Anda di halaman 1dari 50

GAMBARAN PELAKSANAAN IMUNISASI

KABUPATEN KARANGANYAR

31 OKTOBER 2023
DINAS KESEHATAN KAB.KARANGANYAR
 2-3 juta kematian dapat dicegah setiap
tahun dengan imunisasi

 Imunisasi dapat mencegah lebih dari 26


penyakit

 Membantu membatasi/ mengurangi


terjadinya resistensi antibiotik karena dapat
mencegah penyakit pada tahap awal

 Meningkatkan cakupan imunisasi secara


global dapat menyelamatkan lebih dari 1,5
juta orang setiap tahunnya
MEMBENTUK KEKEBALAN
PROTEKSI SPESIFIK KELOMPOK PROTEKSI LINTAS
INDIVIDU (HERD IMMUNITY) KELOMPOK

Apabila cakupan imunisasi tinggi Pemberian imunisasi pada


Setiap orang yang mendapatkan
dan merata dapat membentuk kelompok usia tertentu (anak)
imunisasi akan membentuk
kekebalan kelompok dan dapat membatasi penularan
antibodi spesifik terhadap
melindungi kelompok masyarakat kepada kelompok usia
penyakit tertentu
yang rentan dewasa/orang tua
Bagaimana apabila Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
seorang anak tidak berbahaya sehingga mudah tertular penyakit,
mendapatkan imunisasi menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan
meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat
rutin lengkap?? menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain.

KLB
Akumulasi anak yang tidak
PD3I mendapat imunisasi rutin lengkap
mengakibatkan tidak akan
terbentuk Kekebalan Kelompok
atau Herd Immunity
JADWAL IMUNISASI RUTIN

IMUNISASI LANJUTAN Td PADA WUS  HARUS MELALUI


IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA
SKRINING
BADUTA
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal
Masa Perlindungan
0 Hepatitis B Imunisasi Pemberian
1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1, RV1
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2, RV2
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV, RV3 T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
9 MR, IPV2 T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE*
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3
18 DPT/HepB/Hib4, MR2
* di Prov/Kab/Kota -DT Td HPV HPV
Td
Terpilih -MR

Kelas Kelas Kelas Kelas


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH 1 2 5 SD 6 SD
SD SD
DUKUNGAN UNTUK PELAKSANAAN
IMUNISASI
NO PIHAK TERKAIT DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

1. Dinas Pendidikan ❑ Mendukung dan siap bekerja sama untuk menyukseskan pelaksanaan imunisasi Campak Rubela
bagi peserta didik di institusi pendidikan negeri, swasta dan internasional.

2. Kanwil Kementerian ❑ Mensukseskan pelaksanaan imunisasi bagi peserta didik/ santri di sekolah, madrasah dan pondok
Agama pesantren baik di lingkungan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan yang berada di bawah
koordinasi Kantor Kementerian Agama.
❑ Menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya
imunisasi kepada masyarakat

3. Dinas Pendidikan ❑ Mendukung pelaksanaan imunisasi dengan penyusunan kebijakan di daerah, pembinaan,
Sekretariat Daerah, fasilitasi dan pelaksanaan koordinasi dengan bidang agama, pendidikan dan sektor lainnya.
Bagian Kesra
4. Tim Penggerak PKK ❑ Mengoptimalkan fungsi kader untuk turut serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan
melakukan mobilisasi sasaran untuk mendapatkan pelayanan imunisasi
❑ Membantu tenaga kesehatanuntuk mendata warganya yang belum
lengkap status imunisasinya
DUKUNGAN UNTUK PENGUATAN IMUNISASI
RUTIN
NO PIHAK TERKAIT DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

5. Organisasi Profesi ❑ Memastikan seluruh anggotanya turut serta dalam upaya untuk penguatan imunisasi rutin
Kesehatan ❑ Memobilisasi anggota agar membantu pelaksanaan imunisasi kejar/ catch up untuk melengkapi
status imunisasi yang belum lengkap, serta dalam pelaksanaan imunisasi tambahan lainnya.
❑ Memastikan tidak ada anggotanya yang menolak imunisasi dan menyebarkan rumor negatif/
hoaks tentang imunisasi
6. Dinas Pemberdayaan ❑ Mendukung perencanaan kegiatan melalui dana desa untuk pelaksanaan posyandu dan
Masyarakat Pemerintahan imunisasi, termasuk didalamnya pemberian insentif bagi kader untuk melakukan pendataan
Desa (PMPD) dan status imunisasi anak dan mobilisasi sasaran ke posyandu untuk imunisasi
Dukcapil ❑ Mempertimbangkan kelengkapan status imunisasi anak sebagai salah satu persyaratan untuk
pengurusan dokumen kependudukan
7. Mitra Pembangunan ❑ Membantu melakukan technical assisstant dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan
Internasional program, cakupan imunisasi dan penerimaan masyarakat (demand generation)
❑ Memberikan dukungan pelaksanaan kegiatan yang tidak dapat dicover oleh daerah

8. Media ❑ Menyebarluaskan info tentang imunisasi dan meng “counter” atau melawan rumor
negative/hoaks tentang imunisasi dengan memberikan pemberitaan yang berasal dari sumber
yang valid
 Eradikasi penyakit cacar,
tahun 1980  Imunisasi Stop
 Tidak dijumpainya lagi kasus polio
KEBERHASILAN
sejak tahun 2006 (tahapan
IMUNISASI eradikasi polio)  Sertifikasi
BEBAS POLIO,  27 Maret 2014
 EliminasiMaternal dan Neonatal
Tetanus  Mei 2016
INTRODUKSI VAKSIN BARU
WAKTU DAN SASARAN
INTRODUKSI

INTRODUKSI PCV Waktu Mulai September 2022


Pelaksanaan
Sasaran Bayi kelahiran mulai 13 Juni
2022
TEMPAT PELAKSANAAN

Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu,


Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta,
klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri bidan,
dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang memberikan layanan imunisasi
BEBAN PENYAKIT
PNEUMONIA
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11
BULAN) DI INDONESIA TAHUN 2020
[2]
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59
BULAN) DI INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021
14,5% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 5,05% kematian pada anak balita (12-59 bulan)
di Indonesia disebabkan oleh Pneumonia.
Proporsi kematian akibat Pneumonia lebih besar pada bayi usia <12 bulan sehingga harus
diberikan perlindungan sedini mungkin sebelum bayi menderita Pneumonia.
REKOMENDASI ITAGI
Sudah ada Rekomendasi ITAGI untuk pelaksanaan introduksi imunisasi PCV
secara nasional

Berdasarkan monitoring
dan evaluasi pada
demonstrasi program di
Provinsi NTB dan
Bangka Belitung,
cakupan telah tercapai
dengan baik, maka
dapat dipertimbangkan
menjadi Program
Imunisasi Nasional.
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN
TAHUN 2022
Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberian Imunisasi Pneumokokus
Konyugasi
− Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor:
HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi;
sebagaimana diubah dalam:
Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor:
HK.01.07/MENKES/ 779/
2022 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi
Surat Pelaksanaan Introduksi
Imunisasi PCV nomor 000/7570
tanggal 29 Agustus 2022
JADWAL PEMBERIAN
VAKSIN PCV
◉ Imunisasi PCV diberikan sebanyak 3 dosis
◉ Jadwal pemberian imunisasi PCV:
◎ Dosis pertama (usia 2 bulan)
◎ Dosis (usia 3 bulan)
kedua (usia 12
◎ Dosis bulan)
Keterangan:
ketiga
▸ Vaksin PCV dosis pertama dan kedua diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib
dan OPV.
▸ Untuk Provinsi DI Yogyakarta, vaksin PCV dosis pertama dan kedua diberikan
bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan IPV.
IMUNISASI
 Pneumonia PCV
merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita, dimana
70% penyebabnya dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu 20% karena Haemophilues
Influenza tipe b (Dapat dicegah dengan vaksin Hib) dan 50% karena Streptococcus
pneumoniae (Dapat dicegah dengan vaksin PCV).
 Upaya pencegahan pneumonia dengan imunisasi PCV harus bersamaan
dengan upaya pencegahan dan pengendalian pneumonia lainnya seperti tata laksana
kasus yang baik, promosi pemberian ASI eksklusif pada bayi, dan menurunkan
faktor risiko lainnya seperti polusi udara indoor dan asap rokok.

 Imunisasi PCV sudah ditetapkan sebagai imunisasi yang akan


rutin diimplementasikan diseluruh Indonesia
 Vaksin PCV yang akan digunakan sudah memiliki izin edar BPOM.
IMUNISASI
 Kabupaten PCV
Karanganyar sudah mulai introduksi vaksin PCV pada bulan September
2022
 Sasaran PCV 1, diberikan pada anak mulai kelahiran 13 JuNi 2023
 Pada PCV 1 dan PCV 2 diberikan secara bersamaan dengan imunisasi DPT-HB-Hib
(Suntikan ganda, paha kanan dan kiri)
Introduksi vaksin rotavirus
(RV)
BEBAN PENYAKIT DIARE
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) DI PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) DI INDONESIA TAHUN 2020
INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI,
2021
 9,8% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 4,55% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di Indonesia
disebabkan oleh Diare.
 Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi diare pada balita 9,8%
(Balitbangkes, 2021).
 Penelitian Balitbangkes, Kemenkes RI juga menyatakan bahwa 5,5% kematian bayi 29 hari - 11 bulan
disebabkan oleh diare (Sample Registration System (SRS) Tahun 2018.
REKOMENDASI
ITAGI
Saran untuk introduksi vaksin Rotavirus di Indonesia
Introduksi vaksin RV di Indonesia
a.Dapat segera dilaksanakan pada tahun 2022 dengan
menggunakan vaksin impor secara terbatas.
b.Introduksi vaksin Rotavirus 2022 dilakukan secara
bertahap sambil menunggu produksi BioFarma.
Pertimbangan pemilihan introduksi vaksin Rotavirus,
daerah dengan prevalensi dan mortalitas tinggi,
cakupan imunisasi rutin tinggi atau sesuai target
nasional, kesiapan SDM serta infrastruktur, antisipasi
penerimaan masyarakat
DASAR PELAKSANAAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO
HK.01.07/MENKES/1139/2022 TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI ROTAVIRUS
•Menetapkan Pemberian Imunisasi Rotavirus sebagai imunisasi rutin yang
diberikan secara bertahap ke seluruh

wilayah Indonesia.
•Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus
pada diberikan
bayi.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus di 21
selanjutnya perluasan wilayah pelaksanaan ditetapkan
berdasarkan kajian epidemiologi, rekomendasi ahli, dan
pertimbangan kesiapan operasional.
• Tata cara Pemberian Imunisasi Rotavirus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
• Pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara bertahap dimulai
pada tahun 2022 di 21 kab/kota dengan mempertimbangkan:
• angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada balita;
• kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan imunisasi.
• Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan
yang diberikan sebanyak 3 dosis dengan jarak 4 minggu antar dosis, dan
imunisasi RV dosis terakhir pada anak usia tidak lebih dari 6 bulan
• Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan secara terpadu dengan lintas program
dan lintas sektoral dalam hal tenaga, sarana, dan dana mulai dari tingkat pusat
sampai tingkat pelaksana
• Kabupaten Karanganyar sudah pelaksanaan Rotavirus sejak tanggal 16 Agustus
2023
HASIL PELAKSANAAN
IMUNISASI
KAB.KARANGANYAR
N
SKALA :
PETA DESA UCI/NON UCI W E 1:25337
PUSKESMAS JATIYOSO TH 2022 Kilometer
S
INSET PETA KAB.KARANGANYAR

Wu
kir PUSKESMAS
sa JATIYOSO
wi
t

Beruk
Karangsari

Wonorejo
Tlobo

Jatiyoso g

CAKUPAN :
in
el
it

Petung
ok
aw

: >90%
on
tis
Ja

: 80 - 90 %
: <80 %
N
SKALA :
PETA DESA UCI/NON UCI W E 1:25337
PUSKESMAS TAWANGMANGU Kilometer
S
TAHUN 2022 INSET PETA
KAB.KARANGANYAR

PUSKESMAS
TAAWANGMANGU

k
n kli g
bo n g n
m Te ba
Plu um
Bl
Karanglo ro
so
li
a k Ka
leb
Bandardawung Ng
Ta

Se
w

pa
an

nja Gondosuli CAKUPAN :


gm

ng
an

: > 90%
gu

: 80 - 90 %
: <80 %
TANTANGAN
 Adanya penolakan imunisasi dasar dari kelompok-kelompok
masyarakat dengan keyakinan tertentu sejak tahun 2005
 Adanya kelompok masyarakat tertentu yang menuntut adanya
label kehalalan vaksin
 Adanya info yang menyesatkan dari media (internet, buletin,
tabloit, selebaran gelap dll)
 Keterbatasan sarana/prasarana untuk program imunisasi
karena sumber dana yang rendah
SEKOLAH-SEKOLAH YANG BANYAK PENOLAKAN
PADA BIAS MR dan HPV TAHUN 2023
• MI AL FURQON TAWANGMANGU
– 40,0 % DARI SASARAN MENOLAK BIAS MR
– 86,21 % DARI SASARAN MENOLAK BIAS HPV
• SDI AL IRSYAD TAWANGMANGU
– 52,38 % MENOLAK BIAS MR
– 75 % MENOLAK BIAS HPV
PERMASALAHAN
PENOLAKAN IMUNISASI
• Penolakan Muncul pertama kali tahun 2005, sebanyak 2 balita
di desa Beruk Jatiyoso
• Sampai saat ini jumlahnya semakin bertambah, hampir di
seluruh Kecamatan di Kabupaten Karanganyar terdapat
penolakan imunisasi
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
UNTUK MENGATASI MASALAH
PENOLAKAN IMUNISASI
DI KAB. KARANGANYAR
PERTEMUAN SOSIALISASI IMUNISASI
DARI KEMENKES., PT.BIOFARMA, dan DINKES
PROVINSI JATENG tahun 2013
Pertemuan antisipasi Penolakan Imunisasi tingkat
Kabupaten dengan melibatkan LP, LS dan Tokoh Agama
setiap tahun
Kegiatan Sosialisasi Imunisasi di Sekolah
yang banyak penolakan (BIAS)
Adsos Imunisasi di Pondok2 Pesantren yg banyak
menolak imunisasi
Pemantauan Pelaksanaan Imunisasi
di Daerah Penolakan Imunisasi bersama
TP-PKK Kabupaten
PENCANANGAN PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) 2016
oleh Jajaran Forkompinda di daerah penolakan (Blumbang,Tawangmangu)
KUNJUNGAN KERJA
DINKES KARANGANYAR DENGAN PETUGAS IMUNISASI PUSKESMAS
KE BIOFARMA (Pabrik Vaksin) 2 KALI
Th.2012 & 2016
Studi Pembuatan Vaksin Ke Pt.Biofarma Bandung bersama
Tokoh agama Bln Mei 2017

44
Kunjungan Rumah kepada masyarakat
yang menolak imunisasi oleh Dinkes
dan MUI
PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT
PEDULI IMUNISASI PD TAHUN 2019
Kegiatan Sosialisasi Imunisasi di Posyandu
Kegiatan Sosialisasi Imunisasi di Pengajian
Ibu-ibu
DUKUNGAN YANG DIHARAPKAN

1. Dukungan sumberdaya (dana dan tenaga), dana operasional untuk Pelaksanaan


program imunisasi  APBN, BLN. APBD Prov, APBD Kab/Kota, masyarakat serta
swasta,dunia usaha
2. Membangun komitmen untuk peningkatan program imunisasi, dan pelayanan
kesehatan pada umumnya  Lintas Program,Linsek Terkait  Komitmen Pemda 
terpadu dan terstruktur
3. Komunikasi yang intensif, baik dengan kerjasama pusat, Provinsi, Kab/Kota,
Kecamatan dan Desa serta kementrian/lembaga terkait
4. Optimalisasi Peran TOMA, TOGA , LSM, PKK, MUI, Ormas, Swasta,,
Dunia-Usaha , masyarakat dll  informasi pentingnya imunisasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai