Anda di halaman 1dari 27

KONSEP INTRANATAL

Kelompok 1 :
Andri Imanuel Messakh
Dian Pratiwi Masela
Margarita Makaho
Marselina Kurniati
Nora Adelina Sinurat
Regula Sandriana Jewarutt
Thonci Sanabuk Boinsera
Persalinan

 Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu.
Persalinan (in Partu) :
• Uterus berkontraksi
• Perubahan pada serviks (membuka, menipis)
• Diakhiri dgn lahirnya plasenta lengkap
Persalinan Normal :
• Terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (> 37 mgg)
• Tidak ada penyulit kehamilan
Tanda dan Gejala Persalinan
Persalinan Palsu Persalinan
Perubahan serviks Tidak ada Penipisan dan pembukaan
Amnion Utuh Utuh/pecah
Kontraksi • Hanya di bag bawah • Dari punggung bawah
spt kram pd menstruasi menyebar ke abdomen depan

• Ireguler • Reguler , makin lama makin


kuat
(frek min 2 x dlm 10 mnt)
• kontraksi dpt berhenti dgn • Tidak berhenti dgn
perubahan aktivitas perubahan aktivitas
(mandi, miring, hidrasi)
Pengeluaran Tidak ada Cairan lendir bercampur darah
pervagina
Klasifikasi Persalinan
No. Persalinan Keterangan

1. Spontan Partus pervaginam dengan tenaga ibu


sendiri.

2. Buatan Persalinan dibantu tenaga luar spt :


SC, E. Vakum, E.forsep, Embriotomi.

3. Anjuran Persalinan yang terjadi setelah dirangsang


timbulnya inpartu (induksi partus), mis : oksitosin
drip, amniotomi, pemberian prostaglandin.
Ekstraksi Vakum
Ekstraksi Forseps
Faktor yg mempengaruhi proses persalinan

No. Faktor Keterangan


1, Power (Tenaga) His (kontraksi uterus).
Tenaga mengedan.

2. Passangger - Presentasi, letak, dan posisi janin


(Janin dan plasenta) - Perkiraan berat janin, jumlah janin
- Letak dan posisi plasenta
- Tali pusat
- Air ketuban.
- Kantong ketuban (selaput amnion)
3. Passage (jalan lahir) Rongga panggul, serviks, vagina
Sebab Mulainya Persalinan
 Faktor-faktor hormonal : estrogen dan progesteron.
 Pengaruh prostaglandin meningkat pd mg ke 15
 Struktur uterus yg membesar dan tegang → iskemic otot-otot
uterus → mengganggu sirkulasi uteri plasenta sehingga plasenta
menjadi degenerasi.
 Kurangnya nutrisi ke janin (hipocrates) maka hasil konsepsi
segera dikeluarkan
 Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser yg
terletak dibelakang serviks. Bila gangglion ini tertekan, kontraksi
uterus dapat diangkitkan.
Mekanisme Persalinan
• kepala dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul
Engagement Diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul

• Gerakan bagian presentasi melewati panggul


• Terjadi akibat 3 kekuatan yaitu: tekanan dari cairan amnion, tekanan
Penurunan langsung kontraksi fundus pada janin, kontraksi diafragma dan otot2
abdomen ibu

• Segera setelah kepala yang turun bertahan oleh serviks, dinding panggul,
Fleksi atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu di
dekatkan ke arah dada janin

Putaran paksi dalam • Kepala janin berotasi pada sumbunya

• Kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah


Ekstensi anterior oleh perineum

• Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama
Putaran paksi luar dengan saat ia memasuki pintu atas

• Setelah bahu keluar, kepala dan bahu di angkat ke atas tulang pubis ibu
Ekspulsi dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah
simpisis pubis
Tahapan Persalinan
KALA I
Kala pembukaan  dimulai dari his persalinan yg pertama sampai
pembukaan serviks lengkap (10 cm).
Kala I adalah tahap terpanjang, biasanya berlangsung 12 jam untuk
primigravida dan 8 jam untuk multigravida.
Selaput membrane amnion atau selaput janin biasanya pecah selama tahap
ini.
Peningkatan curah jantung ibu.
Denyut nadi ibu bisa meningkat.
Penurunan motilitas/ gerakan gastrointestinal, yang menyebabkan
peningkatan waktu pengosongan lambung.
Ibu mengalami rasa sakit yang terkait dengan kontraksi uterus saat serviks
membuka dan menipis.
Kala I terdiri dari 2 fase yaitu :
1. Fase laten :
• Dimulai sejak awal berkontraksi sampai penipisan & pembukaan servix
secara bertahap
• Umumnya berlangsung selama 8 jam.
• Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 4 cm.
• Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik.
2. Fase aktif dibagi 3 fase :
• Fase akselerasi  Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
• Fase dilatasi maksimal  Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
• Fase deselerasi  Pembukaan menjadi lambat kembali. Dlm wkt 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Pengkajian Kala I
• Cek tanda vital ibu.
• DJJ dan kontraksi uterus.
• Perubahan serviks.
• Posisi Janin dan penurunan kepala di panggul.
• Respon ibu untuk bersalin dan menghadapi nyeri
• Wawancara: keluhan utama (adanya tanda-tanda persalinan atau
tidak).
• Faktor psikososialinteraksi verbal, bahasa tubuh, kemampuan
persepsi, ketidaknyamanan, stres persalinan).
• Faktor budaya.
Diagnosis Keperawatan
• Gangguan komunikasi verbal
• Ansietas
• Resiko cedera
• Nyeri akut
• Gangguan mobilitas fisik
• Distres spiritual ibu
• Koping keluarga tidak efektif
Intervensi
• Penuhi kebutuhan ibu dengan lingkungan yang tenang
dan dukung psikologis (untuk mengurangi kecemasan
atau depresi).
• Anjurkan untuk ambulasi & mengosongkan kandung
kemih.
• Anjurkan adanya pendamping persalinan.
• Lakukan pemeriksaan darah & urin jika diperlukan
• Perawatan fisik selama proses persalinan.
Kala II

• Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali
• Pembukaan serviks lengkap
• Karena biasanya dlm hal ini kepala sudah masuk diruang panggung,
maka pd his dirasakan tekanan pd otot-otot dasar panggul yg secara
reflek menimbulkan rasa mengedan.
• Wanita merasa tekanan pd rektum dan rasa BAB, kemudian perineum
menonjol dan menjadi lebar dgn anus membuka. Labia mulai membuka
dan kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.
• Meningkatnya pengeluaran lendir pd vagina.
• Primigravida kala II rata-rata 1,5 jam.
• Multigravida 0,5 jam.
Adaptasi fisiologis kala II : Adaptasi psikologis :
 Tekanan intratorakal meningkat  Perubahan perilaku klien
selama kala II akibat dorongan
janin.
karena kontraksi &
 Tahanan perifer meningkat
terdorongnya janin.
selama kontraksi, Tekanan  Klien mungkin merasa
Darah meningkat & nadi tenaganya habis
menurun.
 Cardiac Output meningkat
selama persalinan.
 Diaforesis & hiperventilasi
selama persalinan
meningkatkan kehilangan
cairan
Kala III
• Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi & berakhir dengan lahirnya
plasenta & selaput ketuban. Pemisahan plasenta biasanya terjadi dalam
beberapa menit setelah melahirkan (± 15 menit).
• Didapat dua tingkat pelepasan plasenta yaitu melepasnya plasenta dari
implantasinya, dan pengeluaran plasenta dari dlm kavum uteri.
• Pelepasan ini dpt dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir (marginal),
atau serempak dari tengah dan dari pinggir plasenta.
• Cara yg pertama ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina
tanpa adanya perdarahan pervagina.
• Sedangkan cara yg kedua ditandai oleh adanya perdarahan pervagina apabila
plasenta mulai terlepas.
• Perdarahan tidak lebih dari 400 ml, bila lebih maka patologik.
Pengkajian kala II dan III
• Muncul keringat
• Muntah
• Aliran darah meningkat
• Ekstremitas gemetar
• Semakin gelisah
• Usaha mengedan semakin kuat
Diagnosa Keperawatan
• Koping individu tidak efektif
• Nyeri akut
• Ansietas
• Resiko cedera
Intervensi kep kala II
• Ajarkan klien teknik Intervensi kep kala III
mengedan.
• Menilai tanda-tanda vital
• Observasi perdarahan
ibu setiap 15 menit.
perineum.
• Bantu kelahiran plasenta.
• Siapkan tempat & alat untuk
bersalin. • Berikan oksitosin untuk
• Bantu klien untuk memilih meminimalkan perdarahan
posisi bersalin. terus.
• Siapkan persalinan termasuk • Kenalkan bayi pada klien &
peralatan emergency. lakukan inisiasi menyusu
• Bersihkan perineum dini (IMD) jika bayi stabil.
Kala IV

Berlangsung 1-2 jam postpartum. Sebelum meninggalkan


wanita post partum perhatikan 7 hal pokok:
 Kontraksi uterus baik.
Tdk ada perdarahan vagina.
Plasenta dan selaput ketuban telah lahir.
Kandung kencing kosong.
Luka pd perineum terawat dgn baik dan tdk ada hematoma.
Bayi dlm keadaan baik.
Ibu dlm keadaan baik, TD normal, tdk ada nyeri kepala.
PENGKAJIAN
• Tekanan darah.
• Suhu.
• Nadi.
• Respirasi.
• Perdarahan.
• Kontraksi.
• Kandung kemih
Diagnosa Keperawatan
• Defisit volume cairan
• Nyeri akut
• Resiko cedera
• Perubahan proses keluarga
• Menyusui tidak efektif
Intervensi Keperawatan
• Kaji lokhea (warna, jumlah, bau) fundus (posisi & konsistensi).
• Inspeksi perineum & luka episiotomi jika ada.
• Kaji adanya distensi kandung kemih & anjurkan ibu untuk berkemih secara
teratur.
• Monitor Tanda Tanda Vital.
• Kaji neonatus termasuk Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
(APGAR) skor & pastikan neonatus beradaptasi dengan lingkungan extrauterin.
• Mencegah perdarahan
• Menjaga keamanan
• Mempertahankan kenyamanan
• Menjaga kebersihan
• Mempertahankan keseimbangan nutrisi dan cairan
• Mendukung kebutuhan psikososial orang tua
• Pindah dari ruang pemulihan
Persiapan pertolongan persalinan
 Ibu secara fisik & mental :
– Mental : rasa nyeri  takut  spasme
– Fisik : mandi, toilet vulva, BAB, BAK
 Tempat persalinan. bersih, nyaman.
 Penolong celemek/ pelindung lain seperti handscoen.
 Alat2 & obat2 utk ibu dan bayi :
o Partus set, desinfektans.
o Hechting set.
o Alat & obat resussitasi.
o Alat & obat bayi baru lahir.
o Persiapan mencegah perdarahan post partum.
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai