IMUNISASI RUTIN
PADA BALITA DAN
ANAK USIA
SEKOLAH
Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
SITUASI GLOBAL
Of the 19.7 million more than 60% these children live in 10 countries:
Angola, Brazil, the Democratic Republic of the Congo, Ethiopia, India,
Indonesia, Mexico, Nigeria, Pakistan and the Philippines.
Source: WHO/UNICEF Coverage Estimates 2019 revision, July 2020
MENGAPA HARUS IMUNISASI??
MEMBENTUK KEKEBALAN
PROTEKSI SPESIFIK KELOMPOK PROTEKSI LINTAS
INDIVIDU (HERD IMMUNITY) KELOMPOK
HERD
IMMUNITY
JADWAL IMUNISASI RUTIN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA IMUNISASI LANJUTAN PADA WUS HARUS MELALUI SKRINING
Hasil serologi yang didapat pada anak yang diberikan DPT-HB-Hib pada
usia 18-24 bulan (lanjutan baduta), memiliki Anti D 99,7%, Anti T 100%
dan HbSAg 99,5% (Rusmil et al, 2014)
Tingkat kekebalan (titer antibody) seseorang terhadap PD3I akan turun seiring
dengan bertambahnya usia sehingga diperlukan imunisasi booster (lanjutan)
agar tingkat kekebalan tinggi kembali.
Hasil serologi difteri sebelum dilakukan imunisasi difteri pada anak SD diketahui
titer antibodi adalah 20,13%-29,96%. Setelah imunisasi difteri pada BIAS
diketahui titer antibodi meningkat menjadi 92,01-98,11% (SRH, 2011).
DATA SURVEILANS CAMPAK DAN DIFTERI
BERDASARKAN KATEGORI UMUR TAHUN 2019 - 2020
Campak Difteri
Berdasarkan dua grafik di atas, diketahui bahwa kasus PD3I pada anak < 15 tahun masih cukup tinggi. Hal ini
disebabkan titer antibodi yang sudah menurun pada anak usia sekolah. Sehingga pemberian imunisasi pada
anak usia sekolah merupakan hal yang penting dilakukan untuk meningkatkan kekebalan.
Imunisasi Dasar Lengkap saja
belum cukup memberikan
perlindungan terhadap PD3I
karena beberapa antigen
memerlukan booster/
pemberian dosis lanjutan pada
usia 18 bulan, usia anak sekolah
(BIAS) dan usia dewasa (WUS)
D
D
D
D
D
PERUBAHAN KONSEP
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11
bulan tidak cukup untuk memberikan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) perlindungan yang optimal terhadap PD3I.
Pemahaman masyarakat imunisasi cukup
sampai usia 9 bulan (campak) saja.
Prinsip dasar:
Pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan
sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I.
PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
02 Pihak sekolah membuat edaran kepada orang tua siswa agar membawa
anaknya ke puskesmas sesuai jadwal dan janji temu yang disepakati
oleh sekolah dan puskesmas.
Penanggulangan pandemi COVID-19 termasuk vaksinasi COVID-19 dengan sasaran yang besar sehingga semua SDMK
terfokus pada kegiatan tersebut
Masih adanya kekhawatiran orang tua untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena adanya Pandemi COVID-19
Kepatuhan petugas untuk melaporkan hasil pelayanan imunisasi/ cakupan secara lengkap dan tepat waktu menurun
Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, masih ada kesenjangan kompetensi petugas di daerah satu dengan daerah
lain
Perencanaan dan pengganggaran daerah yang masih terbatas, terfokus pada kegiatan penanggulangan pandemi
Masih kurang optimalnya pemanfaatan data serta analisa/review cakupan dan trend PD3I secara rutin
Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan para tokoh agama melalui
forum komunikasi yang secara rutin melakukan pertemuan dan melibatkan para tokoh
tersebut dalam kegiatan program imunisasi dan surveilans, misalnya dalam kegiatan
review cakupan imunisasi dan daerah risiko tinggi KLB PD3I
PEDOMAN PELAKSANAAN IMUNISASI
PADA MASA PANDEMI
PERMENKES NO 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI
Surat Edaran
Mendagri tentang
Peningkatan
Cakupan Program
Imunisasi Nasional Diharapkan seluruh
di Daerah dalam daerah tidak lengah dan
Adaptasi Kebiasaan dapat berkomitmen serta
Baru
secara konkrit melakukan
upaya penguatan
imunisasi sehingga KLB
PD3I tidak terjadi
Implementasi di daerah
belum optimal
SURAT EDARAN
TENTANG PENGUATAN IMUNISASI RUTIN