Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM IMUNISASI DI KAB

PEMALANG
TAHUN 2023

R.S. ERI ENDRASMOKO, SKM


Sub koordinator Surveilans Kesehatan
KEBIJAKAN IMUNISASI
PENYELENGGARAAN

Pemerintah Pusat:
Pemerintah Daerah:
Pengaturan Kebijakan
Penyelenggaraan
Penyediaan Vaksin
Imunisasi
Dilaksanakan dengan prinsip
keterpaduan dan
mengupayakan
kesinambungan
melalui perencanaan program
Swasta: Masyarakat: dan anggaran terpadu
Mitra pemerintah Kesadaran dan peran
aktif
Perubahan Paradigma
q Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11
bulan tidak cukup untuk memberikan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) perlindungan yang optimal terhadap PD3I.
q Pemahaman masyarakat imunisasi cukup
sampai usia 9 bulan (campak) saja.

q Imunisasi lengkap adalah keadaan jika


seorang anak memperoleh imunisasi rutin secara
lengkap mulai dari:
1) IDL pada usia 0-11 bulan
2) Imunisasi Lanjutan DPT-HB- Hib dan Campak
Rubela pada usia 18 bulan
3) Imunisasi Lanjutan Campak
Rubela dan DT pada Kelas 1
SD/MI
Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) 4) Imunisasi Td pada kelas 2 dan
5 SD/MI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Jadwal Imunisasi Rutin dengan Introduksi Vaksin Baru
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN IMUNISASI LANJUTAN Td PADA WUS  HARUS
PADA BADUTA MELALUI SKRINING

UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal


Masa Perlindungan
<24 jam HB0 Imunisasi Pemberian
1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT-HepB-Hib1, OPV2, PCV1, RVV1
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT-HepB-Hib2, OPV3, PCV2, RVV2
4 DPT-HepB-Hib3, OPV4, IPV1, RVV3 T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
9 Campak-Rubela, IPV2 T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE*
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3
18 DPT-HepB-Hib, Campak-Rubela2 -DT HPV Td
Td HPV
* di wilayah endemis -CR

Kelas Kelas Kelas Kelas


1 SD 2 SD 5 SD 6 SD
AN IMUNISASI ANAK SEK
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Imunisasi PCV
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA

Top Countries with Pneumonia Di Indonesia, SETIAP JAM, 2-3 Balita Meninggal karena
Pneumonia

 Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan jumlah kematian


balita tertinggi pada tahun 2015 dan 14% kematian balita di
Indonesia karena Pneumonia.
 Berdasarkan hasil Riskesdas terdapat peningkatan prevalensi
pneumonia dari 1,6% (2013) menjadi 2% (2018).
 Rata-rata ada 1,26 juta kasus pneumonia balita setiap tahun dan
dirawat jalan di rumah sakit dalam 6 tahun terakhir. Diperlukan
biaya perawatan sebesar US$ 28,1 juta atau Rp 379,3 M.
 Imunisasi adalah salah satu upaya pengendalian pneumonia pada
balita selain ASI eksklusif, gizi seimbang, PHBS dan sanitasi
lingkungan.
 Bakteri penyebab utama Pneumonia adalah Pneumokokus, yang
Source: The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress
Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015. http://www.unicef.org/publications
dapat dicegah dengan vaksin Pneumokokus.
/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA

PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA
(29 HARI – 11 BULAN) DI INDONESIA TAHUN 2020 (12-59 BULAN) DI INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI,
2021
 14,5% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 5,05% kematian pada anak balita (12-59 bulan)
di Indonesia disebabkan oleh Pneumonia.
 Proporsi kematian akibat Pneumonia lebih besar pada bayi usia <12 bulan sehingga
harus diberikan perlindungan sedini mungkin sebelum bayi menderita Pneumonia.
TAHAPAN INTRODUKSI IMUNISASI
PCV

2017 2018 2019-2020 2021 2022


NTB  NTB  NTB  NTB
(Lombok Barat dan (Lombok Barat, (seluruh kab/kota) (seluruh kab/kota) NASIONAL
Lombok Timur) Lombok Timur,  BANGKA  BANGKA
Lombok Tengah, BELITUNG
BELITUNG
Lombok Utara, Kota (seluruh kab/kota)
(seluruh kab/kota)
Mataram)
 JAWA BARAT
 BANGKA (Bogor, Bandung,
BELITUNG Karawang, Bekasi,
(Kota Pangkal Kota Bandung, Kota
Pinang, Bangka dan Bekasi)
Bangka Tengah)
 JAWA TIMUR
(Ponorogo, Kediri,
Malang, Jember,
Sidoarjo, Gresik,
Kota Kediri, Kota
Malang)
WAKTU DAN SASARAN INTRODUKSI PCV
Waktu
Mulai 12 September 2022
Pelaksanaan
Bayi berusia 2 bulan saat
Sasaran
pelaksanaan kick off nasional

JADWAL PEMBERIAN TEMPAT PELAKSANAAN IMUNISASI


IMUNISASI PCV
Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit
pemerintah, Rumah Sakit swasta, klinik, praktik mandiri
dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas-fasilitas
Dosis Dosis Dosis Ketiga
Pertama Kedua (Lanjutan)
pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan
imunisasi
Bayi Bayi usia 3 Anak usia 12
usia 2 bulan bulan
bulan
IZIN EDAR VAKSIN PCV MULTIDOSE

Sudah ada izin edar dari BPOM mengenai penggunaan


vaksin PCV dengan kemasan multodose
KEBIJAKAN
PROGRAM
IMUNISASI HUMAN
PAPILLOMA VIRUS
(HPV)
Latar Belakang
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah deteksi dini kanker
serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada perempuan
yang sudah menikah Program Penapisan dengan IVA belum berjalan optimal

Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan upaya proteksi spesifik dengan
memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah dipakai di sektor Rekomendasi ITAGI tentang pelaksanaan program
swasta d demonstrasi imunisasi HPV

Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian vaksin HPV pada anak
perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI/sederajat
TARGE GLOBA
T L

Menurunkan angka kejadian menjadi 4 per 100.000


penduduk per tahun pada tahun 2030
90% wanita yang
70% wanita dilakukan diidentifikasi menderita
90% anak perempuan skrining kanker leher kanker leher rahim
sepenuhnya mendapat
rahim dengan tes presisi mendapat tahun
vaksinasi dengan vaksin tinggi pada usia 35 dan 45 penatalaksanaan serta
HPV pada usia 15 tahun perawatan terhadap
penyakitnya
WHO Position Paper – Mei 2017 tentang Vaksin HPV

Pencegahan kanker serviks karena


HPV tipe 16 dan 18 melalui
imunisasi, keberhasilannya dapat
mencapai 100% jika diberikan
sebanyak dua dosis pada saat
anak perempuan berusia 9 - 14
tahun dengan interval yang
dianjurkan adalah 6 – 15 bulan**
13
Perluasan Imunisasi Human Papilomavirus Vaccine (HPV)
Tahapan introduksi imunisasi HPV

2016 - 2021 2022 2023


Program introduksi bertahap di 20 kab/kota: Ø Perluasan Introduksi bagi anak NASIONAL
• DKI Jakarta (semua kota administrasi) perempuan kelas 5 di 112 kab/kota (di
• DIY (semua kabkota) Provinsi Jateng, Jatim, Bali, Sulut, Ø 2.722.311 anak perempuan
• Jawa Tengah (Kab Sukoharjo, Gorontalo, Sultra) kelas 5 & 6
• Karanganyar) Jawa Timur (Kota Surabaya, Ø Total sasaran 889.813 anak (kelas 5 dan
Kediri, Lamongan) 6) dengan target cakupan 95%
• Bali (Kota Denpasar, Badung)* Sulsel (Kota
• Makassar)
• Sulut (Kota Manado)

Rencana perluasan introduksi imunisasi HPV tahun 2022


q Waktu Pelaksanaan : Agustus - September

q Sasaran : Anak perempuan kelas 5 dan 6 SD

q Jadwal Pemberian : - Dosis Pertama (kelas 5 SD)


- Dosis Kedua (kelas 6 SD)
*menggunakan vaksin pengadaan daerah 13
VaksinVaksin
HPVHPV

• Vaksin yang digunakan


adalah vaksin HPV
Kuadrivalen dalam
kemasan satu dosis.

Telah mendapatkan izin
edar dari BPOM dan
diawasi oleh pihak
berwenang baik nasional
maupun internasional :
vaksin aman
Keluaran yang diharapkan

Jangka Pendek Jangka Panjang


Menurunkan angka insiden kutil Menurunkan prevalensi kanker
kelamin (genital warts) serviks

Hal ini dapat tercapai apabila cakupan tinggi sesuai dengan


rekomendasi WHO (WHO Position Paper 2017)
Berbagai Potensi Tantangan yang Dapat
Diidentifikasi

• Adanya Black Campaign tentang imunisasi HPV (isu syari, rumor


di media, and misperception tentang KIPI)
• Adanya beberapa penolakan baik dari sekolah dan orang tua.
• Anak usia sekolah yang tidak sekolah

Terkait rumor negatif, perlu untuk segera


diklarifikasi agar tidak mengganggu jalannya
pelaksanaan BIAS HPV dan cakupan yang tinggi
dapat dicapai (minimal 95%)
Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan Program
Imunisasi HPV
❑ Setiap anak sasaran BIAS berhak mendapatkan pelayanan imunisasi HPV yang berguna untuk
mencegah kanker serviks

❑ Imunisasi HPV melalui kegiatan BIAS dilaksanakan satu kali setahun pada setiap waktu yang
telah ditentukan

❑ Penyelenggaraan imunisasi pada anak sekolah tingkat dasar atau sederajat dilaksanakan secara
terpadu oleh lintas program dan lintas sektoral dalam hal tenaga, sarana dan dana mulai dari
tingkat pusat sampai tingkat pelaksana

❑ Keterpaduan lintas program dan lintas sektor terkait diselenggarakan melalui wadah yang
sudah ada, yaitu Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (TP UKS/M)

❑ Seluruh kebutuhan vaksin, alat suntik dan safety box dibebakan pada APBN, sedangkan
kebutuhan kartu imunisasi anak sekolah, format laporan, perlengkapan anafilaktik dan biaya
operasional dibebankan APBD dan sumber pembiayaan lain yang sah
Rencana dan Teknis Pelaksanaan Program Demonstrasi Iunisasi HPV
Sasaran dan Jadwal Pelaksanaan

Imunisasi HPV diberikan kepada sasaran anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama)
dan usia kelas 6 (dosis kedua) SD/MI atau sederajat

Sasaran
Jenis Vaksin Bulan Pemberian
Sekolah Tidak sekolah
Kelas 5 Usia 11 tahun HPV dosis 1*) Agustus 1 kali

Kelas 6 Usia 12 tahun HPV dosis 2*) Agustus 1 kali


Kesimpulan

1. Upaya pencegahan kanker serviks yang paling efektif adalah pemberian


imunisasi HPV pada kelompok umur wanita naif atau wanita yang belum
pernah terinfeksi HPV.
2. Vaksin HPV yang digunakan terbukti aman karena telah lolos uji BPOM dan
mendapat rekomendasi WHO
3. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka kesakitan
karena kanker serviks, salah satunya melalui perluasan program imunisasi HPV
secara nasional secara bertahap
4. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan pelaksanaan
imunisasi HPV dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai