Anda di halaman 1dari 7

PETUGASAN MATA KULIAH

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

TOPIK: INDIKATOR MATERNAL & REPRODUCTIVE HEALTH (KESEHATAN


IBU & REPRODUKSI)

DOSEN PENGAMPU: Budi Somantri, S.Kep., Ners, M.Kep.

DISUSUN OLEH:

Kelas 1B-Keperawatan (Kelompok 3)

Arie Ananta Fauzi 1121154 Nurul Aeni 1121162

Anggit Erika Noviana 1121155 Anisa Aulia Rahmawati 1121163

Agistina Permata Arum 1121157 Mita Cahya Nurpitri 1121164

Soina Lariva R 1121161 Zhafira Zahra 1121166

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2022
INDIKATOR MATERNAL & REPRODUCTIVE HEALTH (KESEHATAN IBU &
REPRODUKSI)

A. Indikator Kesehatan Ibu Di Provinsi Jawa Barat pada 2017

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

a) Indikator Input: Pelayanan Antenatal

b) Indikator Proses:

1. Proses pada pelayanan antenatal adalah mengantar ibu hamil agar dapat bersalin
dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan
kehamilan dan kelainan janin;

2. Tersedianya fasilitas kesehatan dari mulai Rumah Sakit sampai Posyandu sebagai
salah satu upaya untuk mendekatkan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat;

3. Meningkatkan pelayanan cakupan K4 (kunjugan ibu hamil ke-4);

4. Meningkatkan kualitas K4 yang sesuai standar dengan cara pemberian zat besi Fe
(90) tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid);

5. Sebagai upaya pengendalian infeksi tetanus, maka dilaksanakan program Imunisasi


Tetanus Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu hamil.

c) Indikator Output:

1. Jangkauan dari pelayanan antenatal;

2. Kemampuan dari program pelayanan kesehatan Ibu hamil dalam menggerakkan


masyarakat;

3. Jumlah atau (%) Ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan Ibu hamil di
fasilitas kesehatan tertentu (misal: praktek bidan, puskesmas/pustu, dan pemanfaatan
posyandu);

4. Jumlah atau (%) Ibu hamil pada pemeriksaan K4 di Provinsi Jawa Barat yang
mengalami kesenjangan (tidak mendapatkan tablet Fe3);

5. Jumlah Ibu hamil yang melakukan vaksinasi TT2+ di Kabupaten/Kota Provinsi


Jawa Barat.

1
2

d) Indikator Outcome Antara/Intermediate:

1. Meningkatnya kesadaran Ibu hamil untuk mengikuti pelayanan kesehatan Ibu


Hamil di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat.

e) Indikator Outcome Jangka Panjang

Perbaikan pada pelayanan kesehatan Ibu hamil di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat:

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil di Kabupaten/Kota


Provinsi Jawa Barat;

2. Meminimalisir ibu hamil terpapar infeksi tetanus, yang disebabkan oleh bakteri
Clostridium tetani.

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

a) Indikator Input: Pertolongan Persalinan

b) Indikator Proses

1. Pelayanan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan serta persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan.

c) Indikator Output

1. Jumlah (%) dalam kurun tahun 2012-2017, cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan cendurung meningkat;

2. 3 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat belum mencapai target cakupan


persalinan oleh tenaga kesehatan.

d) Indikator Outcome Antara/Intermediet

1. Meningkatkan kesadaran Ibu hamil untuk melakukan persalinan di fasilitas


pelayanan kesehatan.

e) Indikator Outcome Jangka Panjang

1. Meminimalisir komplikasi dan kematian Ibu maternal serta bayi baru lahir.

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

a) Indikator Input: Pelayanan Ibu Nifas (KF3)


3

b) Indikator Proses:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu yang baru melahirkan

2. Memberikan kapsul vitamin A kepada ibu nifas

c) Indikator Output:

1. Jumlah (%) cakupan kunjungan pelayanan ibu nifas (KF3) tertinggi yaitu di
Kabupaten Cirebon sebesar 120, 29%.

2. Jumlah (%) cakupan kunjungan pelayanan ibu nifas (KF3) terendah yaitu di Kota
Bekasi sebesar 83,17% dan Kabupaten Bandung Barat sebesar 83,59%.

3. Jumlah (%) yang tertinggi dan terendah dari ibu nifas yang mendapatkan vitamin A
di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat pada 2017.

d) Indikator Outcome Antara/Intermediet:

1. Meningkatkan kesadaran Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Kabupaten Bandung


Barat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan ibu nifas.

e) Indikator Outcome Jangka Panjang

1. Meminimalisir resiko ibu yang sedang dalam masa nifas mengalami infeksi dan
pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian.

4. Pelayanan dan Penanganan Komplikasi Kebidanan

a) Indikator Input: Pelayanan dan Penanganan Komplikasi Kebidanan

b) Indikator Proses:

1. Pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan


perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan.

c) Indikator Output

1. Jumlah (%) cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Jawa Barat pada tahun
2017;

2. Jumlah (%) cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Jawa Barat pada tahun
2017 yang terendah adalah Kota Bekasi 51, 3 % dan Kabupaten Bekasi 54,9 %.
4

d) Indikator Outcome Antara/Intermediet

1. Meningkatkan kesadaran Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota Bekasi untuk


meningkatkan kualitas dan kuantitas Pelayanan Dan Penanganan Komplikasi Kebidanan.

e) Indikator Outcome Jangka Panjang

1. Mengurangi resiko terancamnya jiwa ibu atau janin karena kesakitan (pada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak
langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular), sehingga dapat meminimalisir
kematian ibu dan bayi.

B. INDIKATOR KESEHATAN REPRODUKSI

a) Indikator Input: Program Generasi Berencana (GenRe) yang diselenggarakan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana.

b) Indikator Proses:

1. Adanya Kegiatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja yaitu, pelayanan


konseling dan peningkatan kemampuan remaja dalam menerapkan Pendidikan dan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).

2. Program GenRe dilaksanakan melalui pendekatan kepada remaja itu sendiri melalui
pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja /Mahasiswa (PIK R/M);

3. Pendekatan kepada keluarga yang memiliki remaja melalui pengembangan


kelompok Bina Ketuhanan Remaja (BKR);

4. Melaksanakan beberapa kegiatan seperti, Pemilihan Duta Mahasiswa, seminar


remaja, gelar seni budaya, pentas komedi, penyebaran poster, Junior Eagle Award, GenRe
Goes to School/Kampus/Pesantren, Jambore Kreatifitas Remaja dan Temu Kader BKR (Bina
Ketahanan Remaja).

c) Indikator Output:

1. PKPR sangat optimal untuk dilaksanakan di Puskesmas;

2. Jumlah (%) hingga akhir tahun 2014 terdapat 81,69% kabupaten/kota yang
memiliki minimal 4 puskesmas PKPR dan 2.999 dari 9.731 puskesmas (31%) yang mampu
melaksanakan PKPR;
5

3. Cakupan kabupaten/kota yang mampu melaksanakan PKPR terus meningkat, namun pada
akhir 2014 masih di bawah target (90%).

d) Indikator Outcome Antara/Intermediate

1. Jumlah cakupan kabupaten/kota yang mampu melaksanakan PKPR dapat


meningkat atau menurun setiap tahunnya.

e) Indikator Outcome Jangka Panjang

1. Meningkatnya cakupan kabupaten/kota yang mampu melaksanakan PKPR dapat


meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2017, 28. PROFIL KESEHATAN JAWA
BARAT TAHUN 2017.pdf (jabarprov.go.id)

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Status Kesehatan Reproduksi Remaja,
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pusdatin.kemkes.g
o.id/download.php%3Ffile%3Ddownload/pusdatin/infodatin/infodatin-reproduksi-
remaja.pdf&ved=2ahUKEwj3h-
DK3K73AhUb73MBHT4xA6oQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw2XmtcHAVhmO05
CBy1CpJNk

Anda mungkin juga menyukai