Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

PENGALAMAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG


PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DENGAN
PEMAKAIAN KONDOM DI WILAYAH
PANTURA KABUPATEN SUBANG
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
IBAD BADRIYAH NURHAYATI
NIM :180601008

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2022
SKRIPSI

PENGALAMAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG


PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DENGAN
PEMAKAIN KONDOM DI WILAYAH
PANTURA KABUPATEN SUBANG
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
IBAD BADRIYAH NURHAYATI
NIM :180601008

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2022
MOTTO

“ Allah tidak membebani sesorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya”
(QS. Al Baqarah :286)

“ Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah


menjadi manusia yang berguna ”
(Albert Einstein)

“ jangan kalah pada rasa takutmu


hanya ada satu hal yang membuat mimpi tak mungkin di raih,
perasaan takut gagal ”
(Paulo Coelho ‘The alkemis’)

“ Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, tapi bekerja keras akan
menentukan kemana kita akan pergi ”
(Jeon Jungkook)

i
PERNYATAAN PENGESAHAN

Judul : Pengalaman Pekerja Seks Komersal Tentang Penyakit Menular


Seksual Dengan Pemakaian Kondom Di Wilayah Pantura
Kabupaten Subang Tahun 2022

Skripsi telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing dan dinyatakan siap untuk
di ujikan.

Mengetahui : Jakarta, 09 mei 2022


Ketua Program studi Pembimbing

(Mariyani,M.Keb) (Ns. Achmad Fauzi, M.Kep.,Sp.Kep.MB)


NIDN:0027047509 NIDN: 0301059103

ii
PENGESAHAN PENGUJI
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN STIKES ABDI NUSANTARA

Judul Skripsi : Pengalaman Pekerja Seks Komersial Tentang Penyakit Menular


Seksual Dengan Pemakaian Kondom Di Wilayah Pantura
Kabupaten Subang Tahun 2022
Nama : Ibad Badriyah Nurhayati
NIM 180601008

Jakarta, 9 Mei 2022

Ketua, Penguji I

(Dr. Hj. Maimunah, M.Kes)


NIDK : 8924140022

Penguji II Penguji III

(Feva Tridiyawati, M.Kes, M.Keb) (Ns. Achmad Fauzi, M.Kep.,Sp.Kep.MB)


NIDN:0318027603 NIDN: 0301059103

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, di dalam naskah skripsi yang berjudul “ Pengalaman pekerja seks komersial
tentang penyakit menular seksual dengan pemakaian kondom di wilayah Pantura
Kabupaten Subang Tahun 2022” tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
dan disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur jiplakan,saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah
saya peroleh (S1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2
dan Pasal 70).

Jakarta, 9 Mei 2022


Yang membuat pernyataan

(Ibad Badriyah Nurhayati)


NIM. 180601008

iv
ABSTRAK

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
JAKARTA, 9 Mei 2022

Ibad Badriyah Nurhayati


Judul Skripsi : Pengalaman Pekerja Seks Komersial Tentang Penyakit
Menular Seksual Dengan Pemakaian Kondom Di wilayah Pantura
Kabupaten Subang Tahun 2022
Xvi +64 halaman, 3 Tabel, 3 gambar,7 lampiran

ABSTRAK
Latar Belakang: Profesi sebagai pekerja seks komersial sangat berisiko memiliki dampak yang
negatif terhadap kesehatan maupun terhadap lingkungan social. PSK beresiko tertular Penyakit
Menular Seksual dan meningkatkan resiko terinfeksi HIV oleh karena itu seseorang yang sudah
terkena IMS akan mudah tertular HIV dan merupakan kelompok yang berisiko dalam penularan
HIV/AIDS begitupun dengan pelanggannya karena melakukan perilaku seksual tidak aman dalam
berhubungan apalagi tidak menggunakan pengaman atau kondom.
Tujuan Penulisan: Penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang pengalaman pekerja seks
komersial dengan pemakaian kondom di wilayah pantura kabupaten Subang.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian Rapid Assesment Procedure (RAP).
Pengumpulan Data Primer di lakukan dengan wawancara mendalam pada 7 orang dan Observasi.
Hasil: Usia rata-rata dari partisipan 24 sampai 65 tahun dan hasil penelitia menunjukan tentang
karakteristik informan,pengetahuan,sikap dan pengalaman semua partisipan dengan peneliti
memberikan pertanyaan dan partisipan menjawab dengan pengalaman sendiri.
Kesimpulan: Studi ini menemukan bahwa masih banyak partisapan atau pekerja seks komersial
yang masih kurang pengetahuannya tentang penyakit menular seksual dan kurang nya keterlibatan
pemakaian kondom saat melakuakan hubungan seksual pada Psk.

Daftar Bacaan : 19 (Tahun 2016-2021)


Kata kunci : Pekerja seks komersial (PSK), PMS, HIV/AIDS, Kondom, pengetahuan,
pengalaman dan sikap

v
ABSTRACT

STUDY PROGRAM IN MIDWIFE


ABDI NUSANTARA HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES
JAKARTA, 9 Mei 2022

Ibad Badriyah Nurhayati


Thesis Title : Experiences of Commercial Sex Workers About Sexually
Transmitted Diseases Using Condoms in the Pantura area of Subang
Regency in 2022
Xvi +64 pages, 3 Tables, 3 pictures,7 attachments

ABSTRACT
Background: The profession as a commercial sex worker is very at risk of having a negative
impact on health and on the social environment. Sex workers are at risk of contracting sexually
transmitted diseases and increase the risk of being infected with HIV, therefore someone who has
been exposed to STIs will easily get infected with HIV and is a group at risk of transmitting
HIV/AIDS as well as their customers because they engage in unsafe sexual behavior in
relationships, let alone not using protection or condoms. .
Purpose of Writing: This study was to obtain information about the experiences of commercial
sex workers with the use of condoms in the northern coast of Subang district.
Research Methods: This study uses a Rapid Assessment Procedure (RAP). Primary data
collection was carried out by in-depth interviews with 7 people and observation.
Results: The average age of the participants was 24 to 65 years and the results of the study
showed the characteristics of the informants, knowledge, attitudes and experiences of all
participants with the researcher asking questions and participants answering with their own
experience.
Conclusion: This study found that there are still many participants or commercial sex workers
who still lack knowledge about sexually transmitted diseases and lack of involvement in using
condoms when having sexual relations with sex workers.

Reading List : 19 (2016-2021 Years)


Keywords : Commercial sex workers (CSWs), STDs, HIV/AIDS, condoms, knowledge,
experience and attitudes

vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul: “ Pengalaman Pekerja Seks Komersial Tentang Penyakit
Menular Seksual Dengan Pemakaian Kondom Di Wilayah Pantura Kabupaten
Subang Tahun 2022 ” Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kebidanan Pada Program
Studi Strata-1 di Jurusan S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:

1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM., M.Pd, Ketua Yayasan Abadi Nusantara
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS selaku, Ketua STIKes Abdi Nusantara
3. Ibu Mariyani, M. Keb selaku Ketua Program Prodi Sarjana Kebinanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
4. Bapak Ns. Achmad Fauzi, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku dosen pembimbing
yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh
perhatian, ketelitian dalam mengawasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh dosen dan staf di program studi Ilmu Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
6. Kedua orang tua dan keluarga : Ibu (Titin), Ayah (Dayat), Kakaku (Nahdyatul
Amalia,SAK) dan (Rizkie Gunawan,SH), Adiku (Andri Sapta Pratama),
Neneku (Hj.Acih) serta saudara-saudariku atas dukungan nya baik moril
maupun materil serta do’a restu yang senan tiasa terucapkan yang memberikan
motivasi dan semangat bagi penulis.
7. Teman-Teman S1 Kebidanan dan sahabat : Nia Kurniasih,A.Md Keb, Evry
Nanda Milenia,A.Md.Kep, Lidia Permata sari, Mia Nurlatipah, Amelia
Putri,A.Md.Kep, Avilia Putri Andita,A.Md.Kep, Noer Laily Asmawati,
Ismiyanti, Hanifah Aqil Nabila dan Jihan Ingkha, Oktoviyani.

vii
8. Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim
Taehyung, Jeon Jungkook, Bts selaku orang yang teristimewa setelah keluarga
yang selalu memberikan motivasi semangat selama perkuliahan sampai
menyusun skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang terlibat dalam
proses penyusunan skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 9 Mei 2022

Ibad badriyah Nurhayati

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN
MOTO ......................................................................................................... i

PERNYATAAN PENGESAHAN ............................................................... ii

TANDA PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iv

RINGKASAN ABSTRAK .......................................................................... v

SUMMARY .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Pebaharuan Penelitian ...................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................... 5

1.4.1 Tujuan Khusus ......................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

1.5.1 Manfaat Bagi Ilmu Kebidanan ................................................. 6

1.5.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ........................................... 6


ix
1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti .............................................................. 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pekerja Sek Komersial .................................................................... 8

2.1.1 Definisi Pekerja Seks Komersial ............................................. 8

2.1.2 Masalah yang berkenaan dengan PSK di Indonesia ................. 10

2.1.3 Dampak berkerja menjadi PSK ............................................... 11

2.1.4Faktor yang menyebabkan Perilaku seksual pria dan wanita

PSK ......................................................................................... 12

2.2 Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS ....................................... 12

2.2.1 Devinisi PMS dan HIV/AIDS .................................................. 12

2.2.2 Etiologi Penyakit HIV/AIDS ................................................... 14

2.2.3 Patofisiologi ............................................................................ 15

2.2.4 Manipestasi Klinis HIV/AIDS ................................................. 17

2.3 Kondom .......................................................................................... 19

2.3.1 Definisi Kondom ..................................................................... 19

2.3.2 Sejarah Kondom ...................................................................... 20

2.3.3 Alasan menggunakan Kondom ................................................ 21

2.3.4 Alasan tidak menggunakan Kondom........................................ 22

2.4 Kerangka Teori ............................................................................... 23

2.4.1 Skema Kerangka Teori ............................................................ 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 25

3.2 Definisi Istilah................................................................................ 26


x
BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ........................................................................... 27

4.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 27

4.3 Waktu Penelitian ............................................................................ 27

4.4 Informan Penelitian ........................................................................ 27

4.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 28

4.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 35

4.7 Pengelola Data dan Analisis Data ................................................... 35

4.8 Validasi Data ................................................................................. 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Karakteristik Partisipan .................................................................. 37

5.2 Analisis Tema ................................................................................ 39

5.2.1 Hasil Wawancara dengan Partisipan P .................................... 39

5.2.2 Hasil Wawancara dengan Partisipan K ................................... 40

5.2.3 Hasil Wawancara dengan Partisipan M ................................... 49

5.2.4 Hasil Wawancara dengan Partisipan B .................................... 56

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan .................................................................................... 62

6.2 Saran............................................................................................. 62

6.2.1 Kepada Para Pekerja Seks Komersial.................................... 63

6.3 6.2.2 Dinas Kesehatan Setempat ................................................... 63

6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan ...................................................... 63

6.2.1 Bagi Peneliti Lain ................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA

xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Matriks Pengambilan Data Primer Penelitian ................................. 24

Tabel 4.1 Data Sosiodemografi Partisipan ..................................................... 37

Tabel 4.2 Karakteristik aktivitas hubungan seksual dan keefektivitasan

pemakaian kondom pada PSK ....................................................................... 38

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Skema Kerangka Teori ................................................................. 21

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 19

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Proses Masuknya Virus HIV .................................................... 13

Gambar 4.2 Kondom dari Linen .................................................................. 16

Gambar 1.3 Kondom dengan berkembangnya teknologi lebih kuat dan


tipis ............................................................................................................... 17

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pengajuan Topik Penelitian

Lampiran 2 : Surat Ijin Dari Kampus

Lampiran 3 : Surat Ijin Dari Tempat Penelitian

Lampiran 4 : Surat Konsul Skripsi

Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 6 : Bukti Penerimaan Berkas Persyaratan Ujian Skripsi

Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian

xvi
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prositusi disini bukan lah semata-mata merupakan gejala pelanggaran


moral tetapi merupakan suatu kegiatan perdagangan. Kegiatan prositusi ini
berlangsung cukup lama hal ini mungkin di sebabkan karena dalam
prakteknya kegiatan tersebut berlangsung karena banyak nya permintaan dari
konsumen terhadap jasa pelayanan kegitan seksual tersebut. oleh sebab itu
semakin banyak pula tingkat penawaran yang di tawarkan untuk seseorang
yang berkerja menjadi pekerja seks komersial (PSK).(Surbakti et al., 2020)

Profesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) sangat berisiko memiliki


dampak yang negatif terhadap kesehatan maupun terhadap lingkungan social.
PSK beresiko tertular Penyakit Menular Seksual (IMS). IMS dapat
meningkatkan resiko terinfeksi HIV oleh karena itu seseorang yang sudah
terkena IMS akan mudah tertular HIV (Romlah et al., 2021). PSK merupakan
kelompok yang berisiko untuk menularkan IMS atau HIV karena perilaku
seksual mereka yang berisiko yaitu melakukan hubungan Seksual dengan
banyak pasangan dan ada beberapa PSK yang tidak menggunakan pengaman
saat melakukan hubungan sehingga bisa terkena penyakit.(Ariasih & Sabilla,
2020)

Fenomena menjadi PSK masih menjadi permasalahan di semua Negara.


kurang lebih 70% PSK merupakan wanita di bawah umur 30 Tahun. Namun
ketika mereka memasuki dunia Prositusi di mulai pada saat usia 13-14 tahun
dan umumnya berusia 17-21 tahun. Berbagai macam faktor atau mitos yang
melatar belakangi seseorang memilih untuk menjadi PSK. Kartono
menyebutkan yang melatar belakangi seseorang memilih menjadi PSK adalah
kehidupan perekonomian yang sulit dan hidup dalam kemiskinan karena
2

ketidak sanggupan seorang wanita dalam memenuhi kehidupan sehari-hari


mereka. selain itu karna status pernikahan mereka yang single parents dan
bertanggung jawab dalam menghidup keluarganya.(Ariasih & Sabilla, 2020)

Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan kelompok yang


berisiko dalam penularan HIV/AIDS begitupun dengan pelanggannya karena
melakukan perilaku seksual tidak aman dalam berhubungan.Dalam teori
Green di jelaskan bahwa perilaku seseorang di pengaruhi oleh beberapa
faktor, Diantaranya fakto prediposisi social demografi, Pengetahuan, Sikap,
dan pengalaman. Faktor pendukung (ketersediaan sumber daya ), dan faktor
penguat: dukungna keluarga, teman, tokoh masyarakat dan petugas (Yanti et
al., n.d.)

Penyakit HIV/AIDS adalah suatu penyakit yang terus berkembang dan


menjadi masalah global yang terjadi di dunia. Menurut (World Health
Organization, 2017) di temukan data bahwa penderita yang hidup dengan
Infeksi HIV/AIDS sebanyak 1,8 juta orang, dan 1 juta meninggal akibat HIV.
Prevalensi di Negara afrika yang menderita HIV sebanyak 25,6 Juta kasus,
Eropa 2,4 juta kasus, wilayah menditerania 360 ribu kasus, dan di pasifik
barat sebanyak 1 juta kasus. Di Indonesia sendiri HIV/AIDS telah menjadi
sebuah tantangan di kesehatan sejak pertama kali di temukan pada tahun 1987
sampai dengan juni 2018, HIV/AIDS telah di laporkan oleh 433 (84,2%) dari
514 kabupaten/kota di 34 Provinsi di Indonesia. (Nurkhalizah et al., 2021)

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah penyakit global utaman


yang mempengaruhi permasalahan kesehatan yang berdampak langsung pada
pertumbuhan sosila. Di Indonesia sendiri Kasus AIDS pertama tercatat pada
tahun 1987 dan per 30 maret 2020, itu sebanyak 511.955 Wanita hidup
dengan perkerjaan menjadi wanita pekerja seksual (PSK). Pada tahun 2020,
Penularan HIV terutama di tularkan melalui hubungan seksual; 66,6% di
antara heteroseksual dan 28,2% di antara LSL.(Fauzi et al., 2021)
3

Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarata (43,738), diikuti


Jawa Timur (38,979), Papua (23,450), Jawa Barat (21,281) dan Jawa Tengah
(15,710). Berdasarkan data tersebut Provinsi jawa barat termasuk peringkat
ke 4 yang memiliki jumlah kasus HIV tertinggi di Indonesia. Begitu juga
dengan kasus AIDS di Jawa Barat yang menempati urutan ke 6 (4.936)
setelah Jawa Tengah (5.611) dan Bali (6.305) (Romlah et al., 2021)

Meskipun penggunaan terapi antiretroviral yang sangat aktif (HAART)


dalam pengobatan HIV telah mengakibatkan penurunan substansial dalam
morbiditas dan mortalitas. Masalah pisikologis dan social tetap memiliki
efek yang menghancurkan pada orang yang hidup dengan HIV (Fauzi et al.,
2021). Kondom merupakan satu satunya alat kontrasepsi yang dapat
melindungi terhadap penularan penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS
dan HBV. Kondom juga dapat mencegah kemungkinan terjadinya kanker
Serviks (Fromin et al., n.d.)

Saat di tanyakan PSK mengatakan : ”Pernah merasakan sakit ketika


buang air kecil dan terkadang merasa sedikit nyeri di bagian perut ”
“ Paling kalao mau kerja kaya begitu awal pertamanya kita berobat dulu
kedokter terus kita KB, hm udah kaya gitu.adi ibarat kata mencegah
lah.kadangkan laki ada yang bawa penyakit dari luar yah.kalo hubungan
sama kita takutnya nular ke kita. Di dokter mah di periksa ,ya kelamin kita,di
kasih kondom , di kasih obat. Biar gak nular kena HIV/AIDS gitu ” (Ariasih
& Sabilla, 2020)

Penggunaan kondom sangat efektif mencegah penularan Human


Immunodeficiency Virus (HIV) serta Infeksi menular seksual (IMS). Stigma
kondom di Indonesia sebagai alat kontrasepsi semata. Bahkan banyak di beli
sebagai simbol Seks Bebas atau praktik prositusi. Padahal kondom dan seks
tidak memiliki korelasi satu sama lain. Tanpa Kondom, Seks bebas akan tetap
ada, malah jumlah infeksi HIV berisiko semakin meningkat (Agustina, 2019).
Semakin Tinggi pengetahuan PSK tentang penggunaan kondom, maka
4

semakin banyak juga yang memilih untuk menggunakan Kondom saat


berhubungan. PSK yang berpengetahuan baik maka dia mengetahui bahwa
berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman atau Kondom itu sangat
berbahaya untuk kesehatannya. Hal ini di dukung dengan faktor Predisposisi
lainnya meliputi Pengetahuan, Sikap, dukungan mucikari dan peran petugas
kesehatan sangat mempengaruhi perilaku PSK itu sendiri (Fitrianny et al.,
2021)

Adapun beberapa pendapat Responden tentang kondom menyatakan :


“Maksudnya aku ga tau bener ya,tapi orang yang sering gunta-ganti
pasangan,walaupun pelanggan nya gak usah pakai kondom aku sehat,tetap
kan, kita juga takut ,kan kita juga ga tau kan yah kesehatan orang istilahnya
kan sedia payung sebelum hujan tapi kan aku berfikir begini ya,kan aku kerja
nyari duit kalo aku terkena takut kan ”
Beberapa PSK juga mengatakan : “Iya mau gamau, Iya resiko bahaya yang
kita hadapin ,Iya minum obat ajalah biar ga sakit ”.(Romlah et al., 2021)

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan petikan wawancara dengan


Pekerja Seks Komersial (PSK) beberapa ada yang sudah mengetahui cara
untuk mencegahan penyakit menular seksual dan Pemakaian Kondom. tapi
ada juga beberapa PSK yang masih kurang pengetahuannya tentang itu.
Kemudian peneliti tertarik melakukan penelitian guna mengetahui
Pengalaman Pekerja Seks komersial tentang penyakit menular Seksual
dengan pemakaian Kondom. Pengalaman yang di maksud disini adalah
presepsi dan perilkau PSK saat berkerja: Pengetahuan, Pemakaian kondom
saat melakukan hubungan dan pengalamnya tentang penyakit menular seksual
ataupun di lingkungannya.

1.2 Kebaharuan Penelitian


Di wilayah Pantura Kabupaten Subang itu bukan hanya terkenal dengan
tempat wisata atau makanan Khas nya saja tapi terkenal juga dengan Café atau
warung remang-remang seperti Cikijing, Janem dan Jalan Pantura yang di
5

dalam nya itu menyediakan tempat hiburan karaoke, Minuman dan ada juga
yang menemaninya seperti PSK. Ada surat ijin nya juga untuk mendirikan
tempat itu dan setiap beberapa Bulan ada skrining kesehatan untuk HIV
dengan mengambil sampel darah dan pendataan para PSK yang berkerja Oleh
Dinas Kesehatan setempat. Untuk itu saya tertarik untuk melakukan penelitian
tempat yang pernah di lakukan sebelumnya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan Hasil survey yang di amati peliti dengan tingginya jumlah


orang yang terinfeksi HIV atau Penyakit menular seksual (PMS) di daerah
Jawa Barat dan banyak nya tempat untuk Prositusi ataupun Pekerja Seks
Komersial (PSK). Di daerah Pantura Kabupaten Subang sebagai mata
pencahariannya, dan banyak juga yang berasal dari berbagai daerah berkerja di
pantura sebagai PSK untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Atas dasar data
tersebut Kemudian muncul pertanyaan, Apakah ada pengalaman PSK walau
sudah menggunakan Kondom masih terkena PMS, Dan juga ingin mengetahui
pengetahuan tentang PMS pada orang yang berkerja sebagai PSK dan
pengalaman Bidan, mucikari, dan kader yang masih berhubungan erat untuk
mengetahui informasi yang terjadi di daerah pantura dalam mengahadapi
permasalahan kesehatan para pekerja seks komersial (PSK).

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum di lakasanakan penelitian ini untuk memperoleh
informasi tentang Pengalam para Pekerja Seks Komersial (PSK) Dengan
Penyakit Menular Seksual Dengan Pemakaian Kondom Di Wilayah
Pantura Kabupaten Subang Tahun 2022.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Di perolehnya informasi yang mendalam tentang pengetahuan PSK
dengan kejadian pemakaina kondom di Wilayah Pantura Kabupaten
Subang Tahun 2022.
6

2. Di perolehnya informasi yang mendalam tentang pengalaman PSK


atau di lingkungan nya walaupun sudah menggunakan Kondom
masih terinfeksi PMS Di Wilayah Pantura Kabupaten Subang
Tahun 2022.
3. Di perolehnya Informasi yang mendalam Tentang Masih ada atau
tidak Pelanggan yang tidak mau menggunakan kondom saat
melakukukan hubungan badan, Di Daerah Wilayah Pantura
Kabupaten Subang Tahun 2022.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat bagi Ilmu Kebidanan
Diharapakan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi/informasi
bagi ilmu kebidanan apalagi ini menyangkut tentang kesehatan
reproduksi dan perempuan. Semoga dapat memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan terutama pada kajian ilmu-ilmu Psikologi sosial
mengenai perilaku Pekerja Seks Komersial Dan pengetahuan
mengenai penyakit Menular Seksual dengan kondom.

1.5.2 Manfaat bagi insitusi pendidikan


Di harapkan dapat memberikan gambaran dan dapat menambah
penelitian yang membahas tentang masalah Kesehatan Pekerja seks
Komersial terutama tentang kesehatan reproduksi nya yang berisoko
terkena PMS di karenakan melakukan hubungan badan dengan
berganti-ganti pasangan. Apalagi di Wilayah Pantura Kabupaten
Subang .

1.5.3 Manfaat Bagi Pekerja Seks Komersial (PSK)


Diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
berbagai penyakit menular seksual yang di akibatkan karna melakukan
hubungan yang sering berganti ganti pasangan dan cara
pencegahannya.
7

1.5.4 Manfaat Bagi Peneliti


Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Kehidupan PSK di
Wilayah Pantura Kabupaten Subang dan bagi peneliti lain dalam
melaksanakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pengalaman Pekerja Seks Komersial Tentang Penyakit Menular
Seksual Dengan Pemakaian Kondom, Yang nantinya dapat menjadi
masukan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan metode
penulisan pada karya tulis selanjutnya.

1.6 Ruang Ligkup Penelitian


Penelitian ini ingin mengetahui pengalaman Pekerja Seks Komersial
Tentang Penyakit menular Seksual Dengan Pemakaian Kondom Di Wilayah
Pantura Kabupaten Subang. Penelitian ini mulai di laksanakan pada bulan
Maret 2022 yang meliputi persiapan Proposal sampai pembahasan hasil
penelitian. Sasaran penelitian ini adalah Wanita (PSK), Bidan, Kader dan
Mucikari di Wilayah Pantura Kabupaten Subang Jawa Barat. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian Rapid
Assesment Procedure (RAP). Pengumpulan Data Primer di lakukan dengan
wawancara mendalam pada PSK, Bidan, Kader, dan mucikari. dan mengikuti
skrining kesehatan HIV dengan pengambilan sampel darah dengan dinas
kesehatan setempat.
8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menggambarkan konsep-konsep yang terkait dengan Pekerja seks


komersial, Penyakit menular seksual dan HIV dan Penggunaan Kondom pada
para pekerja seks komersial.

2.1 Pekerja Seks Komersial


2.1.1 Definisi Pekerja Seks Komersial
Pekerja Seksual Komersial (PSK) adalah seseorang yang
memperjualkan seks Dengan imbalan uang atau dengan bermacam-
macam jenis keuntungan kepada siapapun tanpa keterlibatan emosi.
Dalam Masyarakat, Kehidupan seorang PSK merupakan suatu hal yang
kurang dapat di terima oleh lingkungan di karenakan profesi PSK
termasuk dalam perkerjaan yang tidak layak. pada umumnya PSK
memiliki dampak negatif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. PSK
dapat tertular dan menularkan penyakit menular seksual, dari
pelangganya atau PSK itu sendiri di karenakan melakukan hubungan
seksual yang tidak sehat berganti-ganti pasangan. Dan dapat
menyebabkan penyakit menular seksual ataupun lebih parah yaitu
HIV/AIDS. (Dara et al., 2020)

Keberadaan perempua pekerja seks komersial dimana pun berada


selalu di identikan dengan perempuan jalang, amoral, tidak tahu malu,
penggoda lelaki, sumber penyakit HIV, dan beragam pandangan negative
lainnya sebagai lebel yang melekat dari konsekuensi pekerjaan yang di
lakoninya. Terlepas dari lebel buruk yang di sandang oleh kelompok
perempun pekerja seks komersial tersebut, bagaimana pun juga mereka
sejatinya adalah manusia yang sama dengan kelompok sosial yang
9

lainnya juga. Rentetan permasalahan hidup yang di miliki para


perempuan pekerja seks komersial (PSK) juga sama dengan kehidupan
masyarakat umumnya, bahkan adakalanya kehidupan mereka lebih rumit.
Himpitan ekonomi dan permasalahan yang mereka hadapi kadangkala
menjadi faktor pemicu mereka memilih sebagai pelacur untuk pekerjaan
atau profesi pilihannya berkerja.(Khoirun Nida, 2019)

Menurut (Sarwono & meinaro,2009) Pribadi yang mudah untuk di


pengaruhi membuat cenderung mudah untuk jatuh dalam masalah seperti
konflik sosial dan penyimpangan sosial yang ada. Pencarian identitas
dapat juga membuatnya meniru gaya hidup yang kurang baik di
karenakan daya piker nya masih belum stabil, seperti meniru cara
berpakaian dan cara berbicara orang-orang di sekitarnya ataupun meniru
gaya hidup yang ada di media sosial dan biasanya remaja di kenal
sebagai masa negativistic, Seperti menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial)
adalah istilah yang di berikan kepada perempuan yang melakukan
hubungan intim dengan lawan jenisnya dan mendapatkan bayaran. PSK
sudah menjadi hal umum dan beberapa dari mereka adalah berada pada
usia remaja. (Pemikiran et al., 2021)

Dalam (Destrianti & Harnan,2018) Mengatakan bahwa PSK


(Pekerja Seks Komersial) di mana seseorang yang menjual tubuhnya
untuk melakukan hubungan intim, Biasanya pealayanan dalam bentuk
menyewa tubuh. Para PSK berani untuk mengorban kan dirinya, masa
depan dan kehidupannya tidak lain hanyalah untuk mendapatkan uang.
Karna biasanya orang yang memilih berkerja sebagai PSK karena
menurutnya mendapatkan uang dengan cara mudah tanpa harus lelah dan
banting tulang untuk berkerja. Selain itu untuk memenuhi gaya hidupnya
ataupun kehidupan ekonomi keluarganya dari hasil berhubungan intim
mereka gunakan untuk kebahagian nya sendiri dan keluarganya baik
untuk liburan,penampilan dan sebagainya.(Pemikiran et al., 2021)
10

Jadi dari beberapa pembahasan jurnal di atas itu dapat di simpulkan


bahwa PSK adalah seorang wanita yang menjual Seks kepada seorang
pelanggannya untuk mendapatkan uang atau imbalan. Dan banyak sekali
Faktor yang menyebabkan seseorang itu bekerja sebagai wanita
penghibur atau yang sering dikenal dengan Pekerja Seks Komersial,yaitu
banyaknya dari segi ekonominya yang kurang, gaya hidupnya yang ingin
serba tercukupi dan ingin mendapatkan uang dengan cara mudah tanpa
harus lelah berkerja. Walaupun di cap buruk oleh masyarakat di
lingkungannya ataupun bahaya penyakitnya yang tinggi karna melakukan
hubungan Seksual berganti-ganti pasangan. itu tidak mengurungkan
niatnya berkerja sebagai PSK, karena sudah terlena degan kehidupan
yang mewah dan untuk menghidupi kehidupannya sendiri maupun ke
luarganya.

2.1.2 Permasalahan yang berkenaan dengan PSK di Indonesia


Krisis moneter yang terjadi di indonesia termasuk penyebab dari
menurunnya pendapatan masyarakat Indonesia. krisis moneter
berkepanjangan dan menurunnya perekonomian tersebut menyebabkan
banyak keluarga kehilangan pekerjaannya sehingga mengakibatkan
berkurangnya sumber pendapatan, dan dalam kondisi ini banyak juga
keluarga yang akhirnya memilih jalan pintas untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, salah satunya berkerja menjadi PSK, ataupun
(trafficking) perdagangan perempuan,karena dianggap lebih memberi
kesempatan kepada perempuan dan juga pelaku yang
memperdagangkan untuk mendapatkan uang walaupun dengan cara
yang illegal dan tidak baik. ( et al., 2020)

Adalah tingkat perekonomian yang semakin menuntut kehidupan


masyarakat hal tersebut sangat di rasakan oleh masyarakat miskin yang
memaksa untuk menghalalkan segara cara untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Faktor penyebab seseorang menjadi PSK beberapa
diantaranya adalah Kemiskinan, Kekerasan seksual seperti
11

pemerkosaan, penipuan pemaksaan dengan berkedok agen penyaluran


kerja, Pornografi, faktor kehidupan mewah, Faktor broken home,
Tekanan ekonom, kebodohan dan karena sakit hati. PSK merupakan
kelompok-kelompok beresiko tinggi dapat menularkan IMS dan
HIV/AIDS. Infeksi menular seksual mencerminkan masalah terbesar
dalam kesehatan masyarakat di Negara berkembang (Fatimah, 2018)

Jadi bisa di simpulkan dari pembahasan jurnal di atas tentang


permasalahan yang berkenaan dengan PSK di Indonesia. Di Indonesia
banyak masyarakat yang tingkat perekonomiannya rendah dan
kekurangan, menyebabkan susah untuk mendapatkan pekerjaan di
karenakan tingkat pendidikan nya yang kurang. Karena permasalahan
tersebut banyak wanita yang memilih berkerja menjadi Pekerja Seks
Komersial (PSK) yang menjual seks kepada pelanggannya untuk
mendapatkan uang agar bisa menghidupi kebutuhan dirinya sendiri
ataupun keluarganya.

2.1.3 Danpak berkeja menjadi PSK


Profesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) sangat beresiko
memiliki dampak yang negatif terhadap kesehatan maupun terhadap
lingkungan sosialnya seperti di jauhi ataupun jadi bahan perbincangan
masyarakat karna di anggap sebagai pekerjaan nya yang hina. Dan PSK
juga beresiko tertular penyakit menula seksual (IMS). IMS dapat
meningkatkan risiko terinfeksi HIV/AIDS oleh karena itu seseorang
yang sudah terkena IMS akan lebih mudah terkena HIV/AIDS
(Romlah et al., 2021)

2.1.4 Faktor yang menyebabkan prilaku seksual pria dan wanita PSK
Apabila dilihat dari beberapa aspek, yaitu dari itu faktor personal
/individu, pengetahuan mengenai HIV/AIDS. Penyakit menular seksual
(PMS), aspek-aspek kesehatan reproduksi, sikap terhadap layanan
kesehatan seksual dan reproduksi kerentanan yang di rasakan tethadap
12

resiko kesehatan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri,aktifitas


sosial, rasa percaya diri dan variable-variabel demografi seperti: Usia,
agama, status perkawianan, faktor lingkungan (akses dan kontak
dengan sumber sumber informasi, sosial budaya, nilai dan norma
sebagai pendukung sosial untu perilaku tertentu, faktor prilaku yaitu
gaya hidup seksual, jumlah pasangan, peristiwa-peristiwa kesehatan
(PMS, kehamial) dan penggunaan kondom serta alat kontrasepsi.
(Warung et al., 2019)

Menurut Martin Monto,seseorang sosiologi di Universitas Portland


mengatakan “Salah satu motivasi pria di balik mencari pelacur adalah
ada sesuatu yang menarik atau beresiko. Sifat terlarang membuatnnya
lebih menarik”. Alasan lain yang cukup mengejutkan adalah bahwa satu
dari tiga pria yang mengunjungi PSK mengaku ingin belajar soal Seks
lebih dari hubungan intim dengan pasangan tetap mereka. Mereka
mengingin kan lebih banyak seks atau aktivitas intim dengan pasangan
tetap mereka. Sebagian pria yang menggunakan jasa PSK adalah
mereka yang kesepian, merasa terkucil secara sosial atau mengalami
masalah hubungan. (Warung et al., 2019)

2.2 Penyakit Menular Seksual, HIV/AIDS


2.2.1 Definisi Peneyakit Menular Seksual Dan HIV/AIDS
Penyakit menular seksual (PMS), kini di kenal dengan istilah
Infeksi menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang
umumnya tidak aman. Penyebaran nya bisa melalui darah, sperma,
cairan vagina, ataupun cairan tubuh yang lainnya. Penyakit menular
seksual (PMS) adalah penyakit yang dapat menular melalui hubungan
seksual dengan seseorang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat di tularkan
oleh pasangan seksual melalui aktivitas seksual yang melibatkan
vagina, penis, anus, atau mulut. Berdasarkan beberapa pengertian di
atas dapat di simpulkan bahwa pengertian penyakit menular seksual
13

adalah terjadinya infeksi yang menimbulkan penyakit-penyakit akibat


berhubungan seksual yang tidak aman (Kesehatan, 2020)

Di Indonesia IMS yang paling banyak di temukan adalah Sphilis dan


gonorhoe, prevelensi IMS di Indonesia sangat tinggi. Kecenderungan
meningkatnya penyebaran penyakit ini di sebkan perilaku seksual yang
berganti-ganti pasangan, dan adanya hubungan seksual pranikah dan
diluar nikah yang cukup tinggi salah satunya banyak yang berkerja
sebagai PSK. Dan kebanyakan penderita IMS adalah wanita usia
reproduksi.(Warung et al., 2019)

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah salah satu virus


yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang dapat
melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. HIV akan
menyebabkan seseorang menderita Acquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS). HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang
menjadi perhatian Badan Kesehatan Dunia (World Health
Organisation/WHO). Sekitar 78 juta jumlah penduduk dunia telah
terinfeksi HIV dan 35 juta orang telah meninggal karena penyakit
terkait AIDS (UNAIDS, 2016).

Sistem kekebalan yang ada dalam tubuh kita bertugas untuk


melindungi kita dari penyakit apa pun yang menyerang tubuh kita.
Sedangkan antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan
tubuh ketika benda asing ditemukan di tubuh manusia. Bersama dengan
bagian sistem kekebalan tubuh yang lain, antibodi bekerja untuk
menghancurkan penyebab penyakit, yaitu bakteri, jamur, virus, dan
parasit. Sistem kekebalan tubuh kita membuat antibodi yang berbeda-
beda sesuai dengan kuman yang dilawannya. Ada antibodi khusus
untuk semua penyakit, termasuk HIV. Antibodi khusus HIV inilah yang
terdeteksi keberadaannya ketika hasil tes HIV dinyatakan positif
(UMMU MUNTAMAH, S.Kp.,Ns., 2019)
14

Perilaku seks beresiko juga menjadi penyebab penularan utama


HIV/AIDS. Hal ini bisa terlihat dari perkembangan Penyakit menular
seksula yang tinggi dan banyal PSK yang tertular penyakit.Karena
adanya PMS memudahkan penularan HIV. Pengidap HIV terbanyak
ada dikalangan pria. Dari 3 juta pria di Indonesia yang sering jajan PSK
diperkirakan setengahnya mengidap HIV. Kebanyakan dari mereka
memiliki pasangan tetap atau istri. Dari pria pengidap HIV ini bisa
menularkan pada istrinya. Jika wanita yang mengidap HIV
mengandung maka beresiko menularkan pada anaknya. Fenomena ini
yang membuat jumlah penderita HIV semakin tinggi dan menjadi
epidemi. Pada area geografis tertentu, pathogen IMS ditularkan diantara
atau dari individu beresiko tinggi dengan angka infeksi yang tinggi dan
kekerapan berganti-ganti pasangan seksual (kelompok inti). Dengan
perkembangan epidemi, patogen dapat menyebar dari kelompok inti
kepada populasi pelanggan (populasi antara) yang menjadi perantara
penting lintas seksual antara kelompok inti dan populasi umum
(Warung et al., 2019)

2.2.2 Etiologi penyakit HIV/AIDS


AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu
HTL II, LAV, RAV. yang nama ilmiahnya disebut human
immunodeficiency virus (HIV) yang berupa agent viral yang dikenal
dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang
kuat terhadap limfosit T. Virus HIV pertama kali diisolasi oleh
montagnier et al. di Prancis tahun 1093 dengan nama limphadnopathy
Associated Virus (LAV), sedangkan Gilo di Amerika Serikat
mengisolasi virus HIV-2, yang Kemudian pada tahun 1096 atas
kesepakatan internasional diberi nama virus HIV. HIV tergolong dalam
famili lentivirus infeksi dari famili lentivirus. ini khusus ditandai
dengan sifat laten nya yang lama masa inkubasi yang lama. replikasi
virus yang pasiten dan keterlibatan dari susunan saraf pusat (SSP),
15

sedangkan ciri khas untuk jenis retrovirus yaitu: dikelilingi oleh


membran lipid mempunyai kemampuan variasi genetik tinggi
mempunyai cara unik untuk replikasi serta dapat menginfeksi si suruh
jenis vertebrata HIV terdapat dalam cairan tubuh ODH dan dapat
dikeluarkan melalui cairan tubuh tersebut seseorang dapat terinfeksi
HIV bila kontak dengan cairan tersebut meskipun berdasarkan
penelitian virus terdapat dalamsaliva airmata cairan serebrospinal dan
urine tetapi cairan tersebut tidak terbukti resiko menular infeksi karena
kadarnya sangat rendah dan tidak ada mekanisme yang mempasilitasi
untuk masuk kedalam darah orang lain kecuali kalau ada luka virus
HIV digolongkan menjadi dua tipe yaitu virus yang menyerang dan
menghindari mekanisme pertahanan tubuh dengan melakukan
perlawanan dan melumpuhkannya jenis virus HIV yaitu HIV-1 dan
HIV-2 tetapi Sebagian besar kasus di seluruh dunia pada tahun 1992
disebabkan oleh virus HIV satu meskipun endemik Virus HIV-2 jarang
dijumpai di Amerika Serikat retrovirus memiliki genom yang
mengkode reverse transcriptase yang memungkinkan DNA
diterjemahkan RNA, maka virus dapat membuat salinan DNA dari
genomnya sendiri dalam sel pejamu. (R Haryo Bimo et al,2021)

2.2.3 Patofisiologi
Virus HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak dengan
lapisan membran mukosa yang tidak utuh atau melalui pertukaran
cairan tubuh. Penularan HIV terjadi saat darah, sperma atau cairan
vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain.
Virus HIV yang telah masuk, kemudian akan saling berlekatan di sel
dendrit. Dendrit merupakan bagian dari mekanisme pertahanan awal
pada tubuh saat tubuh mengalami proses infeksi. Selanjutnya virus HIV
dibawa ke kelenjar getah bening. Target utama virus HIV adalah sel
limfosit CD4 (salah satu jenis sel darah putih), namun demikian virus
HIV bisa menginfeksi otak. Seperti yang kita ketahui bahwa sel darah
putih merupakan “pasukan pengaman” yang bertugas untuk menjaga
16

sistem kekebalan tubuh. Sehingga bisa dibayangkan apa yang akan


terjadi pada tubuh jika sel darah putih tersebut dilumpuhkan oleh virus
HIV. Tentu, seseorang yang terinfeksi HIV akan mudah terserang
penyakit. Sebagai contoh, jika seseorang yang terserang penyakit batuk
pilek dapat sembuh dengan sendirinya kurang lebih 1 minggu, maka
orang dengan HIV bisa membutuhkan waktu lama untuk bisa
sembuh.(UMMU MUNTAMAH, S.Kp.,Ns., 2019)

Saat virus HIV menginfeksi sel CD4, maka virus HIV akan
menjalani tahapan reproduksi, dimana virus tersebut akan membelah
dan membentuk koloni yang sering disebut dengan istilah binding and
fussion. Kemudian virus HIV akan mengalami proses yang disebut
reverse transcription, integrasi dan transkripsi. Melalui ketiga tahap ini,
virus HIV akan tersimpan dalam sel CD4 untuk jangka panjang dan
akan membelah menjadi lebih banyak. Sel CD4 yang sebelumnya
berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh, justru oleh virus HIV
dijadikan sebagai “pabrik” untuk memproduksi lebih banyak virus HIV.
Sehingga yang terjadi adalah terbentuk virus HIV yang baru dan akan
menempel pada sel CD4 lainnya, yang lama kelamaan akan
menimbulkan sel CD4 tersebut akan mati. Hal inilah yang
menyebabkan jumlah sel CD4 akan berkurang. Jumlah CD4 normal
adalah 800-1200, sementara pada orang dengan HIV jumlahnya bisa
tinggal 50/mm3. Orang yang terinfeksi HIV tidak lagi mempunyai
“pasukan pengaman” untuk mempertahankan kekebalan tubuhnya,
sehingga rentan terhadap serangan bakteri dan virus. (UMMU
MUNTAMAH, S.Kp.,Ns., 2019)
17

Gambar 1. 1 Proses Masuknya Virus HIV

Virus HIV dapat ditularkan dari cairan sperma, sekresi


serviks/vagina, darah dan air susu. Penyebaran virus HIV dapat melalui
hubungan seks baik homo maupun heteroseksual, penggunaan jarum
yang tercemar pada penyalahgunaan NAPZA, kecelakaan kerja pada
sarana pelayanan kesehatan misalnya tertusuk jarum yang tercemar,
transfusi darah, donor organ, tindakan medis invasif, serta in utero,
perinatal dan pemberian ASI dari ibu ke anak. Tidak ada bukti yang
nyata bahwa HIV dapat ditularkan melalui kontak sosial, alat makan,
toilet, kolam renang, udara ruangan maupun oleh nyamuk/serangga
(UMMU MUNTAMAH, S.Kp.,Ns., 2019).

2.2.4 Manipestasi Klinis HIV/AIDS


Seseorang yang terinfeksi virus HIV, proses perjalanan
penyakitnya dibagi beberapa tahap, yaitu:
1. Transmisi virus Proses ini terjadi 2-6 minggu setelah seseorang
terinfeksi virus HIV.
2. Infeksi HIV primer (sindrom retroviral akut) Sebagian besar pasien
yang terinfeksi HIV akan menunjukkan gejala infeksi seperti
contohnya demam, nyeri otot, nyeri sendi dan rasa lemah. Selain itu
akan muncul kelainan mukokutan yaitu ruam kulit, dan ulkus di
mulut. Kemudian pembengkakan kelenjar limfa, gejala neurologi
18

(nyeri kepala, nyeri belakang kepala, fotophobia, dan depresi


maupun gangguan saluran cerna (anoreksia, nausea, diare, jamur
dimulut). Gejala ini akan muncul 2-6 minggu dan akan membaik
dengan atau tanpa pengobatan.
3. Serokonversi Pada tahap ini sering disebut tahap pertama gejala
HIV, dimana gejala akan muncul beberapa minggu setelah tubuh
terinfeksi dengan menunjukkan gejala seperti flu, sakit tenggorokan,
diare, demam, muncul peradangan berwarna merah disertai benjolan
kecil disekitarnya, berat badan turun, dan badan terasa lelah. Gejala
ini akan berhenti dan infeksi HIV tidak menunjukan gejala apapun
selama beberapa tahun.
4. Infeksi kronik asimptomatik Pada fase ini, seseorang yang terinfeksi
HIV tidak menunjukkan gejala selama rata-rata 8 tahun. Penderita
akan tampak sehat, dapat melakukan aktiftas normal, tetapi dapat
menularkan penyakit HIV kepada orang lain.
5. Infeksi kronik simptomatik Di fase ini, akan muncul gejala-gejala
pendahuluan seperti demam, pembesaran kelenjar limfa yang
kemudian diikuti infeksi oportunistik. Dengan adanya infeksi
oportunistik maka perjalanan penyakit telah memasuki stadium
Aids. Fase simptomatik berlangsung rata-rata 1,3 tahun yang
berakhir dengan kematian.
6. Aids indikator sesuai dengan CDC 1993 atau jumlah CD4 kurang
dari 200/mm3
7. Infeksi HIV lanjut ditandai dengan jumlah CD4 kurang dari
50/mm3

Setelah terjadi infeksi HIV ada masa dimana pemeriksaan serologis


antibodi HIV masih menunjukkan hasil negatif, sementara virus
sebenarnya telah ada dalam jumlah banyak. Pada masa ini, yany disebut
window periode (periode jendela), orang yang telah terinfeksi ini sudah
dapat menularkan kepada orang lain walaupun pemeriksaan antibodi
19

HIV hasilnya negatif. Fase ini berlangsung selama 3-12 minggu


(UMMU MUNTAMAH, S.Kp.,Ns., 2019)

2.3 Kondom

2.3.1 Definisi Kondom


Kondom adalah sarung karet tipis yang dimaksudkan untuk
menutupi seluruh penis pada saat melakukan hubungan seksual. Pada
ujungnya terdapat kantong kecil yang merupakan reservoir untuk
menampung semen. Sejarah pemakaian kondom telah berawal sejak
dahulu kala, tetapi kondom modern baru kira-kira 50 tahun yang lalu.
Keuntungan menggunakan kondom ialah, mudah, murah, cukup efektif
bila dipakai secara benar, dan keefektifannya dapat segera dirasakan.
Metode ini cukup aman, tidak ada efek samping kecuali bila alergi
terhadap lateks. Kondom bahkan dapat mengurangi ejakulasi dini bagi
penis yang sangat sensitif. Kondom merupakan satu-satunya alat
kontrasepsi yang dapat melindungi terhadap penularan PMS,
HIV/AIDS dan HBV. Kondom juga mencegah kemungkinan terjadinya
kanker serviks (Fromin et al., n.d.)

2.3.2 Sejarah Kondom


Kondom diperkirakan telah memiliki sejarah yang panjang dalam
perannya sebagai “alat pelindung”. Sekitar 1.000 tahun sebelum
Masehi, orang Mesir kuno telah menggunakan sarung pengaman untuk
mencegah penyakit. Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan
deskripsi dan percobaan alat pencegah penyakit berupa kondom di
Italia. Ketika itu Gabrielle Fallopius mengklaim menemukan kondom
yang terbuat dari linen dan membuat uji coba pada 1.100 pria. Dari
percobaan tersebut, tak satupun dari mereka yang terinfeksi penyakit
sifilis. Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu bermanfaat
mencegah infeksi.(Studi et al., 2017)
20

Gambar 1. 2 Kondom dari Linen

Seiring dengan berkembangnya teknologi, proses pembuatan


kondom menghasilkan kondom yang lebih kuat, lebih tipis, lebih lentur
saat dipakai sehingga para pengguna kondom tidak hanya dapat merasa
aman tetapi juga merasa nyaman.Pemakaian kondom mulai meredup
seusai perang dunia II. Pada akhir 1960-an terjadi revolusi perilaku
seksual manusia, terutama di Amerika. Hubungan seksual sebelum
menikah dan di luar pernikahan makin terbuka, khususnya pada kaum
wanita. Mereka menuntut hak yang sama seperti kaum pria yang bebas
melakukan hubungan seksual dengan siapa saja. Akibatnya, para pria
lebih memilih berhubungan seks dengan wanita bukan PSK (Penjaja
Seks Komersial) yang dianggap lebih “bersih”. Meskipun bukan satu-
satunya cara, kondom masih terbilang cara yang paling praktis dan
gampang untuk mencegah penularan penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS, terutama bagi orangorang yang bekerja di dunia
pelacuran (Studi et al., 2017).
21

Gambar 1. 3 Kondom dengan berkembangnya teknologi lebih kuat dan tipis

1.3.3 Alasan Menggunakan Kondom


Metode kontrasepsi kondom merupakan salah satu metode KB
sederhana yang memilki kelebihan mudah dipakai, dapat mencegah
penularan penyakit kelamin, efek samping hampir tidak ada, relatif
murah, tidak mengandung hormon, sederhana, ringan, mudah didapat,
disposable, tidak memerlukan pemeriksaan medis, dan saat ini kondom
telah dibuat modern, sehingga tidak mengurangi kenikmatan seks.
(Fransiska & Mursyid, 2019)

Kondom telah dikenal sejak lama sebagai satusatunya kontrasepsi


yang selain dapat mencegah terjadinya kehamilan juga dapat mencegah
terkena penyakit infeksi menular seksual seperti HIV/AIDS. Saat ini
lebih dari 50 juta orang di dunia menggunakan kondom sebagai alat
kontrasepsinya. Kondom merupakan alat kontrasepsi yang aman,
murah, mudah tersedia, mudah digunakan dan tidak mempengaruhi
kesuburan.(Parrinussa, 2020)

Beberapa alasan mengapa orang sebaiknya menggunakan kondom


ketika berhubungan:
22

1. Kondom bisa menjadi alat perlindungan ampuh dari penyakit


menular seksual dan penyebaran HIV
2. Walaupun menggunakan kondom untuk mencegah kehamilan
memiliki 20% tingkat kegagalan kondom masih satu cara paling
ampuh untuk merencanakan keluarga
3. Sangat paktis, Mudah dibawa
4. Semua orang bisa pakai dan tidak ada efek samping
5. Mudah Digunakan, di tiap kemasan ada petunjuk pemakaiannya
6. Menyenangkan,Pemakaian kondom bisa jadi bagian dari foreplay
7. Dapat diandalkan. Setiap potong kondom harus lulus uji elektronis
dan memenuhi Standar Mutu Internasional;
8. Aman, Kondom lateks tidak bepori seperti sudah dibuktikan dalam
penelitian di laboratorium. Dapat mencegah pertukaran cairan
tubuh. Anda tak perlu khawatir akan bocor
9. Seksi. Bisa tahan lama, sehingga dapat meningkatkan kepuasan
dalam bercinta
10. Terjangkau karena harganya murah, Berpelicin;
11. Banyak Pilihan. Ada berbagai bentuk, ukuran dan aroma kondom
yang bisa digunakan (Parrinussa, 2020)

1.3.4 Alasan Tidak Menggunakan Kondom


Banyak pria menolak untuk menggunakan kondom saat
berhubungan seks, karena mereka percaya dengan memakai pelindung
plastik tersebut akan mengurangi sensasi ketika berhubungan intim.
Kondom yang tidak sesuai ukuran dapat menyebabkan kebocoran dan
mengurangi kenikmatan seksual bagi kedua pasangan.Inilah yang
menjadi penyebab mengapa lelaki memilih melepaskan kondomnya saat
bercinta. Kondom juga sering menjadi kering saat berhubungan seks dan
limakali beresiko menimbulkan iritasi pada penis mereka. Bahkan
mereka mengeluhkan bahwa kondom yang longgar cenderung
mengurangi kenikmatan seksual baik bagi dirinya maupun pasangan
mereka.(Parrinussa, 2020)
23

3.4.Kerangka Teori
Pendekatan teori yang digunakan untuk mengamati fenomena ini adalah
teori lawrence green (1980) dan teori anderson (1974). Green (1980)
menyatakan bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor perilaku
(behavioral causes) dan faktor di luar perilaku (non behavioral causes).
Faktor perilaku seseorang atau masyarakat dibentuk oleh faktor-faktor
predisposisi (predisposing factor), faktor-faktor pemungkin (enabling factors)
dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors).

Anderson dalam Notoatmodjo (2010) menggambarkan ada 3 teori utama


yang berpengaruh terhadap perilaku pencarian/pemanfaatan pelayanan
kesehatan yaitu predisposing characteristik (karakteristik predisposisi),
enabling characteristik (karakteristik pemungkin), dan need characteristik
(karakteristik kebutuhan)
24

Kerangka Teori Perubahan Perilaku diatas dapat di lihat Pada Gambar di


bawah ini.

Bagan 2.1

Skema Kerangka Teori

Faktor Prediposisi
1. Sikap
2. Nilai
3. Pengetahuan
4. Keyakinan
5. Pengalaman
6. Faktor sosila Demografi

Faktor Pendukung
Perilaku
1. Ketersediaan Sarana Dan Prasana Individu,Kelo
Kesehatan mpok atau
2. Ketersediaan sumber Daya Masyarakat
Kesehatan

Faktor Penguat
1. Peran serta petugas Kesehatan
2. Kebijakan
3. Tokoh Masyarakat
4. Tokoh Agama

Sumber Modifikasi. Health Promotion,Green,Et al,19


25

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1. KERANGKA KONSEP

Peneliti menggunakan kerangka kerja PRECEDE dari Green untuk


menggambarkan faktor perilaku Pekerja Sek Komersial Tentang Penyakit
menular Seksual dengan penggunaan kondom Di Wilayah Pantura Kab
Subang

Bagan 3.2

Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Prediposisi
1. Pengetahuan PSK
2. Pengalam PSK Terhadap PMS
3. Kepatuhan pelanggan dalam
menggunakan Kondom saat
berhubungan
4. faktor social Demografi
:Umur,Pendidikan,status
Perkawinan,Pekerjaan
faktor perilaku
Pekerja Sek
Faktor Pendukung Komersial
Tentang
1. Ketersediaan kondom di lokalisasi
Penyakit
2. Keterjangkauan Harga kondom
menular Seksual
3. scrining kesehatan dalam
dengan
mencegah PMS
penggunaan
kondom
Faktor Penguat
1. Ketegasan PSK Di lokalisasi
2. Kader / Muncikari
3. Bidan
26

3.2. Definisi Istilah


Berikut ini adalah definisi atau pengertian dari variabel-variabel di atas :
a) Umur adalah kurun waktu hidup informan yang dihitung dalam tahun
sejak dilahirkan sampai ulang tahun terakhir.
b) Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah
diselesaikan oleh informan.
c) Pekerjaan adalah Pekerjaan yang dilakukan di dalam atau di luar rumah
yang mendapatkan uang
d) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui Tentang Penyakit
Menular Seksual (PMS)
e) Pengalam adalah sesuatu yang pernah di alami, di jalani maupun di
rasakan
f) Kepatuhan adalah menaati atau menuruti apa yang di perintahkan
g) Scrining kesehatan adalah pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui
apakah seseorang berisiko lebih tinggi mengalami suatu masalah
kesehatan dan untuk mengetahui kemungkinan Risiko Terhadap penyakit
tertentu.
h) Ketegasan adalah bisa menolak jika pelanggan tidak mau menggunkan
kondom saat berhubungan karna berbahaya bisa tertuar PMS
i) Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang
sah (lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan.
j) Kader adalah tenaga sukarela yang berasal dari masyarakat yang telah
mendapatkan pelatihan ataupun yang membantu setiap ada kegiatan
organisasi
27

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian dengan jenis penelitian Rapid


Asessment Prosedur (RAP), yaitu teknik pengumpulan data kualitatif untuk
memperbaiki dan memahami keberhasilan masalah-masalah yang dihadapi
dalam melaksanakan program-program kesehatan, dengan sasaran perhatian
antara lain adalah perilaku memelihara kesehatan dan mengatasi sakit melalui
penggunaan pelayanan kesehatan tradisional maupun modern dari komuniti
yang diteliti.

4.2. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Wilayah Pantura Kab Subang karna banyak nya
café atau warung remang-remang yang di isi oleh pekerja seks komersial dari
berbagai usia dan pengalaman selama berkerja.

4.3. Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2022

4.4. Informan Penelitian


Informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan prinsip
pengambilan sampel pada penelitian kualitatif yaitu prinsip kesesuaian
(apropriateness) dan kecukupan (adequacy). Prinsip kesesuaian adalah
informan yang dipilih sesuai dengan informasi yang ingin diketahui tentang
Pengalaman PSK tentang penyakit menular seksual dengan penggunaan
kondom,Prinsip kecukupan adalah bahwa informan yang diambil seharusnya
dapat menggambarkan atau menjelaskan apa yang di tanyakan oleh peneliti
dengan menceritakan pengalamnya dan bisa menilai Seberapa jauh
pengetahuan Informan.
28

Informan yang akan diteliti terdiri dari 2 kelompok yaitu:


a) Kelompok Informan, yaitu 4 orang Pekerja Seks Komersial (PSK)
b) Kelompok Informan kunci (Key Informan) berjumlah 3 orang Terdiri dari
1 orang kader, 1 orang bidan desa, 1 germo/mucikari

4.5. Metoda Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dilakukan dengan menggunakan wawancara
mendalam (depth Interview) dan Observasi pada kelompok informan dan
informan kunci. wawancara secara mendalam kepada pekerja seks komersial
dengan peneliti datang ke tempatnya café atau warung remang-remang di
waktu PSK sedang tidak berkerja biasanya pada siang hari, dan di lakukan
wawancara di tempat itu agar informan merasa nyaman saat di wawancara
tentang pengalaman nya selama berkerja. Pedoman wawancara akan diuji
terlebih dahulu kepada informan lain untuk mengembangkan beberapa
pertanyaan guna mendapatkan informasi yang diinginkan

Tabel 4.1

Matriks Pengambilan Data Primer Penelitian

NO Informasi Sumber Metoda


Informasi
1 Karakteristik Informan PSK Wawancara
1. Nama mendalam
2. Umur
3. Pendidikan terakhir
4. Pekerjaan
5. Jenis Kelamin
6. Alamat Informan
Karakteristik Informan Kunci Kader,Mucika Wawancara
1. Nama ri mendalam
2. Umur
3. Pendidikan terakhir
29

4. Pekerjaan
5. Jenis Kelamin
6. Alamat Informan
Karakteristik Informan Kunci Bidan Wawancara
1. Nama mendalam
2. Umur
3. Pendidikan terakhir
4. Pekerjaan
5. Jenis Kelamin
6. Status Kepagawaian
7. Alamat Informan
2 Pengetahuan tentang PMS dan HIV

1. Bisa ibu sebutkan menurut PSK Wawancara


sepengetahuan ibu PMS dan HIV Itu mendalam
apa dan penyakit yang seperti apa?
2. Menurut ibu apa saja yang
menyebabkan terjadinya PMS atau HIV
dan ibu mengetahui penyakit itu dari
mana dan sejak kapan ?
3. Ibu sebelumnya Tahu tidak apa saja
tanda-tanda PMS/HIV?
4. Menurut ibu alat Kontrasepsi apa saja
yang dapat mencegah terjadinya
PMS/HIV?
5. Menurut sepengetahuan ibu apabila
tidak menggunakan kondom saat
bekerja itu dapat menyebab kan
PMS/HIV iya atau tidak dan kenapa?
6. Ibu bisa ceritakan bagaiman cara ibu
agar terhidar dari PMS dan HIV ?
7. Bisa ibu ceritakan untuk pemakaian
30

kondom biasanya sudah beli stok untuk


persediaan atau dari pihak laki-laki atau
pelanggan juga bawa?

1. Bisa ibu ceritakan sejak kapan ibu Bidan Wawancara


berkerja sebagai bidan di daerah mendalam
pantura dan tugas bidan saat melakukan
skrining kesehatan seperti apa ya bu?
2. Bisa diceritakan sepengetahuan ibu
banyak tidak PSK yang terkena
IMS/HIV di wilayah kampung Pantura?
3. Menurut sepengetahuan ibu di adakan
skrining kesehatan untuk PSK itu
biasanya berapa kali dalam setahun ?
4. Bisa ibu ceritakan apa saja yang di
berikan kepada PSK saat skrining
kesehatan ?
5. Menurut sepengetahuan ibu kegiatan
apa saja yang seharusnya di adakan
atau di berikan kepada Pekerja seks
komersial ?
6. Bisa ibu ceritakan Biasanya orang yang
berkerja menjadi PSK itu menggunakan
KB apa ?

3 Sikap

1. Bisa Ibu ceritakan dari sejak kapan PSK Wawancara


berkerja di Pantura dan apa yang mendalam
membuat ibu berkerja di sini?
2. Bagaimana perasaan ibu selama
31

berkerja di lingkungan pantura apakah


teman yang lain selalu saling
mengingatkan tentang kesehatan atau
masing-masing saja?
3. Bisa ceritakan sekarang ibu pakai alat
kontrasepsi apa dan kenapa ibu percaya
untuk memakai alat kontrasepsi itu?
4. Bagaimana tanggapan atau yang
dilakukan ibu jika ada pelanggan yang
tidak mau menggunakan kondom saat
berhubungan?
5. Maaf sebelumnya bisa ibu ceritakan
biasanya itu sehari dapat uang berapa
ya bu?

1. Ibu sudah berapa lama mendirikan Mucikari Wawancara


tempat karaoke di pantura dan ini tempat mendalam
punya ibu atau sewa?
2. Bisa ibu ceritakan bagaimana bisa
mendapatkan orang yang berkerja
sebagai pekerja seks komersial untuk
tinggal dan kerja di tempat ibu ?
3. Ibu bisa ceritakan selama membuka
tempat karaoke ada tidak dinas
kesehatan yang datang untuk melakukan
pemeriksaan terhadap PSK yang kerja di
ibu ?
4. Bisa ibu ceritakan apakah ada ijin
mendirikan tempat di sini ?
5. Ibu apakah jika ada surat ijin mendirikan
tempat itu menjamin tidak akan di rajia
32

atau bagaimana ya bu ?
6. Ibu selama buka tempat karaoke pernah
ada masalah tidak seperti di rajia?
7. Ibu sekarang ada berapa Psk yang
berkerja di tempat ibu dan ada tidak
orang yang berkerja di tempat karaoke
ibu terkena PMS/HIV?
8. Ibu bisa ceritakan menghasilakan uang
dari tempat karaokenya dari apa?
9. Bisa ibu ceritakan biasanya orang yang
berkerja di ibu ada yang di bawa sama
tamu ke hotel atau tidak yah?

Pengalaman

1. Sepengalaman ibu ada tidak kejadian PSK Wawancara


saat berkerja walaupun sudah pakai mendalam
kondom tapi masih terkena PMS?
2. Menurut pengalaman yang di rasakan
ibu pernah tidak mengalami Sakit atau
perih saat melakukan Hubungan dan
nyeri perut bagian bawah dan gatal
dibagian kelamin?
3. Bisa ibu ceritakan tidak pengalaman ibu
selama berkerja ada tidak teman atau
yang satu lingkungan dengan ibu
terkena PMS,dan karena apa ya bu ?
4. Selama pengalaman Ibu bekerja ada
tidak pelanggan yang tidak mau
menggunakan kondom Saat
Berhubungan?
5. Ibu bisa ceritakan selama berkerja di
33

daerah pantura pernah tidak


medapatkan konseling ataupun
pemeriksaan kesehatan oleh dinas
kesehatan setempat ?
6. Bisa ibu ceritakan dimana tempat
biasaya ibu akan melakukan hubungan
seksual dengan pelanggan dan apakah
harus ijin dengan pemilik warung
mucikari tempat berkerja atau
bagaimana dan uang langsung ke Ibu
atau di berikan ke mucikari setelah
melayani tamu?

1. Ada tidak pengalaman ibu menghadapi Bidan Wawancara


PSK yang susah di kasih tau tentang mendalam
pencegahaan PMS/HIV ?
2. Ada tidak pengalam ibu selam berkerja
menangani klien yang berkerja sebaga
PSK datang dengan keluhan keputihan
banyak,berbau dan mengalami tanda
tanda seperti PMS/HIV,dan apa
tindakan pertama kali bidan lakukan ?
3. Bisa ibu ceritakan apa saja tindakan
tenaga kesehatan /bidan dalam
pemberian penyuluhan dan biasanya
materi apa saja yang di berikan ?
4. Ibu bisa ceritakan bagaiman jiga ada
Psk yang tidak mau di lakukan skrining
kesehatan?

1. Bisa bapak ceritakan sejak kapan


34

berkerja sebagai kader di wilayah café Kader Wawancara


karaoke pantura dan berapa orang kader mendalam
di pantura?
2. Apa bisa bapak ceritakan biasanya
tugas kader di pantura itu seperti apa?
3. Apa pengalaman dan kegiatan bapak
sebagai kader di pantura dalam
menangani PSK saat pemeriksaan
kesehatan ?
4. Ibu bisa ceritakan pengalaman sebagai
kader bagaimana cara ibu memastikan
agar para pekerja seks komersial
mendapatkan skrining kesehatan
IMS/HIV ?
5. Bisa bapak ceritakan tugas kader saat
skrining kesehatan apa saja?
6. Bisa bapak ceritakan biasanya
perwarung itu ada berapa orang yang
berkerja sebagai PSK?
7. bisa bapak ceritakan pengalam berkerja
sebagia kader saat melakukan
pendataan dan skrining kesehatan itu
biasanya berapa rumah makan yang di
lakukan pemeriksaan dalam sehari?
8. Biasanya yang dilakukan pemeriksaan
siapa saja yah pak dan hasil
pemeriksaannya bagaimana ya pak?
9. Bisa bapak ceritakan biasanya saat
kader melakukan pendataan skring
kesehatan itu waktunya kapan ?
35

4.6. Instrumen Penelitian


Dalam mengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara
mendalam dan observasi. Pedoman wawancara mendalam dibuat sesuai
dengan kebutuhan peneliti yaitu dapat memberikan gambaran informasi
secara mendalam tentang Pengalaman pekerja Sek Komersial Tentang
Penyakit Menular Seksual dengan penggunaan kondom di pantura,
pengetahuannya, pengalamannya,kepatuhan dalam penggunaan kondom
dalam mencegah PMS. Sehingga dapat memberikan gambaran sesuai dengan
tujuan khusus penelitian ini.

4.7. Pengolahan Dan Analisis Data


Informasi yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam direkam
dengan menggunakan voice recorder yang sebelumnya telah memperoleh
persetujuan dari informan. Data dalam bentuk rekaman (kaset) dipindahkan
ke dalam bentuk tertulis (transkrip), secara lengkap dan tidak mengubah
(menambah, mengurangi) informasi yang ada di dalam kaset tersebut.

Pemilihan Metode Wawancara secara mendalam dalam penelitian ini


adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam mengenai presepsi
Partisipan terhadap pengalaman pekerja sek komersial terhadap Penyakit
menular seksual den gan pengguanaan kondom. Strategi pengumpulan data
akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstuktur
menggunakan pertanyaan terbuka/open ended question, Observasi dan
pembuatan catatan lapangan terhadap respon non verbal partisipan selama
wawancara di lakuakan.sedangakan Robinson (2000) menyatakan bahwa
open ended question merupakan cara yang utama pada riset kualitatif,karena
akan memberikan kesempatan kepada responden untuk menjelaskan secara
seutuhnya pengalaman yang dialami sesuai phenomena yang di teliti.
wawancara tidak terstruktur akan memberikan kesempatan pada partisipan
dalam menjawab pertanyaan peneliti.
Respon Non Verbal yang muncul saat wawancara di lakukan,keterangan
lain yang terdiri dari tanggal wawancara, deskripsi Proses Wawancara,
36

tempat dan situasi saat wawancara akan didukumentasikan pada catatan


lapangan. catatan lapangan masing-masing partisipan telah di
dokumentasikan oleh peneliti, sehingga memudahkan peneliti memahami
maksud pernyataan partisipan saat pembuatan coding dilakukan.

4.8. Validitas data


Untuk menjaga validitas data, maka dilakukan triangulasi. Penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulangi metode. Triangulasi
sumber untuk mendapatkan informasi yang sama dari informan yang
berbeda, sedangkan triangulasi metode untuk mendapatkan data dengan
beberapa cara yaitu melalui wawancara mendalam dan observasi.
37

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini akan di uraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
sudah dilakukan peneliti tentang Pengalaman Pekerja Seks Komersial tentang
penyakit penular seksual Dengan Pemakaian kondom Di Wilayah Pantura
kabupaten Subang. Penjelasan hasil penelitian ini terbagi atas dua bagian Yaitu:
Pertama, Informasi yang terkait karakteristik data demografi partisipan; kedua:
menjelaskan mengenai petanyaan tentang pengalaman partisipan selama berkerja
dan partisipan yang ikut terlibat dalam lingkungan Pantura di tempat prositusi.

5.1 Karakteristik Partisipan


Karakteristik data sosiodemografi partisipan laki-laki dan perempuan sesuai
dengan perkerjaannya dalam penelitian ini di sajikan dalam tebel 4.1 di bawah
ini:

Tabel 4.1 Data Sosiodemografi Partisipan

Kode Tingkat
No Usia Perkerjaan Status Suku
partisipan Pendidikan
Partisipan Perempuan
Belum
1 P1 24 Smp PSK Menikah Sunda
2 P2 50 SD PSK Janda Sunda
3 P3 30 SD PSK Janda Sunda
4 P4 29 SMP PSK Janda Sunda
5 M 65 SD Mucikari Menikah Sunda
6 B 36 D4 Bidan Desa Menikah Sunda
Partisipan laki-laki
1 K 25 SMP kader/Oprator Menikah Sunda

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 7 Orang yang terdiri atas 6 orang
Partisipan perempuan dan 1 orang Partisipan laki-laki, Berusia antara 24 sampai
38

65 Tahun. Jenis pekerjaan Partisipan perempuan pada umumnya adalah Sebagai


PSK Dan ada yang sebagai mucikari Orang yang menyediakan tempat Prositusi,
(Warung Café) dan ada yang berkerja di bidang kesehatan Seperti Bidan.
Sedangkan Pada partisipan Laki-Laki umumnya berkerja sebagai oprator café dan
sebagai kader. 6 Partisipan memiliki tingkat pendidikan antara SD sampai SMP
dan 1 partisipan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan D4.

Tabel 4.2 Karakteristik aktivitas hubungan seksual dan keefektivitasan


pemakaian kondom pada PSK

Kode Aktivitas Penggunaan Tidak menggunakan kondom


No
partisipan Seksual kondom pada aktivitas seksual

Partisipan Perempuan
Tidak
1 P1 Tidak melakukan Tidak melakukan
2 P2 Ya Ya Terima
3 P3 Ya Ya Terima
4 P4 Ya Ya Tolak

Semua partisipan dalam penelitian ini berstatus beragam ada yang sudah
menikah (memiliki pasangan), janda, dan belum menikah. Untuk para Pekerja
Seks Komersial ada 1 partisipan yang tidak melakukan hubungan seksual pada
pelanggannya jadi hanya menemani karoke menemani minum-minuman dan
melakukan apapun itu tapi tidak sampai melakukan hubungan seksual.
sedangakan ke 3 partisipan yang lain itu melakukan aktivitas atau hubungan
seksual dengan pelanggannya, dari 3 orang ini ini ada 2 partisipan yang tetap
menerima untuk melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom pada
pelanggan yang tidak mau menggunakan kondom, Diterima dikarenakan Usianya
yang sudah tidak muda lagi membuat jarang ada pelanggan yang mau memilihnya
jadi mereka tetap melayani walaupun tidak menggunakan kondom agar dapat
pelanggan. Dan ada 1 partisipan yang menolak melakukan hubungan seksual
tanpa kondom di karenakan takut dampak berbahaya untuk kesehatannya.
39

5.2 Analisis Tema


Berdasarkan hasil wawancara mendalam serta observasi langsung ke lapangan
selama pengambilan data ini, maka penelitian melakukan analisis data dengan
mengguankan conten analysis yang di kembangkan oleh Collaizi (1978, dalam
speziale dan carpenter,2003). Penelitian ini menghasilkan 4 Tema yaitu:
Karakteristik Informan, Pengetahuan tentang PMS dan HIV, Sikap dan
Pengalaman. Masing-masing tema akan di uraikan beserta pertanyaan yang telah
di tanyakan kepada Partisipan.

5.2.1 Hasil Wawancara dengan Partisipan P


Tema 1 : Karakteristik Informan
1. Deskripsi Nama dan Umur
a. Partisipan P1
P1 adalah pekerja seks komersial berumur 24 tahun dan berstatus
belum menikah berlatar belakang dari keluarga yang tidak mampu.
berkerja sebagai psk untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai
sekolah adiknya. Terkesan sebagai individu yang ramah dan cukup
terbuka walaupun ketika di wawancarai sedikit ketakutan dan bingung
saat menjawab, karena ketika peneliti mewawancarai P1 masih terhitung
baru sebagai pekerja seks komersial.

b. Partisipan P2
P2 adalah pekerja seks komersial berumur 50 tahun yang masih aktif
berkerja sebagai PSK jika masih ada pelanggan yang menginginkannya
dan berstatus janda. Berlatar belakang dari keluarga yang tidak mampu,
dulunya dari muda sudah berkerja sebagai PSK dan setelah menikah
berhenti, setelah bercerai dengan suaminya memilih bekerja lagi sebagai
Psk jika ada pelanggan yang masih menginginkannya. Bertemu dengan
P2 terkesan sebagai individu yang sangat ramah dan terbuka di karenakan
sudah lama berkerja dan di awali oleh diri sendiri yang lahir di
lingkungan seperti itu.
40

c. Partisipan P3
P3 adalah pekerja seks komersial berumur 30 tahun dan berstatus
janda. Berlatar belakang dari keluarga yang tidak mampu. Bertemu P3
terkesan sebagai individu yang sedikit tidak ramah saat di wawancarai,
P3 masih terhitung sudah lama sebagai Psk. P3 menggeluti sebagai
pekerja seks komersial di awali dengan di ajak oleh temannya berkerja
sebagai Psk didaerah Jakarta.

d. Partisipan P4
P4 adalah pekerja seks komersial berumur 29 tahun dan berstatus
janda. berlatar belakang dari keluarga yang tidak mampu dan di tinggal
meninggal oleh suaminya.bertemu dengan P4 terkesan sebagai individu
yang ramah dan terbuka saat di wawancarai. P4 masih terhitung baru
berkerja sebagai pekerja seks komersial, terjun sebagai Psk karena
melihat lingkungannya karena asli lingkungan sekitar.

2. Pendidikan Terakhir
Rata-rata pendidikan terakhir dari 4 informan yaitu 2 informan lulusan
SD dan 2 lainnya lulusan SMP.

3. Perkerjaan, Jenis kelamin dan Alamat


Berdasarkan 4 informasi 2 partisipan P1 dan P4 itu berkerja di tempat
café karaoke jalan pantura sedangkan 2 partispan P2 dan P3 itu berkerja di
daerah cikijing pantura tempat karaoke dan penginapan. Semua partisipan
berjenis kelamin perempuan dan 3 partisipan ber alamat di daerah Subang
dan 1 partisapan di luar daerah.

Tema 2 : Pengetahuan tentang PMS dan HIV


Pengetahuan para pekerja seks komersial tentang penyakit menular
seksual dan HIV, mengenai pengetahuan yang umumnya harus di ketahui
oleh semua orang yang berkerja sebagai PSK. Di awali oleh peneliti
dengan memberikan pertanyaan:“ibu bisa sebutkan menurut
41

sepengetahuan ibu PMS dan HIV itu apa dan penyakit yang seperti apa?’’
Dapat dilihat dari beberapa jawaban atau ungkapan partisipan berikut ini:
“enggak tau,Cuma pernah denger doang” ( P1 )
“henteu nyaho,nya paling tuda da eweh baheula mah HIV teh paling
ge sipilis nyahona ge, ari anu di gawe na jorok kan istilahna orang
masih suka melek mah, benta kitu kudu nepi ka wareg pastikena
penyakit tereh” ( P2)
“tau sih, ke gimana yah temen soalnya ngalamin sampe
mininggal,yaitu gara gara hubungan seksual yang tidak sehat” (P3)
“tau sih denger-denger,ya penyakit menular,katanya rasanya gatel
kata orang denger badannya kurus ada bintik bintik dari tubunnya
gatel kaya borok liat dari temen” (P4)

Pertanyaan selanjutnya yaitu: “Menurut ibu apa saja yang menyebabkan


terjadinya PMS atau HIV dan ibu mengetahui penyakit itu dari mana dan
sejak kapan ?”Sementara itu partisipan P1 kurang mengetahui dan melihat
dari internet atau video juga tidak lama. sedangkan partisipan P2,P3,P4
pengetahuan tentang pertanyaan yang di tanyakan oleh peneliti bisa
dijawab dan dijelaskan. Seperti ungkapan di bawah ini:
“enggak tau,liat video doang enggak tau ituna mah” (P1)
“karna jorok ngalakukenna,embung nginum obat,kan setiap bulankan
istilahna aya pengobatan, sebulan sekali baheula mah di korek vagina
na,sabulan sakali ke lamun saha bahela mah masih jarang HIV teh,
aya weh nu boga panyakit HIV langsung di bawa ka bandung”(P2)
“dari jorok ngelakuin hubungan seksual na,tau dari temen sih periksa
kebidannya temen ngalamin kena HIV”(P3)
“ya dari orang-orang, itu penyebanya karna hubungan seks bebas,
dari temen terus bidan juga ngasih tau” (P4)

Pertanyaan yang di tanyakan selanjutnya adalah :“Ibu sebelumnya Tahu


tidak apa saja tanda-tanda PMS/HIV?”Dari pertanyaan ini terlihat
partisipan P1 kurang mengetahui pertanyaan yang di tanyakan oleh
42

peneliti. Sedangkan 3 partisipan lainnya mengetahui dan menjelaskan yang


mereka ketahui tentang tanda-tandanya. Seperti pada petikan transkrip
berikut ini :
“enggak tau,belum pernah”(P1)
“nyahona mah, kencing sakit, keluar nanah eta ges parah,hese di
ubaranna. istirahat lah di bawa istirahat sabari di ubaran”(P2)
“dari badannya abis,vaginanya nya bau,dari ngomong aja caranya
bau teh,sering temen kaya gitu”(P3)
“tau sih,denger-denger katanya rasanya gatel,kata orang yah denger-
denge gitu terus badannya kurus,ada bintik-bintik di tubuhnya kaya
borok gatel,liat ada temen”(P4)

Selanjutnya adalah pertanyaan tentang :“Menurut ibu alat Kontrasepsi apa


saja yang dapat mencegah terjadinya PMS/HIV?”Dari 4 partisipan banyak
yang tidak mengetahui jawabannya dan adapun yang masih ragu-ragu atas
jawabannya, karna tidak benar-benar mengetahui jawaban pastinya.
Seperti ungkapan di bawah ini:
“belum pernah Kb,kondom mungkin”(P1)
“henteu nyaho,nya naon atuh”(P2)
“apa ya,enggak tau”(P3)
“kondom kan yah?”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan peneliti yaitu :“Menurut


sepengetahuan ibu apabila tidak menggunakan kondom saat bekerja, itu
dapat menyebab kan PMS/HIV iya atau tidak dan kenapa?”jadi partisipan
P1 tidak bisa menjawab dan tidak mengetahui di karenakan ia hanya
menemani karaoke dan menemani pelanggan tapi tidak sampai melakukan
hubungan seks, sedangkan partisipan P2 dan P4 mengetahui dan partisipan
P3 tidak mengetahui jawaban pertanyaan yang di berikan peneliti. Seperti
ungkapan di bawah ini:
“enggak tau sih karna belum pernah pake kondom,enggak open
BO,jadi gak tau”(P1)
43

“iya ,biar sehat gk ada penyakit”(P2)


“enggak pernah denger”(P3)
“ya,iyah sudah jelas itumah pasti. tau bahayanya hubungan seks
bebas itu ya penyakit”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yaitu:“Ibu bisa ceritakan bagaiman cara ibu agar


terhidar dari PMS/HIV?”Sementara itu partisipan P2 dan P4 bisa
menjawab walaupun ada pertanyaan diatas yang tidak bisa di jawab
ataupun ragu-ragu menjawabnya seperti tentang kontrasepsi apa yang
dapat mencegah terjadinya penyakit HIV/AIDS tapi saat menjawab
pertanyaan ini sudah tepat. Seperti ungkapan di bawah ini:
“yak bersih,lamun bisa mah pake kondom”(P2)
“gimana yah enggak berani sih saya mah deket-deket,punya temen di
jakarta juga kaya gini”(P3)
“ya ,pake kondom cara aman nya iya pake kondom,kalo yang enggak
pake kondom yah engga di layanin”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yaitu:“Bisa ibu ceritakan untuk pemakaian


kondom biasanya sudah di beli untuk stok persediaan atau dari pihak laki-
laki atau pelanggannya yang bawa pengaman?”Jadi atas pertanyaan di
atas yang di berikan kepada 4 partisapan. dapat di simpulkan sudah ada
persedian pengaman jadi tidak susah mencarinya. Seperti pada petikan
transkrip berikut ini :
“kalo liat temen biasanya dari pelanggannya bawa sih”(P1)
“aya di mukicari na”(P2)
“dari bosnya,kadang ada yang bawa sendiri”(P3)
“kadang-kadang di sediain,kadang laki-lakinya yang bawa”(P4)
Dari beberapa pertanyaan yang di tanyakan peneliti kepada partisipan
P1,P2,P3,P4 tentang pengetahuan yang di miliki atau di ketahui oleh
partisipan tentang penyakit menular seksul. ada beberapa Partisipan yang
tidak mengetahui bahkan ada yang tidak pernah mendengar tentang istilah
itu.dan ada partisipan yang mengungkapkan bahwa iya tidak sampai
44

melakukan open BO dengan pelanggannya hanya melayani di tempat


karaoke nya saja jadi banyak pertanyaan tentang pengetahuan penyakit
menular seksul yang ditanyakan peneliti itu tidak diketahui dan tidak bisa
dijawab oleh partisipan.

Tema 3 : Sikap
Sikap yang dilakukan oleh para pekerja seks komersial terhadap
pelanggannya ataupun pertanyaan yang akan bersifat pribadi. Dan di
berikan pertanyaan kepada para pekerja seks komersial oleh peneliti
seperti pertanyaan-pertanyaan berikut, dan di awali oleh peneliti dengan
pertanyaan seperti:“Bisa Ibu ceritakan dari sejak kapan berkerja di
Pantura dan apa yang membuat ibu berkerja di sini?”Dari 4 partisipan
kebanyakan yang sudah lama berkerja sebagai Psk dan beberapa alasan
yang di ungkapkan oleh partisipan,yang membuatnya berkerja sebagai
pekerja seks komersial. Seperti ungkapan di bawah ini:
“sejak lulus smp, karna butuh uang aja,karna ibu kerja sebagai ibu
rumah tangga dan membiayai sekolah ade”(P1)
“dah dari usia berapa yah,25 tahun,ya enggak papa hehe”(P2)
“huh dulu 12 tahunan lah karna dulu punya suami dulu.sekarang lagi
kalo ada,apa ya dulu di ajak temen sih waktu gadis trus dulu mah
karaoke sih teh, kalo mau kaya gituan kita kehotel gitu”(P3)
“ya berapa yah teh lupa dah lama lah,ya buat kebutuhan”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan yaitu:“Bagaimana perasaan ibu


selama berkerja di lingkungan pantura apakah teman yang lain selalu
saling mengingatkan tentang kesehatan atau masing-masing saja?”Seperti
di sampaikan oleh 4 orang partisipan berikut ini :
“ya itu mah masing-masing aja”(P1)
“ya masing-masing ada yang saling ngingetin ada,tapikan ari emak
mah dulu saling ngingetin kan kita kan harus bisa, ya kalo mau sehat
mah bisa ngejaga gitu”(P2)
“iya sih,heeh saling ngingetin, kadang suka ini masing-masing”(P3)
45

“ada,saling mengingatkan harus hati-hati pakai yang aman


aja,jangan sembrono gitu,nerima tamunya”(P4)

Pertanyaannya selanjutnya yang di tanyakan peneliti yaitu:“Bisa ceritakan


sekarang ibu pakai alat kontrasepsi apa dan kenapa ibu percaya untuk
memakai alat kontrasepsi itu?”rata-rata dari 4 partisipan yang di tanyakan
banyak yang menggunakan kb yang setiap bulan seperti partisipan
P2,P3,P4.Seperti di ungkapkan partisipan berikut ini :
“enggak pakai kb apa-apa”(P1)
“pake kb suntik aja biar tiap bulan,dulu mah”(P2)
“Kb suntik,heeh suntik terus ayena mah th gak ernah pake pil”(P3)
“kb, 3 bulan suntik,ya enggak kenapa kenapa”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yaitu: “Bagaimana tanggapan atau yang


dilakukan ibu jika ada pelanggan yang tidak mau menggunakan kondom
saat berhubungan?”Seperti yang di ungkapkan partisipan P1 ia tidak
melayani pelanggan sampai berhubungan seksual, sedangkan partisipan P4
menolak jika berhubungan seks tanpa pengaman, dan 2 orang partisipan
lainnya seperti P2 dan P3 tetap melayani walaupun melakukan hubungan
seksual tanpa pengaman. Seperti yang di ungkapkan di bawah ini:
“enggak pernah open BO, enggak pernah keluar palingan juga
nemenin karoke dan yang lain aja seneng-seneng yang penting gak
sampai ngelakuin hubungan seks”(P1)
“ya di baikin biar mau, ya kalo masih gak mau terserah gak papa
yang penting bersih”(P2)
“banyak,ya di terima ada yang mau pake ada yang enggak”(P3)
“ya kalo yang enggak aman gak mau pake.gak mau main”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan peneliti yaitu:“Maaf sebelumnya


bisa ibu ceritakan biasanya itu sehari dapat uang berapa ya bu?” Seperti
di sampaikan oleh 4 orang partisipan berikut ini :
46

“ya gimana itunya,ya kalo ada tamu ya dapat uang ya kira kira 100
ribu kalo enggak 200 ribu,tergantung ada tamu”(P1)
“ya kadang-kadang kan istilah na tamu baru, pelanggan te nyaho
bahela mah murah biasana menang 200 rebu nya aya batur ge nu
menang 300 rebu sakali main”(P2)
“berapa ya kalo lagi rame mah, kadang-kadang ada 400 rb kalo
rame”(P3)
“kadang- kadang dapet 3 sehari hehe, 1 orang 500 ribu kalo 3 orang
ya dapet satu juta setengah, kalo lagi gak ada ya kosong,ya
alhamdulilah sering dapet”(P4)

Tema 3 : Pengalaman
Pengalaman adalah hal yang pernah di lalui atau di kerjakan oleh para
perkerja seks komersial dan peneliti sudah menyiapkan beberapa
pertanyaan yang akan di sampaikan pada partisipan tentang pengalaman
hidupnya. Seperti beberapa pertanyaan berikut: “Sepengalaman ibu ada
tidak kejadian saat berkerja walaupun sudah pakai kondom tapi masih
terkena PMS?”dari 4 partisipan semua mengatakan ada yang di
lingkungan nya walaupun sudah pakai pengaman masih terkena penyakit.
Seperti yang di ungkapkan partisipan berikut ini:
“ya ada pernah denger, ya Cuma denger aja”(P1)
“nya aya sih,loba nu kena mah”(P2)
“ada itu, temen ada yang meninggal itu.walaupun pakai kondom”(P3)
“banyak juga,banyak sampe udah ada yang meninggal juga ada”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Menurut


pengalaman yang di rasakan ibu pernah tidak mengalami Sakit atau perih
saat melakukan Hubungan dan nyeri perut bagian bawah dan gatal
dibagian kelamin?”Dari 4 partisipan yang di berikan pertanyaan semua
mengungkapkan tidak pernah mengalami tanda-tanda di atas yang
menjurus ke penyakit menular seksual. Hal ini terlihat pada petikan
transkrip berikut ini:
47

“enggak pernah”(P1)
“tapi emak mah belum pernah sih,belum pernah sehat wae.karan
emak mah istilah na nurut ka instruksi ti kordinator kesehatan lamun
aya kordinator nya KB, disuntik kebersihan, pengorekan selalu ada
emak mah. selalu ngikutin tapi anak-anak sekarang mah pada gak
mau pada takut.”(P2)
“enggak sih,alhamdullilah”(P3)
“alhamdullilah enggak, karena enggak jorok”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan yaitu:“Bisa ibu ceritakan tidak


pengalaman ibu selama berkerja ada tidak teman atau yang satu
lingkungan dengan ibu terkena PMS dan karena apa ya bu ?”Dan
jawaban dari 4 partisipan rata-rata semua menjawab ada karna biasanya
apabila ada yang terkena penyakit menular seksual seperti itu tidak di
tutupi dan beberapa penyebabnya. Hal ini terlihat pada petikan partisipan
berikut ini:
“enggak tau pernah HIV kaya gitu,nya te apalnya kena atau henteuna
masalah eta na mah HIV mah”(P1)
“te nyaho atuh nya ,aya jiga na mah da jorok tadi na sih”(P2)
“banyak temen sampe meninggal tadi ya banyak ada yang karna gak
pake pengaman sama jorok sih kalo udah gituan nya”(P3)
“ada,iya itu karena dia selalu melayani tamunya jorok, gak pake
kondom jug, kalo saya mah enggak”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Selama


pengalaman Ibu bekerja ada tidak pelanggan yang tidak mau
menggunakan kondom Saat Berhubungan?”Semua partisipan P1,P2,P3,P4
mengungkapkan dan menceritakan pengalaman nya selama berkerja.
Secara lebih jelas di lihat pada petikan transkrip berikut ini:
“da cuman nemenin karaoke doang teteh mah ,teu kos kitu,lamun rek
ngalakuken nu lain kaluar,jadi masing-masing kos kitu mah.batur
mah nu rek open Bo nya open Bo kitu cuman nemenin karaoke,nyanyi
48

sama minum,terserah awewena daek apa henteuna,ari sa’apal teteh


mah babaturan teteh mah sok aya tapi tteh mah can pernah kos kitu
mah kaluar-kaluar jeng tamu mah tara.Cuma uang tips hungkul
kitu,lamun kaluar kitu mah kan beda deui, jeung tamuna bayaran na
beda deui kitu.mun tos minum-minum teh ke mangkat kitu”(P1)
“ya aya sih,tapi emak mah baheul pulah pilih sih. embung lamu
ningali tamu nu boro-boro ning katingali kucel kitu najan awak sehat
mulutna bau emak mah embung.lamun mulut nya bau embung kan teu
sehat”(P2)
“banyak itu,ya di terima kalo gak pakai kondom juga tapi langsung di
bersihin langsung minum jamu juga”(P3)
“ada,iya katanya lebih enak kalo enggak pakai kondom kalo buat
laki-laki kalo buat tamu.cuman kita jaganya jaga kesehatankan
kitu”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Ibu bisa


ceritakan selama berkerja di daerah pantura pernah tidak medapatkan
konseling ataupun pemeriksaan kesehatan oleh dinas kesehatan
setempat?”dari 4 partisipan semua mendapatkan pemeriksaan dari dinas
kesehatan setempat untuk mengetahui tidak adanya penyakit menular
seksual pada pekerja seks komersial yang beresiko terkena penyakit
tersebut. Seperti di ungkapkan partisipan berikut ini :
“te apalnya teteh mah can,palingan ambil darah jeng pemerikasaan
HIV cenah”(P1)
“kan boga bareto mah kartuna emak mah, kartu kesehatan ti bidan
teh supaya sehat .model ayena mah nempokeun barudak aya
panyuntikan, pengorekan malah nyarumput. jadi moal nyaho boga
panyakit naon-naona.emak mah bersih lah da sieun moal nepika umur
60 atuh ayeuna hehe”(P2)
“ya ada kalo itu mah,karna kalo disini-sini mah ada kan di sinimah
tempatnya”(P3)
49

“pernah dari kesehatan setempat,ya ambil darah kayanya buat cek


HIV atau enggak”(P4)

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Bisa ibu


ceritakan dimana tempat biasaya ibu akan melakukan hubungan seksual
dengan pelanggan dan apakah harus ijin dengan pemilik warung mucikari
tempat berkerja atau bagaimana dan uang langsung ke Ibu atau di
berikan ke mucikari setelah melayani tamu?” Seperti yang di sampaikan
oleh 4 partisipan di bawah berikut ini :
“ya di bawa ke hotel biasa na mah temen nu open Bo.da di hareup
mah teu nyadiaken kamar, kadang aya nu ketat te menang di bawa
kaluar si budak teh ari warung nu ketat mah,sok ka nu boga warung
ieu budak rek di bawa kitu ,lamun ulah nya ulah nya tapi kadang aya
nu janjian di luar jeng tamuna mun ka hotel”(P1)
“nya henteu ka sorangan, nya kan istilahna didieu neangan duit
mucikari na nya menang ti nu bayar kamar.di dieu aya kamar lamun
di pantura café palingan di bawa ka hotel,lamun didieu aya di
sediakeun kamar.mucikari nya menang duit ti eta ngajual minuman
jeung kamar”(P2)
“kan udah ada kamar buat lakuin gitumah ,palingan nanti bayar lagi
tamunya ke mucikari yang di warung ,uang nya langsung ke kantong
sendiri”(P3)
“palingan ke hotel ada kan daerah situ yang deket”(P4)

5.2.2 Hasil Wawancara dengan Partisipan K

Tema 1 : Karakteristik Informan


1. Deskripsi Nama dan Umur
K adalah orang yang berkerja sebagai oprator atau yang mengurus
urusan yang berkaitan di café pantura atau Rm tempat ia berkerja dan
partisipan ini juga berkerja sebagai kader di wilayah pantura, Berumur
25 tahun dan berstatus sudah memiliki pasangan (menikah). Berkerja di
lingkungan pantura untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
50

keluarganya. Terkesan sebagai individu yang ramah dan cukup terbuka.


dan sudah lama berkerja sebagai oprator dan kader di Rm pantura.

2. Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir dari informan ini yaitu lulusan SMP

3. Perkerjaaan, Jenis Kelamin dan Alamat


Berdasarkan informasi dari partisipan K ia berkerja sebagai oprator
dan kader di pantura sudah lama, partisipan berjenis kelamin laki-laki
dan ber tempat tinggal di daerah pantura.

Tema 2 : Sikap dan Pengalaman


Adalah hal-hal yang berkaitan terhadap sikap dan pengalaman
partisipan berkerja sebagai kader. sebagai penghasil uang dan
perkerjaannya menjadi oprator dan kader di daerah pantura. Karena hal
tersebut banyak hal yang yang perlu di ketahui oleh peneliti tentang
keberadaan kader d i pantura dan muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut yang akan di tanyakan oleh peneliti kepada partisipan K dan di
awali oleh peneliti dengan pertanyaan seperti berikut:“bisa bapak
ceritakan sejak kapan berkerja sebagai kader di wilayah café karaoke
pantura dan berapa orang kader di pantura?” Seperti yang di sampaikan
oleh partisipan di bawah berikut ini :
“sekitar satu tahunan lebih,ada sekitar 3 orangan lah yang jadi
kader”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Apa bisa


bapak ceritakan biasanya tugas kader di pantura itu seperti apa?” Disini
kader menjawab dan menjelaskan tugasnya selama berkerja. Seperti di
ungkapkan partisipan berikut ini :
“tugas kader di pantura biasanya penyuluhan ke pelayan biar mau di
teslah gitu.jadi di tes kesehatannya sama pihak puskesmas biasanya
ya ambil darah sama apa lah gitu aja,dan bantu ngedata
51

juga,biasanya kalo gak sama orang sini atau kader pelayan nya pada
gak mau pada takut pada lari di sangkanya ada rajian gitu jadi ada
pemberitahuan dulu sebelumnya sama kader”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Apa


pengalaman dan kegiatan bapak sebagai kader di pantura dalam
menangani PSK saat pemeriksaan kesehatan ?” Dan disini partisipan
menjawab agar para perkerja seks komersial mau untuk di lakukan
pemeriksaan kesehatan. Hal ini terlihat pada petikan partisipan berikut ini:
“ya kadang ada yang gak mau di ambil darah ,ya di bujuk dulu kalo
masih gak mau ya udah gak di lakuin masa mau di paksa juga,tapi
ada yang mau pas udah di bujuk mah”

Pertanyaan selanjutnya yang akan di tanyakan peneliti kepada partisipan


yaitu: “Ibu bisa ceritakan pengalaman sebagai kader bagaimana cara ibu
memastikan agar para pekerja seks komersial mendapatkan skrining
kesehatan IMS/HIV ?”Seperti yang di ungkapkan oleh partisipan berikut
ini :
“ya tergantung ada juga mau ada yang enggak,gak taulah mereka
mah.kalo gak mau ya di data gak di periksa dan kalo di paksa pada
nangis gak mau”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Bisa bapak


ceritakan tugas kader saat skrining kesehatan apa saja?”Partisipan K
menceritakan bagaimana tugasnya saat bersama pihak dinas kesehatan atau
puskesmas saat melakukan skrining kesehatan kepada pekerja seks
komersial. Seperti yang di ungkapkan oleh partisipan berikut ini :
“ya itu tadi bantu ngedata pelayan yang mau di ambil darah.selain
skrining juga terkadang ada buat kaya kalo misalkan panggilan-
pangilan gitu nanti di kasi tau pakai pengaman untuk menjaga
kesehatan dirinya sendiri kan.kader mah nganter pihak puskesmas
sama ngasih tau mucikarinya ada pemeriksaan”
52

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“bisa bapak


ceritakan biasanya perwarung itu ada berapa orang yang berkerja
sebagai PSK?” Partisipan K menceritakan tentang warung café di
lingkungan pantura. Hal ini terlihat pada petikan partisipan berikut ini:
“ya,biasanya per perwarung itu sekitar ada yang 3 sampai 8 pelayan
,ya tapi itu juga tergantung dari pemilik warung nya kadang juga
lebih kadang juga ada sedikit 3 tergantung”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“bisa bapak


ceritakan pengalam berkerja sebagia kader saat melakukan pendataan
dan skrining kesehatan itu biasanya berapa rumah makan yang di lakukan
pemeriksaan dalam sehari?”. Seperti yang di ungkapkan oleh partisipan
berikut ini :
“biasanya paling 5 atau gak 10 warung lah yang kena
periksa,tergantung banyaknya pelayan nya teh kalo lebih sedikit ya
lanjut, kalo gak keburu nanti lanjut lagi besok”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu: “Biasanya


yang dilakukan pemeriksaan siapa saja yah pak dan untuk hasilnya
pemeriksaannya bagaimana ya pak?” Seperti yang di ungkapkan oleh
partisipan berikut ini :
“ya kalo mau di tes ambil darah ya pelayannya kalo oprator mau juga
bisa,karena kan kalo salah satu yang terjangkit virus HIV kan bisa
nyebar dengan mudah, antisipasinya di situ,sama pihak puskesmas
nya saya mah data sama wantau aja. biasanya sih ada kiriman sms
dari pusatnya gitu ke yang di periksa kan udah di data no teleponnya”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu: “bisa bapak


ceritakan biasanya saat kader melakukan pendataan skring kesehatan itu
waktunya kapan ?”Saat partisipan K di berikan pertanyaan tentang waktu
yang tepat saat melakukan skrining kesehatan bersama dinas kesehatan
53

untuk di berikan kepada pekerja seks komersial. Hal ini terlihat pada
petikan partisipan berikut ini:
“palingan kalo,biasanya sih jadwalnya sekitar malam udah isya
kadang sampai jam 12 malaman lah ,kalo gak cukup nanti ambil lagi
besok,soalnya kan jam segitu pada keluar pelayannya pada mejeng
hehe,kader mah sambil nunggu di pihak puskesmasnya yang datang”

5.2.3 Hasil Wawancara dengan Partisipan M

Tema 1 : Karakteristik Informan


1. Deskripsi Nama dan Umur
M adalah seseorang yang mempunyai tempat karaoke di
pantura,berusia 65 tahun dan berstatus memiliki pasangan (sudah
menikah). Dan tempat karaoke miliknya itu sebagai mata pencariannya
dalam mencari uang bersama suaminya di pantura. Terkesan sebagai
individu yang ramah dan cukup terbuka.dan sudah lama mendirikan
tempat karaoke dengan di temani orang yang berkerja sebagai pekerja
seks komersial dan tersedianya minuman keras di tempat itu.

2. Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir dari informan ini yaitu lulusan SD

3. Perkerjaaan, Jenis Kelamin dan Alamat


Berdasarkan informasi dari partisipan M, sebagai orang yang
mempunyai tempat karaoke di pantura dan menjual minuman keras dan
terdapat pekerja seks komersial juga di tempat itu.tapi tidak menyediakan
tempat untuk melakukan hubungan seks jadi hanya tempat karaoke dan
tempat tinggal anak-anak atau bisa disebut PSK. Berjenis kelamin
perempuan dan bertempat tinggal asal orang sini pantura subang.
54

Tema 2 : Sikap
Adalah hal yang yang akan di tanyakan oleh peneliti yang berkaitan
tentang partisipan M selama ada di lingkungan pantura dan sebagai hal
yang berkaitan tentang perkerjaan nya.ada beberapa pertanyaan yang akan
di tanyakan oleh peneliti kepada partisipan M dan di awali oleh peneliti
dengan memberikan pertanyaan: “Ibu sudah berapa lama mendirika
tempat karaoke di pantura dan ini tempat punya ibu atau sewa?” Seperti
yang di ungkapkan oleh partisipan berikut ini :
“udah ada lah 10 tahunan mah, ges lila.nya punya emih ini mah
tempat na ge batur mah aya nu nyewa tempat buka usaha. emih mah
nu sorangan kan icing na ge sakalian didie”

Pertanyaan selanjutnya yang akan di tanyakan peneliti kepada partisipan


yaitu: “Bisa ibu ceritakan bagaimana bisa mendapatkan orang yang
berkerja sebagai pekerja seks komersial untuk tinggal dan kerja di tempat
ibu ?” cerita partisipan M mendapatkan orang yang berkerja sebagai Psk
di tempatnya. Hal ini terlihat pada petikan partisipan berikut ini:
“daratang sorangan,nya kadang-kadang lamun ka kurangan neangan
sorangan ke menta ka indungna hela nu daraekeun,nya kadang aya
nu datang nyaho di babaturanna”

Pertanyaan selanjutnya yang akan di tanyakan peneliti kepada partisipan


yaitu:“Ibu bisa ceritakan selama membuka tempat karaoke ada tidak
dinas kesehatan yang datang untuk melakukan pemeriksaan terhadap PSK
yang kerja di ibu ?” Seperti yang di ungkapkan oleh partisipan berikut ini:
“nya sami wae nya,langsung ti puskes.pan aya dina ie tempat hiburan
nya di parariksa pelayan emih mah meh di cek.nya kadang ti subang
na lansung aya ieu na”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Bisa ibu


ceritakan apakah ada ijin mendirikan tempat di sini ?”. Seperti yang di
55

ungkapkan partisipan saat peneliti bertanya tentang perijinan. Hal ini


terlihat pada petikan partisipan berikut ini:
“nya aya neng, ya allah mahal bayarna ge siah neng, nya ijin
karaokean na beda dei, parele mantak mahal oge. yang penting tong
di bawah umur, nu jangka nu menang nya kadan- kadang urang na di
duitkeun. ngurus-ngurusna ge di subang eta nya langsung ka subang
langsung neng, surat ijin da rumah makan kie mah sadayana ge ie
ngadaramel aya ijin.”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu: “Ibu apakah


jika ada surat ijin mendirikan tempat, itu menjamin tidak akan di rajia
atau bagaimana ya bu ?” Masih berhubungan tentang perijinan yang di
tanyakan peneliti kepada partisipan. Seperi yang di ungkap partisipan
berikut ini:
“nya apan lamun taen waktuna taen di rajia di barejaan.sok langsung
di parareman pasti aya bocoran ongkoh bahela mah aya nu di rajia
tepi ka kandang hayam ge di arudag, kadang aya nu di
bebaskeun.nya angger neng lamun aya rajiaan mah benang sanajan
aya surat ijin na ge lamun benang ke di tebus komo lamun nu di
bawah umur mah berat”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu:“Ibu selama


buka tempat karaoke pernah ada masalah tidak seperti di rajia?” Hal ini
terlihat pada petikan partisipan berikut ini:
“encan pernah neng,nya kan pelayanna nu umur 20 tahun nan ka atas
palingan.jeung lamun aya rajiaan mah nya tutup hela wayahna ge”

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan oleh peneliti yaitu: “Ibu sekarang


ada berapa Psk yang berkerja di tempat ibu dan ada tidak orang yang
berkerja di tempat karaoke ibu terkena PMS/HIV?” Partisipan
Mengungkapkan tidak banyak. Seperti dilihat dari ungkapan berikut ini :
56

“tara loba emih mah palingan 3 tapi pas golongan bahela mah 9
lamun te 12,nya nu 60 ge aya emih mah haha te herey. can pernah
sarehat pelayan emih mah”

Pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti kepada partisipan yaitu: “Ibu


bisa ceritakan menghasilakan uang,dari tempat karaokenya dari apa?”.
Sebagai mana dapat di lihat dari kutipan pernyataan partisipan berikut ini:

“nya dinu tamu urangm ah ladang dagangan,jeng tempat karaoke


na,lamun pelayan na mah urusan tamu. nu masihan tips mah
tamu,nya urang mah te mere ka budak pelayan henteu. nyadiakeun
tempat karaoke jeung minuman dagangan emih mah gitu”

Pertanyaan terakhir yang ditanyakan oleh peneliti kepada partisipan


yaitu:“Bisa ibu ceritakan biasanya orang yang berkerja di ibu ada yang di
bawa sama tamu ke hotel atau tidak yah?” Seperti dilihat dari ungkapan
berikut ini :
“di emih mah tara da te di sediakeun tempat na tapi nya te nyaho di
luar meren. lamun di cikijing mah kan tempat na di ditumah biasa nga
jual nu kararitu”.

5.2.4 Hasil Wawancara dengan Partisipan B

Tema 1 : Karakteristik Informan


1. Deskripsi Nama dan Umur
B adalah seseorang yang berkerja sebagai bidan desa di daerah
desa pantura.berusia 36 tahun dan berstatus memiliki pasangan (sudah
menikah). Saat berkerja sebagai bidan yang berhubungan langsung
tentang semua kesehatan perempuan apalagi di pantura itu terkenal
dengan banyaknya orang yang berkerja sebagai pekerja seks komersial
itu menjadi hal yang harus di perhatikan oleh tenaga kesehatan maupun
57

bidan itu sendiri. Partisipan B terkesan sebagai individu yang ramah dan
cukup terbuka.dan sudah lama berkerja di lingkungan pantura sebagi
tenaga kesehatan.

2. Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir dari informan ini yaitu lulusan D4

3. Perkerjaaan, Jenis Kelamin dan Alamat


Berdasarkan informasi dari partisipan B, sebagai seseorang yang
sangat di butuhkan oleh semua perempuan untuk menjaga kesehatan
reproduksinya dan tempatnya berbagi ataupun memecahkan
permasalahan yang sering di pertanyakan perempuan. Partisipan B
berjenis kelamin perempuan.dan tempat tinggal juga di daerah subang.

Tema 2 : Pengetahuan Tentang PMS dan HIV


Adalah hal yang berkaitan tentang pengetahuan yang membahas
penyakit menular seksual dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang akan
penliti tanyakan kepada partisipan B, karena masih berhubungan dan
banyak info yang akan di dapat peneliti dari partisipan B. di awali oleh
peneliti dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut:“Bisa ibu
ceritakan sejak kapan ibu berkerja sebagai bidan di daerah pantura dan
tugas bidan saat melakukan skrining kesehatan seperti apa ya bu?”
Seperti yang di ungkapkan oleh partisipan berikut ini:
“udah 8 tahunan lah dah lama di sini. ya skrining sama menemani tim
itu dari dinas kesehatan,ambil darah nya”

Pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti kepada partisipan yaitu: “Bisa


diceritakan sepengetahuan ibu banyak tidak PSK yang terkena IMS/HIV di
wilayah kampung Pantura ?” Partisipan mengungkapkan tentang banyak
nya yang terjangkit penyakit menular seksual dan tentang pendataan
penyakit hiv dan aids. Seperti dilihat dari ungkapan berikut ini :
58

“ ya banyak banget enggak, Cuma ada. yang nge data dari tim
kesehatan ada, kan dari puskesmas itu kita ada program kerjasama
sama dinas kesehatan gitu jadi khusus ada perawat gabungan
menangani tentang itu yang penyuluhan itu,jadi ada tim beda lagi ada
tim khusus.Cuma kalo jumlah ada biar datanya biar relevan gitu yah
biasanya ada”.

Pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti kepada partisipan


yaitu:“Menurut sepengetahuan ibu di adakan skrining kesehatan untuk
PSK itu biasanya berapa kali dalam setahun?” Seperti dilihat dari
ungkapan berikut ini :
“tiap ini juga di laksanain sih setiap bulan juga buat skrining tes hiv
gitu, trus pelaksanaannya terus menerus kalo misalnya gerak. lagi di
galakan banget program itu di sini di puskesmas”

Pertanyaan selanjutnya yang akan di tanyakan peneliti kepada partisipan


yaitu: “Bisa ibu ceritakan apa saja yang di berikan kepada PSK saat
skrining kesehatan ?” Seperti dilihat dari ungkapan berikut ini :
“ada kalo misalnya dari program itu gitu. tapi seringnya tentang
PMS dan hiv aids nya ya palingan ambil darah buat cek Hiv nya sama
penyuluhan aja tentang tentang kesehatan”

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan peneliti kepada partisipan yaitu:


“Bisa ibu ceritakan Biasanya orang yang berkerja menjadi PSK itu
menggunakan KB apa ?” Partisipan B menceritakan banyak nya psk
yang menggunakan Kb ke partisipan dan banyak minat nya terhadap Kb.
Seperti dilihat dari ungkapan berikut ini :
“pada suntik.heem mereka tuh pada enggak mau pakai kondom
tuh,iya itu pada gak mau kadang pelanggannya yang gak mau,heh pil
mah udah gak bakal udah gak jaman sekarang mah suntik doang,
sudah pada gak mau mereka mah.ya jadi larinya ke suntik
59

semua,Cuma ya tetep di arahin tapi ya gimna juga ya emang


perkerjaannya juga kaya gitu kan dia juga nyari pelanggan”

Tema 2 : Pengalaman
Adalah pengalaman yang berkaitan tentang hal yang sudah di alami
tenaga kesehatan atau bidan desa pantura. dalam dunia kerja serta
permasalahan-permasalahan yang sering di jumpai di daerah pantura.
Akhirnya timbul pertanyaan yang akan peneliti tanyakan kepada
partisipan. Seperti pertanyaan berikut:“Ada tidak pengalaman ibu
menghadapi PSK yang susah di kasih tau tentang pencegahaan PMS/HIV
?” Partisipan di sini menceritakan pengalaman nya terhadap klien yang di
hadapin selama konseling tentang kesehatan. Seperti dilihat dari ungkapan
berikut ini :
“banyak pasti.pasti kita konseling dulu gitu yah tapi mereka
menerima gitu kalo di depan saya sih oh iya gini-gini gitu tapi kan
gak tau di belakang mah hehe.ya kan namanya ada uang yah gitu kan
kita gak bii giniin karna uang.kita kasih tau pun susah gitukan gak
bisa kita bilang harus wajibin skrining,pap smir apa segala macam
yang enggak mereka lakuin gitu karena mereka mikirnya takut
kemana-mana.mereka mah kan bangunnya beda sama orang kita kaya
kelelawar kan dimah pagi tidur malam bangun kerja gitu yah gitu jadi
susah buat ngatur jadwal merekannya”

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan peneliti kepada partisipan yaitu:


“Ada tidak pengalam ibu selam berkerja menangani klien yang berkerja
sebaga PSK datang dengan keluhan keputihan banyak,berbau dan
mengalami tanda tanda seperti PMS/HIV, dan apa tindakan pertama kali
bidan lakukan ?” Partisipan menceritakan tentang keluhan klien yang
mengarah pada penyakit menular seksual. Seperti yang di ungkapkan oleh
partisipan berikut ini:
60

“oh banyak,itu mah udah banyak yang laki-laki juga ada misalnya
bukan tamu yah eu kaya suaminya itu orang biasa orang biasa gitu
yah laki-laki tertular karena suami atau istrinya gitu yah.ya paling di
Tanya dulu gitu kan berhubungannya gimna, pola seksualnya gitu kan
yah sama apa,sama siapa aja selain sama istrinya atau gimana
gitu.justru banyak itu disini tuh banyak yang kena ya ibu rumah
tangga karena kan di sini dagang di rm hehe ya kalo mau itu tinggal
ke situ gitu. justru yang banyak ibu rumah tangga gitu iya tapi ya
paling banyak pelayan-pelayan nya gitu.bnyak itusakit yang
perempuan juga sama gitu yah yang kencingnya sakit gitu terus
keputihan mah dumuk lah nya da banyak itu mah yang laki-laki juga
banyak yang kaya gitu”

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan peneliti kepada partisipan yaitu:


“Bisa ibu ceritakan apa saja tindakan tenaga kesehatan atau bidan dalam
pemberian penyuluhan dan biasanya materi apa saja yang di berikan
?”Partisipan B menjelaskan tentang penyuluhan dan pemberian materi
yang di brikan oleh tenaga kesehatan. Seperti yang di ungkapkan oleh
partisipan berikut ini:
“ada wapa jadi kaya wapa tuh kaya penyuluhan tentang khusus ke
mereka-mereka gitu disini ada gitu Cuma semuanya harus punya
momennya jadi nanti kita biasanya suka dari kita khusus acaranya
nya buat apa biasanya gitu sih sama tim kesehatan. materi tentang
penyakit menular seksual,bahaya hiv gitu kaya biasanya Kb juga
biasanya tapi susah biasanya kalo Kb pada gak mau pakai kondom
sudah di kasih tau tapi mereka gak mau gitu yah.kita kan udah ngasih
tau merekanya kan enggak mau”

Pertanyaan selanjutnya yang di tanyakan peneliti kepada partisipan yaitu:


“Ibu bisa ceritakan bagaiman jiga ada Psk yang tidak mau di lakukan
skrining kesehatan?” permasalah saat dilakukan pemeriksaan pada pekerja
seks komersial. Seperti yang di ungkapkan oleh partisipan berikut ini:
61

“iya sampai ada yang lari,ya gak papa ya gimana paling kita skring
yang tentang hiv aids gitu sih”
62

BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini, Peneliti akan memberikan kesimpulan terhadap hasil


penelitian yang sudah di lakukan dengan melakukan wawancara dan melihat
secara lansung ke tempat yang di telit dan pemberian saran untuk penelitian
selanjutnya maupun pada semua partisipan.

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “pengalaman perkerja seks
komersial tentang penyakit menular seksual dengan pemakaian kondom di
wilayah pantura kabupaten subang tahun 2022”.Maka di peroleh hasil bahwa
masih banyak PSK yang pengetahuannya masih kurang bahkan masih ada
yang tidak mengetahui tentang penyakit menular seksual itu apa. dan masih
banyak para pekerja seks komersial yang tidak menggunakan kondom saat
melakukan hubungan seksual karena mereka berpikir bahwa jika di tolak
mereka akan kehilangan pelanggan nya. Seperti yang diungkapkan juga oleh
tenaga kesehatan setempat atau bidan yang biasanya sering berinteraksi
dengan PSK saat melakuakan pemeriksaan bahwa banyak PSK yang tidak
mau menggunakan kondom dan banyak juga di daerah pantura yang terkena
penyakit HIV/AIDS PSK nya maupun ibu rumah tangga yang terkena karena
suaminya sering jajan sembarangan melakukan hubungan seks dengan PSK
istrinya pun terkena dampak tertular penyakit HIV dan juga selalu ada
skrining kesehatana HIV oleh tenaga kesehatan setiap bulan pada PSK.

6.2 Saran
Atas dasar hasil temuan pada penelitian ini. Peneliti menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
63

6.2.1 Kepada Para Pekerja Seks Komersial


Bagi Semua yang berkerja sebagai PSK diharapkan untuk selalu
memperhatikan dan menjaga kesehatan reproduksi nya seperti
menggunkan pengaman saat melakukan hubungan seksual agar
terhindar dari penyakit menular seksual. Dan di harapkan untuk selalu
meningkat kan pengetahunnya tentang bahaya, ciri ciri dan beberapa
penyakit menular seksual yang di akibatkan oleh hubungan seks yang
tidak sehat atau berganti-ganti pasangan.

6.2.2 Dinas Kesehatan Setempat


Diharapkan lebih memperhatikan lagi kesehatan reproduksi setiap
wanita bukan hanya Psk setempat saja yang harus di lakukan
penyuluhan dan skrining HIV di harapkan iburumah tangga yang di
daerah pantura juga di lakukan pemeriksaan karena seperti yang telah
diungkapkan bahwa banyak juga ibu rumah tangga yang terkena
penyakit HIV/AIDS karena di tularkan oleh suaminya yang selalu
jajan di luar ataupun melakukan hubungan seks bebas berganti-ganti
pasangan.

6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan hasil penelitian ini dapat di jadikan bahan rujukan dan
tambahan referensi dalam memberikan informasi, wawasan, dan
pengetahuan, dalam melaksanakan kurikulum pendidikan yang
berbasis professional.

6.2.4 Bagi Peneliti Lain


Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam
melaksanakan penelitian selanjutnya mengenai “Pengalaman Pekerja
Seks Komersal Tentang penyakit Menular Seksual Dengan Pemakaian
Kondom. Selain itu perlu dan diharapkan ada peneliti lebih lanjut
dengan menggunakan instrument dan metode terbaru sesuai dengan
perkembangan tekhnologi terbaru dan terbaik di masa yang akan
64

datang serta memperbanyak referensi dalam melakukan penelitian


selanjutnya dalam pengembangan ilmu kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S. A. (2019). Hubungan Komponen Health Belief Model Dengan


Upaya Pencegahan Infeksi Menular Seksual Pada Ibu Rumah Tangga
Melalui Penggunaan Kondom. Hearty, 7(2), 55–62.
https://doi.org/10.32832/hearty.v7i2.2874
Ariasih, R. A., & Sabilla, M. (2020). Pengetahuan dan Pengalaman Wanita
Pekerja Seks dalam Pencegahan Infeksi Menular Seksual di Panti Sosial
Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(1),
41. https://doi.org/10.24853/jkk.16.1.41-54
Dara, N., Saputri, T., Studi, P., Keperawatan, S., & Jayakarta, S. (2020).
Hubungan antara Motivasi terhadap Perilaku Pencegahan Human
Immunodeficiency Virus ( HIV ) pada Pekerja Seks Komersial ( PSK ) di
Lagoa Jakarta Utara Tahun 2019. Jurnal of Bionursing, 2(2), 75–85.
Fatimah, A. (2018). Persepsi dan perilaku pekerja seks komersial dalam upaya
pencegahan infeksi menular seksual dan hiv/aids di Kabupaten Bekasi tahun
2017.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38309/1/AISYAH
FATIMAH-FKIK.pdf
Fauzi, A., Anggraini, N., & Fatkhurohman, N. (2021). Self-management : A
comprehensive. 7(19), 395–401.
Fitrianny, R., Gantini, D., & Nurvita, N. (2021). WANITA TUNA SUSILA
DENGAN HIV DI LOKALISASI PAMUGARAN TAHUN 2020. 2(1), 128–
134.
Fromin, M. A. P., Widowati, R., Indrayani, T., Studi, P., Program, K., Terapan,
S., Ilmu, F., Universitas, K., Jakarta, N., Indonesia, D., & Seksual, W. P.
(n.d.). pada saat melakukan hubungan seksual . Pada ujungnya terdapat
kantong kecil yang.
Kesehatan, J. (2020). Pengaruh peran tenaga kesehatan tehadap pencegahan
penyakit menular seksual. 11(2), 93–102.
Khoirun Nida, F. L. (2019). Membangun Motivasi Beragama Melalui Penguatan
Makna Hidup Bagi Perempuan Pekerja Seks Komersial Di Kompleks
Lokalisasi Lorong Indah Kabupaten Pati Jawa Tengah. Nuansa, 12(1), 107–
124. https://doi.org/10.29300/nuansa.v12i1.2112
Nurkhalizah, S., Rochmani, S., & Septimar, Z. M. (2021). Nusantara Hasana
Journal. Nusantara Hasana Journal, 1(1), 95–101.
Parrinussa, N. (2020). Ketidakefektifan Penggunaan Kondom Pada Pasangan Usia
Subur. REAL in Nursing Journal (RNJ), 3(2), 77–84.
Pemikiran, J. H., Darwis, A. S., & Suhaeb, F. W. (2021). Jurnal Sosialisasi Gaya
Hidup Remaja Pekerja Seks Komersial Jurnal Sosialisasi. 8, 117–127.
Romlah, S. N., Andriati, R., & Utama, M. P. (2021). Studi Kualitatif Persepsi Dan
Perilaku Pekerja Seks Komersial Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Menular
Seksual Dan Hiv/Aids Di Bogor. Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian
Dan Pengabdian Masyarakat, 5(1), 23. https://doi.org/10.52031/edj.v5i1.92
Studi, P., Ilmu, M., Masyarakat, K., Universitas, P., Mutiara, S., Medan, I.,
Muslim, J. K., Tengah, H., Helvetia, M., Kora, D., Helvetia, M., & Medan,
K. (2017). Determinan Penggunaan Kondom pada Penjaja Seks Komersial (
PSK ) di Kawasan Sicanang Belawan. 74–84.
Surbakti, D. P., Siagian, S., & Nasution, E. R. (2020). Bentuk Perlindungan Bagi
Perempuan yang Dipekerjakan Sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK). DE
LEGA LATA: Jurnal Ilmu Hukum, 5(2), 115–123.
https://doi.org/10.30596/dll.v5i2.3571
Surbakti, K., Yudi, P., Quality, U., Medan, K., Pariwisata, O., & Lawang, B.
(2020). Kajian mengenai faktor penyebab dan respon masyarakat terhadap
praktek prostitusi di objek pariwisata bukit lawang. Curere, 4(2), 26–33.
file:///C:/Users/hp/Downloads/473-1012-1-PB Prostitusi Krista.pdf
UMMU MUNTAMAH, S.Kp.,Ns., M. K. (2019). Pedoman Perawatan Paliatif
pada orang dengan Hiv/Aids (ODHA) (Vol. 53, Issue 9).
http://repository.itspku.ac.id/226/1/PERAWATAN PALIATIF HIV AIDS
Cetak.pdf
Warung, D. I., Dusun, B., Gaya, V. I., & Kecamatan, B. (2019). JURNAL
ILMIAH KOHESI Vol. 3 No. 1 Januari 2019. 3(1).
Yanti, M., Yuliza, W. T., & Saluluplup, M. L. (n.d.). Pengetahuan , Sikap dan
Pengalaman yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencegahan HIV / AIDS
Pada Wanita Pekerja Seks. 4(1), 65–71.
https://doi.org/10.33757/jik.v4i1.277.g121
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pengajuan Topik Penelitian

PENGAJUAN TOPIK PENELITIAN

SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Ibad Badriyah Nurhayati

Nim 180601008

Jurusan : Kebidanan

Program Studi : Sarjana Kebidanan

Dengan ini mengajukan alternative topik penelitian skripsi sebagai berikut :

“ Pengalaman Pekerja Seks Komersal Tentang Penyakit Menular Seksual Dengan


Pemakaian Kondom Di Wilayah Pantura Kabupaten Subang Tahun 2022 ”

Mengetahui : Jakarta, 09 mei 2022


Ketua Program studi Yang mengajukan

Mariyani,M.Keb Ibad Badriyah Nurhayati


NIDN: 0027047509 NIM : 180601008
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian Dari Kampus

Surat Ijin Penelitian Dari Kampus


Lampiran 3 : Surat Ijin Dari Tempat Penelitian

SURAT IJIN DARI TEMPAT PENELITIAN


Lampiran 4 : Kartu Konsultasi Skripsi

KARTU KONSULTASI SKRIPSI


Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Ibad Badriyah Nurhayati


Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 4 September 2000
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : Dayat
Ibu : Titin
Alamat : Kp.Parapatan Rt23/Rw07,desa.Tanjung Rasa,
Kecamatan patokbeusi, Kabupaten Subang
Email : ibadbadriyah062@gmail.com
No. Hp 085711990791

II. PENDIDIKAN

SD : Sdn Tritura (Lulus tahun 2013)


SMP : Mtsn 2 Karawang (Lulus tahun 2015)
SMA : Ma Al-Jauhari (Lulus tahun 2018)
PERGURUAAN TINGGI: STIKes Abdi Nusantara (2018-Sekarang)
Lampiran 6 : Bukti Penerimaan Berkas Persyaratan Ujian Skripsi

BUKTI PENERIMAAN BERKAS PERSYARATAN UJIAN SKRIPSI

SUDAH DI TERIMA BERKAS DAN SKRIPSI A/N :

NAMA : IBAD BADRIYAH NURHAYATI

NIM 180601008

PROGRAM STUDI : SARJANA KEBIDANAN

JUDUL SKRIPSI : PENGALAMAN PEKERJA SEKS KOMERSAL


TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
DENGAN PEMAKAIAN KONDOM DI WILAYAH
PANTURA KABUPATEN SUBANG TAHUN 2022
DOSEN PEMBIMBING : NS. ACHMAD FAUZI, M.KEP.,SP.KEP.MB

BERKAS MELIPUTI :

1. SKRIPSI TIGA EKSEMPLAR


2. KARTU KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
3. SURAT KETERANGAN ORIGINAL SKRIPSI
4. BEBAS ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEUANGAN UJI SKRIPSI

Jakarta,
Yang Menerima

……………………………………..
Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai