Anda di halaman 1dari 68

BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN)

TAHUN 2022

WIWIEN PURWITASARI,SKM, MKES


DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

1
Pengertian dan Situasi
Cakupan Imunisasi
Apa itu vaksin?
Vaksin : produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang
telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu

Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong


pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar
terhindar dari tertular ataupun kemungkinan
sakit berat
Bagaimana cara kerja vaksin?

Pemberian Vaksin
Vaksin akan Ketika terinfeksi,
• Dilakukan sesuai merangsang tubuh akan dapat
prosedur pembentukan mengingat virus
• Menjamin kekebalan terhadap atau bakteri
keamanan dan penyakit tertentu pembawa penyakit,
efektivitas
pada tubuh mengenali dan tahu
seseorang cara melawannya
vaksin
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan

IMUNISASI

Imunisasi
Program

Imunisasi yang diwajibkan kepada Imunisasi


Pilihan
seseorang sebagai bagian dari
masyarakat dalam rangka melindungi Imunisasi yang dapat diberikan
yang bersangkutan dan masyarakat kepada seseorang sesuai dengan
sekitarnya dari penyakit yang dapat kebutuhannya dalam rangka
dicegah dengan imunisasi melindungi yang bersangkutan dari
penyakit tertentu
JADWAL IMUNISASI RUTIN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN
IMUNISASI LANJUTAN PADA WUS  HARUS MELALUI SKRINING
PADA BADUTA
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal
Masa Perlindungan
<24 jam Hepatitis B Imunisasi Pemberian
0-1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT-HepB-Hib1, OPV2, PCV1*
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT-HepB-Hib2, OPV3, PCV2*
4 DPT-HepB-Hib3, OPV4, IPV T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
9 Campak-Rubela T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE** T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3*
- D Td HPV* HPV*
18 DPT-HepB-Hib4, Campak-Rubela2 Td
T
* Dilakukan di seluruh Indonesia secara bertahap - C
** Hanya di wilayah endemis R

Kelas Kelas Kelas Kelas


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH 1 SD 2 SD 5 SD 6 SD
Manfaat Tiap Jenis Imunisasi
Jenis Imunisasi Manfaat

Hepatitis B Mencegah penyakit Hepatitis B dan kerusakan hati


BCG Mencegah penyakit Tuberkulosis (TBC)
Polio
Mencegah penyakit Polio yang menyebabkan kelumpuhan permanen pada kaki dan/atau lengan
(tetes dan suntik)
Mencegah penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan), Tetanus, Hepatitis B, serta Meningitis (radang
DPT-HB-Hib selaput otak) dan Pneumonia (radang paru) yang disebabkan oleh kuman Haemophilus Influenzae
tipe b
Mencegah penyakit Campak yang dapat mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan
Campak
kebutaan

Rubela Mencegah penyakit Rubela pada anak dan Sindrom Rubella Kongenital pada bayi baru lahir

DT dan Td Mencegah penyakit Difteri dan Tetanus

HPV Mencegah penyakit kanker leher Rahim akibat infeksi virus Human Papilloma Virus

JE Mencegah ensefalitis (radang otak) akibat virus Japanese Encephalitis

PCV Mencegah pneumonia (radang paru) akibat infeksi bakteri STREPTOCOCUS pneumoniae
Apakah imunisasi aman bagi bayi dan anak?
Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional aman dan
efektif, sudah mendapatkan rekomendasi dari Badan Kesehatan
Dunia (WHO) dan lulus uji Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM)
Reaksi setelah vaksinasi disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI), biasanya bersifat sementara dan umumnya ringan
IMUNISASI DASAR LENGKAP

Imunisasi Dasar Lengkap


saja belum cukup
memberikan perlindungan
terhadap PD3I karena PERUBAHAN PARADIGMA
beberapa antigen
memerlukan booster/
pemberian dosis lanjutan
pada usia 18 bulan, usia
anak sekolah (BIAS) dan
usia dewasa (WUS) IMUNISASI RUTIN LENGKAP
Kapan seorang anak dikatakan sudah mendapat
imunisasi rutin lengkap?
Bagaimana apabila Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
seorang anak tidak kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
mendapatkan berbahaya sehingga mudah tertular penyakit,
menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan
imunisasi rutin meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat
lengkap?? menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain.

KLB
Akumulasi anak yang tidak
PD3I mendapat imunisasi rutin lengkap
mengakibatkan tidak akan
terbentuk Kekebalan Kelompok
atau Herd Immunity
CAKUPAN IMUNISASI DASAR BAYI di JATIM MENURUN
120

99.34
97.16
91.77
90.16
100

89.9
83.39
82.63
81.84
76.29
74.63
74.05
80

66.51
65.89

69.1
61.85
58.66
57.89
54.8
50.35
49.66
60

48.5
42.38

41.15
41.05
34.19

33.61
32.63
40
26.06
25.87

25.58
17.84
17.52

17.1

20
9.69

9.06
9.8

0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des

2019 2020 2021

 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) JAWA TIMUR pada bayi Tahun 2021 belum mencapai target
(91,77% dari target 93,6%)
 Capaian cakupan IDL tahun 2021 lebih rendah dibandingkan tahun 2019 dan 2020
Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022
Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang belum lengkap status imunisasi dasarnya (DO)
DI JATIM selama tahun 2019-2021
7,705
9,000
8,000
5,834
7,000
6,000
4,249

5,000
3,579
3,546
2,829
2,753
4,000

2,444
2,436
2,430
2,256
2,118
1,944
1,872
1,768
1,729
3,000

1,548
1,323
1,282
1,214
1,149
1,055
1,032
2,000

962
862
835
819
782
763
760
468
239
185
151
142
1,000

128
105
92
-
n g ri n r n o g n g o ik g g o jo o a n g gi o o p i r o n k n n n u o n ri r k
r ua alan edi kala mbe uba kert pan nga ajan ond res gun ban ingg oar gor bay asa alan an ingg rog ene gaw Blita wos cita anju diu rua diu Bat kert geta edi Blita gale
su M K ng Je T ojo am mo um tub G nga om bol Sid one ura mek M yuw bol ono um N a a u a K
Pa J do P Ng M Pas a M Kota ojo Ma ota ota reng
Ba M S La L Si lu o j S a
Bo ota n P Ko Ba Pr
t a n o P S
Bo
n t M K K T
Tu Pr n ta n
a
ot Ko ta
en e n K te te te K K o
t at up
a a Ko a
upa up b up bup
b b a b
Ka Ka K Ka Ka

65388 bayi belum Perlu dilakukan imunisasi


lengkap Imunisasi Dasar kejar (catch-up) untuk
nya selama tahun 2019- melengkapi status imunisasi
2021 anak
Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022
CAKUPAN IMUNISASI lanjutan PADA ANAK BAWAH USIA DUA
TAHUN (BADUTA) di jatim MENURUN (DPT-HB-HIB 4)
100

89.33
86.17
90

78.83
77.76
80

68.61
69.9
69.8
61.91
61.64
70

58.38
54.14
53.82
60

50.17
46.77
46.4

42.82
50

39.36
38.62

36.91
32.85
32.07
31.94
40

29.67
27.82
25.92
25.23

24.84
20.76
30
17.19

14.63
14.46
11.37

13.1

20
7.05
6.51
5.61

10

0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des

2,019 2020 2021

 Cakupan Imunisasi DPT-HB-HIB 4 Tahun 2021 tidak mencapai target yang ditentukan
 Cakupan Imunisasi DPT-HB-HIB tahun 2021 lebih rendah dibandingkan cakupan tahun 2019 dan 2020

Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022


CAKUPAN IMUNISASI lanjutan PADA ANAK BAWAH USIA DUA
TAHUN (BADUTA) di jatim MENURUN (MR 2)

89.98
100

85.6
90

79.77

78.02
77.28
71.03

69.73
80

69.71
63.14

62.56
61.89
70

55.84
55.58
54.38
60

48.13
46.84

49.3
43.65
40.52
50

38.99
39.2
33.87

32.54
32.04
40

26.87

26.78
25.93
21.25
20.17
30
19.56
14.78
13.23
12.89

20
7.24
6.55

6.43

10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
2019 2020 2021

 Cakupan Imunisasi Campak Rubela Baduta Tahun 2021 tidak mencapai target yang ditentukan
 Cakupan Imunisasi Campak Rubela Baduta tahun 2021 lebih rendah dibandingkan cakupan tahun 2019 dan 2020

Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022


Jumlah Baduta usia 18-24 bulan yang belum lengkap status DPT 4 (DO)
selama tahun 2019-2021
29508
35000

26610
30000
25000 21117
20000 19048
13733
13021
11250
10587
10070
15000

9955
9762
9355
8981
8653
7619
7236
7008
6980
6674
10000

5183
4808
4033
3994
3693
2990
2809
2803
2700
2510
2461
2305
2266
1800
1301
1289
1089
5000

418
394
0
i i i i
an ng er an ng ir an ng an go ng g ng ep an ya ng tar ro to sik so do rjo an an go go lek un tu an ir tar w uk un to
u ru ala emb gkal pa Ked kas aja ong ling agu wan ala en Tub aba ba Bli ego ker Gre wo on oa uru acit oro ling gga adi a Ba get Ked Bli Nga anj adi ker
Pa
s M J n am e
m um am bo ng yu a M Su
m ur Jom on oj
o do tub Sid Pas P on bo ren M Kot Ma ota ota Ng a M ojo
Ba S Pa L L Pro Tulu Ban Kot aS oj M on Si a P ro T K K t M
Ko
t B B
Ko
t
aP Ko ota
t K
Ko

286.013 (17.1%) baduta Perlu dilakukan imunisasi


belum mendapatkan kejar (catch-up) untuk
Imunisasi DPT-HB-HIB 4 melengkapi status imunisasi
selama tahun 2019-2021 anak

Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022


Jumlah Baduta usia 18-24 bulan yang belum lengkap status MR2 (DO)
selama tahun 2019-2021
28265
30000

25000 19163
15105
20000
14135
13217
12186
15000

8414
8255
8180
8063
7671
6899
10000

6107
5390
5001
4365
4163
3836
3611
3564
3448
3271
2928
2798
2645
2490
2199
1828
1769
1703
1626
1236
5000

1208
967
952
615
533
388
0

208.842 bayi belum Perlu dilakukan imunisasi


mendapatkan Imunisasi kejar (catch-up) untuk
MR 2 selama tahun melengkapi status imunisasi
2019-2021 anak

Sumber: Laporan Rutin s.d 9 Februari 2022


Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I)

Tuberculosis Hepatitis B Diphteria

Pertusis

Pneumonia Polio Measles Rubella

Tetanus Diare Rotavirus Japanese Ensefalitis Cervical Cancer


Pelaksanaan BIAN
Dasar hukum
• : SR.02
.06/II/1589/2022 tgl 10
Maret 2022 Hal :
Pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Nasional
Tahun 2022
LATAR BELAKANG
1. Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan
rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023
2. Indonesia juga diharapkan dapat mempertahankan status bebas polio
dan mewujudkan Dunia Bebas Polio pada tahun 2026.
3. Beberapa tahun terakhir (2020, 2021 , terutama selama masa pandemi
COVID-19 pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal
sehingga terjadi penurunan cakupan imunisasi rutin yang cukup signifikan
dan mulai timbul beberapa KLB PD31 di beberapa daerah)

Cakupan imunisasi Terjadi


rendah, peningkatan kasus Bulan Imunisasi
mengakibatkan
immunity gap dan terjadi KLB Anak Nasional
(kesenjangan (Kejadian Luar (BIAN)
imunitas) Biasa) PD3I
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL
Bulan Imunisasi Anak Nasional adalah pelaksanaan program imunisasi yang diperuntukkan bagi
sasaran anak di Indonesia, baik Balita maupun anak usia sekolah (PAUD) dengan rangkaian kegiatan
meliputi: pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela, imunisasi kejar untuk melengkapi status
imunisasi balita (imunisasi Polio (tetes/OPV dan suntik/IPV), DPT-HB-HiB.

Tujuan :
 Meningkatkan kekebalan populasi
 Mencegah terjadinya KLB Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
 Mencapai eliminasi Campak Rubela tahun 2023
 Mencapai eradikasi polio global tahun 2026

Kegiatan ini dilaksanakan tanpa memerlukan informed consent


• Imunisasi program adalah imunisasi yang diwajibkan
kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat
dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
masyarakat sekitar dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi, Bagian Keenam
pasal 32 ayat (3) disebutkan bahwa kedatangan
masyarakat di tempat pelayanan imunisasi baik dalam
gedung maupun luar gedung setelah diberikan
penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
merupakan persetujuan untuk dilakukan imunisasi.
Adapun penjelasan yang dimaksud pada ayat (1) dan (2)
adalah penjelasan tentang imunisasi meliputi jenis
vaksin yang akan diberikan, manfaat, akibat apabila
tidak diimunisasi, kemungkinan terjadinya KIPI dan
upaya yang harus dilakukan, serta jadwal imunisasi
berikutnya, yang dapat disampaikan menggunakan alat
bantu seperti media komunikasi massa.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
290/MENKES/PERIIII/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran, Bab IV pasal 15 disebutkan
bahwa dalam hal tindakan kedokteran harus
dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah
dimana tindakan medik tersebut untuk kepentingan
masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan
kedokteran tidak diperlukan.

• Mengacu pada hal tersebut di atas, maka


pemberian imunisasi program, baik untuk
pelaksanaan imunisasi rutin, maupun pelaksanaan
imunisasi tambahan yang dilakukan secara massal
seperti halnya kampanye imunisasi Measles
Rubella, tidak memerlukan persetujuan tindakan
kedokteran perseorangan atau individual
informed consent.
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL ATAU BIAN
DILAKSANAKAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN REKOMENDASI DAN/ATAU
KAJIAN DARI PARA AHLI
No. Komite Ahli Rekomendasi
1 Komite Penasihat Ahli • Perlu dilaksanakan imunisasi tambahan Campak-
Imunisasi Nasional atau Rubela untuk mencapai Eliminasi tahun 2023
ITAGI • Perlu dilaksanakan imunisasi kejar satu dosis polio
suntik (IPV) untuk mempertahankan Indonesia Bebas
Polio dan mencapai Eradikasi polio global tahun 2026

2 Komite Verifikasi Perlu dilaksanakan imunisasi tambahan Campak-


Nasional Eliminasi Rubela untuk mencapai Eliminasi tahun 2023
Campak-Rubela/CRS
Indonesia
3 Komite Ahli Difteri Perlu dilaksanakan imunisasi kejar guna menutup
kesenjangan imunitas terutama pada anak usia kurang
dari 5 tahun (balita)
RENCANA PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL
DILAKSANAKAN DALAM 2 TAHAP :
Tahap 1 : Mulai Mei 2022
− Pemberian imunisasi tambahan campak rubela dengan sasaran:
a. Sasaran usia 9 bulan - <15 tahun untuk Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan
Kep Riau
b. Sasaran usia 9 bulan - <12 tahun untuk seluruh provinsi di Pulau Sumatera (kecuali yang
disebutkan di point a), di pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
− Sekaligus pelaksanaan imunisasi kejar bagi anak balita

Tahap 2 : Mulai Agustus 2022


− Pemberian imunisasi tambahan campak rubela dengan sasaran:

• Sasaran anak usia 9 – 59 bln untuk provinsi di Pulau Jawa (DKI Jakarta,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur)
− Sekaligus pelaksanaan imunisasi kejar bagi anak balita
SASARAN:
1. 9 BULAN s.d < 12 TAHUN :
PEMBERIAN 1 PROVINSI DI PULAU
DOSIS SUMATERA, KALIMANTAN,
IMUNISASI SELURUH SULAWESI, NUSA TENGGARA,
TAMBAHAN PROVINSI, MALUKU DAN PAPUA TAHAP 1:
CAMPAK KECUALI *KHUSUS ACEH, PROVINSI
RUBELA TANPA BALI DAN SUMATERA UTARA, SUMATERA
BARAT, RIAU DAN KEP RIAU
LUAR PULAU
MEMANDANG DIY
SASARAN ADALAH 9 BULAN s.d JAWA, MULAI
STATUS
IMUNISASI < 15 TAHUN MEI 2022
SEBELUMNYA 2. 9 s.d 59 BLN:
PROVINSI DI PULAU
BIAN JAWA TAHAP 2:
PROVINSI
SASARAN: ANAK PULAU
IMUNISASI
KEJAR UNTUK
USIA 12 (dua belas) JAWA,
bulan sampai dengan
MELENGKAPI
59 (lima puluh
MULAI
STATUS
IMUNISASI ANAK
SELURUH sembilan) bulan ) AGUSTUS
PROVINSI yang belum atau tidak 2022
(JENIS
IMUNISASI LAIN, lengkap status
SELAIN CAMPAK imunisasinya, baik
RUBELA) imunisasi dasar maupun
lanjutannya

KECUALI BCG, HEP B


TEMPAT Pelaksanaan
1. Kegiatan BIAN dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
berikut:
A. Puskesmas,Puskesmas pembantu
B. Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Rumah
Sakit/klinik TNI dan POLRI;
C. Klinik, Praktik Dokter Swasta, Tempat Praktik Mandiri Bidan; dan
D. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

Selain difasilitas pelayanan kesehatan, BIAN juga dapat dilakukan dipos


pelayanan imunisasi dengan menerapkan protokol kesehatan. Pos
pelayanan imunisasi tersebut dapat berupa:

1. Pos pelayanan di sekolah atau satuan pendidikan maupun pesantren


2. Pos pelayanan komunitas seperti di Posyandu, lapangan, drive thru
(layanan tanpa turun), pelaksanaan imunisasi mobile dengan
memanfaatkan mobil Puskesmas keliling atau pelayanan kesehatan
bergerak lainnya, dan pasar (disesuaikan dengan situasi di daerah
masing-masing
Strategi Pelaksanaan
1. MEMANFAATKAN DATA DASAR KOHORT BAYI/REGISTER IMUNISASI
TAHUN 2017 SD 2021 unt identifikasi imunisasi tambahan Campak Rubela
dan anak balita yang belum lengkap status imunisasi dasar maupun
lanjutannya untuk menjadi sasaran imunisasi kejar

2. Melalui pelaksanaan kegiatan imunisasi di lapangan (posyandu,) mengidentifikasi


sasaran yang belum lengkap imunisasinya (IDL > 1 tahun, Imunisasi lanjutan > 2
tahun) sd usia 59 bulan melalui buku KIA

3. Khusus pendataan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Puskesmas dapat


mengembangkan sistem pendaftaran berbasis elektronik sederhana (contoh
menggunakan google form) untuk pendataan sasaran kampanye MR
– mempermudah pendataan sasaran dan
– pengaturan layanan berbasis NIK untuk memastikan seluruh sasaran terdata.
Strategi Pelaksanaan
4. Bekerja sama dengan kepala desa, ketua RT/RW, guru dan kepala
sekolah, kader PKK dan kader masyarakat lainnya untuk:
1. mengumpulkan data sasaran
2. mengidentifikasi/menambah lokasi pos imunisasi baru,
3. menyebarkan media KIE yang berisi manfaat, lokasi dan waktu
pelayanan dan
4. kegiatan penggerakan masyarakat lainnya.
5. Memanfaatkan layanan imunisasi yang telah tersedia seperti
posyandu, puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas, Pusling menjangkau
daerah sulit
6. Membuka pos imunisasi baru baik dalam dan luar ruangan pada lokasi-
lokasi strategis
contoh: sekolah, tempat ibadah, stadion, drive thru, puskesmas
keliling, dll
Strategi Pelaksanaan
7. Seluruh tempat layanan imunisasi dapat memberikan imunisasi Campak Rubela
bagi semua sasaran
8. Melakukan promosi Bulan Imunisasi Campak Rubela terintegrasi dengan
promosi imunisasi rutin dan vaksinasi COVID-19 MELALUI MEDIA
CETAK, MEDIA ELEKTRONIKA TERMASUK MEDIA SOSIAL
Pembiayaan
PEMBIAYAAN KEGIATAN BULAN
IMUNISASI CAMPAK RUBELA
INI BERSUMBER DARI :
APBN (DEKONSENTRASI, DAK
NON FISIK/BOK), APBD DAN
SUMBER LAIN YANG SAH
Mikroplaning
Data yang Dibutuhkan
Dalam Penyusunan Mikroplaning
Jumlah RS rujukan untuk
penanganan KIPI
6 1
Data sasaran

Jumlah tenaga pelaksana


imunisasi, supervisor,
guru, kader dan tenaga 5 2 Peta wilayah kerja
(pemetaan wil RISTI)
medis untuk penanganan
KIPI

Jumlah tempat pelayanan 4 3 Inventarisasi peralatan rantai


imunisasi dingin
Kapan dan Bagaimana Mikroplaning Disusun?

sekurang-kurangnya 6 bulan
sebelum pelaksanaan
kegiatan dan ditinjau ulang
8 minggu sebelum
pelaksanaan

Disusun bersama oleh


pengelola program imunisasi,
penanggung jawab kegiatan
Bulan Imunisasi ANAK
NASIONAL beserta pengelola
program lain yang terkait
KAMPANYE MR : Hal-hal yang perlu didiskusikan dan disepakati bersama oleh oleh pengelola
program imunisasi, penanggung jawab kegiatan BIAN beserta pengelola program lain yang terkait
(Promkes, Kesmas, Yankesdas, Yankesruj, Sungram. yaitu:

1. Penetapan jumlah tempat pelayanan imunisasi yang akan dibuka dan dimana saja lokasinya.
2. Jumlah tenaga pelaksana imunisasi dan supervisor yang tersedia, berapa jumlah tenaga kesehatan
pelaksana imunisasi dan supervisor yang masih dibutuhkan dan solusi apa yang akan diambil
apabila jumlah yang tersedia masih kurang. (waktu 1 bulan + 1 bulan sweeping)
3. Jumlah guru yang dibutuhkan (guru UKS dan wali kelas) (59 bulan TK, PRA TK)
4. Jumlah tenaga kader yang tersedia, berapa jumlah tenaga kader yang dibutuhkan dan solusi
apa yang akan diambil apabila jumlah yang tersedia masih kurang.
5. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi petugas kesehatan, kader dan guru,
sosialisasi kepada lintas program dan lintas sektor, komite sekolah serta pertemuan koordinasi
lainnya.
KAMPANYE MR : Hal-hal yang perlu didiskusikan dan disepakati bersama oleh oleh pengelola
program imunisasi, penanggung jawab kegiatan BIAN beserta pengelola program lain yang terkait
(Promkes, Kesmas, Yankesdas, Yankesruj, Sungram. yaitu:

6. Rencana waktu pelaksanaan pelayanan imunisasi, terutama di daerah perkotaan, termasuk tempat
pelayanan imunisasi dapat dibuka pada sore hari untuk menjangkau anak-anak yang ibu/orang
tua nya bekerja yang tidak dapat membawa anaknya ke pos pelayanan imunisasi pada siang
hari.
7. Rencana khusus untuk menjangkau anak-anak yang tidak datang ke pelayanan imunisasi karena
sedang sakit atau bepergian. Rencana khusus untuk menjangkau anak-anak terlantar dan anak
usia sekolah yang tidak bersekolah berkoordinasi dengan relawan dan dinas sosial.
8. Rencana khusus untuk menjangkau anak - anak berkebutuhan khusus
9. Estimasi kebutuhan vaksin dan logistik lainnya serta rencana pendistribusiannya
10.Rencana pengolahan limbah medis
11.Rencana penanganan dan penatalaksanaan kasus KIPI termasuk RS Rujukan dan Pembiayaannya
Komponen Mikroplaning

1. Perhitungan dan pendataan sasaran


2. Perhitungan kebutuhan vaksin dan
logistik
3. Perhitungan tenaga pelaksana
4. Pemetaan dan penyusunan jadwal
kegiatan
5. Rencana orientasi bagi petugas
termasuk (sosialisasi, advokasi,
workshop) bagi ls dan mitra
Perhitungan dan pendataan sasaran
Pendataan Sasaran
Perhitungan 1. Pendataan anak sekolah melalui Dinas Pendidikan dan
Estimasi Sasaran Kanwil Kementerian Agama (PAUD)
2. Data kemudian dikonfirmasi oleh petugas Puskesmas
Jumlah estimasi dengan mendatangi sekolah untuk mendapat daftar murid
sasaran dihitung dan tanggal lahir
berdasarkan data 3. Petugas puskesmas dibantu oleh kader melakukan
kunjungan rumah ke rumah untuk mendata seluruh
Penduduk Sasaran sasaran bekerja sama dengan kepala desa, ketua
Program RT/RW, Tim Penggerak PKK dan kader masyarakat
Pembangunan lainnya
4. Dinas kesehatan kabupaten/kota atau Puskesmas dapat
Kesehatan tahun 2022
mengembangkan sistem pendaftaran berbasis
elektronik sederhana (misalnya menggunakan google
form) untuk mempermudah pendataan sasaran dan
pengaturan layanan berbasis NIK untuk memastikan
seluruh sasaran terdata
Perhitungan dan pendataan sasaran

Perhitungan
Pendataan Sasaran
Estimasi Sasaran 1. Bidan desa dapat mengidentifikasi sasaran < 5 tahun
Jumlah estimasi yang tdk lengkap imunisasi dasar dan lanjutan saat
POSYANDU dimulai Bulan APRIL 2022
sasaran dihitung
2. KOHORT 5 tahun ke belakang untuk sasaran awal
berdasarkan data perhitungan logistik
Penduduk Sasaran 3. Untuk sementara berbasis Sesuai DOMISILI
Program
Pembangunan
Kesehatan tahun 2022
Fomat pendataan sasaran sekaligus Pelayanan
FORMAT PELACAKAN / PENDATAAN SEKALIGUS FORMAT PELAYANAN KAMPANYE MR
SASARAN USIA 9 BULAN SD 59 BULAN untuk " KAMPANYE MR "
POSYANDU : RT/RW :
DESA : PUSKESMAS :
KELURAHAN : KAB/KO :
PROVINSI :

TANGGAL ALAMAT
lengkap Tanggal Imunisasi MR
NO NAMA SASARAN LAHIR/(umur JENIS KELAMIN NAMA IBU (RT/RW/DS TELP saat Kampanye KET
dlm bln)
N/DESA)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1               
2               
3               
4               
5               
6               
7               
8               
  DST              
                 
  TOTAL              
Fomat pendataan sasaran sekaligus Pelayanan

jika belum terimunisasi kolom 8 diisi centang (V) sehingga berfungsi


NB sebagai format pendataan / pelacakan

jika sudah mendapat IMUNISASI KAMPANYE MR kolom 8


diganti diisi TANGGAL mendapatkan imunisasi sehingga
berfungsi sebagai form pelaporan pelayanan KAMPANYE MR

Khusus untuk kolom 8 jika sdh mendapatkan MR saat pelaksanaan KAMPANYE MR


BULAN AGUSTUS , serta usia sasaran masuk dalam Sasaran Imunisasi Rutin maka
dilaporkan 2 kali sebagai laporan imunisasi rutin dan KAMPANYE MR

cont MR 1 saat KAMPANYE AGUSTUS didapat usia < 1 tahun dan belum mendapat Imunisasi MR Bayi
maka dilaporkan sebagai cakupan imunisasi dasar bayi dan imunisasi KAMPANYE

cont MR 2 saat KAMPANYE AGUSTUS didapat usia 18 sd 24 bulan dan belum mendapat Imunisasi MR
Lanjutan, maka dilaporkan sebagai cakupan imunisasi lanjutan dan KAMPANYE MR
Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik
1. Pastikan ketersediaan vaksin dan
logistik lainnya di setiap tingkatan
sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
2. Susun rencana distribusi yang detail yang
menjelaskan kapan dan bagaimana vaksin
dan logistik didistribusikan ke setiap
tingkatan administrasi : dari provinsi ke
kabupaten/kota, dari kabupaten/kota ke
puskesmas dan dari puskesmas ke pos
pelayanan imunisasi
3. Susun rencana khusus untuk daerah- daerah
yang sulit dijangkau termasuk waktu
distribusi vaksin ke daerah sulit tersebut.

Perhitungan kebutuhan vaksin Campak Rubela


harus mempertimbangkan sisa stok sampai
pelaksanaan Bulan Imunisasi Campak Rubela,
dengan tetap memperhatikan VVM dan masa
kadaluarsa.
Perhitungan Tenaga Pelaksana
Kebutuhan tenaga pelaksana bervariasi pada setiap pos pelayanan, dapat dihitung dengan
pendekatan:
jumlah pos pelayanan imunisasi : jumlah sasaran

50

Perlu diinventarisasi juga tenaga yang dapat membantu pelaksanaan di pos pelayanan seperti:
• Tenaga kesehatan (Perawat, Bidan dan Dokter ) yang ada di unit pelayanan swasta dan RS untuk melakukan penyuntikan.
• Tenaga kesehatan yang sedang tugas belajar di sekolah sekolah (sekolah tinggi keperawatan, sekolah tinggi
kebidanan dan Fakultas Kedokteran) untuk membantu pelayanan selain penyuntikan
Pemetaan dan Penyusunan Jadwal Kegiatan
Kabupaten/ Kota harus menginventarisasi daerah (kecamatan,
puskesmas, dan desa termasuk sekolah) di wilayahnya
berdasarkan tingkat kesulitannya (wil RISTI)
Hal ini akan membantu dalam menentukan strategi
pelaksanaan sehingga semua sasaran dapat
dijangkau

Setelah dilakukan pemetaan, tentukan tanggal dan lamanya


pelaksanaan tiap tempat pelayanan serta petugas kabupaten yang
bertanggung jawab sebagai supervisor dan nama - nama tim
di tempat pelayanan imunisasi berdasarkan surat tugas yang telah
dibuat
Materi Orientasi Petugas
Tujuan dan strategi Penyelenggaraan pelayanan di Surveilans KIPI
pelaksanaan Bulan Imunisasi pos pelayanan imunisasi
Campak Rubela Monitoring dan supervisi
Teknik penyuntikan yang aman
Waktu pelaksanaan Bulan Penggerakan masyarakat
Imunisasi Campak Rubela
Pengelolaan limbah medis
imunisasi anduan pelaksanaan pelayanan
Kelompok usia sasaran P imunisasi pada era adaptasi
kebiasaan baru
Penyusunan mikroplaning Keamanan vaksin Campak
Rubela Pencegahan dan Pengendalian
Pengelolaan vaksin dan rantai Infeksi pada masa pandemi
dingin vaksin COVID-19
Pencatatan dan pelaporan hasil
pelaksanaan Bulan Imunisasi
Campak Rubela
Tokoh Masyarakat Tokoh Agama dan PIP
 Membantu menginformasikan kepada  Mengedukasi masyarakat,
masyarakat mengenai waktu, tempat membantu menanggulangi
dan sasaran pelaksanaan BIAN, serta rumor mengenai imunisasi
pentingnya imunisasi bagi  Membantu mengatasi
masyarakat dan menggerakkan
penolakan imunisasi karena
masyarakat untuk membawa
anaknya untuk diimunisasi
keyakinan orang tua
(faktor agama)

DUKUNGAN
DALAM PELAKSANAAN BIAN

Orang Tua Kader


 Membantu menginformasikan kepada
 Membawa anaknya ke pos masyarakat mengenai waktu, tempat,
pelayanan imunisasi sasaran BIAN, dan pentingnya
 Mengajak dan meyakinkan imunisasi bagi masyarakat.
orang tua lain agar  Mengajak ortu/masy untuk membawa
membawa anak anaknya agar memperoleh imunisasi
mereka ke pos pelayanan  Mengidentifikasi anak-anak yang belum
imunisasi mendapat imunisasi
Guru Media
 Melakukan penyebarluasan
 Menginformasikan kepada
informasi yang tepat
murid dan orang tua murid mengenai imunisasi
mengenai pentingnya kepada masyarakat
imunisasi dan agar luas
seluruh murid mendapatkan  Membantu dalam melakukan
upaya advokasi pada
imunisasi pada saat pelaksanaan
pemangku kebijakan agar
BIAN mendukung pelaksanaan BIAN
DUKUNGAN PELAKSANAAN BIAN

Kementerian/Lembaga/Unit/Lintas
Sektor Terkait
 Melakukan penyebarluasan informasi yang tepat mengenai
kegiatan BIAN kepada masyarakat luas memanfaatkan
seluruh saluran komunikasi yang tersedia.
 Memberikan dukungan konkrit untuk pelaksanaan kegiatan
BIAN sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pelacakan Bayi dan Baduta
Belum/
Tidak Lengkap Imunisasi
DAN
PELAKSANAAN IMUNISASI
KEJAR
STRATEGI PELACAKAN BAYI-BADUTA

Pelacakan dan penjangkauan anak yang belum diimunisasi sama sekali ( left out/LO)
dan anak yang tidak lengkap
imunisasinya (drop out/DO) untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap
PELACAKAN
PILIHAN METODE/
PELAKSANAAN INSTRUMEN

• Setiap bulan, di posyandu, puskesmas dan 1. Metode pengingat dgn


SMS/Whatsapp
fasyankes lainnya 2. My Village My Home (MVMH)
• Oleh pengelola program imunisasi, bidan 3. Daftar Pelayanan
desa/kelurahan, petugas pembina wilayah, 4. Kotak pengingat
dan petugas kesehatan lainnya dengan 5. Kantong imunisasi
melibatkan perangkat desa/kelurahan, 6. Sweeping
kader posyandu dan dasawisma, tokoh 7. KOHORT
masyarakat, tokoh agama, dan 8. REGISTER IMUNISASI
9. BUKU KIA
masyarakat sasaran

Bila dilakukan secara rutin dan optimal,


maka pelaksanaan BLF
maupun crash program tidak dibutuhkan lagi
Imunisasi Kejar

Imunisasi kejar merupakan kegiatan memberikan imunisasi


kepada bayi dan baduta yang belum menerima dosis vaksin
sesuai usia yang ditentukan pada jadwal imunisasi nasional

•Sasaran imunisasi kejar adalah anak usia 12 (dua


belas) bulan sampai dengan 59 (lima puluh sembilan)
bulan di seluruh provinsi yang belum atau tidak
lengkap status imunisasinya, baik imunisasi dasar
maupun lanjutannya.
KETENTUAN MELENGKAPI IMUNISASI anak
Identifikasi sasaran
Ide Men
ntifi catat
sasar
kasi an
sas Imun
ara isasi
n Kejar
pada
den For
gan m
me pela
ma caka
n/Pe
nfa ndat
atk aan
• ankohort/register imunisasi mulai dari 5
Lihat data buku by
tahun sebelumnya nam

buk
Cari anak usia kurang dari 5 tahun yang tidak / belum e by
u
lengkap mendapatkan imunisasi dasar maupun posy
lanjutan koh andu
ort/ Dapa
Identifikasi sasaran
Catat nama anak, Bila seorang anak tidak ada bukti status
usia, tempat tinggal, imunisasinya dan tidak tercatat di buku
status imunisasi kohort atau register imunisasi puskesmas,
terakhir dan jenis anak tersebut dianggap tidak pernah
imunisasi apa saja mendapat imunisasi.
yang belum
didapatkan Apabila anak tidak memiliki buku KIA atau
catatan imunisasi lainnya, maka
Puskesmas perlu memberikan buku KIA
yang baru dan dimasukkan sebagai
sasaran IMUNISASI KEJAR

Untuk daerah sulit, kunjungan dalam rangka pendataan sasaran


dapat dimanfaatkan sebagai kontak pertama pelayanan
IMUNISASI KEJAR
Fomat pendataan sasaran sekaligus Pelayanan
FORMAT PELACAKAN / PENDATAAN SEKALIGUS FORMAT PELAYANAN IMUNISASI KEJAR TAHUN 2022
SASARAN ≥ 12 BULAN SD 59 BULAN UNTUK " IMUNISASI KEJAR "
POSYANDU : RT/RW :
DESA : PUSKESMAS :
KELURAHAN : KAB/KO :
PROVINSI :

IMUNISASI
IMUNISASI DASAR YANG BELUM LANJ YANG
DIDAPAT BELUM
ALAMAT DIDAPAT
NO NAMA SASARAN TANGGAL LAHIR JENIS KELAMIN NAMA IBU lengkap TELP KET

DPT-HB-HIB3
(RT/RW/DSN

DPT-HB-IB 1

DPT-HB-HIB

DPT-HB-HIB
/DESA)

OPV 1

OPV 2

OPV 3

OPV 4
IPV
2

4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1                               
2                               
3                               
4                               
5                               
6                               
  DST                              
                                 
Fomat pendataan sasaran sekaligus Pelayanan

jika belum terimunisasi kolom 8 sd 16 diisi centang (V) sehingga berfungsi


sebagai format pendataan / pelacakan
jika sudah mendapat IMUNISASI KEJAR maka kolom 8 sd 16 diganti diisi TANGGAL mendapatkan
imunisasi saat pelaksanaan IMUNISASI KEJAR sehingga berfungsi sebagai form pelaporan
pelayanan IMUNISASI KEJAR

Khusus untuk kolom 16 jika sdh mendapatkan DPT-HB-HIB pada pelaksanaan IMUNISASI KEJAR ,
serta usia sasaran masuk dalam Sasaran Imunisasi Rutin maka dilaporkan sebagai laporan Rutin
dan laporan Kejar
contoh DPT-HB-HIB 4 saat imunisasi kejar didapat usia 18 sd 24 bulan maka dilaporkan sebagai
cakupan imunisasi lanjutan dan Imunisasi kejar
Hitung kebutuhan vaksin, dan logistik untuk pelayanan imunisasi KEJAR dan
susun jadwal distribusinya

Hitung kebutuhan tenaga pelaksana dan susun jadwal pelaksanaan pelayanan


imunisasi KEJAR untuk tiap desa/kelurahan, bisa mengikuti jadwal posyandu atau
pelayanan imunisasi rutin seperti biasanya. Untuk di luar sasaran rutin bisa
dengan menggunakan undangan

Susun strategi pelayanan imunisasi khususnya untuk daerah yang berisiko tinggi
atau daerah sulit

Hitung anggaran pelaksanaan kegiatan dan identifikasi sumber pembiayaan yang


dapat digunakan
FORMAT PENYUSUNAN MIKROPLANING
Lakukan koordinasi • IMUNISASI KEJAR dilaksanakan dengan membuka
dengan pimpinan daerah layanan imunisasi di Puskesmas, Posyandu
setempat (Camat, (bersamaan jadwal rutin Posyandu), atau dilakukan di
satu titik lokasi, diutamakan adalah lokasi pusat
Lurah/Kepala Desa,
desa/kelurahan, dekat dengan tempat tinggal
Ketua RW dan RT), masyarakat
tokoh agama, tokoh • IMUNISASI KEJAR dilaksanakan dalam beberapa kali
masyarakat, kader dan pelayanan imunisasi sampai seluruh sasaran dapat
pihak lain yang terkait memperoleh imunisasi lengkap dan dengan
memperhatikan interval minimum pemberian
• Catat hasil pelayanan sesuai Form
Pendataan/Pelayanan
Pencatatan dan pelaporan
• Hasil pelaksanaan pelayanan imunisasi dalam rangka
IMUNISASI KEJAR harus dicatat by name by pos dalam
format pendataan/pelayanan
• Jika ibu/orang tua memiliki Buku KIA/KMS/catatan imunisasi
lainnya maka hasil pelayanan imunisasi kejar juga harus
dicatat di dalamnya, sesuaikan dengan kolom yang ada
• Hasil pelayanan IMUNISASI KEJAR pada baduta usia 18-
24 bulan dimasukkan juga ke dalam rekapitulasi hasil
pelayanan imunisasi lanjutan baduta dan dilaporkan
sebagai cakupan imunisasi rutin.
Pencatatan dan pelaporan
• Pencatatan dan pelaporan BIAN dilaksanakan secara elektronik, berbasis
Nomor Induk Kependudukan (NIK). Bila anak tidak memiliki NIK maka anak
tetap dilayani dan dicatat secara manual

• Pencatatan dapat juga dilakukan secara manual menggunakan format


yang ditetapkan. Pencatatan secara manual dilakukan terpisah dari
kegiatan rutin. Pencatatan hasil imunisasi individual dilakukan setiap hari
pelayanan menggunakan Formulir Pencatatan Hasil Pelayanan Imunisasi
BIAN Tingkat Puskesmas/ Posyandu/ Pustu/ Sekolah/Pos
Imunisasi/RS/Faskes lainnya oleh setiap tempat pelayanan termasuk
penggunaan vaksin dan logistiknya
Monitoring
Pra-
Pelaksanaan
Monitoring pra-pelaksanaan BIAN diilaksanakan mulai 8 minggu
sebelum pelaksanaan dan diulang 1 minggu sebelum pelaksanaan.
Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap:

• Perencanaan, koordinasi dan pendanaan


• Rencana monitoring dan supervisi,
• Ketersediaan dan rencana distribusi vaksin, rantai dingin dan
logistik
• Advokasi, sosialisasi, komunikasi dan mobilisasi

Penilaian ini dilakukan menggunakan checklist standar.


Monitoring ini idealnya dilaksanakan pada minimal 60%
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (bagi tingkat Provinsi) dan
60% Puskesmas (bagi tingkat Kabupaten/Kota)
Kesimpulan
1. Bulan Imunisasi Nasional merupakan momen penting untuk memutus
transmisi penularan virus Campak Rubela sekaligus melindungi anak-anak
Indonesia terhadap PD3I lainnya
2. Persiapan dalam rangka pelaksanaan BIAN harus dilaksanakan dengan
seoptimal mungkin dengan mengacu pada pedoman yang tersedia, agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik. 70% keberhasilan kegiatan BIAN
adalah pada kegiatan PERSIAPAN yang tertuang dalam MICROPLANNING
3. Dukungan dari seluruh komponen masyarakat, termasuk para penyuluh
informasi publik, sangat penting untuk menyukseskan pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Nasional
TERIMA KASIH
68

Anda mungkin juga menyukai