Anda di halaman 1dari 60

PROGRAM IMUNISASI

PCV di JAWA TIMUR

WIWIEN PURWITASARI, SKM, MKES

Disampaikan pada pertemuan


Koordinasi dan Evaluasi PCV
Trenggalek, 21 Oktober 2022
Tantangan Global pada
Kesehatan Anak
Penyebab
meninggal karena
pneumonia, diare,
45% dengan campak
malnutrisi dan
6.3 juta balita stunting 1 dari 3 anak
(52%) balita akan
meninggal mengalami
tiap tahun gangguan
tumbuh
disebabkan kembang
oleh PD3I 2.9 juta (44%)
BBLR,
diantaranya bayi asfiksia &
baru lahir infeksi
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA [1]
Top Countries with Pneumonia
Di Indonesia, SETIAP JAM, 2-3 Balita Meninggal karena Pneumonia

 Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan jumlah kematian


balita tertinggi pada tahun 2015 dan 14% kematian balita di
Indonesia karena Pneumonia.
 Berdasarkan hasil Riskesdas terdapat peningkatan prevalensi
pneumonia dari 1,6% (2013) menjadi 2% (2018).
 Rata-rata ada 1,26 juta kasus pneumonia balita setiap tahun dan
dirawat jalan di rumah sakit dalam 6 tahun terakhir. Diperlukan
biaya perawatan sebesar US$ 28,1 juta atau Rp 379,3 M.
 Imunisasi adalah salah satu upaya pengendalian pneumonia pada
balita selain ASI eksklusif, gizi seimbang, PHBS dan sanitasi
lingkungan.
 Bakteri penyebab utama Pneumonia adalah Pneumokokus, yang
Source: The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress
Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015.
dapat dicegah dengan vaksin Pneumokokus.
http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA [2]
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020 DI INDONESIA TAHUN 2020

Di Indonesia, SETIAP 1 JAM, 2-3


Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021 Balita Meninggal karena Radang
Paru
 14,5% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 5,05% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di Indonesia disebabkan
oleh Pneumonia.
 Proporsi kematian akibat Pneumonia lebih besar pada bayi usia <12 bulan sehingga harus diberikan perlindungan
sedini mungkin sebelum bayi menderita Pneumonia.
WHO POSITION PAPER – PCV, 2019
 WHO position paper on Pneumococcal
2019
vaccine
tahun
merekomendasikan vaksinasi PCV
untuk dimasukkan ke dalam
Program Imunisasi Nasional.

 Upaya pencegahan pneumonia dengan


imunisasi PCV harus bersamaan
dengan upaya pencegahan
pengendalian pneumonia
dan lainnya
seperti tata laksana kasus yang baik,
promosi pemberian ASI eksklusif pada
bayi, dan menurunkan faktor risiko
lainnya seperti polusi udara indoor dan
asap rokok.
Cara mencegah pneumonia bayi
• beri ASI, makanan bergizi sesuai umur, tambahan vit A,
• batuk pilek jangan dekat bayi, tutup hidung mulut dgn masker atau lengan
• cuci tangan sebelum memegang bayi
• Jangan mencium bayi dengan mulut
• hindari asap rokok, dapur, pembakaran sampah, debu dll
• aliran udara bersih diperbanyak di rumah, kendaraan umum
• lengkapi imunisasi rutin
• lengkapi imunisasi PCV mulai umur 2
bln
Eyang MIKO SOEDJATMIKO, 29 Mei 2022
PCV in
NIPs,
in 130 countries
worldwide1,2
Using
Three
Different
Schedules1
PCV13
,2* PCV13+ PCV10 †

3+1
3+0
2+1
As of Nov 2020
Adapted from Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health – IVAC 2016; Data on file.
Pfizer Inc, New York, NY. 2020.

*PCV13 is used in either a 3+1, 3+0, or 2+1 schedule, depending on a specific country’s NIP
guidelines.
†Both PCVs are available/reimbursed in the NIP or the NIP consists of different PCVs by

1. Johns Hopkins
region/county; Bloomberg
shared School
NIPs use eitherof Public
a 3+1 or Health – IVAC: International Vaccine Access Center (View-Hub) data. www.view-hub.org. Accessed April, 2021. 2. Data on file. Pfizer Inc, New York, NY. 2020.
2+1 schedule. 7
NIP=national immunization program.
Vaksin PCV mencegah karier nasofarings pneumokokus, berarti
mencegah penularan

Streptococcus Bayi lain


pneumoniae

Saudara

Ibu/ayah

Nenek/kakek
IPD=invasive pneumococcal disease; PCV=pneumococcal polysaccharide
vaccine. Davis SM, et al. Vac c ine. 2013;32:133-145.
REKOMENDASI ITAGI
Sudah ada Rekomendasi ITAGI untuk pelaksanaan introduksi imunisasi PCV secara nasional

Berdasarkan monitoring dan evaluasi


pada demonstrasi program di Provinsi
NTB dan Bangka Belitung, cakupan telah
tercapai dengan baik, maka dapat
dipertimbangkan menjadi Program
Imunisasi Nasional.
TAHAPAN INTRODUKSI IMUNISASI
PCV
2017 2018 2019-2020 2021 2022

NTB  NTB  NTB  NTB


(Lombok Barat, NASIONAL
(Lombok Barat dan (seluruh kab/kota) (seluruh kab/kota)
Lombok Timur,
Lombok Timur) Lombok Tengah,  BANGKA  BANGKA
Lombok Utara, Kota BELITUNG BELITUNG
Mataram) (seluruh kab/kota) (seluruh kab/kota)
 BANGKA  JAWA BARAT
BELITUNG (Bogor, Bandung,
(Kota Pangkal Pinang, Karawang, Bekasi, Kota
Bangka dan Bangka Bandung, Kota Bekasi)
Tengah)  JAWA TIMUR
(Ponorogo, Kediri,
Malang, Jember,
Sidoarjo, Gresik, Kota
Kediri, Kota Malang)
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN TAHUN 2022
Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi

– Surat Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi;
sebagaimana diubah dalam:
Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 779/
2022 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/
6780/
2021 tentang Pemberian
Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN TAHUN 2022
Surat Keputusan Direktur Jenderal P2P tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus

Surat Keputusan Direktur Jenderal P2P


Nomor: HK.01.07/ 2321/ 2022
tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi
Pneumokokus (PCV)

Pengaturan tentang Teknis Operasional


Pelaksanaan Imunisasi Pneumokokus (PCV)
TARGET ANTIGEN BARU DALAM
RENSTRA KEMENKES
Imunisasi PCV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2022-2024
TARGET
INDKATOR DEFINISI OPERASIONAL
2022 2023 2024

Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat


Persentase bayi imunisasi dasar antigen baru, meliputi imunisasi
usia 0-11 PCV dan imunisasi rotavirus sesuai dosis jenis
bulan yang 90% 100% 100%
vaksin yang digunakan dalam kurun waktu satu
mendapat tahun
antigen baru

8 KAB KO DIJATIM YANG MELAKSANAKAN TAHUN 2021 MENGIKUTI TARGET PUSAT


(SIDOARJO, GRESIK, PONOROGO, JEMBER, KEDIRI, MALANG, KOTA MALANG DAN KOTA KEDIRI)

30 KAB KO DIJATIM PERLUASAN TARGET MIN ≥ 30%


WAKTU DAN SASARAN INTRODUKSI

RENCANA PERLUASAN INTRODUKSI Waktu Pelaksanaan Mulai 12 September 2022


TAHUN 2022
Bayi yang pada saat kick-off PCV
Sasaran nasional berusia 2 bulan
30 KAB KO PERLUASAN DIJATIM MULAI
1 OKT 2022
SASARAN BAYI LAHIR PER 1 JULI 2022 SD
 T
31 OKT 2022 E
DIIMUNISASI PER 1 OKT SD 31 DES 2022 M
P
APosyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta,
T
klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri
bidan,
P dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan
Elainnya yang memberikan layanan imunisasi
L
A
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PCV

Dosis Pertama Dosis Kedua Dosis Ketiga


(Lanjutan)
Bayi usia min Bayi usia min
2 bulan 3 bulan Anak usia min
12 bulan
JADWAL IMUNISASI SETELAH INTRODUKSI PCV
USIA ANAK JENIS IMUNISASI Imunisasi PCV bersama vaksin lain (suntikan
<24 jam Hepatitis 0 (HB0) ganda = multiple injection)
1 bulan BCG, OPV1
JADWAL IMUNISASI KHUSUS DI YOGYAKARTA
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2, PCV 1
USIA ANAK JENIS IMUNISASI
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3, PCV 2
<24 jam Hepatitis 0 (HB0)
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV 1 bulan BCG
9 bulan Campak-Rubela 2 bulan DPT-HB-Hib 1, IPV1, PCV 1
10 bulan JE* 3 bulan DPT-HB-Hib 2, IPV2, PCV 2

12 bulan PCV 3 4 bulan DPT-HB-Hib 3, IPV3


9 bulan Campak-Rubela
18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
10 bulan JE*
Kelas 1 Campak-Rubela, DT 12 bulan PCV 3
Kelas 2 Td 18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
Kelas 5 Td, HPV** Kelas 1 Campak-Rubela, DT
Kelas 2 Td
Kelas 6 HPV**
Kelas 5 Td, HPV**
*Untuk daerah endemis yang sudah melakukan introduksi imunisasi JE Kelas 6 HPV**
**Untuk daerah yang sudah melakukan introduksi imunisasi HPV
Rekomendasi ITAGI
13 Jadwal dan cara pemberian vaksin PCV

• Jadwal vaksin PCV dalam program


nasional 🠶 Cara pemberian
– Jadwal 2+1 (imunisasi dasar 2x dan o Vaksin PCV diberikan secara
 ulangan 1x) bersamaan dengan vaksin lainnya
seperti DPT-HB- Hib, OPV
– PCV-1 bersamaan dengan Pentabio-1* (multiple injection, suntikan
 (usia 2 bulan ), ganda)
– PCV-2 bersamaan dengan Pentabio-2  🠶 Pemantauan keamanan vaksin
 (usia 3 bulan) (KIPI)
– PCV-3 diberikan pada usia 12 bulan o Pemantauan KIPI dilakukan secara
* Pentabio berisi DPwT+HB+Hib berkala, bekerjasama dengan
KOMNAS/KOMDA PP KIPI
setempat

Slide Sri 9/24/22


Rezeki
Mengapa perlu suntikan ganda?

Bagi anak Bagi orang tua Bagi tenaga kesehatan


Melindungi anak dari Memungkinkan untuk Meningkatkan efisiensi
berbagai Penyakit mengurangi jumlah program imunisasi
yang Dapat Dicegah kunjungan bagi orang
Dengan Imunisasi tua/pengasuh.
(PD3I) sedini
mungkin
Mengapa perlu suntikan
ganda ?
• Bayi : sistem imunitas belum berkembang optimal, kekebalan masih
rendah
• rentan terhadap banyak penyakit berbahaya  harus SEGERA dilindungi
• Kalau imunisasi dipisah  sering tertunda  risiko mudah terinfeksi
• Suntikan ganda : sekali datang bayi / balita terlindungi
dari beberapa penyakit sekaligus
• Lebih sedikit kunjungan, tidak merepotkan orangtua / pengasuh
• Keamanan & kekebalan sama baik dengan suntikan berbeda waktu

Eyang MIKO SOEDJATMIKO, September 2022


CARA PEMBERIAN IMUNISASI GANDA
 Jelaskan manfaat dan keamanan pemberian imunisasi kepada orang tua/
ganda pengantar;

 Atur posisi bayi/anak senyaman mungkin;

 Pemberian imunisasi ganda dilakukan di tempat penyuntikan yang berbeda misalnya di


paha kanan dan paha kiri. Atau bisa juga diberikan di satu tempat suntikan yang sama,
dengan lokasi suntikan dipisahkan setidaknya berjarak 2,5 cm (1 inchi);

 Kurangi rasa nyeri dengan memberikan vaksin yang lebih tidak sakit dahulu
Contohnya:
 TETES Polio, Suntikan PCV atau IPV terlebih dahulu, baru DPT-HB-Hib
IZIN EDAR VAKSIN PCV MULTIDOSE

Sudah ada izin edar dari BPOM mengenai


penggunaan vaksin PCV dengan
kemasan multidose. (4 dosis)
KARAKTERISTIK VAKSIN PCV
Vaksin PCV merupakan vaksin yang sensitif beku, harus disimpan pada suhu 2 – 8°C
1
dan terlindung dari cahaya matahari.

Vaksin PCV dapat bertahan (masih tetap poten) selama 36 bulan apabila disimpan
2
dalam lemari es pada suhu 2 – 8°C dan terlindung dari cahaya matahari.

3 Vaksin PCV dilengkapi dengan vaccine vial monitor (VVM)


Kandungan Vaksin PCV13
No Isi Fungsi
1 Polisakarida untuk serotipe 1, 3, 4, 5, Zat aktif 13 serotipe
6A, 7F, 9V, 14,18C, 19A, 19 F dan 23
F, serotipe 6B

2 Alumunium Fosfat  Adjuvan imunologi


3 Natrim klorida Penstabil vaksin
4 Asam Suksinat Stabilator
5 Polisorbat 80 Pengelmusi untuk menyatukan
bahan
6 2-fenoksietanol (vial multidose) Pengawet
7 Air untuk injeksi
DISTRIBUSI VAKSIN DAN
LOGISTIK
⦿ Pendistribusian vaksin dan logistik (Auto Disable Syringe dan Safety Box) dilakukan secara
berjenjang, mulai dari Pusat ke Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kota,
Puskesmas dan pos-pos pelayanan imunisasi lain, baik melalui mekanisme push atau pull
sesuai SOP manajemen rantai dingin yang berlaku.

⦿ Vaksin PCV dibawa ke pos


pelayanan menggunakan vaccine carrier
yang dilengkapi dengan 2-4 buah cool
pack.PCV SDH TERSEDIA SESUAI SI JULI SD
VAKSIN
DES 2022

⦿ Selesai sesi pelayanan,petugas bertanggung jawab mengembalikan sisavaksin


yang belum dibuka, vaccine carrier dan safety box yang telah terisi ke puskesmas.
Kebutuhan
Kebutuhan Vaksin Proporsi
Vaksin PCV
NO Kabupaten/Kota SI juli sd Des 2022 PCV untuk 2 dosis ALOKASI
(VIAL)
(PCV1 dan PCV 2)
1 Vial = 4 dosis (VIAL)
1 Pacitan 2,658 5,315 1,329 1,290
2 Ponorogo 4,581 9,163 2,291 2,224
3 Trenggalek 3,592 7,184 1,796 1,744
4 Tulungagung 6,062 12,123 3,031 2,943
5 Blitar 6,764 13,528 3,382 3,284
6 Kediri 9,928 19,856 4,964 4,820
7 Malang 15,690 31,381 7,845 7,617
8 Lumajang 5,538 11,076 2,769 2,689
9 Jember 14,328 28,655 7,164 6,956
10 Banyuwangi 8,808 17,616 4,404 4,276
11 Bondowoso 3,768 7,536 1,884 1,829
12 Situbondo 3,705 7,410 1,853 1,799
13 Probolinggo 7,199 14,398 3,600 3,495
14 Pasuruan 10,020 20,039 5,010 4,864
15 Sidoarjo 14,850 29,701 7,425 7,209
16 Mojokerto 7,145 14,289 3,572 3,469
17 Jombang 8,166 16,333 4,083 3,964
18 Nganjuk 6,223 12,447 3,112 3,021
19 Madiun 3,736 7,472 1,868 1,814
20 Magetan 3,364 6,728 1,682 1,633
21 Ngawi 4,418 8,835 2,209 2,145
22 Bojonegoro 6,654 13,308 3,327 3,230
23 Tuban 6,515 13,029 3,257 3,163
24 Lamongan 6,481 12,962 3,240 3,146
25 Gresik 8,639 17,278 4,320 4,194
26 Bangkalan 6,231 12,462 3,115 3,025
27 Sampang 6,036 12,073 3,018 2,930
28 Pamekasan 5,421 10,843 2,711 2,632
29 Sumenep 5,607 11,213 2,803 2,722
30 Kota Kediri 1,905 3,810 953 925
31 Kota Blitar 943 1,885 471 458
32 Kota Malang 5,195 10,389 2,597 2,522
33 Kota Probolinggo 1,560 3,121 780 758
34 Kota Pasuruan 1,411 2,822 705 685
35 Kota Mojokerto 877 1,753 438 426
36 Kota Madiun 1,024 2,048 512 497
37 Kota Surabaya 17,459 34,918 8,729 8,476
38 Kota Batu 1,294 2,588 647 628
39 Jawa Timur 233,793 467,585 116,896 113,500
PENYIMPANAN VAKSIN DAN LOGISTIK

Secara umum, prinsip-prinsip penyimpanan dan penanganan vaksin berikut


harus diperhatikan dalam mengelola vaksin PCV:

◉ Setiap vial disimpan berdasarkan nomor batch

◉ Perhatikan tanggal kadaluarsa vaksin


Jangan gunakan vaksin yang sudah kadaluarsa. Vaksin dengan waktu kadaluarsa
lebih cepat, maka digunakan terlebih dahulu (early-expiry-first-out/EEFO)
◉ Perhatikan kondisi VVM
Vaksin yang telah mendapatkan paparan panas lebih banyak (VVM B) harus
digunakan terlebih dahulu dari pada vaksin dengan VVM A, meskipun masa
kadaluarsanya masih panjang
KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM
DIGUNAKAN [1]
Pada pelayanan statis atau pelayanan dalam gedung, vaksin PCV yang telah dibuka
dapat disimpan dan digunakan kembali sampai 28 hari dengan syarat memenuhi
kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP)

Kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP):


◉ Vaksin tersimpan dalam suhu 2-8 C
◉ VVM masih A atau B
◉ Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin (diberi label)
◉ Tidak melewati masa kadaluarsa
◉ Vial vaksin tidak terendam air atau beku
◉ Semua dosis diambil secara aseptis
KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN
[2]
Pada pelayanan dinamis atau pelayanan luar gedung, sisa vaksin PCV
yang sudah dibuka harus dibuang setelah sesi pelayanan imunisasi selesai.

harus dikembalikan ke Puskesmas untuk disimpan dalam vaccine


refrigerator pada suhu 2-8⁰C.
◉ Vaksin diberi tanda “K” dan didahulukan penggunaannya pada pelayanan
berikutnya dengan tetap memperhatikan tanggal kadaluarsa.
KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM
DIGUNAKAN [3]
Sebelum kembali ke puskesmas, hitung kembali dan catat jumlah vaksin PCV
yang digunakan, serta pastikan vial vaksin yang masih utuh dan sudah
digunakan dibawa kembali ke puskesmas

Jumlah vial vaksin yang


sudah digunakan
Jumlah vaksin yang dibawa ke pos pelayanan

Jumlah vaksin utuh PCV MAHAL, JANGAN SAMPAI TERBUANG


MESKIPUN HANYA 1 DOSIS

PENTING!!
CATAT JUMLAH VAKSIN PCV YANG DIGUNAKAN
KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV PADA ANAK YANG
TERLAMBAT
MULAI DIBERIKAN
[1] PADA SASARAN YG LAHiR per 1 APRIL 2021 dst

1) Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3 bulan, maka imunisasi PCV masih
dapat diberikan 2 kali sampai usia 11 bulan dengan interval 4 minggu. Kemudian, imunisasi
lanjutan PCV dapat diberikan pada usia min 12 bulan dengan memperhatikan interval minimal 8
minggu dari dosis kedua.

2) Jika anak di atas usia 12 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak tersebut
masih dapat diberikan dua dosis imunisasi PCV dengan interval minimal 8 minggu sebelum
berusia 24 bulan.

3) Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV lanjutan (dosis ke-3) pada usia 12 bulan, maka
imunisasi tersebut masih dapat diberikan sampai usia 24 bulan.

4) Jika anak di atas usia 24 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak tersebut
masih dapat diberikan satu dosis imunisasi PCV sampai sebelum berusia 5 tahun (DILAKUKAN
TAHUN 2027 PADA BAYI YG LAHIR MULAI PER 1 JULI DST )
KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
PADA ANAK YANG TERLAMBAT [2]
SITUASI TINDAK LANJUT
Sesuai Jadwal
???
(HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI BAYI YG LAHIR per
1 JULI 2022
Anak Usia < 12 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan ▸
Dosis 1 : Belum ▸
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan ▸


Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia 12 - 24 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Sudah
Anak usia >24 bulan ▸
Belum pernah mendapat imunisasi PCV

*Syarat dan Ketentuan berlaku


KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
PADA ANAK YANG TERLAMBAT [2]
SITUASI TINDAK LANJUT
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan (HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI BAYI YG LAHIR
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan) per 1 JULI 2022
Anak Usia < 12 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan ▸
Dosis 1 : Belum ▸
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan ▸


Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia 12 - 24 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Sudah
Anak usia >24 bulan ▸
Belum pernah mendapat imunisasi PCV

*Syarat dan Ketentuan berlaku


KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
PADA ANAK YANG TERLAMBAT [2]
SITUASI TINDAK LANJUT
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan (HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI BAYI YG LAHIR
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan) per 1 JULI 2022
Anak Usia < 12 bulan ▸ Dosis ke-2 dapat diberikan sampai usia 11 bulan dengan interval minimal 4 minggu dari dosis ke-1
Dosis 1 : Sudah ▸ imunisasi lanjutan PCV (dosis ke-3) pada usia min 12 bulan dengan mempertimbangkan
Dosis 2 : interval minimal 8 minggu dari dosis kedua
Belum
Anak usia > 12 bulan ▸
Dosis 1 : Belum ▸
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan ▸


Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia 12 - 24 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Sudah
Anak usia >24 bulan ▸
Belum pernah mendapat imunisasi PCV

*Syarat dan Ketentuan berlaku


KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
PADA ANAK YANG TERLAMBAT [2]
SITUASI TINDAK LANJUT
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan (HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI BAYI YG LAHIR
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan) per 1 JULI 2022
Anak Usia < 12 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan ▸ Imunisasi PCV Dapat Diberikan 2 Dosis
Dosis 1 : Belum ▸ Dosis 1 dan dosis 2 diberikan dengan interval min 8 minggu (dosis 1 ke dosis 2) sampai sebelum
Dosis 2 : Belum usia 24 bulan. Dosis ke 3 tidak perlu diberikan
Anak usia 12 - 24 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia 12 - 24 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Sudah
Anak usia >24 bulan ▸
Belum pernah mendapat imunisasi PCV

*Syarat dan Ketentuan berlaku


KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
PADA ANAK YANG TERLAMBAT [2]
SITUASI TINDAK LANJUT
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan (HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI BAYI YG LAHIR
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan) per 1 JULI 2022
Anak Usia < 12 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan ▸
Dosis 1 : Belum ▸
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan ▸ Diberikan dosis 2 dengan interval minimal 4 minggu dari dosis 1
Dosis 1 : Sudah ▸ imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) diberikan dengan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua
Dosis 2 :
Belum
Anak usia 12 - 24 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Sudah
Anak usia >24 bulan ▸
Belum pernah mendapat imunisasi PCV

*Syarat dan Ketentuan berlaku


KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
PADA ANAK YANG TERLAMBAT [2]
SITUASI TINDAK LANJUT
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan (HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI BAYI YG LAHIR
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan) per 1 JULI 2022
Anak Usia < 12 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan ▸
Dosis 1 : Belum ▸
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan ▸


Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia 12 - 24 bulan ▸ Imunisasi lanjutan (dosis 3) masih dapat berikan sampai usia 24 bulan dengan interval minimal 8
Dosis 1 : Sudah minggu dari dosis ke 2
Dosis 2 :
Sudah
Anak usia >24 bulan ▸
Belum pernah mendapat imunisasi PCV

*Syarat dan Ketentuan berlaku


KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
PADA ANAK YANG TERLAMBAT [2]
SITUASI TINDAK LANJUT
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan (HANYA DIPERUNTUKKAN BAGI BAYI YG LAHIR
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan) per 1 JULI 2022
Anak Usia < 12 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia > 12 bulan ▸
Dosis 1 : Belum ▸
Dosis 2 : Belum

Anak usia 12 - 24 bulan ▸


Dosis 1 : Sudah ▸
Dosis 2 :
Belum
Anak usia 12 - 24 bulan ▸
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 :
Sudah
Anak usia >24 bulan ▸ Dapat diberikan 1 dosis imunisasi PCV sampai usia 5 tahun*
Belum pernah mendapat imunisasi PCV ( baru dilakukan tahun 2027 ) untuk bayi yang lahir 1 Juli 2022

*Syarat dan Ketentuan berlaku


CARA PEMBERIAN VAKSIN
PCV

Vaksin PCV diberikan secara


intramuskular, dengan dosis 0,5
LANGKAH-LANGKAH PENYUNTIKAN
[1]
1. Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan
protokol kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi COVID-19
2. Lakukan skrining kesehatan sebelum memberikan imunisasi PCV kepada
sasaran. Tentukan apakah sasaran memiliki kontraindikasi tertentu.

FORM SKRINING/ DAFTAR


PERTANYAAN UNTUK MEMERIKSA
SKRINING KESEHATAN
ANAK LAYAK DIIMUNISASI ATAU
TIDAK
FORM SKRINING SEBELUM IMUNISASI

Keterangan:
a. Jika terdapat jawaban ya pada nomor 1-6, maka
imunisasi ditunda sampai anak dinyatakan
sehat kembali oleh dokter atau minimal 14 hari
setelah timbulnya gejala.
b. Jika terdapat jawaban ya pada nomor 7-11,
maka sebaiknya anak dikonsultasikan kepada
dokter.
c. Jika terdapat jawaban ya pada nomor 12, maka
anak dapat diimunisasi (kecuali pada reaksi
anafilaktik/ kejang pasca imunisasi, lihat
ketentuan b). Apabila keluhan termasuk KIPI
non serius, maka anak tersebut dicatat dalam
formulir pelaporan KIPI non serius.
LANGKAH-LANGKAH PENYUNTIKAN [2]
1. Vaksin PCV diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml di 1/3 tengah bagian
luar paha kiri.
2. Ambil vaksin dan pastikan tidak ada gelembung udara dalam ADS.
3. Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali pakai atau
kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu hingga kering. Apabila paha bayi dan
anak tampak kotor diminta untuk dibersihkan terlebih dahulu.
4. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan telunjuk.
5. Tusukan jarum secara tegak lurus (suduh 90˚) terhadap permukaan kulit. Apabila
terdapat darah yang masuk ke dalam spuit, segera cabut dan ganti dengan spuit baru.
6. Untuk mengurangi rasa sakit, tidak perlu dilakukan aspirasi. Vaksin segera disuntikan
secara intramuskular. Sebaiknya, sebelum diimunisasi, anak diberi ASI atau MPASI.
LANGKAH-LANGKAH PENYUNTIKAN [3]
9. Setelah disuntikkan, jarum ditarik keluar, ambil kapas kering yang baru dan tekan
pada bekas suntikan. Jika ada pendarahan, kapas tetap ditekan pada lokasi
suntukan hingga darah berhenti. Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan.
10. Buang jarum suntik habis pakai ke dalam safety box tanpa menutup kembali
jarum (no recapping). Safety box harus ditutup apabila sudah ¾ penuh dan
simpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
11. Catat status imunisasi pada buku KIA dan buku kohort/register
12. Pengantar dan orang tua diminta untuk tidak meninggalkan tempat imunisasi
sampai 30 menit setelah penyuntikan untuk memantau apabila terjadi reaksi
anafilaksis dan sampaikan ke orang tua apabila di rumah timbul gejala/ tanda
yang tidak biasa pada anak, maka perlu segera dibawa ke Puskesmas.
13. Ingatkan orang tua jadwal imunisasi berikutnya.
KEAMANAN PEMBERIAN IMUNISASI GANDA

Vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan vaksin
polio oral (OPV), serta vaksin IPV (khusus DI Yogyakarta) pada usia 2 dan 3
bulan, artinya ada pemberian imunisasi ganda pada usia tersebut.

Pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan


risiko KIPI pada anak.

Manfaat pemberian imunisasi ganda:


◎ Melindungi anak sesegera mungkin pada bulan-bulan awal
kehidupan mereka yang rentan;
◎ Lebih sedikit kunjungan untuk imunisasi;
◎ Meningkatkan efisiensi layanan kesehatan
CARA PEMBERIAN IMUNISASI GANDA
 Jelaskan manfaat dan keamanan pemberian imunisasi kepada orang tua/
ganda pengantar;

 Atur posisi bayi/anak senyaman mungkin;

 Pemberian imunisasi ganda dilakukan di tempat penyuntikan yang berbeda misalnya di


paha kanan dan paha kiri. Atau bisa juga diberikan di satu tempat suntikan yang sama,
dengan lokasi suntikan dipisahkan setidaknya berjarak 2,5 cm (1 inchi);

 Kurangi rasa nyeri dengan memberikan vaksin yang lebih tidak sakit dahulu
Contohnya:
 Suntikan DPT-HB-Hib terlebih dahulu, baru PCV
 Suntikan IPV terlebih dahulu, baru DPT-HB-Hib dan PCV untuk Provinsi di Yogyakarta
PENYUNTIKAN YANG AMAN

Pelaksanaan imunisasi harus bisa menjamin bahwa sasaran


mendapatkan kekebalan, serta menghindarkan penyebaran penyakit
terhadap petugas dan masyarakat

Hal-Hal yang harus diperhatikan:


▸ Jangan menggunakan vaksin PCV dengan kemasan yang telah rusak
atau telah melewati tanggal kadaluarsa.
▸ Jarum suntik habis pakai harus langsung dibuang ke safety box tanpa
menutup
kembali jarum (no recapping). Jangan meletakkan jarum suntik di atas meja atau di
nampan setelah injeksi.
PENYUNTIKAN YANG AMAN
▸ Jangan mengisi safety box sampai terlalu penuh (hanya boleh diisi ¾)
▸ Safety box dibawa kembali ke Puskesmas untuk dimusnahkan
▸ Pemusnahan safety box yang berisi jarum bekas dengan dibakar pada incinerator,
pembakaran aman terlindung atau dikubur
▸ Sampah medis lain, seperti kapas, plastik, dan lainnya dimasukkan kedalam kantong
plastik kuning atau kantong plastik yang diberi tanda “limbah medis”
▸ Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
COVID-19
▸ Lakukan skrining kesehatan terlebih dahulu, sebelum memberikan imunisasi
PCV
kepada sasaran
▸ Tenaga kesehatan harus mencuci tangansebelum dan sesudah melakukan
SURVEILANS KEAMANAN VAKSIN PCV

TERMASUK DI 8 KAB KOTA DI JAWA TIMUR 2021 (ALHAMDULILLAH )


PENCATATAN DAN PELAPORAN CAKUPAN
IMUNISASI
◉ Pencatatan cakupan imunisasi dilakukan berdasarkan hasil kegiatan pelayanan imunisasi
yang dilakukan oleh posyandu, puskesmas, puskemas pembantu, klinik, rumah sakit,
praktik bidan, praktik dokter dan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik
pemerintah maupun swasta, yang menyelenggarakan pelayanan imunisasi.
◉ Pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi PCV merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pencatatan dan pelaporan imunisasi rutin lainnya.

Pencatan cakupan imunisasi terdiri dari:


◎ Pencatatan Cakupan Imunisasi Bayi dan Baduta Termasuk Pencatatan imunisasi PCV
◎ Pencatatan Cakupan Imunisasi Anak Usia Sekolah (BIAS/ Bulan Imunisasi Anak
Sekola)
◎ Pencatatan Cakupan Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS)
◎ Pencatatan Cakupan Imunisasi Tambahan
PENCATATAN CAKUPAN IMUNISASI PCV [1]
Pencatatan cakupan imunisasi PCV
masuk dalam Pencatatan Cakupan Imunisasi pada Bayi dan Baduta
 Pencatatan dilakukan segera pada saat pelayanan, tidak
ditunda dan diisi secara lengkap.
 Pencatatan pada tingkat puskesmas menggunakan Buku Gambar Buku KIA
KIA dan Register Kohort Bayi atau Register Kohort Balita
dan Anak Pra-Sekolah.
 Pencatatan di klinik, rumah sakit/ fasyankes lain
menggunakan Buku KIA dan dapat ditambah dengan
rekam medis apabila diperlukan. Hasil pelayanan
direkapitulasi sesuai format untuk disampaikan ke
puskesmas. Puskesmas akan memasukan laporan dari
klinik, rumah sakit/ fasyankes lain ke dalam Kohort Bayi
atau Kohort Balita dan Anak Pra-Sekolah.
PELAPORAN CAKUPAN IMUNISASI

 Pencatatan hasil pelayanan pada register kohort bayi, register


kohort balita dan anak pra-sekolah, pada tingkat pelayanan
direkap pada format Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).

Hasil rekapitulasi dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


setiap sebelum tanggal 5 bulan berikutnya

Saat ini sedang dikembangkan pencatatan dan pelaporan imunisasi rutin


elektronik berbasis individu  Aplikasi Sehat IndonesiaKu
PELAPORAN CAKUPAN IMUNISASI

Dilakukan
secara
berjenjang
sesuai waktu
yang sudah
ditentukan
FORM PENCATATAN IMUNISASI
PCV
Sasaran Tempat
Imunisasi
Posyandu

Puskesmas
Bayi,
RS
Baduta
Praktek
Swasta
(Dokter/BPS
/Klinik

Dicatat dalam Tulis nama vaksinnya dan tanggal-bulan


Buku KIA/KMS pemberiannya  1 kolom untuk 1 dosis
FORMAT PENCATATAN HASIL IMUNISASI PCV =
IMUNISASI RUTIN

Kohort Bayi dan Kohort Balita dan


Anak Pra-Sekolah
FORMAT PENCATATAN DI KLINIK, BIDAN, RS DAN
FASKES LAIN
MANAJEMEN LIMBAH
 Setiap tempat pelayanan imunisasi harus disediakan safety box dengan jumlah yang
cukup berdasarkan jumlah sasaran. Safety box harus diberi label dengan nama petugas,
nama tempat pelayanan dan tanggal pelayanan.

 Jarum sutik dibuang ke dalam safety box tanpa ditutup kembali/no recapping

 Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box. Limbah lainnya seperti vial
vaksin, ampul pelarut, kapas, masker medis, dan sarung tangan dibuang ke dalam
kantong plastik khusus limbah medis atau kantong plastik biasa yang diberi tanda/ditulis
“limbah medis”.

 Pemusnahan limbah dapat dilakukan melalui pihak ke-3 atau pemusnahan secara mandiri
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Isi pesan melalui media sosial, poster, banner, radio
lokal
Di Indonesia, SETIAP 1 JAM 2-3 bayi balita
meninggal karena pneumonia (radang
paru),
Ayo anak, cucu, keponakan kita : umur 2 bulan
di imunisasi PCV
agar tidak sakit berat atau
meninggal karena pneumonia
• Imunisasi PCV gratis(radang
di pusatparu) layanan Imunisasi PEMERINTAH
• Disuntikkan pada bayi mulai umur 2 bulan bersama vaksin
lain
• Aman dan bermanfaat, dilakukan di banyak negara sejak lama
• Dengan sekali datang anak, cucu, keponakan kita terlindungi
dari banyak
Eyang MIKO SOEDJATMIKO, September 2022penyakit berbahaya
http://link.kemkes.go.id/MateriWorkshopPCV

ganda

Eyang MIKO, Agustus 2022


KESIMPULAN
 Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita,
dimana 70% penyebabnya dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu 20%
karena Haemophilues Influenza tipe b (Dapat dicegah dengan vaksin Hib)
dan 50% karena Streptococcus pneumoniae (Dapat dicegah dengan vaksin
PCV).
 Imunisasi PCV sudah ditetapkan sebagai imunisasi rutin yang
akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.
 Vaksin PCV yang akan digunakan sudah memiliki izin edar BPOM.
 Pemberian imunisasi ganda pada pelaksanaan imunisasi PCV terbukti aman,
efektif dan tidak meningkatkan risiko terjadinya KIPI.
KESIMPULAN
1. Vaksin PCV merupakan vaksin sensitif beku yang harus disimpan dan
didistribusikan pada suhu 2-8⁰C.
2. Vaksin PCV diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml di 1/3 tengah
bagian luar paha kiri.
3. Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi COVID-
19.
4. Vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib, vaksin polio oral
(OPV) dan vaksin IPV (khusus DI Yogyakarta) pada usia 2 dan 3 bulan, artinya ada
pemberian imunisasi ganda pada usia tersebut. Pemberian imunisasi
terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko KIPI pada anak.
ganda
5. Limbah dari pelaksanaan imunisasi PCV harus dikelola dengan baik.
 VAKSIN PCV AMAN, Gratis, MAHAL jika TDK
DISUBSIDI PEMERINTAH
TERIMA KASIH
MARI KITA MANFAATKAN
KAPASITAS, POTENSI DAN POSISI
KITA MASING-MASING

SEMOGA PERAN KITA IKUT SERTA


DALAM MELINDUNGI ANAK-ANAK
BANGSA DARI PENYAKIT
MENULAR DAN BERBAHAYA SERTA
MEMATIKAN INI

Menjadi

AMAL SHOLEH YANG AKAN


MENYELAMATKAN KITA DI YAUMIL
HISAB KELAK

Anda mungkin juga menyukai