Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PRA PROFESI (PRANIKAH DAN KONSEPSI)


PEMBERIAN IMUNISASI TT PADA CALON PENGANTIN

LAN DAN AN ALISA DATA)


 

Disusun oleh :

R. Rizka Melati

220503236027

PRODI KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKANPROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA
2022-2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Pranikah pada Calon Pengantin”.
Penyusunan makalah ini bersumber dari semua data yang saya peroleh
baik dari media cetak, media elektronik, serta teori dan bimbingan dari dosen
mata kuliah. Adapun data kasus diperoleh dari anamnesa secara langsung, data
rekam medis, serta praktik klinik. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang konsep dasar dalam Asuhan Kebidanan
Pranikah pada Calon Pengantin khususnya pada pemberian Imunisasi TT. Tidak
lupa saya ucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Hj. Lilik Susilowati, M.Kes., MARS selaku Ketua Yayasan Bhakti Pertiwi
Indonesia
2. Vepti Triana Mutmainah, S.SiT., M.Kes selaku Kaprodi Pendidikan Profesi
Bidan STIKES Bhakti Pertiwi Indonesia
3. Bdn. Tati Mulyasari,S.Tr.Keb., selaku Pembimbing Lahan
4. Dedeh Rodiyah, M. Kes., selaku Pembimbing Institusi
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bogor, 03 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Imunisasi.............................................................................4
B. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)..........................................................4
1. Pengertian Tetanus Toksoid..........................................................4
2. Pencegahan Penyakit Tetanus.......................................................5
3. Bahan-Bahan Vaksin Tetanus Toksoid.........................................5
4. Waktu Pemberian Imunisasi TT....................................................6
5. Cara Penyuntikan Vaksin Tetanus Toksoid...................................7
6. Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid..............................................7
7. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid....................................7
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Rekam Medis........................................................................................9
B. Dokumentasi Kebidanan.......................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan Kasus..............................................................................11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator yang penting dalam pembangunan kesehatan adalah
program-program dalam penurunan angka kematian bayi. Angka kematian
bayi sangat penting dikarenakan jika angka kematian bayi ini tinggi maka
akan menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan pada masa prakonsepsi,
konsepsi, hamil, nifas, status gizi dan penyakit infeksi. Salah satu penyebab
dari angka kematian bayi di Indonesia adalah tetanus neonatorum dimana
kasus ini banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan
cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah (Pusdatin
Kemenkes,2012).
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh clostridiium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin dan
menyerang sistem saraf pusat. Kuman tersebut terdapat diseluruh
lingkungan di dunia dan bisa menkontaminasi luka, lecet ringan dan pada
neonatal akan menginfeksi tali pusat (C.Louis Thwaites, 2019). Spora kuman
tersebut masuk ke dalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya yaitu,
tali pusat yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir
maupun pada saat perawatan sebelum terlepasnya tali pusat. Masa
inkubaasi 3-28 hari, rata-rata 6 hari. Apabila masa inkubasi kurang dari 7
hari, biasanya penyakit lebih parah dan angka kematiannya tinggi
(Prawirohardjo, 2002).
Menurut WHO, di dunia angka kematian neonatal pada tahun 2018 2.5
juta bayi baru lahir, dengan rata-rata 7000 bayi baru lahir meninggal setiap
harinya. Penyebab Tetanus Neonatorum tahun 2018 terjadi 1803 kasus yang
dilaporkan dan hingga tahun 2015 sebanyak 34.000 bayi baru lahir
yang terkena tetanus neonatorum meninggal di dunia(WHO,2019).
Menurut data dari Kementrian Kesehatan RI, Angka Kematian Neonatal
(AKN) 15 per 1000 KH menurut SDKI tahun 2017. Penyebab kematian

1
2

neonatal dengan Tetanus Neonatorum 1,2%. Dimana jumlah kasus tetanus di


Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 25 kasus dan menurun pada tahun 2018
sebanyak 10 kasus dengan kasus meninggal sebanyak 4 kasus, dan
dilaporkan bahwa 5 dari 10 kasus terjadi pada kelompok yang tidak
dimunisasi dan 2 diantaranya dengan tidak jelas kasus imunisasinya
(KEMENKES RI, 2019).
Tetanus Neonatorum sebenarnya dapat dicegah dengan perawatan luka
yang baik dan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) yang lengkap pada wanita
usia subur (WUS) dan wanita hamil. Seorang wanita yang sudah di imunisasi
TT lengkap dengan interval 4-6 minggu diharapkan mempunyai kekebalan
terhadap tetanus selama 3 tahun (Joyce Angela, 2015). Pelaksanaan imunisasi
TT pada wanita yang hendak menikah akan meningkatkan kekebalan tubuh
dari infeksi tetanus. Kekebalan tubuh itu akan diwariskan kepada bayinya
ketika proses persalinan. Jadi, bayi yang baru lahir aman dari infeksi tetanus
(Joyce Angela, 2015).
Hal ini juga diatur dalam ketetapan Departement Agama No.2
tahun 1989 No. 162-1/PD0304 tanggal 6 Maret 1989 tentang imunisasi
tetanus toksoid calon pengantin bahwa setiap calon pengantin sudah
diimunisasi TT sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum pasangan mendaftarkan
diri untuk menikah di KUA dengan dibuktikan berdasarkan surat keterangan
imunisasi atau kartu imunisasi calon pengantin dan merupakan prasyarat
administratif pernikahan. Peraturan Mentri No 12 tahun 2017, tentang
penyelenggaraan imunisasi mengamanatkan, bahwa wanita usia subur dan
ibu hamil salah satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi
lanjutan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan asuhan kebidanan pada Nn. Y usia 24 tahun kunjungan baru
dengan konseling Pranikah.

B. Rumusan Masalah
3

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu


“Bagaimana asuhan kebidanan Nn. Y usia 24 tahun kunjungan baru
dengan konseling Pranikah”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan konseling Pranikah
secara komprehensif

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar pada asuhan
kebidanan Pranikah dengan pemberian Imunisasi TT.
b. Melakukan interpretasi data dasar pada asuhan kebidanan Pranikah
dengan pemberian Imunisasi TT
c. Menentukan identifikasi diagnose atau masalah potensial asuhan
kebidanan Pranikah dengan pemberian Imunisasi TT
d. Menentukan kebutuhan tindakan segera pada asuhan kebidanan
Pranikah dengan pemberian Imunisasi TT
e. Melakukan penyusunan rencana asuhan pada asuhan kebidanan
Pranikah dengan pemberian Imunisasi TT
f. Melakukan implementasi pada asuhan kebidanan Pranikah dengan
pemberian Imunisasi TT
g. Melakukan evaluasi pada asuhan kebidanan Pranikah dengan
pemberian Imunisasi TT
h. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan Pranikah dengan
pemberian Imunisasi TT
4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap
suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman
yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh. Dengan melakukan
imunisasi kuman atau produk kuman yang sudah dimasukkan diharapkan bisa
menjadi hal yang bisa melemahkan dan melawan kuman maupun bibit
penyakit yang masuk kedalam tubuh.

B. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


1. Pengertian Tetanus Toksoid
Kata tetanus diambil dari Bahasa Yunani, yaitu tetanus dari teinenin
yang berarti memegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi yang
terjadi ketika spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan
trismus (lockja), spasme otot umum, melengkungnya punggung
(opistotonus), spasme glottal, kejang, dan paralisis pernapasan.
Tetanus yang juga dikenal dengan lokjaw merupakan penyakit yang
disebabkan tetanospasmin (sejenis neurooksin yang diproduksi oleh
Clostridium tetani) yang menginfeksi system urat saraf dan otot sehingga
saraf dan otot mejadi kaku. Tetanus adalah penyakit system saraf yang
disebabkan oleh tetanospasin (neurotoksin yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani).
Tetanus adalah penyakit yang dapat terjadi pada bayi baru lahir
(tetanus neonatorum) maupun pada anak atau orang dewasa. Kuman
tetanus banyak terdapat dalam usus kuda. Pada bayi baru lahir infeksi
tetanus terjadi melalui tali pusar yang dipotong dengan alat yang tidak
bersih (tidak steril) atau pusar yang dibubuhi obat tradisional atau bahan
ramuan yang tercemar kuman tetanus. Pada anak dan orang dewasa
infeksi tetanus terjadi melalui luka tusuk yang dalam atau yang kotor.

5
6

2. Pencegahan Penyakit Tetanus


a. Perawatan luka terutama pada luka tusuk, luka yang kotor, atau
luka yang tercemar dengan spora tetanus.
b. Pemberian DTPP/ DTP/ Tetanus Torsoid (tergantung dari umur).
c. Pencegahan dengan pemberian ATS. Efektif hanya pada luka baru
(kurang dari 6 jam), sebaiknya dilanjutkan dengan imunisasi aktif.
d. Imunisasi aktif pada ibu yang mengandung (pada trimester III).
e. Menjaga kebersihan pada waktu partus persalinan, terutama waktu
memotong tali pusar dan perawatan tali pusar
3. Bahan-Bahan Vaksin Tetanus Toksoid
Vaksin Tetanus Toksoid merupakan vaksin yang terbuat dari toksin
(racun) yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium Tetani yang kemudian
telah dilemahkan sehingga tidak berbahaya bagi manusia. Clostridium
tetani adalah bakteri gram positif berbentuk batang, bersifat anaerob dan
dapat menghasilkan spora dengan bentuk drumstick. Bakteri ini sensitif
terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen.
Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas dan kebal terhadap beberapa
antiseptik. Banyak terdapat pada kotoran dan debu jalan, usus dan tinja
kuda, domba, anjing dan kucing.
Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka dan
dalam suasana anaerob, kemudian menghasilkani toksin (tetanospasmin)
yang akan masuk ke dalam sirkulasi darah. Toksin tetanus kemudian
menempel pada reseptor di sistem saraf. Gejala utama penyakit ini
timbul akibat toksin tetanus mempengaruhi pelepasan neurotransmiter,
yang berakibat penghambatan sistem inhibisi. Akibatnya terjadi
kontraksi dan spastisitas otot yang tidak terkontrol, kejang dan
gangguan saraf otonom. Perawatan luka merupakan pencegahan utama
terjadinya tetanus di samping imunisasi pasif dan aktif.
Vaksin Tetanus Toksoid mengandung antiagen sebagai bahan utama.
Antigen adalah organisme atau bagian dari organisme penyebab penyakit.
Ketika antigen tersebut dimasukkan ke dalam tubuh, maka tubuh
7

membentuk respon imun dengan menghasilkan protein-protein yang


disebut antibodi yang spesifik melawan antigen tersebut. Protein ini
berikatan dengan antigen sehingga merusak dan membunuh antigen
tersebut.
Di samping itu, tubuh juga melakukan melakukan respon imun
dengan menghasilkan sel memori. Sel-sel ini berada di aliran darah,
terkadang hingga seumur hidup manusia tersebut siap melakukan respon
imun protektif yang sangat cepat bilamana ada antigen yang sama seperti
sebelumnya yang masuk ke dalam tubuh. Respon kekebalan tubuh yang
sangat cepat ini menyebabkan infeksi yang sedianya muncul, tidak
terbentuk. Kondisi demikian dikatakan imun (kebal) terhadap infeksi
tertentu.
4. Waktu Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi TT diberikan kepada mereka yang masuk dalam
kategori Wanita Usia Subur (WUS) yaitu wanita berusia 15-39 tahun,
termasuk ibu hamil (bumil) dan calon pengantin (catin). Waktu
yang tepat untuk mendapatkan vaksin TT sekitar dua hingga enam
bulan sebelum pernikahan. Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu
untuk membentuk antibodi.
Imunisasi TT diberikan tidak hanya satu kali. Guna mendapatkan
perlindungan yang maksimal, imunisasi dilakukan sebanyak 5 kali dengan
rentang jarak waktu tertentu. Berikut dapat dilihat waktu
pemberian imunisasi TT.
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur (WUS)
Status Interval Minimal
Masa Perlindungan
Imunisasi Pemberian
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 lebih dari 25 tahun
8

5. Cara Penyuntikan Vaksin Tetanus Toksoid


Vaksin Tetanus Toksoid diberikan melalui suntikan intramuskular
pada lengan bagian atas. Intramuskular berarti dengan suntikan posisi
tegak lurus di kulit. Meski begitu, vaksin-vaksin di atas akan diberikan
dengan dosis yang sama, yakni 0,5 ml pada tiap penyuntikan.
6. Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia
kurang 1 bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka dalam
proses persalinan.
c. Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada
vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
d. Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang
mungkin terjadi untuk mengambil tindakan antisipasi yang semestinya
sedini mungkin.
e. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil.
f. Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui pemotongan tali
pusar.
7. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid
Efek samping Imunisasi Tetanus Toksoid yang terjadi sebagian besar
bersifat ringan. Efek samping ini bisa muncul, karena tubuh sedang
membangun sistem imun yang akan digunakan untuk melawan bakteri
tetanus di kemudian hari, apabila terpapar.
Efek samping Imunisasi Tetanus Toksoid dibagi menjadi 2 kategori
yaitu :
a. Efek Samping Ringan
1) Nyeri di area penyuntikan
2) Demam
3) Sakit Badan
9

4) Mual
5) Muntah
6) Sakit Kepala
b. Efek Samping Berat
Umumnya efek samping berat terjadi karena adanya alergi terhadap
Vaksin, namun efek samping berat sangat jarang terjadi, adapun efek
sampng berat yaitu :
1) Bentol-bentol di kulit
2) Gatal
3) Keulitan Bernafas
4) Kesulitan Menelan
5) Kulit Merah terutama dibagian telinga
6) Bengkak Pada Wajah
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.S USIA 32 TAHUN P2A0


AKSEPTOR LAMA KB SUNTIK 3 BULAN

Hari : Jumat
Tanggal : 03 Juni 2022
A. Rekam Medis & Data Pasien
Nama Pasien : Nn. Y
Umur Pasien : 24 Tahun
Agama Pasien : Islam
Pendidikan Pasien : SMA
Pekerjaan Pasien : Tidak Bekerja
B. Dokumentasi Kebidanan
S:
- Klien mengatakan akan bahwa melangsungkan pernikahan bulan depan
dan ingin Imunisasi TT
- Saat ini Klien tidak merasa keluhan apapun

O:
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
Berat badan : 44 kg
LILA : 23, 5 cm
A:
Nn. Y usia 24 tahun kunjungan baru dengan konseling Pranikah
P:
1. Memberi salam dan mengenalkan diri pada klien. perkenalan telah
dilakukan, suasana menjadi lebih cair.
10
11

2. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada kilen, TD : 110/70 mmhg. N :


80 x/mnt, P : 18 x/mnt, S : 36,5°C, ibu mengerti hasil pemeriksaan
3. Memberikan informed consent untuk tindakan penyuntikan imunisasi TT,
klien setuju dengan tindakan yang akan dilakukan dan mengisi informed
concent
4. Melakukan cuci tangan, dan menyiapkan vaksin TT yang di butuhkan,
vaksin TT masih bisa di gunakan
5. Menggunakan sarung tangan, sarung tangan sudah terpasang
6. Memberikan imunisasi TT kepada ibu di lengan 3 jari dari bahu secara IM,
klien memilih lengan kiri untuk penyuntikan TT
7. Merapihkan alat alat yang sudah digunakan dan membuang spuit kedalam
safety box, Alat-alat di rendam di larutan klorin 0,5 %
8. Melepas sarung tangan dan mencelupkan sarung tangan yang telah dipakai
kedalam larutan klorin 0,5 %, dilanjutkan dengan mencuci tangan 6
langkah menggunakan sabun dengn air mengalir kemudian dikeringkan
dengan menggunakan tisu, Tangan sudah bersih
9. Menjadwalkan imunisasi TT kedua 1 bulan kemudian, yatu tanggal 03 Juli
2022
10. Menganjurkan klien dan pasangannya melakukan pemeriksan
laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa
pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil, antara lain
pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis
B, pap smear, clamidia, HIV, dan GO, klien mengerti dan akan
mengusahakan untuk melakukan pemeriksan laboratorium rutin
11. Melakukan pendokumentasian, Bidan sudah mendokumentasikan di buku
register Kunjungan
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Kasus
Pada kasus diatas Nn. Y datang untuk melakukan Imunisasi TT. Data
subjektif yang didapatkan adalah bahwa klien berusia 24 tahun ingin
melakukan imunisasi TT karena akan melangsungkan pernikahan bulan depan,
klien juga mengatakan tidak ada keluhan apapun saat ini. Pada pemeriksaan
fisik, tidak ditemukan kelainan apapun. Dari data yang didapatkan, maka klien
dapat diberikan imunisasi TT.
Imunisasi tetanus toksoid (TT) adalah program pemerintah yang
bertujuan untuk menekan angka kejadian penyakit tetanus. Setiap pasangan
yang hendak menikah, dianjurkan untuk melakukan suntik vaksin tetanus
toksoid (TT) khususnya bagi wanita, suntik vaksin tetanus toksoid (TT) ini
sudah dianjurkan pemerintah sejak tahun 1986.
Setelah penapisan, didapatkan bahwa klien dalam keadaan sehat, maka
asuhan yang diberikan selanjutnya adalah memberikan imunisasi TT kepada
klien . Sebelum melakukan penyuntikan pada klien, klien diposisikan pada
posisi duduk nyaman. Setelah itu dalam memberikan suntikan, tekniknya
adalah menggoyangkan botol dengan baik dan hindarkan terjadinya
gelembung-gelembung udara, kemudian keluarkan isinya melaui spuit.
Suntikkan secara intra muskular pada tiga jari lengan atas (bagian kiri) dengan
memastikan bahwa tidak ada darah saat dilakukan aspirasi. Dalam pemberian
injeksi harus tepat yaitu tidak terlalu dangkal karena apabila terlalu dangkal
penyerapannya menjadi lambat dan tidak efektif.
Setelah dilakukan injeksi, asuhan yang diberikan adalah memberikan
konseling ulang mengenai imunisasi TT mengenai efek samping dari imunisasi
TT. Hal yang kemudian harus diperhatikan dalam memberikan asuhan pada
klien yang diimunisasi TT adalah melakukan kontrak kunjungan ulang terkait
waktu untuk melakukan imunisasi TT kembali yaitu 4 minggu kemudian
setelah tanggal penyuntikan.

12
13

Dari pembahasan di atas, maka didapatkan bahwa asuhan konseling


pranikah yang diberikan pada Ny.Y usia 24 tahun adalah berupa penapisan
awal mengenai manfaat pemberian imunisasi TT, memberikan suntikan sesuai
prosedur, memberikan konseling ulang mengenai efek samping imunisasi TT
dan melakukan kontrak kunjungan ulang. Pada penatalaksanaan asuhan, ibu
bersikap kooperatif sehingga asuhan yang diberikan berjalan dengan lancar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tetanus yang juga dikenal dengan lokjaw merupakan penyakit yang
disebabkan tetanospasmin (sejenis neurooksin yang diproduksi oleh
Clostridium tetani) yang menginfeksi system urat saraf dan otot sehingga
saraf dan otot mejadi kaku. Tetanus adalah penyakit system saraf yang
disebabkan oleh tetanospasin (neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani).
Vaksin Tetanus Toksoid mengandung antiagen sebagai bahan utama.
Antigen adalah organisme atau bagian dari organisme penyebab penyakit.
Ketika antigen tersebut dimasukkan ke dalam tubuh, maka tubuh membentuk
respon imun dengan menghasilkan protein-protein yang disebut antibodi
yang spesifik melawan antigen tersebut. Protein ini berikatan dengan antigen
sehingga merusak dan membunuh antigen tersebut.
Vaksin Tetanus Toksoid diberikan melalui suntikan intramuskular pada
lengan bagian atas. Intramuskular berarti dengan suntikan posisi tegak lurus di
kulit. Meski begitu, vaksin-vaksin di atas akan diberikan dengan dosis yang
sama, yakni 0,5 ml pada tiap penyuntikan.
Efek samping Imunisasi Tetanus Toksoid yang terjadi sebagian besar
bersifat ringan. Efek samping ini bisa muncul, karena tubuh sedang
membangun sistem imun yang akan digunakan untuk melawan bakteri tetanus
di kemudian hari, apabila terpapar.
Sistem pendokumentasian dilakukan dengan SOAP. Berdasarkan
tinjauan kasus yang telah dibuat asuhan kebidanan pranikah pada Nn. Y usia
24 tahun kunjungan baru dengan konseling Pranikah dapat disimpulkan
sebagai berikut
1. Pada pengkajian didapatkan data subyektif berdasarkan data yang telah
didapat melalui anamnesis langsung pada Nn. Y usia 24 tahun kunjungan
baru dengan konseling Pranikah
14
15

2. Pada pengkajian didapatkan data objektif berdasarkan data yang telah didapat
melalui pemeriksaan fisik dan pengkajian Nn. Y usia 24 tahun kunjungan baru
dengan konseling Pranikah
3. Pada analisa data didapatkan diagnosa kebidanan Nn. Y usia 24 tahun
kunjungan baru dengan konseling Pranikah
4. Pada kasus Nn. Y usia 24 tahun kunjungan baru dengan konseling Pranikah
tersebut, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dibuat berdasarkan
masalah yang dirasakan klien dimana perencanaan ini dibuat untuk
memberikan asuhan kepada Nn. Y sebagai klien kunjungsn baru pranikah di
antaranya memberikan Imunisasi TT, melakukan tindakan sesuai deng
an SOP tindakan secara sistematis dan dilakukan konseling pasc
a-tindakan.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Agar menjadi tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada
asuhan kebidanan Pranikah.
2. Bagi Klien dan Keluarga
Sebagai informasi kepada responden terkait faktor yang
mempengaruhi imunisasi Tetanus Toksoid pada catin.
3. Bagi Lahan Praktik
Untuk menambah pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi
kelengkapan pelaksanaan imunisasi Tetanus Toksoid pada catin, sehingga
kedepan dapat memberikan inovasi positif untuk meningkatkan capaian
Imunisai.
4. Bagi Peneliti
Untuk memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi
peneliti tentang Imunisasi Tetanus Toksoid pada Catin/WUS dan dapat
menerapkan metodologi penelitian dengan cara yang tepat dan benar, serta
hasil penelitian ini juga bisa menjadi bahan bagi peneliti-peneliti
selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA

Susanto A. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Keperawatan.


Yogyakarta: Pustaka Baru Pres; 2017.

Djauzi, S (2009). Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. Jakarta : Fakultas


Kedokteran Indonesia.

Wiknjosastro, H (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka.

Febyanti, NK dan Dwi Susilawati. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil


tentang Antenatal Care terhadap Perilaku Kunjungan Kehamilan. Jurnal
Keperawatan Soedirman. 7 (3) : 148-157

Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Pratiwi, C. 2013. Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi TT pada ibu
hamil di Puskesmas Tabongo Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo.
Skripsi.Gorontalo : Fakultas Kedokteran , Universitas Negeri Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai