Anda di halaman 1dari 8

Bidang Kesehatan Masyarakat

Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat

1. ANALISIS SITUASI 1. Dilakukan pengukuran kebutuhan (need assesment) dalam menemukan


atau mengidentifikasi masalah kesehatan berdasarkan data-data dan
informasi yang telah terkumpul sebelumnya, data tersebut meliputi data
geografis dan demografi, data sosio ekonomi masyarakat, data
epidemiologi (kesakitan dan kematian), data kebutuhan masyarakat, data
kemampan atau sumber daya yang dimiliki.
2. Keadaan sumber daya manusia di seksi kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat berjumlah 22 orang termasuk kepala seksi kesehatan keluarga
dan gizi masyarakat.
3. Tugas pokok dan fungsi seksi kesehatan keluarga dan gizi masyarakat
tertera pada Pergub No. 36 Tahun 2016 Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
4. Hambatan yang dihadapi dalam seksi kesga dan gizi kesmas dalam
melakukan perencanaan dari pusat telah dirumuskan berupa kegiatan-
kegiatan menggunakan prinsip top-down atau dari atas ke bawah yang
mana kegiatan terlebih dahulu diusulkan tanpa melihat permasalahan yang
ada.
2. Permasalahan Sasaran RPJMN Tahun 2016-2020 Provinsi Jambi
Permasalahan berdasarkan tren:
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Gizi buruk
4. Stunting

3. Prioritas Masalah 1. Dalam menentukan prioritas masalah, Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Kesmas belum
menerapkan metode MCUA, USG, Delbeq, dan lainnya. Namun penentuan prioritas masalah
dilihat berdasarkan isu kesehatan yang sedang mengalami tren kesehatan.
2. Berdasarkan tren saat ini, yang menjadi isu kesehatan adalah AKI, AKB, dan stunting. Tetapi
berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tahun 2018 terdapat 3 isu terkini kesehatan di
Indonesia yang harus diprioritaskan antara lain, eiminasi TB, penurunan stunting, dan
peningkatan mutu serta capaian imunisasi.
3. Prioritas masalah dari berbagai masalah yang ditemukan di Provinsi Jambi terutama pada seksi
kesga dan gizi masyarakat adalah stunting. Stunting ditetapkan berdasarkan isu terkini dari hasil
Rakernas. Selain itu, penetapan prioritas masalah juga dilihat berdasarkan penyebab
meningkatnya angka stunting.

4. Penyebab Masalah Berdasarkan hasil monitoring evaluasi:


1. Pencatatan dan pelaporan data masih belum disiplin dan masih kurang sumber daya dalam
melakukan proses pengumpulan data.
2. Masih terdapat sumber daya atau kader yang belum terlatih dalam melakukan proses kegiatan.
3. Pendanaan dari kabupaten yang kecil bahkan tidak ada sama sekali untuk program gizi.
4. Kurangnya koordinasi pengelola program dengan petugas di puskesmas
5. Rencana Intervensi 1. Membangun koordinasi yang baik dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi
kesehatan, rumah sakit, dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan keluarga dan Gizi
Masyarakat.
2. Mendapatkan data yang tepat waktu dan valid dari Kabupaten/Kota serta melakukan umpan
balik terkait kelengkapan dan ketepatan waktu pengiriman dan memberi honor pada pengelola
program dan data.
3. Meningkatan pendidikan gizi dan pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
4. Meningkatkan koordinasi untuk pemenuhan obat gizi
5. Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan gizi termasuk deteksi dini dan tindak lanjut kasus
gizi kurang dan gizi buruk
6. Melakukan konsultasi teknis ke Kementerian Kesehatan
7. Melakukan bimbingan teknis ke Kabupaten/Kota
8. Sosialisasi/Diseminasi program dan advokasi kepada LS/LP
9. Melakukan advokasi kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberikan dukungan dana
sesuai kebutuhan program
10. Memanfaatkan dana BOK Puskesmas dan Kabupaten untuk mengangkat tenaga kontrak sesuai
kebutuhan masing-masing.

6. Implementasi 1. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan dari Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat sudah
terlaksana dengan baik dan telah sesuai dengan perencanaan dann indikator yang telah
ditetapkan, namun seringkali timbul masalah bukan disebabkan dari pihak Dinas Kesehatan
Provinsi melainkan disebabkan dari masalah-masalah yang terjadi di lapangan.
2. Setiap tahunnya target capaian indikator selalu meningkat, artinya dalam setiap tahun indikator
yang dibuat telah terlaksana sesuai target atau hampir mencapai target.
A. Pencapaian Kinerja Program Gizi Masyarakat
1. Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu Tahun 2019
Tujuan Pemantauan Pertumbuhan Balita adalah meningkatkan pelayanan gizi sesuai dengan Prosedur Pemantauan Pertumbuhan Balita. Hasil
pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita di Provinsi Jambi dimana diperoleh hasil untuk cakupan partipasi masyarakat (D/S) sebesar
84,45%, yang naik timbangannya (N/D’) sebesar 93,82%, keberhasilan penimbangan (N/S) sebesar 72,27%, balita yang mempunyai KMS (K/S)
sebesar 99,10 %. Jumlah balita di Bawah Garis Merah (BGM) datang ke penimbangan (BGM/D) sebesar 0,49% untuk kegiatan penimbangan
target indikator N/D Provinsi Jambi yang harus dicapai pada tahun 2019 yaitu 94,6% masih belum mencapai target yang telah ditetapkan.
2. Jumlah Kasus Gizi Buruk Berdasarkan Hasil Laporan Bulanan Kasus di Provinsi Jambi Tahun 2019
Pada tahun 2019 dilaporkan sebanyak 234 kasus balita gizi buruk. Semua kasus, sudah ditindak lanjuti, dikonfirmasi dan diberi bantuan formula
pemulihan. Penaggulangan kasus disesuaikan dengan permasalahan masing-masing. Sebagian besar kasus gizi buruk adalah keluarga miskin dan
sebagian disertai dengan adanya infeksi/penyakit penyerta.
3. Cakupan Pemberian Tablet Besi Kepada Ibu Hamil di Provinsi Jambi Tahun 2019
Tujuan pemberian tablet tambah darah adalah untuk mencegah terjadinya Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu hamil, pendarahan pada saat
persalinan, selain itu juga bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKB pada saat persalinan. cakupan pemberian tablet tambah darah kepada ibu
hamil untuk Fe 1 sebesar 91.85% dan Fe3 sebesar 82.39%, cakupan ini belum mencapai target indikator yang telah ditetapkan pada tahun 2019
yaitu sebesar 96%.
4. Ibu Hamil Anemia di Provinsi Jambi Tahun 2019
Anemia pada ibu hamil berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, pada ibu menjadi salah satu faktor risiko
untuk terjadi pendarahan pada saat melahirkan dan kematian bayi dan ibu pada saat persalinan. Persentase ibu hamil yang mengalami anemia
pada tahun 2019 adalah sebesar 9.41%.
5. Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang diberikan PMT di Provinsi Jambi Tahun 2019
Persentase Ibu hamil KEK yang dapat makanan tambahan adalah sebesar 95.48%.
6. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Ibu Nifas di Provinsi Jambi Tahun 2019
Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, dimana cakupan ibu nifas mendapatkan kapsul vitamin A sebesar 99,53%.
7. Jumlah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi Jambi Tahun 2019

jumlah bayi Berat Badan Lahir Rendah sebesar 1,34% meskipun masih melampaui target indikator yakni sebesar 1,3%, tetapi capaian pada
tahun 2019 semakin meningkat dibandingkan pada tahun 2018 yaitu sebesar 1.43%.
8. Cakupan Pemberian PMT Balita Kurus di Provinsi Jambi tahun 2018
Cakupan balita kurus yang mendapatkan pemberian makanan tambahan (PMT) di provinsi Jambi tahun 2019 sebesar 94,07%, sudah melebihi
target indikator 24%.

B. Monitoring Evaluasi
Monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan dalam menerapkan program pada gizi masyarakat terdapat dua macam, yaitu
1. Monev keuangan yaitu untuk memonitoring keuangan disediakan sebuah aplikasi yang berasal dari KPPN, nanti bisa muncul tu untuk
anggaran ya misalnya per triwulan berapa persen penyerapannya di realisasi yang kita realisasi. Aplikasi ini juga dapat melihat kendala-
kendala yang terjadi dalam keuangan.
2. Monev program, dalam memoonitoring program atau realisasi fisik adalah artinya apakah kegiatan terlaksana atau tidak. Untuk melihat
outcome dari suatu kegiatan berhasil atau tidak, maka dapat dilihat berdasarkan capaian indikator yang terlaksana, apakah sudah
mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
No. Sumber Pendanaan Kegiatan Intervensi
1. APBN 1. Pelatihan petugas dalam pelaksanaan PMBA gizi buruk di daerah
lokus stunting
2. Monitoring dan evaluasi terpadu
3. Surveilans gizi
2. APBD 1. Pertemuan lintas sektor daerah lokus
2. Pemberian bantuan makanan pemulihan untuk ibu hamil KEK

3. BOK 1. Pelatihan PMBA untuk kader daerah lokus


2. Pelatihan PMBA untuk petugas di daerah lokus, puskesmas bukan
lokus
3. Pertemuan konvergensi antar lintas sektor dan lintas program terkait
stunting
4. Monitoring evaluasi terkait stunting
5. Surveilans gizi
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 1. Petugas dan pengelola program telah melaksanakan kegiatan


sesuai tupoksi yang ada
2. Jumlah tenaga masih belum mencukupi untuk memantau proses
berjalannya program agar berjalan dengan baik.
3. Program gizi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya
memperoleh dana dari 3 sumber yaitu APBN, APBD, dan BOK.
4. Masih terdapat hambatan dalam menjalankan program di
lapangan, yang mana masalah tersebut timbul akibat petugas
lapangan bukan dari pihak dinas kesehatan
5. Hampir seluruh kegiatan di seksi gizi kesga telah mencapai target
indikator yang telah ditetapkan.

2. Saran Perlu diadakan pelatihan khusus bagi petugas lapangan yang terjun
langsung dalam melaksanakan program (kader) serta mmberikan
keterampilan yang dalam dari segi pencatatan pelaporan data gizi
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai