemicuan untuk warga
sehat (82,9%) - Monitoring pasca pemicuan yang masih BAB
untu warga yang masih sembarangan.
BAB sembarangan - Koordinasi dengan Dinas
- Mencari teknologo yang Kesehatan tentang
tepat guna untuk bisa teknologi yang tepat guna
ditetapkan di wiayah tepi untuk daerah bantaran
sungai tepi sungai )
- Pengetahuan ibu - Melakukan pendataan - Sosialisasi tentang keas
tentang kelas ibu jumlah ibu hamil di wilyah ibu hamil pad asaat
hamil masih kurang kerja PKM pelayanan ANC di
- Sosialisasi oelh - Sosialisasi tentang kelas puskesmas dan di
petugas masih ibu hamil pada saat pertemuan kader.
KIA dan KB kurang pelayanan ANC di - Membuat metode kelas
puskesmas dan di pertemun ibu hamil menjadi lebih
Partisipasi ibu hamil
3 kader menarik.
dalam kelas ibu hamil - Membuat metode kelas ibu - Bekerjasama dengan
(4,5%) hamil menjadi lebih pihak swasta dalam
menarik kegiatan kelas ibu hamil
- Bekerja sama dengan pihak - Koordinasi dengan pihak
jejaring untuk jejaring untuk
melaksanakan kelas ibu melaksanakan kelas ibu
hamil hamil.
- Tingkat kehadiran - Pemantauan status gizi - Pemantauan status gizi
di posyandu belum balita di TK dan PAUD balta di TK dan PAUD
GIZI maksimal. - Pemekaran posyandu - Pemekarn posyandu
Balita ditimbang tiap - Sarana posyandu - Melakukan pembinaan - Melakukan pembinaan
4 kurang
bulan badannya D/S kepada ibu balita pada kepada ibu balitapada
(67,12%) - Dukungan kelas ibu balita. kelas ibu balita
lingkungan sekitar
kurang.
Penemuan kasus - Meningkatkan koordinasi - Meningkatkan koordinasi
secara aktif belum dengan petugas pustu dan dengan petugas pustu dan
maksimal masyarakat kader untuk penemuan kader untuk penemuan
kurang memahami kasus BTA+ dan kasus BTA+ dan
P2P tentang penyakit TB pengiriman spesimen pengiriman spesimen
5 Cakupan BTA + Paru - Melakukan penyuluhan - Melakukan penyuluhan
(66,7%) tentang penyakit TB Paru tentang penyakit TB Paru
di masyarakat di masyarakat
- Melakukan kunjungan - Melakukan kunjungan
rumah untuk survey kontak rumah untuk survey
kontak
Jumlah pegawai yang - Mengajukan pengusulan - Mengajukan pengusulan
terbatas, kunjungan penambahan penambahan tenaga /
pasien yang banyak, tenaga/pegawai sesuai pegawai sesuai dengan
penggunaan aplikasi dengan analisis beban kerja analisis beban kerja
SIKDA yang sering (ABK). (ABK).
UKP terhambat. - Koor dinasi dengan Dinas - Koordinasi dengan Dinas
6 Pelayanan yang terlalu Kesehatan tentang Kesehatan tentang
lama (33,33%) pelaksanaan aplikasi pelaksanaan aplikasi
SIKDA agar tidak SIKDA agar tidak
menghambat pelayanan. menghambat pelayanan.
- Membatasi kunjungan
pasien ke puskesmas
sampit.
BAB V
RENCANA USULAN KEBUTUHAN DAN KEGIATAN TAHUN 2018

Dalam usulan kebutuhan dan kegiatan Puskesmas Sampit tahun 2018 ini didasarkan pada
prioritas masalah dan kecenderungan permasalahan yang terjadi di wilayah kerja. Kegiatan yang di
rencanakan atau diusulkan meliputi:

1. Pengembangan Kegiatan Program kesehatan meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial,


Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan dan Upaya kesehatan perorangan.
2. Pengembangan manajemen, meliputi manajemen sumber daya (SDM, sarana dan prasarana, alat,
obat), Manajemen Keuangan Menajemen Pemberdayaan Masyarakat, Manajemen data dan
informasi, Manajemen program dan mutu pelayanan.
3. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga.

Usulan kebutuhan dan kegiatan Puskesmas Sampit secara lengkap dapat dilihat di MATRIX
RENCANA USULAN KEBUTUHAN DAN KEGIATAN PUSKESMAS SAMPIT TAHUN 2018
sebagai berikut:
R U K
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai