Anda di halaman 1dari 49

PERENCANAAN SASARAN & KEBUTUHAN LOGISTIK

IMUNISASI PROGRAM
Hakimi,SKM,MSc

Subdit Imunisasi
OUTLINE
Data apa saja yang dibutuhkan?

Jumlah sasaran Jumlah vaksinator


Peta wilayah kerja Jumlah supervisor
Prioritas wilayah Jumlah tenaga guru
Inventarisasi cold chain Jumlah tenaga kader
Daftar sekolah Jumlah tenaga medis untuk
Jumlah pos pelayanan penanganan KIPI
imunisasi Jumlah RS rujukan untuk
penanganan KIPI
Komda/Pokja KIPI
Disusun bersama oleh :
 Pengelola program imunisasi
 Penanggung jawab WILAYAH/LOKASI
 Pengelola program dan sektor lain yang terkait
Hal-hal yang perlu disepakati
dalam penyusunan mikroplanning
Penetapan jumlah dan lokasi pos pelayanan imunisasi yang akan dibuka

Jumlah vaksinator dan supervisor yang tersedia dan yang dibutuhkan

Jumlah tenaga kader/guru yang tersedia dan yang dibutuhkan

Rencana waktu pelaksanaan pelayanan imunisasi

Rencana khusus untuk menjangkau anak-anak yang tdk datang

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan sosialisasi/pelatihan

Estimasi kebutuhan vaksin dan logistik lainnya serta rencana pendistribusiannya

Rencana pengolahan limbah medis

Rencana penanganan dan penatalaksanaan kasus KIPI


Kebijakan Penguatan Imunisasi Rutin
Meningkatkan cakupan, menjangkau sasaran dan
Analisa Pemantauan memastikan terbentuknya herd immunity:
Wilayah Setempat –Sweeping dan Drop-out Follow Up (DOFU)
(PWS) dan –Backlog Fighting (BLF)
menentukan tindak
lanjutnya –Crash Program
–Catch Up Campaign
Wilayah sulit (hambatan geografis):
Pendekatan keluarga
- Menjangkau sasaran dengan strategi
(PIS PK) SOS (Sustainable Outreach Services), integrasi
 Meningkatkan
akses ke layanan
dengan lintas program merupakan kuncinya
kesehatan, termasuk
layanan imunisasi

Wilayah perkotaan, kumuh dan padat


penduduk:
Meningkatkan kesadaran masyarakat:
•Menjangkau sasaran yaitu: anak-anak yang tidak
memiliki akte, tidak terdaftar di registrasi
Pendekatan kpd masy, memanfaatkan materi KIE
Sosialisasi melalui ILM TV dan Radio kependudukan, anak-anak yang tinggal di
Sosialisasi aktif dan massal melalui media sosial wilayah-wilayah ilegal, dll.
Pelibatan LS, LSM terkait bahkan individu-individu yang
mendukung imunisasi
Perhitungan dan Pendataan Sasaran
Perhitungan dan Pendataan Sasaran
Perhitungan Estimasi Sasaran
Dihitung berd. data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
tahun 2015-2019 (Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/117/2015) sesuai
kelompok sasaran.

Pendataan Sasaran
Oleh petugas puskesmas dibantu oleh kader
•Data seluruh sasaran sesuai kebutuhan
•Sampaikan jadwal dan tempat pelayanan imunisasi pada orang tua  agar
dapat membawa anaknya ke pos pelayanan imunisasi yang telah ditentukan
yang terdekat dari tempat tinggalnya.
Perhitungan dan Pendataan Sasaran
Data dapat diperoleh melalui:
1. Bantuan kader melakukan pendataan riil kunjungan rumah ke
rumah mendapat sasaran/saat kunjungan pelayanan imunisasi

2. Diknas dan Kanwil Kemenag sebagai data sasaran sekolah (BIAS)


(SD/MI, SMP/MTs, PONPES ) serta jumlah murid.
 Puskesmas KONFIRMASI mendatangi sekolah untuk
mendapatkan daftar murid by name

BUKAN PENDATAAN MELALUI KOHORT BAYI DAN


KOHORT BATITA SAJA
BAGAIMANA MENENTUKAN SASARAN AGAR
MENCAPAI UCI DESA ???
PELAJARI KOHORT

Epi cold chain


Validasi data sasaran

Sasaran pusdatin 425


Sasaran Pusdatin 542
PENDATAAN SASARAN YANG VALID ADALAH
PROSES YANG PALING PENTING UNTUK
MENENTUKAN KEBERHASILAN PROGRAM

JIKA SUDAH MASUK SEBAGAI SASARAN


MAKA HARUS DIIMUNISASI
Perhitungan Kebutuhan Vaksin
dan Logistik
Perencanaan
Imunisasi Rutin
 Bayi
◦ Data dari BPS
◦ CBR x jml. Penduduk
◦ Surviving Infant (SI) = jml. bayi – (jml.bayi x IMR)
 Anak Baduta
• Sama dengan sasaran (Surviving Infant (SI)
 Anak sekolah dasar
◦ Berdasarkan data dari Diknas
◦ Klas 1 = 98 % x jml. Bayi
◦ Klas 2 dan 5 = 2 x anak klas 1
 WUS (10 %)
◦ 21,9 % x jml. Penduduk
Imunisasi Tambahan
 Sesuai dengan hasil kajian epidemiologis
Target pencapaian imunisasi
 Target cakupan tahun 2018

Immunisasi Target Immunisasi Target


Hep. B 0 95 % DPT-HB-Hib 2-3 95 %
BCG 95 % Campak/MR 95 %
Polio-1 95 % Baduta (DPT-HB-Hib 95%
& CampaK/MR)
Polio 2-4 95 % BIAS 95 %
DPT-HB-Hib1 95 % Imm. tambahan 95 %

 UU no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 130, bahwa Pemerintah


wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Indek pemakaian (IP) vaksin
 Dihitung berdasarkan data cakupan dan data pemakaian vaksin
(bedakan dengan data distribusi vaksin)
 IP = Jumlah cakupan / Jumlah (vial) vaksin

IP = (jml. Cakupan / Jumlah pemakaian vaksin (vial)

 Harus dihitung untuk setiap wilayah


 IP kegiatan BIAS dan imunisasi massal lebih besar daripada imunisasi
rutin
Contoh perhitungan IP
• Cakupan dan pemakaian vaksin Kab. A tahun 2016

Sasara Jenis imun cakupan Pemakaian vaksin Vaksin rusak


n
Bayi Hepatitis B 30.000 30.000 Pc 3.000 buah
BCG 34.000 10.000 ampul 500 ampul

Polio 1 35.000
Polio 2 33.000
15.000 vial 2.000 vial
Polio 3 32.000
Polio 4 30.000
DPT-HB-Hib1 30.000
DPT-HB-Hib2 28.000 20.000 vial 3.000 vial
DPT-HB-Hib3 22.000
Campak 33.000 10.000 vial 2.000 vial
Hasil perhitungan IP
 Hepatitis B :1
 BCG : 3,4
 Polio : 8,6
 DPT-HB-Hib :4
 Campak/MR : 3,3
 Tentukan juga IP untuk imunisasi anak sekolah
dan WUS ... Misal :
◦ Campak/MR SD :8
◦ DT :8
◦ Td :8
Menghitung kebutuhan vaksin
• Dihitung berdasarkan jumlah sasaran/jumlah pemberian, target
cakupan dibagi dengan IP
• Kebutuhan 1 tahun :

Vaksin= (Jml. sasaran x Target) / IP

• Hasil perhitungan dalam satuan vial / ampul


Contoh
• Sasaran imunisasi Kab. Serang tahun 2019
• Infant/Bayi : 46.301
• Surv. Infat : 44.924
• Baduta : 44.924
• Klas 1 SD : 37.107
• Klas 2&5 SD : 63.365
• WUS (10%) : 40.460
• Hitung kebutuhan setiap jenis vaksin untuk 1 tahun
Hasil perhitungan
Perencanaan coldchain
 Dasar pertimbangan
◦ Tingkat administrasi
 Provinsi : coldroom, freeze room, lemari es, freezer
 Kab / kota : coldroom, lemari es, freezer
 PKM, UPK lain :lemari es
◦ Volume vaksin yang akan disimpan
◦ Ketersediaan sumber daya
 SDM kes
 Tersedia listrik
 24 jam
 Paruh waktu ; EK, EG
 Tidak tersedia listrik
 Tenaga surya
Kebutuhan coldchain
• Dihitung berdasarkan volume puncak penyimpanan
vaksin.
• Meliputi kebutuhan rutin dan tambahan
• Misal :
• Provinsi : Volume maksimal (2 bln + 1 bln) + pelaksanaan BIAS
• Kab / kota : Volume maksimal (1 bln + 1 bln) + pelaksanaan
BIAS
• PKM : Volume maksimal (1 bln + 1 minggu) + pelaksanaan BIAS
• Bandingkan dengan ketersediaan coldchain
Penyimpanan vaksin
PUSAT/ PROVINSI KAB/KOTA PKM/PUSTU BDD/UNIT
Bio Farma PELAYANAN

JENIS MASA SIMPAN VAKSIN


VAKSIN
6 BULAN 2 BULAN + 1 1 BULAN +1 1 BULAN +1 1 BULAN +1
BULAN CAD BULAN CAD MINGGU CAD MINGGU CAD

POLIO
Freezer : Suhu -15 oC s/d - 25 oC
DT, TT, Td
BCG,
Campak,
MR SUHU
Polio LEMARI ES : SUHU +2oC s/d 8oC RUANGAN
Hepatitis B, (sampai VVM
DPT-HB-Hib C)
IPV
HB. Uniject
Volume Vaksin Program Imunisasi
Volume Vaccine Standar WHO

Volume/
Vaccine dose
BCG 1.3
Hep.B 1.3
OPV 1.22
Measles 3.3
DTP-HB-Hib 2.13
IPV 2.13
DTP-HB-Hib 2.13
Measles 3.3
Td 2.23
DT 2.23
Measles 3.3
Td 2.23
OPV 1.22
Measles 3.3
MR 1.3

BCG Diluent 1.3


Measles Diluent 0.8
Dropper 10ds 1.22
MR Diluent 1.3

Pelatihan Penguatan dan Peningkatan Kualitas Program Imunisasi Rutin


Bandung, 18 s.d 21 Desember 2011
Hasil perhitungan
Volume lemari es dan freezer
Menghitung keb. ADS dan SB
• Alat suntik yang digunakan untuk imunisasi adalah alat suntik sekali
pakai (Auto Disable Syringe / ADS)
• Kebutuhan ADS :
• ADS 0,05 ml : BCG
• ADS 0,5 ml : DPT-HB-Hib, Campak/MR, DT,Td
• ADS 5 ml : Oplos campak/MR dan BCG
• Safety box 2,5 liter : mampu menampung 50 alat suntik bekas
• Kebutuhan = Jumlah seluruh alat suntik / 50
Hasil perhitungan
Kebutuhan setiap sasaran

Sasaran ADS 0,05 ml ADS 0,5 ml ADS 5 ml SB 2,5 lt

Infant 1 0 =1/3,4

Surv. Infant 0 4 =1/3,3

Klas 1 SD 0 2 =1/7

Klas 2-3 SD 0 1 0

WUS 0 1 0
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistisk

Susun rencana distribusi Kapan

Bagaimana

 Susun rencana khusus untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau


 Hitung semua kebutuhan vaksin dengan mempertimbangkan
sisa stok sampai pelaksanaan kampanye/ORI
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Jumlah tenaga kesehatan pelaksana imunisasi (tim pelaksana):
o Dokter, bidan, perawat  Jika kekurangan bekerja sama dengan UPS/ RS
o Tenaga Supervisor yang bertugas memantau kecukupan logistik dan
KIPI. Setiap 3-5 pos, terdapat 1 supervisor.
o Tenaga motivator/ penggerak, seperti kader dan guru
(UKS, Wali kelas)
o RS Rujukan untuk menangani jika ada kasus KIPI

Kebutuhan dan kekuatan tenaga pelaksana dihitung berdasarkan:


1. Jumlah sasaran
2. Jumlah Pos Pelayanan
3. Jumlah hari pelayanan
4. Jumlah vaksin carrier
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Hitung : jumlah pos pelayanan imunisasi dibagi dengan jumlah
sasaran

Pertimbangkan :
1 vaksinator : maks. menyuntik 100-125 sasaran/ hari
1 pos pelayanan : dibantu 3 kader/ guru
1 supervior : mengkoordinir 3-5 pos pelayanan
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Perlu diinventarisasi juga tenaga yang dapat
membantu pelaksanaan di pos pelayanan seperti :
oTenaga kesehatan (perawat, bidan dan dokter) yang
ada di unit pelayaan swasta dan RS untuk
membantu melakukan penyuntikan.
oTenaga kesehatan yang sedang tugas belajar
di sekolah-sekolah (Akper, Akbid dan FK) untuk
membantu pelayanan selain penyuntikan.
Peran Tenaga Pelaksana
Tenaga Kesehatan:
Memberikan imunisasi kepada sasaran dengan tepat dan aman

Kader/ Guru:
oMenggerakkan sasaran/ orang tua untuk datang ke pos pelayanan imunisasi
oMengatur alur pelayanan imunisasi di pos pelayanan
oMencatat hasil imunisasi

Supervisor:
Memastikan pelaksanaan imunisasi berjalan dengan baik, termasuk :
oMemantau kecukupan logistik
oMemantau KIPI
Pemetaan dan Penyusunan Jadwal
Pemetaan dan Penyusunan Jadwal Kegiatan
Pemetaan dan Penyusunan Jadwal
Peta Wilayah Kerja
o Daerah sulit geografis/ sosial ekonimi
o Lokasi pos pelayanan imunisasi, seperti sekolah, posyandu, RS, dll
Buat Prioritas Wilayah dengan penentuan wilayah/ desa risti, dengan
kriteria:
o Sasaran besar
o Ada kasus PD3I tahun lalu
o Cakupan imunisasi pentavalen rendah, maka biasanya campak rendah
o Drop out pentavalen tinggi karena takut panas/ takut suntik, maka
DO campak juga tinggi
o Sulit geografis maupun sosial ekonomi (padat, kumuh, elit)
o Mobilitas penduduk tinggi
o Banyak UPS
o Posyandu tidak aktif/ tidak ada
o Daerah yang tidak ada petugasnya
o Daerah yang banyak penolakan, dll
Anak-Anak Tinggal di Daerah Risiko Tinggi yang Mungkin
Lolos Imunisasi
Advokasi dan Sosialisasi
Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi tingkat Kab/Kota dan
Kecamatan  Menginformasikan tentang tujuan, manfaat dan
pentingnya imunisasi, serta fokus daerah risti.
o Dukungan konkrit dan partisipasi aktif dari pemimpin daerah Lurah/
kades, camat, Bupati/ Walikota
o Lintas sektor terkait, seperti Diknas, Kemenag, Organisasi Profesi,
Organisasi Keagamaan, Organisas Masyarakat, Toga, Toma, Babinsa,
Kapolsek, dll
Sosialisasi sederhana kepada Guru TK, SD, dan SMP
Sosialisasi
sederhana kepada murid-murid SD dan SMP
dengan melibatkan dokter kecil/ UKS sekolah
Advokasi dan Sosialisasi
Penggerakan masyarakat
o Pengajian/ majelis taklim, arisan, pertemuan komite
sekolah
o Media KIE
o Pengumuman melalui tempat ibadah
o Media elektronik, media sosial, media cetak
o Pemasangan spanduk dan backdrop di tempat-
tempat strategis, siaran keliling
o Videotron
o Radiospot
Perencanaan Anggaran
Sumber Pembiayaan

Melakukan identifikasi
sumber pembiayaan yang tersedia
Sumber Pembiayaan

Melakukan penyusunan rencana anggaran

 Kesesuaian dengan menu anggaran yang tersedia/diperbolehkan


 Kesesuaian dengan kewenangan  APBD (Provinsi dan
Kab/Kota), DAK Non Fisik/ BOK (Kab/Kota dan Puskesmas), dll.
 Tidak ada double costing antara sumber anggaran yang satu
dengan yang lain

Anda mungkin juga menyukai