Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PRA NIKAH


PADA NN. S USIA 22 TAHUN WANITA USIA SUBUR PERSIAPAN PRA
NIKAH DENGAN RENCANA PENUNDAAN KEHAMILAN DI
PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Holistik Pada Remaja dan Pra
Nikah

Oleh:

ISMI NUR AINI

P07124521117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Komprehensif

“Asuhan Kebidanan Remaja dan Pra Nikah


Pada Nn. S Usia 22 Tahun Wanita Usia Subur Persiapan Pra Nikah dengan
Rencana Penundaan Kehamilan di Puskesmas Gondokusuman I”

Oleh:
ISMI NUR AINI
P07124521117

Menyetujui,
Pembimbing Klinik

Megawati, A.Md.Keb
NIP. 196612101990032007 (……………………………………)
Pembimbing Akademik

Suherni, S.Pd, APP, M.Kes


NIP. 195704191983032003 (……………………………………)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, SST., M.Keb


NIP. 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepadaAllah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif “Asuhan
Kebidanan Remaja dan Pra Nikah Pada Nn. S Usia 22 Tahun Wanita Usia Subur
Persiapan Pra Nikah dengan Rencana Penundaan Kehamilan di Puskesmas
Gondokusuman I”. Bersama ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. Yuni Kusmiyati, SST, MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada saya untuk mengikuti praktik klinik.
2. Hesty Widyasih, S.ST, M. Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan dan dorongan kepada saya untuk mengikuti praktik klinik.
3. Megawati, A.Md.Keb, selaku Pembimbing Klinik yang telah memberikan
bimbingan bagi saya selama praktek di Puskesmas Gondokusuman I.
4. Suherni, S.Pd, APP, M.Kes, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan waktunya serta masukan kepada saya dalam
menyelesaikan Laporan Komprehensif ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Maka saran dan kritik sangat saya harapkan demi membuat makalah
ini menjadi lebih baik.
Akhir kata saya ucapkan mohon maaf apabila terdapat penyusunan yang
salah dalam makalah ini, sebab kesempurnaan hanya milik Tuhan semata. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Agustus 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................3
C. Ruang Lingkup..........................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................4
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI..................................................................6
A. Kajian Masalah Kasus...............................................................................6
B. Kajian Teori...............................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................17
A. Pengkajian...............................................................................................17
B. Analsis.....................................................................................................19
C. Penatalaksanaan.......................................................................................19
BAB IV PENUTUP...............................................................................................22
A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................26

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan,
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas
usia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Sebelumnya,
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sudah disahkan pada tahun
2019. Dalam undang-undang tersebut telah mencantumkan perubahan usia
minimal perkawinan dari 16 tahun bagi perempuan menjadi 19 tahun. 1
Sedangkan, pasangan yang akan melangsungkan pernikahan atau akad
perkawinan disebut calon pengantin.2
Persiapan pranikah yang dilakukan di Indonesia masih sebatas
pemberian imunisasi TT belum terkait dengan pemberian edukasi tentang
Kesehatan reproduksi secara khusus. Dari segi pelayanan yang masih terbatas
pada tenaga professional yang memberi edukasi kurangnya pengetahuan para
calon pasangan sehingga memungkinkan dilakukannya penundaan kehamilan
apabila belum siap agar dapat tercapai kehamilan yang sehat dan
direncanakan.3
Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan merupakan faktor
risiko terjadinya kesakitan dan kematian ibu terkait aborsi yang tidak aman
serta tidak perika secara rutin ke tenaga Kesehatan guna deteksi dini dan
komplikasi. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas
kasus kematian ibu sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah
pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi
persalinan, dan aborsi yang tidak aman. World Health Organization (WHO),
angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.000
kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 303.000

1
kematian dengan jumlah tertinggi berada di negara berkembang yaitu sebesar
302.000 kematian.4 Angka Kematian Ibu di Indonesia tahun 2015 sekitar 305
per 100.000 kelahiran hidup.5 Jika dibandingkan dengan beberapa negara
ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat tinggi.6 Angka kematian ibu
di provinsi DIY sebanyak 36 kematian pada tahun 2018. 7 Saat ini, Indonesia
masih mempunyai banyak permasalahan dan tantangan dalam upaya
pelayanan kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi serta
masih rendahnya status kesehatan perempuan.
Upaya untuk meningkatkan status kesehatan perempuan harus
dilaksanakan bukan hanya setelah terjadi kehamilan, tetapi juga harus
dilaksanakan lebih ke hulu lagi yaitu sejak masa remaja, dewasa muda/calon
pengantin, dan wanita usia subur.8 Salah satu intervensi yang telah dilakukan
oleh Kementerian Kesehatan dengan menjalankan program Kesehatan
Reproduksi Bagi Calon Pengantin (catin) yang ditugaskan khusus ke
Subdirektorat Kesehatan Usia Reproduksi. Subdirektorat Kesehatan Usia
Reproduksi berada di bawah naungan Direktorat Kesehatan Keluarga, yang
memiliki program untuk usia reproduksi dari umur 15 sampai 49 tahun
seperti kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin, perencanaan
kehamilan dan lain sebagainya. Konsep dasar Program Kesehatan Reproduksi
Bagi Calon Pengantin yaitu Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan catin tentang kesehatan reproduksi dan Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Calon Pengantin bertujuan untuk mempersiapkan kesehatan dan
kesehatan reproduksi catin dalam perencanaan kehamilan.
Catin perlu mengetahui informasi kesehatan reproduksi untuk
menjalankan proses, fungsi dan perilaku reproduksi yang sehat dan aman.
Catin perempuan akan menjadi calon ibu yang harus mempersiapkan
kehamilannya agar dapat melahirkan anak yang sehat dan berkualitas. Catin
laki-laki akan menjadi calon ayah yang harus memiliki kesehatan yang baik
dan berpartisipasi dalam perencanaan kehamilan,apabila menunda dapat
seperti menggunakan alat kontrasepsi serta mendukung kehamilan dan

2
persalinan yang aman.8 Proses penundaan kehamilan sebenarnya
diperbolehkan asalkan didasari oleh suatu sikap yang baik tentang penundaan
kehamilan. Bahkan program KB juga dianjurkan untuk metode menunda
kehamilan.9
Agar setiap catin mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi maka
diperlukan dukungan dan kerjasama penyuluh pernikahan di KUA dan
Lembaga agama lainnya untuk memotivasi catin agar memeriksakan
kesehatannya ke fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan
wawasan dan pengetahuan petugas penyuluh pernikahan diperlukan bahan
informasi yang dapat memberikan gambaran umum tentang kesehatan
reproduksi yang diperlukan bagi catin dalam mempersiapkan dan
merencanakan keluarga. Dengan adanya bahan informasi tersebut diharapkan
penyuluh pernikahan dapat memotivasi catin memeriksakan kesehatannya ke
fasilitas pelayanan Kesehatan10.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur
secara holistik
2. Tujuan khsuus
a. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data pada kasus Nn. S
wanita usia subur sehat usia 22 tahun dengan rencana penundaan
kehamilan.
b. Melakukan intrepretasi data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik dasar yang benar
terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien atas data-data
yang telah dikumpulkan Nn. S wanita usia subur sehat usia 22 tahun
dengan rencana penundaan kehamilan.
c. Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi pada kasus

3
Nn. S wanita usia subur sehat usia 22 tahun dengan rencana penundaan
kehamilan.
d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan atau tindakan segera oleh bidan, dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi pada kasus Nn. S wanita usia subur sehat usia
22 tahun dengan rencana penundaan kehamilan.
e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi
f. Melakukan penatalaksanaan yang dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secera komperhensif yaitu
penyuluhan dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up serta
melakukan pendokumentasian berdasarkan seluruh tindakan yang telah
dilakuka Nn. S wanita usia subur sehat usia 22 tahun dengan rencana
penundaan kehamilan.
g. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam
masalah dan diagnosa.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan
pelayananan kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan remaja dan
pra nikah dengan rencana pendundaan kehamilan.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan

4
asuhan kebidanan pada kesehatan remaja dan pranikah dengan rencana
pendundaan kehamilan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan asuhan
yang akan diberikan pada wanita usia subur sehat dengan rencana
penundaan kehamilan.
b. Bagi Bidan di Puskesmas Gondokusuman I
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan bagi
bidan pelaksana di puskesmas kehamilan tidak diinginkan sebagai
akibat dari kehamilan tidak direncanakan sehingga dapat menjadi
masukan untuk meningkatkan upaya Komunikasi, Edukasi , Informasi
(KIE) maupun pengembangan program terakit.
c. Bagi Wanita Usia Subur Pra Nikah di Wilayah Kerja Puskesmas
Gondokusuman I
Dapat menjadi bahan bacaan serta penambahan ilmu pengetahuan
untuk mempersiapkan diri sebelum menikah.

5
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian Masalah Kasus
Nn. S berusia 22 tahun datang sendiri ke Puskesmas Gondokusuman I
pada tanggal 31 Agustus 2021 untuk memenuhi syarat yang diajukan kantor
urusan agama (KUA) berupa suntik Tetanus Toksoid (TT) dengan rencana
menikah pada 12 Oktober 2021. Saat dianamnesa mengenai identitas, jumlah
keluarga, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
yang lalu, riwayat kesehatan keluarga, pola nutrisi, dan pola aktivitas. Dari
hasil anamnesa didapat Nn. S merupakan anak pertama dari Tn. S dan Ny. Y,
memiliki 1 saudara laki-laki. Saat dianamnesa mengenai orang tua, Nn. S
bercerita bahwa sejak kecil tinggal berpindah-pindah karena ibu kandung Nn.
S mengalami gangguan kejiwaan. usia menarche 12 tahun, HPHT 13 Agustus
2021, lamanya 7 hari dengan siklus 28-30 hari, keputihan yang fisiologis
kadang terjadi setelah dan sebelum menstruasi. Sekarang merasa dalam
keadaan sehat, tidak memiliki riwayat penyakit kronis, keluarga ada yang
mengalami gangguan kejiwaan yaitu ibu kandung Nn. S. Pola nutrisi sehari
makan 3x, dan minum air putih. Aktivitas sehari-hari adalah bekerja sebagai
karyawan swasta di toko aksesoris Handphone. Saat ditanya mengenai
perencanaan pra nikah ditemukan masalah bahwa Nn.S berencana menunda
kehamilan selama 6 bulan setelah menikah karena ingin melunasi cicilan
motor terlebih dahulu. Nn. S tidak tahu bagaimana cara untuk menunda
kehamilan dengan baik dan efektif agar Nn.S tidak hamil dahulu, namun
setelah 6 bulan pasca menikah Nn. S ingin segera hamil.
Dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, pengukuran tanda-
tanda vital, pengukuran LiLA, pemeriksaan laboratorium dan pemberian
suntik TT. Tinggi badan Nn. S 42 cm dan berat badan 43,8 kg dengan IMT
21,43 kg/m2. Kemudian untuk pemeriksaan tanda-tanda vital Nn. S semua
dalam keadaaan normal, LiLA 25 cm. pemeriksaan penunjang berupa tes

6
kehamilan menunjukan hasil negatif, dan Hb 12,9 gr/Dl yang menunjukan
Nn.S tidak anemia
Setelah dilakukan penggalian data secara subjektif dan objektif dan
memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa Nn, S dalam
keadaan sehat dengan penundaan kehamilan. Namun memiliki masalah yaitu
tidak tahu bagaimana cara menunda kehamilan yang baik dan efektif.
Sehingga membutuhkan Persiapan pra nikah meliputi KIE mengenai
perencanaan penundaan kehamilan, KIE tentang gizi seimbang, KIE mengenai
perencanaan pra nikah, KIE personal hygiene, KIE informasi Kehamilan,
penyuntikan imunisasi TT. Dengan Diagnose potensial berupa Kehamilan
tidak diinginkan. Antisipasi Tindakan segera yang dilakukan adalah
merencanakan untuk sepakat dengan calon suami mengikuti program keluarga
berencana setelah menikah
B. Kajian Teori
1. Definisi
Menunda berasal dari kata tunda yang artinya menghentikan dan akan
dilangsungkan lain kali. Sedangkan kehamilan berasal dari kata hamil
yang artinya mengandung janin dalam Rahim karena sel telur telah
dibuahi.11 Boleh hamil jika siap secara mental dalam arti seorang
perempuan dan pasangannya merasa telah ingin memiliki anak dan
merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik
anaknya. Oleh karena itu, jika belum siap mental maka sebaiknya juga
menunda kehamilan. Demikian juga “siap secara sosial-ekonomi karena
seorang bayi yang dilahirkan membutuhkan tidak hanya kasih sayang
orang tuanya, tetapi juga sarana yang membuatnya bisa tumbuh dan
berkembang”. Hal ini juga dapat diartikan jika belum siap secara sosial
ekonomi sebaiknya juga menunda kehamilan12. Penundaan kehamilan ini
juga sangat baik dilakukan apabila pasangan usia subur (PUS) belum
ingin memiliki anak, demi mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan karena salah satu penyebab kehamilan tidak diinginkan adalah

7
kehamilan datang pada saat yang tidak diharapkan karena ketidaksiapan
dari berbagai faktor13.
2. Etiologi
Alasan atau penyebab dari penundaan rencana kehamilan pada pasangan
usia subur yang baru menikah adalah:
a. Persiapan Kesehatan
Usia ideal untuk menikah adalah minimal 21 tahun bagi perempuan
dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah siap
menghadapi kehidupan keluarga yang dipandang dari sisi kesehatan
dan perkembangan emosional. Apabila terjadi perkawinan sebelum
usia yang dianjurkan usahakan agar kehamilan pertama terjadi pada
usia minimal 21 tahun. Risiko kehamilan dan persalinan usia dini,
seperti keracunan kehamilan, perdarahan hebat, cacat bawaan pada
janin, bayi lahir premature atau berat lahir rendah dan kematian ibu
b. Risiko psikologis
Emosi yang belum stabil, memungkinkan untuk penundaan
kehamilan karena alas an belum siap menjadi orang tua dan takut
akan terjadi banyaknya pertengkaran atau bentrokan (KDRT) yang
berkelanjutan dan dapat mengancam kelangsungan rumah tangga dan
berujung pada perceraian.
c. Risiko ekonomi/keuangan
Pernikahan yang memang dalam perencanaan finansial belum dalam
keadaan stabil dapat membuat pasangan usia subur (PUS)
memutuskan untuk menunda kehamilan. Dengan alas an umumnya
belum mandiri secara ekonomi dan ini dapat menjadi sumber
ketidakharmonisankeluarga.
d. Risiko pendidikan.
Menikah dengan status masih menjadi mahasiswa atau berencana
untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi apabila
memiliki anak dikhawaitirkan akan menyebabkan pencapaian
pendidikan tinggi terhambat.

8
e. Keputusan Bersama
Keputusan Bersama dari pasangan usia subur (PUS) untuk menunda
dengan alasan ingin menikmati kebersamaan sebelum dapat focus ke
anak dapat menjadi penyebab penundaan kehamilan.14
3. Prognosis dan Komplikasi
Apabila penundaan kehamilan yang direncanakan gagal, dapat
menimbulkan akibat lanjutan seperti:
a. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat mengakibatkan lahirnya
seorang anak yang tidak diinginkan (unwanted child). Masa depan
anak yang tidak diinginkan ini sering tidak mendapat kasih sayang
dan pengasuhanyang semestinya dari orang tuanya membuatanak
lebih rewel dari biasanya.
b. Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dapat memicu terjadinya
pengguguran kandungan (aborsi) karena sebagian besar perempuan
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan mengambil keputusan
atau jalan keluar dengan mengalami aborsi, terlebih lagi aborsi yang
tidak aman.15
4. Pencegahan
Cara mencegah untuk terjadi kehamilan pada klien dengan rencana
penundaan kehamilan adalah dengan Kontrasepsi merupakan suatu
metode untuk mencegah terjadinya kehamilan. Macamnya, antara lain
sebagai berikut
a. Metode Kontrasepsi Alamiah.
Pencegahan kehamilan tanpa menggunakan alat dan tanpa
pemeriksaan medis, meliputi abstinesia (tidak melakukan hubungan
seks), senggama terputus (pada puncak senggama zakar dikeluarkan
dari vagina sehingga mani keluar di luar vagina), pantang berkala
(tidak senggama pada masa subur).13 menggunakan metode
symtomtermal juga dapat dilakukan untuk menunda kehamilan tanpa
alat kontrasepsi16
b. Metode Kontrasepsi Buatan

9
Pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan harus melalui
pemeriksaan medis. Metode ini terdiri dari non hormonal (kondom,
spermisida dan alat kontrasepsi dalam rahim) serta hormonal (pil,
suntik, susuk).13
Efek penundaan kehamilan antara lain penundaan yang terlalu lama,
memakai cara kontrasepsi berisiko tinggi terhadap metabolism tubuh
dapat menggangu kembalinya kesuburan akibat ketidakseimbangan
hormon17. Menunda kehamilan Sementara dianjurkan untuk tidak
menggunakan kontasepsi hormonal. Apabila ingin penundaan yang
lama dan menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan sangat
memungkinkan terjadinya perubahan status feritilas Wanita. Semakin
lama seorang Wanita memakai kontrasepsi hormonal maka sulit
kemungkinan untuk memiliki anak secara langsung sebab harus
menunggu tubuh menstabilkan hormone dengan baik18.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan seputar perencanaan penundaan kehamilan dapat berupa
pemeriksaan fisik dan KIE seputar apa yang harus dipersiapkan sebelum
menikah dan bagaimana cara penundaan kehamilan yang tepat.
a. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari
pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk
mempersiapkan calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.
Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas atau rumah
sakit.
b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas
fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali
dalam seminggu selama ½ jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat
olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan
berat badan.mBerat badan kurang dapat mengganggu kesuburan

10
karena kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara
kelebihan berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi menjadi
tidak teratur. Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih besar
untuk mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan
diabetes selama kehamilan.
c. Meningkatkan asupan makanan bergizi
Persiapan perkawinan yang sehat dan guna persiapan kehamilan yang
sehat di masa mendatang memang sangat penting terkait dengan
makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang,
memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan
yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan
pewarna. Suplementasi asam folat tiga bulan sebelum konsepsi,
kondisi metabolik yang lebih baik selama kehamilan, menurunnya
risiko aborsi dan menurunnya angka kematian bayi sehingga secara
tidak langsung mengurangi komplikasi pada kehamilan.19
d. Persiapan secara psikologis dan mental
Kesiapan psikologis untuk menikah diartikan sebagai: 1) kesiapan
individu dalam menjalankan peran sebagai suami atau istri; meliputi
pengetahuan akan tugasnya masingmasing dalam rumah tangga; 2)
kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi; 3) mampu melakukan
manajemen konflik yang sehat. Apabila sudah merasa cukup secara
mental atau psikologis untuk dapat membangun Rumah tangga yang
lebih lengkap dengan memiliki anak, berdiskusi dengan pasangan
adalah cara yang tepat untuk memastikan kapan kesiapan untuk
memiliki anak dimulai.
e. Perencanaan financial/keuangan
Penyebab perceraian tertinggi adalah masalah keuangan. Keluarga
perlu memiliki penghasilan secara mandiri dan mengatur penghasilan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
Yang perlu dipersiapkan dari sisi keuangan adalah: 1) Cara

11
pengaturan pemasukan dan pengeluaran yang baik, 2) Mengetahui
dan menetapkan tujuan keuangan bersama, meliputi dana darurat,
dana rumah, dana persiapan kehamilan, dana pendidikan anak, dan
dana pensiun. Apabila perencanaan keuangan dirasa sudah cukup siap
dan stabil, maka program penundaan kehamilan dapat segera diakhiri
dan dialihkan untuk program perencanaan kehamilan.14
f. Kesehatan organ reproduksi
Organ reproduksi perlu dijaga kesehatannya agar dapat berfungsi
dengan baik. Beberapa tips untuk menjaga Kesehatan organ
reproduksi antara lain:
1) Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari.
2) Gunakan pakaian dalam berbahan skatun yang dapat menyerap
keringat dan tidak terlalu ketat
3) Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang
dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan
handuk atau tisu
4) Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab atau bau
5) Khusus untuk perempuan tidak boleh terlalu sering menggunakan
cairan pembilas vagina dan jangan gunakan pembalut dalam
waktu lama, minimal setiap 4 jam sekali harus diganti. Untuk
yang sedang menderita keputihan berbau harap segera
memeriksakan diri ke tenaga Kesehatan
6) Dianjurkan untuk laki-laku untuk sudah disunat.15
g. Edukasi Pemilihan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan
a. Mencegah Kehamilan dengan Coitus Interuptus
Metode ini juga dikenal dengan metode senggama terputus.
Teknik ini dapat mencegah kehamilan dengan cara sebelum
terjadi ejakulasi, seorang pria harus menarik penisnya dari vagina
sehingga tidak setetespun sperma masuk ke dalam rahim wanita.
b. Mencegah Kehamilan dengan Teknik Kalender

12
Teknik ini sangat erat berkaitan dengan kemampuan seorang
Wanita untuk mengetahui masa suburnya. Dengan teknik
kalender, seorang wanita diharapkan dapat mencegah terjadinya
kehamilan dengan cara tidak melakukan hubungan intim diwaktu
3 sampai 5 hari sebelum masa subur.
c. Mencegah Kehamilan dengan Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi merupakan satu hal yang paling masuk
akal. Walaupun tingkat keberhasilannya untuk mencegah kehamilan
mendekati 100% banyak masyarakat kita enggan untuk menggunakan
alat kontrasepsi. Alat pencegah kehamilan tersebut, sebagai berikut:
1) Kondom.
2) Pil KB
Pil KB yang dirasa efektif untuk mencegah kehamilan biasanya
pil KB yang berisi kombinasi hormon pencegahkehamilan.
3) Susuk/norplant/implant
Hampir sama dengan pil KB, nusuk/ norplant ini setelah
tertanam dalam tubuh wanita akanmengeluarkan hormon
pencegah kehamilan secara terusmenerus.
4) Menggunakan injeksi
Teknik ini dengan cara menyuntikkan obat Depo Provera yang
berisikan hormon ke dalam tubuh wanita dalam waktu tertentu.
Biasanya wanita yang ingin mencegah kehamilan diberi dua opsi
utuk melakukan suntik secara bulanan atau setiap tiga bulan
sekali.
5) Menggunakan diafragma dan kap serviks uterus: teknik ini
bekerja untuk mencegah kehamilan dengan cara memasukkan
diafragma/kap karet ke dalam vagina selama enam jam
sebelumberhubungan intim.13
h. Informasi seputar kehamilan
1) Masa subur

13
Masa subur adalah saat indung telur (Ovarium) melepaskan sel
telur yang sudah siap dibuahi ke saluran indung telur. Masa
subur adalah periode dalam siklus menstruasi dimana konsepsi
atau fertilisasi (pembuahan) paling mungkin terjadi, karena pada
periode tersebut terdapat sel telr yang matang dan siap dibuahi.
a) Masa subur dapat diketahui dengan cara menghitung ovulasi
atau masa subur pada Wanita
b) Puncak masa subur terjadi saat 14 hari sebelum menstruasi
dimulai. Dengan rentang waktu 2 hari sebelum dan sesudah
puncak masa subur
c) Sebelum ingin mengetahui masa subur, pastikan siklus
menstruasi
d) Kenali masa subur dengan merasakan gejala berupa
perubahan lendir pada vagina menjadi bending dan lebih
cair. Selain itu terjadi juga dorongan seksual yang
meningkat, temperature tubuh meningkat dan payudara lebih
lunak
e) Mengetahui masa subur sangat penting, karena masa ini
merupakan waktu yang paling tinggi untuk terjadi
kehamilan.
2) Tanda-tanda kehamilan
Apabila terjadi kehamilan diharapkan Wanita yang sudah
menikah dapat merasakan tanda dan gejalanya yaitu:
a) Tidak mendapay menstruasi/ haid pada bulan berikutnya
b) Merasa mual dan muntah terutama di pagi hari
c) Test kehamilan dengan menggunakan test pack menunjukan
dua garis merah
3) Kehamilan sehat
Kehamilan yang sehat dan ideal adalah kehamilan yang
direncanaan, diinginkan dan dijaga perkembangannya dengan
baik. Usia terbaik Wanita untuk hamil antara 20-35 tahun dengan

14
jarak antar kelahiran 3-5 tahun dengan jumlah anak tidak lebih
dari 2 dalam satu keluarga. Apabila ingin merencanakan anak
harus dipertimbangkan secara matang mengenai biaya
perawatan, Pendidikan, dan kehidupan yang layak termasuk
pemenuhan gizinya. Kehamilan yang sehat juga didukung oleh
keteraturan untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehtan untuk
mendeteksi dini kondisi Kesehatan ibu dan bayinya.15
6. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi20:
Pasal 9
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 12 menyebutkan bahwa bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, berwenang untuk:
a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana; dan
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Mengenai hal ini juga disebutkan di Undang-undang no 4 tahun 2019
tentang kebidanan Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan
komunikasi, informasi, edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan
kontrasepsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.21
7. Pengkajuan data
Data subjektif dan objektif yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
a. Data subjektif
1) Siklus menstruasi dan keluhannya

15
2) Pola hidup (makan, minum, eliminasi, istirahat dan aktifitas)
3) Riwayat peyakit (penyakit yang sedang diderita, penyakit
genetik, dan masalah kesehatan jiwa22.
4) Status imunisasi TT
5) Persiapan pra nikah (persiapan fisik, persiapan gizi, menjaga
Kesehatan organ reproduksi dan menjaga Kesehatan jiwa
(mental) calon suami dan istri serta persiapan keuangan)14.
6) Rencana setelah menikah
b. Data objektif
1) Tanda-tanda vital (denyut nadi, frekuensi nafas, tekanan darah,
suhu tubuh) diperlukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
status kesehatan
2) Status gizi meliputi (berat badan, tinggi badan, LILA (lingkar
lengan atas), tanda-tanda anemia) diperlukan untuk mengetahui
dan mengidentifikasi status gizi dan deteksi awal anemia
3) Pemeriksaan penunjang (laboratorium) seperti hemoglobin (Hb)
dan status kehamilan. Dalam kondisi tertentu/ atas saran dokter
dapat dilakukan pemeriksaan darah lainnya seperti : gula darah,
HIV, IMS (sifilis), hepatitis, TORCH, malaria (daerah endemis),
dan thalesemia23.

16
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Data subjektif
Nn. S usia 22 tahun datang sendiri pada pukul 09.30 ke Puskesmas
Gondokusuman I. dengan alasan kedatangan ingin suntik TT untuk
persyaratan pernikahan dari KUA. Dari data ini dapat dilihat bahwa Nn.S
berusia 22 tahun dimana menurut menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah.24 Bedasarkan alasan yang diungkapkan Nn. S hal ini
benar adanya bedasarkan program pemerintah bahwa meningkatkan
cakupan imunisasi TT. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi mengamanatkan bahwa wanita
usia subur dan ibu hamil merupakan salah satu kelompok populasi yang
menjadi sasaran imunisasi lanjutan.25
Saat dilakukan anamnesa mengenai menstruasi, Nn. S menarche pada
usia 12 tahun, Nn. S memiliki HPHT 13 Agustus 2021 memiliki siklus 28-
30 hari, banyak darah ganti pembalut 4-5 kali pada hari pertama lalu
berangsur mengurang, tanpa keluhan nyeri ataupun keputihan yang tidak
normal. Pengkajian ini membuktikan bahwa Nn. S tidak memiliki masalah
atau gangguan mengenai menstruasi. Hal ini sesuai dengan teori dari
Verawaty tahun 2011 bahwa Menstruasi yang normal berlangsung kurang
lebih 4-7 hari. Jumlah darah yang dikeluarkan sekitar 2-8 sendok makan.
Sementara satu siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, tetapi panjang
siklus 24-35 hari masih dikategorikan normal. Sistem kerja tubuh wanita
berubah-ubah dari bulan ke bulan tapi ada beberapa wanita yang memiliki
jumlah hari yang sama persis setiap siklus menstruasinya.26
Saat ditanya mengenai personal hygiene Nn. S sudah melakukan
serangkaian prinsip personal hygiene dengan baik. Hal ini sangat baik
sudah dilakukan karena menurut teori dari Silalahi (2017) bahwa

17
personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang
bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang
lain, baik secara fisik maupun psikologis.27 Nn. S mengatakan tidak
memiliki Riwayat penyakit serius, hanya saja Nn. S bercerita bahwa ibu
kandung memiliki penyakit gangguan kejiwaan. Hal ini menunjukan
bahwa Nn. S saat ini dalam keadaan sehat dan minim keturunan penyakit
sistemik. Namun ada keluarga yang memiliki gangguan kejiwaan. Pola
makan Nn. S sudah baik yaitu 3 kali sehari dengan buah dan sayur serta
minum yang cukup, namun asupan protein hewani yang Nn. S konsumsi
tidak banyak karena lebih menyukai protein nabati. Hal ini sudah baik
dilakukan Nn. S bedasarkan teori yang disebutkan Muin (2014) dalam
buku saku calon pengantin mengingat persiapan perkawinan yang sehat
dan guna persiapan kehamilan yang sehat di masa mendatang memang
sangat penting terkait dengan makanan dan nutrisi yang dikonsumsi.14
Nn. S mengatakan akan menikah pada tanggal 12 Oktober 2021 dan
berencana menunda kehamilannya karena ingin melunasi cicilan motor
selama 6 bulan kedepan agar beban ekonomi tidak terlalu berat. Nn. S
tidak mengetahui bagaimana cara menunda kehamilan selama 6 bulan
kedepan. Nn. S juga mengatakan tidak mengerti bagaimana cara
menghitung masa subur dan tanda-tanda masa subur. Persiapan pra nikah
yang dilakukan Nn. S hanya dari segi ekonomi yaitu mulai menabung.
Dari data pengkajian ini didapatkan hasil bahwa Nn. S berencana menunda
kehamilan karena kondisi finansial. Hal ini sangat baik dilakukan, sesuai
dengan teoriAstuti (2017) bahwa dilakukannya penundaan kehamilan
apabila belum siap agar dapat tercapai kehamilan yang sehat dan
direncanakan.3
2. Data objektif
Hasil pemeriksaan di Puskesmas Gondokusuman I didapatkan bahwa
Nn. S memiliki berat badan 43,83 Kg dengan tinggi badan 143 Cm
sehingga didapatkan IMT 21,43 dan Lila sebesar 25 cm. Bedasarkan data
pemeriksaan ini didapatkan IMT dan Lila dengan hasil yang baik yang

18
artinya Nn. S memiliki status gizi yang baik. Menurut Kemenkes RI 2018
kirsaran IMT 18.5-25 merupakan IMT normal. 28 sementara untuk ukuran
Lila MenurutAiyani (2012) Lila juga menunjukan hasil yang normal
sesuai dengan teori bahwa Ambang batas LiLA yang digunakan adalah
23,5 cm.29 Lalu dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil
109/83 mmHg. Nadi Nn. S 83x/menit. Selain itu juga dilakukan
pemeriksaan penunjang dari laboratorium dengan hasil Hb 12,9 gr/dl dan
PP test negative. Hasil pemeriksaan Hb merupakan kategori tidak anemia
menurut WHO Anemia merupakan suatu kondisi dimana kadar
hemoglobin (Hb) kurang dari nilai normal yaitu 12 gr/Dl.30
B. Analsis
Nn. S Usia 22 Tahun Wanita Usia Subur sehat dengan persiapan pra
nikah dengan rencana penundaan kehamilan. Analisa ini ditegakkan atas dasar
pemeriksaan dari mulai data subjektif dan data objektif. Penegakan diagnosa
tersebut atas dasar data yang diperoleh yaitu berencana menunda
kehamilannya karena ingin melunasi cicilan motor selama 6 bulan kedepan
agar beban ekonomi tidak terlalu berat. Nn. S tidak mengetahui bagaimana
cara menunda kehamilan selama 6 bulan kedepan. Hal ini sesuai dengan teori
Yang disebutkan Windiyaningsih (2018) bahwa Penundaan kehamilan ini juga
sangat baik dilakukan apabila pasangan usia subur (PUS) belum ingin
memiliki anak, demi mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
karena salah satu penyebab kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan
datang pada saat yang tidak diharapkan karena ketidaksiapan dari berbagai
faktor.13 penundaan kehamilan harus direncanakan dengan matang
menggunakan metode kontrasepsi yang tepat.
C. Penatalaksanaan
Setelah Nn. S dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif
serta menegakkan diagnosa bedasarkan data tersebut lalu dilakukan tata
laksana untuk menangani kasus yang Nn. S alami. Tatalaksana yang
diberikan adalah pemberian KIE dan penyuntikan imunisasi TT.

19
Pemberian KIE mengenai perencanaan penundaan kehamilan karena
Nn. S merencanakan menunda selama 6 bulan karena finansial. Memberikan
edukasi untuk menunda dengan metode KB agar terhindar dari kehamilan
yang tidak direncanakan. Metode KB yang disarankan untuk penundaan 6
bulan adalah metode yang jangka pendek dengan tanpa hormonal. Hal ini
sudah sesuai dengan teori Handayani bahwa Menunda kehamilan Sementara
dianjurkan untuk tidak menggunakan kontasepsi hormonal. Apabila ingin
penundaan yang lama dan menggunakan alat kontrasepsi hormonal akan
sangat memungkinkan terjadinya perubahan status feritilas Wanita. Semakin
lama seorang Wanita memakai kontrasepsi hormonal maka sulit
kemungkinan untuk memiliki anak secara langsung sebab harus menunggu
tubuh menstabilkan hormone dengan baik.18 Dalam hal ini Nn. S akan
berdiskusi lebih lanjut dengan calon suami dan akan Kembali berkonsultasi
lagi khusus untuk perencanaan KB.
Selanjutnya, pemberian KIE tentang gizi seimbang dengan tetap
mempertahankan asupan nutrisi yang sudah menjadi kebiasaan Nn.S karena
sudah baik dan status gizi Nn. S juga sudah baik. Diharapkan mampu
mempertahankan dengan mengimbangi asupan protein dari hewani mengingat
status gizi sangat penting dalam persiapan pra nikah. Penambahan tablet asam
folat juga sangat baik untuk persiapan kehamilan nantinya mencegah terjadi
kecacatan pada janin. Hal ini sudah sesuai dengan teori dari Muin (2014)
bahwa Persiapan perkawinan yang sehat dan guna persiapan kehamilan yang
sehat di masa mendatang memang sangat penting terkait dengan makanan dan
nutrisi yang dikonsumsi.14 Menurut Yulivantina (2021) Pemberian
suplementasi asam folat juga sangat baik dilakukan mengingat suplementasi
asam folat tiga bulan sebelum konsepsi, kondisi metabolik yang lebih baik
selama kehamilan, menurunnya risiko aborsi dan menurunnya angka
kematian bayi sehingga secara tidak langsung mengurangi komplikasi pada
kehamilan.19
KIE mengenai perencanaan pra nikah meliputi persiapan psikologi
dan finansial. Hal ini sesuai dengan teori Muin (2014) bahwa persiapan

20
psikologi penting guna memanajemen konfilik yang mungkin terjadi dalam
hubungan pernikahan. Perisapan finansial juga dibutuhkan yang
mengungkapkan bahwa Keluarga perlu memiliki penghasilan secara mandiri
dan mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan keluarga.14 Dilanjutkan dengan pemberian KIE personal hygiene,
secara menyeluruh. Keseuaian teori dari silalahi (2017) terhadap hal ini
adalah personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang
bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang
lain, baik secara fisik maupun psikologis.27 Khususnya reproduksi sangat
diperlukan bagi pasangan pra nikah karena pada tahap selanjutnya mereka
akan berhubungan suami istri yang harus meningkatkan kesadaran dalam
menjaga kebersihan kelamin.
KIE informasi kehamilan seperti masa subur dan tanda kehamilan.
Hal ini diperlukan mengingat penundaan kehamilan harus mengetahui dimana
peluang terjadinya kehamilan sangat tinggi pada wanita dengan menjelaskan
masa subur diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Pemberian KIE tanda kehamilan juga dilakukan apabila
terjadi kehamilan nantinya pada Nn. S. Penyuntikan imunisasi TT dilakukan
pada Nn. S sebagai tujuan awal Nn. S datang ke Puskesmas Gondokusuman I
untuk syarat pernikahan serta mencegah penyakit tetanus pada ibu hamil dan
janin. Hal ini sesuai dengan teori Muin (2014) bahwa Calon pengantin
perempuan perlu mendapat imunisasi TT untuk mencegah dan melindungi
diri terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur
hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.14

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, saya dapat memahami kasus secara nyata tentang
asuhan yang diberikan pada Wanita usia subur pra nikah dengan rencana
penundaan kehamilan. Asuhan kebidanan yang diberikan Nn. S di Puskesmas
Gondokusuman I sudah sesuai teori yang ada. Selain itu dari penatalaksanaan
kasus, saya dapat menarik kesimpulan;
1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data atau anamnesis secara
subjektif dengan hasil Nn.S berencana untuk menunda kehamilannya pada
saat setelah menikah karena masalah finansial, Nn.S belum mengetahui
bagaimana cara menunda kehamilan dengan baik dan efektif.
2. Melakukan intrepretasi data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik dasar yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan. Didapatkan diagnosa Nn. S Usia
22 Tahun wanita usia subur (WUS) sehat dengan persiapan pra nikah
dengan rencana penundaan kehamilan
3. Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa pada Nn.S yaitu potensial terjadi
kehamilan yang tidak diinginkan apabila tidak menunda kehamilan
dengan baik dan benar.
4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan atau tindakan segera oleh bidan. Tindakan segera yang
dilakukan adalah memberikan konseling seputar pemilihan alat
kontrasepsi setelah menikah.
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi yaitu dengan memberikan KIE seputar
ppersiapan pra nikah, gizi seimbang, personal hygiene, dan seputar
kehamilan.

22
6. Melakukan penatalaksanaan yang dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secera komperhensif yaitu penyuluhan
dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up serta melakukan
pendokumentasian berdasarkan seluruh tindakan yang telah dilakukan
pada kasus Nn. S Usia 22 Tahun wanita usia subur (WUS) sehat dengan
persiapan pra nikah dengan rencana penundaan kehamilan di Puskesmas
Gondokusuman I.
7. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan
diagnosa. Nn. S menerima semua saran yang diberikan, dan akan
mempertimbangkan KB apa yang akan digunakan, berkomitmen untuk
Kembali setelah menikah guna konseling KB.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Sebagai mahasiswa agar lebih menguasai materi dan mampu
mengaplikasikannya sehingga ketika terjadi masalah dapat mengkajinya
lebih dalam dan memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan pasien.
Mahasiswa diharapkan untuk membaca literature terbaru untuk
menambah wawasan mengenai persiapan pranikah dengan penundaan
kehamilan
2. Bagi Bidan di Puskesmas Gondokusuman I
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan konseling,
informasi dan edukasi (KIE) pada wanita usia subur pranikah sebegai bekal
persiapan dan perencanaan kehidupan pernikahan dari segi kesehatan.
3. Bagi Wanita Usia Subur Pra Nikah di Wilayah Kerja Puskesmas
Gondokusuman I
Sebagai Wanita subur yang akan segera menikah harus
mempersiapkan dan merencanakan kehidupan saat akan menikah dan
setelah menikah. Perencanaan yang matang dan mempertimbangkan

23
segala risiko akan memiliki dampak yang baik bagi kelangsungan Rumah
tangga setelah pernikahan.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
2. Setiawan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa;
3. Astuti S. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga; 2017.
4. WHO. Trends in Maternal Mortality : 1990 to 2015. 2015;
5. BPS. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015. Jakarta: BPS; 2015.
6. Susiana S. Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya. Puslit BKD. 2019;11.
7. Dinkes DIY. Profil Kesehatan DIY Tahun 2018. 2018.
8. Kemenkes RI. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan
Reproduksi Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian
kesehatan dan kementrian agama; 2017.
9. BKKBN. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat.
BKKBN dan UMM. 2014;
10. Kemenkes RI. Buku Panduan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Jakarta: Kemenkes RI; 2016.
11. Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka;
2009.
12. Lukman AJ. Remaja Hari Ini Adalah Pemimpin Masa Depan. Jakarta;
2014.
13. Windiyaningsih C. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Vol. 148. Depok:
Rajawali Pers; 2018.
14. M Edi Muin. Buku Saku untuk Calon Pengantin [Internet]. 2014. p. 104.
Available from: http://bimbinganperkawinan.com/downloads/
15. Kemenkes RI. Buku Saku Kespro dan Seksual Bagi Catin. 2018.
16. Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika; 2012.
17. J E. Mempersiapkan Persalinan Sehat. Jakarta: Pustaka Baru Press; 2012.
18. Handayani S. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama; 2014.

25
19. Yulivantina EV, Mufdlilah M, Kurniawati HF. Pelaksanaan Skrining
Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. J Kesehat Reproduksi.
2021;8(1):47.
20. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1464
MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. 4
Oktober 2010. 2010.
21. Undang Undang No. 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan.
22. KEMENKES. Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil. 2017.
23. Kesehatan KA dan K. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan
Reproduksi Calon Pengantin. Kementrian kesehatan dan kementrian
agama; 2017.
24. Ellysa. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja. 2017.
25. Kemenkes RI. PMK No. 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi. 2013.
26. Noor Verawaty S, Rahayu. Menjaga Kesehatan Seksual Wanita. Bandung:
Grafindo; 2011.
27. Silalahi V, Putri RM. Personal Hygiene Pada Anak Sd Negeri Merjosari 3.
J Akses Pengabdi Indones Vol. 2017;2(2).
28. Kementerian Kesehatan RI. Epidemi Obesitas. Jurnal Kesehatan. 2018. p.
1–8.
29. Ariyani DE, Achadi EL, Irawati A. Validitas Lingkar Lengan Atas
Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Wanita Indonesia.
Kesmas Natl Public Heal J. 2012;7(2):83.
30. World Health Organization. WHA Global Nutrition Targets 2025: Anaemia
Policy Brief. Geneva; 2012.

26
LAMPIRAN

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PRA NIKAH


PADA NN. S USIA 22 TAHUN WANITA USIA SUBUR (WUS) SEHAT
PERSIAPAN PRA NIKAH DENGAN RENCANA PENUNDAAN
KEHAMILAN

Waktu pengkajian : 31 Agustus 2021 pukul 09.30 WIB


Tempat pengkajian: Puskesmas Gondokusuman I
BIODATA PASIEN
Nama : Nn. S
Umur : 22 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat : Gendeng GK IV/885 RT 78/18 Baciro, Yogyakarta
BIODATA KELUARGA
Identitas : Ayah Ibu Adik
Nama : Tn. S Ny. Y Tn. D
Umur : 47 tahun 45 tahun 15 tahun
Pendidikan : SMP SMP SD
Pekerjaan : Buruh IRT Pelajar
Penghasilan : Rp±1.700.000 - -

DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Nn. S mengatakan ingin suntik TT untuk syarat menikah
2. Riwayat Menstruasi

27
Menarche umur 12 tahun. Siklus 28-30 hari. Teratur. Lamanya 7 hari. Sifat
darah encer. Flour Albus : tidak ada. Bau khas darah. Dysmenorrhea: tidak .
Banyak darah : 3-4 x ganti pembalut. HPHT: 13 Agustus 2021
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit Sistemik yang Pernah/ Sedang Diderita
Nn. S mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit apapun
b. Penyakit Sistemik yang Pernah/Sedang Diderita keluarga
Nn S mengatakan ibu kandung mengalami gangguan kejiwaan
c. Riwayat Penyakit Ginekologi
Nn.S mengatakan tidak pernah menderita penyakit radang panggul, miom,
kista dll
4. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3 kali/hari sering
Macam Nasi, sayur, lauk Air putih, susu
Jumlah Porsi sedang 1 gelas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali/hari Lebih dari 4 kali/hari
Keluhan Tidak ada keluhan tidak ada keluhan
c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : menjadi karyawan di toko aksesoris Hp dari
08.00-21.00
Istirahat/Tidur : malam 7-8 jam Siang tidak tidur
d. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap mandi, setelah BAK dan
BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam Setiap kali setelah mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan berbahan dasar katun

28
d. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap mandi, setelah BAK dan
BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam Setiap kali setelah mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan berbahan dasar katun
5. Riwayat imunisasi TT
TT1= bayi
TT2= bayi
TT3= SD
TT4= SD
6. Perencanaan pra nikah
Nn. S sudah siap dan yakin untuk menikah pada 12 Oktober 2021 dan akan
menerima segala kemungkinan baik dan buruk Bersama calon suami. Nn S
dan calon suami sudah mempersiapkan untuk acara pernikahan dengan
menabung Bersama calon suami. Nn.S berencana menunda kehamilan selama
6 bulan setelah menikah karena ingin melunasi cicilan motor terlebih dahulu.
Nn. S tidak tahu bagaimana cara untuk menunda kehamilan dengan baik dan
efektif agar Nn.S tidak hamil dahulu, namun setelah 6 bulan pasca menikah
Nn. S ingin segera hamil.
7. Rencana setelah menikah
Nn. S dan calon suami berencana untuk tinggal Bersama di Rumah orang tua
dari calon suami Nn. S. ini merupakan kesepakatan bersma
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Status emosional : Stabil
c. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 83 x/mnt
Pernafasan : 22 x/mnt

29
Suhu : 36.6ºC
d. BB/TB : 43, 82 kg / 142 cm
e. LILA : 25 cm
f. IMT : 21,43
2. Pemeriksaan penunjang
Hb: 12,9 gr/Dl dan PP test hasil negatif

ANALISA
1. Diagnosa
Nn. S Usia 22 Tahun wanita usia subur (WUS) sehat dengan persiapan pra
nikah dengan rencana penundaan kehamilan
2. Masalah
Tidak tahu bagaimana cara menunda kehamilan yang baik dan efektif
3. Kebutuhan
Persiapan pra nikah meliputi KIE mengenai perencanaan penundaan
kehamilan, KIE tentang gizi seimbang, KIE mengenai perencanaan pra nikah,
KIE personal hygiene, KIE informasi Kehamilan, penyuntikan imunisasi TT
4. Diagnose potensial
Kehamilan tidak diinginkan
5. Antisipasi Tindakan segera
Merencanakan untuk sepakat dengan calon suami mengikuti program keluarga
berencana setelah menikah
PENATALAKSANAAN (31 Agustus 2021 pukul 10.00)
1. Memuji Nn.S bahwa apa yang direncanakan untuk menunda kehamilan
memang sangat tepat apabila dirasa belum siap secara finansial, hal ini akan
mengurangi kejadian kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak di
inginkan. Perencanaan penundaan kehamilan harus mulai dipikirkan dari
sekarang, karena Nn S ingin menunda hanya 6 bulan atau jangka pendek
dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi yang berjangka pendek.
E: Nn S menyimak dengan baik dan menanyakan metode kontrasepsi apa
yang mungkin digunakan

30
2. Menjelaskan mengenai metode kontrasepsi yang bisa digunakan setelah
menikah yaitu ada 2 jenis non hormonal dan hormonal. Menjelaskan berbagai
kontrasepsi jangka pendek non hormonal seperti kondom, pantang berkala,
coitus interruptus, menjelaskan kelebihan dan kekurangan serta efek yang
mungkin ditimbulkan. Kemudian menjelaskan mengenai kontrasepsi
hormonal yang jangka pendek seperti KB pil dan Suntik kb 1 bulan dan 3
bulan. Disarankan kepada Nn.S berdiskusi dengan calon suami setelah
menikah menggunakan KB jenis apa dan disarankan tidak menggunakan
hormonal.
E: Nn.S mengatakan akan menanyakan kepada calon suami dan akan
berkonsultasi khusus mengenai KB menjelang menikah
3. Menjelaskan kepada Nn. S mengenai asupan gizi yang baik untuk
mempertahankan status gizi Nn. S yang saat ini dalam kategori normal.
Perbanyak konsumsi protein karena Nn. S kurang dalam konsumsi protein
hewani seperti telur, ikan, daging ayam, hati ayam, daging sapi. Selain itu
makanan yang dikonsumi Nn. S sehari-hari sudah sangat baik, usahakan untuk
tetap pertahankan sebagai bekal nantinya persiapan kehamilan apabila sudah
siap. Nantinya Nn. S akan diberikan tablet asam folat untuk menambah asupan
asam folat agar nantinya jika Nn. S hamil sudah memiliki asam folat yang
cukup didalam tubuh. Diminta meminum 1 kali sehari 3 bulan sebelum
program kehamilan
E: Nn. S menyetujui untuk mulai mengkonsumsi protein hewani dan menjaga
pola makan agar tetap baik
4. Memberi informasi kepada Nn.S untuk mempersiapkan dalam hal psikologis
dan finansial. Langkah yang diambil Nn. S dalam persiapan finansial sudah
baik dengan menabung dan menunda kehamilan karena belum selesai ciclan
motor, hal ini sudah tepat dilakukan. Selebihnya pengeluaran saat menikah
mungkin akan lebih banyak diharapkaan Nn. S dan suami mempersiapkan
bersama untuk finansial. Kemudian persiapkan untuk psikologi dan mental
yang sehat agar dapat membina konflik dan menyelesaikan masalah dengan
baik dalam pernikahan. Adanya keterbukaan dan toleransi yang bai kantar

31
pasangan akan membuat hubungan terasa lebih baik, selengkapnya akan
dikolaborasikan dengan petugas psikolog
E: Nn S mengangguk paham dan bersedia setelah ini ke bagian Psikologi
Puskesmas
5. Memberitahu Nn S untuk menjaga kebersihan kelamin sebagai bentuk
menjaga Kesehatan organ reproduksi. Rutin mengganti pakaian dalam 2 kali
sehari atau jika merasa lembab, kemudian setelah buang air besar dan kecil
dibersihkan dengan baik dari arah depan kebelakang serta dikeringkan dengan
menggunakan handuk atau tisu, menggunakan pembalut tidak terlalu lama
usahakan 4 jam sekali Ganti dan hindari menggunakan sabun pembersih
organ kewanitaan
E: Nn. S mampu memperaktikan cara yang baik dengan perantara tangan
6. Mengajari Nn. S untuk menghitung masa subur dan merasakan kehadiran
puncak masa subur untuk mengetahui waktu kemungkinan kehamilan
terbesar, selain itu karena Nn. S sudah memiliki aplikasi siklus menstruasi di
handphone nya dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Menjelaskan arti-arti
dalam aplikasi yang dimiliki Nn, S. selain itu menjelaskan mengenai tanda
apabila terjadi kehamilan seperti telat haid, test kehamilan positif.
E: Nn. S paham dan dapat menjelaskan Kembali serta menentukan masa
suburnya
7. Menjelaskan fungsi imuniasasi TT bagi Nn.S selain menjadi persyaratan akan
menikah adalah untuk mencegah penyakit tetanus toxoid pada Nn.S dan
mungkin bayi yang nantinya dilahirkan. Meempersilahkan Nn S untuk duduk
di bed dengan mempersiapkan lengan sebelah kiri. Menyedot vaksin TT dari
vial dengan spuit sebanyak 0.5 ml. kemudian membersihkan lengan area
penyuntikan dengan alcohol swab, lalu menyuntikan vaksin TT sampai habis
0.5 ml
E: suntikan TT telah berhasil disuntikkan pda Nn.S
8. menjelaskan mengenai alur pemeriksaan calon pengantin nantinya akan
dirujuk ke bagian gizi dan psikolog dan dokter umum untuk mendapatkan
konseling sesuai dengan yang Nn. S butuhkan

32
E: Nn. S bersedia untuk ke poli umum, gizi dan psikolog, serta memberi pesan
ke psikolog bahwa ada Riwayat gangguan jiwa pada keluarga Nn.S

33

Anda mungkin juga menyukai