DISUSUN OLEH:
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2022
INDIKATOR MATERNAL & REPRODUCTIVE HEALTH (KESEHATAN IBU &
REPRODUKSI)
b) Indikator Proses:
1. Proses pada pelayanan antenatal adalah mengantar ibu hamil agar dapat bersalin
dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan
kehamilan dan kelainan janin;
2. Tersedianya fasilitas kesehatan dari mulai Rumah Sakit sampai Posyandu sebagai
salah satu upaya untuk mendekatkan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat;
4. Meningkatkan kualitas K4 yang sesuai standar dengan cara pemberian zat besi Fe
(90) tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid);
c) Indikator Output:
3. Jumlah atau (%) Ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan Ibu hamil di
fasilitas kesehatan tertentu (misal: praktek bidan, puskesmas/pustu, dan pemanfaatan
posyandu);
4. Jumlah atau (%) Ibu hamil pada pemeriksaan K4 di Provinsi Jawa Barat yang
mengalami kesenjangan (tidak mendapatkan tablet Fe3);
1
2
Perbaikan pada pelayanan kesehatan Ibu hamil di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat:
2. Meminimalisir ibu hamil terpapar infeksi tetanus, yang disebabkan oleh bakteri
Clostridium tetani.
b) Indikator Proses
1. Pelayanan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan serta persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Indikator Output
1. Jumlah (%) dalam kurun tahun 2012-2017, cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan cendurung meningkat;
1. Meminimalisir komplikasi dan kematian Ibu maternal serta bayi baru lahir.
b) Indikator Proses:
c) Indikator Output:
1. Jumlah (%) cakupan kunjungan pelayanan ibu nifas (KF3) tertinggi yaitu di
Kabupaten Cirebon sebesar 120, 29%.
2. Jumlah (%) cakupan kunjungan pelayanan ibu nifas (KF3) terendah yaitu di Kota
Bekasi sebesar 83,17% dan Kabupaten Bandung Barat sebesar 83,59%.
3. Jumlah (%) yang tertinggi dan terendah dari ibu nifas yang mendapatkan vitamin A
di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat pada 2017.
1. Meminimalisir resiko ibu yang sedang dalam masa nifas mengalami infeksi dan
pendarahan yang dapat mengakibatkan kematian.
b) Indikator Proses:
c) Indikator Output
1. Jumlah (%) cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Jawa Barat pada tahun
2017;
2. Jumlah (%) cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Jawa Barat pada tahun
2017 yang terendah adalah Kota Bekasi 51, 3 % dan Kabupaten Bekasi 54,9 %.
4
1. Mengurangi resiko terancamnya jiwa ibu atau janin karena kesakitan (pada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak
langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular), sehingga dapat meminimalisir
kematian ibu dan bayi.
a) Indikator Input: Program Generasi Berencana (GenRe) yang diselenggarakan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana.
b) Indikator Proses:
2. Program GenRe dilaksanakan melalui pendekatan kepada remaja itu sendiri melalui
pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja /Mahasiswa (PIK R/M);
c) Indikator Output:
2. Jumlah (%) hingga akhir tahun 2014 terdapat 81,69% kabupaten/kota yang
memiliki minimal 4 puskesmas PKPR dan 2.999 dari 9.731 puskesmas (31%) yang mampu
melaksanakan PKPR;
5
3. Cakupan kabupaten/kota yang mampu melaksanakan PKPR terus meningkat, namun pada
akhir 2014 masih di bawah target (90%).
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2017, 28. PROFIL KESEHATAN JAWA
BARAT TAHUN 2017.pdf (jabarprov.go.id)
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Status Kesehatan Reproduksi Remaja,
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pusdatin.kemkes.g
o.id/download.php%3Ffile%3Ddownload/pusdatin/infodatin/infodatin-reproduksi-
remaja.pdf&ved=2ahUKEwj3h-
DK3K73AhUb73MBHT4xA6oQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw2XmtcHAVhmO05
CBy1CpJNk